3.
4.
5.
dan sedu penghabisan bisa terdekap. Lewat kata tersebut pengarang mecoba
menghidupkan rumah tua yang seakan mampu bercerita, dan menghidupkan juga
kelepak elang yang mampu menyinggung perasaan orang yang sedang muram. Hari pun
dikatakan pengarang seakan berlari dan berenang menjauh hingga pengarang bisa
memutar balik waktu itu. Pengarang juga berusaha menidurkan tanah air sehingga
merasa dalamlah kebekuan hati seseorang yang digambarkan.
c. Sinekdot
Terlihat pada kata tiang yang sebenarnya pengarang mencoba menggambarkan rumah.
Kata kapal dan perahu yang berarti pelabuhan.
d. Hiperbola
Terdapat pada kalimat dan kini tanah dan air tidur hilang serta dari pantai keempat,
6.
7.
sedu penghabisan bisa terdekap. melebih-lebihkan kebekuan hati karena sang gadis itu.
Pencitraan
Diantara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
Pengarang membuat pembaca seolah-olah dapat melihat gudang, rumah tua pada cerita,
tiang serta temali, kapal, dan perahu yang tidak berlaut.
Verifikasi ( rima, ritma, metrum)
Rima akhir setiap bait /ta-ta-ut-ut/ (abab). Ritma berupa ikatan yang mengikat bait
dengan menggunakan keterangan kalimat. Pada bait pertama menggunakan frasa/ini kali/
pada bait kedua menggunakan /gerimis/ pada bait ketiga menggunakan /tiada lagi/. Kata
8.
SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...
Karya : Chairil Anwar
Unsur Intrinsik
A. Struktur Fisik Puisi
Diksi
Diksi merupakan makna kiasan yang harus dipahami secara seksama dan menyeluruh,
seperti:
Sajak merupakan kiasan suara hati si penyair, suara hati si aku. Putih mengiaskan
ketulusan, kejujuran, dan keihklasan. Jadi, sajak putih berarti suara hati si aku yang
sangat tulus dan jujur.
Pada bait I
1. Warna pelangi adalah gambaran hati seorang pemuda yang sedang senang;
2.
3.
bola
Pada bait II
1. Sepi menyanyi yang di maksud adalah memohon (doa) kepada Allah;
2. Muka kolam air jiwa yang di maksud adalah bersedih hati;
3. Dadaku memerdu lagu yang di maksud adalah berkata dalam hati;
4. Menari seluruh aku menggambarkan rasa kegembiraan.
Pada bait III
1. Hidup dari hidupku, pintu terbuka menggambarkan bahwa si aku merasa hidupnya
penuh dengan kemungkinan dan ada jalan keluar;
2. Selama matamu bagiku menengadah merupakan kiasan bahwa si gadis masih
mencintai si aku, mau memandang wajah si aku;
3. Selama kau darah mengalir dari luka yang di maksud adalah hidup si aku penuh
harapan selama si gadis masih hidup wajar;
4. Antara kita Mati datang tidak membelah menggambarkan sampai kematian tiba pun
keduanya masih mencintai, dan tidak akan terpisahkan.
Citraan
Citraan dalam karya sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan imajinatif bagi
pembaca melalui ungkapan tidak langsung.
1. Citraan visual (penglihatan) terlihat pada baris kedua dan kedelapan yaitu Kau
depanku dan menarik menari.
2. Citraan indera (pencium) terlihat pada bait keempat yaitu Harum rambutmu.
3. Citraan indera (pendengaran) terlihat pada baris kelima yaitu Sepi menyayi.
Kata-kata konkret
Pada puisi ini ditemukan diksi yang berupa kata-kata konkret yang dapat membangkitkan
citraan seperti penglihatan, penciuman, pendengaran. Kata-kata konkret tersebut sangat
jelas menunjukan sikap tindakan baik dari penyair maupun dari pembaca. Kata-kata
konkret tersebut bertujuan untuk menggambarkan unsur-unsur puisi secara tepat agar
pembaca dapat merasakan keadaan yang dirasakan penyair.
Tema
Tema dalam puisi Sajak Putih adalah Percintaan. Dalam puisi Sajak Putih
menceritakan seorang gadis yang sangat cantik yang mempunyai cinta yang sangat tulus
dan memikat terhadap seorang pria yang membuat pria tersebut merasa terharu dan
tertarik terhadapnya. Tetapi kedua insan tersebut belum ada kesiapan untuk saling
menyatakan perasaannya masing-masing, mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata
yang diucapakn, mereka hanya berbicara didalam hatinya masingmasing, tetapi si pria
tersebut mempunyai banyak harapan bahwa gadis tersebut mencintainya. Kedua insan
tersebut berjanji bahwa sampai kapanpun mereka tak akan terpisahkan.
Perasaan
Perasaan yang ditekankan pada puisi ini adalah rasa bahagia karena kedua insan yang
tadinya tidak mempunyai keberanian untuk saling menyatakan perasannya, tetapi pada
akhirnya mereka mempunyai keberanian untuk saling menyatakaan perasaannya. Karena
cinta yang dimiliki oleh kedua insan tersebut sangat tulus dan suci.
Nada
Nada yang ditunjukan dalam puisi Sajak Putih ini adalah kegembiraan dan
kebahagiaan. Nada gembira dan bahagia ini muncul karena, rasa gembira seorang pria
yang memiliki seorang gadis yang mempunyai cinta yang sangat tulus dan suci
terhadapnya yang terlihat pada kata tali warna pelangi, sutra senja, menarik menari. Maka
munculah benih-benih cinta diantara mereka. Unsur nada dalam puisi ini adalah optimis,
dan kesetiaan.
Unsur nada optimis
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Unsur nada kesetiaan
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Amanat
Dalam puisi ini amanat yang disampaikan oleh penyair adalah bahwa jika kita mencintai
seseorang harus berani untuk menyatakaan perasaan kita masing-masing, menerima
segala kelebihan dan kekurangan pasangan kita, dan berusahalah untuk selalu mencintai
dan ada disisinya sampai hembusan nafas terakhir
Syair Perahu
Karya Hamzah Fansuri
..................................
Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu bait
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Unsur Intrinsik:
1. Tema dari syair perahu di ats adalah berisi nasehat untuk para pemuda (generasi muda) agar
membekali diri dan hidup dengan ilmu dan amal yang berguna sebagai bekal di dunia dan di
akhirat
2. diksi (pilihan kata) : i'tikat = kepercayaan atau keyakinan , tamsil = seakan akan , rencam =
tidak nyata atau tidak jelas
3. Latar syairnya yaitu latar masyarakat yang merangkum bangsa, taraf hidup, pekerjaan,
amalan2 yang masih diamalkan , kepercayaan, dll
4. Pencitraan adalah penglihatan
5. Analisis jumlah baris dalam satu bait
a. bait satu terdiri atas 4 baris
b. bait dua terdiri atas 4 baris