Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENELITIAN HAMBATAN ANAK DALAM PEMBELAJARAN PUISI Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi dan

Kajian Puisi

Di susun oleh: Dini Sinta Rahayu B1C100170 Mela Oktaviani B1C100179

Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan Universitan Bale Bandung 2013 KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penulisan penelitian ini. Penelitian ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Apresiasi Puisi. Penelitian ini dimaksudkan untuk kami para mahasiswa yang bernaung dibawah fakultas pendidikan, untuk dapat menjalankan tugas dikemudian hari dengan penuh persiapan. Sebagai calon pendidik bidang bahasa dan sastra Indinesia, diharapkan penelitian ini akan berguna untuk bekal kita di dunia pendidikan. Karena yang menjadi garapan penelitian ini adalah hambatan anak dalam pembelajaran yang dikhususkan pada pembelajaran puisi. Dalam kehidupan nyata, tentu kita akan menjumpai berbagai permasalahan dalam pembelajaran. Pendidik diharapkan akan mampu membuat jalan keluar bagi permasalahan

yang dihadapi dalam proses belajar mengaajar, sehingga tujuan dari proses tersebut dapat terwujud dengan sempurna. Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun diharapkan dari pembaca. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Daftar isi Kata pengantar . Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan 2. Rumusan Masalah . 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .. 4. Metode Penelitian .. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Anak .. 2. Pengertian Puisi ... 3. Hambatan yang Dialami Anak Dalam Pembelajaran Puisi . 4. Pemecahan Masalah .. BAB III PENUTUP
2

1. Kesimpulan 2. Saran dan kritik Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Sebagai calon pendidik, kita sebagai mahasiswa yang bernaung dibawah fakultas pendidikan, tentu dihadapkan pada masalah seputar dunia pendidikan yang salah satunya berhubungan dengan anak didik. Dewasa ini banyak hambatan yang dihadapi anak didik maupun guru sebagai pendidik dalam proses pembelajaran, khususnya dalam bahasa dan sastra indonesia kajian puisi. Permasalahan Yang dihadapi tentunya beraneka ragam. Mulai dari kurangnya minat anak terhadap puisi maupun kesulitan

yang dialami guru dalam menarik minat anak mempelajari puisi. Sebagaimana kita ketahui, puisi adalah bagian dari sastra, dan sastra bagian dari seni. Seni adalah keterampilan ranah afektif yang berhubungan dengan perasaan, sehingga dengan seni perasaan seseorang dapat diolah agar menjadi lebih peka terhadap keadaan. Menurut Ki Hajar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan disekitar dan kita sifat dalam indah dunia sehingga menggerakan sudah jiwa perasaan manusia.Peristiwa demi peristiwa yang kita lihat pendidikan sangat memprihatinkan. Segala permasalahan dikalangan remaja banyak yang diselesaikan dengan kekerasan dan anarkisme, bahkan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Hal ini bisa jadi dikarenakan kurang tersentuhnya perasaan mereka yang masih dalam masa transisi kejiwaan dari masa anakanak menuju masa remaja sampai dewasa dengan ketidakseimbangan psikologis yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan ataupun aspek lainnya. Sebagai salah satu bagian dari seni, puisi dapat dijadikan media oleh siswa maupun guru dalam proses pembelajaran, yang diharapkan akan mampu merubah prilaku seseorang, dari yang tidak baik menjadi baik, dan sebagainya. Dalam puisi anak dapat mencurahkan segala pikiran dan perasaan mereka, karena puisi tidak hanya berisikan romantisme ataupun pujian semata. Dalam puisi, kitapun dapat melontarkan kritik terhadap seseorang, sehingga maksud dan tujuan kita akan tersampaikan secara lebih sopan dan berpendidikan.

Namun, sangat disayangkan dalam kenyataannya saat ini, anak lebih senang tarian modern untuk berkesenian mereka dibandingkan dengan puisi. Hal ini bisa dibuktikan dari kegiatan pentas sekolah akhir tahun, hampir tidak ada anak yang membacakan puisi sebagai tampilannya. Setelah ditelusuri, hal ini dikarenakan sedikitnya motivasi anak terhadap pembelajaran puisi, mungkin saja dikarenakan oleh banyaknya hambatan yang mereka alami dalam pembelajaran tersebut atau mungkin karena guru tidak secara intensif melibatkan anak dalam pembelajaran puisi. Lantas apakah kita sebagai calon pendidik akan membiarkan hal itu berlangsung terus menerus tanpa membuat jalan keluar? 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagi berikut: 1. Apakah pengertian anak? 2. Apakah pengertian puisi? 3. Apa Hambatan anak dalam pembelajaran puisi? 4. Bagaimana pemecahan masalah untuk mengatasi hambatan anak dalam pembelajaran puisi? 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Meskipun lingkup penelitian ini sempit, dalam arti terbatas pada salah satu kerampilan berbahasa, namun hasilnya diharapkan dapat menyumbang tidak hanya bidang evaluasi, tetapi juga mampu menjadi jalan keluar bagi kita dalam mengatasi hambatan yang dihadapi anak dalam pembelajaran puisi.

4. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang terjadi pada saat ini mengenai hambatan yang dialami anak didik dalam pembelajaran puisi yang dialami oleh siswa Madrasah Tsanawiyah Cijenuk beralamatkan jalan PLTA saguling no 12. Populasi penelitian ini adalah sepuluh siswa kelas VIII. Teknik yang digunakan adalah teknik pengumpulan data dan instrument soal/ pertanyaan sebagai medianya.

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Anak Menurut UU RI no 4 tahun 1979 anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut. Anak yang menjadi objek penelitian kami adalah anak remaja usia sekolah menengah pertama yang tengah memasuki masa puber atau masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Menurut Jean Piaget, pada masa ini anak tengah mengalami tingkat perkembangan kecerdasaan manusia yang memasuki tahap Operasi formal. Pada tingkatan operasi formal individu sudah mampu menggunakan simbol berfikir (tingkat berfikir yang lebih tinggi), dan melihat hubungan abstrak antara berbagai macam obyek. Ini berlangsung pada usia 10-11 tahun dan seterusnya (Perencanaan Pembelajaran:33).

2. Pengertian puisi Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru. Sebagaimaan kita ketahui puisi adalah bagian dari sastra, dan sastra bagian dari seni. Seni memiliki banyak fungsi dalam kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Berikut adalah fungsi seni dalam kehidupan, yaitu: a. Memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk berprestasi. b. Melatih imajinasi anak. c. Membereikan pengalaman estetik dan mampu memberikan umpan balik penilaian tewrhadap suatu karya seni sesuai dengan mediumnya. d. Pembinaan sensitifitas serta rasa pada umumnya. e. Menumbuhkembangkan sikap professional, kooperatif, toleransi dan kepemimpinan.

f. Mengembangkan kemamapuan intelektual, imajinatif, ekspresif, kepekaan kreatif, dan keterampilan. (Paranggi Rismoko Hadi 2011:10) 3. Hambatan Anak dalam Pembelajaran Puisi Dalam pembelajaran puisi banyak sekali kendala yang dialami anak didik, setelah dilakukan pendekatan secara komunikatif, dari sepuluh anak Madrasah Tsanawiyah Cijenuk kelas VIII, diketemukan tujuh hambatan yang dialami siswa, yaitu: 1) Tidak terbinanya potensi kreativitas siswa. 2) Pelajaran sastra di sekolah terlalu banyak dijejali teori sastra, sejarah, istilah dan hapalan tentang angkatan sastra tanpa dibarengi upaya kreatif mengapresiasi karya sastra yang di buat anak. 3) Adanya anggapan dari siswa yang menyebutkan bahwa puisi tidak ada gunanya. 4) Siswa jarang dilibatkan secara aktif, siswa hanya diberi teori tanpa praktek. 5) Teknik pembelajaran monoton sastra dan yang ada saat ini cenderung kurang membangkitkan

ketertarikan siswa terhadap sastra, khususnya dalam menulis puisi. 6) Puisi dianggap sebagai pembelajaran yang sulit bagi sebagian besar siswa.Siswa mengaku kesulitan dalam menemukan ide/gagasan yang harus dituangkan dalam puisi mereka. 7) Pengajaran puisi selalu dititikberatkan pada teori sedangkan hasil puisi para penyair dan bagaimana

sikap siswa menghayati puisi masih kurang dilakukan oleh guru. 4. Cara Pemecahan Masalah 1) Guru membuat suasana kelas tidak membosankan sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar, siswa di kelas harus aktif dan selalu berbagi dengan teman mengenai materi yang sedang dipelajari. 2) Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. 3) Menggunakan media pembelajaran yang ada di sekitar kita, seperti alam dan lingkungan. Sehingga memudahkan anak mengenali puisi-puisi yang mereka buat ( Nurhadi 2003:18). 4) Mengadakan pementasan dalam kelas secara berkala untuk menampilkan puisi yang mereka buat maupun hasil karya puisi orang lain sehingga timbul motivasi yang besar untuk mempelajari puisi. 5) Di dalam kelas, guru disarankan melaksakan pembelajaran dalam kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok yang anggotanya heterogen. misalnya yang bisa dengan yang tidak bisa, anak yang aktif dengan anak yang pendiam. 6) Sesering mungkin mengenalkan anak didik pada puisi. misalnya jika disekolah terdapat media infocus hendaklah di gunakan sebagai media untuk melihat pementasan puisi, karena biasanya media audio visual lebih diminati anak. 7) Menggunakan media majalah dinding sebagai wadah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan

tulis menulis puisi. Jika hasil karyanya dipajangkan, akan melahirkan kebahagiaan dan kepuasaan tersendiri bagi anak (hadiah intrinsik). Hadiah intrinsik yaitu perasaan puas karena mengetahui bahwa respon yang diberikan terhadap suatu stimulus adalah tepat dan benar (Perencanaan Pembelajaran:30).

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Dalam kehidupan ada yang dinamakan proses, idealnya dalam suatu proses tidak ada hambatan yang menghalang, namun pada kenyataannya, halangan atau hambatan selalu hadir merintang. Begitupun dalam proses pembelajaran pasti ditemukan hambatan yang melintang dihadapan. Namun, sejatinya hambatan tersebut bukanlah kita hindari, melainkan kita jadikan sebagai motivasi bagi kita sebagai calon

10

pendidik untuk melaksanakan salah satu peranan guru, yakni menjadi inovator atau pembaharu dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al Quran karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah: 5-6) Hambatan atau rintangan dalam pembelajaran apapun, akan melahirkan evaluasi bagi masyarakat pendidikan untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berhasil dan menyenangkan bagi semua pihak. 2. Saran dan Kritik Saran dan kritik sangat kami perlukan dalam penulisan penelitian ini, karena sangat kami sadari akan banyaknya kerkurangan didalamnya. Harapan kami adalah adanya manfaat yang dapat diambil baik oleh kami sebagai penulis, maupun anda sebagai pembaca dari apa yang kami tulis ini.

11

DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama. 1971. Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama http://ufikmuckraker.wordpress.com/2012/03/28/10-pengertianseni-menurut-para-ahli http://rumahtugaas209.blogspot.com/2011/10/pendidikankesenian-fungsi-seni.html http://ras-eko.blogspot.com/2012/12/pengertian-anak id.wikipedia.org.wiki/puisi Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

12

13

Anda mungkin juga menyukai