Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi Lagu Tolu Sahundulan pada upacara
pernikahan masyarakat Simalungun di Desa Pariksabungan Kabupaten Simalungun.
Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa fungsi Lagu Tolu Sahundulan pada upacara pernikahan
masyarakat Simalungun di Desa Pariksabungan Kabupaten Simalungun ialah sebagai
pengungkapan emosional, sebagai sarana perlambangan, sebagai reaksi jasmani, sebagai
keseimbangan budaya.
Abstract
This study aims to determine the function of the Tolu Sahundulan song at the Simalungun
community wedding ceremony in Pariksabungan Village, Simalungun Regency. This study
uses qualitative research methods with qualitative descriptive types. Data collection
techniques used are observation, interviews and documentation. The results of the study
prove that the function of the Tolu Sahundulan song at the wedding ceremony of the
Simalungun community in Pariksabungan Village, Simalungun Regency is as an emotional
expression, as a means of symbolism, as a physical reaction, as a cultural balance.
Lagu Tolu Sahundulan adalah lagu yang popular yang selalu dipakai dalam acara
pernikahan simalungun. Dibawakan dengan genre pop, yang diciptakan oleh bapak Lamser
Girsang, dan vokalis ada 3 orang yaitu Zahara, Maria dan Supra. Lagu ini selalu dipakai di
upacara pernikahan adat Simalungun, maupun kompetisi musik daerah. Lagu ini juga
digemari segala usia dan golongan. Memang benar adanya bahwa lagu dapat dijadikan
sebagai media belajar yang paling mudah dimengerti. Karena lagu ini memudahkan kita
untuk memahami peran maupun sistem kekerabatan yang ada di Simalungun yaitu sistem
kekerabatan tolu sahundulan. Dalam syair lagu tolu sahundulan, menceritakan peranan
tondong, sanina, dan boru. Peranan dalam lagu merupakan keharusan dalam acara adat
Simalungun. Oleh karena itu sangat perlu masyarakat mengetahui lagu ini terutama
masyarakat Desa Pariksabungan.Walaupun banyak sekali yang mulai lupa dengan tradisinya
sendiri begitu juga dengan kebudayaan tradisi daerah yang mulai terabaikan dan mulai
memudar. Melihat hal tersebut yang banyak terjadi di masyarakat Simalungun mengenai
kesenian dan kebudayaan yang perlu di kaji tradisinya yang sering muncul di upacara adat
Simalungun.
Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dolok
Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Desa tersebut
dominan ditempati suku batak Simalungun. Suku Batak Simalungun merupakan suatu suku
dimana penduduk yang sebelumnya berada di Pematang Siantar berpindah ke Kecamatan
Raya. Masyarakat Batak Simalungun sangat menjunjung tinggi leluhur, masyarakat di Desa
Pariksabungan tidak terlepas dari adat Simalungun karena penduduk di desa tersebut rata-rata
suku Simalungun.
METODE PENELITIAN
Penelitiain ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskrptif. Moleong (2017:5)
menjelaskan bahwa “Pengumpulan data penelitian kualitatif berdasarkan pada suatu latar
alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang
tertarik secara alamiah”. Lokasi dan tempat penelitian ini adalah di Desa Pariksabungan,
Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Adapun yang menjadi sampel pada
penelitian ini adalah 1 ketua adat (rajaparhata), 1 pencipta lagu, 10 orang warga sekitar.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2019:85)
menjelaskan purposive sampling ialah teknik pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan/kriteria tertentu.
Berikut hasil wawancara pada tanggal 22 Juni 2022 (pukul 09.00 WIB - 10.00
WIB) di Desa Pariksabungan tentang fungsi Lagu Tolu Sahunduluan pada upacara
pernikahan masyarakat Simalungun sebagai berikut :
Daftar Pustaka