Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ANTROPOLOGI SENI

Oleh :
Yolanda Aurora Hartini Putri
Nim 120104921

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
2022
FUNGSI KESENIAN TRADISI BA’AGHAK DIKIU GUBANO PADA ACARA
PERNIKAHAN DI BANGKINANG KOTA, KAB. KAMPAR : dengan tinjauan
pendekatan Antropologi seni menggunakan teori etnomusikologi dan
metode etnografi

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Ba’aghak dikiu gubano adalah salah satu kesenian tradisi yang tumbuh
dan berkembang di Bangkinang Kab. Kampar, Riau. tradisi ini biasanya di
hadirkan pada pesta pernikahan dalam rangka pengantaran pihak lelaki
kerumah pihak perempuan. Kesenian tradisi ini dimainkan saat arak-arakan dari
kediaman mempelai laki-laki sampai kerumah pihak perempuan. Kesenian ini
biasanya dimainkan oleh 8 orang laki-laki atau lebih terdiri dari tiga orang
pemain gong dan lima orang yang memainkan rebana sambil mendendangkan
shalawat, shalawat ini biasa disebut dengan badiqiu. Syair dalam shalawat
biasanya berisikan puji-pujian kebesaran tuhan serta nasehat dalam kebaikan.

Kesenian tradisi ba’aghak dikiu gubano ini dulunya menjadi hal wajib
atau bisa dikatakan memiliki fungsi integral yang dilakukan oleh tetua adat dan
seniman dalam proses pernikahan di masyarakat Bangkinang, Kab. Kampar,
riau. Namun seiring perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi dan
perkembangan teknologi kesenian ini bahkan sudah mulai tidak terlihat di acara
pernikahan-pernikahan di Bangkinang Kota, Kab. Kampar
Penelitian ini sebagai salah satu usaha pelestarian budaya khususnya
kesenian. Baghak dikiu gubano ini menjadi suatu warisan kebudayaan
masyarakat kampar yang telah beralih fungsi dan sudah hampir punah,
sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini, masyarakat kampar pada
umumnya lebih mengetahui dan lebih melestarikannya untuk anak cucu
selanjutnya.

KERANGKA TEORI

TEORI ETNOMUSIKOLOGI

Alan P. Marriam dalam buku the antropologi of music menggunakan teori


Etnomusikologi yang menyatakan bahwa music as sound, Music as knowledge,
music behavior. Selanjutnya Merriam berpendapat bahwa musik adalah bunyi,
sebagai suatu ekspresi. Apabila ingin memahami musik secara lebih dalam,
maka di perlukan usaha menganalisa bagaimana pengelolaan elemen-elemen
bunyi musikal serta bagaimana interaksinya sehingga menghasilkan suatu
atmosfir khusus Music as knowledge. Teori ini kiranya cocok di pakai dan
dikolaborasikan dalam teori musik dalam rangka menemukan struktur musik
adalah bunyi. Teori ini perlu juga untuk mengetahui fungsi dalam hubungan
musik dengan perilaku manusia termasuk di dalamnya soal memahami makna,
peran serta kegunaannya, ini bisa kita lihat pada kesenian ba’ghak dikiu gubano
yang memiliki struktur musik dan memiliki makna dan perannya dalam arak-
arakan acara upacara pernikahan yang dilaksanakan di Bangkinang kota, Kab.
Kampar.

METODE PENELITIAN
METODE ETNOGRAFI

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian


etnografi. Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan.
Tujuan utamanya adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut
pandang penduduk asli. Spradley (1979,5) mengatakan bahwa inti etnografi
adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna tindakan dari kejadian yang
menimpa orang yang ingin kita pahami. Iskandar (2008, 208) mengatakan
bahwa untuk memahami dan mendeskripsikan budaya dari perspektif ini,
seorang peneliti harus memikirkan peristiwa-peristiwa atau fenomena-
fenomena dengan cara berpikirnya. Seorang peneliti etnografi harus
menerangkan perilaku manusia dengan menguraikan apa yang ia ketahui, yang
membuat dirinya mampu berperilaku sesuai dengan perilaku umum dari
masyarakat yang diteliti.

Penelitian ini dilaksanakan di Bangkinang Kota. Pada studi awal,


dilakukan studi literatur dan pemilihan setting. Studi literatur dilakukan untuk
melacak konstruk teori yang terkait dengan nilai budaya sebagai bekal untuk
mendesain penelitian yang akan dikembangkan lebih lanjut. Menentukan setting
penelitian berkaitan dengan tempat, pelaku, serta kegiatan. Dalam hal ini,
kriteria yang dapat dijadikan pegangan seperti yang diajukan Bogdan dan
Taylor, (1982, 57) bahwa tempat yang dipilih harus dapat dipercayai sebagai
pengambilan data secara lengkap. Di samping itu, personal yang akan dijadikan
subjek penelitian juga harus benar-benar respek dan siap. Berkaitan dengan hal
tersebut, Bogdan dan Taylor (1982,67) menganjurkan agar seorang peneliti juga
menjaga hubungan baik dengan informan dan tidak menjaga jarak dengan
informan sehingga tercipta suatu situasi yang wajar. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah pelaku seni atau seniman yang memainkan alat musik
baaghak dikiu gubano, sedangkan data sekunder antara lain bersumber pada
tokoh masyarakat sekitar. Selain itu, juga digunakan dokumen. Data
dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara mendalam (depth
interview) dan gabungan keduanya.

PEMBAHASAN

SEJARAH KESENIAN BA’AGHAK DIKIU GUBANO

Badikiu adalah bahasa daerah Kab. Kampar yang dalam bahasa Indosesia
nya adalah “Zikir” Sedangkan Gubano juga bahasa daerah Kab. Kampar yang
dalam bahasa Indonesia nya adalah “Rebana”. Gubano ini sejenis alat yang
dipukul yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, kitab yang dibaca adalah
kitab dalam berbahasa arab yang bernama kitab “maulidurrasul”. Gubano ini
digunakan salah satunya dalam acara Pesta Perkawinan. Gubano di pakai
sebagai pengiring pengantin laki-laki yang diantarkan kerumah pengantin
perempuan. Dalam acara ini ninik mamak yang berempat yaitu : Datuok Paduko
Rajo, Datuok Sinaro, Datuok Paduko Sanso dan Datuok Bijodirajo beserta para
undangan lainnya ikut mengantarkan pengantin laki-laki tersebut.

Pada malam sehari sebelum pesta pernikahan dilaksanakan, gubano ini juga
dipakai sebagai hiburan. Biasanya ninik mamak juga ikut dalam acara tersebut
sebagai pembimbing anak kemenakan yang ingin belajar bergubano.
Sedangkan kaum ibu-ibu atau yang biasa disebut dengan nama induok-induok
memasak didapur untuk persiapan acara besok, gubano ini biasanya dimulai
setelah shalat isya dan biasanya orang rumah juga menyediakan minuman,
makanan dan rokok untuk peserta gubano.

Kesenian tradisi ba’aghak dikiu gubano ini dulunya menjadi hal wajib atau
bisa dikatakan memiliki fungsi integral yang dilakukan oleh tetua adat dan
seniman dalam proses pernikahan di masyarakat Bangkinang, Kab. Kampar,
riau. Namun seiring perkembangan zaman dan pengaruh modernisasi dan
perkembangan teknologi kesenian ini beralih fungsi menjadi hiburan dalam
proses pernikahan di Bangkinang Kota, Kab. Kampar dan bahkan sudah mulai
tidak terlihat di acara pernikahan-pernikahan di Bangkinang Kota, Kab. Kampar.

Makna atau pesan yang terkandung dalam baaghak dikiu gubano ini, dalam
lirik sholawat yang dilantunkan mendoakan agar kedua mempelai dapat
menjalani pernikahan yang sakral ini diusahakan untuk sekali seumur hidup,
membuka lembaran baru dengan ibadah yang baru dan diberkahi Allah S.W.T
karna mulanya Allah menciptakan satu jiwa, kemudian ia membelahnya menjadi
dua, sehingga allah yang maha pengasih lagi maha penyayang bisa kembali
menyatukan dalam ikatan suci pernikahan.

a. Nilai Tradisi Badikiu Gubano

Penampilan kesenian daerah pasti mengandung nilai-nilai yang bermanfaat


apapun bentuk keseniannya baik tari, musik ataupun lagu. Begitupula dengan
badikiu gubano yang mengandung nilai-nilai filosofis yang dianut oleh
masyarakat pemilik tradisi badikiu gubano. Nilai yang terkandung di
dalamnya bisa menjadi acuan atau pedoman pada kehidupan masyarakat.
Adapun beberapa nilai yang terkandung dalam tradisi badikiu adalah:

1. Nilai Sosial

Gubano badikiu mengandung nilai-nilai yang mencerminkan kehidupan


masyarakat kabupaten kampar. Hal tersebut dapat terlihat sejak terbentuk
nya para pemain, proses pembagian tugas dan keanggotaan para pemain musik
Badikiu gubano ataupun yang bertugas sebagai pelantun nyanyian. Pembagian
tugas masing-masing pemain badikiu gubano tersebut adalah salah satu ciri-ciri
dari modrenisasi. Sebagai salah satu kesenian tradisional, Gubano telah
menerapkan cara-cara modern melalui sistem pembagian tugas, meskipun
tidak secara mutlak. Nilai-nilai demokrasi juga terdapat dalam kesenian
gubano badikiu, dimana bisa kita lihat dari cara pembagian tugas para
pemain, para pemain tugasnya masing masing ditentukan dengan cara
musyawarah dan mufakat.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk sebuah karakter dari


tiap-tiap individu ataupun masyarakat. Pendidikan karakter dapat diberikan
atau ditemukan dari berbagai hal yang ada di dalam lingkungan baik itu yang
berasal dari keluarga, sekolah ataupun media hiburan. Di dalam dunia hiburan
contohnya pada sebuah kesenian, harus mengandung hal yang posistif yang
dapat mendidik karakter setiap penikmatnya sehingga mampu membantu
proses pembentukan karakter. Dari sekian banyaknya kesenian, salah satu yang
dapat memberikan pendidikan karakter didalam pertunjukannya yaitu pada
Kesenian badikiu gubano, didalam setiap penampilannya seperti pada acara
pernikahan pasti para pemain menyampaikan amanah atau pesan-pesan
melalaui nyanyian lagu yang disampaikan. Sehingga pesan-pesan yang
terkandung dari nyanyian dapat hendaknya di jadikan teladan atau cerminana
dalam setiap tindakan yang akan dilakukan.

3. Nilai pelestarian budaya

Melestarikan budaya khas daerah pada zaman yang modern pada saat ini
bukanlah hal yang gampang. Meneruskan sebuah tradisi dan mewarisi secara
turun-temurun pasti mengalami berbagai halangan. Baik bagi calon
penerusnya ataupun dari pihak ekternal. Tapi dengan berbagai halangan,
tersebut badikiu gubano masih muncul dan ditampilkan dengan nilai-nilai yang
terkandung di dalam badikiu gubano tanpa mengurangi kemurnian nilai yang
sudah dari dulu tertanamkan, misalnya menampilkan gubano dengan pakaian
adat membuat orang tau dengan pakaian adat daerah, dan dengan
penampilan menggunakan alat musik gubano yang tradisional membuat
orang mengenal alat musik tradisi ini.

4. Nilai Filosofis

Pandangan hidup masyarakat kampar dapat dilihat dari penampilan


kesenian gubano badikiu. Penampilan kesenian gubano badikiu yang dilakukan
secara grup atau kelompok dan adanya unsur kerjasama, pembagian tugas dan
kekompakan para pemain dapat mencerminkan nilai-nilai persatuan,
persaudaraan, dan penyatuan manusia dengan kehidupan alam semesta.

b. Fungsi Tradisi Ba’aghak Dikiu Gubano


Pada penampilan kesenian gubano badikiu, bukan hanya nilai saja yang
terkandung dari penampilannya, tetapi penampilan kesenian gubano badikiu
juga memiliki fungsi, anatara lain yaitu
1. Gubano badikiu sebagai Hiburan

Kesenian gubano badikiu di desa parit baru mempunyai bermacam fungsi


dalam masyarakat, salah satunya yaitu untuk menghibur masyarakat. Lantunan
syair kitab berzanzi yang dibawakan dengan iringan musik terdengar indah dan
dapat menghibur orang yang mendengarnya, apalagi ketika para masyarakat
melepas sejenak rasa lelah dari kegiatan sehari-hari. Ketika gubano badikiu di
tampilkan di acara-acara seperti penyambutan tamu, acara sunat rasul, acara
pernikahan dan acara adat lainnya, disaat itulah juga masyarakat dapat
menikmati hiburan yang diberikan oleh tuan ruamah ataupun penyelenggara
acara. bahkan Pada zaman dulu, masyarakat parit baru, masih menjadikan
kesenian-kesenian tradisional sebagai media utama dalam mendapatkan
hiburan, tidak seperti zaman sekarang yang musik tradisional harus bersaing di
mata masyarakat untuk mempertahankan eksistensinya.
2. Gubano badikiu sebagai tempat menjalin silaturahmi

Silaturahmi di dalam masyarakat desa parit baru sangat penting, karena


dari silaturahmi tersebut dapat menjaga hubungan antara warga masyarakat
desa. Dengan sebuah kesenian juga silaturahmi dapat terjalin. Karena ketika
gubano badikiu di tampilkan dalam berbagai acara-acara, dapat membawa
manfaat bagi pemain dan juga para pendengarnya atau tamu yang datang. Bagi
para pemain gubano badikiu ketika mereka menampilkan penampilanya mereka
akan bertemu banyak orang, baik orang yang sudah dikenal ataupun orang-
orang yang baru mereka temui, ini terjadi karena mereka dalam menampilkan
acara bukan hany menampilkan acara di desa mereka, tetapi juga akan
menampilkan di desa-desa lainnya sesuai jemputan yang mereka dapat. Dan
bagi para tamu atau pendengar, silaturahmi juga akan terjalin dianatara para
tamu, karena disaat acara di tampilkan,secara otomatis para masyarakat akan
ramai berdatangan sehingga inipun dijadikan kesempatan untuk saling
bercengkrama ataupun bertegur sapa.

3. Gubano badikiu sebagi media informasi

Selain sebagai media hiburan dan tempat berkumpulnya masyarakat,


gubano badikiu juga sebagai media informasi. Gubano badikiu merupakan alat
penyampai pesan agama, pesan moral dan sebagai informasi kepada masyarakat
tentang sistem nilai dan cara menjalan kan kehidupan di dalam masyarakat.
Pesan atau informasi yang disampaikan dalam penampilan kesenian gubano
badikiu disesuaikan atau dikaitkan dengan acara yang sedang berlangsung,
misalnya dalam acara pernikahan, maka pesan yang disampaikan berkaitan
dengan pernikahan, ataupun acara-acara lainya seperti sunat rasul dan lain-lain.
Gambar 1 Proses Arak-arakan kesenian ba’aghak dikiu gubano

Gambar 2 Proses Arak-arakan kesenian ba’aghak dikiu gubano

Contoh syair yang sering digunakan pada acara arak-arakan


mengantarkan mempelai lelaki kerumah mempelai wanita sebagai
berikut

Ya Nabi Salam 'Alaika


‫ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ‬، ‫ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ‬
Yâ nabî salâm ‘alaika, Yâ Rosûl salâm ‘alaika

Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rosul salam sejahtera untukmu.

‫ ﺻﻠﻮﺍﺕ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻚ‬، ‫ﻳﺎﺣﺒﻴﺐ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ‬


Yâ habîb salâm ‘alaika, sholawâtullâh ‘alaika

Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu.

‫ ﻓﺎﺧﺘﻔﺖ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺒﺪﻭﺭ‬، ‫ﺃﺷﺮﻕ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ‬


Asyroqol badru ‘alainâ, fakhtafat minhul budûru

Bulan purnama telah terbit menyinari kami, Pudarlah purnama purnama


lainnya.

‫ ﻗﻂ ﻳﺎ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ‬، ‫ﻣﺜﻞ ﺣﺴﻨﻚ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ‬


Mitsla husnik mâ ro-ainâ, qotthu yâ wajhas-surûri

Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah riang.

Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah riang.

‫ ﺃﻧﺖ ﻧﻮﺭ ﻓﻮﻕ ﻧﻮﺭ‬، ‫ﺃﻧﺖ ﺷﻤﺲ ﺃﻧﺖ ﺑﺪﺭ‬


Anta syamsun anta badrun, anta nûrun fauqo nûrin

Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas
cahaya

‫ ﺃﻧﺖ ﻣﺼﺒﺎﺡ ﺍﻟﺼﺪﻭﺭ‬، ‫ﺃﻧﺖ ﺇﮐﺴﻴﺮ ﻭﻏﺎﻟﻲ‬


Anta iksîrun wa ghôlî, anta mishbâhush-shudûri
Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati.

‫ ﻳﺎﻋﺮﻭﺱ ﺍﻟﺨﺎﻓﻘﻴﻦ‬، ‫ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﯽ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ‬


Yâ habîbî yâ Muhammad, yâ ‘arû sal-khô fiqoini

Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat
(sedunia)

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesenian tradisi ba’aghak dikiu gubano merupakan arak arakan untuk


mengantarkan mempelai pria kerumah mempelai wanita namun dikarenakan
adanya perkembangan zaman modernisasi atau kemajuan teknologi seperti
sekarang ini kesenian ini mulai jarang terlihat di acara pernikahan di
bangkinang kota, kab. kampar, disini saya menggunakan teori Etnomusikologi
Alan.P Meriam untuk melihat struktur musik dan makna serta peran kesenian
ba’aghak dikiu gubano pada acara upacara adat pernikahan Bangkinang kota
Kab. Kampar, lalu saya juga meneliti dengan menggunakan desain penelitian
etnografi. Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan.
Tujuan utamanya adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut
pandang penduduk asli . Kesenian ini memiliki pesan dalam sholawat pada kitab
“maulidurrasul” yaitu mendoakan agar kedua mempelai dapat menjalani
pernikahan yang sakral ini diusahakan untuk sekali seumur hidup, membuka
lembaran baru dengan ibadah yang baru dan diberkahi Allah S.W.T karna
mulanya Allah menciptakan satu jiwa, kemudian ia membelahnya menjadi dua,
sehingga allah yang maha pengasih lagi maha penyayang bisa kembali
menyatukan dalam ikatan suci pernikahan. Didalam badikiu gubano ini juga
memiliki nilai nilai tradisi yang terkandung yaitu nilai sosial, pendidikan
karakter, nilai pelestarian budaya dan nilai filosofis.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan, maka


saran yang dapat diambil pada penelitian ini adalah harus diadakan pelestaraian
budaya yang dilakukan oleh masyarakat setempat agar kesenian ba’aghak dikiu
gubano tidak hanya menjadi hiburan namun tetap menjadi salah satu fungsi
integral yang dilaksanakan pada setiap acara upacara pernikahan di Bangkinang
kota dan kesenian ini masih terasa sakral dan terjaga kelestaraiannya hingga
anak cucu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Suryajaya,Martin.2016. sejarah estetika.Jakarta Barat : Gang Kabel

Skripsi Perubahan fungsi tari jepin oleh sri Nugraheni Puspaningrum

Spradley, James P (1979), The etnographic interview. New York : Harcourt Brace
Javanovich College Publishers

Bogdan, Robert C. & Biklen, Sari Knopp. (1982). Qualitative research for
education: An intoduction to theory and methods. Boston, Massachusetts: Allyn
and Bacon.

Iskandar, (2008). Metodologi penelitian pendidikan dan sosial. Jakarta: Gaung


Persada Press

Merriam, Alan P.”The Study of Etnomusicology, dlm Antropology of Music”,


Bloomington : Northwestern University Press, 1987.

https://media.neliti.com/media/publications/201189-persepsi-masyarakat-
terhadap-kesenian-gu.pdf. Diakses 11 April 2022

file:///C:/Users/HARWENDRI/Downloads/11244-21846-1-SM.pdf. Diakses 11
April 2022

Anda mungkin juga menyukai