Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

“Kearifan Lokal’’
DISUSUN

O
L
E
H
Nama : Reski Esa Muharram
NIM : 223360012
Program Studi : Ilmu Hukum
Kata Pengantar
Segala puji bagi ALLAH SWT. Atas segala rahmat dan hidayahnya sehinggah makalah yang
berjudul “KEARIFAN LOKAL” ini dapat di selesaikan tepat waktu. Sholawat menyertai salam kepada Nabi
Muhammad saw. Yang membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang, seperti
saat ini. Makalah ini di susun guna untuk memenuhi tugas dari dosen pengampuh mata kuliah Kearifan
Lokal. Saya berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang membaca makalah ini. saya
sepenuhnya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan yang jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya sebuah kritikan, saran, dan usulan demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Daftar Isi
1. Sistem Religi Dan kepercayaan Masyarakat Bugis
2. Kesenian Masyarakat Bugis
3. Konsep Pangngadereng
4. Sistem Kekerabatan Masyarakat Bugis
5. Bahasa Dan Aksara Bugis

1. Sistem Religi Dan Kepercayaan Masyarakat Bugis

1) Sistem kepercayaan pra-Islam


Sebelum masuknya agama Islam ke wilayah Bugis, masyarakat Bugis memiliki sistem
kepercayaan sendiri yang melibatkan pemujaan terhadap roh-roh alam, dewa-dewa, dan
leluhur. Konsep leluhur sangat penting dalam kepercayaan mereka. Terdapat 3 bentuk
kepercayaan pada sistem kepercayaan pra islam.
2) Sistem perayaan keagamaan dan ritual
Masyarakat Bugis merayakan berbagai perayaan keagamaan dan ritual, termasuk acara-acara
adat yang melibatkan upacara-upacara tradisional, tarian, dan musik. Ritual-ritual ini sering kali
melibatkan pemujaan terhadap roh-roh alam atau leluhur. Adapun contoh perayaan dan ritual
tersebut:
 Sistem Ma'giri: Merupakan festival besar dalam kebudayaan Bugis yang dirayakan
untuk menghormati leluhur dan roh-roh nenek moyang. Festival ini melibatkan tarian
tradisional, musik, dan persembahan kepada roh leluhur.
 Mappasili' Pappasili': Merupakan ritual pembersihan desa yang melibatkan
membersihkan rumah-rumah dan lingkungan desa sebagai bentuk persiapan
menyambut perayaan Ma'giri.
 Maulid Nabi: Sebagai umat Islam, masyarakat Bugis juga merayakan hari besar
agama Islam, termasuk Maulid Nabi, perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

3) ketertarikan terhadap ilmu kekebalan


Beberapa kelompok masyarakat Bugis tertarik pada ilmu kekebalan dan mistisisme. Mereka
percaya pada kekuatan-kekuatan gaib dan memiliki tradisi ilmu-ilmu kebatinan yang diajarkan
dari generasi ke generasi.
4) Sistem melalui tradisi lisan
Pengetahuan tentang sistem kepercayaan Bugis sering kali disampaikan melalui tradisi lisan.
Cerita-cerita, lagu-lagu, dan puisi-puisi lisan membantu menyampaikan nilai-nilai kepercayaan
dan budaya Bugis dari satu generasi ke generasi berikutnya.
5) Agama dan kepercayaan masyarakat bugis
Masyarakat Bugis, yang merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia, memiliki beragam
keyakinan agama. Mayoritas masyarakat Bugis menganut agama Islam, terutama di daerah-
daerah yang terletak di Sulawesi Selatan.

2. Kesenian Masyarakat Bugis

1) Tari Paduppa Bosara


Tari Paduppa Bosara merupakan sebuahtarian yang mengambarkan bahwa orang bugis
kedatangan atau dapat dikatakansebagai tari selamat datang dari Suku Bugis. Orang Bugis
jika kedtangan tamu senantisamenghidangkan bosara sebagai tanda kehormatan.
2) Tari Pakarena
Tari Pakarena Merupakan tarian khas Sulawesi Selatan, Nama Pakarena sendiri di ambil dari
bahasa setempat, yaitu karenayang artinya main. Tarian ini pada awalnya hanya
dipertunjukkan di istana kerajaan, namun dalam perkembangannya tari Pakarena lebih
memasyarakat di kalangan rakyat.
3) Gandrang Bulo
Gandrang Bulo merupakan sebuah pertunjukan musik dengan perpaduan tari dan tutur kata.
Nama Gandrang bulo sendiri diambil dari perpaduan dua suku kata, yaitu gendang dan bulo,
dan jika disatukan berarti gendang dari bambu. Ganrang Bulo merupakan pertunjukan
kesenian yang mengungkapkan kritikan dan dikemas dalam bentuk lelucon atau banyolan.
4) Tari Ma'badong
Ini adalah tarian tradisional yang dibawakan oleh wanita yang mengenakan pakaian tradisional
Bugis. Tarian ini diiringi music yang dimainkan dengan alat musik tradisional Bugis.
5) Tarian Pa'gellu
Ini adalah tarian tradisional yang dibawakan oleh pria dan wanita. Tarian ini melibatkan banyak
lompatan dan putaran, dan diiringi dengan musik yang dimainkan dengan alat musik
tradisional Bugis.
6) Tari Mabbissu
Ini adalah tarian tradisional yang dibawakan oleh wanita yang mengenakan pakaian tradisional
Bugis. Tarian ini bercerita tentang seorang putri yang sedang mencari cinta sejatinya.

Empat nilai yang terkandung dalam suku bugis yaitu:


1. Nilai lempu (kejujuran)
2. Nilai reso atau usaha
3. Nilai agettengeng (keteguhan)
4. Nilai siri atau rasa malu
5. Nilai warani atau berani

3. Konsep Pangngandereng

Konsep Pancanorma (Pangngadereng) ini lahir sejak abad ke-16 yaitu pada masa pemerintahan
Raja Bone ke-6 (1543-1568). Dengan pokok-pokok pikiran tentang hukum dan
ketatanegaraan.Berdasarkan dari berbagai pokok-pokok pikiran Kajaolalliddong di atas maka
kelima butir Pangngadereng (Pancanorma) yang dimaksud yaitu ade, bicara, rapang, wari, dan
sara.

4. Sistem Kekerabtan Masyarakat Bugis

Sistem kekerabatan orang bugis di sebut assiajingeng yang mengikuti system bilateral, dimana
sistem ini mengambil garis keturunan dari kedua orang tua.Hal ini sudah menjadi tradisi dari nenek
moyang mereka.

5. Bahasa Dan Aksara Bugis

Suku Bugis zaman dahulu menggunakan dua cara berkomuniaksi, yaitu secara lisan dengan
bahasa Bugis serta melalui tulisan menggunakan aksara Lontara. Bahasa Bugis terdiri dari
berbagai dialeg, seperti Dialek Bone, Dialek Pangkep, Dialek Makassar, Dialek Pare-Pare, Dialek
Wajo, Dialek Sidenreng Rappang, Dialek Sopeng, Dialek Sinjai, Dialek Pinrang, Dialek Malimpung,
Dialek Dentong, Dialek Pattinjo, Dialek Kaluppang, Dialek Maiwa, Dialek Maroangin, Dialek Wani,
Dialek Bugis Kayowa, Dialek Buol Pamoyagon (Bugis Pomayagon), Dialek Buol Bokat (Bugis
Bokat), Dialek Jambi, Dialek Kalimantan Selatan, Dialek Lampung, Dialek Sulawesi Tenggara,
Dialek Bali, Dialek Sulawesi Tengah, Dialek Riau dan Dialek Kalimantan Timur. Sedangkan secara
tertulis, orang bugis terdahulu menggunakan aksara lontara. Akasa lontara adalah manuskrip yang
ditulis dengan alat tajam pada daun lontar kemudian ditambah cairan hitam pada bekas
goresannya.

Kesimpulan
Bugis sendiri merupakan suku yang terletak di wilayah selatan Pulau Sulawesi, lebih tepatnya di
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Suku Bugis dikenal sebagai suku yang andal dan juga
piawai dalam mengarungi lautan hingga samudra di Nusantara maupun dunia. Para masyarakat Bugis
menaklukan lautan dengan bermodalkan sebuah perahu legendaris, yakni perahu pinisi. Perahu pinisi
adalah perahu layar tradisional khas masyarakat Bugis. Ciri khas dari perahu pinisi ialah memiliki dua
tiang utama serta tujuh buah layar. Tiga layar berada di bagian depan, dua di bagian tengah, dan dua
di bagian belakang.

Anda mungkin juga menyukai