Anda di halaman 1dari 26

KEBUDAYAAN KALIMANTAN

SELATAN

MELLA DWIYULIANI (2017007092)


NM. GUSTYA PUTRI (2017007098)
NUR CAHAYA KAMSIA (2017007098)
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan beribu kotanya sendiri
adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan
memiliki luas 36.985 Km² serta, penduduknya
yang mencapai angka 3,626,616 Jiwa (sensus
2010). Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan
2 kota. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui
Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950,
merupakan tanggal dibentuknya provinsi
Kalimantan.
Kebudayaan Kalimantan Selatan

Penduduk asli Kalimantan Selatan umumnya suku bangsa


Banjar. Identitas utama yang terlihat adalah bahasa Banjar
sebagai media umum. Masyarakat adat Kalimantan Selatan
terutama suku Banjar mengenal berbagai upacara adat yang
berkenaan dengan kehidupan manusia. Sejak masih dalam
kandungan hingga saat kematian. Misalnya adanya adat
berpantang bagi wanita hamil, upacara Bapalas bidan, yakni
ketika bayi yang dilahirkan berumur 40 hari dan sekaligus
memberikan nama. Adapun upacara perkawianan terdiri
dari beberapa tahap, sejaka Babasasuluh yaitu mencari
data-data tentang calon istri, Badatang yakni melamar.
Adat Bantar Patalian

Bantar Patalian yaitu acara penyerahan seperangkat barang atau mas


kawin, Qur’an dan puncak upacara adalah pengantin Batatai
atau bersanding. Terakhir adalah upacara Pemakanan Pengantin yaitu
kedua mempelai menjalani bulan madu, selama 7 hari 7 malam hanya
makan dan minum di balik tabir tertutup.
 
Seni Sastra dan Suara.
Pada masyarakat Banjar berkembang seni sastra dan seni suara yang
indah, yang semula dari pergaulan sehari-hari di anatara mereka saling
sindir menyindir kadang-kadang dengan bahasa syair dan pantun-pantun
dan ada kalanya bersifat humor di antara muda-mudinya. Sindir
menyindir ini lama kelamaan berkembang menjadi seni sastra yang
indah hingga kini
Kesenian :
• Seni Karawitan
• Sensapi (kecapi Dayak Deah)
• Gamelan Banjar
• Musik Panting (suku Banjar)
• Musik Kangkurung/Kukurung/kengkulung (suku Dayak Bukit)
• Musik Bumbung
• Musik Kintung
• Musik Kangkanong
• Musik Salung
• Musik Suling
• Musik Bamban
• Musik Masukkiri
Seni Rupa dan kerajinan

Di dalam seni rupa, suku Banjar mengenal sulaman-sulaman dan


anyaman dari pandan ataupun rotan umumnya di kerjakan oleh
wanita untuk mengisi waktu senggang berkembang pula di
daerah lain.
Kerajinan Tangan yang dihasilkan warga Kota Banjarmasin sendiri
diantaranya berupa kain Sasirangan yang memiliki kombinasi
warna dan tekstur sangan khas. Keindahan sasirangan sudah
dikenal secara nasional, sebagai salah satu bahan busana pria
dan  wanita.
Seni Bangunan.

Untuk seni bangunan


terutama bangunan
rumah,masyarakat
suku Banjar sudah
memiliki arsitektur
yang cukup tinggi
nilainya. Rumah-rumah
tradisional berupa
rumah panggung
dengan atap yang
menjulang tinggi.
Filosofi yang terdapat dalam rumah adat Kalimantan Selatan sangat
beragam, seperti ukiran naga di bagian atas bermakna alam bawah,
sedangkan elang gading bermakna alam atas. Kepercayaan suku banjar
sangat kental, mereka percaya bahwa rumah merupakan tempat tinggal
yang maha esa juga. Jika kita melihat atap rumah adat ini sangat mirip
dengan payung, lambang dari bentuk payung tersebut diwujudkan
sebagai kekuasaan dan atau tingkat kebangsaan. Ruangan dari rumah
Baanjung tersusun semakin ke dalam semakin tinggi, hal ini
melambangkan tata krama dalam suku banjar untuk menghormati
pemilik rumah.
Rumah adat Kalimantan Selatan yang mengandung banyak filosofi
menjadi sebuah gambaran dari penduduk suku banjar, kekentalan budaya
yang dimiliki oleh penduduk di Kalimantan Selatan sangat baik sekali.
Mereka menjunjung tinggi sikap dan perilaku, tidak hanya kepada sesama
manusia, namun kepada lingkungan sekitarnya juga. Hal yang sudah
langka, apalagi di jaman sekarang perilaku dan kedisiplinan mulai pudar
akibat dari pengaruh budaya yang menyimpang. Tradisi dari nenek
moyang yang harus dijaga sebenarnya memang mengandung pelajaran
bagi cucu penerusnya. Terkadang apa yang dilakukan orang dahulu sudah
Pakaian Adat

Pria    : Mengenakan rompi lengan panjang yang


dihias dengan motif khusus serta dipadu celana
panjang warna serupa. Di bagian pinggang
memakai sarung sampai bagian dengkul. Kepala
pria memakai destar yang bagian ujungnya agak
naik. Sedangkan sebilah keris diselipkan di bagian
depan.
Wanita  : Bagi kaum wanita memakai baju kurung
basisit lengkap dengan tapihnya. Disebut baju
kurung basisit lenngkap karena di bagian leher
Dan tangan dilengkapi tali pengikat (tali penyisit).
Bahan baju ini dapat dibuat dari kain sutra. Baju
ini dikombinasi dengan tapih di bagian kepala,
rambutnya di sanggul serta memakai hiasan
kembang goyang yang di sebut sumping.
Pakaian pengantin ini berdasarkan adat Banjar.
Kesenian dan Tari tarian Daerah Kalimantan Selatan

Tari Baksa Kembang, merupakan tai selamat datang pada tamu


agung dengan menyampaikan untaian bunga.
• Tari Radap RahayuTari Mantang GandutTari Tandik Balian
• Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
• Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)
• Dan lain- lain.
Seni Madihin adalah suguhan pentas monolog oleh satu atau dua
orang seniman tradisional yang merangkai syair  dan pantun diiringi
dengan musik gendang khas Banjar. Sajian materi  seni ini biasanya
melemparkan sindiran – sindiran dan pesan sosial dan moral dengan
kosa kata yang menggelitik dan lucu.
Seni Musik Panting adalah paduan antara berbagai alat musik seperti
Babun, Panting, Biola, Gong, yang menghasilkan irama khas, biasanya
mengiringi lagu-lagu tradisional Banjar yang dinyanyikan, atau
mengiringi tarian tradisional. Istilah panting  diambil dari salah satu
jenis alat musik utamanya Panting, yaitu alat musik petik yang mirip
dengan Gitar Gambus berukuran kecil.
Senjata Tradisional.
1.Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Bujak Beliung.
2. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan – Sarapang
3. Senjata Tradisional Khas Kalimantan Selatan – Mandau
4. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan – Sungga
Makanan-makanan khas di Kalimantan selatan :

1. Ketupat kandangan
2. Dodol Kandangan
3. Soto Banjar
4. Apam Barabai
Kondisi dan sumber daya alam.
• Geografi
Secara geografis, Kalimantan Selatan berada di bagian tenggara pulau Kalimantan,
memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran
tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah.

• Keanekaragaman hayati
Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan
dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga
rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar.
Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi
oleh pemerintah.

• Sumber Daya Alam


Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung
(139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541
ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll.
• Suku bangsa
• Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan adalah etnis Banjar (74,34%) yang
terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar
Batang Banyu. Etnis terbesar kedua yaitu etnis Jawa (14,51%) yang
menempati kawasan transmigrasi.
 
• Teater tradisional dan wayang
• Mamanda (teater tradisional suku Banjar)
• Lamut (suku Banjar)
• Madihin (suku Banjar)
• Wayang Kulit Banjar (suku Banjar)
• Wayang Gung (wayang orang suku Banjar)
• Balian(suku Dayak Bukit)
Kekerabatan suku banjar

• Seperti sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal istilah-istilah tertentu


sebagai panggilan dalam keluarga.Skema di atas berpusat dari ULUN sebagai penyebutnya.
Bagi ULUN juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu, saudara tertua disebut
Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut Tuha, saudara tengah dari ayah
dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut Pakacil (paman) dan Makacil (bibi),
sedangkan termuda disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja,
begitu pula untuk saudara datu.

• Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu:


• minantu (suami / isteri dari anak ULUN)
• pawarangan (ayah / ibu dari minantu)
• mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN)
• mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN)
• mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN)
• kamanakan (anaknya kakak / adik dari ULUN)
• sapupu sakali (anak mamarina dari ULUN)
• ipar (saudara dari isteri / suami dari ULUN)
• panjulaknya (saudara tertua dari ULUN)
• pambusunya (saudara terkecil dari ULUN)
• badangsanak (saudara kandung)
Unsur Budaya Suku Banjar
A. Larangan
Masyarakat suku banjar juga mempercayai pantangan – pantangan yang harus
dihindari oleh istri yang hamil dan suaminya, yaitu :
a. Tidak boleh duduk didepan pintu, dikhawatirkan akan susah dalam
melahirkan
b. Tidak boleh keluar pada waktu maghrib,karena akan diganggu oleh roh jahat
c. Tidak boleh makan pisang dompet, dikhawatirkan anak akan kembar siam
d. Jangan membelah kayu api yang sudah terbakar, karena anak yang
dilahirkan bisa sumbing
e. Dilarang pergi kehutan,karena wanita hamil baunya harum,dan dapat
diganggu roh jahat
f. Dilarang menganyam bakul, karena jari- jari anak yang dilahirkan dapat
dempet menjadi satu.
Icon Kalimantan Selatan
• Pasar Terapung di Sungai Barito
• Sungai Barito, Sungai terlebar di Indonesia
• Jembatan di Sungai Barito
• Patung Bekantan
Ampar Ampar Pisang
Pencipta : Hamiedan AC
Ampar ampar pisang
Pisangku balum masak Arti Syair
Masak bigi di hurung bari-bari
Masak bigi di hurung bari-bari
Manggalepak manggalepok
Susun-susun pisang
Pisangku belum masak  
Masak sebutir (sebuah), dipenuhi bari-bari
Patah kayu bengkok Manggalepak, manggalepok (bunyi dahan/kayu yang patah)
Bengkok dimakan api Patah kayu yang bengkok
apinya cang curupan Yang bengkok dilalap api
  Apinya hampir padam
Nang mana batis kutung  
Dikitipi dawang (2x) Siapa kaki yang buntung, berarti dimakan oleh bidawang
  Mangaricak, mangaricak (bunyi kayu yang patah diseruduk sapi)
Ampar ampar pisang  
Pisangku balum masak Patah kayu yang bengkok
Masak bigi di hurung bari-bari Diseruduk sapi, diseruduk sapi, kulit bawang
Masak bigi di hurung bari-bari
 
 
• Makna dan Sejarah Lagu
Sejarah Tentang lagu ampar ampar pisang ini pada awalnya dinyanyikan secara iseng saat masyarakat Kalimantan Selatan
membuat sebuah kue/makanan yang terbuat dari pisang. Makanan ini bernama rimpi.
Cara membuat makanan ini adalah dengan cara pisang di diampar (disusun) kemudian dibiarkan hingga hampir matang
mendekati busuk. setelah itu pisang dijemur diampar(disusun) di bawah sinar matahari sampai kira kira pisang mengeras
dan mengeluarkan bau manis yang sangat khas.
 Isi dari lagu ampar-ampar pisang menceritakan tentang pisang yang diampar dan dikerubuti binatang kecil kecil bisa
terbang yang senang dgn aroma pisang. Binatang ini dikenal masyarakat Kalimantan dengan nama bari bari.
 Pada akhir lagu di ceritakan tentang binatang yang ditakuti anak kecil zaman dulu (lihat kata “dikitip bidawang”) yang
artinya digigit biawak. Konon, kata dikitip bidawang itu digunakan untuk menakuti anak anak yang suka mencuri
pisang/kue rimpi yang masih dalam proses penjemuran.

Contoh kalimat bahasa banjar

Anda = ikam, nyawa untuk sebaya) Pekerjaan = gawian


Saya = ulun Saya, aku = aku, unda (sapaan untuk sebaya)
Nama = ngaran Suka, senang = katuju
Beliau = sidin (untuk orang yang lebih tua) Takut = gair, hara
Benci = muar, muyak Tidur = guring
Punya, memiliki = baisi, bisi Pergi = tulak
Berjalan-jalan = bajalanan Bertanya = batakun , betaken
 
Contoh kalimat :
Siapa ngaran ikam? (Siapa nama kamu?)
Ngaran ulun Gustya (nama saya Gustya)
ikam handak ka mana ? (kamu mau ke mana?)
Abah bagawi di pahumaan (Ayah bekerja di sawah)
aku handak batutukar ka pasar (aku ingin berbelanja ke pasar)
ulun handak mailangi kuitan (saya ingin menengok orangtua)

Anda mungkin juga menyukai