Anda di halaman 1dari 7

KEBERAGAMAN SUKU AGAMA, RAS, DAN ANTAR GOLONGAN DALAM

BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA.


SUKU BANJAR.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Pelajaran: PPKN
.

Oleh:
1. Alfiyah Khofifah Isnena.
2. Ummu Hanik Faitoh
3. Farel Tri Anugrah. F
VII A

SMP PGRI BREBES


2020
SUKU BANJAR

Kalimantan Selatan secara geografi terletak di sebelah selatan pulau Kalimantan dengan
luas wilayah 37.530,52 kilometer persegi atau 3.753.052 hektare. Sampai dengan tahun 2004
membawahi kabupaten/kota sebanyak 11 kabupaten/kota dan pada tahun 2005 menjadi 13
kabupaten/kota sebagai akibat dari adanya pemekaran wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara
dengan Kabupaten Balangan dan Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu.
Kota Banjarmasin terletak pada 3°15′ sampai 3°22′ Lintang Selatan dan 114°32′ Bujur Timur
atau 114 19’’ 33’’ BT-116 33’ 28 BT dan 1 21’ 49’’ LS 1 10’’ 14’’ LS, dengan luas wilayah
37.377,53 km2 atau hanya 6,98 persen dari luas pulau Kalimantan.
Secara genetika suku Banjar purba sudah terbentuk ribuan tahun yang lalu yang
merupakan pembauran orang Melayu purba sebagai unsur dominan dan Dayak Maanyan.
Suku Banjar yang memiliki genetik Melayu dominan ini telah
melakukan migrasi keluar pulau Kalimantan sekitar tahun 830 Masehi atau 1.200 tahun yang
lalu menuju Madagasikara alias Madagaskar yang menurunkan bangsa Malagasi.
Urang Banjar (sebutan untuk orang banjar) mengembangkan sistem budaya, sistem
sosial dan material budaya yang berkaitan dengan religi, melalui berbagai proses adaptasi,
akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek
budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan
budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang
berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada
unsur budaya asal, Hindu dan Budha.
Suku bangsa Banjar ialah penduduk asli yang mendiami sebagian besar wilayah
Propinsi Kalimantan Selatan. Mereka diduga memiliki kesamaan dengan penduduk pulau
Sumatera atau daerah sekitarnya, yang membangun tanah air baru di kawasan ini sekitar lebih
dari seribu tahun yang lalu. Suku Banjar berasal dari orang Melayu Sumatera, Kalimantan
dan Jawa yang datang ke Kalimantan Selatan untuk berdagang. Adat, bahasa dan
kepercayaan mereka adalah akibat pengaruh berabad-abad dari orang Dayak, Melayu dan
Jawa. Ada juga orang Dayak yang menjadi orang Banjar karena memeluk agama Islam.
Orang Banjar dapat dibagi dua dari segi dialek bahasa, yaitu Banjar Hulu dan Banjar Kuala.
Suku Banjar terdapat di propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Sumatera dan
Malaysia (Perak, Selangor dan Johor). Mereka juga terkenal dengan julukan masyarakat air
(‘the water people’) karena adanya pasar terapung, tempat perdagangan hasil bumi dan
kebutuhan hidup sehari-hari di sungai-sungai Kota Banjarmasin. Suku Banjar yang semula
terbentuk sebagai entitas politik terbagi tiga grup (kelompok besar) berdasarkan teritorialnya
dan unsur pembentuk suku berdasarkan persfektif kultural dan genetis yang menggambarkan
percampuran penduduk pendatang dengan penduduk asli Dayak, kelompok tersebut memiliki
macam macam nama seperti, Grup Banjar Pahuluan adalah campuran orang Melayu-Hindu
dan orang Dayak Meratus yang berbahasa Melayu (unsur Dayak Meratus/Bukit sebagai ciri
kelompok), Grup Banjar Batang Banyu adalah campuran orang Pahuluan, orang Melayu-
Hindu/Buddha, orang Keling-Gujarat, orang Dayak Maanyan, orang Dayak Lawangan, orang
Dayak Bukit dan orang Jawa-Hindu Majapahit (unsur Dayak Maanyan sebagai ciri
kelompok), dan Grup Banjar Kuala adalah campuran orang Kuin, orang Batang Banyu, orang
Dayak Ngaju (Berangas, Bakumpai), orang Kampung Melayu, orang Kampung Bugis-
Makassar, orang Kampung Jawa, orang Kampung Arab, dan sebagian orangCina Parit yang
masuk Islam (unsur Dayak Ngaju sebagai ciri kelompok). Proses amalgamasi masih berjalan
hingga sekarang di dalam grup Banjar Kuala yang tinggal di kawasan Banjar Kuala, kawasan
yang dalam perkembangannya menuju sebuah kota metropolitan yang menyatu (Banjar
Bakula).
Suku Banjar sendiri merupakan salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia yang
mendiami wilayah aslinya di Kalimantan Selatan. Sebagai salah satu suku terbesar di
Indonesia, suku Banjar memiliki karakteristik kebudayaan. Pelembagaan budayanya
merupakan produk dari pengadaptasian, pengasimilasian dan pengakulturasian dari budaya
dasar suku Banjar pribumi dengan kebudayaan Hindu, Budha serta Islam. Oleh sebab itu,
dalam setiap bentuk adat istiadat yang ada dalam tradisi suku Banjar, akan selalu bisa
dijumpai hasil dari perpaduan nilai-nilai budaya dasar tersebut. Inilah beberapa adat atau
kebudayaan suku Banjar yang menunjukkan ciri khas sistem budaya yang ada dalam
kehidupan masyarakat suku Banjar :
A. Rumah Adat
Rumah adat suku Banjar yang terkenal adalah “Bubungan Tinggi”. Pada
zaman dahulu, Bubungan Tinggi merupakan rumah adat khusus keluarga kerajaan,
namun seiring perkembangan kemudian diadopsi oleh masyarakat Banjar secara
umum yang kemudian menjadi ikon kebanggaan suku Banjar. Disebut “Bubungan
Tinggi” karena konstruksi bangunan rumah memiliki bagian yang menjulang lancip
ke atas. Secara umum “Bubungan Tinggi” terdiri dari beberapa konstruksi ruangan,
yaitu :
a. Pelatar
Pelatar merupakan ruangan yang ada pada bagian paling depan rumah. Biasanya
terdapat setelah menaiki tangga rumah.
b. Paciran
Paciran merupakan ruangan penghubung. Paciran terbagi menjadi paciran dalam dan
paciran luar. Biasanya paciran ini digunakan sebagai ruang untuk menyimpan
peralatan pertanian atau pertukangan.
c. Panampik
Panampik merupakan ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk menerima dan
menjamu tamu yang berkunjung. 
d. Palindangan
Palindangan merupakan bagian ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk
beristirahat dan tidur. 
e. Padapuran
Padapuran berada di bagian paling belakang rumah dan berfungsi sebagai tempat
untuk memasak maupun menyimpan berbagai perabot memasak.
B. Kesenian Adat
a. Tarian
Secara historis tarian banjar terbagi kedalam dua bentuk pola, yakni pola seni
tari yang dikembangkan di wilayah lingkungan keraton kerajaan dan pola seni tari
yang dikembangkan oleh masyarakat. Nama seni tari yang dikembangkan dalam
lingkungan keraton selalu diawali dengan nama “Baksa”, contohnya seperti tari Baksa
Kembang, tari Baksa Panah, serta tari Baksa Dadap. Baksa sendiri memiliki makna
arti kehalusan gerak dalam tarian. Sedangkan tari yang dikembangkan masyarakat
salah satunya adalah tari Radab Rahayu yang biasanya disajikan dalam upacara adat
pernikahan. Tarian yang berkembang pada masyarakat Banjar sedikit banyak
mengadopsi bentuk tarian tradisional Jawa, sehingga lebih nampak seperti tata tari
Jawa yang kalem, pelan, dan luwes daripada tata tari yang rampak, cepat dan keras
seperti tarian tradisional Sumatera maupun tarian tradisional papua. Tarian yang
dikembangkan oleh suku Banjar merupakan bagian dari tarian tradisional
Indonesia yang patut untuk dilestarikan.
b. Teater
Seni teater yang dimiliki oleh suku Banjar biasa disebut dengan “Mamanda”.
Mamanda merupakan sejenis teater rakyat yang menyuguhkan setting kerajaan
melayu Banjar. Setting kerajaan melayu nampak kental pada teater Mamanda karena
seni teater ini pada mulanya berasal dari warga Melayu yang datang ke tanah Banjar.
Karena kemenarikannya kemudian kesenian ini diadopsi oleh masyarakat asli suku
Banjar. Selain unsur hiburannya, keberadaan Mamanda di tengah-tengah masyarakat
suku Banjar juga memiliki kegunaan lain sebagaimana fungsi seni pertunjukan.
c. Musik
Kesenian musik yang hidup dalam tradisi suku Banjar adalah “Gamelan
Banjar”. Seni gamelan banjar hampir serupa dengan seni gamelan yang ada pada suku
Jawa. Perangkat alat musik yang digunakan pun sama seperti gong, kendang, sarun,
kanung, kangsi, seruling dan selainnya. Seni Gamelan Banjar pada zaman dahulu
merupakan pertunjukkan wajib yang ada pada lingkungan kerajaan, namun pada
acara-acara adat tertentu, seni Gamelan Banjar juga sering dipentaskan.
d. Tradisi Lisan
Kesenian lisan suku Banjar biasa dikenal dengan seni “Madihin”. Madihin
sendiri berasal dari serapan bahasa Arab yang artinya nasihat. Seni Madihin
merupakan seni berpantun atau bersyair yang memiliki rima-rima tertentu dan biasa
disajikan dengan cara bersaut-sautan antar satu pamadihin (sebutan bagi seniman
madihin) dengan pamadihin lainnya. Dalam satu pementasan biasanya terdapat 2 – 4
orang pamadihin yang saling unjuk kebolehan.
C. Upacara Adat
a. Basasuluh
Basasuluh merupakan kegiatan untuk saling mengenal antar calon mempelai.
Kegiatan ini seperti tradisi ta’aruf dalam Islam dimana mempelai pria yang
didampingi oleh keluarga berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai calon
yang ingin dinikahinya. Bila kedua calon telah mendapatkan informasi satu sama
lainnya dan merasa cocok maka bisa dilanjutkan dengan upacara badatang.
b. Badatang
Badatang merupakan kegiatan dimana mempelai pria dan beserta keluarganya
mendatangi keluarga calon mempelai wanita yang ingin diperistri. Tradisi badatang
hampir sama dengan tradisi lamaran. Calon mempelai pria dan keluarga
menyampaikan maksud dan tujuannya untuk meminang calon istri. Di dalam acara
badatang kemudian akan ditetapkan pula waktu untuk melaksanakan pernikahan.
c. Nikah
Acara nikah suku Banjar biasa disebut juga dengan ‘Meantar Jujuran’. Pada
acara nikah, mempelai pria dan mempelai wanita dinikahkan sesuai dengan hukum
agama yang berlaku. Bila calon mempelai beragama Islam maka pernikahan
dilakukan sebagaimana hukum pernikahan dalam Islam dengan menghadirkan
penghulu, mahar, ijab qabul dan juga saksi-saksi.
D. Tradisi Pasar Apung
Pasar terapung merupakan tradisi perdagangan suku Banjar yang sudah turun
temurun. Pasar terapung berada di sungai besar Barito. Seperti halnya pasar pada
umumnya, kegiatan pasar terapung juga merupakan kegiatan jual beli seperti jual beli
sayuran, ikan-ikanan, makanan, maupun jual beli berbagai kebutuhan masyarakat
harian lainnya. Kegiatan jual beli pasar terapung dilakukan di atas perahu yang tengah
terapung di perairan sungai, oleh sebab itu pasar terapung menyimpan keunikannya
sendiri karena ketika melakukan transaksi jual beli baik penjual maupun pembeli
harus terus menjaga keseimbangan perahu yang selalu dimainkan oleh gelombang air

sungai.

Selain kebudayaan suku Banjar, Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan
kebudayaan yang begitu banyak, masih menyimpan berbagai jenis kebudayaan pada tiap-tiap
suku bangsanya yang tentu saja masing-masingnya memiliki ciri khas dan filosofisnya
sendiri-sendiri. Dalam satu pulau saja di Kalimantan, terdapat pula Kebudayaan Suku
Dayak yang tentu saja berbeda dengan suku Banjar. Kebudayaan Indonesia mulai dari ujung
barat yakni Kebudayaan Suku Aceh hingga ujung timur Kebudayaan Papua menyimpan
etnisitasnya sendiri-sendiri. Masing-masingnya ada yang masih sangat murni
seperti Kebudayaan Suku Baduy di Banten, namun ada juga yang sudah berakulturasi dengan
modernisasi zaman. Namun kesemuanya itu tetap harus dilestarikan sebagai salah satu
kekayaan warisan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini.

Anda mungkin juga menyukai