Anda di halaman 1dari 5

RESUME MAKALAH PERTEMUAN 10

MEMAHAMI KEBUDAYAAN BANJAR,

KEBUDAYAAN MINAHASA

NAMA : Dimas Nur Hidayatulloh

NIM : 52104110006

PRODI : Teknik Informatika

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki bermacam- macam suku,kebudayaan


dan bangsa. Tentu saja ini menjadi sebuah tradisi yang turun- temurun sejak
dahulu.Kebudayaan ini tentu saja harus kita pelihara dan lestarikan keberadaannya,ini
merupakan bekal untuk generasi yang akan datang agar mereka juga bisa mengetahui dan
melihat keindahan, keunikkan dan keaslian dari kebudayaan tersebut.

Asal-usul suku Banjar berasal dari percampuran beberapa suku, yang menjadi dominan
adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu dapat diidentifikasi bahasa
banjar kuno sedangkan suku Melayu serta Jawa sebagai imigran yang datang secara besar-
besaran yang kemungkinan sekali tidak terjadi dalam satu gelombang sekaligus. asal nama
banjar sendiri artinya meletakkan pancing di suatu tempat agar kailnya dimakan ikan. Yang
mempunyai arti dengan kehidupan sehari-hari orang banjar pada masa lalu yaitu yang suka
memancing ikan dengan cara “Membanjur”. Atau mengkail. Suku Banjar merupakan suku
bangsa di negeri ini yang memiliki keunikan karena memiliki ciri khas tersendiri. terdapat
kebiasaan orang Banjar yang dinamakan dengan madam yaitu berpindah dari satu daerah ke
daerah lainnya,. perpindahan yang dilakukan oleh orang banjar bisa terjadi lebih dari sekali
kali tujuannya ialah untuk mencari wilayah yang lebih subur untuk membangun pertanian dan
juga mencari ketenangan hidup lahir dan batin.

Minahasa merupakan salah satu suku bangsa yang ada di pulau Sulawesi. Sebagai salah
satu suku bangsa di Indonesia, suku Minahsa memiliki kharakteristik yang membedakannya
dengan suku lain. Keunikan kharakteristik suku Minahasa ini tercermin dari kebudayaan yang
mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebudayaan Banjar
a. Sistem Bahasa
1. Bahasa Banjar Suhu Sungai/Bahasa Banjar Hulu

Bahasa Banjar Hulu merupakan dialek asli yang dipakai di wilayah


Banua Enam yang merupakan bekas Afdelling Kandangan dan
Afdeeling Amoentai (suatu pembagian wilayah pada zaman penduduk
belanda).

2. Bahasa Banjar Kuala

Dialek Banjar Kuala umumnya dipakai oleh penduduk "asli" sekitar


kota banjarmasin,Martapura,dan Pelaihar. Adapun dialek Banjar Kuala
sebagian besar sudah hampir mirip dengan Bahasa Indonesia.

a. Sistem Pengetahuan
Suku Banjar umumnya mempunyai pengetahuan tentang:

1. Pengetahuan tentang Alam sekitar/tempat tinggal

Pengetahuan mengenai musim-musim , dan gejala alam.


Pengetahuan tentang musimini digunakan masyarakatnya untuk
menentukan kapan musim tanam bagi mereka yang bertani, sedangkan
bagi yang bermata pencaharian melaut musim digunakan untuk
mengetahui kapan musim yang baik untuk pergi melaut.

2. Pengetahuan tentang Fauna dan Flora

Pengetahuan tentang flora ini berfungsi untuk mengetahui


tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar mereka, tumbuh-tumbuhan apa
saja yang dapat dijadikan sayur serta tumbuh-tumbuhan yang
digunakan untuk pengobatan suatu penyakit atau tumbuh-tumbuhan
yang digunakan untuk upacara keagamaan.

3. Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional


Pengobatan tradisional yang dikenal masyarakat Banjar merupakan
pengetahuan yang diwarisi dari orang tua dan ahli pengobatan
tradisional yang terdapat di daerah mereka.
4. Sistem pengetahuan tentang waktu
Nama bulan, hari dan penyebutan waktu dalam sehari semalam
yang digunakan masyarakat Banjar adalah mengadopsi dari Bahasa
Arab.

5. Sistem ilmu pengetahuan


Ciri khas sistem ilmu pengetahuan Banjar, berkembangnya
pendidikan tradisional, utamanya pendidikan agama islam yang dikenal
sebagai ‘pengajian’.

b. Sistem Kemasyarakatan
Masyarakat suku Banjar mengenal istilah Bubuhan yaitu
kelompok kekerabatan yang merupakan kumpulan dari keluarga batih
yang merupakan satu kesatuan.

c. Sistem peralatan dan teknologi:

1. Alat-alat produktif (contoh : parang, belayung, lading, dll)


2. Senjata (contoh : Mandau, Sumpit, serapang, tiruk, duha, dll)
3. Makanan (contoh : soto banjar)
4. Pakaian dan Perhiasan (contoh :pembuatan kain sasirangan yang
mengguanakan teknik cetak dan perhiasan yang terbuat dari
lokan,kerang,batu hias,dan emas)
5. Rumah (contoh : bahan utama kayu ulin karena banyak terdapat di
sekitarnya).

d. Sistem mata pencaharian


Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Banjar adalah bertani,
menangkap ikan, dan berdagang. Pasar Terapung menjadi salah satu
sarana untuk berdagang masyarakat Banjar tepi sungai.
e. Sistem religi
Keseluruhan kepercayaan yang dianut masyarakat Banjar menurut
beberapa Sejarawan Banjar telah dibedakan menjadi tiga kategori :
1. kepercayaan yang bersumber dari ajaran Islam.
2. Kepercayaan yang berkaitan dengan struktur masyarakat Banjar pada
zaman dahulu, yaitu pada masa sultan-sultan dan sebelumnya.
3. Kepercayaan yang berhubungan dengan beragam tafsiran dari
masyarakat atas alam lingkungan sekitarnya.

f. Kesenian
Beberapa kesenian yang ada di banjar yaitu :
1. Tari Radap Rahayu
2. Mamanda
3. Jukung banjar
4. Wayang Banjar
5. Pencak Silat Kuntau Banjar

B. Kebudayaan Minahasa

a. Sistem Bahasa
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Tomohon selain menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa percakapan juga menggunakan bahasa daerah Minahasa. Seperti
diketahui di Minahasa terdiri dari delapan macam jenis bahasa daerah yang dipergunakan
oleh delapan etnis yang ada, seperti Tountemboan, Toulour, Tombulu, dll.

b. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan suku bangsa Minahasa yakni yang berkaitan dengan alam fauna seperti
tanda-tanda bunyi burung dan melihat burung juga tanda-tanda ular yang merupakan pertanda
tidak baik sehingga menjadi peringatan. Sistem pengetahuan alam flora berhubungan dengan
makanan dan minuman, berhubungan dengan pengobatan seperti akar-akaran, daun-daunan,
rumput, umbi-umbian, dan lain-lain.

c. Sistem Kemasyarakatan
Orang Minahasa memegang prinsip keturunan secara bilateral, atau memperhitungkan
hubungan kekerabatan baik dari pihak laki-laki maupun perempuan, dengan jangkauan
kekerabatannya umumnya hanya sampai generasi ketiga. Dalam memilih jodoh, penelusuran
asal-usul biasa dilakukan, untuk memastikan muda-mudi yang hendak terlibat pernikahan
berada di luar jangkauan kekerabatan tiga generasi tersebut.

d. Sistem peralatan dan teknologi


Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi dalam setiap suku bangsa pun semakin
berkembang. Di Minahasa, sama seperti di daerah-daerah lainnya di Indonesia, sistem
teknologi dan penggunaan alat-alat tradisional sudah semakin menghilang diganti dengan
alat-alat modern buatan pabrik.

e. Sistem mata pencaharian


Ekonomi pedesaan merupakan ciri-ciri perilaku petani Minahasa.Minahasa
, jaringan jalan yang tergolong baik, serta adanya pelabuhan Bitung dan bandar udara
SamRatulangi, adanya industri-industri kecil, toko besar maupun kecil di kotsa, dan kegiatan
ekonomi modern lainnya memang sangat erat berhubungan dan sangat mempengaruhi
ekonomi pedesaan yang berpangkal pada sektor pertanian rakyat yang masih tergolong
tradisional.ekonomi pedesaan di Minahasa mempunyai bentuk tersendiri yang menunjukkuan
adanya perbedaan-perbedaan dari masyarakat-masyarakat pedesaan lainnya. Berbagai
sarana,prasarana, dan pranata ekonomi di Minahsa sekarang telah mengalami perkembangan ,
jauh berbeda dari masa-masa dahulu.
f. Sistem Religi
Unsur-unsur kepercayaan adat yang dapat dilihat pada masyarakat
Minahasa yang kini telah resmi memeluk agama Protestan, Katolik dan Islam merupakan
peninggalan dari sistem agama kuno sebelum berkembangnya agama Kristen.

g. Kesenian
1. Tari Mahambak
Tari Mahambak merupakan salah satu kesenian tradisional Bantik anak
suku yang memiliki banyak ciri khas. Seni tari merupakan sarana untuk mengungkapkan
perasaan komunal masyarakat Bantik.

2. Tari Maengket
Maengket merupakan perpaduan seni tari, musik dan nyanyian, serta
seni sastra yang terukir dalam lirik lagu yang dinyanyikan.

3. Alat Musik Tradisional Kolintang


adalah alat musik tradisional yang terkenal di daerah Minahasa,
Provinsi Sulawesi Utara. Bahan untuk membuat alat musik tradisional kolintang ini adalah
kayu.
4. Alat Musik Tradisional Salude
Salude adalah sejenis alat musik tradisional yang dibuat dari seruas
bambu. Pada bagian tengah badan bambu terdapat lubang yang memiliki fungsi sebagai
resonator dan diatasnya dipasang 2 senar yang juga dibuat dari serat ari bambu.

Anda mungkin juga menyukai