Anda di halaman 1dari 9

Muhammad Bayu Rahman

VII C
SMP Negeri 4 Banjarmasin

Kebudayaan Suku Banjar


Kalimantan Selatan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ragam etnik dengan jumlah yang
terbilang sangat banyak. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik pada tahun 2010,
tercatat Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa. Beragam etnik suku bangsa tersebut
tersebar dan mendiami seluruh kepulauan yang ada di Indonesia mulai dari Sabang hingga
Merauke. Begitu banyaknya etnik suku bangsa yang mendiami negara Indonesia ini
menjadikan negara ini juga memiliki begitu banyak varian kebudayaan dan bahkan beberapa
budaya Indonesia yang mendunia telah mampu menyihir jutaan mata manusia
mancanegara. Salah satu varian kebudayaan yang ada di Indonesia berasal dari kebudayaan
Suku Banjar. Suku Banjar sendiri merupakan salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia
yang mendiami wilayah aslinya di Kalimantan Selatan.
Sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia, suku Banjar memiliki karakteristik
kebudayaan. Pelembagaan budayanya merupakan produk dari pengadaptasian,
pengasimilasian dan pengakulturasian dari budaya dasar suku Banjar pribumi dengan
kebudayaan Hindu, Budha serta Islam. Oleh sebab itu, dalam setiap bentuk adat istiadat
yang ada dalam tradisi suku Banjar, akan selalu bisa dijumpai hasil dari perpaduan nilai-nilai
budaya dasar tersebut. Inilah beberapa adat atau kebudayaan suku Banjar yang
menunjukkan ciri khas sistem budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat suku Banjar :
Rumah Adat

Rumah Bubungan Tinggi


Rumah adat suku Banjar yang terkenal adalah “Bubungan Tinggi”. Pada zaman dahulu,
Bubungan Tinggi merupakan rumah adat khusus keluarga kerajaan, namun seiring
perkembangan kemudian diadopsi oleh masyarakat Banjar secara umum yang kemudian
menjadi ikon kebanggaan suku Banjar. Disebut “Bubungan Tinggi” karena konstruksi
bangunan rumah memiliki bagian yang menjulang lancip ke atas. Secara umum “Bubungan
Tinggi” terdiri dari beberapa konstruksi ruangan, yaitu :
Pelatar
Pelatar merupakan ruangan yang ada pada bagian paling depan rumah. Biasanya
terdapat setelah menaiki tangga rumah. (Baca juga : Cabang Seni Rupa)
Paciran
Paciran merupakan ruangan penghubung. Paciran terbagi menjadi paciran dalam dan
paciran luar. Biasanya paciran ini digunakan sebagai ruang untuk menyimpan peralatan
pertanian atau pertukangan. (Baca juga : Unsur Unsur Kebudayaan)
Panampik
Panampik merupakan ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk menerima dan
menjamu tamu yang berkunjung. (Baca juga : Tarian Tradisional Sumatera Barat)
Palindangan
Palindangan merupakan bagian ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk
beristirahat dan tidur. (Baca juga : Perbedaan Seni dan Keindahan)
Padapuran
Padapuran berada di bagian paling belakang rumah dan berfungsi sebagai tempat untuk
memasak maupun menyimpan berbagai perabot memasak.
Kesenian Adat
Tarian

Tari Baksa Kembang


Secara historis tarian banjar terbagi kedalam dua bentuk pola, yakni pola seni tari yang
dikembangkan di wilayah lingkungan keraton kerajaan dan pola seni tari yang
dikembangkan oleh masyarakat. Nama seni tari yang dikembangkan dalam lingkungan
keraton selalu diawali dengan nama “Baksa”, contohnya seperti tari Baksa Kembang, tari
Baksa Panah, serta tari Baksa Dadap. Baksa sendiri memiliki makna arti kehalusan gerak
dalam tarian. Sedangkan tari yang dikembangkan masyarakat salah satunya adalah tari
Radab Rahayu yang biasanya disajikan dalam upacara adat pernikahan. (Baca juga : Budaya
Indonesia yang Mendunia)
Tarian yang berkembang pada masyarakat Banjar sedikit banyak mengadopsi bentuk tarian
tradisional Jawa, sehingga lebih nampak seperti tata tari Jawa yang kalem, pelan, dan luwes
daripada tata tari yang rampak, cepat dan keras seperti tarian tradisional Sumatera maupun
tarian tradisional papua. Tarian yang dikembangkan oleh suku Banjar merupakan bagian
dari tarian tradisional Indonesia yang patut untuk dilestarikan.
Teater

Mamanda
Seni teater yang dimiliki oleh suku Banjar biasa disebut dengan “Mamanda”. Mamanda
merupakan sejenis teater rakyat yang menyuguhkan setting kerajaan melayu Banjar. Setting
kerajaan melayu nampak kental pada teater Mamanda karena seni teater ini pada mulanya
berasal dari warga Melayu yang datang ke tanah Banjar. Karena kemenarikannya kemudian
kesenian ini diadopsi oleh masyarakat asli suku Banjar. Selain unsur hiburannya, keberadaan
Mamanda di tengah-tengah masyarakat suku Banjar juga memiliki kegunaan lain
sebagaimana fungsi seni pertunjukan.
Musik

Gamelan Banjar
Kesenian musik yang hidup dalam tradisi suku Banjar adalah “Gamelan Banjar”. Seni
gamelan banjar hampir serupa dengan seni gamelan yang ada pada suku Jawa. Perangkat
alat musik yang digunakan pun sama seperti gong, kendang, sarun, kanung, kangsi, seruling
dan selainnya. Seni Gamelan Banjar pada zaman dahulu merupakan pertunjukkan wajib
yang ada pada lingkungan kerajaan, namun pada acara-acara adat tertentu, seni Gamelan
Banjar juga sering dipentaskan.
Tradisi Lisan

Madihin
Kesenian lisan suku Banjar biasa dikenal dengan seni “Madihin”. Madihin sendiri berasal dari
serapan bahasa Arab yang artinya nasihat. Seni Madihin merupakan seni berpantun atau
bersyair yang memiliki rima-rima tertentu dan biasa disajikan dengan cara bersaut-sautan
antar satu pamadihin (sebutan bagi seniman madihin) dengan pamadihin lainnya. Dalam
satu pementasan biasanya terdapat 2 – 4 orang pamadihin yang saling unjuk kebolehan.
Upacara Adat Pernikahan

Perkawinan Banjar
Basasuluh
Basasuluh merupakan kegiatan untuk saling mengenal antar calon mempelai. Kegiatan ini
seperti tradisi ta’aruf dalam Islam dimana mempelai pria yang didampingi oleh keluarga
berusaha untuk mendapatkan informasi mengenai calon yang ingin dinikahinya. Bila kedua
calon telah mendapatkan informasi satu sama lainnya dan merasa cocok maka bisa
dilanjutkan dengan upacara badatang. (Baca juga : Kebudayaan Papua)
Badatang
Badatang merupakan kegiatan dimana mempelai pria dan beserta keluarganya mendatangi
keluarga calon mempelai wanita yang ingin diperistri. Tradisi badatang hampir sama dengan
tradisi lamaran. Calon mempelai pria dan keluarga menyampaikan maksud dan tujuannya
untuk meminang calon istri. Di dalam acara badatang kemudian akan ditetapkan pula waktu
untuk melaksanakan pernikahan.
Nikah
Acara nikah suku Banjar biasa disebut juga dengan ‘Meantar Jujuran’. Pada acara nikah,
mempelai pria dan mempelai wanita dinikahkan sesuai dengan hukum agama yang berlaku.
Bila calon mempelai beragama Islam maka pernikahan dilakukan sebagaimana hukum
pernikahan dalam Islam dengan menghadirkan penghulu, mahar, ijab qabul dan juga saksi-
saksi.
Batimung
Batimung merupakan upacara mandi uap yang dilakukan oleh pengantin pria dan pengantin
wanita. Biasanya dilakukan 3 hari sebelum upacara pernikahan dan resepsi pernikahan.
Upacara mandi uap dilakukan untuk menguras keringat kedua calon agar lebih bersih dan
wangi, sehingga ketika nanti tiba waktu persandingan, kedua mempelai pengantin tidak
akan mengeluarkan keringat lagi.
Badudus
Tradisi badudus adalah kegiatan mandi kembang yang dilakukan oleh mempelai wanita.
Mirip seperti tradisi siraman pada masyarakat suku Jawa. Tradisi badudus dilakukan pada
pagi hari sebelum acara persandingan. Mempelai wanita dimandikan dengan air yang telah
dilengkapi dengan berbagai macam taburan bunga. Pada saat tradisi badudus ini pula
dilakukan tradisi yang namanya Belarap, yakni tradisi mencukur dan membentuk rambut
pengantin wanita.
Batapung Tawar
Upacara Batapung Tawar dilakukan bersamaan dengan upacara badudus. Upacara batapung
tawar dilakukan sebagai bentuk penebusan atas berakhirnya masa perawan dari seorang
wanita yang akan menikah. Dalam upacara batapung tawar disediakan berbagai perangkat
yang melambangkan keperluan pokok rumah tangga. Diantara perangkat yang disiapkan
adalah seperti beras, kelapa, gula merah, ayam, telur ayam, pisau, lilin, uang koin (receh),
jarum dan benang, sirih, rokok daun dan berbagai rempah-rempah dapur. Masing-masing
perangkat memiliki kandungan makna filosofisnya sendiri-sendiri yang menggambarkan
makna kehidupan berumah tangga. Berbagai perangkat tersebut dimasukkan kedalam
sebuah keranjang yang kemudian diserahkan kepada tetua adat kampung yang memimpin
jalannya upacara badudus.
Walimahan
Upacara walimahan merupakah acara resepsi atau pesta pernikahan yang dilaksanakan oleh
keluarga pengantin dengan mengundang sanak keluarga dan kerabat untuk memberikan
restu kepada pengantin. Pada acara walimah suku Banjar, kegiatan gotong royong sangat
kental terasa. Dalam tradisi mereka, tuan rumah penyelenggara resepsi tidak diperbolehkan
untuk mengurus kepanitiaan pernikahan, para tetanggalah yang kemudian secara gotong
royong membentuk semacam kepanitiaan guna mengurusi segala macam keperluan pesta
pernikahan yang akan diselenggarakan, mulai dari kebutuhan tenda, sajian kesenian, sajian
makanan bagi para tamu undangan dan berbagai urusan dan kebutuhan pesta lainnya.
Petataian
Petataian merupakan kursi dan hiasan pelaminan khas Banjar yang disiapkan sebagai
tempat pengantin untuk menerima para tamu undangan. Petataian biasanya diberi hiasan
dibagian belakang kursi pengantin maupuan di sisi kanan dan sisi kirinya, seperti hiasan
ornamen kain, maupun gucci dan tanaman sebagai pemanis dan pengindah pelaminan.
Batataian
Batataian merupakan kegiatan puncak pernikahan. Pengantin pria dan wanita bersanding di
kursi petataian dan kemudian keduanya menerima para tamu undangan. Namun sebelum
pengantin menerima tamu undangan biasanya didahului dengan upacara sujud pada orang
tua serta makan bersama, baru kemudian pengantin diarak untuk duduk di petataian.
Upacara Adat Baayun Mulud (Baayun Anak)

Baayun Mulud
Baayun Mulud merupakan kebudayaan suku Banjar yang merupakan perpaduan antara
tradisi nenek moyang suku Banjar dengan Islam. Tradisi baayun merupakan kegiatan adat
mengayun bayi atau anak yang diiringi dengan nyanyian-nyanyian syair shalawat Nabi. Pada
mulanya tradisi ini bernama Baayun anak, tradisi baayun anak dilakukan pada anak yang
berusia bayi hingga balita. Namun seiring dengan masuknya budaya Islam maka tradisi
baayun anak diselenggarakan secara massal pada bulan Maullid untuk menyambut hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu kemudian tradisi ini disebut dengan tradisi
baayun mulud. Pelaksanaan tradisi ini biasanya dipimpin oleh seorang tokoh ulama yang
memimpin prosesi bersyair shalawat. Biasanya diiringi juga oleh kesenian musik rebana.
 Ayunan (baayun), yang sudah terhias dengan berbagai ornamen hiasan.
 Piduduk, yang merupakan syarat upacara berupa bahan-bahan sembako mentah
seperti beras dan gula merah serta garam, sedangkan untuk anak perempuan
ditambahkan minyak goreng.
 Sesaji, yakni berupa makanan matang berupa telur, nasi lamak atau nasi kentan yang
bersantan. Dilengkapi juga dengan makanan kecil seperti kue apem, kue cucur,
pisang dan tape ketan yang kesemuanya disimpan dalam satu wadah.
Tradisi Pasar Terapung

Pasar Terapung Lok Baintan


Pasar terapung merupakan tradisi perdagangan suku Banjar yang sudah turun temurun.
Pasar terapung berada di sungai besar Barito. Seperti halnya pasar pada umumnya, kegiatan
pasar terapung juga merupakan kegiatan jual beli seperti jual beli sayuran, ikan-ikanan,
makanan, maupun jual beli berbagai kebutuhan masyarakat harian lainnya. Kegiatan jual
beli pasar terapung dilakukan di atas perahu yang tengah terapung di perairan sungai, oleh
sebab itu pasar terapung menyimpan keunikannya sendiri karena ketika melakukan
transaksi jual beli baik penjual maupun pembeli harus terus menjaga keseimbangan perahu
yang selalu dimainkan oleh gelombang air sungai.
Seni Pertunjukan

Pertunjukan Dayak
Selain kebudayaan suku Banjar, Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan
kebudayaan yang begitu banyak, masih menyimpan berbagai jenis kebudayaan pada tiap-
tiap suku bangsanya yang tentu saja masing-masingnya memiliki ciri khas dan filosofisnya
sendiri-sendiri. Dalam satu pulau saja di Kalimantan, terdapat pula Kebudayaan Suku Dayak
yang tentu saja berbeda dengan suku Banjar. Kebudayaan Indonesia mulai dari ujung barat
yakni Kebudayaan Suku Aceh hingga ujung timur Kebudayaan Papua menyimpan
etnisitasnya sendiri-sendiri. Masing-masingnya ada yang masih sangat murni seperti
Kebudayaan Suku Baduy di Banten, namun ada juga yang sudah berakulturasi dengan
modernisasi zaman. Namun kesemuanya itu tetap harus dilestarikan sebagai salah satu
kekayaan warisan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini.
Masakan Khas Daerah

Soto Banjar
Soto Banjar adalah soto khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam
serta memiliki aroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkih. Ada
kalanya pembuatan kuah soto banjar dapat dicampurkan dengan sedikit susu yang
membuat warna kuahnya mejadi tidak bening, tetapi sedikit keruh. Soto ini berisi daging
ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan perkedel, kentang rebus, rebusan telur,
potongan wortel dan ketupat.
Seperti halnya soto ayam, bumbu soto Banjar berupa bawang merah, bawang putih dan
merica, tetapi tidak memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit minyak
goreng atau minyak samin hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan
ayam. Rempah-rempah nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk sewaktu
dihidangkan. Penjual soto Banjar biasanyan juga menyajikan sate ayam sebagai menu
pendamping. Nasi sop adalah sebutan untuk soto Banjar yang dikuahkan ke sepiring nasi

Anda mungkin juga menyukai