Anda di halaman 1dari 9

BERBAGAI MACAM

BUDAYA BANJAR DALAM


SEGALA ASPEK
Kebudayaan Suku Banjar

Umumnya, adat kebudayaan masyarakat Banjar berakar dari suku Dayak Kaharingan. Namun, setelah pengislaman massal, adat
Dayak Kaharingan tadi disesuaikan dengan keyakinan baru mereka yaitu Islam.
Ada beberapa ciri khas yang bisa ditemukan dari orang Banjar. Pertama, mereka memiliki keterampilan mengolah area pasang
surut. Pasalnya kehidupan suku banjar terutama kelompok Banjar Kuala dan Batang Banyu sangat dekat dengan sungai.
Sebagai sarana transportasi, orang Banjar mengembangkan beragam Jukung atau perahu sesuai fungsinya. Mereka memanfaatkan
kondisi geografis Kalimantan Selatan yang memiliki banyak sungai dengan sebaik mungkin.
Sehingga, rata-rata menjadi ahli dalam mengolah lahan pasang surut menjadi kawasan permukiman dan budi daya pertanian.
Lalu, suku Banjar memiliki rumah tradisional mereka sendiri yaitu Rumah Banjar. Ciri-ciri arsitekturnya yaitu memiliki
perlambang, penekanan pada atap, ornamen, serta dekoratif dan simetris. Diantara semua jenis rumah Banjar, tipe Bubungan
Tinggi adalah yang paling dikenal sebagai identitas suku ini.
Suku banjar juga memiliki tradisi lisan yang dipengaruhi oleh budaya Melayu, Arab, dan Cina. Tradisi lisan Banjar yang menjadi
kesenian ini berkembang pada abad ke-18, diantaranya seperti Madihin dan Lamut.
Madihin adalah puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan
mental tertentu, yang disesuaikan dengan khasanah folklor Banjar.
Sedangkan Lamut merupakan tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial, serta budaya
Banjar.
Kebudayaan lainnya adalah seni teater tradisional yang disebut Mamanda. Mamanda hampir mirip dengan Lenong, namun tokoh-
tokoh yang dimainkan lebih baku seperti raja, perdana menteri, panglima, permaisuri, dan sebagainya.
 isi kepercayaan ini disandarkan pada “rukun Iman” yang enam, namun
beberapa kepercayaan mendapatkan pendalaman tersendiri. Kepercayaan
terhadap malaikat sebagai makhluk Allah memiliki peran dan fungsi masing-
masing, selain itu juga dikenal beberapa malaikat di luar 10 nama yang sudah
familiar dalam ajaran Islam, seperti Malaikat Hafazah.
 Kelompok Jin dipercaya memiliki dua kelompok karena turut menjadi objek
dalam dakwah Islam, sehingga dalam kepercayaan masyarakat Banjar ada
pembagian antara Jin Islam dan Jin Kafir. Selain itu juga, konsep “alam gaib”
di masyarakat Banjar juga memiliki pandangan tersendiri, yaitu alam yang
tidak kelihatan dengan mata.

KEPERCAYAAN YANG BERSUMBER


DARI AJARAN ISLAM.
 Hal ini terkait dengan kehidupan orang Banjar pada waktu itu hidup dalam lingkungan
keluarga luas, yang sering pula hidup dalam lingkungan yang terbatas, atau lebih
populer dalam bahasa Banjar disebut Bubuhan.
 Namun, di masa kolonial kelompok bubuhan ini tidak lagi hidup dalam sebuah
komunal besar, melainkan tersebar ke berbagai daerah yang relatif jauh. Hal ini tidak
menyurutkan model bubuhan­ yang bertransformasi menjadi berbagai ikatan
kekerabatan lain, seperti asal daerah atau kesamaan tempat tinggal.
 Walau fondasi kekeluargaan masih mendominasi sebagai format bubuhan ini karena
masyarakat Banjar masih cukup rajin menelusuri jaringan keluarga, tertutama mereka
yang memiliki ikatan darah dengan tokoh-tokoh penting. Arkian, dikenal beberapa
sebutan penanda seperti Antung, Andin atau Gusti sebagai identifikasi relasi
kekerabatan.

KEPERCAYAAN YANG TERKAIT DENGAN STRUKTUR


MASYARAKAT BANJAR DI MASA LALU, ATAU SETIDAKNYA
PADA MASA SULTAN-SULTAN DAN SEBELUMNYA.
 Dalam kepercayaan mereka, hutan konon juga tidak saja dihuni oleh binatang liar belaka, melainkan juga didiami
juga orang gaib, macan gaib, datu dan lain sebagainya. Dari sini, dalam kehidupan masyarakat Banjar terdapat
berbagai upacara yang beberapa diantaranya masih dilaksanakan hingga sekarang, dengan beberapa perubahan,
pengurangan, dan penambahan.
 Upacara memang unsur penting lain yang terpaut dengan unsur pokok dalam sebuah system  religi, yaitu kepercayaan.
Tak mengherankan kemudian masyarakat Banjar mengembangkan berbagai kegiatan upacara dalam semua bidang
kehidupannya. Upacara atau ritual tumbuh subur, dari upacara daur hidup, kelahiran sampai kematian, hingga beragam
upacara lainnya yang terkait dalam peralihan tahap.
 Titik menariknya adalah upacara dalam kehidupan masyarakat Banjar selalu saja berkelindan tiga atau dua kategori
dari kepercayaan di atas. Contohnya, dalam upacara daur hidup Batasmiyah tidak saja ditujukan sebagai tanda ketaatan
melaksanakan kewajiban agama Islam, namun di dalamnya atau mengiringinya terdapat beberapa tradisi yang terkait
dengan kepercayaan atas relasi bubuhan atau kepercayaan atas alam.
 Kelindan dalam upacara-upacara tersebut memang tidak selalu mulus, ada tarik menarik, negosiasi hingga perubahan
ekstrim dalam perjalanan sejarah kehidupan masyarakat Banjar. Lebih-lebih terhambatnya transmisi pengetahuan lokal
ini dipengaruhi banyak hal, beberapa diantaranya seperti pendidikan, ekonomi, kedatangan Islam transnasional, hingga
mulai terlupakan oleh generasi penerus.

KEPERCAYAAN YANG BERPAUTAN DENGAN


“TAFSIRAN” MASYARAKAT BANJAR ATAS
ALAM LINGKUNGAN SEKITARNYA.
 Bausung adalah tradisi perkawinan yang masih banyak masyarakat Banjar
melakukannya sampai sekarang.
 Umumnya, pelaku tradisi ini adalah keluarga yang memang menjaga upacara adat serta
senantiasa diwariskan kepada generasi-generasi setelahnya.
 Artinya, jika ada pernikahan menerapkan ritual Bausung, berarti pernikahan
keluarganya terdahulu juga melakukannya.
 Pada tradisi Bausung, kedua pengantin tidak bisa memasuki pelaminan secara
sembarangan melainkan diusung oleh dua orang penari yang disebut Hanoman Hadrah.
 Penari tersebut mengusung kedua mempelai di pundaknya dengan terus melakukan
rudat diiringi musik hadrah atau rebana sampai tiba ke pelaminan. Sedangkan si
mempelai tidak berhenti melantunkan sholawat dan doa-doa.

TRADISI BAUSUNG PENGANTIN


 Setiap suku di Indonesia pasti punya ritual khusus ketika menyambut bulan suci ramadlan.
 Begitu juga dengan suku Banjar yang juga memiliki budaya penyambutan yang sama yang
disebut Tanglon.
 Biasanya, masyarakat melangsungkan ritual ini di malam pertama ramadlan dan malam
takbiran menyambut Idul Fitri.
 Ritual Tanglon adalah kebiasaan masyarakat mengarak lampu lampion di malam pertama
bulan ramadlan.
 Kegiatan ini mereka lakukan sembari bersholawat keliling kampung sampai tengah malam
bahkan menjelang sahur.
 Biasanya, warga yang mengikuti arak-arakan didominasi oleh remaja dan anak-anak yang
terus berjalan dengan penuh suka cita.

RITUAL TANGLONG, UPACARA ADAT


SUKU BANJAR
 Batimung merupakan ritual adat suku Banjar khusus calon mempelai yang akan segera
menikah.
 Ini juga tradisi yang sangat populer karena masih banyak laki-laki dan perempuan yang
melakukannya serta menjadi kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
 Kabarnya, tradisi ini untuk membuang naas yang bisa menyerang kedua empelai saat
duduk di pelaminan.
 Ritual Batimung adalah penguapan bagi calon mempelai yang dilakukan 1-2 hari
sebelum menikah.
 Jika keringat telah keluar pasca penguapan, maka keluarga akan mengasapi calon
mempelai dengan aroma wewangian dengan cara memutarkan bejana tempat
wewangian ke sekujur tubuh sambil melantunkan doa.

RITUAL BATIMUNG, UPACARA ADAT


SUKU BANJAR
 Upacara Tian Mandaring adalah tradisi tujuh bulanan untuk perempuan suku Banjar yang hamil
anak pertama.
 Pada upacara ini, si ibu berdandan sebagus mungkin lalu duduk di tempat khusus yang dikelilingi
pagar dari daun mayang.
 Si perempuan tidak beranjak dari tempat duduknya sebelum keluarga berkumpul untuk
melakukan prosesi mandi Tian Mandaring.
 Pada saat proses Mandi Tian Mandaring, si ibu akan berganti pakaian dengan memakai baju serba
kuning.
 Setelah itu kembali ke tempat duduknya semula dan keluarganya mulai memandikannya satu
persatu.
 Jika prosesi sudah selesai, si perempuan ini kembali masuk kamar untuk berdandan lalu kembali
ke tempat keluarga berkumpul untuk mengaminkan doa yang dipanjatkan oleh ulama atau kyai.

TIAN MANDARING

Anda mungkin juga menyukai