Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Tata Rias

1.Sebutkan dan jelaskan adat istiadat Tata Rias Pengantin Indonesia

A.Tata Rias Pengantin Aceh


Leluhur orang Aceh berasal dari Semenanjung Malaysia, Cham, Cochin, Kamboja. Di
samping itu banyak pula keturunan bangsa asing di tanah Aceh, bangsa Arab dan India
dikenal erat hubungannya pasca penyebaran agama Islam di tanah Aceh.
Sistem kekerabatan masyarakat Aceh Tamiang Gayo dan alas mengenal keluarga batih atau
rumah tangga sebagai kelompok sosial terkecil di antara masyarakat. Diantara masyarakat
adat di atas masyarakat lain mempunyai istilah tersendiri untuk keluarga batih yaitu”sara
barine”.

B.Tata Rias Pengantin Batak Toba


Dalam adat Batak Toba, upacara perkawinan didahului oleh upacara pertunangan. Upacara
ini bersifat khusus dan otonom; diakhiri dengan tata cara yang menjamin, baik awal
penyatuan kedua calon pengantin ke dalam lingkungan baru, maupun perpisahan dan
peralihan dari masa peralihan tetap, sebagaimana akan diteguhkan dalam upacara
perkawinan.

C.Tata Rias Pengantin Batak Mandailing


Batak Mandailing yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Di antara sekian
subetnis Batak, persamaan yang jelas terlihat dari sistem kekerabatan yang menganut
patrilineal menurut garis keturunan ayah. Maksud dari garis keturunan ayah bahwa marga
dari ayah secara otomatis akan menurun kepada anak-anaknya.

D.Tata Rias Pengantin Batak Karo


Dalam budaya Karo, ada beberapa jenis pernikahan, yaitu:
Berdasarkan status dari pihak yang melakukan pernikahan, dapat beberapa jenis, yaitu:
• Gancih Abu (Ganti Tikar)
Gancih abu adalah suatu pernikahan seorang laki-laki menikahi saudara perempuan istrinya
yang telah meninggal.
• Lako Man (Turun Ranjang)
Lako man adalah suatu pernikahan seseorang laki-laki menikahi seorang
perempuan.Perempuan dalam pernikahan ini adalah perempuan bekas istri saudara atau
ayahnya yang telah meninggal. Lako man sendiri memiliki jenis-jenis lainnya pula, yaitu:
1.Pernikahan Mindo Makan
Mindo makan adalah suatu pernikahan yang seorang laki-laki dengan perempuan bekas istri
saudara atau ayahnya yang telah meninggal.
2.Pernikahan Mindo Cina
Mindo Cina adalah suatu pernikahan yang seorang laki-laki menikahi seorang neneknya
dalam tutur suku Karo.Dalam tutur suku Karo, yang dianggap nenek bukan hanya ibu dari ibu
kandungnya.
3.Kawin Ciken
Kawin ciken adalah suatu pernikahan seorang laki-laki dengan seorang perempuan, yang
dahulu adalah istri dari ayahnya ataupun saudaranya.Namun, dalam jenis pernikahan
ini,sudah ada perjanjian sebelum ayahnya atau saudaranya meninggal.

• Iyan
Iyan adalah suatu perkawinan seorang perempuan dengan saudara laki-laki suaminya karena
ia belum melahirkan seorang anak laki-laki.

• Piher Tendi atau Erbengkila Bana


Piher tendi adalah suatu pernikahan seorang perempuan menikahi pamannya dalam tutur
suku Karo.

• Cabur Bulung
Cabur bululung adalah suatu pernikahan seorang laki-laki dengan seorang perempuan, yang
keduanya usianya tergolong remaja atau pemuda.Pernikahan semacam ini biasanya
berlangsung karena melihat berdasarkan mimpi atau suratan takdir tangan dari seorang yang
akan melangsungkan pernikahan ini.

Berdasarkan jauh dekatnya suatu hubungan kekeluargaan, dapat diuraikan sebagai berikut.

• Pertuturken
Pertuturken adalah suatu pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang tidak erimpal atau
perempuan yang memiliki marga yang sama dengan marga laki-laki.

• Erdemu Bayu
Erdemu bayu adalah suatu pernikahan antara laki-laki dengan perempuan yang erimpal.

• Merkat Senuan
Merkat senuan adalah suatu pernikahan yang terjadi antara seorang laki-laki yang menikahi
seorang putri dari puang kalimbubunya. Pada umumnya, jenis pernikahan seperti ini sangat
dilarang.

• La Arus
La arus adalah suatu pernikahan antara laki-laki dan perempuan, yang dalam adat Karo
dilarang. Salah satunya adalah pernikahna semarga.

• Nangkih (Kawin Lari)


Nangkih adalah istilah kawin lari dalam suku Karo. Dalam nangkih, acara adat tetap
dilakukan.Namun, istilah ini juga berlaku untuk pernikahan antara laki-laki dan perempuan
yang beda kampung.

D.Tata Rias Pengantin Melayu Deli


Dalam kebudayaan Melayu Deli, upacara adat perkawinan ini, Sejakawal dilakukan dalam
suasana tradisi kebudayaan yang Diantaranya ada pantun dan tarian. Artinya perkawinan ini
berlangsung Melalui proses tradisi adat istiadat lisan. Maka budaya ditumpukan
Padakemampuan daya menyerap, mengingat, menerapkan, dan Mengembangkannya

E.Tata Rias Pengantin MinangKabau


Minang atau Minangkabau adalah kelompok kultur etnis yang menganut sistem adat yang
Khas, yaitu sistem kekeluargaan menurut garis keturunan perempuan yang disebut sistem
Matrilineal.
Ragam perkawinan masyarakat adat Minangkabau ada 2, yaitu:
1) Perkawinan ideal yaitu perkawinan antara keluarga dekat seperti anak dari Kemenakan;
2) Kawin pantang yaitu perkawinan yang tidak dapat dilakukan seperti anak Seibu atau
seayah.

Tata cara perkawinan masyarakat adat Minangkabau ada 2 (dua), yaitu:


1) Perkawinan menurut kerabat perempuan yaitu pihak perempuan yang menjadi pemrakarsa
Dalam perkawinan dan dalam kehidupan rumah tangga, dari mulai mencari jodoh
hinggaPelaksanaan perkawinan;
2) Perkawinan menurut kerabat laki-laki, yaitu pihak laki-laki yang Menjadi pemrakarsa
dalam pernikahan dan rumah tangga, dari mulai mencari jodoh hingga Pelaksanaan
perkawinan dan biaya hidup sehari-hari.

F.Tata Rias Pengantin Bali


Pada hakekatnya pernikahan adat tradisional di Bali atau dikenal dengan “pawiwahan” adalah
pengesahan perkawinan dua insan beda jenis antara seorang laki-laki dan perempuan, dalam
bentuk upacara keagamaan, melakukan janji suci untuk menikah dan mengesahkannya ikatan
perkawinan tersebut secara hukum, norma agama dan sosial.

G.Tata Rias Pengantin Jawa Barat (Sunda)


upacara adat perkawinan sunda muncul bersamaan dengan adanya kerajaan Sunda, yaitu
dengan adanya perkawinan antara para bangsawan atau raja-raja tatar Sunda, karena sampai
sekarangpun bagaimana primitifnya suku bangsa selalu memiliki upacara adat. Kemungkinan
lain adalah adanya pengaruh Jawa yang masuk ke Jawa Barat, dengan terjadinya perkawinan
antara keturunan kerajaan Jawa dengan kerajaan Sunda. Di samping adanya pengaruh dari
kerajaan-kerajaan Jawa, juga adanya pengaruh dari luar seperti Cina, sebagaimana terlihat
dari tata busana pakaian pengantin di berbagai daerah di Jawa Barat.

H.Tata Rias Pengantin Betawi


Pengantin asal DKI Jakarta ini memiliki keunikan berupa perhiasan yang lekat dengan
budaya Tionghoa besar kemungkinan yang terjadi akibat asimilasi budaya yang berlangsung
berabad-abad silam.Suku Betawi berasal dari hasil perkawinan antar etnis dan bangsa pada
masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan
aneka suku dan bangsa yang didatangkan dari Belanda ke Batavia.Apa yang disebut dengan
orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta.Perpaduan etnis asli
dengan berbagai kelompok etnis lain dengan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih
dulu dan lama hidup di Jakarta seperti Sunda, Melayu,Tionghoa, Arab,
Bugis,Belanda,Makasar dan Fortugis.

I. Tata Rias Pengantin Bugis Sinjai


Sebelum Islam masuk di Sinjai, masyarakatnya telah memegang budaya lokal seperti
pelaksanaan upacara mappattoanging arajang, mattuppa anak/mappalejja tana, mapparape’
tau malasa, mapparape tau pole, ma’jama tana, mangoloe botting, pagelaran kesenian
genrang jong dan elong ugi, ma’rimpa salo dan mattula bala, mappanre tasi, ma’paduppa
hassele, dan mappabotting.
Mappabotting (perkawinan) yang di dalamnya ditemukan serangkaian prosesi perkawinan,
merupakan budaya lokal khas masyarakat Sinjai yang berbeda dengan daerah-daerah lain.
Budaya tersebut merupakan adat istiadat mereka yang diatur dalam sistem pangadereng. Ini
dapat dilihat mulai dari tahap: mammanu’manu, madduta, mappettuada, mappacci, tudang-
botting dan marola.
Budaya mappabotting dalam masyarakat Bugis Sinjai mengikuti tradisi adat istiadat yang
disertasi ritual tradisional keagamaan. Tradisi tersebut sebagai nilai budaya yang terpola
secara otomatis dan memiliki kekuatan legislasi dalam sistem budaya lokal yang disebut
dengan pangadereng.
J.Tata Rias Pengantin Suku Biak Papua
Asal-usul orang Biak seperti halnya juga pada suku-suku bangsa lainnya di Papua, adalah
mite. Menurut mite moyang orang Biak berasal dari satu daerah yang terletak di sebelah
timur, tempat matahari terbit. Moyang pertama datang ke daerah kepulauan ini dengan
menggunakan perahu.
Tradisi Ararem adalah tradisi mengantar maskawin dari seorang calon suami kepada keluarga
calon istri. Besarnya maskawin ditentukan oleh pihak keluarga wanita yang disepakati sanak
keluarga. Penentuan waktu penyerahan maskawin harus disepakati oleh keluarga wanita atau
keluarga calon istri dan keluarga pria atau keluarga calon suami. Dalam tradisi Suku Biak,
pembayaran maskawin adalah tradisi yang harus dipatuhi karena menyangkut konsekuensi
dari sebuah pernikahan.

2.Berdasarkan tata rias pengantin Indonesia yang telah dijelaskan pada soal no 1.Buatlah
bagan tahap" upacara adat istiadat perkawinan dari tata rias pengantin Indonesia

Anda mungkin juga menyukai