Anda di halaman 1dari 7

Suku Sunda

Suku bangsa Sunda sering juga disebut orang Priangan. Masyarakat ini mendiami sebagian besar wilayah
Provinsi Jawa Barat, mulai dari kota-kota besar Bandung, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, sampai ke
desa-desa. Pola perkampungannya mengelompok padat dan terdiri dari beberapa puluh buah rumah
yang masing-masing juga mengelompok. Kelompok-kelompok rumah dalam sebuah kampung disebut
babakan. Kemudian beberapa buah kampung dengan batas-batas historis tertentu membentuk
kesatuan desa. Jumlah populasi suku bangsa Sunda pada masa sekarang sulit dipastikan. Tapi
diperkirakan paling tifak ada sekitar 20 juta jiwa.

Baca lengkap : Sejarah Suku Sunda

Suku Betawi

Nama Betawi sebenarnya berasal dari kata Batavia, yaitu nama kota Jakarta pada zaman penjajahan
Belanda dulu. Orang atau suku Betawi sebenarnya adalah suatu suku bangsa baru yang terbentuk oleh
campuran berbagai suku bangsa lain sejak zaman Jakarta masih sebagai pelabuhan yang bernama Sunda
Kelapa, kemudian diubah oleh Belanda menjadi Batavia. Suku bangsa ini dulu mungkin berasal dari
orang-orang Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makasaar, Bali, Ambon dan ras lain seperti Arab, Cina, Portugis
dan sebagainya. Pada masa sekarang masyarakat Betawi masih bisa ditemui di beberapa tempat dalam
kota Jakarta, akan tetapi kebanyakan sudah terdesak dan memilih tempat tinggal di pinggir wilayah
Jakarta, seperti di Cisalak, Tambun, Bekasi, Tangerang dan lain-lain. Jumlah populasinya sekarang juga
susah dihitung, mungkin jumlahnya sekarang sekitar 778.953 jiwa.

Baca lengkap : Sejarah Suku Betawi

Suku Baduy

Orang Baduy dianggap juga sebagai bagian dari suku bangsa Sunda, karena sebagian besar unsur budaya
dan bahasanya sama dengan kebudayaan Sunda. Masyarakat Baduy sendiri terbagi kepada dua
kelompok, yaitu kelompok Baduy dalam yang disebut juga Urang Kejeroan, dan kelompok Baduy luar
yang disebut juga Urang Kaluaran atau Urang Panamping. Kampung orang Baduy dalam hanya ada tiga
buah dan semuanya terletak di wilayah tanah adat yang mereka sebut sebagai taneuh larangan (tanah
larangan), yaitu kampung Cikeusik, Cikartawana dan Cibeo. Kelompok Kaluaran mendiami kampung-
kampung yang berada di luar tanah larangan, seperti Cibengkung, Kaduketug dan Curugseor.
Perkampungan orang Baduy Dalam dianggap sebagai prototipe perkampungan masyarakat Sunda
zaman dulu, yaitu memanjang di kedua sisi sebuah lapangan, lalu di kedua ujung lapangan itu terletak
dua bangunan utama berhadap-hadapan, yang sebuah adalah bale (bangunan besar tempat menerima
tamu), dan rumah sang pu'un (pemimpin spritual masyarakat Suku Baduy).

Baca lengkap : Sejarah Suku Baduy

Suku Jawa
Orang Jawa sering juga menyebut dirinya Wong Jowo atau Tiang Jawi. Jumlah populasinya paling banyak
dibandingkan dengan suku-suku bangsa lain, dan wilayah asal serta wilayah persebarannya di selurug
Indonesia juga paling luas. Program transmigrasi penduduk Jawa ke pulau-pulau besar lain sudah
dimulai oleh pemerintahan jajahan Belanda sejak abad ke-18, seperti transmigrasi orang Jawa ke
perkebunan besar di sekitar Deli Serdang di Sumatera Utara dan ke daerah provinsi Lampung. Pada abad
itu banyak pula orang Jawa yang dibawa ke berbagai perkebunan di Suriname (Amerika Selatan), ke
Afrika Selatan, dan ke Haiti di Lautan Teduh (Pasifik).

Baca lengkap : Sejarah Suku Jawa

Suku Cirebon

Suku Cirebon adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di provinsi Jawa Barat, yang mendiami kota
Cirebon dan tersebar di kabupaten Cirebon, terdapat juga di kabupaten Indramayu, kabupaten
Majalengka wilayah "Pakaleran", dan juga di kabupaten Kuningan, kabupaten Subang, kabupaten
Krawang, hingga ke wilayah kabupaten Brebes provinsi Jawa Tengah. Populasi suku Cirebon ini
diperkirakan lebih dari 1,9 juta orang.

Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak diantara 5º50`- 7º50` Lintang Selatan dan 104º 48`- 108º
48` Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan 3.710.061,32 hektar. Masyarakat Jawa Barat dikenal
sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nilai-nilai luhur tradisional, serta
memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih asah, silih asuh, yang secara harfiah berarti
saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan saling mengasuh diantara warga masyarakat.

Sebagian penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Selain itu, ada campuran Sunda dengan Jawa di
pantai utara Cirebon serta sebagian kecil pesisir Indramayu. Mata pencaharian penduduk Jawa Barat
yang utama adalah bertani. Bertaninya pun bermacam-macam. Ada yang bertani padi, sayur-sayuran,
buah-buahan, dan bunga-bungaan. Selain itu, di daerah Jawa Barat juga banyak terdapat perkebunan
teh, cengkih, tebu, dan kina.

Kebudayaan masyarakat Jawa Barat terpengaruh dari 4 sumber, yaitu Hindu/Budha, Islam, Jawa, dan
kebudayaan barat. Ini dapat dilihat dari upacara yang disertai membakar kemenyan (pengaruh Hindu),
doa-doa menurut agama Islam, pakaian pernikahan tanpa baju dan berbentuk wayang orang (pengaruh
Jawa Tengah), dan pemberian kado serta hidangan prasmanan model Belanda.

Banyak yang harus kita pelajari dari kebudayaan yang ada di Jawa Barat. Jika kita merasa bahwa Budaya
Jawa Barat merupakan bagian dari negara Indonesia, tidak ada salahnya mengenal Kebudayaan Jawa
Barat. Provinsi jawa barat memiliki filosofi yang patut di acungi jempol, diantaranta adalah Silih Asah,
Silih Asih dan Silih Asuh. Ketiga filosofi tersebut merupakan filsafat hidup yang di pegang penduduk asli
Jawa barat. Dan kebudayaan Jawa Barat lebih kita kenal sebagai Sunda yang ber ibukota di
Bandung.Maksud dan arti filosofi tersebut adalah menimbulkan sifat dan sikap untuk untuk saling
mengasuh , saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama.
Masyarakat Jawa Barat memiliki keluhuran akal budi yang di landasi oleh filsafat tersebut. Agak berbeda
dengan kebudayaan masyarakat lain di Nusantara, Masyarakat jawa barat yang berbahasa sunda sangat
dipengaruhi budaya yang berakar pada nilai-nilai yang berasal dari tradisi masyarakat setempat. Dan
dalam interaksi sosial, masyarakat di di jawa barat menganut falsafah seperti yang sudah di sebutkan
tadi.

Rasa persaudaraan menciptakan keakraban masyarakat Sunda dengan lingkungan sehingga tampak dari
bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya yang tinggal di pedesaan, mereka memelihara kelestarian
lingkungan dengan cara penuh kerja sama dengan warga setempat. Sehingga di provinsi Jawa Barat ini
banyak muncul masyarakat yang atas inisiatifnya sendiri dapat memelihara lingkungan alam mereka.

Dalam kehidupan beragama, masyarakat di jawa barat relatif dikenal sebagai masyarakat yang sangat
agamis dan relijius, dan memegang teguh nilai-nilai agama yang di anut di yakini yakni agama Islam.
Sebagian besar penduduk jawa barat memeluk agama islam, disusul Kristen (Katolik dan Protestan),
Hindu, Budha, dan lainnya.

Sebagian besar budaya Jawa Barat didominasi suku Sunda dan adat tradisionalnya yang penuh khasanah
Bumi Pasundan menjadi cermin kebudayaan di jawa barat. Untuk melestarikan budaya Jawa Barat,
pemerintah daerah menetapkan 12 desa budaya, yakni desa khas yang di tata untuk kepentingan
melestarikan budaya dalam bentuk adat atau rumah adat.

Macam macam seni dan budaya masyarakat Sunda, Jawa Barat :

1. Pakaian Adat/Khas jawa Barat

Suku sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan
pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas
sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan
daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
2. Kesenian Khas Jawa Barat

a. Wayang Golek

Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan dan
membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam
boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta
dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Barat
yang disebut dengan degung.

b. Jaipong

Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan
menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Bart
yang disebut Musik Jaipong. Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari
yang menarikan berakan – gerakan khas tari jaipong.

c. Degung

Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasanya dimainkan pada acara hajatan. Kesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar. Degung ini merupakan gabungan dari
peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab,
dan sebagainya. Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Barat, karena
iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat
tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap
pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya.

d. Rampak Gendang

Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini adalah
pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu serta
menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat
orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini
diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.

e. Calung
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan
dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan
pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas. Biasanya calung ini ditampilkan
dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian
sunda atau pengiring dalam lawakan.

f. Pencak Silat

Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah menjadi kesenian
Nasional.Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang
gerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua
orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan
kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang sunda
menyebutnya Iket.Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang
disebut gendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.

g. Sisingaan

Sisingaan merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa barat. Kesenian ini ditampilkan
dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang ditunggangi oleh anak kecil dan
digotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya
ditampilkan pada acara peringatan hari-hari bersejarah.

h. Kuda Lumping

Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan cara
mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini
dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda
serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang
memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan
dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh seorang
pawang.Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang
sangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.

i. Bajidoran

Bajidoran merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan
musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional atau lagu daerah Jawa Barat serta
alat-alat musik yang digunakannya adalah alat-alat musik tradisional Jawa Barat seperti Gendang,
Goong, Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglong serta Terompet. Bajidoran ini biasanya ditampilkan
dalam sebuah panggung dalam acara pementasan atau acara pesta.

j. Cianjuran

Cianjuran merupakan kesenian khas Jawa Barat. Kesenian ini menampilkan nyanyian yang dibawakan
oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan lagu khas Jawa Barat. Masyarakat Jawa
Barat memberikan nama lain untuk nyanyian Cianjuran ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi.

k. Kacapi Suling

Kacapi suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan alat musik
tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling ini biasanya digunakan untuk
mengiringi nyanyian sunda yang pada umumnya nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang
penyanyi perempuan, yang dalam bahasa sunda disebut Sinden.

l. Reog

Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnya ditampilkan
dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya
dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini
ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah
cerita lucu atau lelucon.

3.Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Jawa Barat dinamakan Keraton Kasepuhan Cirebon yang di depannya
terdapat pintu gerbang. Keraton Kasepuhan Cirebon ini terdiri dari 4 ruangan. Jinem atau pendopo
untuk para pengawal/penjaga keselamatan Sultan. Pringgodani, tempat Sultan memberi perintah
kepada adipati. Prabayasa, tempat menerima tamu istimewa Sultan dan Panembahan, ruang kerja dan
istirahat Sultan.

4. Tari-tarian Jawa Barat

a. Tari Topeng Kuncaran


Merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.

b. Tari Merak

Sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau.

d. Tari Jaipong

Suatu bentuk tarian pergaulan Jawa Barat yang terkenal.

5. Senjata Tradisional

Di Jawa Barat senjata tradisional yang terkenal adalah kujang. Pada mata kujang terdapat 1-5 buah
lubang dan sarungnya terbuat dari kain hitam.

Senjata Tradisional Kujang

Senjata lainnya adalah keris kirompang, keris kidongkol, golok, bedok, panah bambu, panah kayu dan
tombak.

6. Suku

: Sunda, Badui, Betawi, Banten, dan lain-lain.

7. Bahasa Daerah

: Sunda, Betawi

8. Lagu Daerah

: Sintren, Cing Cangkeling, Bubuy Bulan.

Anda mungkin juga menyukai