Anda di halaman 1dari 20

Sejarah Berdirinya Provinsi Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara adalah wilayah provinsi di ujung utara Pulau


Sulawesi, berbatasan langsung dengan Negara Filipina. Provinsi ini memiliki
latar belakang sejarah yang cukup panjang sebelum ditetapkan menjadi
Provinsi Daerah Tingkat I. Dalam sejarah pemerintahannya, daerah ini
beberapa kali mengalami perubahan administrasi pemerintahan seiring dengan
dinamika penyelenggaraan pemerintahan bangsa
SUKU
1.Suku Minahasa
Suku Minahasa atau Orang Minahasa sering juga disebut orang Manado. Mereka sendiri suka pula menyebut diri sebagai
orang Kawanua. Masyarakat ini sebagian besar mendiami daerah timur laut jazirah Sulawesi Utara.
2.Suku Bantik
Suku Bantik merupakan suku bangsa yang masih dalam kerabat suku Minahasa. Suku Bantik itu sendiri tersebar di
beberapa daerah di Sulawesi Utara, antara lain Kalasei, Buha, Talawaan Bantik, Molas, dan Tanamon.
3.Suku Mongondow
Orang Mongondow sebagian besar mendiami Kabupaten Bolaang Mongondow di Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten yang
terdiri atas 15 kecamatan ini dihuni oleh beberapa sub-suku bangsa. Sub-suku bangsanya, Mongondow, Bintauna, Bolaang
Itang, Kaidipang, dan Bolaang Uki
4.Suku Sangir
Suku bangsa Sangir mendiami Kepulauan Sangihe dari jajaran Kepulauan Sangir Talaud, Kabupaten Sangir Talaud, Provinsi
Sulawesi Utara. Pulau-pulau yang mereka diami adalah Sangir Besar, Tagulandang, Makalehi, Kuang, Kawio, Kawaluso,
Lupang, Toade, Karakitang, Kalawa, Mahengetang.
4. Suku Talaud
Suku bangsa Talaud mendiami gugusan pulau-pulau Talaud di Kabupaten Kepulauan Sangir-Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.
Daerah mereka terdiri dari tiga pulau utama, yaitu Pulau Karakelang, Salibabu dan Kabaruan. Nama lain dari Talaud adalah
Taloda, artinya "orang laut".
5. Suku Ratahan
salah satu sub-suku Minahasa yang mendiami kecamatan Ratahan di provinsi Sulawesi Utara. Suku Ratahan, terutama
berada di kabupaten Minahasa Tenggara, dan tersebar di sekitar kota Ratahan, di kampung-kampung Ratahan, Wioi, Wiau,
Wongkai, Rasi, Molompar, Wawali, Minanga dan Bentenan.
6.Suku Ponosakan
Suku Ponosakan juga merupakan bagian dari sub-suku Minahasa. Suku ini berdiam di kecamatan Belang dan Ratatotok.
7.Suku Tombolu
Populasi suku ini diperkirakan berjumlah 60.000 orang yang mendiami beberapa kota di Tomohon, Sulawesi Utara, antara
lain Tombariri, Tombulu, Wori, Pineleng, dan Likupang Barat.
8.Suku Tonsawang
Orang Tonsawang adalah salah satu sub suku dari kelompok besar suku bangsa Minahasa. Mereka mendiami beberapa desa
di daerah Kabupaten Minahasa bagian selatan.
9.Suku Tonsea
Orang Tonsea adalah salah satu sub suku kelompok besar suku bangsa Minahasa. Mereka mendiami beberapa kampung di
sebelah timur laut Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Masyarakat ini memakai dialek Tonsea yang masih bagian dari
bahasa Minahasa.
10.Suku Toulour
Orang Toulour termasuk salah satu sub suku dari kelompok suku bangsa Minahasa. Mereka mendiami daerah bagian timur
Kearifan Lokal
a.      Tradisi Binarundak Tandai Puncak Lebaran
Bagi warga Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara,
lebaran selalu identik dengan tradisi Binarundak atau
tradisi bakar nasi jaha secara massal. Tradisi yang sudah
berlangsung secara turun temurun ini, ternyata menjadi
motivasi tersendiri bagi para perantau yang mudik pada
saat lebaran.

b.      Tradisi Memindahkan Rumah (Merawale)
Tradisi memindahkan rumah, oleh masyarakat
Minahasa dikenal dengan sebutan Merawale. Rumah
yang dipindahkan itu tanpa harus dibongkar, namun
secara utuh digotong secara bersama-sama. Tradisi ini
telah turun temurun dilakukan oleh masyarakat
Minahasa
Bahasa

Bahasa digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Manado dan wilayah sekitarnya disebut bahasa
Manado (Bahasa Manado). Bahasa Manado menyerupai bahasa Indonesiatetapi dengan logat yang
khas. Beberapa kata dalam dialek Manado berasal dari bahasa Belanda, bahasa Portugis dan bahasa
asing lainnya.
Kesenian Tari
• Kabasaran

Tarian tradisional Minahasa ini, sama seperti tarian dari


Indonesia Timur lainnya. Kabasaran biasanya ditampilkan oleh 30
orang atau lebih. Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan
sebelum berangkat perang. Tari Kabasaran terdiri dari tiga
bagian: Cakalele, Lumoyak, dan Lalaya’an. Sekarang, tarian
perang ini dipertunjukan untuk menyambut tamu-tamu lokal,
domestik, atau internasional, dan juga dalam acara-acara besar
di Sulawesi Utara

• Tari Maengket
Tari Maengket adalah salah satu kesenian tradisional Minahasa
yang memadukan dua kesenian: menari dan menyanyi. Tarian ini
biasanya ditampilkan oleh sekitar 20 sampai 30 orang. 
• Lenso 

Sebuah tarian ciptaan baru yang menggambarkan


orang-orang muda Minahasa, terutama dalam memilih
belahan jiwa (pasangan) mereka untuk mendapatkan
masa depan yang cerah. 

• Tumetenden 

Tarian Tumetenden adalah sebuah tarian tradisional


lokal yang berdasar pada sebuah legenda dari
Minahasa. Cerita tersebut berkisah tentang cinta antara
seorang pria bernama Mamanua, dan Lumalundung,
seorang peri yang turun dari dunia para dewa dengan 8
peri lainnya. Mereka sering pergi ke bumi untuk mandi
di Tumetenden. Mamanua, yang tinggal tidak jauh dari
tempat pemandian tersebut, mencuri baju
Lumalundung agar dia tidak bisa kembali ke kayangan.
Mereka pun akhirnya jatuh cinta dan menikah. 
• Maramba 

Hampir sama dengan Maengket, tari Maramba


dipertunjukkan untuk merayakan sesuatu, seperti
syukuran atas rumah baru. Biasanya orang “setengah
mabuk” juga ikut berbaris bersama, menyanyikan lagu
tradisional dan menari di sekitar rumah baru tersebut. 

• Tari Pisok 

Tarian ini menceritakan tentang harmoni kehidupan orang


Minahasa yang giat dan mempunyai semangat untuk
saling bergotong-royong. 
Kesenian Alat Musik
• Kolintang
Kolintang adalah musik tradisional dari Sulawesi Utara
yang dibuat dari kayu dan biasanya dimainkan oleh
enam orang. 

• Bansi
Bansi merupakan alat musik tradisional yang berasal dari
Sulawesi Utara, terbuat dari bahan bambu dan terdapat
luabang-lubang nada bibagian sisi bambu. Alat ini
biasanya digunakan sebagai alat untuk mengiringi
melodi lagu-lagu daerah yang berada di Sulawesi Utara.
• Kanda
Kanda merupakan alat musik yang dimain
dengan cara dipukul menggunakan tangan
atau orang jawa menyebutnya denga cara
ditabuh menggunakan ujung jari Ibu ke
arah membran Kanda. Membran Kanda
biasanya terbuat dari kulit binatang
seperti,kambing,api,dan rusa.
 
• Momongan
Momongan atau sering disebut dengan
Gong Pperunggu yang merupakan alat
musik yang berasal dari Tomohon,
Minahasa,  Sulawesi Uatara. Alat musing
Momongan merupakan alat musik terbuat
dari bahan perunggu, yang bisa
menghasilkan suara dengan cara dipukul
mengguanak alat pukul tertentu.
• Salude
Alat musik Salude yang berasal dari Ssulawesi Utara
merupakan alat musik yang terbuat dari bahan
bambu dengan ruas yang besar dan bagian sisi
bambu terdapat lubang dan Bambu besar yang
terdapat dalam Salude. Salude juga dilengkapi
dengan dawai yang terbuat dari kulit ari bambu yang
dimainkan dengan cara dipetik menggunakan
pelepah pinang.

• Oli
Alat musik Oli yang berasal dari Selawesi Utara
terbuat dari bahan dasar bamboo.Oli biasanya
digunakan dalam acara pagelaran musik dan upacara
syukuran Tulide yang berada di Dearah Sangihe.
• Yori
Yori merupakan alat musik yang berasal
dari Sulawesi Utara yang mempunyai
sebuat dengan nama harpa mulut yang
dimana mulut pemain bertindak sebagai
alat resonator nada. Sedangkan dengan tai
Yori berguna sebagai pengatur tinggi nada.

 
• Gimba
 Gimba merupakan alat musik yang
bentuknya menyerupai bentuk alat musik
gendang, namaun Gimba lebih panjang
dan agat bulat dari pada gendang.
• Lalove
Alat musik Lalove merupakan alat musik
yang dimaikan dengan cara ditiup dan
digunakan sebagai alat musik pengring acar
seperti tari tradisional,dan bahkan alat
musik ini juga berguna sebagai alat musik
penyembuh orang yang kerasukan sosok
roh.

• Sasesahang
Sasesahang merupakan alat musik yang
berasal dari Sulawesi Utara yeng memiliki
bentuk tubuh seperti garpu tala berujung
runcing yang terbuat dari ruas bambu,dan
nada yang dihasilkanpun tergantung pada
ruas tabung bambu tersebut.
• Arababu
Arababu ini merupakan alat musik yang
terbuat dari tempurung kelapa dan kulit
binatang sebagai resonator, dan
mempunyai satu dawai yang dimaikan
dengan cara digesek menggunakan
tangkai gesek dari bambu.

• Tatengkoren
Tatengkoren adalah alat musik tradisional
yang berasal dari bambu, biasanya alat ini
dimainakan oleh sekelompok para petani
Minahasa yang berguna untuk
menghibur lara,dan sebagai pengusir
hama-hama satt berada disawah
Kumpulan Lagu Daerah

esa mokan, o inani keke, si patokaan, sitara tillo, gadis taruna, tan mahurang,
tahanusungkara, poco poco, nani wartabone, niko mokan, micoman, sayang sayang
si lili, wo mangura ngur, miara si luri, unggenang, se tedu matuari, ungkuanu aku
rawoy, jam pukul lima, saa'aku ikagenang, sumikolah, manesel, lautan mabiru biru,
oh minahasa tempat lahirku dan luri wisako.
Permainan Tradisional
1. Ceklen 2.Tumbu Blanga 3. Dodorobe
4.Tali Koko 5.Cenge-cenge 6.Baka Sembunyi
Senjata Tradisional
• Pedang Bara Sangihe
Pedang bara Sangihe memiliki gagang dua cabang.
Tidak hanya pada gagang, pada ujung pedang bara juga
memiliki dua cabang yang diantara dua cabang tersebut
terdapat gerigi-gerigi. Pedang bara Sangihe menjadi
salah satu senjata tradisional kebanggaan masyarakat
Sulawesi Utara dan menjadi salah satu kekayaan
kebudayaan yang dimiliki Indonesia .

• Peda
Senjata adat Peda dan senjata tradisional parang
dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti
untuk bertani atau menyadap enau. Senjata adat Peda
memiliki ciri khas bentuknya pendek dengan ukurun 50
cm, terbuat dari besi. Hulunya terbuat dari kayu yang
keras dan ujungnya bercabang dua
• Perisai
Perisai merupakan salah satu jenis
senjata adat yang memiliki fungsi sebagai
tameng untuk menangkis atau meiindungi
dari serangan musuh, senjata perisai
terbuat dari bahan kayu,yang memiliki ciri
khas pemberian motif ukiran dengan motif
motif binatang atau daun daun

Anda mungkin juga menyukai