Anda di halaman 1dari 10

ALAT MUSIK TRADISIONAL DARI SULAWESI

Alat Musik Tradisional dari Sulawesi Tengah


Wilayah provinsi Sulawesi Tengah sebelum jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda
merupakan sebuah Pemerintahan Kerajaan yang terdiri atas 15 kerajaan di bawah kepemimpinan
para raja yang selanjutnya dalam sejarah Sulawesi Tengah dikenal dengan julukan Tujuh
Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat.
Kemudian paska Pemerintahan Hindia Belanda atau tepatnya pada tahun 1964 dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso,
Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan
Propinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari
Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah.
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, atau setidaknya
ada sekitar 19 etnis, yaitu :
1. Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Sigi dan kota Palu
2. Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Sigi
3. Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso
4. Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso
5. Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali
6. Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali
7. Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai
8. Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai
9. Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai
10. Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai
11. Etnis Bare'e berdiam di kabupaten Poso, Touna
12. Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan
13. Etnis Buol mendiami kabupaten Buol
14. Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli
15. Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong
16. Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli
17. Etnis Dondo berdiam di Dondo, kabupaten Tolitoli
18. Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli
19. Etnis Dampelas berdiam di kabupaten Donggala
Banyaknya etnis di Sulawesi Tengah membuat kebudayaan dari Provinsi Sulawesi Tengah ini
sangat kaya dan beragam namun tetap harmonis dalam masyarakat. Dibidang seni musik
misalnya, ada beberapa alat musik yang berasal dari etnis yang ada di Sulawesi Tengah ini. Akan
tetapi cukup disayangkan apabila alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah ini harus musnah

atau diklaim oleh bangsa lainnya. Oleh karena itulah kita generasi muda harus merasa terpanggil
untuk menggali informasi terkait peninggalan budaya asli Bangsa Indonesia.
Dibawah ini beberapa alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah :
1. Alat musik Sulawesi Tengah - Tutuba
Tutuba adalah merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah yang
merupakan alat musik berdawai yang terbuat dari bambu. Tutuba adalah alat musik khas suku To
Wana.
Suku Wana (To Wana), adalah penduduk asli di kawasan Wana Bulang yang berada di wilayah
kabupaten Morowali, pemukiman berada di kecamatan Mamosolato, Petasia, dan Soyojaya, dan
tedapat juga di wilayah pedalaman di kabupaten Luwuk Banggai - Sulawesi Tengah. Suku Wana
disebut juga sebagai Tau Taa Wana yang berarti "orang yang tinggal di hutan". Sedangkan
mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Tau Taa, atau "orang Taa".

2. Alat musik Sulawesi Tengah - Tatali


Seperti halnya Tutuba, tatali adalah alat musik tiup (suling) yang merupakan alat musik
tradisional khas suku To Wana di Sulawesi Tengah. Talali adalah alat musik tiup yang terbuat
dari bambu berukuran sekitar 50 cm dengan diameter 2 cm dan memiliki 3 lubang untuk resolusi
udara tempat meletakan jari dan hanya memiliki 3 nada. Dengan teknik meniup menggunakan
perasaan untuk menemukan sound yang baik dan enak ditelinga.
3. Alat musik Sulawesi Tengah - Geso Geso
Geso-geso adalah alat musik gesek yang berasal dari Sulawesi Tengah. Sama halnya dengan
tutuba dan tatali, geso-geso merupakan alat musik khas suku To Wana. Akan tetapi ada pula alat
musik serupa yang dipergunakan oleh masyarakat toraja atau tepanya di Kecamatan Saluputti.

Alat musik geso-geso terbuat dari kayu dan tempurung kelapa yang diberi dawai. Cara
membunyikan dawai adalah dengan digesek dengan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu
dan tali sehingga menimbulkan suara khas. Alat ini mengeluarkan nada sesuai dengan tekanan
jari si pemain pada dawai.

4. Alat musik Sulawesi Tengah - Popondo


Alat musik Popondo di Sulteng juga disebut dengan alat musik Talindo atau Popondi (Sulsel).
Alat musik Popondo ini terbuat dari kayu, tempurung kelapa, dan senar. Talindo/Popondi
merupakan alat musik jenis sitar berdawai satu (one stringed stick zilher). Tempurung kelapa
berfungsi sebagai resonator. Alat musik ini dimainkan secara tunggal setelah para petani
merayakan pesta panen dan untuk mengisi waktu senggang bagi para remaja.
Kata Tolindo adalah sebutan yang berasal dari daerah Bugis. Sedangkan kata Popondi adalah
sebutan dari daerah Makasar.
Alat musik tradisional Talindo / Popondi berbentuk busur seperti tanduk kerbau atau tanduk sapi
yang bertumpu pada sebuah tempurung kelapa, di ujungnya atas bagian tanduk dipasang 1 buah
senar dan dimainkan dengan cara dipetik.
Biasanya alat musik ini dimainkan secara tunggal setelah para petani merayakan pesta panen dan
untuk mengisi waktu senggang bagi para remaja.

5. Alat musik Sulawesi Tengah - Pare'e


Alat musik pare'e merupakan alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah, berbentuk seperti
garpu tala dan berfungsi sebagai alat hiburan diwaktu senggang dan dapat pula digunakan
sebagai alat perkenalan atau pergaulan antar anggota kelompok masyarakat.
Alat musik tradisional Pare'e ini dapat dimainkan dengan cara berdiri maupun duduk. Cara
memainkan alat musik Pare'e adalah dengan cara dipukul-pukulkan pada telapak tangan. Alat
musik ini biasanya berwarna kecoklatan sesuai dengan warna bambu yang sudah kering. Alat
musik ini terbuat dari bahan buluh tui dan rotan.

Alat musik Pare'e


6. Alat musik Sulawesi Tengah - Lalove
Lalove adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah yang terbuat dari bambu. Alat musik
ini biasa kita kenal dengan seruling/suling bambu. Pada mulanya alat musik Lalove ini tidak
sembarangan boleh ditiup karena bagi sebagian orang yang sering kerasukan roh akan spontan
kerasukan jika mendengar suara alat musik ini. Lalove berfungsi sebagai salah satu alat
pengiring Tarian Tradisional Balia. Tari tradisional yang di sebut Balia, merupakan ritual
penyembuhan pada suku Kaili di Sulawesi Tengah.

Alat musik Lalove


7. Alat musik Sulawesi Tengah - Santu
Satu lagi alat musik tradisional dari Sulawesi Tengah bernama Santu. Santu merupakan alat
musik tradisional jenis sitar tabung yang termasuk dalam kelompok idio-kodofon. Kulit ari pada
bagian badan bambu dibentuk empat dan di tengah badan dibuat lubang sebagai resonator. Alat
musik Santu dimainkan dengan cara dipetik setelah para petani merayakan pesta panen dan saat
mengisi waktu senggang bagi para remaja.

Alat musik Santu


Alat musik tradisional Sulawesi Utara
Selain Seni Tari Tradisional Sulawesi Utara dan Lagu Daerah Sulawesi Utara, Propinsi yang
berada di Pulau Sulawesi dan Beribukota di Manado ini juga memiliki beberapa alat musik
tradisional khas dari daerah Sulawesi Utara.
Apakah alat musik yang berasal dari Sulawesi Utara ini? Sobat tradisi pasti sebagian besar sudah
mengetahui jenis-jenis alat musik yang banyak dipergunakan untuk mengiringi tari - tarian
tradisional dari Sulawesi Utara. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami merangkum beberapa alat
musik tradisional dari Sulawesi Utara :
1. Alat Musik Tradisional Sulawesi Utara - Kolintang
Alat musik Kolintang adalah alat musik tradisional yang terkenal di daerah Minahasa, Provinsi
Sulawesi Utara. Bahan untuk membuat alat musik tradisional kolintang ini adalah kayu. Ada
Kolintang yang dibuat dari bahan kayu bernama kayu bandaran, kayu wenang, dan lain

sebagainya. Umumnya kayu yang dibuat untuk membuat Kolintang ini adalah kayu-kayu ringan,
namun memiliki serat kayu yang padat. Alat musik kolintang dimainkan dengan cara dipukul.
Bahkan Kolintang ini terkenal dapat mengeluarkan bunyi yang khas karena bisa digunakan untuk
mengeluarkan bunyi nada rendah maupun nada tinggi. Salah satu fungsi Kolintang adalah
mengiringi tari tradisional dari Sulawesi Utara yaitu Tari Lenso dan Tari Tatengesan.

Kolintang
2. Alat Musik Tradisional Sulawesi Utara - Salude
Alat musik yang identik dengan Sulawesi Utara adalah Kolintang. Namun sebenarnya masih ada
alat musik tradisional yang menjadi ciri khas masyarakat Minahasa. Namanya adalah Salude.
Salude adalah sejenis alat musik tradisional yang dibuat dari seruas bambu. Pada bagian tengah
badan bambu terdapat lubang yang memiliki fungsi sebagai resonator dan diatasnya dipasang 2
senar yang juga dibuat dari serat ari bambu.
Cara membunyikan alat musik salude adalah dengan cara dipetik atau dipukul dengan pelepah
pinang. Alat musik Salude ini merupakan alat musik sejenis sitar tabung yang termasuk dalam
kelompok ido-kardofon.

Salude - Gambar
3. Alat Musik Tradisional Sulawesi Utara -Tetengkoren
Tetengkoren adalah merupakan salah satu alat musik pukul (Diophone) yang terbuat dari bambu
berbentuk tabung bambu. Alat musik ini dipergunakan untuk mengiringi tari tradisional seperti
tari tatengesan atau tari tetengkoren namun secara umum dipergunakan pula sebagai alat
komunikasi didaerah kebun di Sulawesi Utara.

Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat


Sulawesi Barat merupakan Provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi
Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju, memiliki luas areal sekitar 16,796.19 km. Sukusuku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis
(10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%).
Mengingat Sulawesi Barat sebagai provinsi hasil pemekaran dari Sulawesi Selatan, maka
perkembangan seni dan budaya pun tentu tidak akan berbeda jauh dengan provinsi Sulawesi
Selatan. Begitu pula dengan alat-alat musik tradisional dari Provinsi Sulawesi Barat. Namun
demikian tradisikita akan menampilkan beberapa alat musik yang belum kami tulis pada artikel :
Alat musik tradisional Sulawesi Selatan.
Alat musik tradisional Sulawesi Barat yang cukup mudah ditemukan di Sulawesi Barat
khususnya di Polewali Mandar adalah kepandaian masyarakat dalam memainkan kecapi mandar,
keke (alat tiup yang terbuat dari bambu), rebana, gongga (alat pukul terbuat dari bambu), dan
calong (alat pukul yang terbuat dari bilah bambu dan batok kelapa)
Berikut penjelasan mengenai 5 alat musik tradisional Sulawesi Barat :

1. Alat musik tradisional Sulawesi Barat - Kecapi Mandar


Kecapi Mandar atau disebut juga kacaping tobaine yaitu alat musik tradisional yang berasal dari
Poliwali Mandar. Bentuk kecapi mandar ini sekilas seperti miniatur perahu. Dibuat dari kayu dan
memiliki 2 dawai.
Kecapi Mandar ini sudah sangat langka dan saat ini hanya ada 2 orang yang masih
memainkannya yaitu Satuni dan kakak perempuannya, Marayama, yang berusia sekitar 81 tahun.
Awalnya kecapi Mandar dimainkan untuk "pelipur lara" untuk individu di rumah-rumah,
kemudian berkembang menjadi hiburan untuk acara-acara sunatan dan perkawinan. Kecapi
dimainkan dari rumah ke rumah, lorong ke lorong.
Untuk lagunya, ada tiga tema besar yang dibawakan, yaitu Tolo (yang berisi cerita
kepahlawanan), Tere (nyanyian pujian pada orang), dan Masala (nyanyian religi). Uniknya, lirik
yang dibawakan tidak terbatas. Pemain kecapi bisa spontan membuat lirik berdasarkan apa yang
dia lihat ketika tampil atau disesuaikan dengan tema acara.

2. Alat musik tradisional Sulawesi Barat - Pakkeke


Pakkeke adalah salah satu alat musik tiup tradisional Mandar yang mempunyai keunikan, yaitu
selain dari bentuknya, keke juga memiliki kekhasan bunyi yang dihasilkan. Alat musik keke
terbuat dari bambu yang berukuran kecil yang diujungnya terdapat daun kelapa kering yang
dililitkan sebagai pembawa efek bunyi yang dihasilkan oleh alat ini.
Biasanya alat tiup tradisional jenis keke ini dimainkan di sawah atau di ladang milik
warga untuk mengisi kesepian para petani saat menunggui ladang atau sawah mereka. Kini alat
musik keke acapkali dimainkan untuk kepentingan seni pertunjukan dan dikolaborasikan dengan
alat musik tradisional lainnya.

3. Alat musik tradisional Sulawesi Barat - Calong


Calong adalah alat musik tradisional yang berbahan dasar Buah Kelapa dan bambu . Biasanya
alat musik Calong ini dimainkan secara solo, tetapi dalam perkembangannya mengalami
kemajuan dan dapat dimainkan secara massal.
Hal ini dapat terlihat pada pagelaran Musik Calong Massal yang dipersembahkan pada
Pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat Pertama yang dilaksanakan di Kabupaten
Polewali Mandar tahun 2007. Bahkan yang tak kalah menariknya bahwa alat musik inipun
mulai dikolaborasikan dengan beberapa alat musik lainnya. Calong tidak jarang juga diusung ke
atas panggung pementasan musik secara kolaboratif.

4. Alat musik tradisional Sulawesi Barat - Gongga Lima


Gongga lima adalah sebuah alat musik yang dibuat dari bambu, termasuk klasifikasi alat musik
idiopon. Alat musik Gongga Lima dibunyikan dengan cara dipukulkan ke tangan.
Secara bahasa, alat musik gongga lima terdiri dari dua suku kata, yakni Gongga dan lima.
Gongga diartikan sebagai alat itu sendiri sedangkan lima dalam bahasa Mandar adalah Tangan,
jika dilihat dari pambagiannya, sangat memperjelas identitas serta eksistensinya yang
menjelaskan bahwa ke duanya membutuhkan satu sama lain.

Jenis Gongga lima terdapat diwilayah balanipa hampir sama dengan alat musik parappasa dari
Gowa Sulawesi Selatan, perbedaan Parappasa dengan Gongga lima dapat dilihat dari
penampilan alat itu, dalam pembuatannya bambu dibelah-belah kecil yang ukuran bilahannya
hampir sama besar dengan pensil sehingga dalam penampilannya menyerupai sapu lidi, cara
memainkannyapun tidak sama dengan Gongga lima, sebab ketika dimainkan alat ini dibenturkan
kebenda lain untuk mendapatkan bunyi.
5. Alat musik tradisional Sulawesi Barat - Rebana / Rawana
Rebana adalah alat musik tradisional masyarakat Sulawesi Barat yang termasuk dalam jenis alat
musik membrapon, yaitu musik tersebut menggunakan kulit sebagai sumber bunyi atau selaput
tipis yang direntangkan. (Solihing, Ibid: 95).
Rebana dalam bahasa Sulawesi Barat disebut dengan rawana, sedangkan dalam bahasa Arab
disebut Lafud. Kehadirannya sebagai alat musik tradisional merupakan penggabungan budaya
antara budaya Arab dan budaya Mandar. Sekitar abad ke 17 yang lalu atau zaman pemerintahan
raja Mandar yang ke IV Daetta, anak pertama dari raja ke II Tomeppayung, Cucu Raja Mandar I
Imanyambungi (Todilaling). Wilayah ini menjadi salah satu target untuk menciptakan sebuah
paham yang konon adalah paham melawan animisme atau zaman penyembahan berhala,
pengaruh itu tidak lain kalau bukan pengaruh budaya Arab, (Ibu Cammana, 31 juli 2003)

Anda mungkin juga menyukai