Anda di halaman 1dari 7

Alat Musik Tradisional dari

Bengkulu
4 Alat Musik Tradisional dari Bengkulu - Provinsi Bengkulu terletak
di bagian barat daya pulau Sumatera. Di sebelah utara berbatasan
dengan Sumatera Barat, di sebelah timur dengan Jambi dan Sumatera
Selatan, sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung.
Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik besurek, yakni kain batik
yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul dan diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia sebagi salah satu bagian warisan budaya Republik Indonesia
serta turut memperkaya khazanah budaya di Indonesia. Kebudayaan
Bengkulu memiliki beberapa ciri berbeda karena dipengaruhi oleh sukusuku berbeda yakni kebudayaan Bengkulu Selatan/suku Serawai,
kebudayaan Rejang dan kebudayaan pesisir. Budaya tabot merupakan
satu kultur unik yang memadukan tradisi lokal dengan Islam Syiah secara
kultural.
Untuk urusan musik, Bengkulu memiliki beberapa kesenian tradisional.
Seni musiknya adalah:

Geritan, yaitu cerita sambil berlagu.

Serambeak, yang berupa patatah-petitih.

Andei-andei, yaitu seni sastra yang berupa nasihat.

Sambei, yaitu seni vokal khas suku Rejang,biasanya untuk pesta


perkawinan

Sedangkan alat musik tradisional yang ada di Bengkulu umumnya banyak


pula dijumpai di provinsi lain. Mungkin ada 4 alat musik tradisional dari
Bengkulu yang akan ditulis dalam kesempatan ini. Keempat alat musik
tradisional dari Bengkulu itu adalah sebagai berikut :
1. Alat Musik Tradisional dari Bengkulu - "DOL"
Zaman dahulu, dol hanya dimainkan saat perayaan Tabot, setiap 1-10
Muharram dalam rangka mengenang wafatnya Imam Hasan dan Imam
Husen (cucu Nabi Muhammad saw.) dalam sebuah peperangan di Padang
Karbala. Ritual ini selalu dilaksanakan setiap tahun karena dipercaya
dapat menghindarkan berbagai kesulitan dan wabah penyakit.
Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot,
yaitu warga Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol
memang dikenalkan kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang
datang ke Indonesia dibawa Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu

membangun Benteng Malborough. Mereka kemudian menikah dengan


orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya dikenal sebagai keluarga
tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh dimainkan orangorang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut.
Sekilas dol berbentuk seperti beduk. Berbentuk setengah bulat lonjong
dan berhiaskan ornamen warna-warni. Dol terbuat dari kayu atau bonggol
kelapa yang terkenal ringan namun kuat atau kadang juga terbuat dari
kayu pohon nangka. Bonggol pohon kelapa dilubangi dan bagian atasnya
lalu ditutup kulit sapi atau kulit kambing. Diameter dol terbesar bisa
mencapai 70-125 cm dengan tinggi 80 cm dan alat pemukulnya
berdiameter 5 cm dan panjangnya 30 cm.
Dimainkan dengan cara dipukul, ada 3 teknik dasar memainkan dol, yaitu:
disebut suwena, tamatam, dan suwari. Jenis pukulan suwena biasanya
untuk suasana berduka cita dengan tempo pukulan lambat; tamatam
untuk suasana riang, konstan dan ritmenya cepat; sementara suwari
adalah pukulan untuk perjalanan panjang dengan tempo pukulan satusatu. Dalam pementasan dol, ada intsrumen lain yang ikut mengiringi,
seperti tassa (sejenis rebana yang dipukul dengan rotan), dol berukuran
kecil, serunai, dan lainnya.

Alat Musik Tradisional dari Bengkulu - "DOL"


2. Alat Musik Tradisional dari Bengkulu - "Tasa"
Alat musik tradisional dari Bengkulu selanjutnya adalah Tasa. Tasa atau
seing disebut pula Gendang Tasa berbentuk seperti rebana, terbuat dari
tembaga, besi plat atau alumunium, dan juga bisa dari kuali yang
permukaannya ditutup degan kulit kambing yang telah dikeringkan. Alat
musik ini digunakan bersama dengan Dol, untuk acara Tabot yang
dilaksanakan didaerah Bengkulu.

3. Alat Musik Tradisional dari Bengkulu - "Akordion"


Alat musik tradisional dari bengkulu selanjutnya adalah Akordion. Alat
musik Akordion ini terbuat dari kayu, kertas alumunium dan besi yang
berbentuk persegi panjang. Alat musik tradisional ini ditemukan di daerah
Pal VII Kabupaten Rejang Lebong pada bulan Maret 1998.
4. Alat musik tradisional dari Bengkulu - "Hermanium"
Alat musik tradisional Hermanium berbentuk persegi, bahannya terbuat
dari kayu, besi, kertas dan plastik. Pada badan alat musik tradisional dari
Bengkulu yang satu ini dihiasi dengan ornamen flora. Alat musik
Hermanium ditemukan pada bulan Maret 1983 di Kota Bengkulu

Alat Musik Tradisional Sumatera Barat


Alat Musik Tradisional Sumatera Barat - Sumatera Barat adalah salah
satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki Ibukota Propinsi di Kota
Padang. Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 12 Kabupaten dan 7
Kota ini mayoritas berpenduduk etnis Minangkabau. Dalam urusan Seni
dan Budaya, Provinsi Sumatera Utara sangat kaya akan seni dan budaya
daerah. Salah satunya adalah Seni Musik. Nah.. kali ini kita akan
mengenal dan mengetahui alat musik tradisional Sumatera Barat.
Alat musik tradisional Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh Nuansa
Minangkabau. Hal ini disebabkan karena nuansa musik minang sangat
enak didengarkan walaupun diracik dengan alat musik modern saat ini.
Sehingga alat musik tradisional Sumatera Barat sepertinya akan terus
terjaga walaupun muncul berbagai teknologi alat musik modern.

Adapun alat musik tradisional Sumatera Barat yang kita kenal saat ini
antara lain adalah :
1. Alat Musik Tradisional Sumatera Barat - "Saluang"
Saluang adalah alat musik tradisional dari Sumatera Barat yang terbuat
dari Bambu Talang.Saluang memiliki diameter sekitar 3-4 cm, panjangnya
40 - 60 cm dan hanya memiliki 4 lubang. Alat musik tradisional Saluang
ini dimainkan dengan cara ditiup.
Keunikan dari saluang ini adalah bahwa peniup saluang akan dapat
memainkan Saluang tanpa henti dari awal sampai akhir lagu. Hal ini
dimungkinkan karena peniup saluang memiliki teknik Mampasalisiahan
Hangok (Menyisihkan napas) yaitu teknik pernapasan dalam meniup
saluang.
Di Ranah Minang, saluang biasanya tidak hanya terdengar sendiri. Alat
musik yang terbuat dari seruas buluh ini, menjadi pengiring dendang
pantun. Pantun yang dilantunkan, biasanya berisi sindiran, ratapan,
nasehat, ataupun gurauan. Biasanya Kalau Saluang di tiup Tanpa di iringi
nyanyian di tujukan untuk Pengobatan dan kebathinan. Dalam Video
diatas diperlihatkan antara Pedendang dan Tukang Saluang dengan
Pendengar/ Penonton tidak ada batas pemisah melainkan kebersamaan
dalam menikmati alunan Saluang dan olah suara. Ini melambangkan
kebersamaan demokrasi di Ranah Alam Minangkabau dalam filsafat "
Duduak Surang basampik sampik, duduak basamo balapang lapang".
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya
Syamsimar.

Alat musik Saluang


2. Alat Musik Tradisional Sumatera Barat - "Talempong"
Talempong adalah alat musik pukul tradisional khas minangkabau. Alat
musik tradisional yang berkembang di masyarakat Sumatera Barat ini

terbuat dari kuningan, namun sebagian ada pula yang terbuat dari kayu
dan batu. Alat musik tradisional talempong ini sama bentuknya sama
dengan alat musik bonang dalam seni gamelan di Pulau Jawa.
Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5
sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian
atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter
sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbedabeda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada
permukaannya.
Talempong biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau
penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari
Galombang.

3. Alat Musik Tradisional Sumatera Barat - "Pupuik Batang Padi"


Pupuik batang padi merupakan alat musik tradisional yang
berkembang di daerah Agam Sumatera Barat. Alat musik tradisional
Pupuik batang padi ini memang terbuat dari ruas batang padi yang sudah
tua dan berbuku. Proses pembuatan pupuik (puput) batang padi terhitung
sederhana. Batang padi yang sudah tua dipecah secara hati-hati di dekat
pangkal bukunya. Pecahan batang itu akan membentuk semacam pita
suara yang menjadi sumber bunyi. Jika ditiup, pita suara itu akan
mengeluarkan bunyi yang melengking.
Walaupun pupuik batang padi ini hanya terbuat dari batang padi, akan
tetapi alat ini menjadi bagian dari hiburan rakyat yang menyemarakkan
kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Alat musik tradisional Sumatera
Barat ini kemudian dapat disambung dengan lilitan daun kelapa sehingga
suara yang dihasilkan semakin melengking dan dapat didengar hingga
jarak 2 kilometer.

4. Alat Musik Tradisional Sumatera Barat - "Serunai"


Serunai adalah alat musik tradisional yang terbuat dari batang padi,
kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa yang dimainkan
dengan cara ditiup. Serunai berasal dari kata Shenai yang merupakan alat
musik yang berasal dari Lembah Kasmir di datara India Utara.
Alat musik Serunai banyak ditemukan secara merata di Provinsi Sumatera
Barat, terutama di bagian dataran tinggi seperti di daerah Agam, Tanah
Datar dan Lima Puluh Kota, dan juga di sepanjang pesisir pantai Sumatera
Barat.
Serunai memiliki panjang sekitar 20 cm,memiliki 4 lubang berjarak 2,5
cm. Fungsi dari lubang tersebut adalah untuk mengatur irama.
Sementara, nada alat musik ini sama dengan alat musik modern lainnya,
yaitu nada pentatonis atau do-re-mi-fa-sol. Nada ini memang lazim pada

alat musik tradisional Minang.


5. Alat Musik Tradisional Sumatera Barat - "Tambua & Tansa"

Tambua merupakan alat musik dari Sumatera Barat yang terbuat dari
kayu yang dilubangi tengahnya, biasanya berukuran panjang 60-70 Cm
dan diameter lingkaran 40-50 Cm serta memiliki ketebalan lingkarannya
1-1,5 Cm. Pada kedua sisi nya diberi kulit binatang (biasanya kulit
kambing) yang telah dikeringkan dan dikencangkan sedemikian rupa
mengunakan tali yang ikatan nya pun dibuat menarik.
Alat kesenian ini dipakai untuk melambangkan suka-cita dan biasa dipakai
pada acara pesta pernikahan, penyambutan tamu-tamu istimewa atau
dalam rangka acara Batagak Gala Adat atau Batagak Gadang.
Tambua dipukul secara serentak dengan irama dan gerakan yang teratur
yang dikomandoi oleh sebuah alat kesenian bernama "Tansa".
Berdasarkan irama Tansa ini lah alat kesenian Tambua ini ditabuh. Tansa
berupa bejana berbentuk kuali dengan diameter 14 inch. terbuat bahan
alumunium yang permukaannya ditutup kulit tipis, pada awal
perkembangan tambua tansa dipakai kulit kijang, namun sesuai dengan
perkembangan zaman, kulit kijang sudah mulai tidak pakai lagi, saat ini
tansa memakai mika plastic / drum head.
Tambua dan Tansa dimainkan oleh minimal 4 pemain. permainan tambua
tansa juga di iringi ole alat musik lain seperti Talempong, pupuik tanduak /
sarunai dan juga pupuik batang padi. Dengan alat ini maka bunyi Tambua
Tansa akan semakin ramai.

Anda mungkin juga menyukai