NIM : 201040400097
Pharmacon = obat
Poien = buat
Kombinasi kedua kata tersebut bermakna resep atau formula atau standar lain yang
dikehendaki untuk membuat atau mempersiapkan / mengolah / meracik suatu obat, Kata ini
pertama kali digunakan pada tahun 1580 dalam suatu buku lokal yang merupakan standar
obat di Bergamo suatu daerah di Italia. Farmakope merupakan buku resmi yang memuat
uraian, persyaratan, keseragaman pengujian mutu dan pengolahan / peracikan obat, juga
tentang alat-alat dan persyaratan alat yang digunakan untuk pengolahan / peracikan dan
pengujian mutu obat serta cara-cara pengujian potensi obat.
1. Sejarah Farmakope
a. Periode Purba
Pada tahun 2500 S.M. di mesir telah berkembang ilmu kedokteran dan
farmasi , catatan mengenai kedokteran dan farmasi purba ini dituliskan pada
papyrus sejenis rumput yang dapat dijadikan kertas, Papyrus yang sangat
terkenal adalah :
“Edwin Smith Surgical Papyrus“ berisi instruksi operasi bedah untuk
dokter, resep dan cara pencampurannya untuk keperluan pengobatan dan
bentuk sediaan, papyrus ini di tulis tahun 1650 S.M. “ Eber Papyrus “ memuat
875 resep pengobatan ditulis pada tahun 1550 S.M. Di Assyria dan Babylonia
terdapat dokumen-dokumen farmasi purba, salah satu Diantaranya adalah
“The Assyrian Medicomen Pharmaceutical Tablets “ yang ditulis pada tahun
1000 S.M.
Pada tahun ( 131 – 201 S.M. ) Claudius Galen adalah tokoh bangsa
Romawi pengobar seni farmasi yang dijuluki sebagai bapak farmasi dan
namanya diabadikan untuk Galenika yaitu suatu cara pengolahan obat yang
berasal dari alam, Dalam periode ini tercatat banyak sekali formula dan bentuk
sediaan , misalnya : Pill , Unguentum , Trochisi , Pastilla , Collyria , dll.
1180 M. Serikat penjual lada yang mengkhususkan diri dalam obat secara
terorganisir berdiri di London.
oleh kelompok organisasi ahli farmasi dan dokter-dokter kota Florence di Itali.
Indonesia sejak abad pertengahan sampai datangnya Jepang 1942 dijajah oleh
Belanda, sehingga peraturan kefarmasian diatur sesuai dengan peraturan kefarmasian
yang ada di negeri Belanda. Peraturan yang dipakai adalah peraturan tahun 1882
dengan nama “Reglement op de Dients van de Volkgezonheid“ (Reglement DVG )
yang mengalami beberapa kali perubahan , terakhir pada tahun 1949 No 228. Pada
pasal 59 peraturan ini tercantum persyaratan untuk setiap apotik harus menyediakan
satu buku Nederlandse Pharmacopee, dengan demikian selama penjajahan Belanda di
Indonesia berlaku farmakope Belanda, farmakope Belanda yang terakhir berlaku di
Indonesia adalah Nederlandse Pharmacopee Vijfde Vitgave (farmakope Belanda Edisi
Ke V ), farmakope ini tetap berlaku walaupun Indonesia sudah merdeka tahun 1945.
Farmakope Indonesia mengalami revisi untuk pertama kali pada tahun 1970
dengan suatu panitia revisi yang anggotanya diangkat dengan SK.Men. Kes. RI.
Tanggal 21 Pebruari 1970 No. 72 / Kab / B VII / 70. selain panitia ini juga dibentuk
Dewan Redaksi Panitia Farmakope Indonesia Edisi II dengan SK. Ketua Panitia
Farmakope Indonesia tanggal 23 September 1970, No. 035 / PFI / SK / 10 / 70. dan
tanggal 5 November 1971, No. 094 / PFI / SK / 10 / 71.
Farmakope Indonesia edisi II terbit tahun 1972 dan mulai berlaku tanggal 12
November 1972 yang melambangkan hari kesehatan Indonesia. Tahun 1976
Farmakope Indonesia mengalami revisi Ke II, dengan panitia Farmakope yang
diangkat berdasarkan SK. Men. Kes. RI. No. 1858 / II / SK / 78. tanggal 21
September 1978, hasil dari revisi Ke II Farmakope Indonesia dihasilkan Farmakope
Indonesia Edisi III yang berlaku sejak tgl 9 Oktober 1979. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat maka perlu dilakukan revisi untuk
Farmakope Edisi III, sehingga pada tahun 1990 dibentuk suatu Tim revisi Farmakope
Edisi III yang pelaksanaannya ditetapkan dengan surat keputusan Men. Kes. RI. No.
468 / Men. Kes / SK / VIII / 1991. tanggal 19 Agustus 1991 dan selanjutnya pada
tahun 1992 disusun Farmakope Edisi IV oleh Panitia Farmakope Indonesia yang
dibentuk berdasarkan SK. Men. Kes. RI. No 695 / Men. Kes / SK / VIII / 1992.
C. ISI FARMAKOPE
2. Monografi ( Monographi )
3. Lampiran ( Appendix )
Berisi Lampiran mengenai alat, cara pengujian, daftar larutan pereaksi, dll
4. Indeks ( Index )
2. Farmakope USA atau The United States Pharmacope (Tahun Terbit 2020)
3. Farmakope China atau Pharmacopoeia of China (TahunTerbit 2015)
1. Martindale
Obat Wajib Apotek (OWA) pada dasarnya adalah obat keras yang dapat
diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa resep yang berisi tentang obat
antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit
dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.