Anda di halaman 1dari 10

Nama : Taufik Ahmad Choiry

NIM : 201040400097

Kelas : Reguler 1B (01FARE002)

A. SEJARAH FARMAKOPE DUNIA

Istilah Farmakope ( PHARMACOPOEIA ) berasal dari bahasa Yunani

Pharmacon = obat

Poien         = buat

Kombinasi kedua kata tersebut bermakna resep atau formula atau standar lain yang
dikehendaki untuk membuat atau mempersiapkan / mengolah / meracik suatu obat, Kata ini
pertama kali digunakan pada tahun 1580 dalam suatu buku lokal yang merupakan standar
obat di Bergamo suatu daerah di Italia. Farmakope merupakan buku resmi yang memuat
uraian, persyaratan, keseragaman pengujian mutu dan pengolahan / peracikan obat, juga
tentang alat-alat dan persyaratan alat yang digunakan untuk pengolahan / peracikan dan
pengujian mutu obat serta cara-cara pengujian potensi obat.

1. Sejarah Farmakope

Langkah perkembangan Farmakope seiring sejalan dengan sejarah perkembangan


kefarmasian. Beberapah peninggalan dokumen tentang farmasi zaman purba ( farmasi
kuno ) yang didapatkan melalui dokumen penelitian oleh ahli purbakala maupun
penemuan dokumen secara kebetulan menunjukan secara praktis semua sejarah
kebudayaan telah mengembangkan dengan baik prosedur-prosedur pengobatan penyakit
dan produksi bentuk sediaan. Berikut ini akan ditunjukkan catatan-catatan purba yang
sangat berarti / bermakna yang berisi materi farmasi yang luas:

a. Periode Purba

Pada abad ke 22 S.M. di Nippur suatu daerah di Mesopotamia ditulis “


The Sumerian Pharmacological Tablet “ yang merupakan salah satu naskah
purba, Naskah ini berupa tablet tanah liat kecil berukuran 3,75 – 6,5 inci (±
9,375 – 16,25 cm) sekarang naskah ini berada di museum Universitas
Pensylvania, Amerika Serikat. Naskah ini memuat dan memaparkan 15
preskripsi / resep dan intruksi bagi ahli farmasi untuk pengolahan yang baik
resep tersebut kedalam bentuk sediaan. Samuel Noah Kramer menyatakan
bahwa “The Sumerian Pharmacological Tablet “ adalah farmakope yang
pertama di dunia.

Pada tahun 2500 S.M. di mesir telah berkembang ilmu kedokteran dan
farmasi , catatan mengenai kedokteran dan farmasi purba ini dituliskan pada
papyrus sejenis rumput yang dapat dijadikan kertas, Papyrus yang sangat
terkenal adalah :
“Edwin Smith Surgical Papyrus“ berisi instruksi operasi bedah untuk
dokter, resep dan cara pencampurannya untuk keperluan pengobatan dan
bentuk sediaan, papyrus ini di tulis tahun 1650 S.M. “ Eber Papyrus “ memuat
875 resep pengobatan ditulis pada tahun 1550 S.M. Di Assyria dan Babylonia
terdapat dokumen-dokumen farmasi purba, salah satu Diantaranya adalah
“The Assyrian Medicomen Pharmaceutical Tablets “ yang ditulis pada tahun
1000 S.M.

b. Periode Yunani – Romawi ( Greco – Roman Period )

Hippocrates ( 460 – 357 S.M. ) dikenal sebagai bapak kedokteran dan


Aesculapius ( 420 S.M. ) yang didewa-dewakan sehingga tongkatnya
diabadikan sebagai lambang kedokteran adalah tokoh Yunani yang dikenal
sampai saat ini.

Pada tahun ( 131 – 201 S.M. ) Claudius Galen adalah tokoh bangsa
Romawi pengobar seni farmasi yang dijuluki sebagai bapak farmasi dan
namanya diabadikan untuk Galenika yaitu suatu cara pengolahan obat yang
berasal dari alam, Dalam periode ini tercatat banyak sekali formula dan bentuk
sediaan , misalnya : Pill , Unguentum , Trochisi , Pastilla , Collyria , dll.

“Confectio   Mithridates“ adalah salah satu formula terkenal dan didalam


resepnya telah menyebut 20 lembar daun, sejumput garam, dua biji dsb.

c. Periode arab atau islam

Pada abad pertengahan ( ± abad ke 8 ) orang timur tengah di bawah


kebudayaan Islam lebih berkembang secara berarti / bermakna dalam ilmu
kefarmasian. Pada masa itu sudah ada pemisahan cabang-cabang bidang
kefarmasian dan bidang kedokteran serta dikenalkannya penggunaan bahan-
bahan anorganik dalam pengobatan, padahal pengobatan Yunani dan Romawi
pada saat itu kebanyakan memberi obat berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Rhazes ( 865 – 925 M. ) dokter pertama menggunakan preparat air


raksa dalam salep untuk pengobatan kulit yang kemudian diadopsi oleh
Paracelsus untuk pengobatan syphilis.

Ali Abbas ( 994 M. ) pengarang “ Royal Book “ karangan kedokteran


yang pada tahun 1070 – 1080 M. diterjemahkan kedalam bahasa latin.

Ibnu Sinna ( Avicienna, 980 – 1037 M. ) disebut sebagai raja dari


segala dokter, adalah orang yang pertama memperkenalkan sifat-sifat asam
sulfat dan alkohol.

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengobatan pada periode Arab /


Islam ini sangat mempengaruhi perkembangan kefarmasian dan farmakope di
Eropah dan dunia lainnya. Secara ringkas Stubb dan Bleigh menyatakan
“Dengan orang-orang Arab mulai keahlian yang nyata dari Apoteker-Apoteker

d. Periode Pertengahan di Eropa

Pada zaman ini baik farmasi maupun kedokteran tidak memperlihatkan


kemajuan yang berarti, beberapa catatan pada abad ini adalah :

1178 M. Dalam catatan di Perancis menyebutkan ahli-ahli farmasi.

1180 M. Serikat penjual lada yang mengkhususkan diri dalam obat secara
terorganisir berdiri di   London.

1225 M. Toko obat ( Apothecary shop ) didirikan di Cologne.

1297 M. Serikat ahli farmasi di organisir di Bruges.

1345 M. Toko obat ( Apothecary shop ) didirikan di London.

Nuovo Reseptario Compositum adalah farmakope pertama yang diadopsi

oleh kelompok organisasi ahli farmasi dan dokter-dokter kota Florence di Itali.

1546 M.  Kota Nuremberg mengadopsi Dispensatorium


Pharmacopolarium dari Dispensatorium       Valerius Cordus sebagai buku resmi
tentang obat , dan ini merupakan farmakope pertama yang dikukuhkan dan
didukung oleh pemerintah dan dikenal dengan nama Nurenberg Pharmacopoeia.

1546 M.Pharmacopoeia Augustana merupakan farmakope yang pernah


dipublikasikan di Jerman memuat kira-kira 1100 bahan obat.

e. Periode Farmasi Modern

Periode ini dimulai secara besar-besaran selama abad ke 17 dan 18,


selama periode ini banyak sekali obat-obat baru yang diperkenalkan
diantaranya : Amonium Khlorida, Karbonat, Magnesium, Kalium Acetat,
Phosfor, Asam Borat dan Lactosa serta dari tumbuh-tumbuhan antar lain :
Peru Balsem, Tolu Balsem, Chinchona, Coca, Ipecac, The, Kopi, Coklat dan
Tembakau, preparat-preparat baru seperti Tinctura Benzo, Infus Digitalis, dll.

Pada tahun 1617 di London berdiri organisasi masyarakat Apoteker


dan setahun berikutnya (1618) diterbitkan London Pharmacopoeia pertama
( Londonensis Pharmacopoeia ) yang diikuti munculnya beberapa farmakope
lain di beberapa daerah di Inggris, antara lain yang terkenal adalah Ediburg
Pharmacopoeia pertama ( 1699 ) dan Dublin Pharmacopoeia pertama ( 1807 ),
sedangkan farmakope Inggris yang pertama (The first British Pharmacooeia )
baru muncul pada tahun 1864 M. Farmakope Inggris yang terbaru adalah
“British Pharmacopoeia 1973 “ diterbitkan tahun 1973.

Pada periode farmasi modern ini kota-kota di Perancis juga pernah


mempunyai farmakope antara lain : Paris, Lille, Bordeaux dan Lyons. Selain
itu juga terdapat farmakope-farmakope tambahan yang penting dan sangat luas
digunakan di negara ini diantaranya adalah “ Pharmacopoeia Royal “ ditulis
oleh Moses Charas pada tahun 1717, “ Pharmacopoeia Universelle“ ditulis
oleh Le’ mery , “Elments de pharmacie“ ditulis oleh Baume. Baru pada tahun
1818 farmakope Perancis pertama terbit dengan judul “ Codex
Medicamentarius Seu Parmacopoeia Gallica “ farmakope Perancis yang
terakhir adalah “ Pharmacopee Francaise, IX Edition“ terbit tahun 1972 terdiri
dari dua jilid.

Di Jerman selain Pharmacopoeia Augustana yang disebutkan diatas,


pada tahun 1741 M. terbit “Pharmacopoeia Wirtenbergica“ yang memuat 1952
medicamen yang berbeda dan merupakan farmakope yang terbaik saat itu,
setelah mengalami beberapa edisi, revisi, dan perubahan kira-kira tahun 1872
seiring dengan perkembangan politik penyatuan Jerman oleh kerajaan
dikeluarkan farmakope Jerman pertama dengan judul “ Pharmacopoeia
Germanica “, farmakope ini mengalami revisi dari waktu ke waktu, revisi
terakhir terbit pada tahun 1926, Suplemen untuk untuk revisi ke enam
disebarkan tahun 1938, 1947 dan 1951.

Laporan-laporan tentang farmakope-farmakope di Jerman dan negara


lain dapat dijumpai dalam “ Plantes Officinales “ yang ditulis oleh Brunz dan
Jaloux (1918) dan “ Die Arzneibucher “ oleh penulis Falc tahun 1920.

Bagaimana perkembangan farmakope periode farmasi modern di


Amerika Serikat ? pada tahun 1778 di litits di daerah Pensylvania diterbitkan
satu farmakope yang merupakan farmakope pertama di Amerika Serikat,
terkenal dengan nama “ Litits Pharmacopeia “ farmakope ini digunakan
dirumah sakit militer dari angkatan bersenjata Amerika Serikat yang terdiri
dari 32 halaman dalam buku kecil yang memuat informasi 84 obat dalam dan
16 obat luar serta cara pengolahannya.

Pada tanggal 6 januari 1817 Dr Lyman Spalding dari New York


mengusulkan suatu rencana pada masyarakat kedokteran daerah New York
untuk menciptakan suatu farmakope nasional Amerika Serikat. Dr.Spalding
kemudian dikenal sebagai “ Bapak farmakope Amerika Serikat “, dari usul Dr
Spalding ini pada tgl 15 Desember 1820 farmakope Amerika Serikat pertama (
The first Unitted States Pharmacopoeia ) dapat diterbitkan dalam bahasa
Inggris dan Latin. Farmakope Amerika Serikat yang terakhir adalah “ The
United States Pharmacopoeia 20 th revision, 1985.

f. Perkembangan Farmakope Internasional dan Regional

Pada tahun 1902 di Brussel diadakan konfrensi farmakope


Internasional pertama tetapi belum dapat menerbitkan farmakope
Internasional, baru pada tahun 1951 di Geneve oleh organisasi kesehatan
sedunia (WHO) diterbitkan “Pharmacopoeia Internationalis Editio Primo “
dalam dua jilid dan tahun 1959 dikeluarkan suplemennya, tahun 1967 direvisi
dan terbit dengan judul “ Specifications For The Quality Control of
Pharmaceutical Preparation, Pharmacopoeia Internationalis 2 nd Edition “ dan
suplemennya tahun 1971.
Farmakope yang merupakan farmakope Regional hanya farmakope
Eropa ( European Pharmacopoeia ) dalam edisi bahasa Inggris dan Jerman ,
terbit pada tahun 1969 terdiri dari tiga jilid ditambah dua suplemen.

B. SEJARAH FARMAKOPE INDONESIA

Indonesia sejak abad pertengahan sampai datangnya Jepang 1942 dijajah oleh
Belanda, sehingga peraturan kefarmasian diatur sesuai dengan peraturan kefarmasian
yang ada di negeri Belanda. Peraturan yang dipakai adalah peraturan tahun 1882
dengan nama “Reglement op de Dients van de Volkgezonheid“ (Reglement DVG )
yang mengalami beberapa kali perubahan , terakhir pada tahun 1949 No 228. Pada
pasal 59 peraturan ini tercantum persyaratan untuk setiap apotik harus menyediakan
satu buku Nederlandse Pharmacopee, dengan demikian selama penjajahan Belanda di
Indonesia berlaku farmakope Belanda, farmakope Belanda yang terakhir berlaku di
Indonesia adalah Nederlandse Pharmacopee Vijfde Vitgave (farmakope Belanda Edisi
Ke V ), farmakope ini tetap berlaku walaupun Indonesia sudah merdeka tahun 1945.

Diawali dengan keputusan kongres Ikatan Apoteker Indonesia ( sekarang


ISFI ) pada tahun 1958 mengusulkan pada pemerintah Republik Indonesia untuk
membentuk panitia penyusunan farmakope Indonesia, pada tgl 1 Januari 1959 panitia
farmakope Indonesia terbentuk dengan SK. Men. Kes. RI. tanggal 4 Juni 1959 No.
115772 / UP. Terdiri atas 27 orang sarjana berbagai disiplin ilmu, farmakope
Indonesia penerbitan pertama jilid I muncul tahun 1962 dan dinyatakan berlaku tgl 20
Januari 1962 sesuai SK. Men. Kes. RI. tanggal 6 Januari 1962 No. 652 / Kab / 4.
Farrmakope ini merupakan farmakope nasional pertama yang lahir sebagai
pelaksanaan Undang-Undang Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960.

Dalam rangka penyusunan farmakope Indonesia penerbitan pertama jilid II


diadakan perubahan susunan panitia dengan SK. Men. Kes. RI. Tanggal 3 Mei 1962.
No.25943 / Kab / 139 . terdiri dari 18 orang sarjana. Farmakope Indonesia penerbitan
pertama jilid II baru terbit tahun 1965 dan mulai berlaku tgl 20 Mei 1965 sesui
dengan SK. Men. Kes. RI. Tanggal 10 April 1965 No. 16001 / Kab / 54.

Farmakope Indonesia mengalami revisi untuk pertama kali pada tahun 1970
dengan suatu panitia revisi yang anggotanya diangkat dengan SK.Men. Kes. RI.
Tanggal 21 Pebruari 1970 No. 72 / Kab / B VII / 70. selain panitia ini juga dibentuk
Dewan Redaksi Panitia Farmakope Indonesia Edisi II dengan SK. Ketua Panitia
Farmakope Indonesia tanggal 23 September 1970, No. 035 / PFI / SK / 10 / 70. dan
tanggal 5 November 1971, No. 094 / PFI / SK / 10 / 71.

Farmakope Indonesia edisi II terbit tahun 1972 dan mulai berlaku tanggal 12
November 1972 yang melambangkan hari kesehatan Indonesia. Tahun 1976
Farmakope Indonesia mengalami revisi Ke II, dengan panitia Farmakope yang
diangkat berdasarkan SK. Men. Kes. RI. No. 1858 / II / SK / 78. tanggal 21
September 1978, hasil dari revisi Ke II Farmakope Indonesia dihasilkan Farmakope
Indonesia Edisi III yang berlaku sejak tgl 9 Oktober 1979. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat maka perlu dilakukan revisi untuk
Farmakope Edisi III, sehingga pada tahun 1990 dibentuk suatu Tim revisi Farmakope
Edisi III yang pelaksanaannya ditetapkan dengan surat keputusan Men. Kes. RI. No.
468 / Men. Kes / SK / VIII / 1991. tanggal 19 Agustus 1991 dan selanjutnya pada
tahun 1992 disusun Farmakope Edisi IV oleh Panitia Farmakope Indonesia yang
dibentuk berdasarkan SK. Men. Kes. RI. No 695 / Men. Kes / SK / VIII / 1992.

C. ISI FARMAKOPE

Isi Farmakope terdiri dari :

1. Ketentuan Umum ( General Notice )

Yaitu ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk Farmakope tersebut secara umum.

2. Monografi ( Monographi )

Berisi uraian, persyaratan, pengujian mutu, dan pengujian potensi.

3. Lampiran ( Appendix )

Berisi Lampiran mengenai alat, cara pengujian, daftar larutan pereaksi, dll

4. Indeks ( Index )

Berisi tentang indeks yang dimuat dalam Farmakope.

D. NAMA FARMAKOPE SELURUH DUNIA BESERTA FOTO SAMPUL

1. Farmakope India atau Indian Pharmacopoeia (TahunTerbit 2014)

2. Farmakope USA atau The United States Pharmacope (Tahun Terbit 2020)
3. Farmakope China atau Pharmacopoeia of China (TahunTerbit 2015)

4. Farmakope Indonesia (Tahun Terbit 2014)


5. Farmakope Europa atauEuropean Pharmacopoeia (TahunTerbit 2020)

E. PENGERTIAN, ISI DAN FOTO SAMPUL MARTINDALE, FORMULARIUM


NASIONAL, ISO/MIMS, DAFTAR WAJIB APOTEK (DOWA)

1. Martindale

Martindale adalah buku referensi yang diterbitkan oleh Pharmaceutical Press


yang mendaftar sekitar 6.000 obat dan obat - obatan yang digunakan di seluruh dunia,
termasuk rincian lebih dari 180.000 persiapan kepemilikan. Ini juga mencakup hampir
700 ulasan pengobatan penyakit.

Martindale berisi tentang informasi obat-obatan yang digunakan secara klinis


di seluruh dunia, serta obat-obatan penyelidikan dan hewan yang dipilih, obat-obatan
herbal dan komplementer, eksipienfarmasi, vitamin dan zat gizi, vaksin, radiofarmasi,
mediakontras dan agen diagnostik , gas obat, obat penyalahgunaan dan narkoba , zat
beracun, disinfektan , dan pestisida.

2. Formularium Nasional (Fornas)

Formularium Nasional (Fornas) adalah daftar obat yang disusun berdasarkan


bukti ilmiah mutakhir oleh Komite Nasional Penyusunan Fornas. Obat yang masuk
dalam daftar obat Fornas adalah obat yang paling berkhasiat, aman, dan dengan harga
terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai acuan untuk penulisan resep
dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu, Fornas adalah bagian
dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Oleh karena itu, perlu disusun suatu
daftar obat yang digunakan sebagai acuan nasional penggunaan obat dalam pelayanan
kesehatan SJSN untuk menjamin aksesibilitas keterjangkauan dan penggunaan obat
secara nasional dalam Formularium Nasional.

3. ISO ATAU MIMS

ISO atau informasi spesialite obat adalah sebuah informasi obat yang


disertakan secara langsung yang berisi informasi untuk penggunaan obat dan
kelas obat yang berisi tentang indikasi obat, sediaan obat, indikasi obat, kontraindikasi
obat dsb.

4. DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (DOWA)

Obat Wajib Apotek (OWA) pada dasarnya adalah obat keras yang dapat
diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa resep yang berisi tentang obat
antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit
dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.

Anda mungkin juga menyukai