Anda di halaman 1dari 52

- MALUKU

Posted by Kangdede
Alat Musik Tradisional Maluku - Maluku
atau dikenal juga sebagai Moluccas dan
Molukken adalah Provinsi Tertua di
Indonesia yang memiliki banyak tradisi
dan kebudayaan, diantaranya dalam hal
seni musik. Ada beberapa alat musik
tradisional yang dikenal oleh masyarakat
Maluku.

Alat musik tradisional Maluku tersebut


antara lain adalah :
1. Tahuri

Tahuri adalah alat musik dan komunikasi


yang dikenal didaerah pesisir kepulauan
Maluku. Alat musik ini terbuat dari kulit
kerang dan dibunyikan dengan cara ditiup.
jika ditiup bunyinya akan terdengar
nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya,
semakin nyaring bunyinya dan semakin
besar kerangnya bunyinya pun semakin
rendah.

Pada awalnya alat musik tahuri berfungsi


sebagai alat komunikasi antara raja dan
masyarakat, antara Raja dengan staf-staf
negeri. Kemudian dalam
perkembangannya tahuri juga berfungsi :
1. Beberapa tata cara adat masih
menggunakan Tahuri sebagai pemandu
berlangsungnya acara adat istiadat.
2. Salah satu benda arkeologi.
3. Salah satu alat musik tradisional
masyarakat Maluku
4. Sebagai cendramata atau souvenir
baik untuk lokal maupun non lokal.
Tahuri
Adapun alat musik Tahuri ini, hampir
sama dengan jenis alat musik tradisional
dari Papua, Triton.
2. Jukulele

Jukulele adalah alat musik tradisional yang


dapat ditemui di Provinsi Maluku. Alat
musik ini terbuat dari kayu dan kulit
binatang.

Jukulele atau juk termasuk alat musik


petik berdawai 4 dan di stem dengan nada
5,1,3,6 (sol, do, mi, la).
Jukulele merupakan salah satu alat musik
yang berasal dari Portugis dan telah
dipergunakan oleh masyarakat Maluku
sejak abad 15 sehingga saat ini sudah
menjadi bagian alat musik tradisional
Maluku.

Jukulele berfungsi sebagai pengiring


musik Hawaian, keroncong dan lain-lain.
Modifikasi jukulele kayu ke tempurung
kelapa merupakan hasil masyarakat
setempat.

Jukulele
3. Rumba

Rumba adalah sejenis alat musik yang


terbuat dari kayu dan buah labu. Rumba
adalah alat musik ritmis yang digolongkan
dalam jenis perkusi.

Rumba merupakan alat musik khas Cuba,


kemungkinan dibawa ke Ambon oleh
pedagang Spanyol atau Portugis. Rumba
terbuat dari tempurung kelapa yang diisi
dengan pasir kasar atau batu kecil-kecil
dan diberi pegangan dari kayu, kemudian
digoyang-goyang mengiringi irama lagu
gembira.

Rumba dimainkan secara berpasangan


sebagai pengiring musik Hawaian.
Fungsi Tahuri sebagai alat musik sekaligus
benda bersejarah, dan mungkin akan
dibudidayakan sebagai budaya peten di
daerah ini dan akan diakui oleh dunia
internasional, tetapi semua itu tidak
semudah yang dibayangkan, hanya dengan
kesadaran yang tinggi dari anak negri
sendiri untuk mengembangkan warisan
tersebut untuk kepentingan bersama, dan
tergantung juga dengan kerjasama antara
pihak-pihak tertentu untuk
mengembangkan budaya musik Tahuri
sendiri. Menurut saya, selain dari fungsi
tahuri yang telah dijelaskan secara baik,
tapi perlu kita ketahui bahwa alat tahuri ini
dapat juga dijadikan sebagai sumber
pengetahuan.
- NTT
Jenis alat musik tradisional kerakyatan
Nusa Tenggara Timur dapat dijumpai di
wilayah Kabupaten Flores, Kabupaten
Sumba, Kabupaten Rote, Kabupaten Sabu,
Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor,
Kabupaten Sikka, Kabupaten TTS (timur
tengah selatan) maupun TTU (timur tengah
utara). Masing-masing jenis kesenian alat
musik tradisional tersebut memiliki
kekhususan, keunikan dan karakteritas
tersendiri, yang mencerminkan kehidupan
dan kepribadian masyarakatnya tersendiri.

Sasando
Sasando
(https://stresseffect.wordpress.com)

Merupakan alat musik tradisional khas


Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Di
Pulau Rote, istilah sasando sering disebut
sasandu yang berarti alat yang bergetar
atau berbunyi, sedangkan di Kupang
disebut Sasando. Cara memainkan alat
musik ini dengan dipetik, hampir sama
dengan kecapi dan gitar. Bahan pembuat
sasando secara keseluruhan terbuat dari
pohon daun lontar, yang dilengkungkan
setengah lingkaran yang berfungsi sebagai
resonansi.
Sasando Elektrik
(http://www.kaskus.co.id)

Dari ujung ke ujung daun tersebut


terlentang potongan bambu yang terlihat
sebagai garis tengah bundaran, yang di
letakan ganjalan di tengahnya untuk
mengikat atau meletakan dawai atau senar,
nada yang dihasilkan akan berbeda yang
dipengaruhi oleh ganjalan. Meski sesando
hampir sama dengan alat musik petik
lainnya, namun sesando memiliki keunikan
sendiri dengan musik atau nada yang
bervariasi, sebab sesando memiliki senar
yang banyak, mulai dari 28, 56 dan 84
dawai atau senar.

Pitung Ong

Pitung Ong
(http://www.indonesiaheritage.org)
Alat Musik ini berasal dari Alor, terbuat
dari kayu dan bambu. Alat musik ini
secara lengkap mewakili bagian dari gong
asli (perunggu). Pitung ong biasanya
dimainkan di ladang sebagai ungkapan
rasa bahagia setelah menyelesaikan
kegiatan berkebun secara gotong royong,
misalnya sehabis tanam dan selesai panen.
permainan alat musik ini juga sering
diselingi dengan tarian untuk menambah
semarak suasana.

Edang / Ti / Harabili
Edang / Ti / Harabili (http://budaya-
indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu, dengan


panjang 20,5 cm dan lebar 2 cm. Alat
musik jenis harpa mulut, terbuat dari
belahan bambu yang tipis. Bagian tengah
belahan terdapat lidah sebagai sumber
bunyi. Pangkal lidah dipasang tali yang
berfungsi untuk menggetarkan bagian
lidah apabila ditarik ke arah kanan. Edang
biasa dimainkan oleh para petani saat
waktu senggang ketika di sawah.
Kediding (Adiding)

Kediding (Adiding) -
(http://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini berasal dari Alor, terbuat


dari bambu. kediding termasuk dalam
kelompok alat musik petik. Di sebelah
kanan dan kiri lubang resonansi terdapat
masing-masing 3 buah dawai. Alat musik
ini sangat populer bagi masyarakat
Kabupaten Alor yang berprofesi sebagai
petani ladang. Mereka memainkan
kediding saat menjaga ladang pada malam
hari dan untuk menghilangkan rasa sepi.

Tambur Terompet (Bi)

Tambur Terompet (Bi) - (http://budaya-


indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu, rotan dan


kulit binatang. Tambur terompet dibuat
dari kayu lai (sejenis kurma hutan) dan
kulit rusa. Alat musik ini dimainkan saat
berlangsung upacara adat dan untuk
mengiringi lego-legi (tari tradisional) bagi
kalangan bangsawan. Konon, tambur
seperti ini pertama kali ditemukan oleh
Agustinus. benda aslinya sekarang
tersimpan di suku bangsa Alalu, Desa
Aramaba, Kecamaan Pantar Tengah.

Mendut

Alat musik dari bamboo, petik atau


dipukul dengan menggunakan sepotong
kayu yang berukuran kecil, berasal dari
Manggarai. Seruas bambu betung yang
berumur 1,5 tahun, panjangnya kira-kira
40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan,
namun salah satunya dilubangi.

Cara pembuatannya, di tengah bambu


dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x
4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-
masing dicungkil satu kulit bambu yang
kemudian diganjal dengan batangan kayu
hingga berfungsi sebagai dawai. Cara
memainkan alat musik ini adalah dengan
dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu
kecil.

- NTB
Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai
bermacam-macam kebudayaan, baik itu
dalam hal seni tari, kerajinan tangan,
pakaian adat, rumah adat, lagu daerah, alat
musik daerah, upacara adat, makanan khas
daerah sampai obyek wisata.

Sahabat GPS Wisata Indonesia, disusun


kembali alat musik tradisional yang ada di
Nusa Tenggara Barat (NTB) dari berbagai
sumber.
Pareret

Alat musik ini terbuat dari bambu. Pareret


merupakan alat musik tiup sejenis
terompet yang dimainkan dalam orkestra
yang berfungsi sebagai pembawa melodi.
Alat musik ini berkembang di Lombok
bagian barat dalam subkultur Hindu yang
dibawa oleh orang-orang Bali. Selain itu,
pareret juga terdapat di daerah
Karangasem, Bali meskipun kini sudah
jarang keberadaanya.
Dalam membuat pareret diperlukan hari
baik yaitu pada hitungan pasaran Pahing,
sedangkan harinya apa saja. Selain itu,
disediakan sesajen (andang-andang) terdiri
dari beras, kepeng bolong (satakan), buah
pinang, dan benang kotak setukel. Andang-
andang mempunyai makna perlindungan
agar si pembuat tidak leles (mata merah
dan berair). Pareret dimainkan sebagai
salah satu kelengkapan upacara
persembahyangan dan adalah ulang tahun
pura bagi orang Bali yang hidup di
Lombok Barat.

Satong Srek
Satong Srek (http://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan


seng. Satong srek dibuat dari bambu yang
salah satu bagiannya diberi penampang
berupa lempengan seng yang dibuat tajam
dan kasar permukaannya. Jika permukaan
seng digesek atau dipukul akan
mengeluarkan bunyi. Satong srek
dimainkan sebagai alat musik tambahan
dalam suatu bentuk orkestra kesenian
tradisional dan dapat pula dimainkan
secara solo / individual. Alat musik ini
biasanya untuk mengiringi tarian nguri,
syier male, badede, bulan kasandung,
ngumang rame. Satong srek dapat juga
dipadukan dengan alat-alat musik modern.

Genggong

Genggong
(http://www.indonesiaheritage.org)
Alat musik ini terbuat dari bambu dan tali.
Suara genggong atau harpa mulut
dihasilkan dari getaran lidah genggong
akibat tarikan tangan si pemain, serta
pengaturan nafas pada rongga mulut dan
sentuhan lidah pada langit-langit. Oleh
karena itu, pemain genggong yang baik
terdiri dari dua jenis; yakni genggong
lanang menghasilkan nada tinggi dan
genggong wadah yang menghasilkan nada
rendah. Dalam pembuatan genggong selain
diperlukan andang-andang (sesaji) berupa
beras, benang, sirih pinang, dan uang
kepeng juga perlu ditentukan hari baik
(hari Jumat) untuk mengambil pelepah
enai atau bambu. Sajian tersebut bertujuan
untuk menghindarkan si pembuat dari hal-
hal yang tidak diingginkan dan genggong
dapat menghasilkan suara yang jernih.

Gula Gending
Gula Gending (http://budaya-
indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari seng dan tekstil.


Instrumen ini digunakan untuk menjajakan
gula kapas (harum manis) yang terbuat
dari gula pasir. Oleh karena itu, alat
tersebut kemudian dinamakan gula
gending. Tempat penyimpanan gula dalam
bahasa Sasak disebut Tongkaq juga
berfungsi sebagai instrumen musik.
Dimainkan dengan cara menggendong
tongkaq, kotak dipukul dengan jari tangan
kanan dan kiri sesuai gending/lagu yang
dimainkan.

Gula Gending (http://budaya-


indonesia.org)

Gula gending dimainkan berkeliling ke


pelosok kampung sambil menjajakan gula
kapas. Gending yang dimainkan berfungsi
sebagai daya tarik anak-anak untuk
membeli. Jenis gending yang dimainkan
antara lain buah Odaq, Tempong Gunung
dan sebagainya.

Gula Gending (http://budaya-


indonesia.org)

Palompong
Palompong
(http://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu dan


logam. Palompong termasuk dalam jenis
alat musik silofan. Cara memainkannya,
pemain duduk dengan dua kaki dalam
posisi lurus ke depan, sementara
palompong diletakkan di atas paha
kemudian bilah dipukul dengan dua
pemukul. Rongga di antara paha dan bilah-
bilah palompong berfungsi sebagai
resonator.

Dahulu alat ini dimainkan secara tunggal


dan biasanya dimainkan oleh laki-laki pada
saat menunggu sawah atau ladang untuk
mengusir sepi. Saat ini palompang juga
dimainkan oleh wanita dan menjadi bagian
dari orkestra Gong Genang yang berfungsi
sebagai alat musik ritmik untuk mengiringi
tari-tarian pada saat irama cepat.
Palompang merupakan alat musik khas
Kabupaten Sumbawa, namun ada juga alat
musik sejenis ini di daerah Lombok
dengan sebutan "cungklik".

Sarone
Sarone (http://sulaimantbn.blogspot.com)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan


daun kelapa. Sarone merupakan alat musik
tiup sejenis klarinet terdiri dari 3 bagian,
yaitu mulut (gulungan daun lontar). Pada
bagian mulut terdapat lidah tunggal (single
reed) yang direkatkan terbuat dari bambu
tipis. Lidah-lidah berfungsi sebagai alat
bantu tiup yang langsung mengenai bibir
pemain.

Sarone ini dilengkapi dengan empat lubang


nada dan dimainkan dengan cara
berkelompok bersama alat musik lainnya,
seperti Rebana Rea dan Rebana Ode.
Sarone juga menjadi bagian dari ensambel
gong gendang sebagai pembawa melodi
yang dimainkan bersama gong dan
gendang. Konon sebelum dimainkan
sarone diasapi terlebih dahulu dengan
kemenyan agar dapat menghasilkan suara-
suara yang jernih dan menarik. Oleh
masyarakat Sumba suara sarone dipercaya
dapat menarik gadis dan menolak dari
gangguan orang-orang yang memiliki
itikad tidak baik.

Gendang Beleq
Gendang Beleq
(http://gendangku.blogspot.com/)

Gendang Beleq merupakan salah satu alat


musik tradisional Suku Sasak. Gendang
Beleq memiliki arti gendang besar karena
ukurannya yang besar melebihi ukuran
gendang pada umumnya. Gendang Beleq
digunakan untuk mengiringi dan
menghibur prajurit menuju medan perang
dan menyambut kedatangan mereka dari
medan perang. Akan tetapi, dengan
perkembangan zaman gendang beleq
digunakan untuk menyambut kedatangan
tamu (Biasanya petinggi negara dalam
ataupun luar negeri) selain itu untuk
mengiringi upacara adat nyongkolan.

IRIAN JAYA ( PAPUA)


Musik Tradisional Irian Jaya
(Papua)
Alat musik tradisional Tifa
1. Tifa
Tifa adalah alat musik yang berasal
dari maluku dan papua, Tifa mirip
seperti gendang cara dimainkan
adalah dengan dipukul. Terbuat dari
sebatang kayu yang dikosongi atau
dihilangi isinya dan pada salah satu
sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya
penutupnya digunakan kulit rusa yang
telah dikeringkan untuk
menghasilkan suara yang bagus dan
indah. bentuknya pun biasanya dibuat
dengan ukiran. tiap suku di maluku
dan papua memiliki tifa dengan ciri
khas nya masing-masing.
Tifa biasanya dimainkan untuk
mengiringi tarian tradisional, seperti
Tarian Perang, Tarian Tradisional
Asmat, dan Tarian Gatsi.

Alat musik tradisional Tifa ini,


banyak digunakan oleh penduduk
Papua dan Maluku.
Ada beberapa macam jenis alat musik
Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar,
Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan
Tifa Bas.

Alat musik tradisional Triton


2. Triton

Triton adalah alat musik tradisional


masyarakat Papua. Triton merupakan
alat musik yang cara penggunaannya
dengan cara ditiup. Alat musik ini
terdapat di seluruh pesisir pantai yang
ada di Papua, terutama di daerah
Biak, Yapen, Waropen, Nabire,
Wondama, serta kepulauan Raja
Amat. Awalnya, alat ini hanya
digunakan untuk sarana komunikasi
atau sebagai alat panggil atau
pemberi tanda dan sebagai alat
panggil. orang lain. Selanjutnya, alat
ini juga digunakan sebagai sarana
hiburan dan alat musik tradisional.

3. Fu
Terbuat dari kerang dan ditiup untuk
mengeluarkan suara.

4. Sekakas
Instrumen yang ada di Papua
digunakan untuk keperluan praktis,
misalnya Sekakas, yang digunakan
untuk menarik ikan-ikan hiu. Sekakas
bisa mengeluarkan bunyi
gemeretakan kalau dipegang setengah
didalam laut dan setengahnya lagi di
udara.

Alat musik tradisional Pikon


5. Pikon
Pikon berasal dari kata pikonane.
Dalam bahasa Baliem, Pikonane
berarti alat musik bunyi. Alat ini
terbuat dari sejenis bambu yang
beruas-ruas dan berongga bernama
Hite. Pikon yang ditiup sambil
menarik talinya ini hanya akan
mengeluarkan nada-nada dasar,
berupa do, mi dan sol. Walau
kelihatan sederhana, namun ternyata
tak semua orang bisa menggunakan
alat musik tradisional Papua ini.
1. ---
Sebagian alat musik tradisional Irian
Jaya (Papua) merupakan alat musik
tradisional kiriman dari Maluku,
seperti alat musik tradisional Rebana,
Rebab, dan Gong.
BALI
Alat Musik Tradisional Bali pada umumnya
juga dapat ditemukan dibeberapa provinsi
lain di Indonesia. Akan tetapi selain
perbedaan nama tentu saja alat musik
tersebut memiliki ciri khas baik bentuk
ornamen, ukiran atau cara memainkannya
yang membuatnya berbeda walaupun
dengan fungsi dan bunyi yang sama. Dan
berikut ini beberapa alat musik tradisional
Bali yang dapat kita kenal :
1. Alat Musik Tradisional Bali -
"Gamelan Bali"

Bali yang kita kenal sebagai pulau dewata


juga memiliki gamelan seperti halnya
provinsi lain di pulau Jawa. Gamelan
sendiri merupakan seperangkat alat musik
tradisional yang terdiri dari gong,
kendang, kempul dan gambang. Bahan
pembuatan gamelan antara lain terbuat
dari logam, menghasilkan suara yang
nyaring dan gema yang yang bagus,
dipakai dalam upacara agama dan
mengiringi tarian.

Walaupun bisa dikatakan memiliki fungsi


yang sama dengan gamelan dari pulau
Jawa, akan tetapi bentuk ornamen atau
hiasan gamelan Bali menjadi salah satu ciri
yang membedakannya.

Gamelan Bali

2. Alat Musik Tradisional Bali -


"Rindik"
Rindik merupakan salah satu alat musik
tradisional Bali. Alat musik yang
dimainkan dengan cara dipukul tersebut
terbuat dari susunan bambu.
Terdapat lima nada dasar yang dimiliki
oleh Rindik. Rindik biasa digunakan
sebagai musik pengiring hiburan rakyat
"Joged Bumbung. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, kini Rindik sudah
lebih fleksibel dalam pemakaiannya.
Beberapa diantaranya adalah sebagai
pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi
serta dapat pula untuk menyambut tamu.
Alat musik tradisional Bali - Rindik

3. Alat Musik Tradisional Bali - "Ceng-


Ceng"

Alat musik tradisional Bali selanjutnya


disebut dengan Ceng-ceng. Ceng ceng
adalah musik yang berbentuk seperti 2
buah keping simbal yang terbuat dari
logam, yang dimainkan dengan carame
madukan keping simbal tersebut. Alat
musik tradisional Bali yang satu ini dipakai
untuk mengiringi gamelan maupun rindik.
Alat musik ceng-ceng dari Bali

4. Alat Musik Tradisional Bali -


"Pereret"

Alat musik tradisional Pereret dari Bali


merupakan alat musik kuno sejenis
trompet yang terbuat dari bahan kayu
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
menjadi trompet. Alat musik ini banyak
dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya
alat musik ini digunakan untuk mengiringi
kesenian Sewo Gati. Cara menggunakan
Pereret ini adalah dengan meniup alat
tersebut sehingga keluar suara yang
sangat merdu dan menawan hati.

Di Bali jaman dahulu dikenal dengan


istilah Pereret pengasih asih. Hal ini
disebabkan karena biasanya alat ini sering
dipakai oleh perjaka untuk mengguna-
gunai seorang gadis yang dicintai nya, lalu
memainkannya pada malam hari diatas
pohon yang tinggi, sehingga suaranya bisa
didengar sayup-sayup merdu dari jarak
kurang lebih satu kilometer. Sebelum
dipakai, alat tersebut terlebih dahulu diisi
dengan kekuatan gaib oleh Jero Balian
(Dukun) dengan cara memberi sesajen
sakral yang dipersembahkan kepada
Sanghyang Pasupati.
Alat musik pereret

5. Alat Musik Tradisional Bali -


"Genggong"

Alat musik tradisonal genggong Bali


Genggong merupakan salah satu
instrumen getar yang unik yang semakin
jarang dikenal orang. Keunikannya
terletak pada suara yang ditimbulkannya
yang bila dirasakan memberi kesan mirip
seperti suara katak sawah yang riang
gembira bersahut-sahutan di malam hari.
Keunikannya yang lain adalah
memanfaatkan rongga mulut orang yang
membunyikannya sebagai resonator.

Alat musik tradisional Bali ini dibunyikan


dengan cara mengulum (yanggem) pada
bagian yang disebut “palayah”nya. Jari
tangan kiri memegang ujung alat sebelah
kiri dan tangan kanan menggenggam
tangkai bambu kecil yang dihubungkan
dengan tali benang dengan ujung alat di
sebelah kanan. Untuk membunyikannya
maka benang itu ditarik-tarik ke samping
kanan agak menyudut ke depan, tetapi
tidak meniupnya. Rongga mulut hanya
sebagai resonator, dibesarkan atau
dikecilkan sesuai dengan rendah atau
tinggi nada yang diinginkan.

Di Bali alat musik Genggong ini semata-


mata dipakai sebagai hiburan, misalnya
dalam acara perkawinan. Seniman
pengrajin pembuat genggong yang masih
aktif banyak didapatkan di Desa Batuan,
Kabupaten Gianyar, misalnya pada
seorang yang bernama I Made Meji. Ada
kalanya dibuat sebagai barang “souvenir”
yang dijajakan buat para wisatawan.

Bahan untuk membuat genggong adalah


pelepah pohon enau yang di Bali disebut
“pugoug”. Dipilih yang cukup tua dan
kering, lebih diutamakan yang mengering
di batangnya sendiri. Dipilih kulit luarnya,
dibuat irisan penampang segi empat
panjang dengan ukuran lebih kurang 2 cm
lebar dan dua puluh cm panjangnya.
Bagian dalam yang lunak dibersihkan
hingga tinggal luarnya yang keras setebal
kira-kira seperempat cm. Palayah atau
bagian instrumen yang bergetar terletak
di tengah-tengah irisan yang kedua
ujungnya berjarak dua cm dari batas ujung
penampang irisan. Lebar palayah setengah
cm. Palayah terdiri dari badan palayah dan
ujung palayah yang berada atau mengarah
ke bagian kiri irisan. Ujung palayah ini
diusahakan setipis mungkin dengan lebar
kira-kira sepuluh mm. Demikian pula
bagian badan palayah dibuat tipis, kira-
kira 2 cm di bagian atasnya dibuat tetap
tebal, yaitu setebal irisan keseluruhan
penampang irisan. Selanjutnya pada ujung
kanan irisan penampang dibuat lobang
tempat tali benang, yang kira-kira
panjangnya 5 cm.

Benang itu diikatkan pula pada setangkai


bambu bundar yang kecil, sepanjang 10
cm. Waktu membunyikan genggong
tangan kanan memegang tangkai tersebut
secara vertikal untuk menarik benang
hingga palayahnya tergetar.

10 JUDUL LAGU PAPUA


1. BURUNG KAKATUA (MALUKU)
2. ANAK KAMBING SAYA (NTT)
3. DESAKU (NTT)
4. JANGER (BALI)
5. MENYONG MENYONG (BALI)
6. MOREE (NTT)
7. SARINANDE (MALUKU)
8. APUSE (PAPUA)
9. RASA SAYANGE (MALUKU)
10. NONA MANIS (MALUKU)
Apuse
kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Arafabye aswarakwar
Arafabye aswarakwar
maaf bila ada salah
mohon kita dimaafkan
bila tidak ada salah
tidak usah dimaafkan
Rasa sayange... rasa sayang
sayange...
Kulihat dari jauh rasa sayang
sayange
Rasa sayange... rasa sayang
sayange...
Kulihat dari jauh rasa sayang
sayange
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KETUA : LD.MUSTAKIM
ANGGOTA : - HANA FAKHIRAH
NAVYLIA HAMZAH
- ISMA SULISTYA FAUZI
- KHAIRU NISA KHAMSA
- AMASHA NUN SAHWA
- AMALIA
- AHMAD SAFII ALVIAN
- WAHYU FERDIKA RAHIM

Anda mungkin juga menyukai