Anda di halaman 1dari 10

10 Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara

Barat
By Dwi - 28 July 2020
    
Nusa Tenggara Barat atau bisa disingkat dengan NTB ini merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang terletak dalam gugusan Sunda Kecil atau tepatnya berada
di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi dengan beribu kota di Mataram
ini mempunyai 10 Kabupaten dan Kota. Awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Nusa
Tenggara Barat ini masih termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil dan dibagi menjadi 3
bagian, yaitu provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Kebanyakan masyarakat Lombok ini berasal dari Suku Sasak, sedangkan masyarakat
Bima atau suku Mbojo dan Sumbawa termasuk ke dalam kelompok etnis terbesar di
Pulau Sumbawa. Penduduk Nusa Tenggara Barat cenderung memeluk agama Islam
atau sekitar 94%.

Berbicara mengenai budaya Nusa Tenggara Barat, wilayah ini menjadi paling banyak
disenangi karena keindahan alam dan kekayaan budayanya. Salah satu budayanya
yang paling menarik adalah alat musik tradisional NTB dan tentu saja memiliki fungsi
yang berbeda-beda serta ciri khas dari suatu daerah.

Berikut saya bahas alat musik tradisional Nusa Tenggara Barat secara singkat.
Daftar Isi
 1 1. Gendang Beleq
 2 2. Gong Tawaq-Tawaq
 3 3. Terumpang
 4 4. Pareret
 5 5. Palompong atau Cungklik
 6 6. Satong Srek
 7 7. Serunai
 8 8. Gula Gending
 9 9. Genggong
 10 10. Sarone

1. Gendang Beleq
Su
mber foto: www.nusabali.com

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini memiliki ukuran lebih besar yang dibandingkan
dengan ukuran gendang pada biasanya. Maka dari itu alat ini musik ini disebut dengan
Gendang Beleq yang artinya, “Gendang” adalah kendang dan “Beleq” adalah besar.
Alat musik gendang beleq ini bisa dimainkan di lapangan terbuka maupun di
panggung.

Gendang beleq sendiri memiliki 2 jenis, yaiut gendang mama (laki-laki) dan gendang
nina (perempuan). Perbedaan diantara kedua jenis alat musik tersebut adalah bukan
pada bentuknya, akan tetapi pada bunyi yang dihasilkan. Yang mana bunyi dari
gendang mama terdengar lebih nyaring, daripada bunyi dari gendang nina.

2. Gong Tawaq-Tawaq
Alat musik tradisional ini dibuat dari kuningan dan termasuk ke dalam perangkat alat
musik tradisional suku Bangsa Sasak di Lombok. Penyebutan tawaq berasal dari salah
satu alatnya yang bernama tawaq-tawaq yang menyerupai gong kecil. Saat dimainkan,
alat musik tawaq ini juga diiringi dengan alat musik lain, yaitu enak buah barangan
yang berperan sebagai melodi, dua kemong gantung, satu gong, dua gendang berperan
sebagai pembawa tempo dan dinamika, delapan pasang ceng-ceng berperan sebagai
alat ritmik.
Alat musik tawaq-tawaq dimainkan dengan posisi duduk ataupun arak-arakan dan
sering digunakan sebagai pengiring prosesi upacara perkawinan dan khitanan, serta
menjadi sarana hiburan dan penyambutan tamu.

3. Terumpang

Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini menyerupai bentuk mangkuk besar yang pada
bagian salah satu sisinya terdapat bundaran kecil seperti benjolan. Pembuatan alat
musik terumpang ini berasal dari kuningan. Untuk memainkan alat musik terumpang
adalah dengan cara dipukul dan dimainkan oleh satu orang.

4. Pareret
Sumber foto:
budaya-indonesia.org

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini masih satu jenis dengan alat musik terompet dan
dimainkan dalam orkestra dengan berperan sebagai pembawa melodi. Alat musik
yang berkembang di Lombok bagian barat ini dibuat dari bambu.

Dalam proses pembuatan alat musik pareret ini dibutuhkan hari baik yang dihitung
dalam pasaran Pahing, sementara harinya bisa apa saja. Dan disediakan sesajen atau
andang-andang berupa beras, kepeng bolong atau satakan, buah pinang, dan benang
kotak setukel. Hal tersebut sebagai bentuk perlindungan agar si pembuat tidak
mengalami mata merah dan berair atau disebut leles.

Alat musik pareret ini dimainkan sebagai pelengkap upacara persembahyangan serta
ulang tahun pura untuk masyarakat Bali yang tinggal di Lombok Barat.

Baca juga: 10 Suku di Nusa Tenggara

5. Palompong atau Cungklik


S
umber foto: semuatentangprovinsi.blogspot.com

Alat musik Nusa Tenggara Barat ini termasuk jenis alat musik silofan. Untuk
memainkan alat musik tradisional adalah dengan pemain memposisikan dirinya duduk
dengan kedua kaki dalam posisi lurus ke depan, sedangkan alat musik diletakkan di
atas paha seraya bilah dipukul dengan dua pemukul. Rongga di antara bilah-bilah dan
paha berguna sebagai resonator. Pembuatan alat musik palompong berasal dari kayu
dan logam.

Dulunya, alat musik palompong dimainkan secara solo dan pemainnya adalah laki-
laki yang sedang menunggu di sawah atau ladang guna mengusir rasa sepi. Namun
kini alat musik palompong dimainkan oleh wanita dan termasuk ke bagian orkestra
Gong Genang dengan berperan sebagai alat musik ritmik dan pengiring tarian pada
saat irama cepat.

Aslinya, alat musik palompong dimiliki Kabupaten Sumbawa, dan di Lombok sendiri
disebut sebagai “cungklik”.
6. Satong Srek

Sumber foto:
budaya-indonesia.org

Pembuatan alat musik Nusa Tenggara Barat ini berasal dari bambu dan seng, yang
mana salah satu bagian bambunya diberi penampang menyerupai lempengan seng
yang sengaja dibuat tajam dan kasar. Sehingga apabila bagian permukaannya digesek
seng dan dipukul, maka akan menghasilkan bunyi.

Alat musik satong srek ini dimainkan sebagai alat musik tambahan dalam sebuah
orkestra kesenian tradisional. Dan bisa juga dimainkan secata tunggal atau individual.
Biasanya alat musik satong srek ini berfungsi sebagai pengiring tarian nguri, syier
male, badede, bulan kasandung, ngumang rame dengan dipadukan alat-alat musik
modern.

7. Serunai
Su
mber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional juga mempunyai bentuk yang menyerupai terompet dan
menghasilkan nada melodis pada waktu dimainkan. Bagian paling unik dari alat
musik ini adalah pada bagian ujungnya yang mengembang dan berfungsi untuk
memperbesar volume suara. Biasanya, alat musik serunai ini dimainkan pada saat
upacara adat, upacara kawinan, dan lain-lain. Alat musik ini bisa dimainkan dimana
saja dan kapan saja, walaupun jenis alat musik serunai ini sering dimainkan sebagai
pengiring acara pencak silat.

Pembuatan alat musik tradisional ini berasal dari bahan seperti kayu, batan padi,
bambu, daun kelapa atau tanduk kerbau. Sementara pada bagian penata bunyi serunai
dibuat dari bambu talang atau kayu capo ringkik (sejenis tanaman yang mempunyai
lapisan luar yang keras) dengan berukuran sebesar ibu jari tangan.

8. Gula Gending
Sumber foto: budaya-
indonesia.org

Pembuatan alat musik tradisional ini berasal dari seng dan tekstil. Alat musik gula
gending ini sering digunakan saat menjualkan gula kapas atau dikenal dengan harum
manis yang dibuat dari gula pasir. Maka dari itu, alat musik ini dinamakan gula
gending. Alat musik ini dimainkan secara berkeliling ke pelosok kampung seraya
menjualkan gula kapas. Permainan ini berguna untuk menarik perhatian anak-anak
untuk membeli. Jenis alat musik yang dimainkan adalah buah Odaq, Tempong
Gunung dan lain-lain.

9. Genggong
Pembuatan alat musik tradisional berasal dari bambu dan tali. Suara yang dihasilkan
dari genggong berasal dari getaran lidah genggong yang ditarik tangan si pemain,
serta diatur oleh mulut dan sentuhan lidah pada langit-langit. Maka dari itu, alat musik
tradisional ini dimainkan oleh dua jenis, yaitu genggong lanang yang dapat
menghasilkan nada tinggi dan genggong wadah yang dapat menghasilkan nada
rendah.

Proses pembuatan alat musik genggong ini juga perlu andang-andang berupa beras,
benang, sirih pinang, dan uang kepeng serta perlu dilakukan pada hari baik (Jum’at)
untuk mengambil pelepah enai atau bambu. Hal tersebut dilakukan agar si pembuat
tidak mengalami kejadian yang tidak diinginkan dan genggong bisa menghasilkan
suara yang jernih.

10. Sarone

Sumber foto: gpswisataindonesia.info


Pembuatan alat musik ini berasal dari bambu dan daun kelapa. Sarone masih sejenis
dengan alat musik klarinet. Alat musik ini memiliki empat lubang nada yang
dimainkan secara berkelompok dan bersamaan dengan alat musik lainnya, seperti
Rebana Rea dan Rebana Ode.

Dipercaya, sebelum memainkan terlebih dahulu sarone diasapi dengan kemenyan


supaya bisa menghasilkan suara yang jernih dan menarik. Masyarakat Sumba percaya
bahwa suara sarone bisa menarik gadis dan menghindari gangguan dari orang-orang
yang tidak mempunyai itikad baik.

Anda mungkin juga menyukai