Anda di halaman 1dari 35

5 Sumber Bunyi Dari

Alat Musik
Nama kelompok:
 Nindala Divaoni A
 Syifa Nuralifah
 Hanifatul Hasna
 Ranny Ramadhani
 M. Fauzan A
 M. Andria
 Irdianto R
 M. Anas Y

X MIPA 6
SUMBER BUNYI
1. Membranofon
Membranofon adalah kumpulan alat musik yang
sumber bunyinya berasal dari membran atau selaput kulit
yang diregangkan dan dipasang pada sebuah kotak atau
tabung.
Contoh : tambur,genderang, rebana, tifa dan lain
sebagainya.
CONTOH MEMBRANOFON
1. Gendang Melayu
Sesuai dengan namanya, Gendang Melayu merupakan alat musik yang
dijadikan sebagai alat musik khas suku Melayu, khususnya di daerah
Sumatera Utara Indonesia. Alat musik ini terbuat dari kulit binatang seperti
kerbau, kambing atau lembu, dan alat musik ini merupakan salah satu alat
musik dalam keluarga genderang. Setiap bangsa seperti China, Melayu dan
India mempunyai gendang dengan nama-namanya tersendiri. Gendang dapat
dibuat dalam berbagai ukuran dan kegunaan. Ada gendang yang digunakan
untuk persilatan bagi orang Melayu. Ada gendang yang digunakan bagi tari-
tarian dan ada juga yang digunakan untuk menyambut perayaan dan untuk
acara tertentu.
2. gordang
Di Pulau Jawa kita mengenal alat musik gendang/kendang yang dimainkan
dalam kesenian gamelan dsb, nah di Sumatera Utara kita bisa mengenal alat
musik yang mirip dengan kendang. Namanya adalah alat musik Gordang.
Gordang (single headed drum) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu
satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai
pembawa ritem konstan mau pun ritem variable.
Alat musik dari Sumatra Utara yang dikenal dengan nama Gordang ini
dibuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.
3. Tifa
Sejarah tentang adanya alat musik Tifa ini masih belum diketahui secara pasti.
Namun diperkirakan bahwa alat musik Tifa ini sudah ada di Papua dan Maluku
sejak jaman dahulu kala. Hal ini terlihat dari berbagai ritual dan tarian tradisional
masyakat di sana yang sudah ada sejak dahulu, dan menggunakan Tifa sebagai
pengiringnya. Selain itu, karena letak pulau Papua dan Maluku yang berdekatan
inilah yang memungkinkan terjadinya persamaan diantara budaya mereka, salah
satunya adalah alat musik Tifa ini.
Untuk memainkan alat musik Tifa biasanya disesuaikan dengan jenis Tifa yang
dimainkan. Ada yang menggunakan alat pukul, dan ada juga yang hanya dimainkan
menggunakan tangan. Sama halnya dengan alat musik Gendang, Tifa juga
merupakan jenis alat musik yang mempunyai satu suara. Sehingga saat dimainkan
bersama alat musik lain, Tifa menjadi suara utama dan pengatur irama.
4. Doll
Zaman dahulu, dol hanya dimainkan saat perayaan Tabot, setiap 1-10
Muharram dalam rangka mengenang wafatnya Imam Hasan dan Imam Husen (cucu
Nabi Muhammad saw.) dalam sebuah peperangan di Padang Karbala. Ritual ini
selalu dilaksanakan setiap tahun karena dipercaya dapat menghindarkan berbagai
kesulitan dan wabah penyakit.
Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot, yaitu
warga Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol memang dikenalkan
kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang datang ke Indonesia dibawa
Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu membangun Benteng Malborough. Mereka
kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya dikenal
sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh dimainkan
orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut.
5. Ganda
Ganda atau juga disebut dengan nama “Kanda” adalah alat
musik tradisional Sulawesi Tengah. Alat musik ini merupakan jenis
alat musik pukul seperti gendang namun berukuran lebih kecil dan
lebih ramping dibanding dengan Gendang Jawa. Ganda ini juga
memiliki bunyi yang hampir sama dengan gendang kecil yang
berasal dari provinsi lainnya. Cara memainkannya cukup dengan
memukul bagian kulit di ujung kayunya saja.
SUMBER BUNYI
2. Aerofon
Aerofon/alat musik tiup, adalah alat musik yang
sumber bunyinya berasal dari hembusan udarapada rongga
dengan cara ditiup. Aerofon merupakan suatu alat musik
yangmengandung suatu jenis penalun (resonator),biasanya
suatu tabung, yang kolom udara didalamnya digetarkan
dengan cara meniup keatau melalui suatu tempat di ujung
penalun
1. Tahuri
Terompet kerang ini berkembang di masyarakat Maluku yang tinggal di kawasan
pesisir pantai. Kesenian tahuri sendiri diketahui mulai berkembang sekitar tahun
1958 dengan menggabungkan sejumlah alat musik tradisional Maluku lainnya.
Dahulu penggunaan tahuri memiliki tujuan untuk memanggil masyarakat atau
kepala adat agar berkumpul di balai pertemuan atau masyarakat setempat biasa
menyebutnya dengan baileo. Menariknya, jumlah tiupan tahuri memiliki makna
tersendiri. Seperti, satu kali tiupan tahuri menandakan ada warga yang meninggal
dunia.
Selain untuk memanggil masyarakat, tahuri juga biasanya dimainkan untuk
mengiringi beberapa tarian seperti salah satunya adalah tari cakalele. Selain di
Maluku, tahuri juga di kenal di beberapa kawasan seperti di Kabupaten Biak, Papua.
Sama seperti di Maluku, di sini tahuri juga biasa digunakan sebagai alat bantu untuk
memanggil penduduk dan sesekali digunakan untuk mengiringi tari-tarian khas Papua
2. Serune kalee
Merujuk pada data yang ada, instrumen ini sudah ada sejak masuknya Islam
ke Aceh. Ada sebagian yang mengatakan bahwa instrumen ini berasal dari
Tiongkok (Z.H Idris, 1993: 48-49, dikutip dalam melayuonline.com). Terlepas
dari berbagai asumsi yang ada, fakta sejarah menunjukan bahwa Aceh pada masa
silam adalah kerajaan dengan letak yang strategis, sekaligus juga bersifat terbuka,
sehingga banyak terjalin hubungan dengan berbagai bangsa dari luar. Dalam
perkembangannya, berbagai akulturasi yang ada telah melahirkan kesenian Aceh
yang khas, yang dominan bernafaskan Islam.
Hingga hari ini, Serune Kalee masih lestari di tengah kehidupan sosial warga
Aceh, di mana instrumen tersebut banyak berperan dalam ritus-ritus sosial
masyarakat Aceh, seperti pernikahan, penyambutan tamu, atau acara-acara
hiburan.
3. Foy doya (NTT)
Seberapa lama usia musik Foy Doa tidaklah diketahui dengan pasti karena tidak
ada peninggalan- peninggalan yang dapat dipakai untuk mengukurnya. Foy Doa
berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang bergandeng dua
atau lebih.
Sistem penalaan, Nada-nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-
nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara, hak ini tergantung selera si pemain
musik Foy Doa. Cara Memainkan, Hembuskan angin dari mulut secara lembut ke
lubang peniup, sementara itu jari-jari tangan kanan dan kiri menutup lubang suara.
Perkembangan Musik Foy Doa, Awal mulanya musik Foy Doa dimainkan seara
sendiri, dan baru sekitar 1958 musisi di daerah setempat mulai memadukan dengan
alat-alat musik lainya seperti : Sowito, Thobo, Foy Pai, Laba Dera, dan Laba Toka.
Fungsi dari alat-alat musik tersebut di atas adalah sebagai pengiring musik Foy Doa.
4. Ole-ole (sumut)
Alat musik yang termasuk ke dalam jenis musik bersifat solo instrumen
yaiu Ole-Ole. Alat musik ini terbuat dari satu ruas batang padi dan pada
pangkal ujung ruasnya dipecah-pecah, sehingga pecahan batang padi tersebut
menjadi alat penggetar udara dan menghasilkan bunyi. Ole-Ole terkadang
dibuat lobang nada pada batangnya.
Alat musik ini sangat terkenal di Sumatera Utara karena alat musik ini
mempunyai keunikan dan terbuat dari bahan alami yang ada saat panen tiba
Alat musik ini mempunyai bentuk yang panjang dan dimainkan dengan cara
ditiup dan bisa menghasilkan suara yang sangat indah.
5. Terompet reog
Terompet Reog merupakan alat musik tradisional yang berasal dari
Ponorogo Jawa Timur. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiring
saat pertunjukan Reog Ponorogo. Alat musik ini termasuk dalam jenis alat
musik tiup. Biasanya dipakai untuk mengiringi reog Ponorogo. Selain
sebagai intrument musik etnik yang di mainkan, terompet reog Ponorogo
cocok juga digunakan untuk hiasan/ dekor maupun sebagai koleksi barang
antik anda. Cara memainkan terompet ini tidak jauh berbeda dengan
terompet umum lainnya, terompet ini biasa di pakai pada Reog Ponorogo.
Sumber bunyi
3. Ideofon.
Alat musik Idiophone adalah alat musik yang sumber
bunyinya berasal dari getaran tubuh dari alat musik itu
sendiri/ berasal dari alat musik itu sendiri . Untuk alat
musik Idiophone menghasilkan suara melalui getaran dari
seluruh badan alat musik. Beberapa contoh alat musik
idiophone antara lain adalah kolintang, drum, bongo,
serta angklung.
1. Angklung
Belum ada petunjuk pasti sejak kapan alat musik angklung ini ada, atau sejak kapan
angklung dipergunakan oleh masyarakat Jawa Barat. Catatan mengenai alat musik angklung
ini, baru muncul sekitar abad ke 12 sampai 16, merujuk pada adanya kerajaan Sunda.
Keberadaan angklung berkaitan dengan masyarakat kerjaan Sunda yang agraris dengan
sumber kehidupan dari tanaman padi (pare). Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan (adat)
masyarakat Baduy yang dipercaya sebagai sisa-sisa kerajaan Sunda, dimana angklung
dipergunakan sebagai ritual dalam melakukan penanaman padi. Angklung dibuat dan
diciptakan untuk memikat Dewi Sri/Sri Pohaci (Lambang dewi padi) untuk turun kebumi
agar tanaman padi rakyat bisa tumbuh subur.
Pada tahun 1862, Jonathan Rigg menuliskan buku "Dictionary of the Sunda
Language" yang diterbitkan di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang
terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam
suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan
bunyi.
2. Kolintang minahasa sulawesi utara
Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong
kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan
posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan.
Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua
batang pisang, atau kadang-kadang diganti dengan tali seperti
arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator
dimulai sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa
(th.1830). Pada saat itu, konon peralatan gamelan dan gambang
ikut dibawa oleh rombongannya.
3. Aramba
Aramba adalah salah satu alat musik yang terbuat dari tembaga,
kuningan, suasa dan nikel. Alat ini dimainkan oleh satu orang. Fungsi
aramba berperan sebagai pembawa pola irama. Selain aramba ada juga
beberapa alat musik tradisional dari Suku Nias antara lain Gondra,
doli-doli, fondrahi, lagia dan rici-rici
Meskipun Aramba merupakan alat musik tradisional dari Nias,
tetapi sebenarnya alat ini tidak benar-benar dibuat oleh masyarakat
Nias. Berdasarkan sejarah, alat musik Aramba ini adalah hasil kerajinan
dari Jawa yang dibawa ke Nias dengan sistem barter.
4. Ceng –ceng
Alat musik yang sejenis simbal ini merupakan bagian penting dari
seperangkat gamelan Bali, karena alat ini akan menimbulkan efek suara yang
dinamis pada saat di mainkan dengan gamelan.
Alat musik tradisional Bali yang sering juga disebut dengan ceng-ceng ricik
ini terdiri dari enam buah logam bundar yang berada di bawah dan dua logam
bundar di bagian atas. Ceng-ceng dimainkan dengan cara memukulkan bagian
tembaga bundar yang atas dengan bagian bundar yang bawah yang diarahkan ke
atas. Alat musik yang bentuknya menyerupai kura-kura ini, membuat orang
berpendapat kalau bentuk alat musik tradisional Bali ini mengambil gambaran
dari tokoh Legenda Bali yaitu Kura-Kura mistis. Menurut kebudayaan Bali, kura-
kura mistis memiliki nilai yang magis yaitu dapat menyeimbangkan dunia di atas
punggungnya.
5. Talempong
Talempong adalah alat musik dari Minangkabau sejenis bonang
yang terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu
dan batu., bentuknya budar dengan pencu di tengah, ada yang
dimaikan sambil berjalan, tangan kiri menenteng satu atau dua
satuan, sedangkan tangan kanan memaikan dengan sebuah pemukul
Sumber bunyi
4. Chordofone
Jenis yang berikutnya disebut chordophone, alat musik yang
termasuk golongan chordophone memiliki sumber bunyi berupa dawai.
Alat musik jenis ini menggunakan dawai yang dibentangkan secara
kuat antara dua titik tertentu. Dawai tersebut kemudian digetarkan
untuk menghasilkan suara.
Umumnya, alat musik jenis ini memiliki rongga resonansi di bawah
dawai-dawainya. Rongga ini berguna untuk memperkuat bunyi yang
dihasilkannya. Contoh alat musik jenis ini adalah gitar, biola, harpa,
1. Sasando
Sasando adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik.
Instumen musik ini berasal dari pulau Rote,Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah
nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat
yang bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik
dawai lainnya seperti gitar, biola,kecapi, dan harpa.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari
bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-
ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas
kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda
kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah
yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah
ini merupakan tempat resonansi sasando.
2. Kecapi sunda
Kecapi merupakan alat musik tradisional yang sudah dikenal sejak
berabad-abad yang lalu, mulanya berasal dari Negeri Cina tetapi memiliki
nama Ghuzeng. Alat musik kecapi umumnya dipakai untuk mengiringi
lagu-lagu yang sifatnya lebih lembut dan mendayu. Kini, musik kecapi tidak
hanya populer di negara asalnya saja, namun para pemusik tradisional di
Indonesia juga sudah menggunakan kecapi sebagai alat musik daerah.
Daerah sunda merupakan daerah dimana alat musik kecapi pertama kali
terjamah oleh masyarakat Indonesia.
3. SAMPE (Kalimantan)
Sampe adalah salah satun alat musik tradisional suku Dayak di Kalimantan. Alat
musik satu ini sering di gunakan dalam mengiringi berebagai acara adat seperti tarian
adat dan kesenian adat lainnya. Hampir semua sub suku Dayak di Kalimantan
menggunakan alat musik satu ini untuk pelengkap acara adat mereka.
Sampe dalam bahasa Dayak di artikan “memetik dengan jari”. Sama seperti
namanya, alat musik ini di mainkan dengan cara di petik. Bentuk dari Sampe ini sama
seperti gitar, namun memiliki gagang yang pendek. Selain itu, senar yang di gunakan
biasanya hanya menggunakan 3 – 4 senar. Sampe ini awalnya hanya menggunakan
senar dari serat pohon enau, namun seiring dengan perkembangannya, senar yang di
gunakan adalah kawat kecil. Salah satu keunikan pada Sampe ini adalah bagian ujung
Sampe yang di hiasi dengan ukiran yang menjadi ciri khas suku Dayak, yaitu kepala
burung enggang.
4. PANTING (Kalimantan)
Painting berada di Kalimantan Selatan sejak abad ke 18 dalam bentuk
yang sederhana bersamaan dengan berkembagnya sendratari Japin. Pada
mulanya berkembang di daerah Rantau Bujur, kecamatan Sungai Pinang
Kabupaten Tapin. Bentuk alat musik ini mirip dengan gitar, tapi lebih kecil.
Badan panting tersebut dibuat dari kayu seperti kayu rawali, batang nangka,
kayu pulantan dan sebagainya, bagian badannya yang berongga ditutup
dengan kulit atau dengan papan triplek, kemudian diberi tali senar. Cara
membunyikannya dengan dipetrik, disebut memanting.
5. Hapetan
Alat Musik Tradisional Hapetan yang satu ini khas dari daerah
Tapanuli, Sumatra Utara . Alat musik ini mirip dengan alat musik
kecapi, yaitu berdawai dan dimainkan dengan cara dipetik. Hapetan
juga disebut Hasapi atau Kucapi. Di Sumbawa disebut jungga, di
sulawesi selatan kancilo, kacaping. Jenis serupa ditemukan di
Kalimantan Selatan da derah Tanah Karo ( Simelungan ).
Sumber bunyi
5. Elektrofone
Jenis terakhir adalah electrophone. Jenis ini baru muncul
belakangan seiring munculnya alat musik eletrik.
Sesuai namanya, alat musik ini menggunakan komponen
elektrik sebagai sumber bunyinya, baik sebagai pengendali getaran
dan bunyi yang dihasilkan secara keseluruhan maupun hanya sebagai
penguat bunyinya saja. Contoh alat musik electrophone ini adalah
keyboard dan gitar elektrik.
1. Keyboard elektronik
Susunan deret kunci yangkromatik (mencakup 12 nada) muncul di Eropa
pada abad ke-14. Pada awal kemunculannya, bilah-bilah (tutsnya) masih dalam
ukuran sangat lebar. Satu bilah bisa beberapa sentimeter lebarnya, hingga tidak
banyak nada harmoni yang bisa dihasilkan. Baru pada abad ke-16, muncul
pembakuan tuts. Ini berarti nada diatonik bisa dicakup dalam lebar satu tangan,
hingga musik harmonik pun bisa dihasilkan. Pada perkembangan baru ini, kunci
putih dan hitam juga sudah diciptakan.
Keyboard elektronik baru muncul pada abad ke-20. Pertama kali dipasarkan
oleh Laurens Hammond di Amerika Serikat pada tahun 1935. Sejak saat itu
mulai berkembang instrumen yang sekarang ini menjadi rajanya alat musik. Suara
orkes simponi pun dengan puluhan instrumen bisa dihasilkan oleh satu buah
Keyboard saja.
2. Gitar bass elektrik
Sejarah gitar bass bermula pada tahun 1951. Bass modern merupakan keturunan
langsung dari double bass, que tanggal kembali ke abad ke-17 . Namun, itu tidak
sampai awal abad kedua puluh Bahwa desain bass diubah menjadi lebih praktis. Pada
tahun 1920-an, Lloyd Loar yang bekerja di Gibson merancang pertama kali ‘bass
listrik ganda’
Bass gitar dipopulerkan awal oleh pemain seperti John Entwistle dan James
Jamerson di tahun 60-an , Jaco Pastorius dan Stanley Clarke di tahun 70-an , dan
Marcus Miller dan Cliff Burton di tahun 80an. Namun, bass itu sekarang diversifikasi
jauh dari gitar bass ganda . Saat ini, bass memiliki perkembangan yang signifikan
karena Meningkatnya popularitas bassists seperti Les Claypool ( Primus ) dan Flea (
Red Hot Chili Peppers ), Sayangnya gitar bass double kurang peminatnya karena tidak
mampu bersaing dikarenakan kurang kompak dan fleksibilitas.
3. Drum Elektrik
Drum Elektrik pertama diciptakan oleh Graeme Edge, drummer dari Group
Musik"The Moody Blues", bekerjasama dengan Universitas Sussex Profesor Brian
Drum elektrik biasanya terdiri dari satu set
bantalan dipasang berdiri di diposisi mirip dengan drum kit akustik
Bantalan cakram dengan karet atau lapisan seperti kain. Setiap pad memiliki
sensor yang menghasilkan sinyal listrik ketika dipukul. Sinyal
listrik ditransmisikan melalui kabel ke modul elektronik, yang menghasilkan suara yang
berhubungan dengan pad yang dipilih.
Pertama Drum Elektrik komersial adalah Pollard Syndrum, dirilis oleh Industries
Pollard pada tahun 1976. Terdiri dari sebuah generator listrik suara dan satu atau
lebih drum pad. Drum elektrik ini mengambil perhatian banyak drumer terkenal
seperti Carmine Appice dan Terry Bozzio.
4. Gitar Listrik
Sejarah gitar listrik bermula pada tahun 1930, ketika seorang yang bernama George
Beauchamp mulai mencari cara untuk menambah volume gitar. Diketahui jika suatu
kawat di beri gaya medan magnet maka dapat menciptakan arus listrik. Atas dasar
pemikiran ini dia meneliti dan mengadakan suatu percobaan dengan jarum
Gramopon (pada dasarnya teknologi ini bisa di dapati pada motor-motor listrik,
generator, jarum gramopon, radio dan mic). Ia percaya bahwa jika senar gitar
digetarkan dekat medan magnet akan bisa diubah menjadi arus-arus listrik dan
kemudian di konversi kembali menjadi gelombang suara melalui speaker.
5. Piano Listrik

Piano elektronik atau Piano listrik adalah sebuah instrumen papan tuts yang dirancang
untuk mensimulasikan warna nada dari piano (dan kadang-kadang harpsichord atau organ )
menggunakan sirkuit analog. Piano elektronik juga merupakan nama dagang yang digunakan
untuk deretan populer Piano listrik perusahaan Rudolph Wurlitzer, yang diproduksi dari
tahun 1950 hingga 1980-an, meskipun ini tidak benar-benar seperti yang sekarang dikenal
sebagai sebuah piano elektronik. Piano elektronik bekerja seperti analog synthesizer dalam
menghasilkan nada mereka melalui osilator, sedangkan piano listrik mekanis, suaranya
diubah menjadi sinyal listrik oleh pickup .
Piano elektronik pertama muncul pada tahun 1970-an dan sebagian besar dibuat di
Italia, meskipun model yang sama dibuat secara bersamaan di Jepang . Pengecualian pada
berbagai instrumen yang dibuat oleh RMI di Amerika Serikat dari tahun 1967 hingga
sekitar tahun 1980, yang menjadi salah satu piano elektronik lebih populer digunakan oleh
musisi profesional. Kebanyakan Piano elektronik (termasuk RMI) tidak sensitif pada
penekanan tuts, sehingga perubahan volume tidak berdasarkan seberapa keras atau lembut
tombol ditekan, seperti organ.
Piano elektronik pertama muncul pada tahun 1970-an dan sebagian besar dibuat
di Italia, meskipun model yang sama dibuat secara bersamaan di Jepang .
Pengecualian pada berbagai instrumen yang dibuat oleh RMI di Amerika Serikat
dari tahun 1967 hingga sekitar tahun 1980, yang menjadi salah satu piano
elektronik lebih populer digunakan oleh musisi profesional. Kebanyakan Piano
elektronik (termasuk RMI) tidak sensitif pada penekanan tuts, sehingga
perubahan volume tidak berdasarkan seberapa keras atau lembut tombol ditekan,
seperti organ.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
WASSALAMUALAIKUM
Wr.Wb
DAFTAR PUSTAKA
http://cultureclubindonesia.blogspot.co.id/2012/10/5-sumber-bunyi-dari-alat-musik.html

http://informasiana.com/alat-musik-tradisional-indonesia-dan-asal-daerahnya/

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=p5yBWOmtO4H5vASvoq_wCg#q=membranefone

https://www.scribd.com/doc/127156366/Instrumen-Musik-Aerofon

http://www.negerikuindonesia.com/2015/11/tifa-alat-musik-tradisional-dari-maluku.html

https://semuatentangprovinsi.blogspot.co.id/2016/07/alat-musik-tradisional-provinsi-sulawesi-tengah.html

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/874/serune-kalee

http://budaya-indonesia.org/DOL-Alat-Musik-Tradisional-dari-Bengkulu

https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/tahuri-terompet-kerang-khas-maluku

http://www.tradisikita.my.id/2014/02/ayo-kenali-alat-musik-tradisional-dari.html

https://www.scribd.com/doc/108647500/Kumpulan-Alat-Musik-Tiup-Tradisional-Indonesia

http://www.tradisikita.my.id/2015/04/sejarah-angklung-dan-jenis-angklung.html

http://kolintang.page.tl/Sejarah-Kolintang.htm

http://www.tradisikita.my.id/2014/10/alat-musik-tradisional-dari-sumatra.html

https://sahabatjrsaragih.com/2016/06/17/ole-ole-alat-musik-tradisional/

http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2016/11/aramba-alat-musik-tradisional-suku-nias.html

http://alatmusiktradisional.com/inilah-alat-musik-tradisional-bali.html/

https://www.facebook.com/notes/komunitas-gitaris-jember/sejarah-gitar-listrikgitar-elektrik/506609899407928

Anda mungkin juga menyukai