Anda di halaman 1dari 8

Alat Musik Tradisional NTT

Musik merupakan salah satu cara kita untuk menyalurkan pikiran dan bakat kita terhadap sesuatu.
Musik juga dapat membantu kita mengurangi tingkat stress dan rasa bosan yang datang disaat yang
tidak menguntungkan

Terbukti dari beberapa masyarakat NTT menggunakan alat musik tradisional disaat mereka memiliki
waktu senggang dan beristirahat disela-sela aktivitas pekerjaan mereka.

Berikut daftar nama alat musik tradisional NTT lengkap beserta gambar dan penjelasannya:

1. Foy Doa

Foy Doa merupakan alat musik yang berasal dari Flores yang hingga sekarang tidak diketahui umur pasti
dari alat musik tradisional NTT tersebut karena tidak adanya peninggalan-peninggalan sejarah. Foy Doa
adalah sebuah suling ganda yang terbuat dari buluh/bambu kecil yang “bergandengan” sebanyak 2 atau
lebih.

Gambar alat musik tradisional Foy Doa

Foy Doa biasanya dimainkan oleh para remaja (laki dan perempuan) untuk sebuah permainan rakyat
(seperti bentengan, dll) pada malam hari dengan berkumpul berbentuk lingkaran. Nada yang dihasilkan
dari Foy Doa-pun bisa menghasilkan nada tunggal ataupun nada ganda tergantung dari pemain Foy Doa.
Cara Memainkan Foy Doa

Menggunakan alat musik Foy Doa samalah seperti memainkan suling/seruling yang dimainkan dengan
cara ditiup. Tarik nafas secukupnya dan hembuskan lewat mulu, sementara jari tangan digunakan untuk
menutup lubang suara. Dalam permainannya, penggunaan Foy Doa biasanya untuk mengiringi syair-
syair musik yang bertemakan tentang kehidupan.

2. Knobe Khabetas

Masyarakat yang tinggal di Dawa, Nusa Tenggara Timur meyakini bahwa alat musik tradisional ini sudah
ada sejak nenek moyang mereka tinggal di dalam gua. Bentuk dari alat musik ini-pun cukup unik karena
menyerupai busur panah. Biasanya masyarakat menggunakan Knobe pada saat di kebun atau saat
mengawasi hewan-hewan.

Gambar alat musik tradisional Knobe Khabetas

Cara memainkannya tidaklah mudah, anda harus menempelkan salah satu bagian ujung busur di antara
bibir atas dan bibir bawah lalu keluarkan udara dari mulut anda dan pada saat yang bersamaan petik tali
busur tadi dengan jari. Penggunaan alat musik ini sangatlah membantu untuk mengusir penat.

Selain dipergunakan sebagai hiburan, masyarakat juga menggunakan musik ini untuk upacara adat.
Salah satu upacara adat yang menggunakan Knobe Khabetas adalah Napoitan Li’ana (bayi yang baru
dilahirkan tidak diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40 hari)
3. Leko Boko

Alat musik tradisional NTT ini memiliki 4 buah dawai seperti Heo dimana merupakan alat musik yang
dimainkan dengan cara dipetik. Bijol terbuat dari labu hutan, kayu dan usus kuskus sebagai bahan
pembuatannya. Labu hutan sebagai wadah resonansi, kayu sebagai bagian tempat terbentangnya dawai
dan usus kuskus sebagai dawainya.

Gambar alat musik tradisional Leko Boko

Fungsi Bijol dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai hiburan pribadi saja tetapi tak jarang Bijol juga
digunakan untuk mengisi pesta adat. Bijol biasanya selalu di duet-kan dengan Heo (sebuah alat musik
petik juga) dan mereka saling bersingkronasi.

Bijol sebagai pemberi harmoni dan Heo sebagai pembawa melodi dengan nyanyian masyarakatnya yang
biasanya ber-improvisasi.

4. Nuren

Nuren merupakan alat musik yang cukup terkenal di daerah Solor Barat. Masyarakat di Sikka Timur
mengenali alat musik tradisional NTT yang satu ini dengan sebutan Sason atau Sason Nuren (Secara
etimologi Sason: Jantan dan Nuren:Perempuan). Sason Nuren merupakan perwujudan dari 2 buah
suling, uniknya 2 buah suling ini dimainkan oleh seorang pemain saja.
Selain sebagai alat hiburan, sebutan “Sason Nuren” merupakan sebutan keramat dan sakral. Menurut
asal-usulnya dulu ada seorang tokoh yang melegenda yakni Edoreo, begitulah orang Solor Barat yang
dulunya meyakini bahwa orang tersebut memiliki 2 kepala sekaligus 2 mulut

Menurut sejarah ceritanya juga ia telah hidup sekian lamanya dan ketika memainkan alat ini seperti ada
2 kepribadian yang berkecamuk di telinga pendengarnya.

5. Prere

Prere adalah alat musik tradisional dari Manggarai yang terbuat dari ruas bambu yang sangat kecil,
ukurannya bisa dibilang sekecil pensil yang memiliki panjang 15 cm. Ruas bagian bawahnya ditutup dan
dibelah sedikit untuk tempat keluar udara, namun bagian atasnya dipotong untuk meniup.

Gambar alat musik tradisional Prere

Baca juga: cara memainkan angklung

Bagian belahan bambu tersebut digunakan untuk melilit daun pandan yang berfungsi untuk
memperbesa suara, seperto orong terompet. Selain digunakan untuk hiburan, Prere juga digunakan
untuk mengiringi permainan pencak silat rakyat bersamaan dengan musik gendang dan gong daerah.
6. Sasando

Alat musik tradisional NTT Sasando adalah alat musik yang memiliki dawai dan dimainkan dengan cara
dipetik. Sasando diyakini berasal dari kata daerah Rote yaitu Sasandu yang memiliki arti “alat yang
bergetar” atau berbunyi. Suara alat musik Sasando mirip dengan alat musik berdawai lainnya seperti
gitar, biola, dan lainnya.

Gambar alat musik tradisional Sasando

Sasando adalah sebuah alat musik yang dimainkan dengan dipetik. Instumen musik ini berasal dari pulau
Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote,
sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik
dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa.

Fungsi Musik Sasando

Musik Sasando dalam masyarakat biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring tari-tarian, hiburan
keluarga yang sedang berduka atau dalam sebuah pesta, dan juga bisa anda gunakan untuk hiburan
pribadi.

Baca juga: cara memainkan gitar

Dari segi cara memainkannya, alat musik ini memiliki berbagai macam caranya, sebagai contoh:
Ofalangga, Batumatia, Lendo Ndao, Kaka musu, Rongggeng, dsb. Merupakan salahs atu dari ragam
Cara Memainkan Sasando

Fungsi musik Sasando gong dalam masyarakat pemiliknya sebagai alat musik pengiring tari, menghibur
keluarga yang sedang berduka, menghibur keluarga yang sedang mengadakan pesta, dan sebagai
hiburan pribadi.

Sasando gong yang pentatonis ini mempunyai banyak ragam cara memainkannya, antara lain: Teo
renda, Ofalangga, Feto boi, Batu matia, Basili, Lendo Ndao, Hela, Kaka musu, Tai Benu, Ronggeng, Dae
muris, Te’o tonak.

Jumlah dawai yang terdapat pada Sasando diatonis bermacam-macam, ada yang memiliki 24 dawai, 28,
30 hingga 34 dawai yang akhirnya muncullah Sasando listrik pada tahun 1960 oleh bapak edu Pah,
pemain ahli Sasando di NTT

7. Sunding Tongkeng

Sunding Tongkeng, Nama alat musik tradisional tiup ini sangat berkaitan dengan bentuk dan cara
memainkannya. Bentuk ruas bambu dan bulu yang memiliki panjang hingga 30 cm. Alat musik ini
terbilang memiliki “buku” yang salah satu ujung jari dari ruasnya dibiarkan saja.

Lubang suara dari Sunding Tongkeng berjumlah 6 buah, sebagian dari lubang peniupnya dililitkan daun
tala (sedikit saja). Cara memainkan alat musik ini seperti suling / seruling / flute. Karena posisisi meniup
tegak, orang Manggarai menyebutnya Tongkeng dan Sunding adalah nama lain dari Suling.

Baca juga: cara memainkan aramba

Alat musik Sunding Tongkeng biasanya digunakan pada malam hari sewaktu menjaga hewan ternak
(pada daerah itu biasanya adalah babi).

8. Thobo

Thobo merupakan alat musik tumbuk yang berasal dari Kab. Ngada, Thobo terbuat dari bambu bambu
yang berbuku-buku itu pada bagian bawahnya dibiarkan saja sedangkan bagian atasnya dilubangi. Cara
memainkan alat musik ini adalah dengan ditumbuk ke lantai / tanah. Thobo berfungsi sebagai saat
mengiringi musk Foy Doa (yang sudah saya sindir di atas artikel)

9. Totobuang

Di sebuah daerah di Desa Lamanole, Flores Timur ada sebuah alat musik yang disebut Tatabuang, namun
di daerah Tanalein alat musik ini disebut Leto yang ternyata mirip dengan Totobuang (alat musik
maluku) yang diyakini dibawa oleh beberapa suku dari Maluku. Sebutan Tatabuang itupun hanya
berlaku di Lemonale.
Di Lemonale, untuk memainkan alat musik Tatabuang ada 2 cara, yaitu digantung atau diletakkan diatas
pangkuan. Tatabuang terbuat dari batang kayu Sukun yang berbentuk bulat dan hati kayu-nya
dikeluarkan. Alat musik Tatabuang memiliki nama berbeda antara yang digantung dengan yang dipangku

Begitulah sekiranya sedikit informasi yang saya harapkan bisa membantu anda semua untuk lebih
mengenali kesenian dan kebudayaan kita yang semakin tergerus zaman. Semoga kedepannya kita
sebagai putra-putri bangsa yang “belum sempat” mengambil bagian dalam memajukan bangsa
Indonesia dapat menjaga keutuhannya secara bersama.

Musik merupakan instrumen nada yang mampu membuat pikiran kita tenang. Daftar alat musik
tradisional NTT yang saya dapat merupakan informasi asli dan langsung saya dapat dari website resmi
pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur yang bisa anda lihat disini.

Artikel Lainnya
 Alat Musik Tradisional Kalimantan Tengah

 Cara Memainkan Alat Musik Simbal

 Alat Musik Tradisional Jawa Barat

 Alat Musik Tradisional Papua Barat

Anda mungkin juga menyukai