Anda di halaman 1dari 3

Tugas Laporan Hasil Observasi

Pesut

Pesut merupakan salah satu jenis mamalia akuatik yang hidup di air tawar.
Pesut atau yang kerap dipanggil lumba-lumba air tawar ini memiliki nama latin
Orsella brevirostris. Pesut pertama kali dideskripsikan oleh Sir Richard Owen
tahun 1866,berdasarkan satu spesiesmen yang ditemukan tahun 1852,di Pelabuhan
Vishakhapatnum di pantai timur India. Pesut di Indonesia akrab dipanggil Pesut
Mahakam,karena pesut memang merupakan satwa endemik yang berasal dari
daerah Kaimantan.

Secara genetis,pesut berhubungan dekat dengan paus pembunuh. Nama


spesies brevirostris berasal dari bahasa Latin yang berarti berparuh pendek. Pesut
memiliki sirip punggung kecil dan membulat di tengah punggung. Seluruh
tubuhnya berwarna kelabu hingga biru tua,dengan bagian bawahnya berwarna lebih
pucat. Tidak seperti halnya Lumba-Lumba, pesut tidak memiliki moncong yang
panjang,tetapi hanya mempunyai mulut pendek yang mirip dengan paruh burung.
Pesut juga memiliki dahi yang tinggi dan membulat persis seperti hewan Dugong.
Secara keseluruhan pesut memiliki penampilan mirip dengan Paus
Beluga,walaupun lebih berkerabat dengan Paus Orka. Pesut dewasa massanya bisa
mencapai lebih dari 130 kg dan panjangnya 2,3 m. Panjang maksimum pesut yang
pernah tercatat,yaitu sepanjang 2,75 m,dimiliki oleh pesut jantan asal Thailand.
Lumba-lumba ini dianggap mencapai kedewasaan seksual pada usia 7
sampai 9 tahun. Di belahan bumi utara, perkawinan dilaporkan berlangsung pada
bulan Desember sampai Juni. Masa kehamilan pesut bisa berlangsung sekitar 14
bulan lamanya. Pesut biasanya hanya melahirkan seekor anak setiap 2 hingga 3
tahun. Saat lahir, Panjang anaknya bisa mencapai 1 meter dengan massa 10 kg.
Anak itu baru akan disapih setelah berumur 2 tahun. Umur pesut dapat mencapai
30 tahun.

Tidak seperti mamalia air lainnya, pesut hidup di sungai-sungai di daerah


tropis. Spesies mamalia air ini, menghuni wilayah perairan tawar di India, Indocina,
Filiphina, dan Kalimantan. Salah satunya adalah jenis Pesut Mahakam khas
Indonesia hanya dapat dijumpai di tiga lokasi yang berbeda di dunia, yakni Sungai
Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady. Pesut ini juga ditemukan di
muara-muara sungai di Kalimantan, namun sekarang sudah semakin jarang
ditemukan karena mengikisnya sumber makanan.

Pesut bergerak dalam kawanan kecil dalam mencari makanan. Walaupun


pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataannya bahwa pesut hidup dalam air
yang mengandung lumpur, namun pesut mampu mendeteksi mangsanya. Pesut
merupakan hewan karnivora yang gemar memangsa ikan-ikan kecil dan udang-
udang di bebatuan sungai. Mereka mengandalkan gelombang ultrasonik untuk
mengetahui di mana posisi mangsa dan menghindari rintangan-rintangan, seperti
halnya yang dilakukan oleh kerabatnya di laut.

Dengan sering terlihatnya pesut di perairan Sungai Mahakam, Desa


Sangkuliman kerap kali didatangi pengunjung baik wisatawan maupun peneliti.
Pesut yang hidup di sungai-sungai dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi
wisatawan lokal maupun mancanegara. Para peneliti juga kerap kali melakukan
penelitian di sekitar sungai mengenai jumlah populasi pesut. Dengan kedatangan
para wisatawan dan peneliti, warga di sekitar Sungai Mahakam merasakan dampak
positif. Mereka mampu memanfaatkan kondisi tersebut dengan membangun
homestay ataupun objek wisata di sekitar Sungai Mahakam. Dengan demikian ,
dapat dipastikan penghasilan warga dapat bertambah.
Saat ini ilmuwan dunia mengelompokan pesut sebagai hewan dengan status
sangat terancam punah. Berdasarkan data tahun 2007, populasi pesut di Indonesia
hanya tinggal 50 ekor saja dan menempati urutan tertinggi satwa Indonesia yang
terancam punah. Terdapat banyak aspek yang mempengaruhi penurunan jumlah
populasi pesut. Salah satunya adalah berkurangnya jumlah pasokan makanan di
habitatnya. Pesut harus bersaing dengan para nelayan untuk mencari ikan dan
udang. Lalu lintas kapal ponton yang semakin ramai di wilayah Sungai Mahakam
juga menjadi salah satu faktor penurunan jumlah populasi pesut. Selain itu,
penggunaan zat beracun oleh para nelayan dan menigkatnya jumlah sampah di
Sungai Mahakam menjadi faktor utama kepunahan pesut. Jadi diharapkan, warga
mampu berpikir lebih bijak lagi dengan situasi yang terjadi saat ini terhadap pesut
karena pada kenyataannya pesut memberikan segudang manfaat bagi diri mereka.

Sumber:

• https://informazone.com/hewan-langka
• https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesut
• https://kaltim.antaranews.com/berita/14523/warga-mulai-menyadari-
pentingnya-keberadaan-pesut-mahakam
• https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd
=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwig1Lm79IfdAhUjR48KHWhxC4UQj
Rx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.greeners.co%2Fflora-
fauna%2Fpesut-mahakam-lumba-lumba-air-tawar-
indonesia%2F&psig=AOvVaw32TM8ViMFLgh95dYpHMtqW&ust=153
5276410062844i

Anda mungkin juga menyukai