KOLINTANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran SENI
BUDAYA dan untuk belajar tentang MUSIK TRADISIONAL KOLINTANG.
Untuk mengetahui sejarah dari KOLINTANG
Untuk menambah pengetahuan tentang musik tradisional
Untuk agar lebih mengenal siapa tokoh dari music tradisonal kolintang
Agar kita tahu jenis-jenis alat musiknya
Agar kita bisa tahu cara memainkanya
BAB II
PEMBAHASAN
Petrus kaseke menamakan alat alat kolintang berdasarkan karakteristik suara dan rentang nada:
1.Melody sebagai penentu lagu
2.Alto sebagai pengiring (accompanion) bernada tinggi
3.Tenor sebagai pengiring (accompanion) bernada rendah
4.Cello sebagai penentu irama dan gabungan accompanion dengan bass
5.Bass sebagai penghasil nada nada rendah.
Alasan pemberian nama diambil dari pengalamannya memimpin paduan suara dimana suara
perempuan yang tinggi dan suara laki laki yang lebih rendah dibagi menjadi : sopran,alto,tenor
dan bass.
Evert van lesar : dari Ikatan Pelatih Musik Kolintang Jakarta pada tahun 1996
mempopulerkan nama nama alat kolintang yang menggali dari bahasa daerah di Minahasa
seperti:
Melody= Ina taweng artinya “ibu”
Tenor = Karua artinya "kedua”
Alto = katelu artinya “ketiga”
Cello = sella
Bass = loway artinya “anak laki laki yang berbadan besar”
Penamaan alat kolintang versi lainnya adalah dengan substitusi dari alat musik yang
sudah ada.
Tenor = gitar ( dengan wilayah nada yang di tone sepadan dengan senar gitar terendah dan
tertinggi)
Alto = Banjo (ukulele)
MELODY
Fungsi pembawa lagu, dapat disamakan dengan melody gitar, biola, xylophone, atau
vibraphone. Hanya saja dikarenakan suaranya kurang panjang, maka pada nada yang dinginkan;
harus ditahan dengan cara menggetarkan pemukulnya( rall). Biasanya menggunakan dua
pemukul, maka salah satu melody pokok yang lain kombinasinya sama dengan orang menyanyi
duet atau trio (jika memakai tiga pemukul). Bila ada dua melody, maka dapat digunakan bersama
agar suaranya lebih kuat. Dengan begitu dapat mengimbangi pengiring (terutama untuk Set
Lengkap) atau bisa juga dimainkan dengan cara memukul nada yang sama tetapi dengan oktaf
yang berbeda. Atau salah satu melody memainkan pokok lagu, yang satunya lagi improvisasi.
CELLO
Bersama melody dapat disamakan dengan piano, yaitu; tangan kanan pada piano diganti
dengan melody, tangan kiki pada piano diganti dengan cello. Tangan kiri pada cello memegang
pemukul no.1 berfungsi sebagai bas, sedangkan tangan kanan berfungsi pengiring (pemukul no.2
dan no.3). Maka dari itu alat ini sering disebut dengan Contra Bas. Jika dimainkan pada fungsi
cello pada orkes keroncong, akan lebih mudah bila memakai dua pemukul saja. Sebab fungsi
pemukul no.2 dan no.3 sudah ada pada tenor maupun alto.
TENOR I & ALTO I: Keenam buah pemukul dapat disamakan dengan enam senar gitar.
TENOR II (GITAR) :Sama dengan tenor I, untuk memperkuat pengiring bernada rendah.
ALTO II & BANJO: Sebagai ukulele dan "cuk" pada orkes keroncong.
ALTO III (UKULELE) : Pada kolintang, alat ini sebagai ‘cimbal’, karena bernada tinggi. Maka
pemukul alto III akan lebih baik jika tidak berkaret asal dimainkan dengan halus agar tidak
menutupi suara melody (lihat petunjuk pemakaian bass dan melody contra).
BASS : Alat ini berukuran paling besar dan menghasilkan suara yang paling rendah.
SUSUNAN ALAT
Lengkap (9 pemain) : Melody - Depan tengah Bass - Belakang kiri Cello - Belakang kanan Alat
yang lain tergantung lebar panggung (2 atau 3 baris) dengan memperhatikan fungsi alat (Tenor &
Alto).
NADA NADA DASAR
Nada nada dalam alat kolintang sebagai berikut:
C = 1 3 5 Cm = 1 2 5
D = 2 4 6 Dm = 2 4 6
E = 3 5 7 Em = 3 5 7
F = 4 6 1 Fm = 4 5 1
G = 5 7 2 Gm = 5 6 2
A = 6 1 3 Am = 6 1 3
B = 7 2 4 Bm = 7 2 4
Sedangkan chord lain, yang merupakan pengembangan dari chord tersebut diatas, seperti C7 = 1
3 5 6, artinya nada do diturunkan 1 nada maka menjadi le . Sehingga saat membunyikan 3 bilah
dan terdengar unsur bunyi nada ke 7 dalam chord C, maka chord tersebut menjadi chord C7.
Demikian pula dengan chord yang lain.
Teknik Dasar memainkan stick pada bilah kolintang sesuai alat dan jenis irama
Dari sekian banyak irama dan juga lagu yang ada, beberapa lagu sebagai panduan untuk
memainkan alat musik kolintang disertakan dalam materi ini.
Seperti: • Sarinande • Lapapaja • Halo halo Bandung • Besame Mucho Lagu lagu tersebut
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda baik chord dan irama. Lagu lagu tersebut telah
dilengkapi dengan partitur serta chord/ accord untuk memudahkan memahami alat musik
kolintang.
Demikian pula dengan teknik memukulkan stick pada bilah kolintang. Karena sesuai irama yang
beraneka ragam, maka untuk menghasilkan irama tertentu maka teknik memukulkan stik pada
tiap alat pun berbeda beda. Pada materi ini, diberikan teknik teknik dasar cara memukulkan stick
pada kolintang. Untuk dapat memahami teknik, dibutuhkan pengetahuan akan harga dan jumlah
ketukan dalam setiap bar nada. Dan berbekal pengetahuan dasar dasar bermain kolintang ini saja,
ditambah dengan bakat individu, maka grup/ kelompok musik kolintang telah dapat memainkan
berbagai jenis lagu dengan tingkat kesulitan yang variatif secara spontan.
4. Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota
kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan
menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum
digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di
gereja.
Pada jaman dahulu, musik digunakan sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya
dalam peperangan, hal ini terlihat dari genderang yang mereka bawa pada saat peperangan.
Bunyi dan ritme genderang disini bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang
jenderal kepada penabuh genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan
ada pula ritme untuk mundur. Dari penjelasan di atas jelas sekali bahwa musik dapat berfungsi
sebagai sarana komunikasi.
5. Pengiring Tarian
Musik dan tarian masing-masing mempunyai pola dan ritme yang saling berhubungan, suatu
tarian tanpa diiringi irama musik maka akan terasa hampa (kosong) dan menyulitkan bagi sang
penari karena mereka tidak mempunyai gambaran ritme dan tempo yang akan mereka gunakan
untuk menuntun mereka dalam menari.
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk
mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya
bisa diiringi oleh musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut
juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.
6. Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik adalah sarana penghidupan ekonomi mereka.
Mereka dihargai lewat karya (lagu) yang mereka buat dan yang mereka mainkan. Semakin bagus
dan semakin populernya suatu karya seni musik maka akan semakin tinggi penghargaan yang
diberikan baik penghargaan dalam bentuk materiil maupun moral.
Dalam dunia industri musik, para musisi yang bekerja sama dengan industri rekaman, mereka
akan merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact
Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi
juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu
tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia
yang dapat menghasilkan pendapatan bagi mereka.
7. Sarana Perang
Pada point nomer empat telah disinggung sedikit bahwa Pada jaman dahulu, musik digunakan
sebagai sarana komunikasi antara jenderal dan prajuritnya dalam peperangan, hal ini terlihat dari
genderang yang mereka bawa pada saat peperangan. Bunyi dan ritme genderang disini
bermacam-macam sesuai dengan perintah yang diberikan sang jenderal kepada penabuh
genderang, ada ritme untuk menyerang, ada ritme untuk bertahan, dan ada pula ritme untuk
mundur. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa musik dapat digunakan untuk
membantu strategi dalam berperang.
Selain digunakan sebagai strategi dalam berperang, musik juga dapat membangkitkan semangat
juang para prajurit. Dalam setiap kesatuan militer pasti mempunyai Mars yang selalu mereka
nyanyikan untuk meningkatkan dan membangkitkan semangat dalam peperangan
2.3 Peran Musik Kolintang
Dalam membesarkan anak, banyak faktor penting yang mendukung perkembangannya.
Pola asuh orang tua merupakan faktor utama. Tetapi, faktor luar juga dapat membantu, salah
satunya melalui musik.
Banyak penelitian telah dipublikasikan pada beberapa tahun terakhir ini, menguatkan
alasan bahwa pelajaran dan Kursus Musik memiliki efek positif terhadap perkembangan otak
anak. Maka, akan baik jadinya apabila sejak usia dini, buah hati anda dapat diperkenalkan
dengan musik.
Usia yang ideal untuk memulai belajar atau kursus musik antara 3-6 tahun. Usia tersebut
merupakan waktu terbaik untuk perkembangan pendengaran. Beranjak ke usia 8-9 tahun, otak
kanan dan kiri. Apabila diberikan pendidikan kursus musik sebelum usia 8 tahun, maka dapat
membantu meningkatkan kecerdasan anak.
Musik dipercaya dapat membantu perkembangan mental anak, meningkatkan koordinasi
fisik, dan menambah keterampilan berbahasa. Selain itu kursus musik dapat membantu
meningkatkan kemampuan matematis dan sosial, melatih daya ingat dan juga kreativitas si buah
hati.
Langkah awal untuk mengenalkan musik kolintang pada anak dapat berupa mengajak
anak untuk mendengarkan musik saat sebelum tidur. Saat tersebut bisa anda pakai dengan
memutar kaset atau compact disc (CD) lagu atau musik instrumental yang membuat relaksasi,
sembari membaca buku cerita. Kaset untuk anak bisa juga berupa cerita dongeng dilengkapi
diiringi bunyi-bunyian dan musik pengiring. Anda pun dapat melatih system motorik si kecil
dengan mengajaknya untuk memeragakan cerita yang dibawakan.
Selain melalui pendengaran CD, Anda dapat membawa sang buah hati untuk belajar di
tempat kursus musik. Usia dini adalah momen yang baik untuk mengenalkan musik. Kursus
musik mempunyai banyak manfaat, mulai dari perkembangan otak hingga mengontrol emosi
anak. Manfaat lainnya, meningkatnya kemampuan bersosialisasi diawali dengan interaksi si anak
dengan pengajar dan dengan teman-teman di tempat kursus musik.
Hal lain yang didapat dari bermain musik ialah melatih empati dan menumbuhkan
musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan gerakan-gerakan yang merangsang koordinasi
bagian otak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Music tradisional Kolintang adalah music perkusi yang berasal dari Minahasa, Sulawesi
utara. Music yang terbuat dari kayu dan bunyinya dapat mencapai nada-nada yang tinggi. Petrus
kaseke adalah salah satu tokoh yang berhasil mempopulerkan Kolintang sejak dia kecil.
Kolintang juga dapat dibuat sebagai music pengiring ritual-ritual agama kristen. Untuk
memainkan kolintang dengan maksimal harus latihan dengan cara-cara yang kami sebutkan di
atas tadi. Dan alat-alatnya meliputi melody,alto,ukulele,tenor, dll.
3.2 SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini penyusun mengharapkan para pembaca bisa
mengetahui,memahami, dan memainkan musik kolintang. Untuk bisa memahami dan
memainkan musik kolintang di perlukan kekompakan dan latihan yang cukup bagus. Dan juga
membutuhkan pikiran yang fresh agar tidak ada kesalah pahaman dalam memainkan karena
kolintang itu dimainkan secara bersama. Kita boleh memainkan dan menyukai alat musiknya tapi
jangan berpindah agama hanya karena sejarah music ini