Anda di halaman 1dari 2

KESEMPATAN MEMBERI YANG TERBAIK

Kejadian 18:1-15

"'Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!'" Lalu berlarilah Abraham kepada
lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang
bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya."   Kejadian 18:6-7

Memberi itu tidak selalu berbicara tentang nominal atau seberapa besar nilainya, tetapi memberi selalu berhubungan
dengan seberapa tulus hati kita terlihat dalam pemberian itu.  Jadi rahasia memberi adalah kasih.  Jika kita mengasihi
seseorang kita tak mungkin memberi dia sesuatu yang buruk, barang bekas, atau yang sisa-sisa, bukan?  Pastilah kita akan
memberi dia sesuatu yang pantas dan baik.  Ingat!  Suatu pemberian merupakan cerminan kasih kita kepada Tuhan, sebab
Tuhan adalah teladan utama dalam hal memberi yang tak tertandingi.  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal."   (Yohanes 3:16).

     Ketika sedang duduk di dalam kemahnya ketika cuaca di luar sangat panas, Abraham melihat ada tiga orang sedang
datang menuju kemahnya.  Alkitab menyatakan bahwa tamu itu adalah Tuhan sendiri.  Segeralah  "...ia berlari dari pintu
kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,"   (Kejadian 18:2).  Abraham memiliki sikap hati yang
tulus dan menyembah.  Selanjutnya ia berkata,  "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui
hambamu ini."  (Kejadian 18:3).  Artinya Abraham tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, yaitu kesempatan untuk
diberkati.  Inilah kairos, waktu yang diberikan Tuhan dan yang di dalamnya terdapat kesempatan;  waktunya Tuhan
bertindak untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia  (baca  Pengkhotbah 3:11);  suatu periode tertentu, yang kalau
sudah lewat tidak akan kembali lagi, alias tidak datang kedua kali.

     Pergunakanlah setiap kesempatan yang Tuhan beri dengan sebaik mungkin!  Adalah tidak mudah bagi seseorang untuk
menangkap kairos dari Tuhan, butuh kepekaan rohani untuk dapat memahami kapan saatnya Tuhan membuka dan
menutup pintu  (kesempatan), sebab  "...apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada
yang dapat membuka."  (Wahyu 3:7).
"Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai
seorang anak laki-laki."  Kejadian 18:10

Sebelum mengalami berkat dari Tuhan Abraham terlebih dahulu berinisiatif memberikan sesuatu kepada tamunya itu;  dan
yang diberikan oleh Abraham adalah persembahan yang terbaik!  (ayat 6-8).  Mungkin kita tidak mempunyai cukup harta
atau kekayaan untuk diberikan, sama seperti yang diperbuat oleh Abraham, tapi yakinlah bahwa apabila kita memberi
dengan hati tulus kepada Tuhan, apa pun itu dan seberapa pun nilainya, itulah yang terbaik untuk Tuhan.  Ketika hendak
memberi jangan pernah menunda-nunda dan jangan bergantung pada keadaan.  "Siapa senantiasa memperhatikan angin
tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai."   (Pengkhotbah 11:4).

     Kata segeralah dan berlarilah  (Kejadian 18:6, 7)  menunjukkan bahwa Abraham tidak menunda-nunda waktu untuk
memberi atau berlambat-lambat dalam berbuat baik pada sesama, apalagi untuk mempersembahkan yang terbaik bagi
Tuhan.  "Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena
engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik."   (Pengkhotbah 11:6). 
Rasul Paulus juga menasihati,  "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan
menuai, jika kita tidak menjadi lemah."   (Galatia 6:9).  Bagian kita hanyalah seperti petani yang selalu giat dan tidak pernah
lelah untuk menabur, karena kita tidak tahu taburan mana yang akan mendatangkan hasil yang luar biasa.  Bagi Abraham,
ia menuai berkat yang berkelimpahan karena memberi yang terbaik bagi Tuhan dengan tidak hitung-hitungan.

     Apa persembahan yang terbaik bagi Tuhan?  "...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."   (Roma 12:1).  Yang Tuhan
kehendaki adalah kita mempersembahkan seluruh keberadaan hidup kita kepada Tuhan.  Kalau kita memberi yang terbaik
bagi Tuhan:  waktu, tenaga, pikiran, atau bahkan materi, maka kita pun layak untuk menerima juga yang terbaik dari Tuhan
sebagai upah kita.

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  Matius 6:33
Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian
beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena
kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang,
karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai