Anda di halaman 1dari 2

Abram ---- > Abraham

Latar Belakang Berbicara mengenai Abram a.k.a Abraham yang dikenal sebagai Bapa segala bangsa. Maka kita tidak hanya ditarik untuk melihat janji Tuhan pada Abraham sendiri. Tapi pernahkah kita memperhatikan nubuat Nuh atas anaknya Sem (yang merupakan leluhur Abraham) bahwa Lagi katanya: "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya." (Kej 9 : 26-27) Bahwa keturunan Sem akan menjadi lebih tinggi dibandingkan adik-adiknya Yafet dan Het (Bapa orang Kanaan). Pernahkah kita perhatikan siklus berkat Tuhan tidak pernah keluar dari orang-orang yang Dia pilih sendiri dan yang dipilih orang orang yang Dia pilih. Ini merupakan salah satu kisah nyata sehingga Tuhan Yesus meringkasnya agar menjadi mudah dimengerti menjadi Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Mat 18 : 18) Nuh dpilih Tuhan karena kesalehannya. Nuh bernubuat Sem akan lebih tinggi dari adik-adiknya. Sem dan Yafet lebih tinggi dibanding Het karena mereka tidak melihat aurat ayahnya saat Nuh dalam keadaan mabuk. Dari keturunan Sem ada Abram yang Tuhan berkati untuk menjadi Bapa segala Bangsa. Permasalahannya mengapa harus Abram? Banyak yang mengatakan bahwa Tuhan melihat iman Abram yang total. Tapi pernahkah kita perhatikan bahwa iman total Abraham yang paling terkenal adalah saat ia mau mengorbankan Ishak anaknya? Dan lebih jauh kita tahu dengan jelas bagaimana karakter Abram yang tidak berani mengambil keputusan, seorang yang menghindar dari masalah dan mencari aman untuk dirinya sendiri. Perhatikan bagaimana ia menipu Firaun dan Abimelekh atas status istrinya, Sara. Saat ini,banyak hal yang menjadi pertanyaan orang percaya, salah satunya mengenai mengapa harus nabi A, B atau C. Tapi satu hal yang paling jelas adalah Tuhan tidak pernah keluar dari orang orang yang Dia pilih, baik Dia pilih karena kesalehan atau karena kasih karunia Tuhan sendiri, seperti yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Yoh 15 : 16a Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Perjalanan Hidup Abram menerima panggilan Allah dapat dilihat dimulai dari Kej 12. Tuhan memisahkan Abram dari sanak saudaranya. Jika ada di posisi Abram, pasti sulit sekali. Pemisahan Tuhan dalam hidup juga seringkali terasa amat sulit dimengerti bagi banyak orang percaya. Pemisahaan disini dapat dimengerti sebagai pemisahan hidup orang benar dan orang fasik. Bahwa sangat berbeda orang yang hidup dalam kebenaran dan dalam pembenaran. Tahukah kita arti kata Terah (ayah Abram)? Arti kata Terah adalah delay atau penundaan. Dan selama hidupnya, Abram menggantungkan hidupnya kepada Terah. Allah mengadakan pemisahaan ini agar setiap rencana Allah akan dunia ini dapat dimulai. Di sisi lain, Allah ingin Abram menggantungkan hidupnya pada Allah sendiri. Allah menghendaki Abram pergi dari Ur-Kasdim (yang diyakini saat ini adalah Republik Irak) ke tanah kanaan (Israel Palestina). Tetapi perhatikan dalam perjalanannya berarti saat masih dalam proses pemisahaan, berkat Tuhan terus mengalir luar biasa. Abram belajar taat pada kehendak Tuhan dan percaya pada janji Tuhan yang kemudian diperhitungkan Tuhan hal itu sebagai kebenaran. Jadi setiap proses pemisahan selalu diikuti dengan berkat dan kemurahan Allah apabila Anda tidak menjadi kecewa dan mundur melainkan Anda tetap beribadah dan melayani Dia. Pemisahan kedua Abraham adalah dengan keponakannya, Lot. Lot berarti veil atau selubung. sesuatu yang menghalangi atau menutupi pandangan sehingga gagal melihat kenyataan yang sebenarnya. Abraham harus dipisah dari Lot agar Abraham mampu melihat perkara-perkara rohani yang mulia dan berharga. Allah ingin mengajar Abraham bahwa perkara-perkara jasmani dan materi selalu ditopang oleh perkara-perkara rohani. Abraham mendapat tanah tandus, usahanya terancam gulung tikar karena perpisahannya dengan Lot, tetapi Allah berjanji bahwa Allah akan memberikan sebuah tanah air yang jauh lebih baik, tanah yang tandus itu akan diubahnya menjadi tanah yang penuh susu dan madunya. Tanah itu akan menjadi milik pusaka anak cucunya untuk selama-lamanya (Kej 13:14-16). Tuhan memang izinkan proses pemisahan supaya kita tidak selalu menggunakan kekuatan sendiri melalui apa yang dapat dilihat mata atau didengar telinga yang nampaknya baik dan menguntungkan. Tuhan mau mengajar kita melihat dengan mata hati yang terang untuk melihat janji Allah dalam hidup ini. Pemisahaan ketiga yang diijinkan Tuhan pada Abraham adalah saat ia dipisahkan dari Hagar dan Ismael. Penulis melihat bahwa ini adalah buah dari sifat lama Abraham yang dia tidak tuntaskan, abraham lama yang tidak bisa mengambil keputusan dan cenderung bersifat menghindari masalah, akhirnya luluh pada istrinya

Sara yang kurang yakin akan janji Tuhan bahwa dia akan mengandung, sementara Abraham dan istrinya yang sudah tua secara logika manusia mustahil punya anak. Akhirnya dia menghampiri Hagar dan lahirlah Ismael. Agar Abraham yang kaya itu memiliki pewaris kekayaan dan juga (menurut penulis) dia menglogikakan janji Tuhan untuk menjadinya bapa segala bangsa namun sampai saat itu dia belum juga dikaruniai anak, perlu saudara ketahui Abraham menunggu janji Tuhan tentang Ishak selama 25 tahun dan ini merupakan waktu yang sangat lama. Hagar dan Ismael ada dari buah ketidakyakinan, tidak bergantung penuh pada rencana Allah, dan ini mencerminkan keduniawian. Tuhan ingin Abraham tidak berkompromi dengan dunia dalam setiap keputusannya. Dan itu yang sampai ini Tuhan inginkan bagi kita. Tuhan mau kita bergantung penuh dengan Tuhan karena kita bukan berasal dari dunia. Mengutip dari lain kisah dimana Allah memberitahu Musa bahwa Bangsa Israel saat sampai di tanah kanaan tidak boleh bergaul dengan bangsa kanaan (bangsa yang hidup dengan berhala, bangsa yang jauh dari Allah) tetapi saat itu bangsa Israel tidak turut sesampainya di tanah kanaan mereka bergaul (katakan berkompromi) dengan bangsa kanaan akhirnya mereka jatuh dalam dosa dengan penyembahan kepada berhala. Kesimpulan Belajar dari kisah ini, Tuhan mau kita belajar hidup bergantung penuh pada Allah. Kita saat ini sudah diselamatkan, proses pemisahaan kita sudah diperlengkapi dengan paket keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus yang rela mati di kayu salib. Tuhan tidak ingin kita berkompromi dengan hidup dunia. Walau banyak yang terlihat mustahil, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Tuhan memperlengkapi kita bukan hanya dengan adanya Roh Kudus di hati kita, tapi dengan semua hal yang memungkinkan kita tidak hidup lagi seturut kedagingan kita. Roh Kudus bukan hanya membantu dalam doa, tetapi Dia penolong Roh kita agar terus dalam setiap pola hidup kita nama Tuhan dipermuliakan. Belajar dari Abraham, proses pemisahaan yang paling sulit adalah saat kita harus mengorbankan perasaan, tetapi Tuhan Allah yang maha Kasih, Dia akan terus mengangkat kita tinggi dan terus naik. Sama seperti Abraham, saat dia melawan musuhnya, Tuhan yang berjanji padanya bahwa Dialah perisai Abraham, Dia yang membela Abraham. Tuhan yang sama yang akan selalu setia bersama kita membela kita, bahkan saat kita tidak setia. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buahnya. (Yeremia 17:7-8) Tuhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai