Anda di halaman 1dari 4

TM 6: TEOLOGI PEMILIHAN

(Materi Kuliah TPL tgl 12 Maret 2024)


Disiapkan oleh: Welfrid Fini Ruku
Pendahuluan:
Dalam TM sebelumnya kita belajar tentang dosa, kejahatan, dan hukuman Allah kepada
keluarga Adam, orang-orang sejaman dengan Nuh, dan kepada para pendiri kota dan
menara Babel. Narator Kitab Kejadian menjelaskan bahwa para pendiri kota dan
menara Babel adalah orang-orang dari keturunan Ham di bawah pimpinan Nimrod (Kej.
10:6-12). Mereka berusaha sekuat tenaga untuk membangun kota dan menaranya
supaya mereka menetap, mencari nama dan kedudukan. Tetapi, Tuhan tidak berkenan
atas usaha mereka sehingga Tuhan membubarkan persekutuan itu dengan cara
mengacaukan bahasa mereka (Kej. 11:7-9). Kegagalan keturunan Ham untuk
memimpin dunia ke arah yang lebih baik, menjdi alasan bagi Tuhan untuk memilih
pihak lain demi melaksanakan rencana-Nya.
Pemilihan Bapak Leluhur
Setelah mengisahkan kegagalan keturunan Ham, narator kitab Kejadian menampilkan
daftar keturunan Sem sampai Terah, ayah Abram (Kej. 11:10-31). Pemilihan dalam
bahasa Ibrani bakhor dari kata kerja bakhar artinya “memilih.” Pemilihan Bapak Leluhur
Israel dimulai dari pemanggilan Abram (Kej. 12:1-3).
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan
dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat
engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;
dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi
akan mendapat berkat."

Kita mencatat bahwa Tuhan memilih Abram (Isak dan Yakub), leluhur Israel adalah
inisiatif dan rencana Allah, dan bukan berdasarkan keunggulan pribadi, tetapi atas
dasar rencana dan kehendak Allah. Selanjutnya, setiap pemilihan disertai dengan janji-
janji Allah kepada Bapak Leluhur. Pemanggilan Abram disertai janji-janji: memberikan
tanah/negeri, menjadi bangsa yang besar, membuat nama masyhur, memberkati orang
yang memberkati dan mengutuk orang yang mengutuk. Meskipun pemilihan ini dimulai
dengan Abram, niat akhirnya adalah supaya melalui mereka berkat keselamatan dapat
diterima oleh semua bangsa di bumi.

Dalam Kejadian 15, Abram meragukan janji Tuhan sebab Tuhan mengulur-ulur waktu
untuk menggenapi janji-Nya. Abram kuatir kalau janji Allah itu gagal digenapi maka
seorang hambanya akan menjadi pewaris dari semua harta miliknya. Menanggapi
keraguan Abram, maka Allah mengulangi perjanjian-Nya kepada Abram untuk
menegaskan kepastian janji-Nya tentang keturunan yang banyak dan tanah yang
diberikan-Nya kepada mereka.

Kejadian 17-21 menjelaskan bahwa Allah kembali menjanjikan negeri dan keturunan
kepada Abram, dan kali ini nama Abram diganti dengan Abraham lalu Sarai diganti
namanya menjadi Sara. Janji tentang kelahiran Ishak memastikan bahwa perjanjian
Allah kepada Abram akan dilanjutkan melalui Ishak, anak yang akan dilahirkan bagi
Abraham dan Sara (17:21). Meski usia mereka sudah tua, Allah menunjukkan
kekuasaan-Nya dengan memberikan keturunan kepada mereka, melalui kelahiran
Ishak. Ishak dan Ribka melahirkan dua orang anak, Esau dan Yakub.

Yakub, cucu Abraham, juga menjadi objek pemilihan Allah. Dalam kisahnya, kita
melihat konflik dan peristiwa yang melibatkan Allah dalam hidupnya, termasuk
penglihatan Yakub tentang tangga yang naik ke langit, serta janji Allah untuk
mewujudkannya dan memperbanyak keturunannya (Kej. 28:14). Sejarah hidup Yakub
diwarnai dengan berbagai kisah suka duka. Ia dimusuhi kakaknya, Esau, ia mengungsi
ke pamannya, Laban. Kira-kira 25 thn kemudian Yakub kembali ke Kanaan dan
berdamai dengan Esau. Yakub mendiami daerah Sikhem yang dibelinya dari anak-anak
Hemor (Kej. 33). Tetapi, Sikhem memperkosa Dina maka setelah orang Israel
membalas dendam, mereka pindah ke Bet’el dan berdiam di sana.

Anak-anak Yakub iri dan dengki kepada Yusuf karena perlakuan istmewa Yakub kepada
Yusuf. Akhirnya Yusuf dijual ke Mesir. Setelah mengalami berbagai-bagai cobaan, Yusuf
diangkat menjadi tangan Kanan Firaun. Ketika terjadi kelaparan, Yakub dan keluarga
lainnya mengungsi di Mesir. Tetapi, 430 tahun kemudian, keturunan Yakub keluar dari
Mesir di bawah pimpinan Musa sebagai bangsa yang merdeka (Kel. 12).

Peristiwa Keluaran dari Mesir dikisahkan dalam kitab Keluaran, Ulangan, dan Bilangan.
Dalam ketiga kitab itu konsep pemilihan kepada Bapak Leluhur Israel berakhir. Peristiwa
keluaran menandai suatu peralihan dari konsep pemilihan personal kepada konsep
pemilihan suatu bangsa, yaitu bangsa Israel. Israel disapa sebagai “umat-Ku” (ʿammi),
atau umat yang kudus bagi Tuhan, umat yang dipilih oleh Tuhan dari segala bangsa
(Kel. 3:7, 10; 6:6; Ul. 7:6; 10:15).
Kesalahpahaman Israel
Dalam sejarah Israel (abad ke-8 SM), orang Israel keliru memahami status mereka
sebagai bangsa pilihan. Israel memaknai bangsa pilihan Allah, sebagai umat milik Allah
sendiri, dan memiliki hak istimewa untuk menikmati kemakmuran dan kekayaan. Tetapi,
nabi Amos menentang pemikiran seperti itu. Bagi Amos, makna bangsa pilihan itu
mengandung tanggungjawab untuk hidup benar dan adil, memperlakukan sesama
secara bermoral, dan Amos menemukan bahwa mereka tidak pantas menjadi bangsa
pilihan karena mereka sakit secara moral. Di tengah-tengah kedamaian, kemakmuran,
dan semangat keagamaan yang ditampilkan, di sana justru tidak ada kesetiaan kepada
Allah, tidak ada keadilan dan tidak ada standard etis yang jelas. Itu sebabnya Allah
membenci ibadah mereka (Amos 5:21-24). Amos juga menanggapi pandangan orang
Israel yang mengatakan bahwa pada hari yang ditentukan Tuhan, Tuhan akan
menyelamatkan orang Israel sebagai umat pilihan Tuhan dan menghukum musuh-
musuh orang Israel. Tetapi, bagi Amos, hari Tuhan itu adalah hari kecelakaan, hari
kegelapan, hari di mana mereka yang melakukan ketidakadilan sosial tidak akan lolos
dari hukuman (Amos 5:18-20).
Teologi Pemilihan Dalam Pandangan Ahli
Beberapa konsep teologi pemilihan Israel dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan ahli
teologi dan teolog Perjanjian Lama.
Abraham Kuyper (1837-1920), seorang teolog, politisi, dan wartawan Belanda. Dalam
karyanya, "Common Grace" (1902-1905), ia membahas konsep bahwa Allah memilih
untuk memberikan kasih karunia-Nya kepada semua manusia. Common Grace yang
dimaksud adalah anugerah yang bersifat umum dan mencakup seluruh penciptaan
Allah. Ini mencakup segala aspek kehidupan dan mencakup semua manusia, bahkan
yang tidak mengenal atau menolak Allah. Kuyper percaya bahwa Common Grace
berperan dalam menjaga tatanan sosial dan mencegah kekacauan total. Allah
memberikan karunia-Nya untuk menjaga dunia ini agar tidak jatuh sepenuhnya ke
dalam kekacauan. Kuyper percaya bahwa Common Grace juga memberikan bakat,
kecerdasan, dan kemampuan kepada semua orang, bahkan yang tidak percaya,
sehingga mereka dapat mencapai prestasi dan kemajuan dalam berbagai bidang
kehidupan. Namun demikian, ada yang disebut Special Grace, yaitu Allah memilih untuk
menganugerahkan keselamatan secara khusus kepada orang-orang yang percaya untuk
keselamatan pribadi mereka.
Karl Barth (1886-1968), seorang Teolog Swiss, dalam bukunya "Church Dogmatics"
(1932-1967), mengembangkan pemikiran teologi pemilihan dengan tekanan pada
kebebasan Allah dalam memilih dan mendukung Israel sebagai alat penyelamatan. Bagi
Barth, manusia tidak dapat melakukan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya tetapi
membutuhkan tindakan dan anugerah Allah. Yang dibutuhkan dari manusia yaitu iman.
Geerhardus Vos (1862-1949), teolog Reformasi Belanda-Amerika yang memainkan
peran penting dalam pengembangan teologi Biblika. Dalam tulisannya, "Biblical
Theology: Old and New Testaments" (1948), Vos melihat pemilihan Israel sebagai
bagian integral dari rencana keselamatan Allah. Allah memilih Israel sebagai suatu umat
khusus untuk menjadi milik-Nya sendiri, membawa berkat-Nya kepada mereka, dan
menjadi saluran melalui mana janji-janji-Nya akan diwujudkan. Pemilihan ini tidak
hanya berlaku secara nasional tetapi juga mempunyai dimensi rohaniah.
menggambarkan konsep pemilihan Israel sebagai bagian integral dari rencana
keselamatan Allah. ***
Catatan: Bahan ini disiapkan sebagai ganti kuliah tatap muka.

Anda mungkin juga menyukai