Anda di halaman 1dari 2

TUHAN YANG MAHAKUDUS DENGAN SEGALA JANJINYA

Yeh. 36:1-38

A. Tuhan Menegaskan janji-Nya dihadapan musuh-musuh Israel (Ay. 1-15)


Pemicu : Musuh-musuh Israel mengklaim Israel dan tanah milik yang diberikan Tuhan kepada
orang Israel.
Manusia seringkali ingkar janji, namun Tuhan tidak pernah ingkar akan janji-janji-
Nya. Tuhan telah berjanji kepada Abraham, hamba-Nya yang setia, bahwa tanah
Kanaan akan menjadi milik pusaka Abraham, dan Tuhan menepatinya. Tuhan
berjanji bahwa Israel akan menjadi umat pilihan Tuhan, dan Ia menepatinya. Tuhan
bahkan bukan hanya menepatinya tetapi juga menjaga janji-Nya walaupun Abraham
telah ribuan tahuan lamanya meninggal. Dikemudian hari keturunan Abraham,
bangsa Israel, menajiskan warisan pusaka yang diberikan Tuhan kepada Abraham
dengan mengadakan penyembahan berhala di tanah perjanjian. Mereka melakukan
dosa penyembahan berhala berulang-ulang mulai dari zaman hakim-hakim hingga
zaman raja-raja. Setiap kali mereka menajiskan tanah pusaka itu, Tuhan menghajar
mereka lewat bangsa-bangsa yang ada disekitar mereka. Karena penindasan yang
begitu rupa, bangsa Israel berseru-seru kepada Tuhan dan Tuhan menyelamatkan
mereka.
Dalam nas, musuh-musuh Israel, bahkan Edom saudara mereka, mengklaim Israel
dan tanah milik yang diberikan Tuhan kepada orang Israel sebagai milik mereka.
Mereka secara sadar maupun tidak sadar telah mengklaim telah merampas Israel dan
tanah pusaka dari tangan Tuhan.
Akibat : Musuh-musuh Israel pasti dihukum dan Israel mengalami pemulihan.
Dosa adalah kerap digambarkan dengan noda. Klaim bangsa-bangsa atas Israel dan
tanah perjanjian – yang merupakan kepunyaan Tuhan – adalah noda dosa yang pasti
mendatangkan hukuman atas mereka. Sebaliknya, Tuhan berjanji bahwa Israel kelak
akan dipulihkan seperti sedia kala. Kelak Israel akan dipulihkan kepada keadaan
mereka seperti sediakala, yakni ketika mereka masih menjaga kekudusan mereka
dihadapan Tuhan. Tanah Israel yang tadinya sepi karena Israel diangkut ke tempat
pembuangan kelak akan kembali dilalulalangi orang.

B. Tuhan menyatakan kekudusan nama-Nya dihadapan Israel (Ay. 16-38)


Pemicu : Israel menajiskan nama Tuhan ditengah bangsa-bangsa dan bangsa-bangsa turut
menajiskan nama Tuhan di tengah-tengah mereka.
Perbuatan-perbuatan jahat bangsa Israel mengakibatkan mereka harus terbuang dari
tanah warisan. Kemanapun mereka pergi mereka diolok-olok: “Katanya mereka umat
TUHAN, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya. (Yeh. 36:20, ITB)”, yang juga
nama Tuhan turut dinajiskan karenanya.

Akibat : Tuhan perlu memulihkan bangsa Israel sehingga bangsa-bangsa mengetahui Tuhan.
Dengan Tuhan memulihkan bangsa Israel, bangsa-bangsa sekitar dapat mengetahui
bahwa Tuhan adalah Pribadi Yang Adil sekaligus Pribadi Yang Kasih.
Perintah Tuhan Kepada Para Pemimpin Untuk Berbalik Dari Ketidakadilan
Yeh. 45:9-17

Adil dalam Pengukuran (Ay. 9-12)


Pemimpin bangsa mengemban tugas yang mulia sebagai kepanjangan tangan Tuhan untuk
mendatangkan kebaikan dan keadilan bagi bagi bangsa yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
Tugas ini rupanya lalai dilakukan oleh para pemimpin Israel sehingga Tuhan harus menegur
mereka akibat ketidakadilan yang mereka lakukan. Para pemimpin ini, bukannya melindungi
dan memakmurkan rakyat tapi malah merampasi tanah milik rakyat (Ay. 9, “mengusir umat-
Ku dari tanah miliknya”).
Sikap ketidakadilan lain yang mereka lakukan ialah dengan merubah ukuran sebenarnya dari
alat-alat pengukur yang digunakan dalam perdagangan. Dari sini dapat kita lihat bahwa
pemimpin bangsa Israel pada saat itu sangat lemah saat menghadapi cobaan kekayaan
material. Betapa pentingnya masalah ini, sampai-sampai Yang Maha Tinggi, melalui
perantaraan hamba-Nya, harus mengeluarkan penegasan tentang ukuran yang sebenarnya.
Prinsip yang sama juga berlaku untuk para pemimpin universal. Para pemimpin harus
berpegang teguh pada keadilan dan menyadari bahwa jabatan yang diembannya saat ini
merupakan anugerah yang diberikan Tuhan, sehingga mereka tidak mudah tergoda untuk
mengambil keuntungan pribadi.
Pemimpin sebagai Penanggung Jawab Korban Persembahan (Ay. 13-17).
Pada saat itu raja merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola persembahan
korban yang dikumpulkan dari bangsa Israel. Sebelumnya, Tuhan telah membahas tentang
alat ukur yang dipakai dalam perdagangan, tetapi rupanya penyelewengan tersebut telah
berdampak kepada korban persembahan yang di kumpulkan dari kaum Israel. Korban untuk
Tuhan, seperenam efa gandum dan jelai, akhirnya bukan seperenam efa lagi tapi kurang dari
itu. Sepersepuluh bat minyak, akhirnya bukan sepersepuluh bat lagi, tetapi kurang dari itu.
Jelas, bahwa ketidakadilan pemimpin dalam hal alat ukur yang tadinya bertujuan merugikan
rakyat kini telah berdampak terhadap sikap tidak hormat kepada Tuhan, karena adanya
pengurangan ukuran persembahan yang diperuntukan bagi korban persembahan.
Hal serupa juga bisa terjadi dalam dunia kepemimpinan universal, saat pempimpin
merugikan umat Tuhan, dampaknya bukan hanya kepada umat itu saja, melainkan juga
kepada Tuhan yang menerima penyembahan umat tersebut. Oleh sebab, para pempimpin
jagalah diri supaya tetap adil dan benar dihadapan Tuhan dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai