“Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah 1 Raja-raja 18:30 TUHAN yang telah diruntuhkan itu.” Ketika Hujan Berhenti • Suasana hari penting itu begitu tegang, dan ada keheningan yang menyelimuti Gunung Karmel. Dulunya, gunung ini dipenuhi oleh pohon dan tanaman yang hijau-hijau dan indah. Gunung tersebut menjadi subur karena hujan yang turun, dan dianggap sebagai tempat suci, penuh berkat dan kesuburan.
• (Ellen G. White, Para Nabi dan Raja, hlm. 144).
• Tetapi semuanya telah berubah. Apa yang dulunya hijau, telah menjadi gersang karena kekeringan yang terjadi selama tiga tahun. “Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada 1 Raja-raja 17:1 embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." “Dan sesudah beberapa lama, datanglah firman TUHAN kepada Elia dalam tahun yang ketiga: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, 1 Raja-raja 18:1 sebab Aku hendak memberi hujan ke atas muka bumi." Ellen White menjelaskan mengenai kondisi bangsa Israel pada saat itu:
• Bumi telah kering seakan-akan terbakar. Panas terik
matahari menghancurkan setiap tanaman yang masih hidup. Sungai-sungai mengering, dan kawanan ternak mengembik berkeliaran kesana kemari dengan susah payah. • (Ellen G. White, Para Nabi dan Raja, Hlm. 125, 125). Ellen White menjelaskan mengenai kondisi bangsa Israel pada saat itu:
• Ladang yang dulunya subur telah menjadi seperti
gurun pasir yang terbakar, sunyi dan sepi…kota dan desa yang dulunya makmur telah menjadi tempat berkabung.
• (Ellen G. White, Para Nabi dan Raja, Hlm. 125, 125).
Ellen White menjelaskan mengenai kondisi bangsa Israel pada saat itu:
• Kelaparan, dengan segala kengeriannya,
semakin mendekat secara perlahan
• (Ellen G. White, Para Nabi dan Raja, Hlm. 125, 125).
Kekeringan Di Dalam Sanubari
• Mungkin hal terburuk daripada kekeringan yang melanda
Israel tidak lain adalah kekeringan rohani yang menguras jiwa dan iman segenap bangsa Israel. • Mereka diperintah oleh Raja Ahab yang jahat dan istrinya Izebel dan sang pengantin Sidon itu telah melemahkan kesetiaan Ahab kepada Tuhan. • Dan ia menuntun bangsa Israel dalam satu kemurtadan nasional yang mengakibatkan Tuhan untuk memanggil nabi Elia. • Mengenai Elia, Ellen White menuliskan:
• “Di zaman dimana Ahab berkuasa, ada seorang beriman dan
penuh doa yang tanpa rasa takut, siap untuk menantang bangkitnya kemurtadan nasional di Israel”
• (Ellen G. White, Para Nabi dan Raja, hal. 119).
Elia Memperbaiki Mezbah
• Setelah para nabi Baal dan Asyoret gagal meminta ilah
mereka untuk mengirimkan api, tibalah “waktu mempersembahkan korban petang” maka Elia memanggil umat Israel untuk mendekat dan memperbaiki mezbah Allah yang sudah rusak. Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di 1 Raja-raja 18:36 tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. • Dalam arti sesungguhnya, Elia tidak sekedar mengajak segenap bangsa Israel untuk bertobat, tapi ia juga memanggil bangsa itu untuk kembali kepada sistem perbaktian mezbah yang rutin dan teratur!
• Perbaktian komunitas bangsa Israel telah rusak, dan ini semua
diawali dengan hilangnya kebiasaan untuk berbakti secara pribadi dan keluarga. Apa yang Membawa Tuhan Kembali
• Yang membawa Tuhan kembali adalah pemulihan perbaktian
sejati yang berasal dari hati yang tulus. • Dan hal ini diawali dengan tindakan Elia untuk memperbaiki mezbah yang telah rusak. • Jika mezbah keluarga anda telah rusak, perbaikilah, dan biarkan api kehadiran Allah membakar kembali mereka yang menyembah Dia! “Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah 1 Raja-raja 18:30 TUHAN yang telah diruntuhkan itu.” • Ucapan terima kasih dan pujian: Bersyukur atas berkat yang spesifik dan puji Allah karena kebaikan-Nya. • Pengakuan Dosa: Ambillah waktu beberapa menit untuk pengakuan dosa pribadi dan berterima kasih kepada Allah atas pengampunan-Nya. • Tuntunan: Mintalah kepada Tuhan untuk memberikan hikmat untuk menghadapi tantangan dan membuat keputusan saat ini. • Gereja kita: Berdoa untuk kebutuhan-kebutuhan gereja lokal, regional, dan sedunia (lihat Lampiran Permohonan Doa Gereja Sedunia). • Permintaan Lokal: Berdoa untuk kebutuhan anggota gereja, keluarga, dan tetangga saat ini. • Mendengarkan dan Sambutan: Ambillah waktu untuk mendengarkan suara Tuhan dan sambutlah dengan pujian atau lagu.