Anda di halaman 1dari 8

KISAH NABI ILYAS

Nama: Nella Gladys Anisaputri

No Absen: 19

Kelas: VIIIE
Al-Yasa (Arab: ‫اﻟﻴﺴﻊ‬, Al Kitab: Elisa, Eliseus) (sekitar 885-795 SM)[1][2] adalah seorang nabi
yang tertera dalam Qur'an dan juga dianggap nabi oleh umat Yahudi dan Kristen. Ia diangkat
menjadi nabi pada tahun 830 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan
orang-orang Amoria di Panyas, Syam. Ia wafat di Palestina dan namanya disebutkan sebanyak
2 kali di dalam Al-Qur'an, yaitu pada surah al-An'am dan surah Shaad.

“ ...dan Ismail, Al-Yasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di
atas umat (di masanya), (Al-An'am 6:86) ”

“ ...dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang
paling baik. (Shaad 38:48) ”

Al-Yasa' adalah anak dari Safet dan penerus Nabi Ilyas. Sedangkan menurut Ibnu Katsir, ia
menuliskan silsilah Al-Yasa melalui ayahnya yang bernama Ukhtub, sampai kepada keturunan
Harun.[3]

Al-Yasa' adalah nabi selanjutnya untuk bangsa Israel. Dia menghadapi sikap penyangkalan
Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggal Ilyas. Al-Yasa' menunjukkan banyak
mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tetapi mereka malah menyebutnya tukang sihir,
sama seperti ketika mereka menyebut Nabi Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang
sepanjang hidup Al-Yasa'. Setelah beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh Bangsa
Assyria, kemudian bangsa ini menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan
parah di Syam.

Nama Al-Yasa disebut dalam kisah Nabi Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar oleh kaumnya dan
bersembunyi di rumah Al-Yasa. Maka besar kemungkinan Al-Yasa juga tinggal di seputar
lembah sungai Jordan.

Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Al-Yasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah
menderita sakit kemudian Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh,
Al-Yasa pun menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan
kebaikan. Al-Yasa melanjutkan tugas kenabian tersebut begitu Ilyas meninggal. Al-Yasa
melanjutkan misi ayah angkatnya, agar kaumnya kembali taat kepada ajaran Allah.

Al-Yasa' kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat.
Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu
sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan
itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau
mendengar seruan Al-Yasa', dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar
biasa.
CERITADAN SEJARAHISLAM

Perkampungan Nabi Ilyas AS

Setelah zaman Nabi Dawud AS dan Nabi Sulaiman AS, ada seorang nabi baru
yang diutus oleh Allah SWT, namanya Ilyas AS. Nabi Ilyas AS tinggal di negeri Isra’il,
ketika negeri itu dipimpin oleh seorang raja yang kejam. Nama raja yang jahat itu adalah
Ahab. Raja Ahab menyuruh orang Isra’il untuk menyembah patung dan dewa-dewa.
Mungkin dialah raja Isra’il yang paling jahat. Oleh karena kejahatan Raja Ahab, Allah
Yang Maha Esa menjadi marah. Allah SWT. menyuruh Nabi Ilyas AS pergi kepada Raja
Ahab dan berkata: “Selama dua atau tiga tahun tidak akan ada embun atau hujan sedikit
pun, kecuali saya mengatakannya! Maka dari itu, bertaubatlah kepada Allah, dan
sembahlah Allah!”. Kemudian Raja Ahab menjadi kesal dan marah kepada Nabi Ilyas AS
dan berusaha untuk membunuhnya.

Setelah itu Allah SWT berfirman kepada Nabi Ilyas AS: “Pergilah ke anak Sungai
Kerit dan bersembunyilah di sana. Engkau dapat minum dari anak sungai itu, dan burung
gagak akan Kusuruh membawa makanan untukmu!”. Saat Nabi Ilyas AS dikejar-kejar
oleh Raja Ahab dan bala tentaranya, Nabi Ilyas AS ketakutan dan bersembunyi di anak
Sungai Kerit. Beliau minum dari anak sungai itu, makan roti dan daging yang dibawa oleh
burung gagak setiap pagi dan setiap sore. Setelah beberapa waktu lamanya, anak
sungai itu pun kering karena tidak ada hujan. Saat Nabi Ilyas AS disana, kemudian
datanglah bala tentara Raja Ahab untuk membunuh Nabi Ilyas AS. Saat Nabi Ilyas AS
dikejar-kejar oleh bala tentara Raja Ahab, Nabi Ilyas AS ketakutan dan bersembunyi di
dalam rumah Nabi Ilyasa AS. Ketika Nabi Ilyas AS bersembunyi di dalam rumah Nabi
Ilyasa AS, pada saat itu Nabi Ilyasa AS masih seorang belia. Saat itu dia tengah
menderita sakit kemudian Nabi Ilyas AS membantu menyembuhkan penyakitnya.

Setelah sembuh, Nabi Ilyasa AS pun menjadi anak angkat Nabi Ilyas AS yang
kemudian selalu mendampinginya dalam berdakwah. Namun Nabi Ilyasa AS saat itu
belum dilantik menjadi seorang Nabi Allah, dia masih tinggal bersama orang tuanya dan
suka membajak lembu dan sapinya. Kemudian Nabi Ilyas AS pergi dari rumah Nabi
Ilyasa AS dan sampailah beliau di Kota Sarfat. Ketika Nabi Ilyas AS tiba di kota itu, ia
melihat seorang janda yang sedang mengumpulkan kayu api. Ketika itu Nabi Ilyas AS
sedang merasa lapar dan haus dahaga. Lalu Nabi Ilyas as mendekati janda itu dan
berkata: “Ibu, tolong ambilkan sedikit air minum untuk saya!”. Ketika janda itu sedang
berjalan untuk mengambil air itu, Nabi Ilyas As berseru: “Ibu, bawakanlah juga sedikit
roti!”.

Janda itu menjawab: “Maaf, Pak, saya bersumpah bahwa saya tidak punya roti.
Saya hanya mempunyai segenggam tepung terigu di dalam mangkuk, dan sedikit
minyak zaitun di dalam botol. Saya sedang mengumpulkan kayu api untuk memasak
bahan yang sedikit itu supaya saya dan anak saya bisa makan. Itulah makanan kami
yang terakhir; sesudah itu kami pun akan mati!”. “Jangan khawatir, Ibu!” kata Nabi Ilyas
AS kepadanya. “Silakan Ibu membuat makanan untuk Ibu dan anak Ibu. Tapi sebelum itu
buatlah dahulu satu roti kecil dari tepung dan minyak itu, dan bawalah kepada saya.
Sebab Allah SWT, satu-satunya Tuhan yang patut disembah, mengatakan bahwa
mangkuk itu akan selalu berisi tepung, dan botol itu akan selalu berisi minyak sampai
Allah SWT mengirim hujan ke bumi!”. Janda itu percaya kepada kata-kata Nabi Ilyas AS.
Ia pergi untuk melakukan apa yang dikatakan Nabi Ilyas AS. Ia membuat roti kecil dan
memberikannya kepada Nabi Ilyas AS. Nabi Ilyas AS makan, dan janda itu membuat roti
juga untuk dirinya sendiri dan untuk anaknya. Hari berikutnya masih ada sedikit tepung
dan sedikit minyak untuk membuat roti lagi. Seperti yang sudah dikatakan Allah SWT
melalui Nabi Ilyas AS, mangkuk itu selalu berisi tepung, dan botol itu pun selalu berisi
minyak. Mereka bertiga mempunyai cukup persediaan makanan untuk hampir 3 tahun
selama musim kemarau itu yang panjang sekali.

Beberapa waktu kemudian anak janda itu jatuh sakit dan meninggal. Janda itu
memanggil Nabi Ilyas AS dan berkata: “Hai Hamba Allah, apa yang terjadi dengan anak
saya? Mengapa anak saya meninggal dunia?” Nabi Ilyas AS mengambil anak laki-laki itu
dan membawanya ke kamarnya sendiri. Nabi Ilyas AS membaringkan anak itu di atas
tempat tidur, lalu berdoa: “Yaa Allah, Yaa Rabbku, mengapa Engkau mendatangkan
kemalangan ini terhadap janda ini ? Ia sudah memberi roti kepadaku dan sekarang
Engkau mencabut nyawa anaknya!”. Tiga kali Nabi Ilyas menelungkupkan badannya di
atas anak itu, sambil berdoa: “Yaa Allah, Yaa Rabbku, aku mohon kepada-Mu,
kembalikanlah ruh anak ini ke dalam jasadnya biar dia hidup lagi dengan normal!”. Allah
SWT mendengarkan doa Nabi Ilyas AS, anak itu mulai bernapas dan hidup kembali. Lalu
Nabi Ilyas AS membawa anak itu kepada ibunya dan berkata: “Ibu, ini anak Ibu! Ia sudah
hidup kembali!”. Janda itu menjawab: “Sekarang saya tahu bahwa Bapak adalah hamba
Allah dan perkataan Bapak memang benar dari Allah SWT!”.

Nabi Ilyas AS Dan Nabi-Nabi Ba’l

Sudah tiga tahun tidak ada hujan di Isra’il. Pada suatu hari, Raja Ahab beserta
orang-orang Isra’il yang kafir lainnya baru tersadar bahwa seruan Nabi Ilyas as itu benar.
Setelah mereka tersadar, Nabi Ilyas AS mendapat wahyu dari Allah, “Hai Ilyas, pergilah
kepada mereka dan beritahukanlah bahwa tidak lama lagi akan turun hujan di Isra’il ini!”
firman Allah kepada Nabi Ilyas AS. Maka Nabi Ilyas AS pun mendatangi mereka namun
mereka tetap saja masih agak membangkang dengan mengatakan: “Ini dia si Pengacau
di Isra’il !”. Kemudian Nabi Ilyas AS menjawab: “Saya bukan pengacau, justru anda salah
sendiri kenapa malah menyembah berhala-berhala Ba’l?! Anda melanggar perintah Allah
SWT!”. Maka Nabi Ilyas AS pun disana langsung berdoa kepada Allah SWT: “Yaa Allah,
yaa Rabbku, hentikanlah musibah kekeringan ini!”. Maka musibah kekerangan itu pun
dihentikan. Turunlah hujan di negeri Isra’il pada saat itu.

Berhari-hari mereka hidup nikmat kembali karena musibah kekeringan itu telah
berhenti, perekonomian mereka pun kembali memulih. Namun dengan adanya
kenikmatan itu mereka tidak mau bersyukur kepada Allah SWT, malahan yang ada,
mereka malah kembali lagi durhaka kepada Allah SWT, melakukan berbagai
kemaksiatan. Bahkan mereka kembali lagi menyembah Dewa Ba’l.
Nabi Ilyas AS kembali berdakwah untuk memperingatkan kaumnya agar mau
bertaubat kepada Allah SWT, namun dakwah Nabi Ilyas AS tidaklah dihiraukan oleh
mereka. Maka Nabi Ilyas AS pun menyuruh mereka berkumpul dan Beliau berkata
kepada Raja Ahab: “Hai Raja Ahab, sekarang juga perintahkanlah kepada seluruh rakyat
Isra’il untuk bertemu dengan saya di Jabal Qarmil (Di Gunung Karmel). Bawa juga
keempat ratus lima puluh nabi Ba’l (nabi-nabi palsu penyembah Dewa Ba’l)!”. Kemudian
Raja Ahab mengerahkan seluruh rakyat dan nabi-nabi Ba’l itu ke Jabal Qarmil. Lalu Nabi
Ilyas AS mendekati rakyat itu dan berkata: “Sampai kapan kalian mau tetap menyembah
berhala! Kalau Tuhan itu Allah, sembahlah Allah SWT ! Kalau Tuhan itu Ba’l, sembahlah
Ba’l!”. Rakyat yang berkumpul di situ diam saja.

Kemudian Nabi Ilyas AS berkata: “Di antara nabi-nabi Allah hanya saya-lah yang
tertinggal, padahal di sini ada 450 nabi Ba’l. Mari kita lihat siapakah Tuhan yang benar.
Suruhlah nabi-nabi Ba’l itu mengambil seekor sapi jantan dan menyembelihnya,
kemudian memotong-motongnya, lalu meletakkannya di atas kayu api. Tetapi mereka
tidak boleh menyalakan api di situ. Saya akan menyembelih seekor sapi lagi dan
memotong-motongnya serta meletakkannya di atas kayu api. Tapi saya pun tidak akan
menyalakan api di situ. Biarlah nabi-nabi Ba’l itu berdoa kepada dewa mereka, dan saya
pun akan berdoa kepada Allah SWT. Yang menjawab dengan mengirim api dari langit,
Dialah Tuhan yang benar!”. Dan Seluruh rakyat berteriak: “Setuju!”. Lalu nabi-nabi Ba’l
memilih seekor sapi dan menyiapkannya. Setelah itu mereka berdoa kepada Ba’l dari
pagi sampai tengah hari sambil berteriak-teriak: “Jawablah kami, Ba’l!”. Mereka
melakukan itu sambil terus menari-nari di sekeliling tempat daging sapi yang mereka
letakkan.

Tetapi tidak ada jawaban sama sekali.


Pada tengah hari mulailah Nabi Ilyas AS mengejek mereka: “Berdoalah lebih keras lagi
kepada dewa kalian! ‘Kan Dewa Ba’l itu Tuhan ‘kan?! Mungkin Dia sedang melamun, atau
Dia sedang bepergian! Atau barangkali Dia sedang tidur, dan kalian harus
membangunkan dia!”. Nabi-nabi Ba’l itu berdoa lebih keras lagi. Dan seperti biasanya,
mereka menggores-gores badan mereka dengan pedang dan tombak sampai darah
bercucuran. Itulah yang mereka lakukan terus-menerus sampai petang hari seperti orang
kesurupan.

Meskipun demikian, tetap saja tidak ada yang menjawab, tidak ada yang
memperhatikan. Lalu Nabi Ilyas AS memanggil rakyat untuk berkumpul di sekelilingnya,
kemudian Beliau AS mulai memperbaiki tempat peribadatan yang telah runtuh. Dengan
batu-batu, Nabi Ilyas AS membangun kembali tempat ibadah kepada Allah SWT. Di
sekeliling tempat itu beliau menggali parit yang cukup besar sehingga dapat
menampung kurang lebih 15 liter air. Beliau AS menyusun kayu api di atas tempat
persembahan qurban, lalu daging sapi dipotong-potong dan ditaruhnya di atas kayu itu.
Kemudian beliau AS berkata: “Isilah 4 tempayan dengan air sampai penuh, lalu tuangkan
air itu ke atas persembahan qurban dan ke atas kayunya!”. Setelah mereka melakukan
hal itu, beliau berkata: “Sekali lagi,” lalu mereka melakukannya. “Satu kali lagi,” kata Nabi
Ilyas, dan mereka melakukannya pula. Maka mengalirlah air di sekeliling tempat
peribadatan itu sehingga paritnya pun penuh air.
Daging Qurban Nabi Ilyas AS Diterima Oleh Allah SWT

Lalu Nabi Ilyas AS mendekati tempat itu dan berdoa: “Yaa Allah, Ilah yang
disembah oleh Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub, nyatakanlah sekarang ini bahwa Engkaulah
Allah Yang Maha Esa, dan saya adalah hamba-Mu. Jawablah, Yaa Allah! Jawablah saya
supaya rakyat ini tahu bahwa Engkau, yaa Allah, adalah Ilah yang patut disembah, dan
bahwa hanya kepada-Mu saja-lah mereka akan kembali!”. Lalu Allah SWT mengirim api
dari langit. Api itu membakar hangus daging qurban Nabi Ilyas AS bersama kayu apinya,
batu-batunya, dan tanahnya, serta menjilat habis air yang ada di dalam parit itu. Pada
saat rakyat melihat hal itu, mereka tersungkur ke tanah untuk bersujud sambil berkata:
“Allah itu adalah Tuhan! Sungguh Allah-lah Tuhan yang benar!”.

Kemudian Nabi Ilyas AS berkata: “Tangkap nabi-nabi Ba’l itu! Jangan biarkan
seorang pun lolos!”. Lalu semua nabi Ba’l itu dibunuh pada hari itu juga, dan Allah Yang
Maha Esa lagi Yang Mahakuasa dimuliakan. Orang-orang yang ada di situ bertahmid
memuji Allah SWT. Setelah itu Nabi Ilyas AS berkata kepada Raja Ahab: “Sebentar lagi
akan turun hujan, silakan Raja Ahab pergi !”. Lalu Raja Ahab pergi dari tempat itu dan
Nabi Ilyas AS naik ke atas Jabal Qarmil (Gunung Karmel), dan disitu Nabi Ilyas AS lalu
bersujud kepada Allah SWT dengan mukanya ke tanah. Lalu Allah SWT menurunkan
hujan lebat ke negeri Isra’il. Dalam sekejap langit menjadi mendung, dan angin kencang
mulai bertiup, dan hujan badai pun turun. Maka Raja Ahab pun naik ke keretanya untuk
pulang ke daerahnya. Dan ketika itu, tiba-tiba saja Allah SWT memberikan mukjizat dan
keajaiban kepada Nabi Ilyas AS setelah Nabi Ilyas AS melipat jubahnya ke atas
pinggangnya, yaitu dia dapat berlari dengan cepat mendahului kereta Raja Ahab untuk
menuju ke pintu gerbang kota.

Nabi Ilyas AS Di Jabal Tsur

Raja Ahab yang kejam itu mempunyai seorang istri yang lebih kejam lagi,
namanya Izaibil. Ketika Ratu Izaibil mendengar bahwa nabi-nabi Ba’l sudah dibunuh oleh
Nabi Ilyas AS, ia marah sekali karena ia menyembah Dewa Ba’l. Maka Izaibil mengirim
berita ini kepada Nabi Ilyas AS : “Nabi-nabi saya kau bunuh; saya bersumpah bahwa
sebelum besok malam saya akan membunuhmu”.
Nabi Ilyas AS menjadi takut, lalu melarikan diri supaya tidak dibunuh. Beliau AS berjalan
kaki selama satu hari dan berhenti di bawah sebuah pohon. Di situ beliau duduk dan
ingin mati saja. “Saya tidak tahan lagi, Yaa Allah,” katanya kepada Allah SWT. “Ambillah
nyawa saya. Saya mau mati saja!”.

Lalu beliau berbaring di bawah pohon itu dan tertidur. Tiba-tiba seorang malaikat
menyentuhnya dan berkata: “Bangun, Ilyas, makanlah!”. Nabi Ilyas AS melihat bahwa ada
sepotong roti bakar dan sebuah kendi berisi air di dekat kepalanya. Beliau bangun,
makan, dan minum, lalu tidur lagi. Untuk kedua kalinya Malaikat Allah datang
menyentuhnya dan berkata: “Bangun, Ilyas, makanlah, supaya kau dapat tahan
mengadakan perjalanan jauh!”. Nabi Ilyas bangun, lalu makan dan minum. Beliau
menjadi kuat dan dapat berjalan selama 40 hari lamanya ke Jabal Tsur (Gunung Sinai).
Di sana Nabi Ilyas bermalam di dalam gua.
Ketika Nabi Ilyas AS berada disana, maka Allah SWT mengazab Ratu Izaibil dan
orang-orang Isra’il dengan ditimpa musibah yang berat, yaitu gempa bumi yang dahsyat
sehingga mereka mati bergelimpangan. Selesailah halaman kehidupan dunia mereka
dan mereka akan dihadirkan di hadapan Allah SWT pada hari kiamat.

Nabi Ilyas AS Melantik Nabi Ilyasa AS Menjadi Nabi Penerusnya

Setelah itu, Allah SWT berfirman kepadanya: “Hai Ilyas, kembalilah dan lantiklah
Ilyasa supaya dia menjadi Nabi untuk menggantikan engkau. Jangan putus asa lagi.
Masih ada 7000 orang di Isra’il yang tetap setia kepada-Ku dan tidak pernah sujud
menyembah patung Dewa Ba’l!”. Lalu berangkatlah Nabi Ilyas AS ke rumah Nabi Ilyasa
AS dan mendapatinya sedang membajak dengan pasangan sapi. Ketika Nabi Ilyas AS
melewati Nabi Ilyasa AS, Nabi Ilyas AS melepaskan jubahnya dan melemparkannya ke
bahu Nabi Ilyasa AS. Nabi Ilyasa AS meninggalkan sapi-sapinya dan mengikuti Nabi
Ilyas AS yang melantiknya menjadi Nabi Allah juga. Kemudian Nabi Ilyasa AS minta ijin
berpamitan kepada orang tuanya, lalu berqurban yakni menyembelih sepasang domba
dan memasak dagingnya. Kemudian dia memberikan daging domba itu kepada para
pembantunya, kemudian mereka pun memakannya. Sesudah itu Nabi Ilyasa AS
bersiap-siap untuk menjadi Nabi yang bertugas untuk membantu Nabi Ilyas AS dalam
dakwahnya terhadap Bani Isra’il.

BENCANA KEKERINGAN
Karena kaum Nabi Ilyas durhaka, Allah Swt. menurunkan azab berupa
kemarau panjang selama tiga tahun berturut-turut. Semua tanaman dan hewan
mati karena kelaparan. Kaum Nabi Ilyas akhirnya menyadari kesalahan mereka.
Mereka bersedia meninggalkan berhala dan berjanji tidak menyembahnya lagi.
Karena mereka sadar, Nabi Ilyas memohon kepada Allah Swt. agar menurunkan
hujan ke tengah- tengah kaumnya. Namun setelah menikmati kemakmuran hidup,
kaum Nabi Ilyas kembali ingkar. Mengetahui kekufuran kaumnya, Nabi Ilyas pun
berdoa agar Allah Swt. menarik kembali nikmat yang telah dicurahkan kepada
kaumnya dan mereka kembali ditimpa bencana yang lebih dahsyat daripada
bencana sebelumnya.

BERHALA BAAL
Nabi Ilyas mendapat tugas dari Allah Swt. untuk menyadarkan kaum Bani
Israil yang suka menyembah berhala Baal. Ilyas mengingatkan kaumnya, bahwa
berhala yang mereka sembah itu bukan tuhan yang sebenarnya. Ia juga
menyerukan agar mereka takut kepada Allah Swt. yang menciptakan alam
semesta, dan menegaskan bahwa Allah Swt. adalah Tuhan para pendahulu
mereka. Namun kaum Bani Israil mendustakan seruan Ilyas tersebut. Kisah Nabi
Ilyas yang memperingatkan kaumnya itu terdapat dalam Al-Qur'an surah
as-Saffat ayat 124-127.
NABI ILYASA AS
Nabi Ilyas memiliki seorang anak angkat bernama Ilyasa. Ia sering
menemani Nabi Ilyas dalam melaksanakan tugasnya berdakwah, terutama ketika
Nabi Ilyas sudah menginjak usia tua. Setelah Nabi Ilyas meninggal dunia, Allah
Swt. mengutus Ilyasa untuk melanjutkan tugas ayahnya menyampaikan dakwah
kepada kaumnya yang angkuh itu.

BAALBEK
Baalbek merupakan sebuah kota yang sekarang berada dalam wilayah
Libanon. Pada masa Nabi Ilyas, kota ini didiami oleh bangsa Fenisia, yang
merupakan bangsa pelaut terkenal. Bangsa ini menyembah berhala Baal.
Sampaisekarang masih ada sebuah bangunan altar bernama Heliopolis yang
diyakini sebagai tempat penyembahan bangsa Fenisia kepada Dewa Baal. Nama
kota Baalbek sendiri diambil dari nama Baal, dewa bangsa Fenisia.

MUKJIZAT NABI ILYAS AS


1. Mampu mendatangkan kemarau panjang dan hujan.

2. Tetap bisa makan dan minum di tengah kemarau panjang.

3. Dapat menyembuhkan penyakit nabi Ilyasa yang sangat parah.

4. Selamat dari kejaran istri Raja Ahab yang sangat kejam.

5. Membangkitkan orang yang sudah mati.

Anda mungkin juga menyukai