Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Kisah Nabi Ilyas A.S.

Pariz Hapiz Zudin


XI DPIB 3
SMK NEGERI RAJAPOLAH

Jl. Ciinjuk No.01 Desa Sukaraja Kec.Rajapolah Tlp. (0265)2424626 Tasikmalaya


Sejarah Singkat Nabi Ilyas
Nabi Ilyas adalah keturunan keempat Nabi Harun a.s dengan nama lengkap Ilyas
bin Finhash bin Azar bin Harun bin Imran bin Qahits bin Aziz bin Laway bin Ya’kub bin
Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ilyas diutus oleh Allah SWT untuk mengingatkan kaum Bani
Israil yang membangkang karena menyembah berhala dan tidak mau menyembah Allah
SWT.
Nabi Ilyas berdakwah agar umatnya meninggalkan kebiasaan buruknya yaitu
menyembah berhala. Kaumnya tidak pernah menghiraukan ajakan Nabi Ilyas padahal
Nabi Ilyas sudah berulang kali mengingatkan. Kaum tersebut tidak peduli dengan ajakan
yang disampaikan Nabi dan rasulnya. 
Mereka tetap hidup berfoya-foya, bermewah-mewahan dan menghamburkan
harta, bahkan terang-terangan menciptakan tuhan baru. Mereka menyembah berhala
yang terbuat dari emas dan diberi nama Ba’al. Ba’al dianggap oleh mereka sebagai
tempat perlindungan, tempat meminta serta memohon pertolongan. Kaumnya ini rela
mendaki gunung demi memohon kepada Ba’al karena mereka menempatkan Ba’al di
atas gunung Karmal, seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat (37: 123-13.
Nabi Ilyas khawatir kejadian dari kaum Bani Israil ini membuat Allah murka. Nabi Ilyas
selalu mengingatkan agar umatnya terhindar dari kemusyrikan. Sudah tiga tahun tidak
ada hujan di lingkungan kaum Bani israil dan Nabi Ilyas pun mendapatkan wahyu dari
Allah “Hai Ilyas, pergilah kepada mereka dan beritahukanlah bahwa tidak lama lagi akan
turun hujan di Bani Israil ini”. 
Maka Nabi Ilyas pun mendatangi mereka tetapi mereka tetap saja membangkang
dan malah mengatakan Nabi Ilyas si pengacau. Nabi Ilyas pun menjawab “Saya bukan
pengacau, justru kalianlah, mengapa menyembah berhala Ba’al? kalian telah melanggar
perintah Allah SWT”. Nabi Ilyas langsung berdoa kepada Allah SWT “Ya Allah hentikan
musibah kekeringan ini”. Musibah pun berhenti dan Allah menurunkan hujan kepada
Bani Israil.
Berhari-hari kaum Bani Israil hidup bahagia karena mendapatkan anugerah hujan
setelah sekian lama kekeringan. Perekonomian mereka pun kembali pulih. Dengan
adanya kenikmatan yang diberikan Alllah tersebut, justru mereka tidak bersyukur,
mereka kembali durhaka kepada Allah SWT dan kembali melakukan kemaksiatan. 
Kaum Bani Israil kembali menyembah Ba’al. Akhirnya kaum Bani Israil pun
kembali ditimpa musibah yang lebih berat yaitu gempa bumi yang dahsyat. Mereka pun
gelimpangan dan tidak bernyawa lagi. 
Nabi Ilyas a.s dan orang-orang beriman selamat dari musibah tersebut karena
sudah terlebih dahulu meninggalkan negeri tersebut. Nabi Ilyas menunjukkan sikap
sabar dalam menghadapi umatnya yang pembangkang dan durhaka.
Nabi Ilyas tidak menyerah dan selalu mengajak kebaikan. Sudah sepantasanya
sikap teladan ini kita teladani dan menirunya. Perjalanan kisah Nabi Ilyas AS yang
penuh rintangan dan halangan juga bisa kamu temukan pada buku Nabi Ilyas AS yang
ada dibawah ini.

1
Nabi Ilyas dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Perjalanan
Dakwahnya
Dalam tafsir Ibnu Katsir telah diriwayatkan mengenai silsilah keluarga dari Nabi
Ilyas. Berawal dari kisah Nabi Harun yang merupakan leluhur dari Nabi Ilyas. Harun
diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT pada masa Nabi Musa. 
Apabila dilihat dari silsilah garis keturunannya, Nabi Harun adalah kakak kandung dari
Nabi Musa. Dalam Al-Qur’an kisah-kisah Nabi Harun sering disebut dengan kisah Nabi
Musa karena ditempatkan pada daerah dan masa yang sama dengan Nabi Musa.
Sebelum Harun diangkat menjadi nabi, Nabi Musa memohon kepada Allah SWT untuk
mengutus Harun menjadi nabi untuk melawan raja yang sedang berkuasa saat itu yaitu
Fir’aun. 
Kemudian Harun diangkat menjadi nabi oleh Allah SWT dan ia memiliki
kemampuan dalam berbahasa dan merangkai kata yang dinilai layak untuk
mendampingi Nabi Musa untuk menyebarkan ajaran Allah SWT. Pada waktu itu, Nabi
Musa dan Nabi Harun sedang menyelamatkan kaumnya dan keluar dari wilayah Mesir
dari Fir’aun. 
Raja Fir’aun adalah raja yang bersifat tidak demokratis dan bertindak zalim.
Fir’aun berpaling dari ajaran Tuhan dan membuat rakyatnya terpecah belah. Pada masa
kekuasaan Fir’aun, kelompok Bani Israil menjadi kelompok yang paling tidak disukai
oleh Fir’aun.
Pada masa itu Bani Israil sedang mempelajari kitab firman Tuhan yang
diwariskan oleh Nabi Ibrahim. Dalam kitab tersebut telah dijelaskan bahwa akan lahir
anak laki-laki keturunan Ibrahim yang akan menghancurkan raja mesir yang sedang
berkuasa. Kabar tersebut telah menyebar luas hingga diketahui Fir’aun. Fir’aun pun
mengantisipasi dengan memerintahkan kepada pengikutnya agar membunuh setiap
anak laki-laki Bani Israil.
Setelah Nabi Musa berhasil mengeluarkan Bani Israil dari Mesir, Nabi Musa
mengutus Nabi Harun untuk menjaga umatnya agar tidak tersesat. Nabi Musa kemudian
menuju Bukit Sinai untuk berkhalwat dan berpuasa selama 40 hari untuk menerima
wahyu selanjutnya dari Tuhan. 
Setelah Nabi Musa menjalankan tugasnya untuk menerima wahyu kemudian
kembali ke tempat Nabi Harun. Namun Nabi Musa mendapati kaumnya telah disesatkan
oleh seorang bernama Samiri yang berpaling dari ajaran Tuhan. 
Kemudian Nabi Musa memerintahkan 70 orang terbaik dari kaum tersebut untuk pergi
ke bukit Sinai agar bertaubat mewakili seluruh kaumnya yang telah menyimpang dan
ditemani Nabi Musa. Setelah sampai, mereka harus bersujud dan memohon ampun
kepada Tuhan. 
Lalu timbul pertanyaan dari kaum tersebut untuk meminta melihat Tuhan secara
langsung, apabila tidak melihat mereka tidak akan menyembah Tuhan. Sebagai
jawaban, Tuhan pun menurunkan petir kepada 70 orang tersebut dan merenggut nyawa
mereka. Nabi Musa pun akhirnya memohon kepada Tuhan agar kaumnya tersebut
dihidupkan kembali dan memohon ampun, akhirnya dihidupkan kembali dan berjanji
untuk mentaati perintah yang dibenarkan oleh Tuhan.
 

2
Perjuangan para Nabi yang menghadapi kaum Bani Israil setelah Nabi Harun
berlanjut kepada keturunannya kepada Nabi Ilyas. Nabi Ilyas yang menurut ahli garis
keturunan Nabi Ilyas merupakan keturunan keluarga dari Nabi Harun yang bernama
Ibnu Yasin bin Fanhash bin Al-Izar bin Harun.
  Dari penggalan QS. Ash-Shaffat 123-132 membuktikan bahwa Ilyas termasuk ke
dalam Rasul Allah. Nabi Ilyas diutus di daerah Ba’labak sebelah Barat Damaskus di
mana
penduduknya yaitu kaum Bani Israil menyembah berhala. Kemudian Nabi Ilyas
diutus oleh Allah SWT untuk memerintahkan kepada kaum Bani Israil untuk
meninggalkan berhala. Namun raja dan kaum Bani Israil pada waktu itu menolak ajakan
Nabi Ilyas karena mereka lebih percaya kepada berhala dan menantang kepada Tuhan
yang disembah oleh Nabi Ilyas yaitu Allah SWT. Kemudian mereka didatangkan
bencana sebagai bukti bahwa Tuhan yang disembah Nabi Ilyas itu benar adanya. Lalu
kaum Bani Israil bersekongkol agar dapat mengusir Nabi Ilyas dengan melempari batu
dan diancam akan dibunuh. Karena ancaman yang dari kaum Bani Israil , akhirnya Nabi
Ilyas terpaksa meninggalkan perkampungan itu dan bersembunyi di gua. Selama
berada di dalam gua, Allah SWT memberikan bantuan berupa burung gagak yang
membawa makanan untuk dimakan oleh Nabi Ilyas.
Bencana pun melanda kaum Bani Israil di Kota Ba’labak yaitu bencana
kekeringan telah merenggut nyawa dari kaum tersebut. Bani Israil meyakini bahwa
bencana tersebut ditimpakan karena Nabi Ilyas telah berdakwah di kota tersebut. Bani
Israil bersama raja sepakat untuk mencari Nabi Ilyas dan mengusirnya dari kota
Ba’labak.
Pada suatu ketika persembunyian Nabi Ilyas diketahui oleh kelompok Bani Israil dan
kemudian Nabi Ilyas berpindah tempat kemudian menemukan rumah terpencil
kemudian Ilyas memberikan salam dan bertemulah dengan salah satu tuan rumah yang
merupakan seorang perempuan. 
Kemudian Nabi Ilyas meminta izin untuk bersembunyi. Saat itu ada laki-laki dari
anggota keluarga tersebut sedang sakit parah kemudian Nabi Ilyas berdoa kepada
Tuhan untuk kesembuhan anggota keluarga tersebut. 
Akhirnya anggota keluarga yang sedang sakit tersebut sembuh atas izin Allah SWT dan
ternyata anggota yang sakit tersebut adalah Ilyasa yang tidak lama setelah itu diangkat
menjadi Nabi setelah belajar bersama Nabi Ilyas kemudian mengikuti ajaran Nabi Ilyas
dan ikut berdakwah bersamanya.
Beberapa tahun Nabi Ilyas dan Ilyasa melanjutkan dakwahnya di Ba’labak.
Penduduk di daerah tersebut mulai putus asa terhadap bencana yang dialami kota
tersebut karena berhala yang disembahnya tidak mampu memberikan kesembuhan
penderitaan kaum tersebut. Bani Israil pun berjanji akan mengikuti apa yang
diperintahkan Nabi Ilyas. 
Akhirnya Bani Ilyas berdoa kepada Allah SWT supaya kaum Bani Israil terlepas
dari kesengsaraan. Kaum Bani Israil pun menghancurkan patung-patung yang
disembah sebelumnya. Setelah itu kaum Bani Israil diturunkan hujan sehingga sawah
dan ladang mereka subur dan mereka kembali hidup damai.
3
Beberapa tahun kemudian, kaum Bani Israil ingkar kembali dan menyembah
berhala lagi. Lalu Nabi Ilyas berdoa kembali kepada Tuhan agar kaum tersebut
dibukakan pintu hatinya, namun akhirnya bencana kekeringan melanda kaum Bani Israil
dan kemudian Nabi Ilyas meninggalkan kaumnya dari kampung tersebut. Diriwayatkan
bahwa setelah Nabi Ilyas meninggalkan kaumnya, Nabi Ilyas wafat dengan cara
diangkat ke langit oleh Tuhan.
Kisah lainnya mengenai nabi yang tak terhitung jumlahnya dapat kamu temukan
juga pada buku Kisah Para Nabi karya Imam Ibnu Katsir yang merupakan seorang
ulama besar yang memiliki dedikasi tinggi dalam menjaga kemurnian riwayat dan
sumber rujukan yang shahih dalam menuliskan karyanya.

Nabi Ilyas dalam Tafsir Ibnu Arabi


Dalam tafsir Ibnu Arabi dijelaskan bahwa Nabi Ilyas adalah sama seperti Nabi
Idris, seorang Nabi sebelum Nuh yang telah diberikan derajat yang tinggi oleh Allah. Dia
terletak di hati tujuh benda samawi (aflak), yang merupakan matahari (falak asy-syam).
Dia dikirimkan ke perkampungan Ba’albek. Bal artinya nama sebuah berhala, Bek
artinya penguasa di tempat tersebut, berhala Baal menjadi istimewa bagi penguasanya.
Ibnu Arabi menjelaskan ketika Nabi Ilyas sedang diperintahakan oleh Allah SWT untuk
berdakwah di kota Ba’labek. Ibnu Arabi menggunakan kalimat yang multi tafsir. Tidak
semua masyarakat mengerti artinya. “Dia terletak di hati tujuh benda samawi (aflak)
yang merupakan matahari falak asy-syam”, namun Ibnu Arabi tidak menghilangkan
aspek-aspek dari sejarah tetapi kendala bahasa membuat masyarakat luas
memungkinkan tidak dapat mengerti apa yang dimaksudkan dalam tafsir ini.
 
Mukjizat Nabi Ilyas
1. Dapat Membangkitkan Orang yang Sudah Mati
Ketika musim kemarau yang sangat panjang, Nabi Ilyas bertemu dengan
seorang wanita tua yang sedang membawa sedikit air dan gandum. Air dan gandum
tersebut akan diberikan kepada anaknya yang sangat kelaparan. Kemudian Nabi Ilyas
meminta kepada wanita tersebut untuk membawa air dan gandum kepadanya, Nabi
Ilyas kemudian berkata bahwa air dan gandum tersebut akan selalu ada atas izin Allah.
Akhirnya wanita tersebut menghampiri Nabi Ilyas dan membawa sedikit air dan gandum.
Tidak lama kemudian ucapan Nabi Ilyas dibenarkan oleh Allah. Air dan gandum yang
dibawa oleh wanita tua tersebut meskipun sudah dimakan akan kembali penuh. Namun
sayangnya sang anak meninggal terlebih dahulu sebelum dapat memakan apa yang
dibawa oleh ibunya.
Kejadian itu membuat wanita yang sudah tua tersebut sangat sedih sehingga
Nabi Ilyas berdoa kepada Allah agar menghidupkan kembali anak dari wanita tua
tersebut. Allah mengabulkan doa Nabi Ilyas, dan anak itu pun kembali hidup sehingga
bisa memakan apa yang dibawakan ibunya.

4
2. Berlari Kencang Mendahului Kereta Milik Raja Arab
Ketika Nabi Ilyas mendapat serangan dan dikejar dari kaum Bani Israil, Nabi Ilyas
lari sangat kencang hingga dapat mendahului kencangnya kereta milik Raja Arab.
 
3. Mendatangkan Kemarau yang Panjang dan Hujan
Nabi Ilyas memiliki mukjizat dapat mendatangkan kemarau panjang dan hujan
atas izin Allah SWT. Saat itu Nabi Ilyas diutus oleh Allah untuk mengajak kaum Bani
Israil agar menyembah Allah dan bukan menyembah berhala. Saat itu Nabi Ilyas berdoa
meminta didatangkan siksa bagi kaum Bani Israil karena membangkang tidak mau
menyembah Allah. Akhirnya Allah memberikan azab berupa kemarau yang panjang.
Setelah kemarau panjang tersebut, Allah mendatangkan hujan berkat doa Nabi Ilyas.

4. Mampu Bertahan Hidup dalam Kemarau yang Panjang


Meskipun terjadi kemarau yang sangat panjang, Nabi Ilyas dapat bertahan hidup
dengan pertolongan yang Allah berikan. Waktu itu ketika Nabi Ilyas bersembunyi di gua
dari kejaran kaum Bani Israil, atas izin Allah ada seekor burung gagak yang
membawakan makanan untuk Nabi Ilyas yang tengah bersembunyi di dalam gua.

5. Selamat dari Kejaran Istri Raja Ahab yang Kejam


Saat istri dari Raja Ahab mengetahui bahwa berhala yang disembahnya telah
dihancurkan oleh Nabi Ilyas, istri raja Ahab sangat marah dan bersumpah akan
menangkap serta membunuh Nabi Ilyas. Istri raja Ahab dan prajuritnya pun mencari
keberadaan Nabi Ilyas. Saat itu Nabi Ilyas tengah bersembunyi di dalam gua dan
persembunyiannya telah diketahui oleh istri Raja Ahab. Ketika hendak melakukan
aksinya untuk membunuh Nabi Ilyas, Allah mendatangkan azab berupa gempa bumi
yang sangat dahsyat sehingga membuat istri Raja Ahab dan prajuritnya tertimpa longsor
dari gunung.

6. Mampu Menyembuhkan Orang Sakit


Mukjizat lain yang Allah berikan kepada Nabi Ilyas adalah dapat menyembuhkan
orang sakit keras. Saat itu Nabi Ilyasa sedang terbaring karena sakit yang diderita sejak
lama.  Atas izin Allah melalui doa Nabi Ilyas, akhirnya Nabi Ilyasa dapat sembuh dari
penyakitnya.
Berbagai mukjizat dan karya fenomena lainnya dalam sejarah agama Islam juga
bisa Grameds temukan pada buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para
Nabi yang ada dibawah ini.

5
Keistimewaan Nabi Ilyas
1. Sabar
Nabi Ilyas diberikan keistimewaan oleh Allah berupa kesabaran yang sangat
tinggi terutama dalam menghadapi kaum Bani Israil yang selalu membangkang pada
ajaran yang Nabi Ilyas sampaikan dan selalu menentang ajaran Allah SWT. Dengan
kesabaran yang kuat akhirnya Nabi Ilyas dapat menjalankan dakwahnya dengan lancar.

2. Taat Beribadah
Nabi Ilyas merupakan sosok yang taat dalam beribadah kepada Allah SWT. Nabi
Ilyas selalu mematuhi ajaran yang diperintahkan Allah SWT dan selalu menjauhi
laranganNya. Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Ilyas selalu mengutamakan beribadah
dan meninggalkan keduniawian.

3. Suka Menolong Sesama


Nabi Ilyas diberikan keistimewaan oleh Allah berupa hati yang lapang dan suka
menolong sesamanya. Orang-orang yang telah menyakiti dan mencoba membunuhnya
pun tetap ia tolong dengan penuh keikhlasan.

Anda mungkin juga menyukai