Anda di halaman 1dari 2

NABI ILYASA’ A.S.

Syam (Damaskus), Arami, Bani Israel

Nabi Ilyasa’ atau Al-Yasa’ adalah nabi penerus Nabi Ilyas. Saat itu, Nabi Ilyas sedang
dikejar-kejar oleh kaumnya yang ingkar, dan bersembunyi dirumah Ilyasa’ yang masih belia dan
menderita sakit. Kemudian, Nabi Ilyas mambantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh,
Ilyasa’ diangkat menjadi anak oleh Nabi Ilyas. Ia selalu menemani Nabi Ilyas berdakwah dan kelak
menggantikannya, ketika sang ayah angkat wafat, Ilyasa’ melanjutkan tugas kenabian menyeru
kaum bani Israel agar memeluk agama tauhid dan berhenti menyembah berhala.

ISHAQ A.S. Namun, Nabi Ilyasa’ baru mengerti bahwa manusia sangat
mudah kembali ke jalan yang sesat. Hal itu tak lama setelah Nabi
YAKUB A.S.
Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu
YUSUF A.S. sempat mengikuti seruan Nabi Ilyas agar meninggalkan pemujaan
AFRAIM/IFRAIM berhala. Di kalangan itulah, Nabi Ilyasa’ tidak lelah menyeru
SYUTLEM mereka ke jalan kebaikan. Dalam sebuah keterangan, dinyatakan
AKHTUB bahwa Nabi Ilyasa’ memiliki sikap toleran dan bersih (orang suci).
Dalam Al-Qur’an, Nabi Ilyasa’ disebut pada surat Al-An’am/6: 86
ILYASA’ A.S.
dan surat Shad: 48.
Diolah dari Ibnu Katsir, “Kisah
Para Nabi”, Pustaka Azzam. Dikisahkan kaum Nabi Ilyasa’ tetap kembali pada
Jakarta: 2008
kemungkaran. Sehingga, mereka kembali menanggung bencana
kekeringan yang sangat luar biasa seperti masa Nabi Ilyas. Pembangkangan dan penolakan mereka
berlanjut sepanjang hidup Nabi Ilyasa’. Selang beberapa lama, bangsa Israel ditaklukan oleh
bangsa Assyria hingga menyebabkan kerusakan yang parah.

Meskipun demikian, Nabi Ilyasa’ sebagai penegak keadilan tetap meneruskan dakwah
hingga umatnya taat kepada Allah SWT. Dalam kepemimpinannya, Bani Israel hidup rukun,
tenteram dan makmur karena berbakti kepada Allah SWT. Namun, sepeninggal Nabi Ilyasa’,
mereka kembali kufur.

Dalam sebuah cerita, dikisahkan bahwa saat segolongan bani Israel membunuh seseorang
dan dikuburkan di kuburan Nabi Ilyasa’, mereka melemparkan mayat itu, dan tubuhnya mengenai
tulang belulang Nabi Ilyasa’. Maka, saat itu juga, dengan kuasa Allah SWT, mayat tersebut
dihidupkan kembali. Itulah mengapa, Nabi Ilyasa’ disebut dapat menghidupkan orang mati.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Ilyasa’, yaitu:

Nabi Ilyasa’/Alyasa pada kedua surat dalam Al-Qur’an (Al-An’am/6: 86 dan


Shad/31: 48) merupakan satu diantara para nabi yang memiliki derajat tinggi di atas
umat lain –pada masanya. Walaupun dicemooh dan diabaikan kaumnya selama
bertahun-tahun, tetapi Ilyasa’ teguh dalam menyampaikan kebenaran tauhid dan
mengamalkan kebaikan. Pada zaman sekarang, kita seharusnya memiliki mental seperti
Nabi Ilyasa’ a.s., yaitu: apapun perlakuan buruk orang-orang terhadap diri kita, harus
ditanggapi dengan kebaikan. Yakin sepenuhnya kepada Allah SWT terhadap takdir
tiap-tiap makhluk.
Be strong, stay kind.

Sumber :

a. Rudianto.2014. Kitab Terlengkap Mukjizat Para Nabi. Yogyakarta: Diva Press


b. K.R.M.T.H., Murdodiningrat.2012. Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul Dalam Qur’an.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nama : Siti Sarah Rodhiah Mariza

Kelas : IMIB

Perihal : Tugas Imtihan Tauhid

Anda mungkin juga menyukai