Anda di halaman 1dari 5

Kisah Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa: Anak Angkat yang Menjadi Pelanjut

Tugas Kenabian

Kisah pertemuan Nabi Ilyas dan Ilyasa terjadi tatkala Nabi Ilyas menjadi
buruan Raja Israil. Kala itu, Ilyasa masih muda dan menderita sakit. Nabi
Ilyas berdoa untuk kesembuhan Ilyasa. Setelah sembuh, Ilyasa menjadi
anak angkat sekaligus murid Nabi Ilyas. Menurut Wahb bin Munabbih, Nabi
Ilyas as merupakan putra Nissi bin Fanhas bin al-‘Izar bin Harun bin Imran.
Sedangkan Menurut Ibn Ishaq, sebagaimana dikutip oleh Muhammad
Washfi dalam "Tarikh al-Anbiya’ wa ar-Rusul" Nabi Ilyas adalah putera
Yusa ibn Fanhash ibn al-‘Izar ibn Harun, saudaranya Musa. Wahb juga
menambahkan bahwa masa spesifik pengutusan Nabi Ilyas kepada Bani
Israil adalah sesudah Hizqil as (Hezkiel).

Nabi Ilyas diutus oleh Allah SWT setelah Nabi Daud dan Sulaiman. Beliau
diperintahkan berdakwah kepada kaum Baal di Kota Ba’albak yang terletak
di daerah sebelah barat Damaskus (Suriah). Daerah tersebut kini masuk
wilayah Lebanon. Mereka adalah kelompok Bani Israil yang menyembah
berhala Ba’al. Nabi Ilyas menyeru mereka agar hanya menyembah kepada
Allah dan mengesakan-Nya.

Kisah Dalam Al-Qur'an Nama Nabi Ilyas sendiri disebut dalam Al-Qur’an
sebanyak empat kali, yaitu di Surat al-An’am ayat 85 dan ash-Shaffat ayat
123, 129, dan 130. Sedangkan, kisah tentang perjuangan Nabi Ilyas dalam
memperingatkan kaumnya termuat dalam surat ash-Shaffat ayat 124
hingga 128. Tidak banyak ayat yang menceritakan tentang kisah Nabi
Ilyas. Namun, keberadaannya sebagai nabi dan Rasul Allah SWT sangat
jelas disebutkan dalam surat ash-Shaffat ayat 123 tersebut.

Firman Allah swt:


‫“ َو ِاَّن ِاْلَي اَس َلِم َن اْلُمْر َس ِلْي َۗن‬
Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.” ( QS Ash-
Shaffat [37]: 123)

Nabi Ilyas as lahir di tengah-tengah kaum penyembah berhala. Mereka


bersama Raja Ahab yang kejam membuat dan menyembah patung Baal
besar di tengah kota untuk dijadikan sebagai pusat penyembahan. Nabi
Ilyas seringkali berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
Patutkah kamu menyembah Baal dan kamu tinggalkan sebaik-baik
Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang
terdahulu?” ( QS. Ash-Shaffat : 124-126).
Mendengar ajakan dari Nabi Ilyas, kaum Bani Israil begitu marah dan
berkata, “Hai Ilyas, berani sekali engkau meminta kepada kaum kami untuk
meninggalkan tuhan-tuhan kami.
Sesungguhnya, kami melakukan hal itu karena bapak-bapak kami juga
telah melakukan hal tersebut.” Nabi Ilyas kemudian segera mendatangi
Raja Ahab dan mengatakan bahwa jika mereka tidak bertaubat, maka Allah
akan mendatangkan malapetaka berupa kemarau panjang selama tiga
tahun.

Nabi Ilyas juga mengingatkan bahwa berhala yang mereka sembah itu tak
akan mampu menolong ketika penduduk mendapat azab. Namun rupanya
peringatannya justru membuat penduduk marah dan terusik. Mereka
mengusir Nabi Ilyas dan melemparinya dengan batu. Nabi Ilyas tak
membalas perlakuan mereka dan tetap melanjutkan dakwah meskipun
hanya menuai keingkaran bani Israil. Hingga pada suatu hari, penduduk
geram dan mengusir Nabi Ilyas untuk selama-lamanya.

Dalam Ensiklopedia Islam, disebutkan bahwa Nabi Ilyas berusaha


menghindari kejaran kaumnya. Ia bersembunyi dari satu tempat ke tempat
lain. Karena perbuatan buruk mereka itu, Allah SWT lalu menimpakan azab
kepada mereka berupa kekeringan dan kemarau panjang. Hujan tidak
turun di negeri mereka selama kurang lebih tiga tahun. Hewan ternak
banyak yang mati dan sawah ladang kering sehingga mereka kesulitan
mendapatkan makanan. Penduduk pun marah dan menganggap bencana
tersebut karena kedatangan Nabi Ilyas dan kemarahan berhala mereka.
Dalam sumber lain disebut Raja Israil meminta para imam berdoa ke
berhala agar kemarau lekas usai. Tapi kemarau berkepanjangan tetap
berlanjut dan tidak berhenti.
Akhirnya, Bani Israil semakin marah tak terkira dan mereka bertekad untuk
memburu Nabi Ilyas secara besar-besaran. Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir
menjelaskan bahwa Nabi Ilyas terpaksa selalu berpindah tempat pasca-
diburu akibat keingkaran Bani Israil. Terkadang, ia tinggal di rumah
seorang kaumnya yang memercayai Ilyas. Terkadang, ia tinggal di gua.
Namun, Ilyas tak pernah berhenti berdakwah dan menyampaikan
kebenaran. Beliau dengan gigih menyampaikan ajaran Allah SWT. Menurut
sejumlah literatur, setiap rumah yang disinggahi Nabi Ilyas akan tercium
bau makanan.

Anak Angkat
Di tengah pelariannya, Nabi Ilyas menemukan sebuah rumah di gurun
pasir. Sumber lain menyebut, di tengah persembunyian itu Ilyas diutus
untuk menemui seorang ibu yang memiliki anak laki-laki. Ilyas tinggal
sementara di sana, makan, minum, tidur dan hari-harinya dihabiskan di
rumah itu.

Di situlah ia dipertemukan dengan Ilyasa’ yang kelak juga diangkat sebagai


Nabi Allah. Kondisi Ilyasa’ saat itu begitu memprihatinkan karena ia
mengidap sakit keras sejak lama.
Kemudian Nabi Ilyas berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar
penyakitnya disembuhkan. Berkat izin Allah SWT, Ilyasa’ bisa sehat seperti
sedia kala.

Nabi Ilyas kemudian mulai mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada Ilyasa.


Menurut sebagian riwayat, hal yang pertama diajarkan kepada ilyasa
adalah tauhid. Nabi Ilyas ditemani Ilyasa’ kemudian melanjutkan dakwah
mereka. Pada saat itu, kondisi kekeringan dan kemarau panjang sudah
demikian parah menimpa Bani Israil, makanan sudah sulit didapat, ternak
banyak yang mati, dan lahan-lahan menjadi tandus. Karena putus asa,
mereka pun berusaha mencari Nabi Ilyas. Ketika berjumpa, mereka
memohon kepada beliau agar bisa membantu persoalan yang dihadapi
kaumnya.

Nabi Ilyas memerintahkan kaumnya agar meninggalkan sesembahan


berhala Baal dan beriman kepada Allah. Dalam doanya, Nabi Ilyas
memohon kepada Allah agar mengabulkan doanya. Beliau berkata, “Ya
Tuhanku, semoga Engkau berkenan menghilangkan dari mereka bahaya
kelaparan yang telah mengancam kehidupan mereka, dan mudah-
mudahan (setelah itu terjadi) menjadikannya orang-orang yang bersyukur
kepada Engaku.” Allah SWT mengabulkan doa Nabi Ilyas dengan
menurunkan hujan sehingga kekeringan dan kemarau panjang berakhir.
Hujan ini membuat sawah-ladang menjadi subur kembali, binatang-
binatang berkembangbiak dan menurunkan anak-anaknya yang sangat
banyak. Namun, keimanan mereka ini tak berselang lama, sebab
keingkaran bani Israil kembali dengan menyembah Baal dan berhala
lainnya. Mereka akhirnya diazab dengan kekeringan dan kemarau panjang.

Nabi Ilyasa

Setelah Nabi Ilyas wafat, banyak kaum Bani Israil yang semula telah
dituntun untuk ke jalan yang benar oleh Nabi Ilyas menjadi kembali
durhaka dan menyekutukan Allah SWT. Setelah itu, Nabi Ilyasa juga baru
menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang begitu mudah lalai dan
kembali ke jalan sesat. Sepeninggall Nabi Ilyas, tak gentar dengan
berbagai rintangan, Nabi Ilyasa berusaha mengembalikan kaumnya ke
jalan yang benar. Nabi Ilyasa terus menyeru menyembah Allah kepada
kaumnya. Beliau selalu mengingatkan kaumnya tentang adanya hari akhir,
beserta surga dan neraka. Nabi Ilyasa adalah keturunan keempat dari Nabi
Yusuf As. Ia diutus Allah SWT untuk menjalani dakwah bagi kaumnya,
yakni Bani Israil.
Di dalam Al-Qur'an surah Al-An'am ayat 86-87, Allah berfirman :

‫َو ِاْس ٰم ِع ْي َل َو اْلَيَس َع َو ُيْو ُنَس َو ُلْو ًطۗا َو ُك اًّل َفَّض ْلَن ا َع َلى اْلٰع َلِم ْي َۙن َو ِم ْن ٰا َب ۤا ِٕىِه ْم‬
‫ٰن ٰل‬ ‫ٰن‬ ‫ُذ ّٰي‬
‫َو ِّر ِتِه ْم َو ِاْخ َو اِنِه ْم ۚ َو اْج َت َب ْي ُهْم َو َه َدْي ُهْم ِا ى ِص َر اٍط ُّمْس َت ِقْي ٍم‬
Selain itu, Sang Maha Pencipta juga melebihkan derajat mereka di antara
bapak-bapaknya (dalam hal ini seperti Nabi Ibrahim yang merupakan ayah
Nabi Ismail), keturunan mereka (Nabi Muhammad ialah keturunan Nabi
Ismail), serta sebagian dari saudaranya (Nabi Ishaq saudara Nabi Ismail).
Selain di surah Al-An'am, nama Nabi Ilyasa As juga bisa ditemukan di
surah Shad ayat 48. Bunyinya adalah sebagai berikut:

‫اْذ ُك ْر ِاْس ٰم ِع ْي َل َو اْلَيَسَع َو َذ ا اْلِك ْف ِل ۗ َو ُك ٌّل ِّم َن اَاْلْخ َي اِۗر َو‬


Artinya:"Dan ingatlah Ismail, Ilyasa‘ dan Zulkifli. Semuanya termasuk
orang-orang yang paling baik".

Kemudian dilanjutkan pada 2 ayat berikutnya dengan terjemahan sebagai


berikut: "Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sungguh, bagi orang-
orang yang bertakwa (disediakan) tempat kembali yang terbaik,(yaitu)
surga ’Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka."
MUHAMMAD AWAFFI

KELAS 5B

SDIT HIDAYATULLAH

Anda mungkin juga menyukai