Anda di halaman 1dari 16

Kisah Nabi Ilyas As. memang menjadi salah satu kisah nabi yang masih menjadi perdebatan.

Bukan karena ajarannya tentang agama Allah, namun lebih pada keberadaannya saat ini. Nabi
Ilyas tidak jauh berbeda dengan Nabi Khidir yang konon sampai sekarang sebenarnya belum
dicabut nyawanya. Mekera masih disembunyikan Allah hingga kelak hari kiamat dan
mengalami kematian. Untuk mengetahui kisah lengkap perjalanan hidup beliau, yuk kita

Mukjizat Nabi Ilyas


Sebagai salah satu utusan di bumi, Allah telah menganugerahkan beberapa mukjizat kepada
Nabi Ilyas. Hal ini digunakan untuk menunjukkan kebenaran atas semua yang
disampaikannya kepada Bani Israil. Berikut ini beberapa mukjizat yang dimiliki Nabi Ilyas
As. beserta kisah di sebaliknya.

Mampu Mendatangkan Kemarau Panjang dan


Hujan
Saat terlahir, Nabi Ilyas sudah berada di tengah kaum Bani Israil yang menyembah berhala
bernama Baal. Sebagai penguasa tertinggi negeri itu, Raja Ahab yang kejam membangun
patung Baal besar di tengah kota untuk dijadikan sebagai pusat penyembahan rakyatnya.
Melihat hal ini, Nabi Ilyas yang sudah mendapatkan wahyu untuk meluruskan jalan kaumnya,
segera mendatangi Raja Ahab dan mengatakan bahwa jika Raja Ahab tidak segera bertaubat
dengan menghancurkan semua berhala yang ada, maka Allah akan mendatangkan malapetaka
berupa musim kemarau selama tiga tahun. Mendengar hal itu, Raja Ahab memerintahkan
prajuritnya untuk menangkap Nabi Ilyas.

Ternyata benar, tak berapa lama, kemarau panjang pun datang. Kekeringan dan kelaparan
melanda di mana-mana. Banyak orang yang mati, begitu juga dengan hewan-hewan ternak.
Bahkan, tanaman yang awalnya subur kini kering tak memberikan hasil panen. Mereka
kemudian mencari Nabi Ilyas untuk meminta maaf, mohon ampun, dan bertaubat kepada
Allah.

Mereka meminta Nabi Ilyas untuk memintakan hujan kepada Allah. Dan, benar saja, atas
seijin Allah, tak berapa lama setelah Nabi Ilyas berdoa, hujan pun datang di negeri tersebut.
Kehidupan kembali ada di negeri ini. Sayangnya, mereka kembali terlena dan menyembah
berhala hingga Allah mengirimkan azab yang kedua kalinya.

Tetap Bisa Makan dan Minum di Tengah


Kemarau Panjang
Saat kemarau panjang datang, Allah sudah memerintahkan Nabi Ilyas untuk bersembunyi di
Sungai Kerkit. Di sungai ini, Nabi Ilyas dapat memperoleh minum. Sedangkan, untuk
makanan, Allah sudah mengirimkan seekor burung untuk membawakannya makanan setiap
pagi dan sore. Sehingga, meskipun negeri dilanda kekeringan dan kelaparan, Nabi Ilyas tetap
terjamin kebutuhan makan dan minumnya.

Dapat Menyembuhkan Penyakit Nabi Ilyasa


yang Sangat Parah
Saat Sungai Kerkit juga mengalami kekeringan, Nabi Ilyas yang bersembunyi di dekatnya
pun menjadi panik. Belum lagi prajurit yang masih melakukan pengejaran kepadanya. Oleh
karena itu, ia pun berlari dan bertemu dengan keluarga yang baik. Salah satu anggota
keluarga tersebut, Ilyasa, mengalami sakit yang sangat parah. Karena sudah menolong, Nabi
Ilyas berusaha memohonkan kesembuhan atas Ilyasa kepada Allah. Dan, benar saja, Ilyasa
yang di kemudian hari menjadi sahabat sekaligus penerus kenabian Nabi Ilyas, menjadi
sembuh seketika
Selamat dari Kejaran istri Raja Ahab yang
Sangat Kejam
Raja Ahab mempunyai istri yang tidak kalah kejamnya dengan sang suami. Saat mengetahui
patung Baal dihancurkan oleh Nabi Ilyas, ia bersumpah untuk mengejar Nabi Ilyas dan
membunuhnya. Mendengar hal tersebut, Nabi Ilyas bersembunyi di sebuah gua di atas bukit
sesuai perintah Allah. Dan, saat pasukan istri Raja Ahab melakukan pengejaran, terjadilah
gempa sangat besar hingga mereka porak poranda. Sementara, Nabi Ilyas selamat di dalam
gua.

Membangkitkan Orang yang Sudah Mati


Di tengah kemaru panjang, Nabi Ilyas melihat seorang nenek yang sedang membawa sedikit
air dan gandu untuk makan anaknya. Ia kemudian meminta nenek tersebut untuk membawa
air dan gandum tersebut untuknya. Ia berjanji gandum yang ada dalam mangkuk tersebut
akan terus ada meskipun sudah dimakan atas kuasa Allah. Janji tersebut memang menjadi
kenyataan, namun sang anak tiba-tiba meninggal. Nabi Ilyas kemudian memohon kepada
Allah untuk menghidupkan kembali anak tersebut.

Nabi Ilyas Diangkat ke Langit


Suatu saat, ketika Nabi Ilyas dan Ilyasa berjalan ke arah timur Sungai Yordan, tiba-tida
datanglah angin topan yang sangat besar. Setelah reda, tiba-tiba datanglah Malaikat Izrail ke
hadapan Nabi Ilyas dan mengatakan bahwa ini saatnya beliau meninggal. Mendengar berita
tersebut, Nabi Ilyas menangis. Ketika ditanya apakah ia menangis karena takut menghadapi
kematian, Nabi Ilyas menjawab bahwa ia menangis bukan karena takut mati. Ia menangis
karena sedih tidak akan bisa lagi berdzikir kepada Allah hingga kiamat kelak jika kematian
sudah menjemputnya.

Mendengar jawaban tersebut, kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menunda


pencabutan nyawa Nabi Ilyas. Allah kemudian menempatkan beliau di sebuah taman yang
indah agar bisa terus berbisik mengalunkan dzikir kepada Allah. Allah memberi kesempatan
kepada Nabi Ilyas untuk terus berdzikir sepuasnya hingga akhir jaman kelak. Secara fisik,
jasadnya dijadikan ghaib oleh Allah sehingga tidak terlihat manusia meskipun belum
meninggal.

Nabi Ilyas dan Nabi Khidir


Seperti halnya Nabi Ilyas, Nabi Khidir juga menjadi salah satu nabi yang hingga saat ini
belum dicabut nyawanya oleh Allah. Namun, berbeda dengan Nabi Ilyas, Nabi Khidir
ditempatkan di tengah samudra yang luas. Menurut beberapa sumber, Nabi Ilyas selalu
melakukan pertemuan dengan Nabi Khidir. Berikut ini beberapa sumber tersebut:
1. Menurut Ibnu Abbas Ra., Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setahun sekali pada
saat musim haji. Mereka bertemu, kemudian melakukan Tahallul dengan saling
mencukur kepala satu sama lain.
2. Menurut Ibnu Hajar, selain melakukan pertemuan setahun sekali di musim haji, Nabi
Ilyas dan Nabi Khidir juga melakukan puasa Ramadhan di Baitul Maqdis.
3. Menurut Musnad Abu Usamah, meskipun Nabi Khidir bertempat di tengah samudra
dan Nabi Ilyas di tengah daratan, mereka selalu melakukan pertemuan setiap malam.
Tempat pertemuan mereka terletak di samping tembok yang terbuat dari Dzulqarnain.

Nabi Ilyas dalam al-Qur’an


Nabi Ilyas merupakan putra Yasin bin Fanhash. Fanhash sendiri merupakan butra Aizar bin
Harun. Dengan kata lain, Nabi Ilyas merupakan keturuan keempat dari Nabi Harun As.
Beliau diutus Allah ke dunia untuk memperbaiki akidah kaum Israil di negeri Baalbek yang
terletak di daratan Libanon.

Nama Ilyas sendiri disebut dalam al-Qur’an hanya sebanyak empat kali, yaitu di Surat al-
An’am (ayat 85) dan ash-Shaaffaat (ayat 123, 129, dan 130). Sedangkan, kisah tentang
perjuangan Nabi Ilyas dalam memperingatkan kaumnya termuat dalam surat ash-Shaaffaat
ayat 124 hingga 128. Memang, tidak banyak ayat yang menceritakan tentang Nabi Ilyas.
Namun, keberadaannya sebagai Rasul Allah sangat jelas disebutkan dalam surat ash-
Shaaffaat ayat 123 tersebut. Oleh karena itu, sebagai umat muslim kita wajib meyakininya.
Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir sampai
Wafat

Siapa yang tidak tahu tentang Nabi Muhammad SAW? Kisah Rasul yang penuh
dengan hikmah ini bukan hanya sekedar menjadi bacaan saja tetapi justru
seharusnya dapat dijadikan contoh dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Rasulullah SAW lahir pada Tahun Gajah yaitu tahun dimana pasukan gajah yang
dipimpin oleh Abrahah Habasyah yang tengah ingin merobohkan Ka’bah. Dengan
kebesaran-Nya, Allah SWT menghentikan pasukan tersebut dengan mengirimkan
burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu yang membawa wabah penyakit.
Kejadian ini terdapat di Al-Quran, Surat Al Fil yang berarti pasukan gajah.
Di tahun inilah, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah dan dibesarkan sebagai anak
yatim karena Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat sebelum Rasulullah SAW lahir.
Beberapa tahun setelah menghabiskan waktu dengan ibunya, Aminah, Nabi
Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib.
Sayangnya, umur kakeknya pun juga hanya sebentar. Setelah dua tahun dibesarkan
oleh kakeknya, Abdul Mutholib meninggal pada umur Rasul yang kedelapan dan
Nabi diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal dengan orang yang
dermawan walaupun hidupnya fakir atau tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Hanya dengan keadaan tersebut, Nabi Muhammad SAW dapat berkembang dan
tumbuh dengan pamannya.

Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Wahyu Pertama


Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi Muhammad telah mendapatkan beberapa
karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya yang bersih dan bersinar yang
mengalahkan sinar bulan, tumbuh suburnya daerah tempat Halimah (ibu yang
menyusui Nabi) padahal tadinya gersang dan kering, dan lain sebagainya. Itulah
tanda-tanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya nabi yang terakhir
yang memiliki kedudukan yang tertinggi nantinya.

Pada saat Rasul ingin mendapatkan wahyu pertamanya, Rasul mendapatkan


sebuah mimpi Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun menyendiri di Gua Hira
tepatnya di sebelah atas Jabal Nur. Disitulah Rasul diperlihatkan bahwa mimpinya
adalah benar.
Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia
bawakan dari Allah SWT,
‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ ِ ْ ‫◌ا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذِي َخلَقَ ◌ ا ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاْل َ ْك َرم◌ الَّذِي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم◌ َعلَّ َم‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Walaupun Nabi merasa ketakutan, disitulah kisal rasul dimulai. Disitulah tempat
datangnya Nabi yang terakhir yang akan membawa kedamaian untuk seluruh umat.

Berdakwah secara Rahasia


Setelah mendapatkan wahyu yang pertama, Nabi kemudian melakukan dakwah
secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang menjadi pengikut
pertamanya adalah Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu
Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah.

Allah Memerintahkan Dakwah secara Terang-terangan


Setelah beberapa tahun melakukan dakwah secara diam-diam, turunlah perintah
Allah SWT dalam surat al-hijr ayat 94 dan memerintahkan Nabi untuk berdakwah
secara terang-terangan.
َ‫ض َع ِن ْالم ْش ِركِين‬
ْ ‫ع بِ َما تؤْ َمر َوأَع ِْر‬ ْ ‫فَا‬
ْ ‫ص َد‬
Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

Perintah Berzakat di Zaman Rasulullah


Pada zaman Rasulullah SAW di tahun pertama di Madinah itu, Nabi dan para
sahabatnya beserta segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam Quraisy yang hijrah
dari Mekah ke Madinah) masih dihadapkan kepada bagaimana menjalankan usaha
penghidupan di tempat baru tersebut. Hal ini dikarenakan, selain memang tidak
semua di antara mereka orang yang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan, semua
harta benda dan kekayaan yang mereka miliki juga ditinggal di Mekah.
Saat kondisi kaum Muslimin sudah mulai sejahtera, tepatnya pada tahun kedua
Hijriyah, barulah kewajiban zakat diberlakukan. Nabi Muhammad SAW langsung
mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi Qadli di Yaman. Rasul pun memberikan nasihat
kepadanya supaya menyampaikan kepada ahli kitab beberapa hal, termasuk
menyampaikan kewajiban zakat dengan ucapan,
“Sampaikan bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada harta benda mereka, yang
dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara
mereka,” sebagai kepala negara saat itu, ucapan Rasul langsung ditaati oleh seluruh
umat muslim tanpa ada perlawanan.
Harta benda yang dizakati di zaman Rasulullah SAW yakni, binatang ternak seperti
kambing, sapi, unta, kemudian barang berharga seperti emas dan perak, selanjutnya
tumbuh-tumbuhan seperti syair (jelai), gandum, anggur kering (kismis), serta kurma.
Namun kemudian, berkembang jenisnya sejalan dengan sifat perkembangan pada
harta atau sifat penerimaan untuk diperkembangkan pada harta itu sendiri, yang
dinamakan “illat”. Berdasarkan “Illat” itulah ditetapkan hukum zakat.
Prinsip zakat yang diajarkan Rasulullah SAW adalah mengajarkan berbagi dan
kepedulian, oleh sebab itu zakat harus mampu menumbuhkan rasa empati serta
saling mendukung terhadap sesama muslim. Dengan kata lain, zakat harus mampu
mengubah kehidupan masyarakat, khususnya umat muslim.

Peristiwa Isra Mi’raj


Pada tahun kesebelas era Nabi Muhammad SAW terjadi peristiwa yang
menyedihkan. Tahun ini sering disebut dengan tahun kesedihan karena pamannya
Abu Thalib dan istrinya Khadijah wafat pada tahun tersebut.
Setelah peristiwa tersebut, Allah kemudian mengutus Malaikat Jibril untuk
mendampingi Rasul dalam melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsa yang disebut dengan Isra yang dimana setelah itu Rasulullah melakukan
perjalanan kembali dari Masjidil Aqsa ke langit ke tujuh yang disebut sebagai Mi’raj.
Disitulah, Rasulullah mendapatkan perintah salah 5 waktu yang wajib seluruh umat
Islam.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW


Pada saat sahabat Abu Bakar sedang tidak di Madinah, terjadi sebuah peristiwa
yang sangat menyedihkan dimana Nabi Muhammad SAW wafat. Pada saat Abu
Bakar diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah. Beliau mengucapkan
pidato, “Ketahulah, barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka
sesungguhnya Muhammad kin telah mati, dan barangsiapa menyembag Allah, maka
sesungguhnya Allah tetap senantiapa hidup tidak aka perna mati.”
Kemudian beliau membacakan firman Allah SWT,
َ‫ِإنَّكَ َم ِيتٌ َو ِإ َّنه ْم َم ِيتون‬
Artinya: “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati
(pula).” (QS. Az-Zumar: 30)
Kisah Nabi Sulaiman AS Dan Mu’jizatnya Yang
Menginspirasi

Nabi Sulaiman AS adalah utusan Allah SWT yang di beri amanah menjadi raja untuk
menuntun para kaum Bani Israel di Palestina. Sebagai seorang rasul dan nabi,
tentunya Nabi Sulaiman AS memiliki banyak keistimewaan dan kisah yang menarik
untuk kita pelajari. Penasaran? Baca artikel ini sampai selesai.

Tahukah anda siapa Nabi Sulaiman AS? Beliau adalah raja yang menguasai atas
manusia dan mahluk allah yang lainya, seperti halnya jin dan hewan. Dikisahkan
pula, Nabi Sulaiman AS juga memiliki istana yang indah yang dibangun oleh
pasukan bangsa jin dalam satu malam.

Selain itu, Nabi Sulaiman AS juga memiliki kisah menarik dengan seekor semut,
burung hud-hud, dan ratu bilis dari Negeri Saba. Setelah membaca kisah-kisahnya,
mungkin kamu langsung mendadak kagum dan mengidolakan para nabiyallah.
Semoga kita tidak hanya mengagumi dan mengidolakanya, akan tetapi bisa
mengambil hikmah dari semua cerita.

Sekilas tentang Nabi Sulaiman AS


Nabi Sulaiman bin Daud bin Aisya bin Awid adalah nabi yang ke delapan belas yang
hidup antara tahun 975-935 M. Beliau adalah putra kandung dari Nabi Daud AS
yang diangkat menjadi nabi dan rasul sekitar tahun 970 M.

Tanda-tanda kenabian Nabi Sulaiman sudah nampak sejak kecil, di usianya yang
baru menginjak sebelas tahun, beliau telah menunjukkan kecerdasan dan
kematangan berpikir. Hal itu juga nampak ketika nabi sulaiman ikut dengan ayahnya
menghadiri sidang peradilan antara dua orang yang sedang bersengketa.

Salah seorang mengatakan bahwa, ladangnya telah dimasuki oleh kambing milik
tetangganya. Oleh karna itu, Kebun yang sebentar lagi panen rusak karna ulah para
kambing. Setelah menimbang-nimbang, nabi daud pun memutuskan agar si pemilik
kambing menyerahkan hewan peliharanya sebagai ganti rugi atas rusaknya lahan.

Lalu Nabi Sulaiman merasa keputusan sang ayah kurang tepat. Maka dari itu beliau
mengusulkan kepada ayahnya agar kebun yang telah rusak diserahkan kepada
pemilik kambing untuk diperbaiki. Sedangkan kambing-kambing tersebut diserahkan
kepada pemilik ladang untuk dipelihara dan diambil manfaatnya hingga kebunnya
kembali seperti semula.

Sehingga, tidak ada pihak yang merasa terlalu dirugikan atau diuntungkan.
Pendapat Nabi Sulaiman AS pun disambut dengan baik oleh kedua belah pihak dan
para hadirin. Begitulah kisah Nabi Sulaiman saat remaja dalam menunjukan
ketajaman berpikir dan kebijaksanaanya.

Keistimewaan dan Mukjizat Nabi Sulaiman AS


Mukjizat Nabi Sulaiman AS yang paling mashur adalah ia mampu memerintah
bangsa para jin, berbicara dengan hewan dan juga mampu menundukan angin.

Dengan perintahnya, Nabi sulaiman mampu terbang kemanapun sesuai


keinginanya, selain itu nabi sulaiman AS juga mempersingkat waktu perjalananya,
yang tadinya di tempuh dalam jangka satu bulan menjadi sebentar.

Selain itu, dalam Alquran Surat Saba’ ayat 12 disebutkan bahwa Nabi Sulaiman AS
juga mampu mengalirkan cairan tembaga yang ada di perut bumi. Beliau
memanfaatkan cairan itu untuk keperluan rakyatnya, seperti membangun gedung-
gedung, benteng pertahanan dan lain sebagainya.

Beliau pun pernah menggatakan kepada rakyatnya akan datangnya nabi sekaligus
rasul terakhir yang bernama Ahmad atau Muhammad dan akan munculnya Dajjal di
akhir zaman. Selain itu, masih banyak mukjizat-mukjizat yang dimiliki oleh nabi
Sulaman AS.

Kisah Berdirinya Istana Nabi Sulaiman AS


Setelah wafatnya Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman pun mewarisi kekayaan dan
kerajaan sang ayah. Setelah cukup umur, kemudian beliau angkat menjadi raja
untuk memerintah Bani Israil di wilayah Palestina, Istana yang ditempati beliau pun
begitu megah dan indah.

Pada suatu hari, diceritakan bahwa istana itu bangun oleh bangsa manusia, jin, dan
hewan. Merekapun saling berkerjasama untuk menyelesaikan kediaman Nabi
Sulaiman AS yang sangat luas, mulai awal pembangunan sampai jadilah istana
yang indah dan megah.

Keindahan istana nabi sulaiman ini memang tak tertandingi. Dindingnya saja terbuat
dari batu pualam, sedangkan pintu dan tiangnya berasal dari bahan emas, atapnya
dari perak, sedang hiasan serta ukirannya berasal dari bahan intan, berlian, dan
mutiara. Bahkan lantainya pun terbuat dari emas dan kaca.
Kisah Nabi Sulaiman AS dengan Pasukan Semut
Pada waktu itu, Nabi Sulaiman AS beserta rombongannya melakukan perjalanan ke
desa Thaif. Ketika di perjalanan, Nabi Sulaiman mendengar suara seekor semut
yang sedang kepanikan. Karena ada pasukan Nabi Sulaiman yang hendak
melintasinya.

Melihat pristiwa ini, raja semut pun memerintahkan kepada semut lainnya untuk
berlindung ke sarangnya masing-masing, agar tidak terinjak-injak. Mendengar
kepanikan sang raja semut, Nabi Sulaiman pun langsung tertawa, kemudian beliau
meminta rombongannya untuk berhenti sejenak. Pengikutnya pun jadi kebingungan
dan bertanya-tanya kenapa tiba-tiba mereka harus berhenti mendadak sedangkan
perjalanan masih jauh.

Nabi Sulaiman pun menjelaskan kepada pengikutnya apa yang telah beliau dengar
dari raja semut dan pasukannya. Atas perintah beliau, akhirnya para pasukan itu pun
menunggu sampai para semut itu masuk ke sarangnya lalu melanjutkan
perjalanannya lagi.

Kisah Nabi Sulaiman AS dengan Burung Hud-Hud


Pada suatu hari, beliau Nabi Sulaiman mengundang seluruh bala tentaranya yang
terdiri dari manusia, jin, dan para binatang, semua jenis hewan hadir terkecuali hud-
hud.

Karena merasa jengkel dengan ketidakhadiran hud-hud, beliau pun berencana ingin
menghukum hud-hud. Hal tersebut tertulis dalam Surah An-Naml ayat 21 yang
berbunyi,

“Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-
benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan
alasan yang terang.”

Setelah ditunggu lama oleh Nabi Sulaiman AS kemudian hud-hud pun datang. Karna
burung hud-hud datang dengan membawa sebuah kabar yang penting, maka Nabi
Sulaiman pun tak jadi menghukumnya.

Hewan bersayap itu mengaku melihat sebuah negeri subur yang diperintah oleh
seorang perempuan. Perempuan tersebut memiliki kerajaan dan singgahsana yang
besar, akan tetapi dia dan rakyatnya tidak menyembah Allah SWT, melainkan
menyembah matahari.

Sang Nabi pun sempat meragukan penjelasan si burung. Untuk membuktikan


kebenarannya, beliau memerintahkan kepada hud-hud untuk menyampaikan
sehelai surat ke negri tersebut.

Kisah Nabi Sulaiman AS dengan Ratu Balqis


Setelah mendapat perintah dari Nabi Sulaiman AS, burung hud-hud pun langsung
terbang ke Negeri Saba, untuk menyampaikan surat dari nabi sulaiman.
Sesampainya hud-hud di negri saba, kemudian hud-hud menjatuhkan surat yang
dibawanya ke Ratu Balqis.

Wanita itu lantas membaca surat tersebut :

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini
kusampaikan dariku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan
menganggap dirimu lebih tinggi darku. Datanglah kalian kepadaku untuk berserah
diri.”

Sang ratu pun memberitahukan isi surat tersebut kepada pembesar-pembesar


negerinya dan meminta pertimbangan mereka. Para petinggi itu berkata siap
mengangkat senjata, karena Negeri Saba memiliki pertahanan yang kuat dan
pasukan yang besar. Namun semua itu kembali kepada sang ratu.

Sebagai bentuk iktikad baik, Ratu Balqis memutuskan untuk mengirim hadiah
kepada Nabi Sulaiman. Setibanya utusan-utusan ratu di kerajaan Nabi Sulaiman AS,
mereka diperintahkan untuk membawa pulang hadiah itu kepada ratunya.

Beliau pun meminta agar sang ratu untuk mendatangi kediaman Nabi Sulaiman dan
mengancam akan mengusir mereka dari Negeri Saba, ketika tak bersedia untuk
datang. Ratu Balqis pun setuju, lalu Nabi Sulaiman AS merintahkan salah satu
pengikutnya (jin Ifrit) untuk memindahkan singgasana ratu Negeri Saba ke hadapan
beliau. Dengan hanya satu kedipan mata saja istana negri saba sudah ada di
hadapan Nabi Sulaiman.

Sesampainya di kerajaan Nabi Sulaiman AS, Ratu Balqis pun terkagum-kagum akan
megahnya istana yang dilihatnya. Ratu Bilqis pun tak menyangka jika ada istana
yang menyerupai miliknya karena selama ini dia berpikir hanya dialah yang memiliki
singasana yang indah dan megah.

Kemudian, Nabi Sulaiman AS mengajak sang ratu dan pasukannya berkeliling


istana, seiring waktu berjalan, nabi sulaiman mengajak mereka untuk beriman
kepada Allah SWT. Dengan Seketika Ratu Balqis pun mengucap syahadat dan
memeluk agama Islam. Kemudian ratu bilqis dipersunting oleh Nabi Sulaiman AS
sehingga menjadi kerajaan yang lebih kuat lagi.

Kisah Nabi Sulaiman AS dengan Malaikat izroil


Pada masa Nabi sulaiman AS menjadi raja, Nabi Sulaiman AS mengundang seluruh
tamu kenegaraan untuk menghadiri jamuan makan malam di istananya. Di
pertengahan acara, tiba-tiba datang seorang pemuda lalu memandangi semua tamu
satu per satu dengan tatapan yang sangat tajam.

Setelah memandangi para tamu, lalu tatapan si pemuda ini berakhir dan tertuju pada
seseorang. Kemudian tamu tak diundang itu pun langsung pergi entah ke mana.
Sementara itu, orang yang ditatap tadi merasa ketakutan dan ngeri.

Setelah itu, orang yang terakhir di pandang bertanya kepada Nabi Sulaiman
mengenai pemuda tersebut. Lalu nabi sulaiman pun menjawab, dia adalah malaikat
maut yang akan mencabut salah satu tamu yang hadir di tempat ini.
Mendengar jawaban tersebut, tamu yang bertanya tadi langsung merasa jika
dirinyalah yang hendak dicabut nyawanya. Dia kemudian meminta tolong kepada
nabi sulaiman agar segera memindahkan tubuhnya dari tempat jamuan. Kemudian
Nabi sulaiman pun mengutus angin untuk membawa orang itu ke India.

Setelah tamu tadi dipindahkan, pria misterius tadi datang kembali dan menanyakan
keberadaan orang tadi yang akan dicabut nyawanya kepada Nabi Sulaiman AS.
Beliau pun menceritakan kejadian sebenarnya kepada malaikat.

Mengetahui hal itu, malaikat izroil langsung menuju India untuk menjalankan
perintah Allah SWT, yakni mencabut nyawa. Kedatangannya pun membuat tamu
yang dipindahkan angin tadi kaget bukan main, Meski berusaha menghindar,
ternyata datangnya ajal tak bisa dihentikan atau di tunda.

Kisah Nabi Sulaiman AS – Makam di Yerusalem


Pada suatu hari, Nabi Sulaiman AS sedang mengawasi kawanan jin yang
disuruhnya bekerja. Para jin pun tak berani menoleh ke arah Nabi sulaiman AS.
Pada saat itu pula, malaikat izroil datang untuk mencabut nyawa beliau.

Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan berdiri yang disanggah oleh tongkatnya. Para
Jin-jin yang tengah sibuk bekerja tak mengetahui jika rajanya telah wafat.
Selanjutnya, Allah SWT memerintahkan rayap-rayap untuk menggerogoti tongkat
Nabi sulaiman AS, sehingga tubuh beliau tersungkur ke tanah.

Mengetahui hal tersebut, para jin pun berhenti bekerja, lalu menghampiri Nabi
Sulaiman AS sudah dalam keadaan tak bernyawa. Innalillahi wainnailaihi roji’un.
Kisah Nabi Daud AS Diuji Allah SWT

Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Nabi Daud terkenal sebagai sosok panutan yang disiplin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi, misalnya, dalam


kitabnya yang bertajuk at-Tawwabin, menukilkan cerita ini sebagai bahan pelajaran.
Ada banyak hikmah di dalamnya, tetapi yang paling mendasar adalah ulama
hendaknya tetap rendah hati, dan meminta petunjuk Allah SWT selalu, ini seperti
yang tertangkap dari pengalaman Nabi Daud AS.

Nabi Daud terkenal sebagai sosok panutan yang disiplin. Ia membagi waktu sehari-
harinya menjadi empat bagian. Satu hari khusus untuk mengkaji ilmu bersama Bani
Israil, sehari lainnya untuk beribadah di mihrab, sehari lagi untuk pengadilan, dan
sehari lainnya untuk para istri.

Tetapi, justru di sinilah ujian Allah datang menghampirinya. Sewaktu mengisi


pengajian bersama Bani Israil, tiba-tiba seseorang dari mereka berseloroh bahwa
tak sehari pun yang dilewati anak Adam, kecuali ia pernah berbuat dosa.

Merasa terhindar dari ungkapan itu, Daud tebersit di hatinya untuk sedikit berbangga
hati. Bahwa dia tidak termasuk dari apa yang disangkakan oleh umatnya. Tetapi, hal
itu justru mendapat teguran dari-Nya. “Hai Daud, waspadalah, hingga cobaan
mendatangimu,' firman Allah.

Syahdan, saat Daud tengah khusyuk berada di mihrab, atau tempat ibadahnya dan
membaca Zabur, tiba-tiba seekor burung hinggap persis di depannya. Tubuh burung
itu terbuat dari emas dan sepasang sayapnya dari sutra halus dan bermahkotakan
mutiara. Paruhnya terbuat dari permata zamrud dan sepasang kakinya pun terbuat
dari permata pirus. Daud terkesima dengan burung itu, ia yakin, burung tersebut
datang dari surga.

Terpukau pada keindahannya, ia berkeinginan menangkap burung tersebut lantas


diberikan kepada putra kecilnya. Ia pun mengejar burung tersebut, tetapi apa daya,
justru tiap kali burung nyaris di genggaman, selalu saja lepas dan lolos.

Hingga, tibalah Daud pada sebuah celah. Tanpa sengaja, ia melihat sosok
perempuan dengan kondisi terbuka auratnya, tengah mandi. Merasa diawasi, sang
perempuan bergegas menutupi tubuhnya dengan ribuan helai rambutnya.

Nabi Daud segera bergegas menuju mihrabnya dengan rasa membara di hati.
Ia penasaran, siapakah gerangan wanita itu. Dan ternyata, usut punya usut, ia
bernama Tasyayu, putri Hanana. Suaminya bernama Uriya bin Shura, yang tengah
berjihad di Balqa' bersama keponakan Nabi Daud. Singkat kata, Daud bersiasat
mengirim Uriya ke garis depan medan pertempuran, dan akhirnya Uriya meninggal
syahid.

Ketika masa idah istri Uriya telah habis, Daud mengutus seseorang meminang
Tasyayu'. Selanjutnya menikahlah mereka. Saat berada di mihrab, tiba-tiba ada
suara keras dua lelaki yang tengah terlibat perkara. Salah satu dari mereka telah
berbuat zalim kepada saudaranya. Mereka meminta keputusan pengadilan.

Nabi Daud berkata, “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh, dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS Shaad: 24)
Tetapi, jawaban ini malah direspons dengan gelak tawa kedua orang tersebut. Nabi
Daud terheran dan merasa aneh. “Engkau berbuat zalim, mengapa justru tertawa,
rupanya kau perlu kapak untuk menghancurkan ini dan inimu?” Yang dimaksud
kening dan mulutnya. “Saya kira Andalah yang perlu diperlakukan begitu,” jawab pria
yang ternyata adalah malaikat dan tengah menjelma. Keduanya lantas menghilang.

Nabi Daud sadar bahwa kedua orang misterius tadi adalah peringatan dari Allah. Ia
akhirnya bertaubat dan bersujud selama 40 hari. Selama bersujud, ia tidak pernah
mengangkat kepala, kecuali untuk keperluan mendesak. Ia menahan diri dari makan
dan minum. Air mata berderai. Berbagai doa pengampunan pun dipanjatkan. Ia
bertaubat sebenar-benar taubat. Buah 'bisikan' hatinya itu, telah menjadikannya
bersalah.

“Mahasuci Sang Pencipta cahaya! Tuhanku, hanya kepada Engkaulah aku lari
dengan membawa segala dosaku dan aku mengaku atas segala kesalahanku. Oleh
karena itu, janganlah Engkau jadikan aku orang-orang yang berputus asa dan
jangan pula Engkau susahkan aku pada hari Kiamat nanti,” kata Daud dalam sebuah
doanya. Dengan ketulusan dan kesungguhan bertaubat itulah, akhirnya Allah
mengabulkan permintaan Daud AS.

Anda mungkin juga menyukai