Anda di halaman 1dari 59

WASIAT-WASIAT GENERASI SALAF Oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari GENERASI SALAF SEBAGAI GENERASI PILIHAN Allah Subhanahu

wa Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga, di bawahnya banyak sungai mengalir; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah : 100] Dalam ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi pujian kepada para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan. Merekalah generasi terbaik yang dipilih oleh Allah sebagai pendamping nabi-Nya dalam mengemban risalah ilahi. Pujian Allah tersebut, sudah cukup sebagai bukti keutamaan atau kelebihan mereka. Merekalah generasi salaf yang disebut sebagai generasi Rabbani yang selalu mengikuti jejak langkah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dengan menapak tilasi jejak merekalah, generasi akhir umat ini akan bisa meraih kembali masa keemasannya. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Malik rahimahullah, Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang membuat generasi awalnya menjadi baik. Sungguh sebuah ucapan yang pantas di tulis dengan tinta emas. Jikalau umat ini mengambil generasi terbaik itu sebagai teladan dalam segala aspek kehidupan niscaya kebahagiaan akan menyongsong mereka. Dalam kesempatan kali ini, kami akan mengupas bagaimana para salaf menyucikan jiwa mereka, yang kami nukil dari petikan kata-kata mutiara dan hikmah yang sangat berguna bagi kita. SALAF DAN TAZKIYATUN NUFUS Salah satu sisi ajaran agama yang tidak boleh terlupakan adalah tazkiyatun nufus (penyucian jiwa). Allah selalu menyebutan tazkiyatun nufus bersama dengan ilmu. Allah berfirman: Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab

dan Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. [Al-Baqarah : 151] Artinya, ilmu itu bisa jadi bumerang bila tidak disertai dengan tazkiyatun nufus. Oleh sebab itu dapat kita temui dalam biografi ulama salaf tentang kezuhudan, keikhlasan, ketawadhuan dan kebersihan jiwa mereka. Begitulah, mereka selalu saling mengingatkan tentang urgensi tazkiyatun nufus ini. Dari situ kita dapati ucapan-ucapan ulama salaf sangat menghunjam ke dalam hati dan penuh dengan hikmah. Hamdun bin Ahmad pernah ditanya: Mengapa ucapan-ucapan para salaf lebih bermanfaat daripada ucapan-ucapan kita? beliau menjawab: Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan mencari ridha Ar-Rahman, sementara kita berbicara untuk kemuliaan diri, mengejar dunia dan mencari ridha manusia! SALAF DAN KEGIGIHAN DALAM MENUNTUT ILMU Imam Adz-Dzahabi berkata: "Ya'qub bin Ishaq Al-Harawi menceritakan dari Shalih bin Muhammad Al-Hafizh, bahwa ia mendengar Hisyam bin Ammar berkata: "Saya datang menemui Imam Malik, lalu saya katakan kepadanya: "Sampaikanlah kepadaku beberapa hadits!" Beliau berkata: "Bacalah!" "Tidak, namun tuanlah yang membacakannya kepadaku!" jawabku. "Bacalah!" kata Imam Malik lagi. Namun aku terus menyanggah beliau. Akhirnya ia berkata: "Hai pelayan, kemarilah! Bawalah orang ini dan pukul dia lima belas kali!" Lalu pelayan itu membawaku dan memukulku lima belas cambukan. Kemudian ia membawaku kembali kepada beliau. Pelayan itu berkata: "Saya telah mencambuknya!" Maka aku berkata kepada beliau: "Mengapa tuan menzhalimi diriku? tuan telah mencambukku lima belas kali tanpa ada kesalahan yang kuperbuat? Aku tidak sudi memaafkan tuan!" "Apa tebusannya?" tanya beliau. "Tebusannya adalah tuan harus membacakan untukku sebanyak lima belas hadits!" jawabku. Maka beliaupun membacakan lima belas hadits untukku. Lalu kukatakan kepada beliau: "Tuan boleh memukul saya lagi, asalkan tuan menambah hadits untukku!" Imam Malik hanya tertawa dan berkata: "Pergilah!" SALAF DAN KEIKHLASAN Generasi salaf adalah generasi yang sangat menjaga aktifitas hati. Seorang lelaki pernah bertanya kepada Tamim Ad-Daari tentang shalat malam beliau. Dengan marah ia berkata: Demi Allah satu rakaat yang kukerjakan di tengah malam secara tersembunyi, lebih kusukai daripada shalat semalam suntuk kemudian pagi harinya kuceritakan kepada orangorang! Ar-Rabi bin Khaitsam berkata: Seluruh perbuatan yang tidak diniatkan mencari ridha Allah, maka perbuatan itu akan rusak! Mereka tahu bahwa hanya dengan keikhlasan, manusia akan mengikuti, mendengarkan dan mencintai mereka. Imam Mujahid pernah berkata: Apabila seorang hamba menghadapkan hatinya kepada Allah, maka Allah akan menghadapkan hati manusia kepadanya. Memang diakui, menjaga amalan hati sangat berat karena diri seakan-akan tidak mendapat

bagian apapun darinya. Sahal bin Abdullah berkata: Tidak ada satu perkara yang lebih berat atas jiwa daripada niat ikhlas, karena ia (seakan-akan red.) tidak mendapat bagian apapun darinya. Sehingga Abu Sulaiman Ad-darani berkata: Beruntunglah bagi orang yang mengayunkan kaki selangkah, dia tidak mengharapkan kecuali mengharap ridha Allah! Mereka juga sangat menjauhkan diri dari sifat-sifat yang dapat merusak keikhlasan, seperti gila popularitas, gila kedudukan, suka dipuji dan diangkat-angkat. Ayyub As-Sikhtiyaani berkata: Seorang hamba tidak dikatakan berlaku jujur jika ia masih suka popularitas. Yahya bin Muadz berkata: Tidak akan beruntung orang yang memiliki sifat gila kedudukan. Abu Utsman Said bin Al-Haddad berkata: Tidak ada perkara yang memalingkan seseorang dari Allah melebihi gila pujian dan gila sanjungan. Oleh karena itulah ulama salaf sangat mewasiatkan keikhlasan niat kepada muridmuridnya. Ar-Rabi bin Shabih menuturkan: Suatu ketika, kami hadir dalam majelis AlHasan Al-Bashri, kala itu beliau tengah memberi wejangan. Tiba-tiba salah seorang hadirin menangis tersedu-sedu. Al-Hasan berkata kepadanya: Demi Allah, pada Hari Kiamat Allah akan menanyakan apa tujuan anda menangis pada saat ini! SALAF DAN TAUBAT Setiap Bani Adam pasti bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat kepada Allah. Demikianlah yang disebutkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits shahih. Generasi salaf adalah orang yang terdepan dalam masalah ini! Aisyah Radhiyallahu anha berkata: Beruntunglah bagi orang yang buku catatan amalnya banyak diisi dengan istighfar. Al-Hasan Al-Bashri pernah berpesan: Perbanyaklah istighfar di rumah kalian, di depan hidangan kalian, di jalan, di pasar dan dalam majelis-majelis kalian dan dimana saja kalian berada! Karena kalian tidak tahu kapan turunnya ampunan! TANGIS GENERASI SALAF Generasi salaf adalah generasi yang memiliki hati yang amat lembut. Sehingga hati mereka mudah tergugah dan menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terlebih tatkala membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. Ketika membaca firman Allah:

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu [Al-Ahzab : 33] Aisyah Radhiyallahu 'anha menangis tersedu-sedu hingga basahlah pakaiannya. Demikian pula Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu, ketika membaca ayat. Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). [Al-Hadid : 16] Beliau menangis hingga tiada kuasa menahan tangisnya. Ketika beliau membaca surat Al-Muthaffifin setelah sampai pada ayat Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam. [Al-Muthaffifiin : 5-6] Beliau menangis dan bertambah keras tangis beliau sehingga tidak mampu meneruskan bacaannya. SALAF DAN TAWADHU' Pernah disebut-sebut tentang tawadhu di hadapan Al-Hasan Al-Bashri, namun beliau diam saja. Ketika orang-orang mendesaknya berbicara ia berkata kepada mereka: saya lihat kalian banyak bercerita tentang tawadhu! Mereka berkata: Apa itu tawadhu wahai Abu Said? Beliau menjawab: Yaitu setiap kali ia keluar rumah dan bertemu seorang muslim ia selalu menyangka bahwa orang itu lebih baik daripada dirinya. Ibnul Mubarak pernah ditanya tentang sebuah masalah di hadapan Sufyan bin Uyainah, ia berkata: Kami dilarang berbicara di hadapan orang-orang yang lebih senior dari kami. Al-Fudhail bin Iyadh pernah ditanya: Apa itu tawadhu? Ia menjawab: Yaitu engkau tunduk kepada kebenaran! Mutharrif bin Abdillah berkata: Tidak ada seorangpun yang memujiku kecuali diriku merasa semakin kecil. SALAF DAN SIFAT SANTUN Pada suatu malam yang gelap Umar bin Abdul Aziz memasuki masjid. Ia melewati seorang lelaki yang tengah tidur nyenyak. Lelaki itu terbangun dan berkata: Apakah engkau gila! Umar menjawab: Tidak Namun para pengawal berusaha meringkus lelaki itu. Namun Umar bin Abdul Aziz mencegah mereka seraya berkata: Dia hanya bertanya: Apakah engkau gila! dan saya jawab: Tidak.

Seorang lelaki melapor kepada Wahab bin Munabbih: Sesungguhnya Fulan telah mencaci engkau! Ia menjawab: Kelihatannya setan tidak menemukan kurir selain engkau! SALAF DAN SIFAT ZUHUD Yusuf bin Asbath pernah mendengar Sufyan Ats-Tsauri berkata: Aku tidak pernah melihat kezuhudan yang lebih sulit daripada kezuhudan terhadap kekuasaan. Kita banyak menemui orang-orang yang zuhud dalam masalah makanan, minuman, harta dan pakaian. Namun ketika diberikan kekuasaan kepadanya maka iapun akan mempertahankan dan berani bermusuhan demi membelanya. Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang lelaki yang memiliki seribu dinar apakah termasuk zuhud? Beliau menjawab: Bisa saja, asalkan ia tidak terlalu gembira bila bertambah dan tidak terlalu bersedih jika berkurang. Demikianlah beberapa petikan mutiara salaf yang insya Allah berguna bagi kita dalam menuju proses penyucian jiwa. Semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatan dalam meniti jejak generasi salaf dalam setiap aspek kehidupan. [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun VI/1423H/2002M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]

Wasiat Wahab bin Munabbih Tentang Akhlak Mulia


March 21, 2006. Dikirim ummuumar dalam Pribadi Shalihah | Comments Off Karya : Syaikh Salim bin Ied Al Hilali (pada buku Beliau : Wasiat para salaf, Pustaka At Tibyan) Wahhab bin Munabbih (1) berkata : Jika kamu ingin melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, maka berusahalah agar dirimu benar-benar tulus dan berilmu tentang Allah, sebab tidak akan diterima amal yang dilakukan oleh seseorang yang tidak tulus. Dan ketulusan kepada Allah Azza wa Jalla itu juga tidak akan sempurna kecuali dengan ketaatan kepada Allah. Ibarat buah yang baik, baunya harum dan rasanya lezat. Demikian pula permisalan untuk ketaatan kepada Allah, ketulusan adalah baunya dan amal adalah rasanya. Kemudian, hiaslah ketaatan kepada Allah dengan ilmu, kesabaran dan pemahaman. Kemudian jauhkanlah dirimu dari perilaku orang-orang yang bodoh, paksalah ia mengikuti perilaku para ulama, biasakanlah ia melakukan perbuatan-perbuatan orang-orang penyabar,

cegahlah ia dari perbuatan orang-orang yang celaka, haruskanlah ia mengikuti peri kehidupan para fukaha dan jauhkanlah ia dari jalan orang-orang yang jahat. Jika kamu mempunyai kelebihan, maka bantulah orang lain dengan kelebihanmu itu; jika ada kekurangan pada orang lain, maka bantulah ia sehingga ia bisa seperti dirimu. Orang bijak adalah yang mengumpulkan kelebihan-kelebihannya kemudian menyalurkannya kepada orang lain. Kemudian ia memandang kekurangan-kekurangan orang lain, lalu meluruskan dan membimbingnya sehingga bisa memperbaikinya. Jika ia seorang fakih, maka ia akan membawa orang yang tidak mempunyai pemahaman tentang fikih, jika dilihatnya orang itu ingin bisa bersahabat dan mendapatkan bantuannya. Jika ia seorang yang berharta, maka ia memberikan sebagian hartanya untuk orang yang tidak punya harta, Jika ia seorang saleh, maka ia memohonkan ampunan untuk pelaku dosa, jika diharapkannya orang itu bertaubat. Jika ia seorang yang berbuat kebajikan, maka ia berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat jahat kepadanya, kemudian mengharapkan pahala dari perbuatan itu. Ia tidak akan tertipu oleh kata-kata sebelum diiringi dengan kerja nyata dan tidak akan berangan-angan untuk mentaati Allah jika belum melaksanakannya. Jika ia berhasil melaksanakan sebagian ketaatan kepada Allah, ia memuji Allah, kemudian memohon pertolongan untuk bisa melaksanakan ketaatan lain yang belum dicapainya. Jika ia mengetahui suatu ilmu, maka ia tidak merasa puas sebelum bisa mempelajari apa yang belum diketahui. Jika teringat kepada kesalahan dirinya, ia menutupi kesalahan itu lantas memohon ampunan kepada Allah yang berkuasa untuk mengampuninya. Ia tidak akan menggunakan ucapan dusta untuk mencapai sesuatu, karena kedustaan adalah ibarat kayu yang dimakan rayap, luarnya tampak bagus tetapi dalamnya keropos. Orang yang tertipu tetap menyangka bahwa kayu itu mampu mengangkat beban yang diletakkan di atasnya, sampai kayu itu patah karena bebannya dan orang yang tertipu itu menjadi binasa. Demikian pula ucapan dusta, pelakunya masih terpedaya olehnya dan menyangka bahwa kedustaan itu membantunya dalam memperoleh kebutuhannya. Keinginannya untuk melakukannya semakin bertambah, sampai kebohongannya itu diketahui oleh orang-orang yang berakal dan para ulama bisa menyimpulkan sesuatu yang disembunyikan dari pandangan mereka. Jika mereka telah melihat dan mengetahui dengan jelas keadaan yang sesungguhnya, maka mereka tidak mempercayai lagi omongannya, menolak kesangsiannya, menghinakannya, membenci majlisnya, menyembunyikan isi hati mereka darinya, menutupi pembicaraan mereka, mengalihkan kepercayaan dan menjauhkan urusan mereka darinya, mengkhawatirkannya terhadap agama dan kehidupan mereka, tidak mengundangnya ke majlis-majlis mereka, tidak mempercayainya untuk

mengetahui rahasia mereka, dan tidak menjadikannya sebagai hakim dalam persengketaan mereka (2) Catatan kaki : (1) Wahab bin Munabih bin Kamil Al-Yamani Ash-Shanani, seorang tabii yang tsiqah. Riwayat hidupnya disebutkan dalam Tahdzibut Tahdzib (II : 166) dan Hilyatul Auliya" (IV:23). (2). Dikeluarkan oleh Abu Nuaim dalam Al-Hilyah (IV: 36-37). Diketik kembali oleh Ummu Umar dari buku : Wasiat para salaf, Salim bin Ied Al Hilali , Pustaka At Tibyan (hal 96-99)

Wasiat Para Ulama Salaf Tentang Akhlak Tercela


Diposkan oleh Muhammad Yusrinal Bidah Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata : Tidak akan datang kepada manusia suatu masa, kecuali manusia di dalamnya melakukan bidah dan mematikan sunnah, hingga bidah akan tersebar luas dan sunnah-sunnah akan menjadi padam. (Itisham, I/46) Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata : Bidah itu lebih disukai iblis daripada maksiat, orang yang melakukan maksiat ia akan bertaubat darinya, sedangkan ahlul bidah ia tidak bertaubat dari kebidahannya. (Talbis Iblis, 21) Luqman bin Idris Al-Khaulany Rahimahullah berkata : Tidaklah suatu umat mendatangkan suatu bentuk kebidahan, melainkan diangkat semisal perbuatan bidah itu hal yang sunnah. (Al-Itisham, I/46) Setan dan Hawa Nafsu Mukhallad Rahimahullah berkata : Tidaklah Allah memerintahkan hambaNya sesuatu, melainkan Iblis menghambatnya dengan dua cara, dan dia tidak peduli dengan yang mana dia akan berhasil mempengaruhinya; apa dengan sikap yang berlebih-lebihan atau dengan sikap meremehkan. (Talbis Iblis, 42)

Yusuf bin Asath Rahimahullah berkata : Diciptakannya hati itu sebagai tempat berdzikir, kemudian jadilah sebagai tempat syahwat. Tak ada yang mampu menghilangkan syahwat kecuali ketakutan yang menimpa atau kerinduan yang mengguncang. (Tahdzib Siyar Alam An-Nubala, II/702) Sufyan bin Uyainah Rahimahullah berkata : Barangsiapa yang bermaksiat karena memenuhi hawa nafsunya, maka suruhlah ia untuk bertaubat. Sesungguhnya Nabi Adam bermaksiat dikarenakan mengikuti hawa nafsunya, maka diampuni oleh Allah dosanya. Namun barangsiapa yang bermaksiat karena sombong, maka ancamlah pelakunya dengan laknat Allah kepadanya. Karena sesungguhnya iblis bermaksiat karena kesombongannya, maka iapun dilaknat oleh Allah. (Shifatu Ash-Shafwah, II/232) Asy-Syabi Rahimahullah berkata : Sesungguhnya dinamakan hawa nafsu dengan ahwa (terjerumus) dikarenakan menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. (Tanbihu Al-Ghafilin, 261) Mujahid Rahimahullah berkata : Aku tidak tahu nikmat mana yang lebih besar yang dianugerahkan Allah kepadaku; apakah Allah menunjukkan Islam kepadaku atau mengampuni (kesalahan yang disebabkan) hawa nafsuku. (Tanbihu Al-Ghafilin, 261) As-Suffah Rahimahullah berkata : Jika kemampuan seseorang (dalam menahan syahwatnya) besar, maka akan melemahlah syahwat tersebut, kecuali dalam hal-hal yang sudah menjadi haknya. Sabar adalah sebuah kebaikan terhadap sesuatu yang menghancurkan agama dan menghinakan penguasa (yang shalih). (Tahdzibu Siyaru Al-Alam An-Nubala, II/520) Sombong Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata : Ada seseorang yang berkata kepada orang lain, Aku lebih mulia darimu, padahal tidak ada seseorang yang lebih mulia daripada yang lain kecuali karena ketaqwaan. (Mukhtashar Minhaju Al-Qashidin, 217) Anas bin Malik Radhiyallahu anhu berkata : Tidak ada yang lebih kami cintai selain dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, jika mereka melihat kedatangan beliau, mereka tidak berdiri, karena mereka mengetahui beliau tidak menyukai yang demikian itu. (Mukhtashar Minhaju Al-Qashidin, 218)

Imam Asy-Syafii Rahimahullah berkata : Kalau engkau mengkhawatirkan sikap ujub atas amalmu, maka ingat ridha siapa yang menjadi tujuanmu, dan dalam kenikmatan mana engkau berharap, dan dari siksa yang mana engkau hindarkan, karena barangsiapa yang mengingat hali tu, maka amal-amalnya akan nampak kecil di mata. (Siyaru Alam An-Nubala, X/42) Masruq Rahimahullah berkata : Cukuplah seorang itu dikatakan alim jika ia merasa takut kepada Allah, dan cukuplah seorang itu dikatakan bodoh jika ia merasa ujub dengan amlnya sendiri. (Tanbihu Al-Ghafilin, 229) Wahab bin Munabbih Rahimahullah berkata : Perhatikanlah tiga hal apa yang aku sampaikan ini; waspadalah terhadap hawa nafsu yang dituhankan, teman yang jahat, dan sikap ujub terhadap diri sendiri. (Siyaru Alam An-Nubala, IV/190) Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata : Takabur (sombong) itu merupakan akhlak batin yang muncul karena amal, yang berarti takabur merupakan buah dari amalan, lalu tampak dalam tindakan amalan badan. Akhlak ini merupakan hasrat untuk menampakkan diri dihadapan orang yang akan disombongi, agar ia terlihat lebih hebat dari yang lainnya, dengan memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Pada saat itulah dia menjadi orang yang sombong. (Mukhtashar Minhaju Al-Qashidin, 215) Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata : Akar kesalahan itu ada tiga hal yaitu takabur, itulah yang menjerumuskan iblis kepada kedudukan yang hina; tamak, itulah yang mengeluarkan Adam dari surga; Hasad, itulah yang menyebabkan salah satu anak Adam membunuh saudaranya. (Al-Fawaid, 64) Hasad, Iri dan Dengki Ibnu Sirin Rahimahullah berkata : Aku tidak mendengki seseorangpun karena urusan dunia, sebab jikalau ia adalah penduduk surga, maka bagaimana aku mendengkinya karena suatu urusan dunia, karena ia akan menjadi salah seorang penghuni surga, sedangkan bila ia termasuk penghuni neraka, maka bagaimana mungkin mendengkinya untuk urusan dunia, padahal ia akan menjadi penghuni neraka. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 175) Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata :

Hasad adalah penyakit hati yang parah, penyakit hati tidak akan bisa diobati kecuali dengan ilmu dan amal, ilmu manfaat yang dapat menyembuhkan penyakit hati. Hasad adalah penyakit berbahaya bagimu, bagi agama dan duniamu dan tidak akan membahayakan pada orang yang dihasadi dalam urusan agama dan akhiratnya, bahkan akan menjadi suatu kenikmatan yang terus menerus akan ia dapat dengan perbuatan hasadmu. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 178) Tamak Abu Hazim Rahimahullah berkata : Tiga perkara yang berada di dalamnya, maka menunjukkan kesempurnaan akal seseorang; yang mengenal dirinya sendiri, menjaga lidahnya dan puas terhadap apa yang telah diberikan Allah Taala kepadanya. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 188) Sulaiman bin Dawud Rahimahullah berkata : Telah kami coba seluruh jenis kehidupan dari yang lunak sampai yang keras dan kami mendapatkan kecukupan pada yang sedikit. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 188) Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata : Ketahuilah obat tamak/rakus ada 3, yaitu sabar, ilmu dan amal. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 188) Banyak Omong Umat bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata : Barangsiapa banyak bicara, banyak salahnya. Barangsiapa banyak salahnya, banyak dosanya. Barangsiapa banyak dosanya, maka nerakalah yang pantas bagi mereka. (Tazkiyatu An-Nafs, 33) Al-Auzai Rahimahullah berkata : Orang mumin itu sedikit bicara dan banyak beramal, sedangkan orang munafik itu banyak bicara dan sedikit baramal. (Tanbihu Al-Ghafilin, 32) Yahya bin Muadz Rahimahullah berkata : Hati itu laksana periuk yang akan mendidihkan apa-apa yang ada di dalamnya, sedangkan lisan bagaikan gayungnya, maka lihatlah seseorang ketika ia berbicara karena lisannya mengakui apa yang ada dalam hatinya, manis, pahit, tawar, asin dan lain sebagainya. Dan lisan akan menjelaskan kepadamu keadaan hatinya. (Jawabu Al-Kafi, 375) Abu Abdillah Al-Bukhari Rahimahullah berkata :

Aku berharap ketika aku berjumpa dengan Allah, dalam keadaan Dia tidak menghisabku karena aku telah mengghibah seseorang. (Aina Nahu min Akhlaqi As-Salaf, 127) Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah berkata : Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali atas satu dari dua orang; seorang pendiam yang pandai dan seorang bijak dalam berkata. (Siyar Alam An-Nubala, VIII/36) Sebagian salaf berkata : Termasuk fitnah bagi seseorang yang faqih (berilmu) adalah ia suka berkata daripada diam. (Adab Asy-Syariyyah, II) Bahaya Lisan Ibnu Masud Radhiyallahu anhu berkata : Tidak ada yang lebih berhak untuk dipenjarakan secara berkepanjangan selain dari lisanku. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 155) Ibnu Masud Radhiyallahu anhu berkata : Janganlah engkau berlebih-lebihan dalam berbicara, manusia itu hanya melakukan untuk memenuhi kebutuhannya saja. (Jamiu Al-Ulum wa Al-Hikam, 134) Muhammad bin Ajalan Rahimahullah berkata : Sesungguhnya perkataan itu hanya ada empat tempat, yaitu : dzikir kepada Allah Taala, membaca Al-Quran, engkau ditanya tentang ilmu lalu engkau jawab, dan berbicara dengan hal-hal yang bermanfaat dari urusan dunia. (Jamiu Al-Ulum wa Al-Hikam, hal. 134) Samit bin Ajalan Rahimahullah berkata : Wahai anak Adam, sesungguhnya selama engkau diam engkau akan selamat, maka apabila engkau berbicara berhati-hatilah, karena perkataan itu akan menjadi penolong bagimu atau bumerang bagimu. (Jami Al-Ulum wa Al-Hikam, 135) Abdullah bin Mutaz Rahimahullah berkata : Jika amal seseroang itu sempurna, maka ia tidak akan banyak bicara. (Madariju As-Salikin, II/52) Ali bin Hasan Rahimahullah berkata : Jangan engkau mengghibah, karena ghibah itu makanan/lauk anjing (manusia). (Ibnu Qudmah, Minhaj Al-Qashidin, 159)

Abu Bakar bin Ayasy Rahimahullah berkata : Saya melihat manfaat diam itu adalah keselamatan dan menjaganya merupakan suatu ampunan dan melihat bahaya perkataan adalah ingin menjadi terkenal dan cukuplah ia menjadi musibah baginya. (Siyar Alam An-Nubala, VIII/501) Al-Hakim Rahimahullah berkata : Cukuplah seseroang disebut cacat, apabila ia menyembunyikan hal-hal yang membahayakannya. Riya Qatadah Rahimahullah berkata : Sulaiman berkata, Jika kamu berbuat buruk dengan diam-diam, maka berbuatlah kebaikan dengan diam-diam pula, namun jika kamu berbuat buruk dengan terang-terangan, maka berbuatlah kebaikan dengan terang-terangan pula, sehingga diharapkan ia menjadi penebusnya. (Jamiu Al-Ulum wa Al-Hikam, 164) Abu Sulaiman Rahimahullah berkata : Sesungguhnya orang yang merugi adalah orang yang memperlihatkan setiap amalan kebaikannya kepada manusia dan menyembunyikan amalan buruknya kepada Dzat yang lebih dekat dengan dirinya dari urat nadi (Allah Taala). (Jamiul Al-Ulum wa Al-Hikam, 162) Cinta Dunia, Harta dan Kedudukan Huzhaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu anahu berkata : Hendaklah kalian menjauhi sumber dari fitnah. Ada yang bertanya, Apa itu? Huzhaifah menjawab, Pintu-pintu penguasa, salah seorang diantara kalian memasuki tempat tinggal seorang penguasa, lalu dia membenarkan dirinya dengan cara dusta dan mengatakan apa yang seharusnya tidak dia katakan. (Minhaj Al-Qashidin, 25) Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata : Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi umat ini melainkan tiga hal; cinta kepada dunia dan dirham, cinta ketenaran dan mendatangi pintu-pintu penguasa. (Tanbihu Al-Ghafilin, 245) Said bin Jubair Radhiyallahu anhu berkata : Hanyasanya dunia adalah satu bagunan dari akhirat. (Tahdzib Siyar Alam An-Nubala, I/394) Said bin Al-Musayyib Rahimahullah berkata :

Tidak ada kebaikan pada diri seseorang yang tidak ingin mengumpulkan harta dengan cara yang halal, yang dengan harta itu dia tidak membutuhkannya dari bantuan orang lain, yang dengan harta itu dia dapat menjalin hubungan persaudaraan dan mengeluarkan sesuai dengan haknya. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 185) Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata : Harta pada masa kami merupakan senjata bagi kaum muminin. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 185) Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata : Tidaklah seseorang yang berilmu itu bertambah dekat kepada Allah, manakala ia semakin bertambah dekat dengan dunia, melainkan ia akan bertambah jauh dari Allah. (Al-Adab Asy-Syariyyah, II/232) Said bin Amir bin Hudzaim Rahimahullah berkata : Dunia telah datang kepadaku, maka fitnah telah masuk ke dalam diriku. (Ibnul Jauzi, Shifatu Shafwah, I/665) Wahhab bin Munabih Rahimahullah berkata : Bahwa Isa bin Maryam pernah berkata kepada Hawariyyin, Orang yang paling tersiksa dengan musibah diantara kalian adalah yang paling cinta kepada dunia. (Siyar Alam An-Nubala, IV/551 dan Hilyatu Al-Auliya, IV/67) Fudhail bin Iyadh Rahimhaullah berkata : Lima tanda penyebab penderitaan, kerasnya hati, jalangnya pandangan, sedikitnya perasaan malu, ambisi terhadap dunia dan panjang angan-angan. (Tahdzib Madariju As-Salikin, II/261) Yahya bin Muadz Rahimahullah berkata : Dirham itu bagaikan kalajengking, jika engkau tidak dapat mewaspadainya, maka jangalah engkau mengambilnya, sebab jika sampai ia menyengatmu maka racunnya dapat membunuhmu. (Muhkatashar Minhaj Al-Qashidin, 185) Maimun bin Mahran Rahimahullah berkata : Bergaul dengan para penguasa mempunyai dua bahaya, jika engkau mentaatinya, maka itu akan membahayakan diri kalian; dan jika kalian mengingkarinya, maka itu bahaya bagi diri kalian. Dan yang paling selamat adalah penguasa tidak mengenalimu. (Tanbihu Al-Ghafilin, 246) Ibnu Samak Rahimahullah berkata :

Barangsiapa yang merasakan manisnya dunia, niscaya dia akan cenderung kepadanya. Keinginannya akan terpecahkan oleh akhiratnya yang mengeringkannya dari dunia. (Shifatu Ash-Shafwah, III/176) Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata : Tidaklah dalam dunia suatu kenikmatan yang menyerupai kenikmatan akhirat, kecuali nikmat iman dan kebaikan. (Majmu Fatawa, XXVII, 32) Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata : Berhati-hatilah kalian dari dua golongan manusia, orang yang menuruti hawa nafsunya yang telah tertipu dengan hawa nafsunya; dan ahlu dunia yang telah ditenggelamkan oleh dunianya. (Iqtidha Shirathil Mustaqim, 5) Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata : Akan ada di akhir zaman ini suatu kaum amalan paling utama mereka adalah saling mencela diantara mereka, mereka dinamakan al-atyan. (Al-Fawaid, 149) Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah Al-Maqdisi Rhimahullah berkata : Harta itu bagaikan ular yang di dalam tubuhnya terdapat racun dan obat penawarnya, obat penawarnya itu bermanfaat dan pada sengatannya ada racun. Maka barasiapa mengetahui manfaat dan sengatannya akan memungkinkan baginya mewasapai keburukannya, namun ia juga mengetahui kebaikannya. (Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin, 185) Wanita Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata : Sederhanakan atas wanita dalam berpakaian, sesungguhnya salah seorang dari mereka apabila memiliki banyak pakaian dan perhiasan yang bagus maka akan membuat ia senang keluar rumah. (Fath Al-Qadir, IV/347) Said bin Al-Musayyib Rahimahullah berkata : Tidaklah setan berputus asa dari menggoda manusia, melainkan ia akan menggodanya dengan wanita. Dan tidak ada dari sesuatu yang lebih aku takuti daripada wanita. (Shifatu Ash-Shafwah, II/80) Disalin dari buku Kamu Al-Mukhtar, hal. 91-125

Kumpulan Mahfudzot


Siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil


Salah satu ciri orang islam yang baik ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berhubungan dengan dirinya


Siapa yang menggali lubang maka ia pula yang akan jatuh didalamnya


Siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah ia memiliki ilmu dan barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah ia memiliki ilmu dan barang siapa yang menginginkana keduanya maka hendaklah memiliki ilmu


Siapa yang jalan diatas jalannya maka sampailah ia


Siapa yang membiasakan sesuatu sejak dini maka sampai tua diapun akan demikian (kecil teranjak-anjak besar terbawa-bawa)


Barang siapa yang bersabar maka beruntunglah ia

Barang siapa yang ingin kemuliaan maka hendakllah ia begadang


Barang siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan maka hendaklah ia bersiap-siap (sediakan payung sebelum hujan)


Barang siapa yang mengetahui bahasa suatu kaum maka amanlah ia dari tipu daya mereka


Siapa yang kurang kejujurannya maka kurang pula temannya


Siapa yang menanam maka dia pulalah yang memetiknya (siapa yang menabur dialah yang menuai)


Kecintaan seorang teman tampak di waktu kesempitan


Waktu itu lebih berharga daripada emas


Waktu itu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka ia akan memotongmu


Tiada kesenangan tanpa kelelahan (bersakit-sakit dahulu bersenangsenang kemudian


Kebinasaan ilmu disebabkan oleh lupa


Ketahuilah bahwa di tangan pemudalah urusan ummat dan di kakinyalah kehidupannya


Rajinlah dan jangan malas dan jangan pula menjadi orang yang lalai karena penyesalan itu adalah resiko bagi orang yang bermalas-malasan


Bantulah saudaramu walaupun hanya dengan suara


Jika engkau belajar pada orang yang berilmu maka duduklah dengannya dengan sempurna dan beradab


Lihatlah apa yang dia katakan dan jangan melihat siapa yang mengatakan

Sesungguhnya bangsa-bangsa akan langgeng selama mereka berakhlak dan jika akhlak mereka telah hilang maka merekapun akan lenyap


Raihlah kesempatan itu dan dan hati-hatilah jangan sampai berlalu


Telur hari ini lebih baik dari pada ayam besok


Kamu mengharapkan kesuksesan tetapi kamu tidak menempuh jalannya, maka ketahuilah sesungguhnya perahu itu tidak berlayar di daratan


Belajarlah karena tidak ada manusia yang dilahirkan pintar


Belajar di waktu kecil bagai melukis di atas batu dan belajar di waktu besar bagi melukis di atas air


Cintailah temanmu sewajarnya karena boleh jadi suatu hari dia menjadi

musuhmu dan bencilah musuhmu sewajarnya karena boleh jadi suatu saat dia akan menjadi temanmu


Kearifan adalah penghulu akhlak


Kehidupan seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketakwaan


Tulisan yang indah adalah perhiasan pemuda


Sebaik-baik teman di setiap waktu adalah buku


Keselamatan seseorang tergantung pada pemeliharaan lidahnya


Akhlak yang buruk akan menular


Pemuda hari ini adalah tokoh masa depan


Kemulian itu karena adab bukan karena keturunan


Kesabaran itu bak obat, pahit ketika ditelan tetapi akibatnya lebih manis dari madu


Temanmu adalah yang membuatmu menangis bukannya membuatmu tertawa


Ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon yang tidak berbuah


Ilmu itu di dada bukan di tulisan


Ilmu itu bagaikan cahaya dan cahaya Allah tidak diperuntukkan bagi orang yang berdosa

Pandangan yang didasarkan pada kerelaan akan selalu tumpul melihat sebuah cacat sebaliknya pandangan yang didasarkan pada kebencian akan selalu menangkap kesalahan.


Katakanlah kebenaran itu meskipun pahit


Sedikit tetapi berbekas lebih baik dari pada banyak tetapi lenyap


Pebicaraan dapat menembus apa yang tidak ditembus oleh jarum


Seseorang dikatakan muslim apabila muslim yang lain selamat dari lidah dan tangannya


Percaya diri adalah pangkal kesuksesan

Janganlah engkau menghina orang yang lebih rendah dari kamu karena tiap-tiap sesuatu mempunyai kelebihan


Banyak berbuat lebih baik daripada banyak bicara


Takkan kembali hari-hari yang telah berlalu


Kamu takkan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara: pintar, tamak, rajin, harta, dekat dengan guru, dan masa yang panjang


Seandainya bukan karena ilmu maka manusia itu seperti binatang


Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta tetapi kekayaan itu adalah kaya hati


Bukanlah seorang pemuda yang mengatakan inilah ayahku tetapi pemuda yang sebenarnya adalah yang mengatakan inilah aku


Mukmin yang kuat lebih baik dari pada mukmin yang lemah


Manusia adalah musuh terhadap apa yang ia tidak ketahui


Siapa yang mencintai sesuatu pastilah ia banyak menyebutnya

Tak ada pekerjaan yg berat. Pekerjaan Seberat Apapun Akan Terasa Ringan Apabila Tidak Dikerjakan

(Mario Ngeluh)

Bila anda gagal kemarin.. jangan pernah menyerah. Ulangi terus kegagalan anda sampai benarbenar gagal dan boss anda menyerah. Salam Gagal Selalu

(Mario Tegar)
Mulai dari yg mudah dan ringan, yg rumit dan berat nanti juga ada org lain yg ngerjain

(Mario Tega)
Mulailah dari yg kecil krn semua yg besar dulunya juga kecil

(Mak Erot)
Kesuksesan bisa diraih karna usaha Usaha ada karna kemauan Kemauan tercipta karna ada cita-cita Cita-cita brasal dari mimpi Mimpi ada karna Tidur

So Jika ingin sukses marilah kita Tidur

(Mario Tengil)

Mahfudzot lil fashli Al-ula


Monday, April 19, 2010 8:41:34 PM pelajaran kelas 1 Ma'had., syair Arab, Mahfudzot 1. 1. Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia 2. 2. Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia . 3. 3. Barang siapa sabar beruntunglah ia . 4. 4. Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit pulalah temannya. 5. 5. Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji. 6. 6. Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan. 7. 7. Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan. 8. 8. Kesabaran itu menolong segala pekerjaan. 9. 9. Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu.

10. 10. Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur. 11. 11. Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari. 12. 12. Waktu itu lebih mahal daripada emas. 13. 13. Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat. 14. 14. Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku. 15. 15. Barang siapa menanam pasti akan memetik (mengetam). 16. 16. Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan. 17. 17. Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang. 18. 18. Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu. 19. 19. Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu. 20. 20. Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar. 21. 21. Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah.

22. 22. Bersatu adalah pangkal keberhasilan. 23. 23. Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya. 24. 24. Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti) bukan dengan keturunan. 25. 25. Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya (perkataannya). 26. 26. Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya. 27. 27. Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular. 28. 28. Bencana ilmu itu adalah lupa. 29. 29. Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya. 30. 30. Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan. 31. 31. Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu. 32. 32. Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan (merencanakan).

33. 33. Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia. 34. 34. Barang siapa menggali lobang, akan terperosoklah ia di dalamnya. 35. 35. Musuh yang pandai, lebih baik daripada kawan yg jahil. 36. 36. Barang siapa banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya. 37. 37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas. 38. 38. Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari, yang kamu dapat mengejakannya hari ini. 39. 39. Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu. 40. 40. Sebaik-baik manusia itu, adalah yang terlebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia. 41. 41. Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan, dan di dalam tergesa-gesa itu adanya penyesalan. 42. 42. Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan. 43.

43. Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu, adalah suatu perangai orang yang mulia (terhormat). 44. 44. Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya. 45. 45. Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya. 46. 46. Barang siapa manir tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya. 47. 47. Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya. 48. 48. Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman. 49. 49. Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit. 50. 50. Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu. 51. 51. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja). 52. 52. Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat. 53. 53. Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki). 54.

54. Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir. 55. 55. Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti. 56. 56. Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya. 57. 57. Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya. 58. 58. Hancurlah seseorang yang tidak tahu dirinya sendiri. 59. 59.Pokok dosa itu, adalah kebohongan. 60. 60. Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya. 61. 61. Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan. 62. 62. Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan. 63. 63. Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menyiksamu. 64. : 64. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas :

1). Kecerdasan 2). Kethoma'an (terhadap ilmu) 3). Kesungguhan 4). Harta benda (bekal) 5). Mempergauli guru 6). Waktu yang panjang. 65. 65. Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah. 66. 66. Barang siapa berhati-hati niscaya mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan. 67. 67. Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina. 68. 68. Kebersihan itu sebagian dari iman. 69. 69. Kalau besar permintaannya maka sedikitlah penolongnya. 70. 70. Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang diiringi (oleh) penyesalan. 71. 71. Pengaturan pekerjaan itu menabung sebanyak separohnya waktu. 72. 72. Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu. 73. 73. Obatilah kemarahan itu dengan diam. 74. 74. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum.

75. 75. Bukan setiap yang mengkilat itu emas. 76. 76. Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya. 77. 77. Harga seseorang itu sebesar (sama nilainya) kebaikan yang telah diperbuatnya. 78. 78. Temannmu ialah orang yang menangiskanmu (membuatmu menangis) bukan orang yang membuatmu tertawa. 79. 79. Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah. 80. 80. Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit dan memberi penjelasannya/jelas. 81. 81. Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti. 82. 82. Permulaan marah itu adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan. 1. 1. Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia 2. 2. Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia . 3. 3. Barang siapa sabar beruntunglah ia . 4.

4. Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit pulalah temannya. 5. 5. Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji. 6. 6. Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan. 7. 7. Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan. 8. 8. Kesabaran itu menolong segala pekerjaan. 9. 9. Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu. 10. 10. Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur. 11. 11. Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari. 12. 12. Waktu itu lebih mahal daripada emas. 13. 13. Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat. 14. 14. Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku. 15. 15. Barang siapa menanam pasti akan memetik (mengetam).

16. 16. Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan. 17. 17. Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang. 18. 18. Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu. 19. 19. Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu. 20. 20. Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar. 21. 21. Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah. 22. 22. Bersatu adalah pangkal keberhasilan. 23. 23. Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya. 24. 24. Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti) bukan dengan keturunan. 25. 25. Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya (perkataannya). 26. 26. Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya. 27. 27. Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular.

28. 28. Bencana ilmu itu adalah lupa. 29. 29. Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya. 30. 30. Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan. 31. 31. Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu. 32. 32. Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan (merencanakan). 33. 33. Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia. 34. 34. Barang siapa menggali lobang, akan terperosoklah ia di dalamnya. 35. 35. Musuh yang pandai, lebih baik daripada kawan yg jahil. 36. 36. Barang siapa banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya. 37. 37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas. 38. 38. Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari, yang kamu dapat

mengejakannya hari ini. 39. 39. Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu. 40. 40. Sebaik-baik manusia itu, adalah yang terlebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia. 41. 41. Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan, dan di dalam tergesa-gesa itu adanya penyesalan. 42. 42. Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan. 43. 43. Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu, adalah suatu perangai orang yang mulia (terhormat). 44. 44. Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya. 45. 45. Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya. 46. 46. Barang siapa manir tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya. 47. 47. Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya. 48. 48. Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman. 49.

49. Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit. 50. 50. Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu. 51. 51. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja). 52. 52. Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat. 53. 53. Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki). 54. 54. Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir. 55. 55. Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti. 56. 56. Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya. 57. 57. Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya. 58. 58. Hancurlah seseorang yang tidak tahu dirinya sendiri. 59. 59.Pokok dosa itu, adalah kebohongan.

60. 60. Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya. 61. 61. Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan. 62. 62. Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan. 63. 63. Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menyiksamu. 64. : 64. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas : 1). Kecerdasan 2). Kethoma'an (terhadap ilmu) 3). Kesungguhan 4). Harta benda (bekal) 5). Mempergauli guru 6). Waktu yang panjang. 65. 65. Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah. 66. 66. Barang siapa berhati-hati niscaya mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan. 67. 67. Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina. 68. 68. Kebersihan itu sebagian dari iman.

69. 69. Kalau besar permintaannya maka sedikitlah penolongnya. 70. 70. Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang diiringi (oleh) penyesalan. 71. 71. Pengaturan pekerjaan itu menabung sebanyak separohnya waktu. 72. 72. Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu. 73. 73. Obatilah kemarahan itu dengan diam. 74. 74. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum. 75. 75. Bukan setiap yang mengkilat itu emas. 76. 76. Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya. 77. 77. Harga seseorang itu sebesar (sama nilainya) kebaikan yang telah diperbuatnya. 78. 78. Temannmu ialah orang yang menangiskanmu (membuatmu menangis) bukan orang yang membuatmu tertawa. 79. 79. Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah. 80.

80. Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit dan memberi penjelasannya/jelas. 81. 81. Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti. 82. 82. Permulaan marah itu adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan.

100 Mutiara Indah Bahasa Arab (Mahfudzat)


Aug 252010 Berikut ini adalah sebagian Pepatah Kata Mutiara Bahasa Arab atau juga biasa disebut dengan Mahfuzat, Muqtathafat, Syair dan lain-lain. Mahfudzat ini diambil dari Al Quran, Hadits, Atsar Shahabat Nabi dan Nasehat serta Irsyadat para ulama salaf dan kholaf. Katakata mutiara ini diajarkan di kelas 1 TMI/KMI yang setara dengan kelas VII MTs/SMP dan kelas intensif di semester awal. Mahfudzat merupakan salah-satu pelajaran yang bertujuan memberikan motivasi untuk hidup sukses dan juga memperindah kemampuan Bahasa Arab santri di pesantren kami dan pesantren-pesantren lainnya yang berbasis kurikulum Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur. Semoga bermanfaat. 1.

Barang siapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya) 2.

Barang siapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan) 3.

Barang siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung 4.

Barang siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pulalah temannya 5.

Bergaulah dengan orang yang jujur dan menepati janji

6.

Kecintaan seorang teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan 7.

Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan 8.

Kesabaran itu akan menolong segala pekerjaan 9.

Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu 10.

Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur 11.

Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari 12.

Waktu itu lebih berharga daripada emas 13.

Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat 14.

Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku 15.

Barang siapa yang menanam pasti akan memetik (mengetam) 16.

Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan 17.

Kalaulah tidak karena ilmu niscaya manusia itu seperti binatang 18.

Belajar diwaktu kecil itu, bagaikan mengukir di atas batu 19.

Tidak akan pernah kembali lagi hari-hari yang telah berlalu 20.

Belajarlah di waktu kecil dan beramalah dengannya di waktu besar 21.

Ilmu tanpa amal/praktek bagaikan pohon yang tidak berbuah 22.

Persatuan adalah pangkal keberhasilan 23.

Jangan engkau menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya 24.

Kemuliaan itu karena adab kesopanan (budi pekerti) bukan karena keturunan 25.

Keselamatan manusia itu terdapat dalam penjagaan lidahnya (perkataannya) 26.

Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya (kekayaannya) 27.

Budi pekerti/akhlaq yang buruk itu menular 28.

Bencananya ilmu adalah lupa

29.

Jika ada kemauan yang sungguh-sungguh, pasti terbukalah jalannya 30.

Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena setiap orang mempunyai kelebihan 31.

Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu 32.

Berpikirlah dahulu sebelum kamu berbuat. 33.

Barang siapa yang tahu jauhnya sebuah perjalanan, hendaklah dia bersiap-siap 34.

Barang siapa yang menggali lobang, maka akan terperosoklah ia di dalamnya 35.

Musuh yang pandai itu lebih baik daripada sahabat yang bodoh 36.

Barang siapa banyak perbuatan baiknya, maka banyak pulalah temannya 37.

Bersungguh-sungguhlah, jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu resiko bagi orang yang bermalas-malasan 38.

Janganlah menunda pekerjaanmu hingga esok hari, sesuatu yang kamu dapat mengejakannya hari ini 39.

Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu

40.

Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik budi pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya 41.

Di dalam kehati-hatian itu terdapat keselamatan, dan di dalam ketergesa-gesaan itu terdapat penyesalan 42.

Buah kelengahan adalah penyesalan dan buah kecermatan adalah keselamatan 43.

Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu termasuk perangai orang yang mulia (terhormat) 44.

Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang sama dengannya 45.

Tidak menjawab (pertanyaan) orang yang bodoh adalah suatu jawaban 46.

Barang siapa manis tutur katanya (perkataannya) maka banyaklah temannya 47.

Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya 48.

Barang siapa yang mencari teman tanpa bercela, maka ia akan selamanya tidak mempunyai teman 49.

Katakanlah kebenaran itu walaupun pahit 50.

Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu 51.

Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang-sedang saja) 52.

Setiap tempat mempunyai perkataan masing-masing, dan untuk setiap perkataan memiliki tempat masing-masing 53.

Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki) 54.

Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir 55.

Bukanlah yang dinamakan anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) anak yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan budi pekerti 56.

Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya 57.

Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya 58.

Hancurlah seseorang yang tidak tahu kemampuan dirinya sendiri 59.

Pokok dosa itu adalah kebohongan 60.

Barang siapa yang menganiaya niscaya akan dianiaya 61.

Bukanlah kecindahan itu dengan pakaian yang menghiasi kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan 62.

Janganlah engkau bersikap lemah sehingga kamu akan ditindas, dan janganlah kamu bersikap keras sehingga kamu akan dipatahkan 63.

Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka sungguh ia telah menyesatkanmu 64. : Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas : Kecerdasan, Kethomaan (terhadap ilmu), Kesungguhan, Harta benda (bekal), Akrab, Dekat, Taat kepada guru serta Waktu yang panjang 65.

Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah 66.

Barang siapa berhati-hati niscaya akan mendapatkan apa-apa yang dicita-citakannya 67.

Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina 68.

Kebersihan adalah bagian dari iman 69.

Kalau banyak permintaannya maka sedikitlah penolongnya 70.

Tidak ada kebaikan dari suatu kenikmatan yang menyebabkan penyesalan 71.

Manajemen pekerjaan itu akan menghemat separuh waktu 72.

Betapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu 73.

Obatilah kemarahan itu dengan diam 74.

Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum 75.

Bukanlah setiap sesuatu yang mengkilat itu emas 76.

Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan isi hatinya 77.

Derajat seseorang itu sebesar kebaikan yang telah diperbuatnya 78.

Temannmu ialah orang yang membuatmu menangis bukan orang yang membuatmu tertawa 79.

Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah 80.

Sebaik-baik perkataan ialah yang sedikit dan jelas 81.

Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah kecuali budi pekerti 82.

Permulaan marah adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan

83.

Hamba sahaya itu harus dipukul dengan tongkat, dan orang yang merdeka cukup dengan isyarat 84.

Perhatikanlah apa-apa yang diucapkan dan janganlah meperhatikan siapa orang yang mengatakannya 85.

Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi mulia 86.

Tiap-tiap pekerjaan itu dengan penyelesaiannya 87. #

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim 88. #

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar 89. #

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan 90. #

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya 91. #

Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu 92. #

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni, Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

93.

Di manapun anda berada, maka anda bertanggung jawab terhadap keislamannya 94.

Melestarikan (nilai-nilai) lama yang relevan dan mengadopsi (metode) baru yang lebih relevan 95. :

Masa itu ada dua : saat kebahagiaan dan saat kesedihan 96.

Barang siapa menguasai bahasa suatu kaum, maka ia akan selamat dari tipu daya mereka 97.

Kebenaran itu harus berdasarkan wahyu dan bukti, bukan karena sendikit atau banyaknya (yang melakukan/mengikuti) 98.

Barang siapa yang mencari ketinggian derajat, hendaklah ia qiyamullail (sholat malam) 99.

Islam itu agama tertinggi dan tidak ada yang bisa menandinginya 100. Bukanlah termasuk golongan kami (umat Nabi Muhammad SAW), orang yang tidak menyanyangi yang yunior dan tidak menghormati senior. Teman-teman pasti pernah mendengar kalimat ini, bukan? Negeri 5 Menara, sebuah novel best seller karangan A. Fuadi, juga terinspirasi sekali dengan kalimat ini. Fuadi merupakan lulusan dari Pondok Modern Darussalam Ponorogo, atau yang lebih dikenal dengan PM. Gontor.

Di jaringan pesantren alumni Gontor--termasuk juga Darunnajah Jakarta--pelajaran Mahfuzhat diajarkan dari kelas 1 hingga kelas 6.

Ada banyak hikmah yang dapat dipetik. Pelajaran tentang kehidupan, filosofi hidup, sikap dalam menghadapi masalah, banyak diperoleh dari sini. Misalnya, saat kita ditimpa musibah, maka teringatlah dengan sebuah Mahfuzhat berbunyi, "Man shabara zhafira." Artinya, "Siapa yang bersabar, beruntunglah ia." Berarti, kalau mau beruntung--salah kondisi apapun, termasuk ketika diterpa masalah--maka bersabarlah.

Pada 2008, saya pernah mengajarkan materi ini juga di kalangan santri putri Pesantren Darul Istiqamah (Maros, Sulawesi Selatan). Para santri yang mengikutinya bakda salat magrib rutin itu cukup antusias dengan materi ini. Selanjutnya, hasil dari situ, saya gabungkan menjadi sebuah buku yang dicetak secara indie, berjudul "Percikan Hikmah Orang-Orang Sukses: Syarah 23 Pelajaran al-Mahfuzhat." Buku ini cuma beredar terbatas di kota Makassar. Saat ini saya ingin menerbitkan syarah itu juga, tapi sedang menunggu moment dan penyempurnaan naskah tersebut. Keberadaan buku "Mahfuzhat: Bunga Rampai Peribahasa Arab" ini sangatlah membantu untuk penyempurnaan naskah itu. Pelajaran Mahfuzhat ini baik sekali diajarkan di seluruh sekolah di negeri ini. Kenapa? Karena kandungan maknanya dalam, dan diambil dari hadis, dan juga ahli hikmah yang pernah ada di muka bumi ini.

Mari kita lihat satu persatu. Di dalam buku "Mahfuzhat: Bunga Rampai Peribahasa Arab", peribahasa di bawah ini dapat ditemukan. Bagi mereka yang pernah belajar Mahfuzhat di pesantren, tentu mengingatnya bisa menjadi nostalgia tersendiri, dan menjadi inspirasi meniti sukses dalam kehidupan.

tofa broo

Dfefg View more presentations from kmalthofa

banyaknya pengunjung

KATA KATA MUTIARA ARAB(MAHFUDHAT)


Posted by thofayox | Kamis, 14 Oktober 2010 | 0 komentar

MAHFUDHAT belajar kata mutiara arab


1. Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia 2. 2. Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia . 3. 3. Barang siapa sabar beruntunglah ia . 4. 4. Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit pulalah temannya. 5. 5. Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji. 6. 6. Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan. 7. 7. Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan. 8. 8. Kesabaran itu menolong segala pekerjaan. 9. 9. Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu. 10. 10. Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur. 11. 11. Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari. 12. 12. Waktu itu lebih mahal daripada emas. 13. 13. Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat. 14. 14. Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku. 15.

15. Barang siapa menanam pasti akan memetik (mengetam). 16. 16. Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan. 17. 17. Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang. 18. 18. Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu. 19. 19. Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu. 20. 20. Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar. 21. 21. Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah. 22. 22. Bersatu adalah pangkal keberhasilan. 23. 23. Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya. 24. 24. Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti) bukan dengan keturunan. 25. 25. Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya (perkataannya). 26. 26. Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada emasnya. 27. 27. Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular. 28. 28. Bencana ilmu itu adalah lupa. 29. 29. Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya. 30. 30. Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan. 31. 31. Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu. 32. 32. Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan (merencanakan). 33. 33. Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia. 34. 34. Barang siapa menggali lobang, akan terperosoklah ia di dalamnya. 35. 35. Musuh yang pandai, lebih baik daripada kawan yg jahil. 36. 36. Barang siapa banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya. 37. 37. Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena

penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas. 38. 38. Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari, yang kamu dapat mengejakannya hari ini. 39. 39. Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu. 40. 40. Sebaik-baik manusia itu, adalah yang terlebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia. 41. 41. Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan, dan di dalam tergesa-gesa itu adanya penyesalan. 42. 42. Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan. 43. 43. Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu, adalah suatu perangai orang yang mulia (terhormat). 44. 44. Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya. 45. 45. Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya. 46. 46. Barang siapa manir tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya. 47. 47. Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya. 48. 48. Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman. 49. 49. Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit. 50. 50. Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu. 51. 51. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja). 52. 52. Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat. 53. 53. Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki). 54. 54. Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir. 55. 55. Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti. 56.

56. Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya. 57. 57. Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya. 58. 58. Hancurlah seseorang yang tidak tahu dirinya sendiri. 59. 59.Pokok dosa itu, adalah kebohongan. 60. 60. Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya. 61. 61. Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan. 62. 62. Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan. 63. 63. Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menyiksamu. 64. : 64. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas : 1). Kecerdasan 2). Kethomaan (terhadap ilmu) 3). Kesungguhan 4). Harta benda (bekal) 5). Mempergauli guru 6). Waktu yang panjang. 65. 65. Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah. 66. 66. Barang siapa berhati-hati niscaya mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan. 67. 67. Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina. 68. 68. Kebersihan itu sebagian dari iman. 69. 69. Kalau besar permintaannya maka sedikitlah penolongnya. 70. 70. Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang diiringi (oleh) penyesalan. 71. 71. Pengaturan pekerjaan itu menabung sebanyak separohnya waktu. 72. 72. Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu. 73. 73. Obatilah kemarahan itu dengan diam. 74.

74. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum. 75. 75. Bukan setiap yang mengkilat itu emas. 76. 76. Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya. 77. 77. Harga seseorang itu sebesar (sama nilainya) kebaikan yang telah diperbuatnya. 78. 78. Temannmu ialah orang yang menangiskanmu (membuatmu menangis) bukan orang yang membuatmu tertawa. 79. 79. Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah. 80. 80. Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit dan memberi penjelasannya/jelas. 81. 81. Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti. 82. 82. Permulaan marah itu adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesal 83. Perhatikanlah apa-apa yang dikatakan (diucapkan) dan janganlah memperhatikan siapa yang mengatakan. 84. . Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi mulia. 85. . Tiap-tiap pekerjaan itu dengan penyelesaiannya. 86. # Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka. # Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa

yang besar. # Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan. # Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya. # Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu. # Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

50 Kata Mutiara Arab (Mahfudzat)


26 Desember 2011 at 05:25 Tinggalkan komentar Bismillahirrohmanirrohim Mahfudzat ini adalah kata mutiara berbahasa Arab yang diajarkan di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Belum ada sumber tertulis dari mana asalnya, tetapi menurut beberapa senior di Pondok Modern Gontor, kata mutiara Arab ini didapatkan terutama dari Bapak Hasjimi, seorang dari Timur Tengah yang mengajar di Sekolah Arabiyah di Solo. Kata mutiara berbahasa Arab ini diajarkan kepada para santri mulai dari

awal mereka masuk (kelas I, setara dengan kelas I SMP) hingga kelas VI (setara dengan kelas III SMA). 1. Man sara ala ad-darbi washala (Siapa berjalan pada jalannya, dia akan sampai) 2. Man jadda wajada (Siapa bersungguh-sungguh , dia akan berhasil) 3. Man shobaro zhofira (Siapa bersabar, dia akan beruntung) 4. Man qalla shidquhu qalla shodiquhu (Siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pula temannya) 5. Jalis ahla ash-shidqi wa al-wafai (Pergaulilah orang jujur dan menepati janji) 6. Mawaddatu ash-shodiqi tadzharu waqta adh-dhiqi (Kecintaan seorang teman itu akan terlihat pada saat kesulitan) 7. Wama al-lladzdzatu illa bada at-taabi (Tidak ada kenikmatan kecuali setelah bersusah payah) 8. Ash-shobru yuinu ala kulli amalin (Kesabaran itu membantu segala pekerjaan) 9. Jarrib walahidz takun arifan (Coba dan perhatikan, niscaya engkau akan paham) 10. Uthlubu al-ilma min al-mahdi ila al-llahdi (Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur) 11. Baidhatu al-yaumi khairun min dajajati al-ghodd (Telur hari ini lebih baik dari ayam hari esok) 12. Al-waqtu atsmanu mina adz-dzahabi (Waktu itu lebih berharga daripada emas) 13. Al-aqlu as-salimu fi al-jismi as-salimi (Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat) 14. Khoiru jalisin fi az-zamani kitabun (Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku)

15. Man yazra yahshud (Siapa yang menanam, dia akan memetik/memanen) 16. Khoiru al-ashabi man yadulluka ala al-khoiri (Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan) 17. Laula al-ilma lakana an-nasu ka al-bahaimi (Seandainya tiada berilmu, manusia itu seperti binatang) 18. Al-ilmu fi as-shighori ka an-naqsyi ala al-hajari (Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu bagaikan ukiran di atas batu) 19. Lan tarjia al-ayyamu al-lati madhot (Tidak akan kembali hari-hari yang lalu) 20. Taallaman shoghiran wamal bihi kabiron (Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar) 21. Al-ilmu bila amalin ka asy-syajari bila tsamarin (Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah) 22. Al-ittihadu asasu an-najahi (Persatuan adalah pangkal keberhasilan) 23. La tahtaqir miskinan wa kun lahu muinan (Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah penolong baginya) 24. Asy-syarofu bi al-adabi la bi an-nasabi (Kemuliaan itu dengan adab kesopanan , bukan dengan keturunan) 25. Salamatu al-insani fu hifdzi al-lisani (Keselamatan manusia itu dalam menjaga lisannya) 26. Adabu al-mari khorun min dzahabihi (Adab seseorang itu lebih berharga daripada emasnya) 27. Suu al-khuluqi yudi (Kerusakan budi pekerti/akhlak itu menular) 28. Afatu al-ilmi an-nisyan (Bencana ilmu itu adalah lupa) 29. Idza shodaqa al-azmu wadhoha as-sabilu (Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya)

30. La tahtaqir man dunaka fa likulli syaiin maziyyatun (Jangan menghina orang yang lebih rendah daripadamu karena setiap orang mempunyai kelebihan) 31. Ashlih nafsaka yashluh laka an-nasu (Perbaikilah dirimu sendiri niscaya orang lain akan baik padamu) 32. Fakkir qobla antazima (Berpikirlah dahulu sebelum kamu merencanakan/berkemauan) 33. Man arafa buida as-safari istaadda (Siapa yang tahu jauhnya perjalanan, dia akan bersiap-siap) 34. Man hafaro khufrotan waqoa fiha (Siapa yang menggali lubang, dia yang akan terperosok ke dalamnya) 35. Aduwwun aqilun khoirun min shodiqin jahilin (Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh) 36. Man katsuro ihsanuhu katsuro ikhwanuhu (Siapa yang banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah temannya) 37. Ijhad wala taksal wala taku ghofilan fanadamatu al-uqba liman yatakassal (Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan jangan pula lengah karena penyesalan akibat itu bagi orang uang bermalas-malasan) 38. La tuakhkhir amalaka ila al-ghoddi ma taqdiru an tamalahu al-yauma (Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari yang kamu bisa mengerjakannya hari ini) 39. Utruk asy-syarro yatrukka (Tinggalkanlah perbuatan jelek niscaya dia akan meninggalkanmu) 40. Khoiru an-nasi ahsanuhum khuluqan wa anfauhum linnas (Sebaik-baik manusia itu adalah yang lebih baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia) 41. Fi at-taanni as-salamatu wa fi al-ajalati an-nadamatu (Di dalam kehati-hatian adanya keselamatan, dan di dalam ketergesaan adanya penyesalan) 42. Tsamrotu at-tafriti an-nadamatu wa tsamrotu al-hazmi as-salamatu (Buah sembrono atau lengah itu penyesalan dan buah cermat itu adalah keselamatan) 43. Ar-rifqu bi adh-dhoifi -min khuluqi asy-syarifi (Berlemah-lembut kepada orang yang lemah itu adalah suatu perangai orang yang mulia)

44. Fajazau as-sayyiatin sayyiatun mitsluha (Maka pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama) 45. Tarku al-jawabi ala al-jahili jawabun (Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya) 46. Man adzuba lisannuhu katsuro ikhwanuhu (Siapa yang manis tutur katanya, banyaklah temannya) 47. Idza tamma al-aqlu qolla al-kalamu (Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya) 48. Man tholaba akhon bila aibin baqiya bila akhin (Siapa yang mencari teman yang tidak bercela maka dia tidak akan mempunyai teman) 49. Qul al-haqqo walau kana murron (Katakanlah yang benar itu walaupun pahit) 50. Khoiru malika ma nafaaka (Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu) Sumber Artikel : Buku 10 Jalan Sukses Menghidupkan Prinsip Man Jadda Wajada (Akbar Zainudin) "rabbi, taroktu ma uhibbu min ajali matuhibbu, faj'al ma tuhibbu huwa kullu ma uhibbu, fahubbuka ghoyatun maa uhibbu" " Ya rabbku, aku telah meninggalkan apa2 yg aku cintai demi cintaku kepada-Mu, maka jadikanlah semua yang engkau cintai menjadi apa2 yg aku cintai pula, karena cinta-Mu adalah tujuan dari apa2 yg aku cintai"

Anda mungkin juga menyukai