Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KISAH NABI ILYAS A.S

Disusun oleh:
Nama: Shahratul Yusita
Kelas: VIII G

SMP NEGERI 1 CAMPALAGIAN


MAKALAH
KISAH NABI HARUN A.S

Disusun oleh:
Nama: Nurdiana
Kelas: VIII G

SMP NEGERI 1 CAMPALAGIAN


A. PENDHULUAN
Ilyas (buhasa Arab: ‫( )إليي‬sekitar 910-850 SM) adalah seorang
utusan Allah. Ilyas merupakan keturunan ke-4 dari Nabi Harun. Ia
diangkat menjadi nabi pada tahun 870 SM dan ditugaskan berdakwah
kepada orang-orang Finisia dan Bani Israel yang menyembah berhala
bernama Baal di Kota Baalbak, Syam. Kota Baalbak diambil dari
nama berhala yang mereka sembah. Namanya disebutkan sebanyak 2
kali di dalam Al-Quran. Menurut kisah Islam ia tidak wafat tapi
diangkat ke sisi Allah.
Ilyas bin Yasin bin Fanhas dari keturunan Harun bin Imran
B. KISAH NABI ILYAS
Ilyas berulang kali memperingatkan kaumnya, namun mereka
tetap durhaka. Karena itulah Allah menurunkan musibah kekeringan
selama bertahun-tahun, sehingga mereka baru tersadar bahwa seruan
Nabi Ilyas itu benar. Setelah kaumnya tersadar, Nabi Ilyas AS berdoa
kepada Allah SWT agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun
setelah musibah itu berhenti, dan perekonomian mereka memulih,
mereka kembali durhaka kepada Allah SWT. Akhirnya kaum Nabi
Ilyas kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada sebelumnya,
yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati
bergelimpangan.
Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di
hadapan Allah pada hari kiamat. Allah menceritakan hal tersebut
dalam firman-Nya:
“Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul.
(Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak
bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan
sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-
bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu
mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang
dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang
baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu)
kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS.
Ash-Shaffat: 123-132)”.
Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah sebutkan
berkaitan dengan kisah Nabi Ilyas. Dan pendapat yang paling kuat
adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang Nabi
yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan
nasihat-nasihat Ilya. Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu
terkenal dalam Taurat. Kami akan menyebutkan nasihat-nasihat
tersebut karena di dalamnya terdapat hikmah yang dalam dan
ketulusan hati. Pesan tersebut terdapat dalam injil Barnabas dari ayat
23 sampat ayat 49. Disebutkan di dalamnya bahwa “Ilya adalah hamba
Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk
berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang
suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah.
Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas
untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah
orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang
saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan
memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan
keuntungan sementara ia mendapat kerugian.
Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain
berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan
bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak
mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang
salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar
seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya.
Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari
percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di
atas gunung Saina‘ maka beliau menemukan Allah dan berdialog
dengan-Nya sebagaimana seorang pencinta berdialog dengan
kekasihnya.
Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha
keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan
perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat
melakukan suatu amal pada satu hari saya namun dihitung amalnya itu
selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ
ia mencari rida Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke
arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara
hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia
makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan.
Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi
mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka
benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu
bernapas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk
mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak
lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-
tengah salat dengan rasa takut.
Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah
dengan menjunjung tinggi syariat-Nva yang Allah SWT karuniakan
kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini,
kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada
setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah
dan Dia akan selalu bersama kalian.” Demikianlah apa-apa yang
disebutkan dalam Injil Barnabas melalui tulisan Ilya.
Dari dulu hingga detik ini dan sampai Hari Kiamat, Nabi Ilyas
AS tidak pernah mati (meninggal dunia), dan kini beliau sedang
berzikir di tengah-tengah muka bumi ini, dan jasadnya dijadikan gaib
oleh Allah SWT sehingga belau tidak bisa diketahui akan
keberadaannya sekarang.
Imam Ad-Daraqathni meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA:
“Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun saat musim haji,
dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang
lain”, (Riwayat Ibnu ‘Abbas RA).
Dalam Az-Zuhd riwayat Imam Ahmad dan Imam Thabarani
dikatakan. “Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun pada
saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala
(Tahallul) satu sama yang lam, Dan mereka berdua berpuasa
Ramadhan di Baitul Magdis!", (Menurut Ibnu Hajar, riwayat int
sanadnya hasan).
Di dalam Musnad Abu Usamah dikatakan: “Nabi Khidir di
samudra dan Nabi Ilyas di daratan, mereka bertemu tiap malam di
samping tembok yang dibuat oleh Dzulqarnain”, (Lihat Syawahid Al-
Haq pada halaman 200 tentang 4 hadis yang dibawakan oleh Ibnul
Jausi).
Nabi Ilyas AS dan Nabi Ilyasa AS bersama-sama mengemban
misi dakwahnya kepada Bani Isra‘il di Isra’il, Kurang lebih selama
delapan tahun, Nabi Ilyas AS hidup bersama Nabi Ilyasa AS untuk
menjalankan misi dakwahnya kepada Bani Isra‘il.
Ketika itu mereka berdua berjalan-jalan ke sebelah timur
sungai Yordan. Tiba-tiba datanglah angin badai di sana dan akhirnya
reda. Pada suatu hari, ketika Nabi Ilyas AS sedang beristirahat,
datanglah Malaikat Maut kepadanya. “Hai Ilyas, penuhilah panggilan
Allah, kini saatnya nyawamu akan kujemput! Maka bersiap-siaplah,
hai Ilyas” kata Malaikat Maut. Mendengar berita itu. Nabi Ilyas AS
menjadi sedih dan menangis “Mengapa engkau bersedih, Ilyas?" tanya
Malaikat maut. “Tidak tahulah” jawab Nabi Ilyas AS. “Apakah engkau
bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi
kematian ?” tanya Malaikat Maut. “Tidak. Tidak ada satu pun yang
aku sesali kecuali karena aku menyesal karena tidak bisa lagi berzikir
kepada Allah, sementara yang masih hidup bisa terus berzikir memuji
Allah,” jawab Nabi Ilyas AS.
Saat itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada
Malaikat Maut agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi
kesempatan kepada Nabi Ilyas AS berzikir sesuai dengan
permintaannya. Nabi Ilyas AS ingin terus hidup semata-mata karena
ingin berdzikir kepada Allah SWT. Maka berdzikir lah Nabi Ilyas AS
sepanjang hidupnya.
Allah SWT berfirman: “Biarlah Nabi Ilyas hidup di taman
untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepaa-Ku sampai akhir
nanti (hari kiamat!)". Mendengar firman Allah tersebut, maka
Malaikat Maut tidak jadi mencabut nyawa Nabi Ilyas AS. Maka
selama-lamanya Nabi Ilyas AS tidak akan pernah mati (tidak akan
pernah meninggal dunia) kecuali di Hari Kiamat. Maka dibuatlah Nabi
Ilyas AS tetap hidup abadi hingga hari kiamat, nyawanya tidak
dicabut, namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sebagaimana
Nabi Khidir yang tetap hidup namun diri nya dijadikan ghaib oleh
Allah SWT agar tidak bisa dilihat, didengar, dan diketahui
keberadaannya oleh orang yang masih hidup di dunia.
Allah SWT menjadikan Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS
tetap hidup dan tidak pernah mati hingga hari kiamat kelak. Allah
SWT menempatkan Nabi Khidir AS di tengah-tengah lautan,
sedangkan Nabi Ilyas AS ditempatkan-Nya di tengah-tengah taman
yang luas yang indah yang ada di tengah-tengah muka bum ini, sambil
terus-menerus dalam keadaan berzikir kepada Allah SWT dari dulu,
dan detik ini, dan sampai wafatnya nanti di hari kiamat. Wallahu a‘lam
bi showwab.

Anda mungkin juga menyukai