Anda di halaman 1dari 10

erita Lengkap Nabi Ilyas Setelah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman AS, Allah SWT mengutus

Nabi Ilyas As. Dalam Al-quran tidak banyak membahas tentang beliau. Namun dalam
firmannya, Allah SWT memastikan beliau termasuk orang-orang soleh yang menjadi utusannya.

Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (Ingatlah) ketika dia
berkata kepada kaumnya: Mengapa kamu tidak bertaqwa? Patutkah kamu menyembah Dewa
Bal dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-
bapakmu yang terdahulu? Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke
neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk
Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu): Kesejahteraan
dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman! (QS Ash-
Shaaffat: 123-132).

Dan Zakariyya; Yahya; Isa; dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang sholeh! (QS Al-
Anam: 8)

Nabi Ilyas tinggal di negeri Israil ketika negeri itu dipimpin oleh seorang raja yang memiliki
sifat yang sangat jahat bernama raja Ahab. Raja Ahab berada di jalan kemusyrikan dengan
menyuruh rakyatnya untuk menyembah patung dan dewa-dewa. Oleh karena itu, Allah SWT
menjadi murka dan mengutus Nabi Ilyas untuk membawa kaum bani Israil dibawah
kepemimpinan raja Ahab ke jalan yang benar. Namun sayang, ketika Nabi Ilyas memrintahkan
raja Ahab untuk beriman kepada Allah, raja Ahab malah kesal dan marah dan berniat untuk
membunuhnya.

Bergegaslah Nabi Ilyas dari kejaran tentara raja Ahab yang mengejarnya. Nabi Ilyas
bersembunyi di anak Sungai Kerit. Beliau minum dari anak sungai itu, makan roti dan daging
yang dibawa oleh burung gagak setiap pagi dan setiap sore. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT, Pergilah ke anak Sungai Kerit dan bersembunyilah di sana. Engkau dapat minum dari
anak sungai itu, dan burung gagak akan Kusuruh membawa makanan untukmu!

Dalam pengejaran itu, Nabi Ilyas bertemu dengan Nabi Ilyasa. Namun saat itu Nabi Ilyasa belum
menjadi nabi. Saat bertemu Nabi Ilyasa sedang sakit, dan dibantu oleh Nabi Ilyas. Setelah
sembuh, Nabi Ilyasa menjadi anak angkat Nabi Ilyas.

Setelah kejadian itu, Allah mulai menghukum raja Ahab dan rakyatnya dengan tidak
menurunkan hujan selama bertahun-tahun. Barulah, Raja Ahab beserta orang-orang Israil yang
kafir lainnya tersadar bahwa seruan Nabi Ilyas itu benar. Maka bertaubatlah mereka.

Nabi Ilyas mendapat wahyu dari Allah, Hai Ilyas, pergilah kepada mereka dan beritahukanlah
bahwa tidak lama lagi akan turun hujan di Israil ini! firman Allah kepada Nabi Ilyas AS. Nabi
Ilyas pun langsung menemui mereka dan berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan. Maha
pemurah Allah yang langsung menurunkan hujan dan kenikmatan kepada rakyat raja Ahab.

Nabi Ilyas diriwayatkan dan diyakini tidak meninggal dunia. Allah SWT telah menunda
kematiannya dan menjadikan beliau ghaib. Ceritanya berawal saat malaikat maut ingin mencabut
nyawa Nabi Ilyas. Ketika ingin dicabut, Nabi Ilyas merasa sedih dan akhirnya menangis. Lantas
ditanyalah oleh malaikat maut mengapa dia menangis. Bukan karena takut atau tidak mau
dipanggil oleh Allah, melainkan ia berkata akan menyesal tidak bisa lagi berdzikir kepada Allah.

Mendengar penjelasan Nabi Ilyas, kemudian Allah menyerukan malaikat maut agar menunda
pencabutan nyawa Nabi Ilyas. Setelah Allah Memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas yang ingin
terus berdzikir, maka berdzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya.

Allah SWT berfirman: Biarlah Nabi Ilyas hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta
berdzikir kepada-Ku sampai akhir nanti (hari kiamat)!

Mendengar firman Allah tersebut, maka Malaikat Maut tidak jadi mencabut nyawa Nabi Ilyas
AS. Maka selama-lamanya Nabi Ilyas AS tidak akan pernah mati (tidak akan pernah meninggal
dunia) kecuali di Hari Kiamat. Maka dibuatlah Nabi Ilyas tetap hidup abadi hingga hari kiamat,
nyawa nya tidak dicabut, namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sebagaimana Nabi
Khidir yang tetap hidup namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT agar tidak bisa dilihat,
didengar, dan diketahui keberadaannya oleh orang yang masih hidup di dunya.

Allah SWT menjadikan Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS tetap hidup dan tidak pernah mati
hingga hari kiamat kelak. Allah SWT menempatkan Nabi Khidir AS di tengah-tengah lautan,
sedangkan Nabi Ilyas AS ditempatkan-Nya di tengah-tengah taman yang luas yang indah yang
ada di tengah-tengah muka bumi ini, sambil terus-menerus dalam keadaan berdzikir kepada
Allah SWT dari dulu, dan detik ini, dan sampai wafatnya nanti di hari kiamat.
Kisah Teladan dari Nabi ILYAS as diutus oleh Allah Swt. untuk mengingatkan kaum Bani Israil
yang kufur, yaitu penduduk negeri Baalbek, sebuah darah di Libanon. Mereka menyembah
berhala bernama Baal. Ilyas merupakan keturunan keempat Nabi Harun. Ia adalah putra Yasin
bin Fanhash bin Aizar bin Harun. Ia berdakwah agar kaumnya mau meninggalkan kebiasaan
buruk mereka menyembah berhala. Berkali-kali Nabi Ilyas mengingatkan, namun mereka tidak
pernah menghiraukan. Menyadari kaumnya tidak mematuhi seruannya, Nabi Ilyas meminta agar
Allah Swt. menurunkan azab-Nya. Maka datanglah bencana kekeringan melanda negeri Baalbek.
Kisah Nabi Ilyas ini tidak banyak diceritakan dalam Al Qur'an. Nama Ilyas hanya disebut empat
kali, yaitu dalam surah al-An'am ayat 85 serta surah as-Saffat ayat 123, 129 dan 130.

BENCANA KEKERINGAN
Karena kaum Nabi Ilyas durhaka, Allah Swt. menurunkan azab berupa kemarau panjang selama
tiga tahun berturut-turut. Semua tanaman dan hewan mati karena kelaparan. Kaum Nabi Ilyas
akhirnya menyadari kesalahan mereka. Mereka bersedia meninggalkan berhala dan berjanji tidak
menyembahnya lagi. Karena mereka sadar, Nabi Ilyas memohon kepada Allah Swt. agar
menurunkan hujan ke tengah- tengah kaumnya. Namun setelah menikmati kemakmuran hidup,
kaum Nabi Ilyas kembali ingkar. Mengetahui kekufuran kaumnya, Nabi Ilyas pun berdoa agar
Allah Swt. menarik kembali nikmat yang telah dicurahkan kepada kaumnya dan mereka kembali
ditimpa bencana yang lebih dahsyat daripada bencana sebelumnya.

BERHALA BAAL
Nabi Ilyas mendapat tugas dari Allah Swt. untuk menyadarkan kaum Bani Israil yang suka
menyembah berhala Baal. Ilyas mengingatkan kaumnya, bahwa berhala yang mereka sembah itu
bukan tuhan yang sebenarnya. Ia juga menyerukan agar mereka takut kepada Allah Swt. yang
menciptakan alam semesta, dan menegaskan bahwa Allah Swt. adalah Tuhan para pendahulu
mereka. Namun kaum Bani Israil mendustakan seruan Ilyas tersebut. Kisah Nabi Ilyas yang
memperingatkan kaumnya itu terdapat dalam Al-Qur'an surah as-Saffat ayat 124-127.

NABI ILYASA AS
Nabi Ilyas memiliki seorang anak angkat bernama Ilyasa. Ia sering menemani Nabi Ilyas dalam
melaksanakan tugasnya berdakwah, terutama ketika Nabi Ilyas sudah menginjak usia tua.
Setelah Nabi Ilyas meninggal dunia, Allah Swt. mengutus Ilyasa untuk melanjutkan tugas
ayahnya menyampaikan dakwah kepada kaumnya yang angkuh itu.

BAALBEK
Baalbek merupakan sebuah kota yang sekarang berada dalam wilayah Libanon. Pada masa Nabi
Ilyas, kota ini didiami oleh bangsa Fenisia, yang merupakan bangsa pelaut terkenal. Bangsa ini
menyembah berhala Baal. Sampaisekarang masih ada sebuah bangunan altar bernama Heliopolis
yang diyakini sebagai tempat penyembahan bangsa Fenisia kepada Dewa Baal. Nama kota
Baalbek sendiri diambil dari nama Baal, dewa bangsa Fenisia.

Artikel : Sejarah Islam - Kisah Nabi Ilyas .as

Sumber : http://satupedang.blogspot.com/2015/02/sejarah-islam-kisah-nabi-ilyas-
as.html#ixzz4gAXlLfkl
Nabi Ilyas alaihis salam adalah keturunan Nabi Harun Alaihis salam. Allah mengutus Nabi Ilyas
untuk menjadi pembimbing kaum yang berada di tepi timur sungai Yordan. Nabi Ilyas diutus
untuk memperingatkan bangsa Israel. Sejak dahulu hingga sekarang, bangsa Israel memang
susah diatur. Oleh karena itu, sepanjang sejarah, banyak diutus para nabi kepada bangsa ini.
Namun, bila nabinya telah meninggal dunia, perlahan-lahan ajaran yang ditinggalkan terkikis
habis oleh kemaksiatan.
Di saat itu, ketika Nabi Ilyas diturunkan, orang-orang Bani Israel terkenal dengan kebiasaan
menyembah berhala. Berhala itu bernama Ba'al. Karena penyembahan Ba'al di tengah kota, maka
kota itu dinamakan Ba'labak.
Nabi Ilyas menyampaikan dakwahnya kepada dakwahnya kepada Bani Israel. Ia tak bosan-
bosannya menyeru, memberi peringatan kepada mereka, namun mereka sama sekali tak
menghiraukan. Mereka meremehkan kedatangan Ilyas, manakala memberi peringatan. Bahkan
tak segan menghina dan mengejek Ilyas yang dianggapnya bersikap aneh itu. Meskipun
demikian, Ilyas dengan senang hati ikhlas tak bosan-bosannya mencegah keburukan dan
mengajak kepada kebaikan.
Al Quran menceritakan : Dan sesungguhnya Ilyas benar termasuk salah satu Rasul-rasul.
(Ingatlaj) ketika ia berkata kepada kaumnya "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kalian
menyembah Ba'al dan kamu meninggalkan sebaik-baik pencipta, yaitu Allah, Tuhanmu dan
Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?" Mereka mendustakannya, karena itu mereka akan
diseret ke neraka, kecuali hamba-hamba Allah yang diampuni (dosa-dosanya. Dan kami
abadikan bagi Ilyas (pujian yang baik), dikalangan orang-orang pada jaman sesudahnya, (yakni)
kesejahteraan dilimpahkan kepadanya. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang
beriman. (QS Ash-Shaffat: 123-132).
Demikianlah kemuliaan Ilyas dalam pandangan Allah. Namun menurut pandangan Bani Israel
yang bodoh, mereka memandang rendah dan hina. Mereka sering mencemooh dan tak segan-
segan memusuhinya. Akhirnya Ilyas pun mengadukan nasibnya kepada Allah. Sebab hanya
Allahlah tempat dia mengadu dari kejahatan orang-orang Bani Israel.
"Wahai Allah, sesungguhnya aku telah menyampaikan kebenaran kepada Bani Israel dengan
segala daya dan upayaku, namun mereka tak percaya dan tetap kafir. Oleh karena itu cabutlah
nikmat yang selama ini Kau berikan kepadanya."
Allah menjawab,"Wahai Ilyas! Sesungguhnya Kami jadikan rezeki mereka di tanganmu, terserah
kepadamu dan terserah kehendakmu atas mereka!"
"Kalau demikian aku berharap sekali agar Engkau Yang Maha Kuasa berkenan menahan hujan
baginya agar tanah mereka kekeringan."
Allah kemudian mengabulkan permohonan kekasih-Nya itu. Ilyas adalah Nabi Allah sehingga
segala permintaannya dikabulkan.
Ketika memasuki musim hujan, ternyata hujan tidak datang-datang. Bahkan kemarau terus
menerus dan terik matahari seakan-akan membakar ubun-ubun. Rumput-rumput dan segala
tumbuhan di permukaan bumi kian lama kian layu dan akhirnya kering. Segala tanaman
pertanian dan perkebunan gagal panen. Ternak-ternak semakin kurus saja karena tak ada rumput
yang dimakan.
Sementara itu sumur-sumur dan mata air pun menjadi kering. Hal ini benar-benar suatu keadaan
yang menyiksa kaum Bani Israel. Kemarau panjang berlangsung selama 3 tahun dan merusak
kehidupan mereka. Di saat orang-orang kelaparan, ternyata Ilyas sendiri mendapatkan
kenikmatan dari Allah. Ia dengan mudah bisa makan dan menikmati roti beserta minum air. Ilyas
selalu bersembunyi ketika menikmati makanan itu, sedang orang-orang Bani Israel yang
mencium asap roti itu selalu mencari keberadaan Ilyas. Mereka menganggap kemarau panjang
itu akibat kutukan Ilyas. Maka mereka selalu mencari dan hendak membunuhnya. Itulah
sebabnya mengapa Ilyas selalu bersembunyi tidak mau menampakkan diri.
Suatu ketika Ilyas sedang dikejar-kejar orang-orang Bani Israel. Maka Ilyas masuk ke rumah
seseorang. Kebetulan rumah itu dihuni oleh keluarga baik-baik. Keluarga ini memiliki seorang
anak yang sedang sakit. Dia bernama Ilyasa. Sakit yang diderita anak muda itu sudah cukup lama
dan tak sembuh-sembuh meskipun sudah diobati dengan berbagai cara. Lalu orangtua Ilyasa
memohon agar Ilyas mau menyembuhkan penyakit anak itu.
Nabi Ilyas pun berdoa memohon kesembuhan Ilyasa. Atas izin Allah, maka Ilyasa sembuh. Lalu
Ilyasa diminta membantu dakwah Nabi Ilyas. Dengan senang hati Nabi Ilyas menyetujuinya.
Sejak saat itulah
Mulai saat itu, Nabi Ilyas mendapatkan teman baru. Mereka kemudian memperingatkan orang-
orang Bani Israel agar segera meninggalkan pemujaan terhadap berhala dan berpindah
menyembah Allah Ta'ala.
"Wahai kaum Bani Israel, jika kalian ingin terbebas dari bencana kelaparan dan kemarau yang
panjang, maka segeralah kalian beriman kepada Allah dan tinggalkanlah berhala-berhala itu!"
kata Nabi Ilyas yang kemudian dibenarkan oleh Ilyasa.
"Jika kalian berdua menjamin akan segera berakhir kelaparan dan kemarau yang panjang, maka
kami semua akan mengikutimu. Dan kami akan beriman kepada Tuhanmu!" jawab mereka.
Kaum Bani Israel kemudian mengeluarkan berhala pribadi mereka dari rumahnya. Di halaman
rumah, mereka menghancurkan berhala-berhala itu. Dan berbondong-bondong menuju patung
Ba'al dan menghancurkannya. Lalu mereka beriman kepada Allah dan Nabi Ilyas.
Nabi Ilyas kemudian berdoa kepada Allah agar kaum Bani Israel diberi rahmat dan agar segera
turun hujan. Tak lama kemudian, hujan yang membawa keberkahan pun turun. Beberapa hari
kemudian rumput-rumput tumbuh. Kaum Bani Israel mulai bercocok tanam. Mereka beriman
kepada Allah karena mendapat kelimpahan rahmat. Akhirnya mereka kembali hidup makmur.
Beberapa tahun kemudian, ternyata kaum Bani Israel mulai kambuh dalam melakukan
kemaksiatan. Dalam kemakmuran dan gelimangan harta benda, mereka mempergunakannya
untuk berjudi dan pelacuran. Kemaksiatan melanda negeri itu semakin lama semakin merusak
moral mereka. Ilyas dan Ilyasa merasa prihatin dengan keadaan mereka. Keduanya kemudian
menyeru agar kembali kepada jalan yang benar. Tetapi mereka sombong dan lupa akan keadaan
kemarau panjang pada waktu lalu.
Setelah Nabi Ilyas wafat maka perjuangan dalam menegakkan agama Allah diteruskan oleh
Ilyasa. Di saat wafatnya Nabi Ilyas, kaum Bani israel kembali kafir. Keadaan mereka sangat
memprihatinkan. Kejahatan, kezaliman dan kemaksiatan telah melanda negeri itu. Ilyasa sebagai
seorang Nabi, tak henti-hentinya menyeru kepada mereka agar kembali kepada Allah. Namun,
seruan itu tidak pernah diperhatikan oleh kaum Bani Israel. Walau demikian, Nabi Ilyasa masih
cukup sabar untuk menunggu sampai mereka benar-benar insyaf.
Rupanya kaum Bani Israel sudah tak bisa diperbaiki moralnya. Dan sepanjang sejarah memang
demikian. Mereka susah diatur. Lalu Nabi Ilyasa memohon kepada Allah agar diturunkan azab
sebagai peringatan bagi mereka. Allah kemudian mengabulkannya.
Tak lama kemudian siksa dan azab itu turun dan menimpa kaum Bani Israel. Kemarau panjang
kembali terjadi. Mereka dilanda paceklik dan kelaparan di mana-mana. Mereka amat tersiksa
dengan keadaan ini. Banyak di antara mereka mati karena kelaparan. Demikianlah balasan bagi
orang-orang yang ingkar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Nabi Ilyas alaihis salam adalah keturunan Nabi Harun Alaihis salam. Alalh mengutus Nabi Ilyas
untuk menjadi pembimbing kaum yang berada di tepi timur sungai Yordan. Nabi Ilyas diutus
untuk memperingatkan bangsa Israel. Sejak dahulu hingga sekarang, bangsa Israel memang
susah diatur. Oleh karena itu, sepanjang sejarah, banyak diutus para nabi kepada bangsa ini.
Namun, bila nabinya telah meninggal dunia, perlahan-lahan ajaran yang ditinggalkan terkikis
habis oleh kemaksiatan.

Di saat itu, ketika Nabi Ilyas diturunkan, orang-orang Bani Israel terkenal dengan kebiasaan
menyembah berhala. Berhala itu bernama Ba'al. Karena penyembahan Ba'al di tengah kota, maka
kota itu dinamakan Ba'labak.

Nabi Ilyas menyampaikan dakwahnya kepada dakwahnya kepada Bani Israel. Ia tak bosan-
bosannya menyeru, memberi peringatan kepada mereka, namun mereka sama sekali tak
menghiraukan. Mereka meremehkan kedatangan Ilyas, manakala memberi peringatan. Bahkan
tak segan menghina dan mengejek Ilyas yang dianggapnya bersikap aneh itu. Meskipun
demikian, Ilyas dengan senang hati ikhlas tak bosan-bosannya mencegah keburukan dan
mengajak kepada kebaikan.

Al Quran menceritakan:
Dan sesungguhnya Ilyas benar termasuk salah satu Rasul-rasul. (Ingatlaj) ketika ia berkata
kepada kaumnya "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kalian menyembah Ba'al dan kamu
meninggalkan sebaik-baik pencipta, yaitu Allah, Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang
terdahulu?" Mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret ke neraka, kecuali hamba-
hamba Allah yang diampuni (dosa-dosanya. Dan kami abadikan bagi Ilyas (pujian yang baik),
dikalangan orang-orang pada jaman sesudahnya, (yakni) kesejahteraan dilimpahkan kepadanya.
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (QS Ash-Shaffat: 123-132).

Demikianlah kemuliaan Ilyas dalam pandangan Allah. Namun menurut pandangan Bani Israel
yang bodoh, mereka memandang rendah dan hina. Mereka sering mencemooh dan tak segan-
segan memusuhinya. Akhirnya Ilyas pun mengadukan nasibnya kepada Allah. Sebab hanya
Allahlah tempat dia mengadu dari kejahatan orang-orang Bani Israel.

"Wahai Allah, sesungguhnya aku telah menyampaikan kebenaran kepada Bani Israel dengan
segala daya dan upayaku, namun mereka tak percaya dan tetap kafir. Oleh karena itu cabutlah
nikmat yang selama ini Kau berikan kepadanya."

Allah menjawab,"Wahai Ilyas! Sesungguhnya Kami jadikan rezeki mereka di tanganmu, terserah
kepadamu dan terserah kehendakmu atas mereka!"

"Kalai demikian aku berharap sekali agar Engkau Yang MahaKuasa berkenan menahan hujan
baginya agar tanah mereka kekeringan."

Allah kemudian mengabulkan permohonan kekasih-Nya itu. Ilyas adalah Nabi Allah sehingga
segala permintaannya dikabulkan.
Ketika memasuki musim hujan, ternyata hujan tidak datang-datang. Bahkan kemarau terus
menerus dan terik matahari seakan-akan membakar ubun-ubun. Rumput-rumput dan segala
tumbuhan di permukaan bumi kian lama kian layu dan akhirnya kering. Segala tanaman
pertanian dan perkebunan gagal panen. Ternak-ternak semakin kurus saja karena tak ada rumput
yang dimakan.

Sementara itu sumur-sumur dan mata air pun menjadi kering. Hal ini benar-benar suatu keadaan
yang menyiksa kaum Bani Israel. Kemarau panjang berlangsung selama 3 tahun dan merusak
kehidupan mereka. Di saat orang-orang kelaparan, ternyata Ilyas sendiri mendapatkan
kenikmatan dari Allah. Ia dengan mudah bisa makan dan menikmati roti beserta minum air. Ilyas
selalu bersembunyi ketika menikmati makanan itu, sedang orang-orang Bani Israel yang
mencium asap roti itu selalu mencari keberadaan Ilyas. Mereka menganggap kemarau panjang
itu akibat kutukan Ilyas. Maka mereka selalu mencari dan hendak membunuhnya. Itulah
sebabnya mengapa Ilyas selalu bersembunyi tidak mau menampakkan diri.

Suatu ketika Ilyas sedang dikejar-kejar orang-orang Bani Israel. Maka Ilyas masuk ke rumah
seseorang. Kebetulan rumah itu dihuni oleh keluarga baik-baik. Keluarga ini memiliki seorang
anak yang sedang sakit. Dia bernama Ilyasa. Sakit yang diderita anak muda itu sudah cukup lama
dan tak sembuh-sembuh meskipun sudah diobati dengan berbagai cara. Lalu orangtua Ilyasa
memohon agar Ilyas mau menyembuhkan penyakit anak itu.

Nabi Ilyas pun berdoa memohon kesembuhan Ilyasa. Atas izin Allah, maka Ilyasa sembuh. Lalu
Ilyasa diminta membantu dakwah Nabi Ilyas. Dengan senang hati Nabi Ilyas menyetujuinya.
Sejak saat itulah

Mulai saat itu, Nabi Ilyas mendapatkan teman baru. Mereka kemudian memperingatkan orang-
orang Bani Israel agar segera meninggalkan pemujaan terhadap berhala dan berpindah
menyembah Allah Ta'ala.

"Wahai kaum Bani Israel, jika kalian ingin terbebas dari bencana kelaparan dan kemarau yang
panjang, maka segeralah kalian beriman kepada Allah dan tinggalkanlah berhala-berhala itu!"
kata Nabi Ilyas yang kemudian dibenarkan oleh Ilyasa.

"Jika kalian berdua menjamin akan segera berakhir kelaparan dan kemarau yang panjang, maka
kami semua akan mengikutimu. Dan kami akan beriman kepada Tuhanmu!" jawab mereka.

Kaum Bani Israel kemudian mengeluarkan berhala pribadi mereka dari rumahnya. Di halaman
rumah, mereka menghancurkan berhala-berhala itu. Dan berbondong-bondong menuju patung
Ba'al dan menghancurkannya. Lalu mereka beriman kepada Allah dan Nabi Ilyas.

Nabi Ilyas kemudian berdoa kepada Allah agar kaum Bani Israel diberi rahmat dan agar segera
turun hujan. Tak lama kemudian, hujan yang membawa keberkahan pun turun. Beberapa hari
kemudian rumput-rumput tumbuh. Kaum Bani Israel mulai bercocok tanam. Mereka beriman
kepada Allah karena mendapat kelimpahan rahmat. Akhirnya mereka kembali hidup makmur.
Beberapa tahun kemudian, ternyata kaum Bani Israel mulai kambuh dalam melakukan
kemaksiatan. Dalam kemakmuran dan gelimangan harta benda, mereka mempergunakannya
untuk berjudi dan pelacuran. Kemaksiatan melanda negeri itu semakin lama semakin merusak
moral mereka. Ilyas dan Ilyasa merasa prihatin dengan keadaan mereka. Keduanya kemudian
menyeru agar kembali kepada jalan yang benar. Tetapi mereka sombong dan lupa akan keadaan
kemarau panjang pada waktu lalu.

Setelah Nabi Ilyas wafat maka perjuangan dalam menegakkan agama Allah diteruskan oleh
Ilyasa. Di saat wafatnya Nabi Ilyas, kaum Bani israel kembali kafir. Keadaan mereka sangat
memprihatinkan. Kejahatan, kezaliman dan kemaksiatan telah melanda negeri itu. Ilyasa sebagai
seorang Nabi, tak henti-hentinya menyeru kepada mereka agar kembali kepada Allah. Namun,
seruan itu tidak pernah diperhatikan oleh kaum Bani Israel. Walau demikian, Nabi Ilyasa masih
cukup sabar untuk menunggu sampai mereka benar-benar insyaf.

Rupanya kaum Bani Israel sudah tak bisa diperbaiki moralnya. Dan sepanjang sejarah memang
demikian. Mereka susah diatur. Lalu Nabi Ilyasa memohon kepada Allah agar diturunkan azab
sebagai peringatan bagi mereka. Allah kemudian mengabulkannya.

Tak lama kemudian siksa dan azab itu turun dan menimpa kaum Bani Israel. Kemarau panjang
kembali terjadi. Mereka dilanda paceklik dan kelaparan di mana-mana. Mereka amat tersiksa
dengan keadaan ini. Banyak di antara mereka mati karena kelaparan. Demikianlah balasan bagi
orang-orang yang ingkar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Anda mungkin juga menyukai