Anda di halaman 1dari 149

DESAIN KOMPONEN BANGUNAN RUMAH SAKIT

ATAP

LANGIT-LANGIT

DINDING DAN PARTISI


LANTAI

PINTU DAN JENDELA


TOILET/KAMAR MANDI
KORIDOR
TANGGA

. RAM

BAB II
GUNAN RUMAH SAKIT
Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
a) Langit-langit dan rangka harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan,
tidak berjamur.
b) Tinggi langit-langit di ruangan minimal 2,80 m, dan tinggi di selasar (koridor)
minimal 2,40 m.
d) Tinggi langit-langit di ruangan operasi minimal 3,00 m.
e) Pada ruang operasi dan ruang perawatan intensif, bahan langit-langit harus
memiliki tingkat ketahanan api (TKA) minimal 2 jam.
f. Pada tempat-tempat yang membutuhkan tingkat kebersihan ruangan tertentu,
lampu-lampu penerangan ruangan dipasang dibenamkan pada plafon (recessed).

a) Dinding harus keras, rata, tidak berpori, kedap air, tahan api, tahan karat, harus
mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur.
B) Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata
c) Khusus pada ruangan-ruangan yang berkaitan dengan aktivitas pelayanan anak,
pelapis dinding dapat berupa gambar
d) dindingnya harus dilengkapi pegangan tangan (handrail) yang menerus dengan
ketinggian berkisar 80 - 100 cm dari permukaan lantai. Pegangan harus mampu
menahan beban orang dengan berat minimal 75 kg
e) Bahan pegangan tangan harus terbuat dari bahan yang tahan api, mudah
dibersihkan dan memiliki lapisan permukaan yang bersifat non-porosif.
f)Khusus ruangan yang menggunakan peralatan x-ray, maka dinding harus
memenuhi persyaratan teknis proteksi radiasi sinar pengion.
g) dinding harus dari bahan yang mempunyai Tingkat Ketahanan Api (TKA) minimal
2 jam, tahan bahan kimia dan benturan.

Pada ruang yang terdapat peralatan menggunakan gelombang elektromagnetik


(EM), seperti Short Wave Diathermy atau Micro Wave Diathermy, tidak boleh
menggunakan pelapis dinding yang mengandung unsur metal atau baja

Ruang yang mempunyai tingkat kebisingan tinggi (misalkan ruang mesin genset,
ruang pompa, ruang boiler, ruang kompressor, ruang chiller, ruang AHU, dan lain-
lain) maka bahan dinding menggunakan bahan yang kedap suara atau
menggunakan bahan yang dapat menyerap bunyi.
Pada area dengan resiko tinggi yang membutuhkan tingkat kebersihan ruangan
tertentu, maka pertemuan antara dinding dengan dinding harus dibuat
melengkung/conus untuk memudahkan pembersihan.
- area dengan risiko tinggi, diantaranya yaitu ruang ruang gawat darurat, ruang
rawat inap penyakit menular (isolasi infeksi), ruang rawat intensif, ruang bersalin,
laboratorium, pemulasaraan jenazah, ruang radiodiagnostik.
- area dengan risiko sangat tinggi, diantaranya yaitu ruang operasi.

Khusus pada ruang operasi dan ruang perawatan intensif, bahan dinding/partisi
harus memiliki Tingkat Ketahanan Api (TKA) minimal 2 jam.

Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
warna terang, dan mudah dibersihkan.
tidak terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas yang
tinggi yang dapat menyimpan debu.
mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.
penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.

Ram harus mempunyai kemiringan kurang dari 70, bahan penutup lantai harus dari
lapisan permukaan yang tidak licin (walaupun dalam kondisi basah)

khusus untuk ruang yang sering berinteraksi dengan bahan kimia dan mudah
terbakar, maka bahan penutup lantai harus dari bahan yang mempunyai Tingkat
Ketahanan Api
(TKA) minimal 2 jam, tahan bahan kimia.
khusus untuk area perawatan pasien (area tenang) bahan lantai menggunakan
bahan yang tidak menimbulkan bunyi.

Pada area dengan resiko tinggi yang membutuhkan tingkat kebersihan ruangan
tertentu, maka pertemuan antara lantai dengan dinding harus melengkung untuk
memudahkan pembersihan lantai (hospital plint)

Pada ruang yang terdapat peralatan medik, lantai harus dapat menghilangkan
muatan listrik statik dari peralatan sehingga tidak membahayakan petugas dari
sengatan listrik

Pintu utama dan pintu-pintu yang dilalui brankar/tempat tidur pasien memiliki
lebar bukaan minimal 120 cm, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses tempat
tidur pasien memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.
Di daerah sekitar pintu masuk tidak boleh ada perbedaan ketinggian lantai tidak
boleh menggunakan ram.
Pintu Darurat
1) Setiap bangunan rumah sakit yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi
dengan pintu darurat.
2) Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah
ruang tangga penyelamatan (darurat) kecuali pada lantai
dasar membuka ke arah luar (halaman).
3) Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan
gedung maksimal 25 m dari segala arah.

Pintu untuk kamar mandi di ruangan perawatan pasien dan pintu toilet untuk
aksesibel, harus terbuka ke luar, dan lebar daun pintu minimal 85 cm.
Pintu-pintu yang menjadi akses tempat tidur pasien harus dilapisi bahan anti
benturan.
Ruangan perawatan pasien harus memiliki bukaan jendela yang dapat terbuka
secara maksimal untuk kepentingan pertukaran udara.
Pada bangunan rumah sakit bertingkat, lebar bukaan jendela harus aman dari
kemungkinan pasien dapat melarikan/meloloskan diri.
Jendela juga berfungsi sebagai media pencahayaan alami di siang hari.
Toilet umum
1) Toilet atau kamar mandi umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk
masuk dan keluar oleh pengguna.
2) Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna (36 -
38 cm).
3) Permukaan lantai harus tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan.
4) Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.
5) Kunci-kunci toilet atau grendel dapat dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat
Toilet untuk aksesibilitas
1) Toilet atau kamar mandi umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan
rambu/simbol "disabel" pada bagian luarnya.
2) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk
masuk dan keluar pengguna kursi roda.
3) Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi
roda sekitar (45 - 50 cm)
4) Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan rambat
(handrail) yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi
roda dan
penyandang cacat yang lain. Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku
mengarah ke atas untuk membantu pergerakan pengguna kursi roda.
5) Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan perlengkapan-
perlengkapan seperti tempat sabun dan pengering tangan harus dipasang
sedemikian hingga mudah digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan
keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda.
6) Permukaan lantai harus tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan.
7) Pintu harus mudah dibuka dan ditutup untuk
memudahkan pengguna kursi roda.
8) Kunci-kunci toilet atau grendel dapat dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.
9) Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada
daerah pintu masuk, dianjurkan untuk menyediakan
tombol bunyi darurat (emergency sound button) bila
sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

Ukuran koridor sebagai akses horizontal antar ruang dipertimbangkan berdasarkan


fungsi koridor, fungsi ruang, dan jumlah pengguna. Ukuran koridor yang
aksesibilitas tempat tidur
pasien minimal 2,40 m
a) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam Tinggi
masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.
b) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.
c) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat,
untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya kebakaran atau situasi darurat
lainnya.
d) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna
tangga.
e) Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).
Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian
65-80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang
mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau
dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.
g) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian
ujung-ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.
h) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus
dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang
pada lantainya.

a) Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70, perhitungan
kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing).
b) Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 70) tidak boleh lebih dari
900 cm. Panjang ram dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.
c) Lebar minimum dari ram adalah 2,40 m dengan tepi pengaman.
e) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus bebas dan
datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dan
brankar/tempat tidur pasien, dengan ukuran minimum 160 cm
f)Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ram harus memiliki tekstur sehingga
tidak licin baik diwaktu hujan.
g) Lebar tepi pengaman ram (low curb) maksimal 10 cm sehingga dapat
mengamankan roda dari kursi roda atau brankar/ tempat tidur pasien agar tidak
terperosok atau keluar ram.
i) pencahayaan harus cukup
j) dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail)

Bangunan Rumah Sakit


a. administratif
b. teknis bangunan gedung pada umumnya
c. teknis Bangunan Rumah Sakit

Bangunan Rumah Sakit harus menyediakan fasilitas yang


aksesibel
a. toilet;
b. koridor;
c. tempat parkir
d. telepon umum
e. jalur pemandu
f. rambu atau marka
g. pintu;
h. tangga, lift, dan/atau ram

Bangunan Rumah Sakit terdiri atas


a. Ruang rawat jalan
b. Ruang rawat inap
c. Ruang gawat darurat
d. Ruang operasi
e. Ruang perawatan intensif
f. Ruang kebidanan dan penyakit kandungan
g. Ruang rehabilitasi medik
h. Ruang radiologi
i. Ruang laboratorium
j. bank darah Rumah Sakit
k. Ruang sterilisasi
l. Ruang farmasi
m. Ruang rekam medis
n. Ruang tenaga kesehatan
o. Ruang pendidikan dan latihan
p. Ruang kantor dan administrasi
q. Ruang ibadah
r. Ruang tunggu
s. Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah Sakit
t. Ruang menyusui
u. Ruang mekanik
v. Ruang dapur dan gizi
w. laundry
x. kamar jenazah
y. taman
z. pengelolaan sampah
Prasarana Rumah Sakit meliputi
a. Instalasi air
b. Instalasi mekanikal dan elektrikal
c. Instalasi gas medik dan vakum medik
d. Instalasi uap
e. Instalasi pengelolaan limbah
f. pencegahan dan penanggulangan kebakaran
g. petunjuk, persyaratan teknis dan sarana evakuasi saat
terjadi keadaan darurat
h. Instalasi tata udara
i. sistem informasi dan komunikasi
j. ambulans
Instalasi air meliputi
a. Instalasi air minum/bersih
b. Instalasi air kotor/limbah
c. Instalasi air hujan

Instalasi mekanikal dan elektrikal pada Bangunan Rumah Sakit


a. Instalasi transportasi vertikal
b. Instalasi sistem pencahayaan
c. Instalasi sistem kelistrikan
d. Instalasi proteksi petir

Instalasi transportasi vertikal


a. lift
b. eskalator

Lift
a. lift pasien
b.lift pengunjung
c. lift servis

a. lift pasien
paling kecil berukuran 1,50 x 2,30 meter dengan lebar
pintu tidak kurang dari 1,20 meter
b. lift pengunjung
lift pengunjung harus sama dengan lift pasien
c. lift khusus kebakaran

lift khusus kebakaran


a. Sistem pencahayaan alami
b. Sistem pencahayaan buatan
c. Sistem pencahayaan darurat

Instalasi sistem kelistrikan


a. sumber daya listrik
b. panel hubung bagi
c. jaringan distribusi listrik
d. perlengkapan serta Instalasi listrik untuk memenuhi
kebutuhan Bangunan Rumah Sakit yang terjamin
terhadap aspek keselamatan manusia
CHECKLIST PMK 24
NAMA
NO. PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN ADA TDK
RUANGAN
Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, RS Kelas D dan C fungsi -√
Administrasi dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas. Informasi, registrasi,
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik pembayaran dapat -√
(Informasi, alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal digabungkan pada satu
Registrasi, total pertukaran udara 6 kali per jam . ruangan, Sementara untuk RS
Pembayaran) • Intensitas cahaya minimal 100 lux. Kelas A dan B fungsi- fungsi -√
1 tersebut dilaksanakan
padaruangan terpisah.

Ruangan Umum
Layanan
2 Penjaminan √
Kesehatan

Ruangan • Tiap tiap Klinik harus memiliki ruang tunggu tersendiri -√


Tunggu dengan kapasitas yang memadai.
• Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas -√
pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang.
3 • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara -√
minimal 6 kali per jam.

• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. -√


• Ruang tunggu dilengkapi dengan fasilitas desinfeksi
tangan. -√
• Ruang tunggu untuk pasien penyakit menular harus
dipisah dengan pasien tidak
• menular khususnya pasien anak dan kebidanan. -√
-√
Pos Perawat • Pos perawat harus disediakan fasilitas meja dan kursi
4 (Nurse Station) untuk kebutuhan pendokumentasian. √

Ruangan Klinik • Luas ruangan klinik 9-24 m2 dengan memperhatikan Jumlah dan jenis klinik -√
(Konsultasi, ruang gerak petugas, pasien dan peralatan. menyesuaikan klasifikasi
Periksa/Tindakan) • Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan. rumah sakit dan kajian √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki kebutuhan pelayanan.
tingkat porositas yang tinggi. -√
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan langsung √
tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal √
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
harus lebih dari nilai tersebut.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200 √
5 lux.
• Untuk kelompok ruangan klinik penyakit menular harus
dipisahkan dengan klinik penyakit tidak menular baik √
akses, alur maupun ruangannya.
• Untuk ruangan klinik yang menangani pasien penyakit
menular melalui udara (airborne), pertukaran udara
minimal 12 kali per jam. √
Klinik Gigi • Luas ruangan klinik gigi 20 – 30 m2 dengan Jumlah klinik menyesuaikan
memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan klasifikasi rumah sakit dan
peralatan. kajian kebutuhan pelayanan
• Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan kabel/kotak kontak
tambahan.
Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
harus lebih dari nilai tersebut.
6 • Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan
• intensitas cahaya 200 lux.
• Kompresor peralatan dental chair diletakkan di tempat
yang aman dan getaran
diminimalisir.
Klinik • Luas ruangan klinik Kebidanan 16-30 m2 dengan Jumlah klinik menyesuaikan √
Kebidanan memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan klasifikasi rumah sakit dan
peralatan. kajian kebutuhan pelayanan
• Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan. √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √
tingkat porositas yang tinggi.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan langsung √
tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik.
• Untuk ventilasi mekanik minimal total pertukaran udara
6 kali per jam, untuk ventilasi alami harus lebih dari nilai
tersebut
7

• Ruangan harus Mengoptimalkan pencahayaan alami.


Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200 √
lux.
Klinik Mata • Luas ruangan klinik mata 20 -30 m2 dengan Ada/tidak klinik mata dan √
memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan jumlahnya klinik
peralatan. Salah satu sisi ruangan harus mempunyai menyesuaikan klasifikasi
panjang >4 m. rumah sakit dan kajian
• Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan. kebutuhan pelayanan √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak √
atau tidak boleh menggunakan kabel/kotak kontak
tambahan.
8 • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
harus lebih dari nilai tersebut.

• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.


Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
200 lux.
Klinik Jiwa • Luas ruangan klinik jiwa 12-24 m2. Ada/tidak klinik jiwa dan √
• Komponen bangunan harus mempunyai bentuk yang jumlahnya klinik √
aman terhadap kemungkinan membahayakan pasien dan menyesuaikan klasifikasi
pengguna lainnya. rumah sakit dan kajian
• Ruangan tunggu pasien dan akses terpisah dengan klinik kebutuhan pelayanan √
lain.
• Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan. √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak √
dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
harus lebih dari nilai
tersebut.

• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.


Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
200 lux.
Ruangan • Letak berdekatan/bersebelahan dengan klinik kebidanan Ruangan Bersatu dengan √
Laktasi dan penyakit kandungan. PKRS
• Disediakan wastafel di ruangan. √
• Disediakan fasilitas tempat duduk dengan sandaran √
tangan.
• Disarankan tersedia meja bayi. √
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal √
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
10 harus lebih dari nilai tersebut.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya √
minimal 100 lux.

Ruangan • Luas ruangan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Ruangan Bersatu dengan
Penyuluhan • Disediakan wastafel di ruangan. PKRS
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
harus lebih dari nilai tersebut.
11 • Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
200 lux.


KM/WC (toilet) • Disediakan minimal satu toilet aksesibel untuk pasien √
dan pengunjung.
• Luas toilet aksesibel minimal 2x2 m.
• Persyaratan toilet aksesibel sebagaimana diatur dalam
poin G. Desain Komponen Bangunan Rumah Sakit
12 • Bahan penutup lantai harus tidak licin. Lantai tidak boleh
menggenangkan air buangan.
• Pintu harus mudah dibuka dan ditutup untuk √
memudahkan pengguna kursi roda.
• Pintu harus bisa dibuka dari luar. √
• Daun pintu toilet tidak boleh berlubang/kisi-kisi. √
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. √
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
100 lux.

        RUANG RAWAT INAP


Ruangan • Ukuran ruangan rawat inap tergantung kelas perawatan Jumlah tempat tidur √
Perawatan dan jumlah tempat tidur. menyesuaikan dengan
• Jarak antar tempat tidur 2,4 m atau antar tepi tempat klasifikasi RS dan kajian √
tidur minimal 1,5 m. kebutuhan pelayanan
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √
tingkat porositas yang tinggi.
• Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel √
harus dibenamkan/ menempel di plafon, dan sebaiknya
bahan tirai non porosif.
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak √
kontak dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.
• Harus disediakan outlet oksigen. √
Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
harus lebih dari nilai tersebut.
• Ruangan perawatan pasien harus memiliki bukaan
1 jendela yang aman untuk kebutuhan pencahayaan dan √
ventilasi alami.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250 √
lux untuk penerangan, dan 50 lux untuk tidur.
• Ruang perawatan harus menyediakan nurse call untuk
masing-masing tempat tidur yang terhubung ke pos
perawat (nurse station).
• Di setiap ruangan perawatan harus disediakan kamar
mandi. Kamar mandi ini mengikuti persyaratan kamar
mandi aksesibilitas.

Ruangan Mengikuti persyaratan ruang laktasi seperti pada Ruangan ini khusus
Laktasi penjelasan sebelumnya. disediakan di
2 ruang
perawatan
kebidanan.

Ruangan Pos • Luas ruangan pos perawat minimal 8 m2 atau 3-5 m2 √


Perawat (Nurse per perawat, disesuaikan dengan kebutuhan. Satu pos
Station) perawat melayani maksimal 25 tempat tidur.
• Luas ruangan harus dapat mengakomodir lemari arsip √
dan lemari obat.
• Disediakan instalasi untuk alat komunikasi. √
• Disediakan fasilitas desinfeksi tangan (handsrub).
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. √
3 Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200
lux
untuk penerangan.

Ruangan Umum RS Kelas C dan D dapat


Konsultasi bergabung dengan ruangan
pos
4 perawat √

Ruangan Tindakan • Luas ruangan per tempat tidur resusitasi 12-20 m2. Jumlah ruangan tindakan
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki menyesuaikan dengan kajian
5 tingkat porositas yang tinggi. kebutuhan kapasitas √
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 5 (lima) kotak pelayanan.
kontak dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.
• Harus disediakan outlet gas medik yang terdiri dari
oksigen, udara tekan medik dan vakum medik.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 15 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 300 lux

Ruangan Dokter Umum RS Kelas D


Jaga ruangan ini dapat terpusat.
6 √

Ruangan Kepala Umum RS Kelas D ruangan ini


7 Rawat Inap √
dapat terpusat
Ruangan Linen Bersi • Disediakan lemari atau rak. RS Kelas C dan D ruangan ini
8 dapat digabung √

9 Gudang Bersih Umum √


Gudang Kotor • Dilengkapi dengan sloop sink dan service sink.
10 (Spoolhoek/Dirty √
Utility)
• Letak ruang spoolhoek berada di area servis. √
• Persyaratan ventilasi udara :
- Tekanan udara dalam ruangan negatif. √
- Total pertukaran volume
udara min. 10 kali per jam
KM/WC (Toilet) • Toilet petugas mengikuti persyaratan toilet umum (lihat √
poin di atas).
• Satu toilet melayani satu ruangan perawatan. √
• Toilet di ruangan rawat inap harus aksesibel untuk
pasien (Persyaratan tentang toilet akesibel melihat poin di √
11 atas) dan tersedia tombol panggil
bantuan perawat

Dapur Kecil • Dilengkapi dengan sink dan Meja pantri. Ruangan ini dapat terpusat di √
(Pantry) • Dilengkapi meja dan kursi makan sesuai dengan RS
12 kebutuhan √

Janitor/Ruang Umum Untuk RS kelas D, ruangan ini


Petugas kebersihan dapat terpusat di RS
13

Ruangan • Ukuran ruangan perawatan isolasi minimal 3x4 m2. Untuk RS kelas C dan D,
Perawatan • Satu ruangan untuk satu tempat tidur. ada/tidak ruangan ini
14 disesuaikan kajian kebutuhan
Isolasi
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki pelayanan.
tingkat porositas yang tinggi.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Harus disediakan outlet oksigen dan vakum medik.
• Disediakan toilet pasien.
• Dilengkapi wastafel pada ruangan antara.
• Persyaratan ventilasi udara sebagai berikut :
- Ruangan bertekanan lebih negatif dari ruangan
disebelahnya.
- Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6
kali/jam.
- Dilengkapi ruangan antara (airlock) jenis sink, dimana
airlock bertekanan lebih negatif dibandingkan ruangan-
ruangan disebelahnya.

• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.


Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200
lux untuk penerangan, dan 50 lux untuk tidur.
• Ruang perawatan isolasi harus menyediakan nurse call
yang terhubung ke pos
perawat (nurse station).

        RUANGGAWAT DARURAT
A. Ruang Penerimaan
1 Ruangan Tunggu √
• Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas √
pelayanan dengan perhitungan 1~1,5
m2/orang.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per
jam.
• Ruangan harus √
mengoptimalkan pencahayaan alami.
• Ruang tunggu dilengkapi
dengan Fasilitas Desinfeksi tangan. √

2 Ruangan Administrasi
• Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, Ruangan ini pada RS Kelas D
dengan perhitungan 3-5 m2/ dan C, dapat bergabung √
petugas.

• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik Dengan pos perawat, namun √
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal untuk dministrasi keuangan
total pertukaran udara 6 kali per jam. dapat terpusat.
• Intensitas cahaya minimal
100 lux. √

3 Ruangan Triase
• Dari drop off pasien ke ruangan triase harus dihindari √
adanya perbedaan level lantai.
• Pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka
ke arah dalam dan dilengkapi dengan alat penutup pintu √
otomatis, dengan lebar bukaan minimal 120 cm.
• Bahan penutup pintu harus
dapat mengantisipasi benturan-benturan brankar.

Ruangan Pos • Letak pos perawat harus memungkinkan kecepatan √


Perawat (Nurse dalam pemberian pelayanan.
4 Station) • Dilengkapi wastafel √

Ruangan Umum
5 Penyimpanan √
Brankar

Ruangan • Ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat


Dekontaminasi darurat atau terpisah √
6 dengan ruang gawat

darurat.
• Pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka √
ke arah dalam dan dilengkapi dengan alat penutup pintu
otomatis.
• Bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi √
benturan-benturan brankar.
• Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air.
• Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan √
ketinggian 120 cm dari permukaan lantai.
• Ruangan dilengkapi dengan sink dan pancuran air √
(shower).

Area yang dapat • Area ini disarankan tersedia, dilengkapi dengan minimal Area ini disediakan untuk RS
digunakan untuk utilitas air bersih dan listrik Kelas A dan B √
Penanganan Korban
Bencana
7 Massal.

B. Ruang Tindakan
Ruangan Resusitasi • Luas ruangan per tempat tidur resusitasi 12 m2. Jumlah tempat tidur √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki resusitasi penyesuaikan
tingkat porositas yang tinggi. dengan klasifikasi RS dan √
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 5 (lima) kotak kajian kebutuhan pelayanan
kontak. dan tidak √
boleh ada percabangan/
• Luas ruangan per tempat tidur resusitasi 12 m2. √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √
1 tingkat porositas yang tinggi.
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 5 (lima) kotak
kontak. dan tidak √
boleh ada percabangan/
sambungan langsung tanpa pengamanan arus.
• Harus disediakan outlet gas medik yang terdiri dari √
oksigen, udara tekan medik dan vakum medik.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara √
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 300
lux.
• Sumber daya listrik pada ruangan resusitasi, harus
dilengkapi dengan sumber listrik darurat yang tidak boleh √
terputus, bila terjadi gangguan pada sumber daya
listrik normal.

2 Ruangan Tindakan
a. Bedah • Jumlah tempat tidur ruangan tindakan RS Kelas A : √
b. Non Bedah menyesuaikan dengan kajian kebutuhan kapasitas 4 jenis ruangan ini terpisah
c. Anak pelayanan.
d. Kebidanan • Luas ruangan per tempat tidur resusitasi 12 m2. RS Kelas B : Ruangan tindakan √
• Bahan bangunan yang anak dan kebidanan dapat
digunakan tidak boleh digabung √
memiliki tingkat porositas yang tinggi. RS Kelas C :
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 5 (lima) kotak • Ruangan tindakan bedah √
kontak. dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan dan non bedah dapat
langsung tanpa pengamanan arus. digabung.
• Harus disediakan outlet gas medik yang terdiri dari • Ruangan tindakan anak dan √
oksigen, udara tekan medik dan vakum medik. kebidanan dapat digabung.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik RS Kelas D :
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara 4 jenis ruangan ini dapat √
minimal 6 kali per jam. digabung
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 300
lux.
• Sumber daya listrik pada ruangan tindakan, harus
dilengkapi dengan sumber listrik darurat yang tidak boleh √
terputus, bila terjadi gangguan pada sumber daya
listrik normal.

Ruangan Observasi • Luas ruangan per tempat tidur ruangan observasi Jumlah tempat tidur
minimal 8 m2 observasi menyesuaikan √
3 dengan
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki Klasifikasi RS dan kajian
tingkat porositas yang tinggi. kebutuhan pelayanan √
• Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel
harus dibenamkan/menempel di plafon, dan sebaiknya √
bahan tirai non porosif.
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak dan tidak boleh ada √
percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
• Harus disediakan outlet oksigen. √
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara √
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 200 lux.

C. Ruang Penunjang Medis


Ruangan Umum Untuk RS Kelas C dan D
1 Obat/Farmasi tempat penyimpanan √
Ruangan Umum
Penyimpanan Linen
2 √

Ruangan Alat Medis Umum


3 √
Ruangan Petugas/ Umum Untuk RS Kelas D, ruangan ini
Staf dapat terpusat, bergabung
dengan unit-unit
lain.
4 √
Gudang Kotor • Dilengkapi dengan sloop sink dan service sink. √
Spoolhoek/Dirty • Letak ruang spoolhoek berada di area servis, akses tidak √
Utility) boleh bersilangan (cross) dengan ruangan barang bersih.
• Persyaratan ventilasi udara :
⁻ Tekanan udara dalam ruangan negatif.
⁻ Total pertukaran volume udara minimal 10 x per √
5 jam.

KM/WC (Toilet) • Toilet petugas dan pengunjung dibedakan. √


• Disediakan toilet umum dan minimal satu toilet √
aksesibel untuk pasien dan pengunjung.
• Persyaratan toilet lihat poin
6 G. Desain Komponen Bangunan Rumah Sakit

Ruangan Loker Umum Dapat terpusat dalam RS/


terpisah di tiap-
7 tiap Ruang.

         RUANG OPERASI


Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, Fungsi ruangan- ruangan ini √
Administrasi dengan perhitungan 3~5 m2/ petugas. dapat digabung
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
• Intensitas cahaya minimal
1 100 lux.

Ruangan • Bahan daun pintu masuk tahan terhadap benturan √


transfer/ganti brankar, arah bukaan pintu ke dalam.
2 brankar • Luasan minimal 12 m2 √
• Ruangan ini merupakan ruangan dengan prefilter
(tingkat resiko sedang), yang mempunyai jumlah maksimal
partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu 3.520.000
partikel (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards,
1999).

Ruangan Tunggu • Luas ruangan tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas √


pelayanan dengan perhitungan 1~1,5 m2/orang.
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Ruangan tunggu dilengkapi dengan Fasilitas Desinfeksi √
tangan.
3

Ruangan persiapan • Bahan daun pintu masuk tahan terhadap benturan √


Pasien (;Preparation brankar, arah bukaan pintu ke dalam.
room) • Luas ruangan sesuai kebutuhan kapasitas √
pelayanan, dengan perhitungan luas per-tt minimal 8m2
• Ruangan dilengkapi dengan toilet pasien yang
4 memenuhi persyaratan. √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √
tingkat porositas yang tinggi.
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak √
kontak dan tidak boleh ada
percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
• Harus disediakan outlet oksigen. √
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
• Intensitas cahaya 200 lux. √
• Ruangan ini merupakan ruangan dengan prefilter
(tingkat resiko sedang), yang mempunyai jumlah maksimal
partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu 3.520.000
partikel (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards,
1999).

Ruangan • Luas ruangan pos perawat minimal 8 m2 atau 3-5 m2 RS Kelas C dan D fungsi
Monitoring Perawat per perawat, disesuaikan dengan kebutuhan. Satu pos ruangan ini dapat bergabung
(Nurse Monitoring perawat melayani maksimal 25 tempat tidur. dengan ruangan persiapan
5 Station) pasien √
• Luas Ruangan harus dapat mengakomodir lemari arsip √
dan lemari obat.
• Disediakan instalasi untuk alat komunikasi. √
• Disediakan fasilitas √
desinfeksi tangan (handscrub).
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. √
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
200 lux untuk penerangan.
• Ruangan ini dapat dimanfaatkan sebagai ruangan
induksi. √
• Luas ruangan ini minimal 9m2.
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √
tingkat porositas yang tinggi. √
• Pintu masuk dari koridor ke ruangan ini dan pintu masuk
ke ruangan operasi persyaratannya sbb:
- Pintu ayun (swing) membuka kedalam ruangan atau
disarankan pintu geser dengan rel diatas yang dipasang √
pada bagian luar
ruangan, dapat dibuka
tutup secara otomatis dan dapat dioperasionalkan secara
manual apabila terjadi kerusakan.
- Pintu dilengkapi dengan alat penutup pintu (door closer), √
menggunakan door seal and interlock system.
- Lebar pintu min. 120cm, dari bahan non porosif, √
disarankan bahan panil (;insulated panel system) dan
dilapisi bahan anti bakteri/ jamur dengan warna terang,
serta tahan terhadap bahan kimia.
- Pintu dilengkapi dengan kaca jendela pengintai √
(observation glass).
• Ruangan ini disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan √
tidak boleh ada percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Disediakan aliran gas medik oksigen, udara tekan dan √
vakum medik.
• Jenis airlock yang digunakan adalah
Cascading (mencegah √
ruangan bersih terkontaminasi dari udara

luar yang kotor dan dari ruangan sekelilingnya melalui


celah), dengan tekanan udara lebih positif dari tekanan
udara di koridor)
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
• Intensitas cahaya minimal 200 lux. √
• Ruangan ini merupakan ruangan semi steril dengan √
medium filter (tingkat resiko tinggi), yang mempunyai
jumlah maksimal partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3
yaitu 352.000 partikel (ISO 7 - ISO 14644-1 cleanroom
standards, 1999).
Ruangan cuci • Setiap 1 ruangan ini minimal melayani 2 ruang operasi. √
tangan (scrub • Luas ruangan minimal 6 m2.
station) • Disediakan fasilitas scrubbing lengkap dengan fasilitas √
desinfeksi tangan. √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
7 tingkat porositas yang tinggi. √

• Pada sisi dinding yang berbatasan dengan


ruangan operasi, dilengkapi dengan kaca jendela
pengintai (observation glass).
• Ruangan ini merupakan ruangan dengan prefilter
(tingkat resiko sedang), yang mempunyai jumlah maksimal
partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu 3.520.000
partikel (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards,
1999).

Ruangan persiapan • Setiap 1 ruangan ini dapat melayani 2 ruang operasi. Untuk ruangan √
Alat/ Bahan • Luas ruangan minimal 9m2 operasi minor, fungsi ini √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki dapat dilakukan di ruangan
tingkat porositas yang tinggi. penyimpanan alat √
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
• Tekanan udara dalam ruangan ini lebih besar/positif √
dibandingkan dengan di koridor.
• Ruangan ini merupakan ruangan semi steril dengan
8 medium filter (tingkat resiko tinggi), yang √
mempunyai jumlah
maksimal partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu
352.000 partikel (ISO 7 - ISO 14644-1 cleanroom
standards, 1999).

Ruangan Operasi • Luas ruangan adalah sbb: RS Kelas A dan B √


- Ruangan Operasi Minor, ± :
36 m2, dengan ukuran ruangan panjang x lebar x tinggi Semua jenis ruangan operasi √
adalah 6m x 6m x 3m. ini tersedia
- Ruangan Operasi Umum, minimal 42 m2, dengan ukuran √
panjang x lebar x tinggi adalah 7m x 6m x 3m. RS Kelas C : Ruangan operasi
- Ruangan Operasi Mayor/Khusus, minimal yang harus √
50 m2, dengan ukuran panjang x lebar x tinggi adalah tersedia adalah ruangan
7.2m x 7m x 3m. operasi umum dan minor.
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki Ruangan operasi minor √
tingkat porositas yang tinggi, yaitu : berada pada area yang
- Komponen penutup lantai harus non porosif, mudah terpisah dengan ruangan
9 dibersihkan, tahan bahan kimia, bersifat anti statik, anti operasi umum. √
gesek dan anti bakteri.
RS Kelas D : Ruangan operasi
yang harus
tersedia adalah ruangan
operasi minor.
Pertemuan lantai dengan dinding konus/ √
melengkung (hospital plint).
- Tingkat Ketahanan Api (TKA) material lantai min. 2 jam. √
- Komponen dinding non porosif, mudah dibersihkan,
tahan bahan kimia, anti jamur dan bakteri. √
- Pertemuan antara dinding dengan dinding konus/
melengkung. √
- Tingkat Ketahanan Api (TKA) material dinding min. 2 jam.
- Semua peralatan yang dipasang di dinding harus √
dibenamkan (recessed), misal film viewer, jam dinding,
dan lain-lain. √
- Komponen langit-langit non porosif, mudah dibersihkan,
anti jamur dan bakteri, tidak memiliki unsur yang
membahayakan pasien. √
- Tingkat Ketahanan Api (TKA) material langit- langit
minimal 2 jam.

Semua peralatan lampu dipasang dibenamkan di plafon √
(recessed).
• Semua pintu masuk ke ruangan operasi persyaratannya √
sbb:
- Pintu ayun (swing) membuka kedalam ruangan atau
disarankan pintu geser dengan rel diatas yang dipasang
pada bagian luar ruangan, dapat dibuka tutup secara
otomatis dan dapat dioperasionalkan secara manual
apabila terjadi kerusakan.
- Pintu-pintu dilengkapi dengan “alat penutup pintu (door √
closer), menggunakan door seal and interlock system.
- Lebar pintu yang dilalui pasien min. 120cm, dan yang
dilalui petugas min. 85 cm, terbuat dari bahan non porosif,
disarankan bahan panil (;insulated panel system) dan dicat √
jenis cat anti bakteri/ jamur dengan warna terang.
Pintu-pintu dilengkapi dengan kaca jendela pengintai √
(observation glass).
• Ruangan ini disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan √
tidak boleh ada percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Disediakan outlet oksigen, udara tekan medis dan udara √
tekan instrumen, vakum medik dan N2O, beserta
cadangannya yang memenuhi persyaratan.
• Persyaratan Tata Udara adalah:
- Tekanan udara dalam ruangan lebih √
besar/positif dari ruangan-ruangan yang bersebelahannya.
- Temperatur ruangan 190- 240C
- Kelembaban relatif 40- 60% √
- Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam pada saat √
ruangan tidak digunakan, dan 20 kali per jam pada saat √
ada operasi.
Ruangan ini merupakan ruangan steril dengan hepa filter √
(tingkat resiko sangat tinggi), yang mempunyai jumlah
maksimal partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu
35.200 partikel (ISO 6-ISO 14644-1 cleanroom standards,
1999)Intensitas cahaya minimal 200 lux.
- Meja operasi berada dibawah aliran udara laminair, √
dengan distribusi udara dari langit-langit, dengan gerakan
ke bawah menuju inlet pembuangan (return air) yang
terletak di 4 sudut ruangan yang dibuat plenum.
• Persyaratan Kelistrikan :
- Sumber daya listrik, termasuk katagori “sistem kelistrikan
esensial 3”, di mana sumber daya listrik normal dilengkapi √
dengan sumber daya listrik darurat untuk
menggantikannya, bila terjadi gangguan pada sumber
daya listrik
normal.

Sistem pembumian harus menjamin tidak ada bagian


peralatan yang dibumikan melalui tahanan yang lebih
tinggi dari pada bagian lain peralatan yang disebut dengan
sistem penyamaan potensial
pembumian (Equal potential grounding system). Sistem
ini memastikan bahwa hubung singkat ke bumi
tidak melalui pasien
Ruangan • Bahan daun pintu masuk tahan terhadap benturan √
Pemulihan/Reco brankar, arah bukaan pintu ke dalam.
very/ PACU (Post • Kapasitas tt 1.5 kali dari jumlah ruangan operasi, dengan √
Anesthetic Care perhitungan luas per-tt minimal 8 m2
Unit) • Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √
tingkat porositas yang tinggi.
10 • Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak √
kontak dan tidak boleh ada percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.

• Harus disediakan outlet oksigen. √


• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
• Intensitas cahaya 200 lux. √
• Ruangan ini merupakan ruangan dengan prefilter √
(tingkat resiko sedang), yang mempunyai jumlah maksimal
partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu 3.520.000
partikel (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards,
1999).

Gudang Steril • Ruangan ini merupakan RS kelas C dan D, fungsi


(Clean Utility) ruangan zona resiko sedang ruangan- ruangan ini dapat √
11 digabung

Ruangan Obat dan • Dilengkapi kotak kontak untuk kebutuhan medical √


Bahan Perbekalan refrigerator.
• Ruangan ini merupakan ruangan dengan prefilter √
(tingkat resiko sedang), yang mempunyai jumlah maksimal
partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu 3.520.000
12 partikel (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards, 1999).
Ruang • Ruangan ini merupakan ruangan zona resiko sedang.
PenyimpananAlat
13 Bersih/Steril √

Ruangan Sterilisasi • Ruangan ini merupakan ruangan zona resiko sedang. RS Kelas B, C dan D, fungsi
(TSU = Theatre • Luas ruangan minimal dapat menampung autoclave ruangan ini dapat
Sterilization Unit) • Tersedia kotak kontak dilakukian di CSSD.
untuk peralatan autoclave.
14 √

Ruangan ganti/ • Dibedakan antara loker pria dan wanita. √


loker • Akses masuk dan keluar petugas berbeda. √
• Dilengkapi toilet dan kamar mandi. √
• Ruangan ini merupakan ruangan dengan prefilter
(tingkat resiko sedang), yang mempunyai jumlah maksimal
partikel debu ukuran dia. 0,5 μm per m3 yaitu 3.520.000
15 partikel (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards,
1999).

Ruangan dokter Ruangan ini merupakan RS Kelas B : Fungsi ruangan


ruangan resiko sedang dengan prefilter ini dapat
16 digabung √

Ruangan Diskusi Ruangan ini merupakan ruangan resiko sedang RS Kelas C dan D:
Medis dengan prefilter.
Fungsi ruangan
17 √
ini optional
Gudang Kotor • Dilengkapi dengan sloop sink dan service sink. √
(Spoelhoek/ Dirty • Letak ruang spoelhoek terhubung dengan koridor kotor. √
Utility). • Persyaratan ventilasi udara:
- Tekanan udara dalam ruangan negatif. √
- Total pertukaran volume udara minimal 10 kali per jam.
- Ruangan ini merupakan ruangan resiko rendah, yang √
mempunyai jumlah maksimal partikel debu ukuran dia. 0,5
μm per m3 yaitu >3.520.000 partikel (ISO 9 - ISO 14644-1
18 cleanroom
standards, 1999).

RUANG PERAWATAN INTENSIF


Loker (ruangan • Dibedakan antara loker pria dan wanita. Ruangan perawatan intensif √
ganti pria dan • Dilengkapi toilet dan kamar di RS kelas D adalah setara
1 wanita) mandi dengan HCU. √

Ruangan Umum
Perawat √
2

Ruangan Kepala Umum


Perawat √
3

R. Dokter • Dilengkapi dengan kamar


4 mandi. √
Daerah rawat • Ukuran ruangan rawat intensif tergantung dari jumlah √
Pasien tempat tidur.
ICU/ICCU/HCU/ • Jarak antar tempat tidur harus bisa mengakomodir
PICU: kebutuhan luasan untuk ruang gerak petugas dan √
a. Ruangan/ Daerah penempatan peralatan.
5 rawat pasien non
isolasi

• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √


tingkat porositas yang tinggi.
• Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel
harus dibenamkan/ menempel di plafon, dan bahan tirai √
non porosif dan anti bakteri.
• Total pertukaran udara 6 kali per jam dengan pertukaran
udara dari luar minimum 2 kali per jam. √
• Untuk menjamin kualitas udara, konsentrasi maksimum
mikroorganisme 200 CFU/m3, Suhu 22-23º, kelembaban
35 – 60%, dan tekanan positif. √
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250
lux untuk penerangan.
• Jumlah kotak kontak di setiap tempat tidur pasien
minimal 6 untuk peralatan medik yang membutuhan daya
listrik besar (diluar untuk ventilor, suction, monitor) dan
kotak kontak √
dipasang minimal 1,20 m di
atas permukaan lantai dan tidak boleh menggunakan √
percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
• Kotak kontak selain di tempat tidur pasien disesuaikan √
dengan kebutuhan.
• Disediakan outlet gas medis (Oksigen, Vakum, Udara √
Tekan) di setiap tempat tidur pasien.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan √
heat/smoke detector
• Apabila kompleks ruang perawatan intensif berada
menyatu dengan ruang lain di dalam bangunan, maka √
kompleks ruang perawatan intensif harus merupakan satu
kompartemen kebakaran, dengan seluruh dinding, lantai,
langit-langit dan bukaan-bukaan (pintu, jendela dan
sebagainya) menggunakan bahan bangunan yang
mempunyai Tingkat Ketahanan Api minimal 2 (dua) jam.
atas permukaan lantai dan tidak boleh menggunakan
percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
• Kotak kontak selain di tempat tidur pasien disesuaikan
dengan kebutuhan.
• Disediakan outlet gas medis (Oksigen, Vakum, Udara √
Tekan) di setiap tempat tidur pasien.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector
• Apabila kompleks ruang perawatan intensif berada
menyatu dengan ruang lain di dalam bangunan, maka
kompleks ruang perawatan intensif harus merupakan satu
kompartemen kebakaran, dengan seluruh dinding, lantai,
langit-langit dan bukaan-bukaan (pintu, jendela dan
sebagainya) menggunakan bahan bangunan yang
mempunyai Tingkat Ketahanan Api minimal 2 (dua) jam.
atas permukaan lantai dan tidak boleh menggunakan
percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
•• Kotak kontak
Ventilasi selain
di ruang di tempatintensif
perawatan tidur pasien
harusdisesuaikan
merupakan
ventilasi tersaring dan
terkontrol √
b. Ruangan/ Daerah • Ukuran ruangan perawatan isolasi minimal 4x4 m2,
rawat pasien isolasi belum termasuk ruangan antara (ante room)
• Satu ruangan untuk satu tempat tidur.
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi.
• Jumlah kotak kontak di setiap tempat tidur pasien
minimal 6 untuk peralatan medik yang membutuhan daya
listrik besar (diluar ventilor, suction, monitor) dan kotak
kontak dipasang minimal 1,20 m di atas permukaan lantai
dan tidak boleh menggunakan percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus. √
• Disediakan outlet gas medis (Oksigen, Vakum, Udara
Tekan) di setiap tempat tidur pasien.
• Dilengkapi wastafel pada ruangan antara.

• Ruangan bertekanan lebih negatif dari ruangan


disebelahnya.
• Harus dijamin adanya pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan total pertukaran udara minimal
6 kali per jam.
• Dilengkapi ruangan antara (airlock) jenis sink, dimana
airlock bertekanan lebih negatif dibandingkan
ruangan-ruangan disebelahnya.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250
lux untuk penerangan.
• Proteksi kebakaran menggunakan heat/smoke
detector
c. Ruangan • Ukuran ruangan perawatan tergantung dari jumlah RS Kelas C dan D tidak
Perawatan Intensif tempat tidur bayi. diharuskan tersedia ruangan
Neonatus(NIC U). • Jarak antar tempat tidur bayi/ incubator harus bisa ini.
1. Ruangan mengakomodir kebutuhan luasan untuk penempatan
Perawatan peralatan. (Jarak antar incubator minimal 2.5 m) Ruang perawatan neonatus
Neonatus Non beserta penunjangnya
Infeksius √

Ruangan Perawatan • Untuk ruangan perawatan neonatus infeksius, harus terpisah dengan ruang
Neonatus Infeksius/ disediakan ruangan antara. perawatan intensif dewasa.
Isolasi • Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi.
• Tekanan ruangan positif dan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Untuk menjamin kualitas udara, konsentrasi maksimum
mikroorganisme 200 CFU/m3, Suhu 22-23º, kelembaban
35 – 60%, dan tekanan positif.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250
lux untuk penerangan.
• Jumlah kotak kontak di setiap tempat tidur pasien
minimal 6 untuk peralatan medik yang membutuhan daya
listrik besar (diluar ventilator, suction, monitor) dan kotak
kontak dipasang minimal 1,20 m di atas permukaan lantai
dan tidak boleh menggunakan
percabangan/sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.
• Kotak kontak selain di tempat tidur pasien disesuaikan
dengan kebutuhan.
• Disediakan outlet gas medis (Oksigen, Vakum, Udara
Tekan) di setiap tempat tidur pasien.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector

Ruangan Laktasi Mengikuti persyaratan ruang laktasi seperti pada Khusus ruangan ini,
penjelasan sebelumnya. disediakan pada ruang
perawatan
6 neonatus

Sentral • Luas ruangan pos perawat minimal 8 m2 atau 3-5 m2


monitoring/nurs e per perawat, disesuaikan dengan kebutuhan.
station. • Luas Ruangan harus dapat mengakomodir lemari arsip
dan lemari obat.
• Disediakan instalasi untuk alat komunikasi.
• Disediakan fasilitas desinfeksi tangan (handscrub).
7 • Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk

pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200 lux


untuk penerangan.

Gudang alat Umum RS Kelas C, fungsi ruangan-


medik ruangan ini dapat
8 digabung √
Gudang bersih Umum
9 (Clean Utility) √
Gudang Kotor • Dilengkapi dengan sloop sink √
(Spoolhoek/Dirty dan service sink.
Utility). • Letak ruang spoelhoek terhubung dengan koridor kotor.
• Persyaratan ventilasi udara :
- Tekanan udara dalam ruangan negatif.
- Total pertukaran volume
10 udara minimal 10 kali per jam.

Ruangan tunggu • Umum √


11 keluarga pasien. • Dilengkapi toilet √

Janitor/ Ruang Umum


12 cleaning service √
Toilet (petugas, Toilet petugas mengikuti persyaratan toilet umum (lihat
pengunjung) poin di atas).
13 √

Ruangan Umum Sistem gas


Penyimpanan medik harus tersentral.
Silinder Gas
14 Medik √

RUANG KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, √
Administrasi dan dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas.
pendaftaran • Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Intensitas cahaya minimal
1 100 lux.
Ruangan Tunggu Umum
Pengantar Pasien √
2

Ruangan untuk cuci • Setiap 1 ruangan ini minimal melayani 2 ruang bersalin. √
tangan (scrub • Luas ruangan minimal 6 m2.
station) • Disediakan fasilitas scrubbing lengkap dengan fasilitas
desinfeksi tangan. √
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
3 tingkat porositas yang tinggi.


• Pada sisi dinding yang berbatasan dengan ruangan
bersalin, dilengkapi dengan kaca jendela pengintai
(observation glass). √

Ruangan • Bahan daun pintu masuk tahan terhadap Jumlah tempat tidur √
menyesuaikan dengan
Persiapan benturan brankar, arah bukaan pintu ke klasifikasi RS dan kajian
Bersalin Tanpa dalam. kebutuhan pelayanan
Komplikasi/ • Luas ruangan sesuai kebutuhan kapasitas (Minimal 2
Kala II-III pelayanan, dengan perhitungan luas per-tt tempat tidur)
4 √
(labour) minimal 8 m2
• Ruangan dilengkapi dengan toilet pasien √
yang memenuhi persyaratan.
• Bahan bangunan yang digunakan tidak
boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi.
Ruangan Persiapan • Setiap
• Bahan tempat
daun tidurtahan
pintu masuk disediakan minimal 2 RS kelas A dan B : ruangan ini
terhadap benturan √
Bersalin dengan (dua) kotak
brankar, kontak.
arah bukaan pintu ke dalam harus tersedia dengan jumlah
Komplikasi (pre- • Harus disediakan outlet oksigen dan tempat tidur
5 eclamsy labour vakum medik
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Intensitas cahaya 200 lux.
• Luas ruangan sesuai kebutuhan kapasitas menyesuaikan dengan
pelayanan, dengan perhitungan luas per-tt minimal 8 m2 klasifikasi RS dan kajian
• Ruangan dilengkapi dengan toilet pasien yang kebutuhan pelayanan
memenuhi persyaratan. (Minimal 1
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki ruangan)
tingkat porositas yang tinggi.
• Komponen bangunan dari bahan yang meminimalkan RS kelas C dan D : ruangan ini
terjadi getaran. tidak diwajibkan ada.
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak.
• Harus disediakan outlet oksigen dan vakum medik
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Intensitas cahaya 50 - 100
lux.

Ruangan Bersalin • Luas ruangan minimal 20 m2 Jumlah ruangan ini √


(delivery)/ Kala II & • Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki menyesuaikan dengan √
III tingkat porositas yang tinggi, yaitu : klasifikasi RS dan kajian
- Komponen penutup lantai harus non porosif, mudah kebutuhan pelayanan.
6 dibersihkan, tahan bahan (memiliki area
kimia, bersifat anti statik, membersihkan/ √
anti gesek dan anti bakteri.
- Pertemuan lantai dengan dinding konus/ melengkung √
(hospital plint).
- Tingkat Ketahanan Api (TKA) material lantai min. 2 jam. √
- Komponen dinding non porosif, mudah dibersihkan,
tahan bahan kimia, anti jamur dan bakteri. √
- Pertemuan antara dinding dengan dinding konus/
melengkung.
- Tingkat Ketahanan Api (TKA) material dinding min. 2 jam. √
- Komponen langit-langit non porosif, mudah dibersihkan,
anti jamur dan bakteri, tidak memiliki unsur yang √
membahayakan pasien.
- Tingkat Ketahanan Api (TKA) material langit-langit min. 2
jam. √
• Semua pintu masuk ke ruangan bersalin persyaratannya
sbb:
- Pintu ayun (swing) membuka kedalam ruangan atau √
disarankan pintu geser dengan rel
diatas yang dipasang pada

bagian luar ruangan, dapat dibuka tutup secara otomatis
dan dapat dioperasionalkan secara manual apabila terjadi
kerusakan.
- Pintu-pintu dilengkapi dengan “alat penutup pintu (door √
closer), menggunakan door seal and interlock system.
- Lebar pintu yang dilalui pasien min. 120cm, dan yang
dilalui petugas min. 85 cm, terbuat dari bahan non porosif, √
disarankan bahan panil (insulated panel system) dan dicat
jenis cat anti bakteri/ jamur dengan warna terang.
- Pintu-pintu dilengkapi dengan kaca jendela pengintai
(observation glass). √
• Ruangan ini disediakan minimal 6 (enam) kotak kontak.
• Disediakan outlet oksigen, udara tekan medis, vakum
medik √
• Persyaratan Tata Udara adalah sbb :
- Temperatur ruangan 190-
240C
Kelembaban relatif 40-60%
- Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
• Persyaratan Kelistrikan :
- Sumber daya listrik, termasuk katagori “sistem kelistrikan √
esensial 3”, di mana sumber daya listrik normal dilengkapi
dengan sumber daya listrik darurat untuk
menggantikannya, bila terjadi gangguan pada sumber
daya listrik normal.
- Sistem pembumian harus menjamin tidak ada bagian
peralatan yang dibumikan melalui tahanan yang lebih
tinggi dari pada bagian lain peralatan yang disebut dengan
sistem penyamaan potensial pembumian (Equal potential
grounding system). Sistem ini memastikan bahwa hubung
singkat ke bumi
tidak melalui pasien.

Ruangan Pemulihan • Bahan daun pintu masuk tahan terhadap benturan (Minimal 4 √
(Recovery) brankar, arah bukaan pintu ke dalam. tempat tidur, harus memiliki
• Kapasitas tt 1.5 kali dari jumlah ruangan operasi, dengan KM/WC) √
perhitungan luas
7 per-tt minimal 8 m2

• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki


tingkat porositas yang tinggi.
• Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak √
kontak.
• Harus disediakan outlet oksigen. √
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
• Intensitas cahaya 200 lux.
Ruangan Transisi • Ukuran ruangan perawatan tergantung dari jumlah Kapasitas ruangan ini √
Bayi/ Level I tempat tidur bayi. menyesuaikan dengan
(termasuk • Jarak antar tempat tidur bayi minimal 1 meter klasifikasi RS dan kajian
didalamnya ruang • Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh kebutuhan pelayanan.
mandi bayi) memiliki tingkat porositas yang tinggi. Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas cahaya 250 lux untuk
8 penerangan.
• Jumlah kotak kontak
minimal 2 per tempat tidur.

Ruangan • Ukuran ruangan perawatan tergantung dari jumlah Kapasitas ruangan ini
Perinatologi Bayi tempat tidur bayi. menyesuaikan dengan
Patologis/ Level II • Jarak antar tempat tidur klasifikasi RS dan kajian
(termasuk bayi/ inkubator minimal 1,5 meter.
9 didalamnya ruang
mandi bayi)  ini
bukan bagian dari • Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki kebutuhan pelayanan.
ruang bersalin, tapi tingkat porositas yang tinggi.
ruang perawatan • Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
neonatus. Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250
lux untuk penerangan.
• Jumlah kotak kontak minimal 5 per tt.
• Kotak kontak selain di tempat tidur pasien disesuaikan
dengan kebutuhan.
• Disediakan outlet gas medis (Oksigen, Vakum, Udara
Tekan) di setiap tempat tidur pasien.
• Ventilasi harus merupakan ventilasi tersaring dan
terkontrol.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.

Ruangan menyusui/ • Letak berdekatan/bersebelahan dengan klinik kebidanan √


Laktasi dan penyakit kandungan.
• Disediakan wastafel di
10 ruangan. √

• Disediakan fasilitas tempat duduk dengan sandaran √


tangan.
• Disarankan tersedia meja bayi. √
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya √
minimal
100 lux.
Ruangan Perawatan • Ukuran ruangan rawat inap tergantung klas perawatan
(Post Partum)  ini dan jumlah tempat tidur.
bagian dari ruang • Jarak antar tepi tempat tidur minimal 1,5 m. √
perawatan • Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi. √
• Antar tempat tidur yang dibatasi oleh tirai maka rel
11 harus dibenamkan/ menempel di plafon, dan sebaiknya √
bahan tirai non porosif.

• Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak √


kontak.
• Harus disediakan outlet oksigen. √
• Disediakan sistem panggil perawat (nurse call). √
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam, untuk ventilasi alami diharapkan √
lebih dari 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250
lux untuk penerangan, dan 50 lux untuk tidur. √
• Ruang perawatan harus menyediakan nurse call untuk
masing-masing tempat tidur yang terhubung ke pos
perawat (nurse station).
• Wastafel disediakan pada √
ruang perawatan.


Ruangan Perawatan • Ukuran ruangan perawatan isolasi minimal 4x4 m2, tidak RS Kelas A, B dan C harus
Isolasi (Minimal 1 termasuk ruangan menyediakan ruangan ini
12 ruang/ tempat antara (ante room) √
tidur)

• Satu ruangan untuk satu tempat tidur.


• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki
tingkat porositas yang tinggi.
• Jumlah kotak kontak di setiap tempat tidur pasien
minimal 6 untuk peralatan medik yang membutuhan daya
listrik besar (diluar ventilor, suction, monitor) dan kotak
kontak dipasang minimal 1,20 m di atas permukaan lantai
dan tidak boleh menggunakan percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengamanan arus.
• Disediakan outlet gas medis (Oksigen, Vakum, Udara
Tekan) di setiap tempat tidur pasien.
• Dilengkapi wastafel pada ruangan antara.
• Ruangan bertekanan lebih negatif dari ruangan
disebelahnya.
• Harus dijamin adanya pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan total pertukaran udara minimal
6 kali per jam.

• Dilengkapi ruangan antara (airlock) jenis sink, dimana


airlock bertekanan lebih negatif dibandingkan ruangan-
ruangan disebelahnya.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 250
lux untuk penerangan.
• Proteksi kebakaran menggunakan heat/smoke
detector
Gudang Steril (clean Umum RS kelas C dan D dapat
utility) berupa lemari
13 penyimpanan. √

Ruangan ganti Umum Ruangan ini dapat terpusat


pakaian/ loker di RS.
14 √

Ruangan Umum RS kelas C dan D dapat


Penyimpanan Linen berupa lemari
15 penyimpanan. √

Ruangan dokter Umum RS kelas C dan D : Fungsi


ruangan ini dapat terpusat di √
16 RS

Ruangan perawat/ Umum


Petugas
17 √

Ruangan Diskusi Umum


18 Medis √

19 Pantri Umum √
Gudang Kotor • Dilengkapi dengan sloop sink dan service sink. √
(Spoolhoek/Dirty • Letak ruang spoelhoek terhubung dengan koridor kotor.
Utility). • Persyaratan ventilasi udara :
- Tekanan udara dalam ruangan negatif.
- Total pertukaran volume udara minimal 10 kali per
20 jam.
KM/WC (petugas, Toilet petugas mengikuti persyaratan toilet umum (lihat
pasien, poin di atas).
21 pengunjung) √

22 Janitor Umum
RUANG REHABILITASI MEDIK
Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, RS Kelas D dan C, fungsi √
Administrasi dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas. ruangan ini dapat
(Pendaftaran dan • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik digabungkan dengan ruangan √
administrasi kantor) alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal administrasi rawat jalan.
total pertukaran udara 6 kali per jam .
• Intensitas cahaya minimal
1 200 lux.

Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas √


Pasien & pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang.
Pengantar Pasien • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara √
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
• Ruang tunggu dilengkapi √
2 dengan fasilitas desinfeksi tangan.

Ruangan • Luas ruangan 9-24 m2. √


Pemeriksaan/ • Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan. √
Penilaian Dokter
3
• Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki √
tingkat porositas yang tinggi.
• Disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak boleh √
ada percabangan langsung tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. √
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan √
intensitas cahaya 200 lux.

4 Ruang Fisioterapi
Ruangan Fisioterapi • Luas ruangan minimal 7,2 m2/ tempat tidur traksi. Ada/tidaknya ketersediaan √
Pasif • Apabila peralatan menggunakan gelombang ruangan ini disesuaikan
(Fungsi ruangan elektromagnit (EM), seperti Short Wave Diathermy atau dengan klasifikasi dan kajian √
yaitu untuk Micro Wave Diathermy, maka tidak boleh penggunaan kebutuhan RS
memberikan pelapis dinding yang mengandung unsur metal/baja.
pelayanan • Disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak boleh
intervensi radiasi/ ada percabangan langsung tanpa pengamanan
gelombang arus. √
elektromagnet dan
traksi, maupun
latihan manipulasi
yang diberikan
pada
pasien yang bersifat
individual.) • Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan
dengan kebutuhan alat dan ruangan harus dijamin
terjadinya
pertukaran udara.

Ruangan
Fisioterapi Aktif √

. Ruang • Luas ruangan disesuaikan kapasitas kebutuhan Ada/tidaknya ketersediaan √


Senam (Gymnasi pelayanan. ruangan ini disesuaikan
um) • Bahan lantai tidak licin dan non porosif. dengan klasifikasi dan kajian
• Dinding ruangan dilengkapi dengan handrailing yang kebutuhan RS
dipasang pada ketinggian 80-100cm dari permukaan
lantai.
• Apabila ruangan tertutup dalam bangunan RS dengan
luas tidak lebih dari 250 m2, harus dilengkapi dengan
sekurang-kurangnya 1 buah APAR berukuran min. 2 kg
jenis kimia kering serbaguna kelas A, B, C.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.

• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.


Untuk pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 200 lux.
Ruangan • Luas ruangan disesuaikan kapasitas kebutuhan √
pelayanan, jumlah dan besarnya kolam hidroterapi.
Hidroterapi • Bahan lantai tidak licin, lantai harus aman dari
kemungkinan perbedaan ketinggian lantai
• Fungsi Dilengkapi ruangan ganti pakaian, KM/WC
(terpisah antara pasien wanita & pria).
• Dinding ruangan dilengkapi dengan handrailing yang
dipasang pada ketinggian 80-100cm dari permukaan
lantai.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
• Kotak kontak yang ada dalam ruangan harus dipasang
dengan mempertimbangkan keamanan dari percikan air.

Ruangan Terapi • Luas ruangan disesuaikan kapasitas kebutuhan Jenis pelayanan okupasi yang √
Okupasi pelayanan baik individual maupun kelompok, untuk tiap diselenggaraka n RS
jenis okupasi luasnya bervariasi (6 – 30 m2). disesuaikan dengan klasifikasi
• Bahan lantai tidak licin dan non porosif. dan kajian kebutuhan RS
• Dinding ruangan dilengkapi dengan handrailing yang √
dipasang pada ketinggian 80-100cm dari permukaan
lantai. √
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik.
• Intensitas cahaya ruangan disesuaikan jenis terapi √
5 okupasi.

Ruangan Terapi • Luas ruangan disesuaikan dengan peralatan SI yang Ada/tidaknya ketersediaan
Sensori Integrasi (SI) disediakan. ruangan ini disesuaikan
Anak. • Bahan lantai tidak licin dan non porosif. dengan klasifikasi dan kajian √
• Dinding ruangan dibuat menarik dengan menggunakan kebutuhan RS
warna-warna yang dapat merangsang aktifitas anak dan
6 dilapisi bahan yang empuk. √
• Ketinggian plafon tidak lebih dari 2,8 meter.

• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik


alami maupun
mekanik. √

Ruangan Relaksasi/ • Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan. Ada/tidaknya ketersediaan √


Perangsangan • Bahan lantai tidak licin dan non porosif. ruangan ini disesuaikan
Audio-Visual • Dinding ruangan dibuat menarik dengan menggunakan dengan klasifikasi dan kajian
warna-warna yang disukai anak-anak dan kedap suara. kebutuhan RS
• Ketinggian plafon tidak lebih dari 2,8 meter.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
7 alami maupun
mekanik.

Taman Terapetik • Luas taman disesuaikan dengan peralatan yang Ada/tidaknya ketersediaan √
(healing garden) digunakan. ruangan ini disesuaikan
• Apabila taman ini berada lebih dari lantai 1, maka dengan klasifikasi dan kajian
sekeliling taman harus aman dari kemungkinan pasien kebutuhan RS
8 jatuh.
Ruangan Terapi • Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan. Ada/tidaknya ketersediaan √
Wicara (Vokasional) • Dinding ruangan dibuat kedap suara dan tidak ruangan ini disesuaikan
menimbulkan gema. dengan klasifikasi dan kajian
9 kebutuhan RS

• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik


alami maupun
mekanik. √

Ruangan Terapi • Terdiri dari ruangan operator (luas min. 4 m2) dan Ada/tidaknya ketersediaan √
Wicara Audiometer. ruangan pengujian pasien (luas min. 4m2). ruangan ini disesuaikan
• Dinding ruangan dibuat kedap suara dan tidak dengan klasifikasi dan kajian
menimbulkan gema. kebutuhan RS
10

Ruang Pelayanan
Ortetik Prostetik √
11 (OP)

1) Ruangan • Luas ruangan disesuaikan kebutuhan. Ruang ini harus ada bagi RS
pengukuran, • khusus untuk bengkel OP, bahan penutup lantai harus yang
pengepasan, dari bahan yang tahan api, cairan kimia dan benturan. menyelenggara kan
penyetelan dan • pada bengkel OP, dinding harus bersifat tahan api, tahan pelayanan OP.
pelatihan OP benturan dan tahan terhadap bahan kimia. Fungsi ruangan-
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik ruangan ini dapat terpisah/
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara + menjadi satu ruang.
12 kali per jam.

2) Bengkel Halus √
3) Bengkel Kasar √
4) Ruangan
Jahit/ Kulit √
5) Ruangan
Bionik (Biologi
Elektronik) √

6) Ruangan
Penyimpanan
Barang Jadi √

7) Gudang Bahan
Baku √

Ruangan Loker Umum Ruangan ini diadakan sesuai


Pasien kebutuhan.
12 √

Ruangan Umum RS Kelas D dan C ruangan ini


Penyimpanan dapat terpusat
13 Perlengkapan √

Ruangan Kepala Umum RS Kelas D dan


C ruangan ini dapat terpusat
14 √

Dapur Kecil • Dilengkapi dengan sink dan meja pantri. Ruangan ini dapat terpusat di
(;Pantry) • Dilengkapi meja dan kursi RS
15 makan sesuai dengan kebutuhan. √

Janitor/Ruang Umum Untuk RS kelas D dan C,


Petugas Kebersihan ruangan ini
16 dapat terpusat di RS √
KM/WC • Toilet petugas dan pengunjung dibedakan. Untuk RS kelas D, dapat
petugas/pasien • Disediakan toilet umum dan minimal satu toilet menggunakan toilet lain yang
aksesibel untuk pasien dan pengunjung. berdekatan
• Persyaratan toilet lihat poin
17 √
G. Desain Komponen Bangunan Rumah Sakit

RUANG RADIOLOGI
a RUANG RADIODIAGNOSTIK
Ruangan • Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas √
Tunggu Pasien pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
dan alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara √
Pengantar minimal 6 kali per jam.
Pasien • Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
• Ruang tunggu dilengkapi √
1 dengan Fasilitas Desinfeksi tangan.

Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, RS Kelas C dan D, fungsi √
dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas. ruangan- ruangan ini dapat
Administrasi. • Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. digabung.
• Intensitas cahaya minimal 100 lux. Untuk administrasi
pembayaran, dapat tersentral √
2
di RS √

Loket Pendaftaran, Umum


pembayaran dan
pengambilan hasil √

Ruangan Baca dan Luas ruangan minimal 3 x 3


Konsultasi Dokter
m. √
Ruangan Umum RS Kelas C dan D, fungsi
ruangan- ruangan ini dapat
Petugas tersentral di
RS √

Ruangan Umum

Kepala Unit
b Ruangan-Ruangan Pemeriksaan
Ruangan DSA • Luas ruangan 8,5 m x 7,5 m x 2,8 m Ruangan ini khusus √
• Dilengkapi dengan ruangan operator, ruangan persiapan
tindakan & pemulihan, ruangan mesin dan ruangan untuk RS kelas A
AHU/Chiller.
• Dilengkapi toilet.
• Setiap sisi ruangan dilapis timbal (Pb) minimal setebal
2 mm, dan mendapatkan izin dari instansi yang
berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
3 phase dan tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana
alat yang akan dipakai. Peletakan kabel peralatan harus
tertanam rapi.
• Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan
dengan kebutuhan alat dan ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara 15 kali per jam.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai
tanda sedang dilakukan penyinaran.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector
Ruangan MRI • Luas ruangan 12,5 m x 7 m x 3,5 m Ruangan ini khusus √
(Magnetic • Dilengkapi dengan ruangan operator, ruangan mesin dan √
Resonance Imaging) ruangan AHU/ Chiller. untuk RS kelas A
• Dilengkapi toilet. √
• Ruangan mengikuti persyaratan proteksi radiasi alat √
yang dipakai dan mendapatkan ijin dari instansi yang
berwenang.
• Ruangan dilengkapi dengan instalasi pengaman radiasi √
elektromagnetik.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
3 phase atau tidak boleh menggunakan percabangan. √
Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Temperatur dan
kelembaban ruangan
disesuaikan dengan kebutuhan alat dan ruangan harus √
dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya minimal
60 lux.
• Disediakan toilet pasien. Persyaratan toilet lihat di atas.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai
tanda sedang dilakukan penyinaran. √
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan √
heat/smoke detector
Ruangan CT- • Luas ruangan minimal 6 m x 4 m x 3 m Ruangan ini khusus √
• Dilengkapi dengan ruangan operator, ruangan mesin dan √
Scan ruangan AHU/ Chiller. untuk RS kelas A dan
• Dilengkapi toilet. B √
• Ruangan mengikuti persyaratan proteksi radiasi alat √
yang dipakai dan mendapatkan ijin dari instansi yang
berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak √
3 phase dan tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai.
• Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Temperatur dan √
kelembaban ruangan √
disesuaikan dengan kebutuhan alat dan ruangan harus
dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya minimal
60 lux.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai
tanda sedang dilakukan penyinaran. √
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector

Ruangan • Luas ruangan minimal 7,5 m x 5,7 m x 2,8 m √
• Dilengkapi dengan ruangan operator, ruangan mesin dan √
Fluoroskopi ruang ganti dan toilet
• Ruangan mengikuti persyaratan proteksi radiasi alat √
yang dipakai dan mendapatkan izin dari instansi yang
berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak √
3 phase dan tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam
rapi.
• Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan
dengan kebutuhan alat dan ruangan harus dijamin √
terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya minimal
60 lux.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai
tanda sedang dilakukan penyinaran √
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector

Ruangan Ultra • Luas ruangan minimal 4 m x 3 m x 2,7 m √
SonoGrafi (USG) • Dilengkapi toilet. √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan. √
Untuk stop kontak khusus alat radiologi
disediakan tersendiri dan harus kompatibel dengan
rencana alat yang akan dipakai. Peletakan kabel peralatan
harus tertanam.
• Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan
dengan kebutuhan alat dan ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total √
pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
Ruangan General X- • Luas ruangan untuk alat s/d 125 KV : 4 m x 3 m x 2,8 m, √
ray untuk alat > 125 KV : 6,5 m x 4 m x 2,8 m
• Dilengkapi dengan ruangan operator, ruangan mesin dan √
ruang ganti
• Setiap sisi ruangan radiologi dilapis timbal minimal √
setebal 2 mm, tergantung alat yang dipakai dan
mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak √
3 phase dan tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam
rapi.
• Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan
dengan kebutuhan alat dan ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total √
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya minimal
60 lux.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai √
tanda sedang dilakukan penyinaran.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector.


Ruangan Mobile X- • Luas ruangan 3 m x 2 m x 2,8 m RS kelas D tidak perlu √
Ray • Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan ada ruangan ini.
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai.
• Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan
dengan kebutuhan alat dan ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector
h. Ruangan • Luas ruangan 4 m x 3 m x 2,8 m √
• Setiap sisi ruangan radiologi dilapis timbal minimal √
Mammography setebal 2 mm
,tergantung alat yang dipakai dan mendapatkan izin dari
instansi yang berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak √
3 phase dan tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam
rapi.
• Temperatur dan
kelembaban ruangan
disesuaikan dengan kebutuhan alat dan ruangan harus
dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
yang menyala pada
saat pesawat dihidupkan √

sebagai tanda sedang dilakukan penyinaran.


• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector √
i. Ruangan Digital • Luas ruangan 3 m x 2 m x 2,8 m Ruangan ini khusus untuk RS
Panoramic/ • Setiap sisi ruangan radiologi dilapis timbal minimal kelas A dan B
Chepalometry setebal 2 mm, tergantung alat yang dipakai dan
mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
• Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai.
• Temperatur dan
kelembaban ruangan
disesuaikan dengan kebutuhan alat dan ruangan harus
dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Di atas pintu masuk
ruangan dipasang lampu merah yang menyala pada

saat pesawat dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan


penyinaran.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan √
heat/smoke detector
j. Ruangan Dental X- • Luas ruangan 3 m x 2 m x 2,8 m RS kelas D tidak perlu √
Ray • Setiap sisi ruangan radiologi dilapis timbal minimal ada ruangan ini. √
setebal 2 mm
,tergantung alat yang dipakai dan mendapatkan izin dari
instansi yang berwenang.
• Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan √
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai.
• Temperatur dan √
kelembaban ruangan
disesuaikan dengan kebutuhan alat dan ruangan harus
dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Luas ruangan 3 m x 2 m x 2,8 m
• Setiap sisi ruangan radiologi dilapis timbal minimal √
setebal 2 mm √
,tergantung alat yang dipakai dan mendapatkan izin dari
instansi yang berwenang.
• Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang √
akan dipakai.
• Temperatur dan
kelembaban ruangan √
disesuaikan dengan kebutuhan alat dan ruangan harus
dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah √
yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai
tanda sedang dilakukan penyinaran.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector √

k. Ruangan • Luas ruangan minimal 3 m x 3 m x 2,8 m √


Computed • Temperatur dan
Radiography (CR) kelembaban ruangan
dan PACS disesuaikan dengan kebutuhan alat dan ruangan harus √
dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Proteksi kebakaran menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) jenis water mist Kelas A,B,C dan
heat/smoke detector √

Kamar gelap • Luas ruangan minimal : Manual processing : 2 m x 1,5 m Ruangan ini disediakan
x 2,8 m apabila tidak menggunakan
Automatic processing : 2,7 AFP (Automatic
7 m x 2,7 m x 2,8 m √
• Terdiri dari area basah dan area kering. Film Processor)
• Pada area basah dilengkapi safe light, rak gantungan
film, lemari tempat penyimpanan cassette dan box film
serta meja kerja.
• Pada area kering dilengkapi alat kamera identifikasi film,
alat pengering film dan viewing box film/light case.
• Lantai tidak licin, tahan terhadap bahan kimia, dan
mudah dibersihkan.
• Dinding mudah dibersihkan dan tahan bahan kimia,
salah satu sisinya dilengkapi cassette passing box yang
dilapisi timbal (Pb).
• Seluruh sisi ruangan kedap cahaya.
• Temperatur dan
kelembaban ruangan
disesuaikan dengan kebutuhan alat, tekanan udara dalam
ruangan negatif dan ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali/jam. Film Processor)

Gudang Umum RS kelas C dan D tidak


penyimpanan diwajibkan
8 berkas ada √
Ruang persiapan • Luas ruangan disesuaikan kebutuhan jumlah tempat Ruangan ini khusus untuk RS √
dan pemulihan tidur untuk 1 tempat tidur minimal 2,4 m x 3 m. kelas A dan B
pasien • Ruangan ini
diperuntukkan ppasien yang mendapatkan pelayanan
DSA/MRI/CT- Scan
• Persyaratan ruangan
9 mengikuti persyaratan teknis ruangan rawat inap.

Dapur Kecil Mengikuti persyaratan dapur kecil di atas RS kelas C dan D tidak
(;Pantry) diwajibkan
10 ada √

KM/WC petugas KM/WC petugas mengikuti persyaratan KM/WC petugas RS Kelas C dan D bisa
(lihat poin di atas). bergabung dengan
unit/ruang
11 lain √

PERSYARATAN RUANG RADIOTERAPI


  
Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, Ruang Radioterapi khusus
Administrasi dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas. untuk RS kelas A.
(Terdapat fungsi • Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
Penerimaan, dan • Intensitas cahaya minimal Sementara untuk RS Kelas B
1 √
pengambilan hasil 100 lux boleh ada/ tidak
Ruangan • Luas ruangan minimal 3 x
Pemeriksaan dan 4 m (dapat menampung meja ginekologi).
Konsultasi • Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan tidak boleh ada sambungan langsung tanpa
pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik. Untuk ventilasi mekanik minimal
total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami
harus lebih dari nilai tersebut.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
2 Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
200 lux.

Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas


Pasien pelayanan dengan menyediakan area untuk pasien dengan
tempat tidur menunggu..
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
• Ruang tunggu dilengkapi dengan Fasilitas Desinfeksi
3 tangan.
Ruangan Simulator • Luas ruangan harus dapat memenuhi untuk gerakan
a. Simulator meja simulator, tempat tidur pasien dan penempatan
Konvensional lemari penyimpanan peralatan QA.
b. Simulator CT • Konstruksi dinding sesuai dengan rekomendasi NCRP
Report 49/ BAPETEN
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
4 yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai
tanda sedang dilakukan penyinaran.

• Ruangan ini dipersyaratkan memiliki temperatur 240C -


270C dan kelembaban relatif udara 40% sampai
50%.

Ruangan • Ruangan ini berdekatan dengan ruangan simulator.


Perencanaan Terapi • Luas ruangan dapat menampung penempatan komputer,
(Treatment Planning TV Monitor, printer, meja digitizer, dan perlengkapan
Room) lainnya.
• Ruangan ini dipersyaratkan memiliki temperatur 240C -
270C dan kelembaban relatif udara 40% sampai
5 50%.

Ruangan Moulding • Luas ruangan disesuaikan kebutuhan untuk melakukan


pembuatan pelindung (shell) bagian tubuh yang dilindungi
dari penyinaran dan ruangan ini dapat menyimpan
perlengkapan dan bahan- bahan maoulding.
• Tekanan udara dalam
6 ruangan negatif.
Ruangan Terapi • Persyaratan konstruksi dan proteksi ruangan sesuai
(Treatment Room) dengan rekomendasi BAPETEN.
• Menerapkan sistem Locked
7 Door.

• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak


kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat terapi disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat
yang akan dipakai. Peletakan kabel peralatan harus
tertanam.
• Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah
yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai
tanda sedang dilakukan penyinaran.
• Ruangan ini
dipersyaratkan memiliki temperatur 240C-270C dan
kelembaban relatif udara
40% sampai 50%.
Sesuai Kebutuhan

Ruangan Kontrol Sesuai Kebutuhan


Kualitas (Quality
8 Control)

Ruangan • Persyaratan konstruksi dan proteksi ruangan sesuai


Penyimpanan dan dengan rekomendasi BAPETEN.
Persiapan Sumber • Menerapkan sistem Locked Door.
Radioaktif • Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu
9 merah yang menyala pada
saat pesawat dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan
penyinaran.
• Temperatur dan
kelembaban ruangan
disesuaikan dengan kebutuhan sumber

Ruangan Perawatan • Persyaratan konstruksi dan proteksi ruangan sesuai


Pasien Paska Terapi dengan rekomendasi BAPETEN.
• Menerapkan sistem Locked Door.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali/
jam.
• Persyaratan instalasi listrik seperti di ruangan rawat inap
10 pasien.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

11 Ruangan Petugas umum


12 Ruangan Diskusi umum
Pantri Mengikuti persyaratan
13 umum pantri di atas.

c) PERSYARATAN RUANG KEDOKTERAN NUKLIR √


I. Kedokteran Nuklir Pratama
Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas Ruang Kedokteran Nuklir
Pasien dan pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang. khusus untuk RS kelas A.
Pengantar Pasien • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik Sementara untuk RS Kelas B
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara boleh
minimal 6 kali per jam. ada/tidak Jenis pelayanan
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. Kedokteran
• Ruang tunggu dilengkapi dengan Fasilitas nuklir yang dipilih
1 Desinfeksi tangan. disesuaikan dengan kajian
kebutuhan pelayanan RS.

Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas,


Administrasi dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas.
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Intensitas cahaya minimal
2 100 lux.

Ruangan Konsultasi Umum


Dokter
3

Ruangan Pemberian • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.


4 Dosis
Ruangan Penyiapan • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.
dan Penyimpanan • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
Radiofarmaka/ kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Radioisotop. Untuk stop kontak khusus alat penyimpanan
radiofarmaka disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
5 • Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

Ruangan Istirahat Umum


Dokter & Petugas
6

KM/WC petugas Umum


dan
7 pasien

Ruangan • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku


penyimpanan dan mendapat izin dari instansi yang berwenang.
sementara limbah
8 radioaktif padat
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

II. Kedokteran Nuklir Madya √


Adalah kedokteran nuklir Pratama ditambah ruangan-ruangan dibawah ini :
Ruangan • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.
Pencacahan In Vivo • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat pencacahan in vivo disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin
1 terjadinya pertukaran udara mekanik dengan

total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.


• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
minimal 60 lux
Ruangan • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku
penyimpanan dan mendapat izin dari instansi berwenang (BAPPETEN)
sementara limbah • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
radioaktif padat kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat penyimpanan
radiofarmaka disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
2 jam.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

Laboratorium RIA • Persyaratan ruangan


mengikuti peraturan yang berlaku.
3

• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak


kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat penyimpanan
radiofarmaka disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 300 lux.
Ruangan Sampling • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat penyimpanan radiofarmaka
disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan
4

• Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.


• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat penyimpanan radiofarmaka
disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan

Ruangan Cardiac • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.


Stress Test • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat penyimpanan
radiofarmaka disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
5 mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

Ruangan Gamma • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.


Kamera • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
(dilengkapi ruang atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
operator) kontak khusus alat gamma kamera disediakan tersendiri
dan harus kompatibel dengan rencana alat yang akan
dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
6 • Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

III. Kedokteran Nuklir Utama √


Adalah kedokteran nuklir Madya ditambah ruangan dibawah ini :
Ruangan Probe dan • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.
Counting System
1
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat gamma kamera disediakan tersendiri
dan harus kompatibel dengan rencana alat yang akan
dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

Kekhususan untuk • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku.


ruangan kamera • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
gamma pada KN atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
Utama kontak khusus alat gamma kamera disediakan tersendiri
dibandingkan dan harus kompatibel dengan rencana alat yang akan
dengan KN Madya dipakai. Peletakan kabel
dapat dilihat pada
2 kolom kebutuhan
fasilitas di sebelah
kanan kolom ini

peralatan harus tertanam.


• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
minimal 60 lux.

IV. Kedokteran Nuklir dengan teknologi PET-CT √


Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas
Pasien dan pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang.
Pengantar Pasien • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
• Ruang tunggu dilengkapi
1 dengan Fasilitas Desinfeksi tangan.

Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas,


Administrasi dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas.
2 • Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.

• Intensitas cahaya minimal


100 lux.

Ruangan Konsultasi Persyaratan ruangan mengikuti persyaratan ruangan


Dokter konsultasi di tabel
3 yang lain.

Ruangan Ganti Persyaratan ruangan mengikuti persyaratan ruangan ganti


Petugas di tabel yang
4 lain.

Ruangan Pemberian Persyaratan ruangan


5 Dosis mengikuti peraturan yang berlaku

Ruangan Penyiapan Persyaratan ruangan


Radiofarmaka mengikuti peraturan yang berlaku.
6
Ruangan Hot Lab. • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku
(dilengkapi dengan dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
ruang • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dekontaminasi atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
petugas) kontak khusus alat Hot Lab disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
7 Peletakan kabel peralatan harus tertanam.

• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara


mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
minimal 60 lux.

Ruangan Cyclotron • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku


dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat Cyclotron disediakan tersendiri dan
harus kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
8 • Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya minimal
60 lux.
Ruangan PET-CT • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku
(dilengkapi ruang dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
Televisi dan ruang • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
mesin) atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat PET- CT disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
9 • Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

Ruangan SPET-CT • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku √


(dilengkapi ruang dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
Televisi dan ruang • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
mesin) atau
10 tidak boleh menggunakan

percabangan. Untuk stop kontak khusus alat SPET- CT


disediakan tersendiri dan harus kompatibel dengan
rencana alat yang akan dipakai. Peletakan kabel peralatan
harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.
Ruangan Up-Take • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku
dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat Up- Take disediakan tersendiri dan
harus kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
11 Peletakan kabel peralatan harus tertanam.

• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara


mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya
minimal 60 lux.

Ruangan Pemulihan • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku


dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat kesehatan disediakan tersendiri dan
harus kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
12 • Pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya minimal
60 lux.
Ruangan Isolasi • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku
Terapi dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat kesehatan disediakan tersendiri dan
harus kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
13 • Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.

Ruangan • Persyaratan ruangan mengikuti peraturan yang berlaku


penyimpanan dan mendapat izin dari instansi berwenang (BAPPETEN).
sementara limbah • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
radioaktif padat atau
14 tidak boleh menggunakan

percabangan. Untuk stop kontak khusus alat


penyimpanan radiofarmaka disediakan tersendiri dan
harus kompatibel dengan rencana alat yang akan
dipakai. Peletakan kabel peralatan harus tertanam.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
• Pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya minimal 60 lux.
Ruangan Istirahat umum
dan Diskusi Dokter
dan Petugas
15

Ruangan Kontrol Sesuai Kebutuhan


Kualitas (Quality
16 Control)

Ruangan Ruangan harus sesuai rekomendasi dan mendapat


pengolahan izin dari bappeten
/penanganan
17 limbah cair

RUANG LABORATORIUM
A. Laboratorium Terpadu
Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, √
Administrasi dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas.
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Intensitas cahaya minimal
1 100 lux.

Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas Untuk RS Kelas D dapat √
pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang. bergabung dengan ruangan
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik tunggu RS
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
2 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
• Ruang tunggu dilengkapi dengan fasilitas desinfeksi
tangan.

Ruangan • Tata letak ruangan harus dapat meminimalkan terjadinya √


Pengambilan/ infeksi silang.
Penerimaan • Setiap jenis ruangan pengambilan spesimen harus √
Spesimen disediakan sesuai spesifikasi dan kebutuhan ruangannya.
• Flebotomi • Persyaratan ruangan sputum :
• Urin atau tinja - Luas ruangan minimal 2 m2 √
• Spesimen genital - Ruangan harus menggunakan pencahayaan alami. √
• Spesimen lain - Ruangan mempunyai pertukaran udara minimal 12 kali √
3 (pus, kerokan kulit, per jam.
dan lain- lain) - Tersedia wastafel dengan air mengalir, dilengkapi
handsrub dan tissue.

Ruangan Konsultasi Umum RS Kelas D, ruangan ini tidak


4 harus ada. √

5 Ruangan Pemeriksaan :
a. Laboratorium • Luas ruangan laboratorium minimal 16m2 dengan
Hematologi memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan
peralatan.
• Persyaratan lantai tidak boleh licin, non prosif, tahan √
terhadap bahan kimia dan mudah dibersihkan.
• Peryaratan dinding non porosif, tahan terhadap bahan
kimia dan dan mudah dibersihkan. √
• Disediakan meja kerja dengan persyaratan dapat
meredam getaran untuk meletakkan peralatan
pemeriksaan. √
• Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.
• Disediakan satu grounding khusus (0,02 ohm) untuk
peralatan-peralatan laboratorium yang dapat dipasang √
secara paralel.
• Setiap ruangan disediakan kotak kontak dengan jumlah
sesuai kebutuhan dan tidak boleh menggunakan
percabangan.

• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √


alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya √
100 lux.
b. Laboratorium • Luas ruangan laboratorium minimal 9m2 dengan Laboratorium Ini dapat
Urin/Feses memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan digabungkan dengan
peralatan. laboratorium Lain.
• Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya
mengikuti persyaratan
laboratorium diatas.

c. Laboratorium • Luas ruangan laboratorium minimal 9m2 dengan √


Kimia Klinik memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan
peralatan.
• Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya
mengikuti persyaratan
laboratorium diatas.

d. Laboratorium • Luas ruangan laboratorium minimal 9m2 dengan √


Imunologi memperhatikan ruang
gerak petugas, pasien dan

peralatan.
• Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya
mengikuti persyaratan
laboratorium diatas. √

e. Laboratorium • Luas ruangan laboratorium minimal 16m2 dengan RS kelas C dan D laboratorium
Mikrobiologi memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan ini tidak
peralatan. dipersyaratakan ada.
• Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya
mengikuti persyaratan √
laboratorium diatas.
f. Laboratorium • Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan Untuk RS Kelas D √
Anatomik yang digunakan. laboratorium ini tidak
• Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya dipersyaratkan ada. √
mengikuti persyaratan
laboratorium diatas.

g. • Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan RS kelas C dan D laboratorium √


yang digunakan. ini tidak
Laboratorium • Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya dipersyaratakan ada.
Biologi mengikuti persyaratan √
Molekuler laboratorium diatas.

Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas √


Penyimpanan pelayanan.
Bahan Habis Pakai • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
6 dan Reagen kontak atau tidak boleh

menggunakan percabangan. Untuk stop kontak khusus


alat simpan biomaterial khusus disediakan tersendiri
dan harus kompatibel dengan rencana alat yang akan
dipakai.
• Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan
tekanan udara
positif.

Ruangan IT • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas pelayanRS Kelas C dan D ruangan ini
tidak dipersyaratkan
7 ada. √
Ruangan Arsip Umum Ruangan ini dapat bergabung
dengan ruangan
administrasi.
8 √

Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, √


Pengambilan Hasil dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas.
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Intensitas cahaya minimal
9 √
100 lux.

Ruangan Kerja • Untuk RS kelas A dan B perlu ada ruangan khusus RS Kelas D ruangan ini tidak
10 Dokter mikroskopik/diagnostik √

non infeksius. dipersyaratkan ada.


• Persyaratan ruangan lainnya bersifat umum

B. Ruangan Khusus
Ruangan • Ruangan ini disediakan sebagai pendukung pelayanan RS Kelas C dan D ruangan ini √
mikrobiologi. tidak dipersyaratkan ada.
Produksi • Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya √
mengikuti persyaratan
1 laboratorium diatas

Ruangan
Penanaman Kuman √
2 TB

Ruangan potong • Ruangan ini disediakan sebagai pendukung pelayanan RS Kelas D ruangan ini tidak √
Jaringan Patologi patologi anatomik. dipersyaratkan ada.
Anatomik • Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya √
3 mengikuti persyaratan laboratorium diatas.
Ruangan
Penyimpanan
Jaringan Patologi
4 Anatomik √

5 Ruangan Mikrotom √
Ruangan
6
Histologi
Ruangan • Ruangan ini disediakan sebagai pendukung pelayanan RS Kelas C dan D ruangan ini √
Imunohistokimia patologi anatomik. tidak dipersyaratkan ada.
• Persyaratan ruangan dan prasarana lainnya
mengikuti persyaratan
7 laboratorium diatas.

C. Ruangan Lain-Lain
Ruangan Umum Fungsi ruangan ini dapat
ganti/loker tersentral di RS √
1

2 Pantri Umum √
Ruangan Cuci Mengikuti persyaratan
3 Peralatan umum dan dilengkapi sink √

Ruangan Kepala Umum


Laboratorium √
4 Medik

Ruangan Diskusi Umum RS Kelas C dan D, fungsi


dan Istirahat ruangan ini dapat tersentral
5 Personil di RS √

Ruangan Petugas Umum


Laboratorium √
6
KM/WC (Toilet) Persyaratan toilet pasien mengikuti persyaratan tentang
pasien toilet akesibel
7 melihat poin di atas. √

KM/WC (Toilet) Persyaratan toilet umum


petugas lihat poin di atas. √
8

BANK DARAH RUMAH SAKIT √


Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas,
Administrasi (Loket dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas.
Permintaan, • Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
penerimaan dan • Intensitas cahaya minimal
1 pendistribusian 100 lux.
darah)

Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas Untuk RS Kelas C dan RS Kelas
pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang. D dapat
• Ruangan harus mengoptimalkan bergabung dengan ruangan
pencahayaan alami. tunggu RS
2

Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan Dalam hal


Laboratorium yang digunakan yaitu untuk pemeriksaan Golongan darah BDRS belum mampu
ABO dan rhesus serta untuk uji silang serasi. melaksanakan pemeriksaan
• Persyaratan lantai tidak boleh licin, non prosif, tahan dan pengujian, maka dapat
terhadap bahan kimia dan mudah dibersihkan. melakukan kerjasama dengan
BDRS lain atau merujuk
3 ke UTD
wilayahnya.
• Peryaratan dinding non porosif, tahan terhadap bahan
kimia dan dan mudah dibersihkan.
• Disediakan meja kerja dengan persyaratan dapat
meredam getaran untuk meletakkan peralatan
pemeriksaan.
• Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.
• Disediakan satu grounding khusus (0,02 ohm) untuk
peralatan-peralatan laboratorium yang dapat dipasang
secara paralel.
• Setiap ruangan disediakan kotak kontak dengan jumlah
sesuai kebutuhan dan tidak boleh menggunakan
percabangan.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
6 kali per jam.

Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan


yang digunakan yaitu Antara lain :
Penyimpanan 1) Blood bank 100-280 L
4 (tergantung kebutuhan

2) Medical refrigerator
3) Platelet agitator
4) Freezer dengan suhu penyimpanan ≤-300C (RS tipe A
dan B pendidikan)
• Disediakan kotak kontak khusus alat simpan biomaterial
sesuai jumlah peralatan yang digunakan dan tidak boleh
menggunakan
percabangan.

     RUANG STERILISASI


Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, √
Administrasi, Loket dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas.
Penerimaan dan • Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. √
Pencatatan • Intensitas cahaya minimal √
1 100 lux.

Ruangan • Pintu masuk √


Dekontaminasi menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam
dan dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis.
• Bahan penutup pintu harus dapat
mengantisipasi benturan- benturan brankar. √
• Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air.
2

• Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan √
ketinggian 120 cm dari permukaan lantai.
• Ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan
belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang √
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan ada percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam. √
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200
lux.
• Ruangan dilengkapi √
dengan sink dan pancuran air (shower), meja cuci, mesin
cuci, meja bilas, meja setrika, Perlengkapan
dekontaminasi lainnya √

(ultrasonic washer dengan volume chamber 40-60 lt,


Mesin pengering slang, ett, Mesin cuci
handschoen. √
Ruangan • Ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan √
Pengemasan Alat/ belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang
Bahan siap memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
sterilisasi menggunakan ada percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara √
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200 √
3 lux.
• Ruangan dilengkapi dengan Container, alat wrapping,
Automatic washer disinfector √

Ruangan Sterilisasi • Ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan √


belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan ada percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengamanan arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200
lux.
4 • Ruangan dilengkapi dengan Autoklaf table, horizontal
sterilizer, container for sterilizer, autoklaf unit (steam
sterilizer), sterilizer kerosene, (atau jika memungkinkan
ada pulse vacuum sterilizer, plasma sterilizer)

5 Gudang Steril umum √


Gudang Umum
Barang/Linen/
Bahan Perbekalan
6 Baru √

Ruangan • Ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar Ruang √


Dekontaminasi Sterilisasi
Kereta/Troli : • Pintu masuk √
a. Area Cuci menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam
b. Area Pengeringan dan dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis.
• Bahan penutup pintu harus dapat
mengantisipasi benturan- benturan troli. √
• Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air.
• Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan √
ketinggian 120 cm dari permukaan lantai.
7 • Ruangan dilengkapi √
dengan sink dan pancuran air (shower).

Ruangan pencucian • Mengikuti persyaratan umum, dilengkapi sink dan meja


perlengkapan bilas
8 • Tidak boleh ada genangan air √

Ruangan Distribusi Umum


Instrumen dan
Barang Steril
9 √

10 Ruangan Kepala Umum √


Ruangan Ganti Umum
11 Petugas (Loker) √
Ruangan Staf/ Umum RS Kelas C dan D, fungsi
Petugas ruangan ini dapat tersentral
12 di RS √

Dapur Kecil (Pantry) • Dilengkapi dengan sink dan meja pantri. √


• Dilengkapi meja dan kursi
13 makan sesuai dengan kebutuhan. √

Toilet petugas Persyaratan toilet umum


14 lihat poin di atas. √

RUANG FARMASI
1 Ruangan Administrasi dan Kantor
a. Ruangan Kepala Umum RS Kelas C dan D, fungsi √
ruangan ini dapat
digabung.
RS Kelas C dan D, fungsi
ruangan ini dapat
digabung.

b. Ruangan Umum

Staf
c. Ruangan Kerja Umum
dan Administrasi √
Tata Usaha

d. Ruangan umum RS Kelas C dan D, fungsi


Pertemuan ruangan ini dapat tersentral √
di RS

2 Ruangan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan


habis pakai
a. Ruangan penyimpanan kondisi umum √
Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas √
Penyimpanan Obat pelayanan
Jadi • Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan √
tekanan udara positif
• Temperatur ruangan √
dipelihara pada suhu 15- 250 C
• Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas √
pelayanan
• Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan √
tekanan udara positif
• Temperatur ruangan dipelihara pada suhu 15- √
250 C

Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas √


Penyimpanan pelayanan
Bahan Baku Obat • Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan √
tekanan udara positif
• Temperatur ruangan dipelihara pada suhu 15- 250 C √

Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas √


Penyimpanan Alat pelayanan
Kesehatan • Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan
tekanan udara √
positif

b. Ruangan penyimpanan kondisi khusus


Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas RS Kelas B: Ruangan √
Penyimpanan Obat pelayanan. penyimpanan nutrisi
Khusus (obat yang • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak parenteral adalah opsional √
termolabil, atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
narkotika kontak khusus alat simpan obat khusus disediakan RS Kelas C dan D:
dan obat tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang • Ruangan penyimpanan obat
psikotropika serta akan dipakai. khusus adalah opsional
obat/bahan • Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan • Ruangan penyimpanan
berbahaya) tekanan udara positif nutrisi parenteral tidak √
• Temperatur ruangan dipersyaratkan ada
dipelihara pada suhu 15- 250 C √

Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas √


Penyimpanan pelayanan.
Nutrisi Parenteral • Setiap ruangan
disediakan minimal 2
(dua) kotak kontak atau tidak boleh menggunakan √
percabangan. Untuk stop kontak khusus alat simpan obat
khusus disediakan tersendiri dan harus kompatibel dengan
rencana alat yang akan dipakai.
• Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan
tekanan udara positif
• Temperatur ruangan dipelihara pada suhu 15- √
250 C √

3 Ruangan Produksi Sediaan Farmasi


a. Ruangan Produksi Sediaan Farmasi Non Steril √
Ruangan • Luas ruangan minimal 2 (dua) kali daerah kerja + RS Kelas C dan D, ruangan √
Pencampuran peralatan, dengan jarak setiap peralatan minimal 2,5 m Pencampuran/ Pelarutan/
/Pelarutan/ • Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan Pengemasan Sediaan yang
Pengemasan tekanan udara positif Tidak Stabil tidak √
Sediaan yang Tidak • Temperatur ruangan dipersyaratkan ada,
Stabil dipelihara pada suhu 15- 250 C sedangkan pada RS Kelas B
adalah opsional. √

Ruangan Produksi • Luas ruangann minimal 2 (dua) kali daerah kerja +


Non Steril/ peralatan, dengan jarak
Peracikan setiap peralatan minimal √
Obat 2,5 m.
• Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan √
tekanan udara positif
• Temperatur ruangan dipelihara pada suhu 15-
250 C √

b. Ruangan Aseptic Dispensing √


Ruangan dispensing sediaan farmasi pencampuran obat suntik √
• Ruangan Bersih • Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume RS Kelas B: Ruangan
(clean Room) kegiatan. dispensing sediaan farmasi
• Total pertukaran udara 20- pencampuran obat suntik
40 kali per jam dengan tekanan udara positif. adalah opsional
• Kelas ruangan 10.000.
• Aliran udara laminar. RS Kelas C dan D:
• Hindari ruangan bersudut. Ruangan dispensing sediaan
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak farmasi pencampuran obat
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan. suntik tidak dipersyaratkan
Untuk stop kontak khusus BSC disediakan tersendiri ada
dan harus kompatibel dengan rencana alat yang akan
dipakai.
• Terdapat alat BSC dengan kelas ruangan 100 dengan
pertukaran udara minimal
120 kali per jam dengan
tekanan udara positif.

• Temperatur ruangan dipelihara pada 16-250C.


• Kelembaban relatif 50-60%
• Ruangan Antara • Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume √
kegiatan.
• Total pertukaran udara minimal 20 kali per jam dengan
tekanan udara positif tetapi lebih rendah dari clean room.
• Kelas ruangan 100.000.
• Hindari ruangan bersudut.

• Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume √


Penyimpa nan Obat kegiatan.
Produksi • Total pertukaran udara minimal 20 kali per jam dengan
tekanan udara positif tetapi lebih rendah dari ruangan
antara.
• Kelas ruangan 100.000.
• Hindari ruangan bersudut.
• Temperatur ruangan
dipelihara pada suhu 15- 250 C

• Ruangan Ganti • Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume √


Pakaian kegiatan.
• Total pertukaran udara minimal 12 kali per jam dengan
tekanan udara netral.

• Hindari ruangan bersudut.


Ruangan dispensing sediaan farmasi nutrisi parential

Ruangan Penanganan Sediaan Sitostatik


• Ruangan Bersih • Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume RS Kelas B: Ruangan
(clean Room) kegiatan. Penanganan Sediaan
• Total pertukaran udara 20– Sitostatik adalah opsional
40 kali per jam dengan tekanan udara negatif.
• Kelas ruangan 10.000

• Aliran udara laminar. RS Kelas C dan D:


• Hindari ruangan bersudut. Ruangan Penanganan
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak Sediaan Sitostatik tidak
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan. dipersyaratkan ada
Untuk stop kontak khusus BSC disediakan tersendiri
dan harus kompatibel dengan rencana alat yang akan
dipakai.
• Terdapat alat BSC dengan kelas ruangan 100 dan
pertukaran udara minimal
120 kali per jam dan tekanan udara negatif.
• Temperatur ruangan dipelihara pada 16-250 C.
• Kelembaban relatif 50-60%.
• Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume
kegiatan.
• Total pertukaran udara minimal 20 kali per jam dengan
tekanan udara negatif tetapi lebih tinggi dari clean room.
• Kelas ruangan 100.000
• Hindari ruangan bersudut.
• Ruangan Antara • Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume
kegiatan.
• Total pertukaran udara minimal 20 kali per jam dengan
tekanan udara negatif tetapi lebih tinggi dari clean room.
• Kelas ruangan 100.000
• Hindari ruangan bersudut.

• Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume


Penyimpa nan Obat kegiatan.
Produksi

• Total pertukaran udara minimal 20 kali per jam dengan


tekanan udara negatif tetapi lebih tinggi dari ruangan
antara.
• Kelas ruangan 100.000
• Hindari ruangan bersudut.
• Temperatura ruangan dielihara pada suhu 15-
250C.

• Luas ruangan disesuaikan dengan macam dan volume


kegiatan.
• Total pertukaran udara minimal 12 kali per jam dengan
tekanan udara netral.
• Hindari ruangan bersudut.
Laboratorium Sesuai dengan persyaratan teknis ruangan yang sejenis RS Kelas B: Ruangan √
Farmasi Laboratorium Farmasi adalah
opsional
RS Kelas C: Ruangan
Laboratorium Farmasi tidak
4 dipersyaratkan
ada

Ruang Penunjang
5 Lain

a. Loket Satelit Umum


Farmasi Rawat Jalan

b. (Loket Umum √
penerimaan resep,
loket pembayaran
dan loket
pengambilan
obat)

c. Ruangan Arsip Umum


Dokumen dan
Perpustakaan √
d. Ruangan Tunggu • Luas ruangan tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas √
pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang.
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Ruangan tunggu dilengkapi √
dengan Fasilitas Desinfeksi tangan.

Dapur Kecil (Pantry • Dilengkapi dengan sink dan meja pantri. √


• Dilengkapi meja dan kursi
makan sesuai dengan kebutuhan. √

Toilet (pasien, • Toilet petugas dan pengunjung dibedakan.


petugas, • Disediakan minimal satu toilet aksesibel untuk
pengunjung) pasien dan pengunjung √

(Persyaratan tentang toilet akesibel melihat poin di atas).


• Persyaratan toilet umum
lihat poin di atas.

Ruangan Distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan


6 Habis Pakai (Depo/ Satelit)

Unit Depo/Satelit
a. Ruangan Produksi • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas Ketersediaan ruangan ini √
Obat Non Steril/ pelayanan. adalah opsional
Racik Obat • Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan √
tekanan udara positif.
• Temperatur ruangan
dipelihara pada suhu 15- 250C. √
Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas Ketersediaan ruangan ini √
Penyimpanan pelayanan. adalah opsional
Bahan Perbekalan • Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan √
Farmasi tekanan udara positif.
• Temperatur ruangan
dipelihara pada suhu 15- 250C. √

c. Ruangan Umum Ketersediaan


Apoteker ruangan ini adalah opsional

d. Ruangan Umum
Pelayanan Informasi
Obat √

e. Ruangan Umum
Konsultasi/
Konseling Obat √

f. Ruangan Loker Umum Ketersediaan ruangan ini


Petugas adalah opsional
(Pria dan
Wanita dipisah √

g. Ruangan Tunggu umum Ketersediaan ruangan ini


adalah opsional √

h. Loket Satelit Umum Ketersediaan ruangan ini


Farmasi adalah opsional √
i. Ruangan umum Ketersediaan ruangan ini
Administrasi adalah opsional
(Penerimaan dan
Distribusi

Obat)

j. Ruangan Staf Umum Ketersediaan


ruangan ini adalah opsional

k. Dapur Kecil • Dilengkapi dengan sink dan meja pantri. Ketersediaan ruangan ini
(Pantry • Dilengkapi meja dan kursi adalah opsional
makan sesuai dengan kebutuhan. √

   RUANG REKAM MEDIS


Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, Luasan total ruangan √
Administrasi dengan perhitungan 3~5 m2/ petugas. disesuaikan dengan kajian
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam. kebutuhan.
• Intensitas cahaya minimal
1 √
100 lux.

Ruangan Kepala Umum


2 Rekam Medik √
Ruangan Petugas Umum Luasan total ruangan
Rekam Medik disesuaikan dengan kajian √
3 kebutuhan

Ruangan Arsip Aktif • Luas ruangan tergantung jumlah arsip dan jenis √
pelayanan
• Persyaratan ruangan
4 seperti persyaratan umum
Ruangan Arsip Pasif • Luas ruangan tergantung jumlah arsip dan jenis √
pelayanan
• Persyaratan ruangan
5 seperti persyaratan umum

KM/WC petugas Persyaratan KM/WC umum


6 lihat poin di atas. √

RUANG TENAGA KESEHATAN


15. RUANG PENDIDIKAN DAN LATIHAN √
16. RUANG KANTOR DAN ADMINISTRASI √
17. RUANG IBADAH, RUANG TUNGGU √
18. RUANG PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT √
19. RUANG MENYUSUI √
20. RUANG MEKANIK √
1 R. Kepala IPSRS Umum √
Ruangan Umum RS kelas C dan D, ruangan ini
Administrasi dan dapat digabung
2 Ruang Kerja Staf √

Ruangan Rapat/ Umum


Pertemuan Teknis
3 √

Ruangan Studio Umum


Gambar dan Arsip
4 Teknis √

5 Bengkel/ Workshop √
a. Bengkel/ • Luas bengkel RS kelas D, keempat Bengkel/
Workshop menyesuaikan kebutuhan kapasitas pelayanan. Workshop ini dapat digabung.
Bangunan/Kayu • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang RS Kelas B, Bengkel/
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh Workshop bangunan dan
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa metal/logam dapat digabung.
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun
mekanik dengan total

pertukaran udara minimal 10 kali per jam.


• Tersedia Alat Pemadam
Api Ringan (APAR)

b. Bengkel/ • Luas bengkel RS kelas D, keempat Bengkel/


Workshop metal/ menyesuaikan kebutuhan kapasitas pelayanan. Workshop ini dapat digabung.
logam • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang RS Kelas B, Bengkel/
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh Workshop bangunan dan
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa metal/logam dapat digabung.
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara √
minimal 10 kali per jam.
• Tersedia Alat Pemadam
Api Ringan (APAR)
c. Bengkel/Worksh • Luas bengkel
op Peralatan Medik menyesuaikan kebutuhan kapasitas pelayanan.
(Optik, • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
Elektromedik, dan belum termasuk kotak
Mekanik) kontak untuk peralatan

yang memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh


menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam.
• Tersedia Alat Pemadam
Api Ringan (APAR)

d. Bengkel/Worksh • Luas bengkel


op penunjang menyesuaikan kebutuhan kapasitas pelayanan.
medik. • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
10 kali per jam.

• Tersedia Alat Pemadam


Api Ringan (APAR)
Ruangan Panel • Penentuan jenis dan jumlah Panel Listrik tergantung dari √
Listrik kapasitas listrik dan pelayanan yang ada di RS.
• Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas
pelayanan. √
• Ruangan harus terhindar dari banjir
• Spesifikasi ruangan sesuai standar yang berlaku. √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang √
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
6 alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara √
minimal
10 kali per jam dan langsung dibuang keluar √
gedung.

• Tersedia Alat Pemadam


Api Ringan (APAR) √
Ruangan Genset • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan genset dan jenis Penentuan jenis dan jumlah √
genset. Genset tergantung dari
• Ruangan harus terhindar dari banjir dan lantai dibuat kapasitas back up listrik dan √
lebih tinggi dari lantai sekitar. pelayanan yang ada di RS.
• Ruangan harus mempunyai proteksi kebisingan dan √
getaran.
• Spesifikasi ruangan sesuai standar yang berlaku. √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang √
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
7 • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal √
10 kali per jam dan langsung dibuang keluar
gedung.

• Tersedia Alat Pemadam


Api Ringan (APAR) √
Ruangan Trafo • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan Travo dengan Penentuan jenis dan jumlah √
jarak trafo ke dinding minimum 1.25 m. trafo tergantung dari
• Ruangan harus terhindar dari banjir dan lantai dibuat kapasitas listrik dan √
lebih tinggi dari lantai sekitar. pelayanan yang ada di RS.
• Spesifikasi ruangan sesuai standar yang berlaku. √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang √
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
8 • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal √
10 kali per jam dan langsung dibuang keluar gedung.

• Tersedia Alat Pemadam


Api Ringan (APAR) √
Ruangan Boiler • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan Boiler dan √
perlengkapannya serta memudahkan pemeliharaannya.
• Ruangan harus terhindar dari banjir dan lantai dibuat
lebih tinggi dari lantai sekitar.
• Spesifikasi ruangan sesuai standar yang berlaku.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
9 minimal
10 kali per jam dan
langsung dibuang keluar gedung.

• Tersedia Alat Pemadam


Api Ringan (APAR)
Ruangan Pompa • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan Pompa dan Penentuan jenis dan jumlah √
(Air Bersih dan perlengkapannya serta memudahkan pemeliharaannya. peralatan pompa tergantung
Hidran Kebakaran) • Ruangan harus terhindar dari banjir dan lantai dibuat dari sistem plumbing dan
lebih tinggi dari lantai sekitar. pelayanan RS
• Spesifikasi ruangan sesuai standar yang berlaku. √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang √
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus. √
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
10 minimal
10 kali per jam dan
langsung dibuang keluar gedung. √

• Tersedia Alat Pemadam


Api Ringan (APAR) √
Ruangan Chiller • Unit harus tidak dekat dengan api dan bahan mudah √
terbakar. Jika dipasang bersama dengan unit pemanas
seperti boiler, maka perlu untuk mempertimbangkan efek
radiasi termalnya.
• lokasi tidak berdebu, kering dan temperatur ruangan di √
bawah 45 ℃ dan berventilasi. Tidak diizinkan untuk
memasang dan menyimpan unit di luar atau di udara
terbuka atau di lingkungan yang mengandung gas korosif.
• Ruangan harus terhindar dari banjir dan lantai dibuat
lebih tinggi dari lantai sekitar.
11 • Spesifikasi ruangan sesuai standar yang berlaku. √
• Tersedia Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) √

Ruangan Server dan • Penentuan jenis peralatan IT tergantung dari sistem IT RS kelas C dan D, ruangan ini
12 Sentral Data dan pelayanan yang diterapkan di RS adalah opsional.

• Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas RS kelas C dan D, ruangan ini √
pelayanan. dapat digabung
• Ruangan harus terhindar dari banjir √
• Spesifikasi ruangan sesuai standar yang berlaku. √
• Tersedia Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) √

13 Gudang spare part Umum √


14 Gudang Umum √
KM/WC petugas Persyaratan KM/WC umum lihat poin di atas RS kelas C dan D, ruangan ini
dapat bergabung dengan
ruang
15 lain. √

RUANG DAPUR DAN GIZI


Ruangan • Luas ruangan tergantung dari jumlah pelayanan. √
Penerimaan dan • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
Penimbangan alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
Makanan minimal 10 kali per
1 jam.

Ruangan • Luas ruangan tergantung dari jumlah pelayanan. RS Kelas C dan D, fungsi √
Penyimpanan • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik penyimpanan bahan
Bahan Makanan alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara makanan basah dapat berupa
Basah minimal 10 kali per jam. cold storage/lemari
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak pendingin.
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
2 kontak khusus alat penyimpan makanan
disediakan tersendiri dan

harus kompatibel dengan rencana alat yang akan


dipakai.

Ruangan • Luas ruangan tergantung dari jumlah pelayanan. RS Kelas C dan D, fungsi √
Penyimpanan • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik penyimpanan bahan
Bahan Makanan alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara makanan kering dapat
Kering minimal 10 kali per jam. berupa lemari
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan/ sambungan
3 langsung tanpa √
pengaman arus.

Ruangan/ Area • Luas ruangan tergantung dari jumlah pelayanan.


Persiapan Makanan • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per
4 jam.
Ruangan • Luas ruangan tergantung dari jumlah pelayanan. √
Pengolahan/ • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
pemasakan dan alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
penghangatan minimal 10 kali per jam dan udara langsung
5 makanan dibuang keluar gedung.

• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak


atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat penyimpan makanan disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang
akan dipakai.
• Tersedia Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)

Ruangan/ Area • Luas ruangan tergantung dari jumlah pelayanan. √


Pembagian dan • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
Penyajian Makanan alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per √
6 jam.

Dapur Susu • Luas ruangan tergantung dari jumlah pelayanan. √


• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
7 kontak khusus √
alat penyimpan makanan
disediakan tersendiri dan harus kompatibel dengan
rencana alat yang akan
dipakai.

Ruangan/Area Umum
8 Cuci √

Ruangan Umum RS Kelas D, ruangan ini tidak


Penyimpanan Troli dipersyaratkan
9 Gizi ada √

Ruangan Umum
Penyimpanan
10 Peralatan Dapur √

Ruangan Ganti APD Umum RS Kelas C dan D, ruangan ini


dan Loker tidak dipersyaratkan
11 ada √

Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, RS Kelas D, ruangan ini tidak
Administrasi dengan perhitungan 3-5 m2/ petugas. dipersyaratkan ada
• Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
• Intensitas cahaya minimal
12 √
100 lux.

Ruangan Kepala Umum RS Kelas D, ruangan ini tidak


13 Instalasi Gizi dipersyaratkan ada √
Ruangan Pertemuan Umum RS Kelas C dan D, ruangan ini
Gizi Klinik tidak dipersyaratkan
14 ada √
Janitor/ Ruang Umum RS Kelas D, fungsi ruangan ini
Petugas Kebersihan dapat bergabung dengan
ruang
15 lain. √

Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas RS Kelas C dan D, ruangan ini
pengaturan pelayanan. tidak dipersyaratkan ada
manifold uap • Ruangan harus terhindar dari banjir
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
16 • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam dan langsung dibuang keluar
gedung.

• Tersedia Alat Pemadam Api


Ringan (APAR) √
Ruangan panel • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas RS Kelas C dan D, ruangan ini √
listrik pelayanan. tidak dipersyaratkan ada
• Ruangan harus terhindar dari banjir
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
17 minimal 10 kali per jam dan langsung dibuang keluar
gedung.
• Tersedia Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)

Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas RS Kelas C dan D, ruangan ini √
pengaturan pelayanan. tidak dipersyaratkan ada
manifold gas elpiji • Ruangan harus terhindar dari banjir √
• Setiap ruangan disediakan
18 minimal 2 (dua) kotak kontak dan belum termasuk √

kotak kontak untuk peralatan yang memerlukan daya √


listrik besar, serta tidak boleh menggunakan percabangan/
sambungan langsung tanpa pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam dan langsung dibuang keluar
gedung.
• Tersedia Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas √
penyimpanan gas pelayanan.
elpiji • Ruangan harus terhindar dari banjir √
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik √
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam dan langsung dibuang keluar √
gedung.
• Tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
19

Gudang Alat Umum RS Kelas D, fungsi ruangan ini √


dapat bergabung dengan
ruangan penyimpanan
peralatan dapur
20

Ruangan Petugas Umum RS Kelas C dan D, ruangan ini


Jaga Dapur tidak dipersyaratkan
21 ada √

Ruangan NutrisionistUmum RS Kelas C dan D, ruangan ini


tidak dipersyaratkan
22 ada √

Toilet petugas Persyaratan toilet umum lihat poin di atas. RS Kelas D, fungsi ruangan ini
dapat bergabung dengan
ruangan lain.
23 √
    LAUNDRY
I. Ruang Kotor √
Ruangan • Luas ruangan tergantung dari jumlah linen. √
Penerimaan dan • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
Pemilahan Linen alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
1 10 kali per jam.

Ruangan • Luas ruangan tergantung dari jumlah linen. RS Kelas D, ruangan ini tidak √
Penimbangan Linen • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik dipersyaratkan ada.
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
2 10 kali per jam.

Ruangan Pencucian • Luas ruangan tergantung jumlah dan jenis mesin cuci
Linen Non Infeksius yang dipakai.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan
3 percabangan. Untuk stop

kontak khusus alat cuci disediakan tersendiri dan harus


kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam dan udara harus dibuang ke luar
gedung.
Ruangan Pencucian • Luas ruangan tergantung jumlah dan jenis mesin cuci
Linen Infeksius yang dipakai.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat cuci disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat
yang akan dipakai.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
4 alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam dan udara harus dibuang ke luar
gedung.

Gudang Chemical • Lantai ruangan tidak berpori. RS Kelas C dan D, ruangan ini
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik tidak dipersyaratkan ada.
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
5 10 kali per jam.

Janitor • Lantai ruangan tidak berpori. RS Kelas C dan D, fungsi


• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik ruangan ini dapat bergabung
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara dengan ruangan lain
minimal
6 10 kali per jam.

II. Ruang Bersih


Ruangan Umum RS Kelas C dan D, fungsi
ruangan ini dapat digabung
Administrasi dengan ruangan
dan pendistribusian
1 Pencatatan linen bersih.
Ruangan • Luas ruangan tergantung jumlah dan jenis mesin
Pengeringan Linen pengering yang dipakai.
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan percabangan. Untuk stop
2 kontak khusus alat

pengering disediakan tersendiri dan harus kompatibel


dengan rencana alat yang akan dipakai.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
10 kali per jam dan udara
harus dibuang ke luar gedung.

Ruangan Perapihan, • Luas ruangan tergantung jumlah dan jenis mesin yang
Pelicinan dan dipakai.
Pelipatan Linen • Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak
kontak atau tidak boleh menggunakan percabangan.
Untuk stop kontak khusus alat setrika disediakan
tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat
yang akan dipakai.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
3 alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam dan udara harus dibuang ke luar
gedung.

Ruangan Perbaikan Umum RS Kelas C dan D, fungsi


Linen ruangan ini dapat
4 digabung.
Ruangan Umum
Penyimpanan
5 Linen Rusak

Ruangan Umum
Penyimpanan Linen
6 Bersih √

Ruangan Umum
7 Pendistribusian √
Linen Bersih

III.Ruang Penunjang Lain


Ruangan Petugas Umum RS Kelas C dan D, fungsi
Laundri ruangan ini dapat bergabung
dengan
1 ruangan lain √

2 Toilet petugas Persyaratan toilet umum lihat poin di atas. √


KAMAR JENAZAH
   
Ruangan Umum RS Kelas D, ruangan ini tidak
Administrasi dipersyaratkan
1 ada. √

Ruangan Tunggu Umum RS Kelas C dan D, ruangan ini


Keluarga Jenazah tidak dipersyaratkan
2 ada. √
Ruangan Duka • Luas ruangan tergantung dari pelayanan yang diperlukan RS Kelas C dan D, ruangan ini √
(dilengkapi KM/WC) • Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik tidak dipersyaratkan ada
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam.
• Persyaratan KM/WC
3 umum lihat poin di atas.

Gudangan Umum
4 perlengkapan √
Ruang Duka

Ruangan • Pintu masuk


Dekontaminasi dan menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam
Pemulasaraan dan dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis.
Jenazah • Bahan penutup pintu harus dapat
mengantisipasi benturan- benturan brankar.
• Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air.
• Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan
ketinggian 120 cm dari permukaan lantai.
5 • Ruangan dilengkapi
dengan sink dan pancuran air (shower).
Laboratorium • Luas ruangan laboratorium otopsi minimal 12m2 per RS Kelas C dan D, ruangan ini √
Otopsi meja otopsi dengan tidak dipersyaratkan ada.
memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan RS Kelas B ketersediaan
peralatan. ruangan ini
• Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan. opsional sesuai kajian
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak kebutuhan pelayanan.
6 atau tidak boleh menggunakan
percabangan. Untuk stop

kontak khusus alat laboratorium disediakan tersendiri dan


harus kompatibel dengan rencana alat yang akan dipakai.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
6 kali per jam, dengan arah udara laminar ke bawah dan
dibuang langsung keluar bangunan gedung.
• Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.
Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas
cahaya 100 lux.

Ruangan Pendingin • Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas RS Kelas D, ruangan ini tidak √
pelayanan. dipersyaratkan ada.
• Ruangan harus terhindar dari banjir
• Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak kontak untuk peralatan yang
7 memerlukan daya
listrik besar, serta tidak
boleh menggunakan percabangan/ sambungan langsung
tanpa pengaman arus.
• Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik dengan total pertukaran udara
minimal
10 kali per jam.

Ruangan Ganti • Persyaratan umum ruangan lihat persyaratan ruangan RS Kelas D, ruangan ini tidak √
Pakaian APD ganti sebelumnya. dipersyaratkan ada
(dilengkapi dengan • Ruangan harus dilengkapi antiseptic footbath dan
toilet) wastafel.
8 • Persyaratan toilet umum
lihat poin di atas.

Ruangan Kepala Umum RS Kelas D, ruangan ini tidak √


Instalasi dipersyaratkan
Pemulasaraan ada
9 Jenazah

Ruangan Jemur Alat Persyaratan umum dengan dilengkapi wastafel. RS Kelas D, ruangan ini tidak √
dipersyaratkan
10 ada.

Gudang instalasi Umum RS Kelas D, ruangan ini tidak √


pemulasaraan dipersyaratkan ada
11 jenazah

KM/WC petugas/ Persyaratan KM/WC umum lihat poin di atas. RS kelas C dan D, ruangan ini √
pengunjung dapat bergabung dengan
ruang lain
12

TAMAN
    √
   RUANG PENGELOLAAN LIMBAH √
1 Ruangan KepalaUmum √
Ruangan Umum √
Administrasi
2

Ruangan Rapat Umum RS kelas C dan D, ruangan ini √


adalah opsional.
3

Gudang Umum RS kelas C dan D, ruangan ini √


adalah opsional
4

KM/WC petugas • Persyaratan KM/WC umum lihat poin di atas. RS kelas C dan D, ruangan ini √
dapat bergabung dengan
ruang lain.
5

R. Pengelolaan • Penentuan sistem IPAL menyesuaikan karakteristik Luas ruangan/area √


Limbah Cair rumah sakit (antara lain pelayanan, kondisi geografis, menyesuaikan kebutuhan
dan jenis limbah yang dihasilkan). kapasitas pelayanan dan jenis
• Tersedia saluran kota untuk pembuangan hasil akhir IPAL IPAL.
(enfluen). √
• Daya listrik yang tersedia mencukupi kebutuhan
peralatan dan memiliki backup Genset
6 Berada di luar bangunan √
gedung pelayanan
R. Pengelolaan • Penentuan sistem pengolahan limbah padat Luas ruangan/area √
Limbah Padat menyesuaikan pelayanan rumah sakit dan jenis limbah menyesuaikan kebutuhan
(Insinerator, TPS yang dihasilkan. kapasitas pelayanan dan
Umum, TPS • Daya listrik yang tersedia jenis alat
Limbah Medis, dan mencukupi kebutuhan √
7 TPS Limbah B3)

peralatan dan memiliki pengolahannya √


backup Genset
• Berada di luar bangunan gedung pelayanan √

• Penentuan sistem IPAL menyesuaikan karakteristik Luas ruangan/area √


rumah sakit (antara lain pelayanan, kondisi geografis, menyesuaikan kebutuhan
dan jenis limbah yang dihasilkan). kapasitas pelayanan dan jenis
• Tersedia saluran kota untuk pembuangan hasil akhir IPAL IPAL
(enfluen).
• Daya listrik yang tersedia mencukupi kebutuhan √
peralatan dan memiliki backup Genset
8 • Berada di luar bangunan
gedung pelayanan

R. Pengelolaan • Penentuan sistem pengolahan limbah padat Luas ruangan/area


Limbah Padat menyesuaikan pelayanan rumah sakit dan jenis limbah menyesuaikan kebutuhan
(Insinerator, TPS yang dihasilkan. kapasitas pelayanan dan
Umum, TPS jenis alat
Limbah Medis, dan pengolahannya
9 TPS Limbah B3)

   PELATARAN PARKIR YANG MENCUKUPI

Anda mungkin juga menyukai