Anda di halaman 1dari 61

BELAJAR BERDOA

PADA NABI ELIA


Renungan pada Retret Pelantikan Pelayan KTM
SANG NABI
• Nabi Elia salah satu tokoh Alkitab yang
sangat unik dan menarik.
• pada masa yang kritis dalam sejarah Israel,
Allah menggunakan dia untuk menentang
seorang raja yang jahat dan membangkitkan
kerohanian bangsa itu.
• Pelayanan Elia mengawali jatuhnya
penyembahan Baal di Israel.
• Tetapi kehidupan Elia penuh dengan
kekacauan. Ada kalanya ia berani
dalam mengambil keputusan,
namun kadang ia takut dan tak
berani berkutik.
• Hidupnya ditandai oleh
kemenangan dan kekalahan, yang
diikuti oleh pemulihan. Elia
mengenal kuasa Allah, tetapi juga
mengetahui rasanya depresi
• Elia, nabi Allah yang namanya bermakna "Allahku
adalah Tuhan," berasal dari Tisbe di Gilead, tetapi
selain informasi itu keluarganya maupun kelahirannya
tidak dijelaskan.
• Kita pertama menjumpai Elia di dalam 1 Raja-Raja
17:1 ketika ia menentang Ahab, seorang raja fasik
yang memimpin kerajaan utara dari tahun 874 hingga
853 S.M.
• Elia menubuatkan kekeringan pada wilayah itu sebagai
akibat atas kejahatan Ahab (1 Raja-Raja 17:1-7).
• Mendengar himbauan Allah, Elia bersembunyi di tepi
sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan dimana ia
diberi makan oleh burung-burung gagak.
• Saat kekeringan dan paceklik melanda,
Elia bertemu dengan seorang janda dari
wilayah tetangga, dan karena
ketaatannya pada permintaan Elia, Allah
mencukupi kebutuhan makanan bagi dia
dan anaknya, serta Elia.
• Sebuah mukjizat terjadi ketika
tempayan berisi tepung dan buli-buli
berisi minyak tidak kunjung habis
(1 Raja-Raja 17:8-16).
• Dari pengalaman ini kita belajar
bahwa, jika kita bersekutu dengan
Tuhan dalam ketaatan, kita terbuka
pada kehendak-Nya. Ketika kita
berada dalam kehendak-Nya, Ia
akan memenuhi semua kebutuhan
kita, dan belas kasih-Nya tak
kunjung habis.
Nabi Elia & Raja Ahab
• Kemudian kita menjumpai Elia
sebagai tokoh utama yang
bertanding dengan nabi-nabi palsu
Baal di atas Gunung Karmel (1 Raja-
Raja 18:17-40). Seharian suntuk,
para nabi Baal meminta Allah
mereka menurunkan api dari langit
tanpa ada hasilnya.
• Kemudian Elia mendirikan mezbah dari batu,
menggali parit sekelilingnya, menempatkan
hewan kurban di atas kayu dan menyuruh supaya
air dituangkan tiga kali ke atas kurban itu. Elia
memanggil nama Allah, dan Allah menurunkan
api dari langit, membakar habis kurban, kayu,
menyambar batu, bahkan air di dalam parit pun
kering tak tersisa. Allah membuktikan bahwa Diri-
Nya lebih berkuasa daripada dewa palsu lainnya.
Setelah peristiwa pembuktian itu, Elia serta
bangsa itu membunuh semua nabi palsu Baal,
sesuai perintah Allah dalam Ul 13:5.
• Setelah kemenangan itu, hujan pun turun membasahi
wilayah itu (1 Raja-Raja 18:41-46). Akan tetapi, di
tengah kemenangan itu, iman Elia tergoncang dan ia
mengalami depresi (1 Raja-Raja 19:1-18). Ahab
menceritakan pertunjukan kuasa Allah pada istrinya,
Izebel.
• Bukannya bertobat, Izebel bersumpah membunuh
Elia. Mendengar ancaman itu Elia melarikan diri ke
padang gurun, dimana ia berdoa meminta supaya
Allah mencabut nyawanya.
• Sebaliknya, Allah menyegarkan Elia dengan makanan,
minuman, dan waktu beristirahat. Dengan kekuatan
dari makanan itu, Elia mengembara selama empat
puluh hari dan malam ke Gunung Horeb.
• Elia bersembunyi di dalam gua, penuh
perasaan kasihan pada dirinya sendiri dan
dalam doanya ia bercerita bahwa dirinya
adalah satu-satunya nabi Allah yang tersisa.
• Pada saat itu Tuhan memerintahkan Elia
berdiri di atas gunung sambil Tuhan
melewatinya. Lewatlah angin besar, gempa
bumi, dan api, tetapi Allah tidak berada di
dalamnya. Kemudian terdengarnya suara
kecil dan lembut dari Allah dan Elia
memahaminya.
• Allah memberi perintah selanjutnya, salah satu
di antaranya mengurapi Elisa untuk
menggantikannya sebagai nabi dan meyakinkan
Elia bahwa masih ada 7,000 orang di Israel yang
belum bertekuk lutut pada Baal. Elia menaati
perintah Allah. Elisa menjadi asisten Elia untuk
beberapa waktu, dan keduanya berurusan
dengan Ahab dan Izebel, serta putra Ahab dan
penerusnya, Ahazia.
• Bukannya meninggal secara alami, Elia diangkat
ke surga dalam angin badai (2 Raja-Raja 2:1-11).
• Pelayanan Yohanes Pembaptis dilakukan
"dalam roh dan kuasa Elia" (Lukas 1:17),
menggenapi nubuat Maleakhi 4:5-6.
• Yakobus menggunakan Elia sebagai contoh
pendoa dalam Yak 5:17-18. Yakobus
mengajar bahwa Elia adalah "manusia biasa
sama seperti kita," namun ia bisa berdoa
tahan hujan atau hujan turun.
• Kuasa doa ialah Allah, bukan karena
kehebatan kita.
• Seperti kasusnya Elia, begitu juga ketika kita berfokus
pada kekacauan hidup di dunia ini, fokus kita pada
Tuhan teralihkan dan kita menjadi kecil hati. Allah
menunjukkan Dirinya dalam perbuatan yang dahsyat
dan penghakiman seperti angin badai, api, dan gempa
bumi.
• Namun Allah juga berhubungan dengan kita secara
pribadi, bagaikan suara kecil yang lembut. Allah
memenuhi kebutuhan jasmani kita, mendesak supaya
kita memperhatikan pikiran dan perilaku kita, memberi
bimbingan pada kita, dan meyakinkan bahwa kita tidak
sedang sendirian.
• St. Theresia Lisieux: Tuhan dijumpai dalam keheningan.
• Ketika kita peka pada suara Allah dan taat
terhadap Firman-Nya, kita memperoleh
dukungan, kemenangan, dan pahala.
• Elia bergumul dengan kelemahan manusiawi,
namun ia dipakai dengan hebat oleh Allah.
Mungkin Allah tidak mengerjakan mukjizat
yang tampak kasat mata dalam kehidupan
kita, namun, jika pasrah pada-Nya, Allah
dapat menggunakan kita dengan hebat
menurut tujuan kerajaan-Nya juga.
ELIA & KUASA DOA
Doa Syafaat

• Yakobus 5:17-18, "Elia adalah manusia biasa


sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-
sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun,
dan hujan pun tidak turun di bumi selama
tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa
pula dan langit menurunkan hujan dan
bumipun mengeluarkan buahnya."
• Apa yang membuat orang biasa yang tidak
terkenal menjadi senjata ampuh di tangan
Tuhan? Jawabannya cuma satu: DOA.
– Elia bergairah di dalam DOA;
– Dia mewujudkan firman Allah ke
dalam realitas yang alami,
– Dia BERDOA dengan iman.
– Elia memberi dampak kepada sebuah
bangsa melalui DOA.
Doa menurut St. Agustinus
• Ada berbagai pengertian tentang doa. Pada dasarnya
doa berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada
Tuhan, menyatakan diri anak Allah, mengakui Allah
sebagai Bapa.
• Doa adalah kata cinta seorang anak kepada Bapanya.
Maka doa dapat timbul dari kesusahan hati yang
bingung, tetapi juga dari kegembiraan jiwa yang
menuju ke masa depan yang bahagia.
• Doa tidak membutuhkan banyak kata, tidak terikat
pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap
badan atau gerak - gerik khusus, meskipun dapat
didukung olehnya.
• Dalam tradisi Yahudi - Kristen, doa
merupakan relasi langsung antara
manusia dan pribadi Allah yang
menguasai kita. Berdoa merupakan
aktivitas di mana relasi antara manusia
dan Allah dibentuk. Bagi kita, Allah
adalah asal mula, alasan yang mendasar
dan tujuan terakhir, bukan hanya dari diri
sendiri, tetapi segala sesuatu yang hidup
• Selain itu doa juga dilihat sebagai perjanjian. Hal
yang mau disampaikan bahwa doa Kristen adalah
hubungan perjanjian antara Allah dan manusia di
dalam Kristus. Dia adalah tindakan Allah dan
tindakan manusia. Dia berasal dari Roh Kudus dan
dari kita. Dalam persatuan dengan kehendak
manusiawi Putra Allah terjelma; doa mengarahkan
diri sepenuhnya kepada Bapa.
• Doa juga diartikan sebagai persekutuan.
Sebagaimana termuat dalam Perjanjian Baru, doa
adalah hubungan yang hidup antara anak-anak
Allah dengan Bapanya yang tidak terhingga
baiknya, bersama Putra-Nya, Yesus Kristus dan
dengan Roh Kudus.
• Doa dapat juga berarti pintu gerbang untuk
berkomunikasi dengan Allah. Dengan berdoa
seseorang tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri dan oleh kekuatannya sendiri. Dia tahu
ada Allah tempat dia bercakap-cakap. Orang
yang berdoa semakin memercayakan diri
kepada Allah. Maka, usaha untuk berdoa
setiap hari adalah bagian dari kehidupan
seorang Kristen
• Bagi Agustinus doa lebih sebagai pembicaraan
dalam hati atau dialog kepada Allah. Hal ini
mensyaratkan bahwa hati kita terbuka atas
kehadiran Allah dengan keutamaan kasih Allah
yang diberikan kepada hati kita melalui Roh Kudus
(Rm 5:5). Pembicaraan seperti ini didasarkan pada
kenyataan bahwa Allah telah memberikan diri-Nya
sendiri ke hati kita. Dengan kata lain, bahwa Allah
sendiri mengajar kita untuk berdoa. Dia berinisiatif
untuk berdialog. Suara-Nya yang sangat mesra
menggapai hati kita. Orang dapat menyampaikan
pesan kepada Allah, namun Allah yang berbicara
kepada kita dan kita telah menerimanya dalam hati
Doa > Katekismus Gereja Katolik
• DOA adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan,
atau suatu permohonan kepada Tuhan demi
hal-hal yang baik. Kerendahan hati adalah
dasar doa, karena kita tidak tahu bagaimana
sebenarnya berdoa (Rm 8:26). Supaya
mendapat anugerah doa, kita harus bersikap
rendah hati. Mengenai ini, Agustinus berkata
bahwa di depan Allah, manusia adalah seorang
pengemis.
Doa: St. Yohanes Paulus II
• Bagi St. Yohanes Paulus II doa adalah suatu percakapan
dengan Tuhan. Di dalam percakapan tersebut ada dua subjek
yang bekerja yakni “dia” yang berdoa dan “Dia” yang
memanggil untuk berdoa. Dalam doa “Dia” yang memanggil
untuk berdoa jauh lebih penting karena dari Dia-lah dan
untuk Dia-lah beliau berdoa (Yohanes Paulus II, 1995:18).
• Karena itu dalam berdoa, kerendahan hati merupakan jalan
terbaik untuk mencapai kepenuhan doa. Hal ini sesuai
dengan semangat Injil yang dihidupinya tentang hal berdoa
seperti pada Injil Lukas mengenai perumpamaan tentang
orang Farisi dengan pemungut cukai (Luk 18:9- 14).
• St. Yohanes Paulus II mengungkapkan “doa merupakan
suatu usaha mencari Allah, tetapi juga suatu pewahyuan
dari Allah….melalui doa Allah mewahyukan Diri-Nya lebih-
lebih sebagai Belas Kasihan” (Yohanes Paulus II, 1995:31-
32). Selama hidup, St. Yohanes Paulus II tidak pernah
berhenti mencari Allah. Di manapun beliau berada ia selalu
mencari kesempatan untuk berbicara dengan Allah dan
mengalami kasih-Nya.
• Dari kekhusukan doa inilah beliau mendapat banyak
kekuatan untuk melaksanakan seluruh pelayanan
apostoliknya, dan sekaligus meneguhkan keyakinan dan
pengharapannya. Sementara itu beliau juga menyerukan
kepada semua anggota Gereja dan semua kelompok agama
agar terus-menerus berdoa, karena doa “mengungkapkan
kebenaran kasih Allah dan sekaligus menghadirkan di dunia
ini Allah yang adalah Kasih yang penuh kerahiman”
• Dalam doa St. Yohanes Paulus II pertama-tama
menghadirkan Roh Kudus yakni Roh yang memberikan
kekuatan kepadanya untuk berdoa. Beliau sadar akan
kelemahannya sebagai manusia, namun beliau bukan
tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa tetapi ketika
berdoa bukan berarti ia berdoa untuk kepentingannya
sendiri tetapi beliau selalu mempunyai kerinduan untuk
berbicara kepada Allah, menimba kekuatan dari Roh
Kudus dan berdoa bagi Gereja dan dunia.
• St. Yohanes Paulus II sendiri tidak tahu sejauh mana
doanya terkabul tetapi beliau berdoa secara terus
menerus. Inilah anugerah kekuatan yang diberikan Roh
Kudus kepadanya untuk berdoa, yakni selalu memiliki
kerinduan untuk berbicara dengan Allah.
• Doa menjadi sumber kekuatan dan inspirasi baginya untuk
memulai hidup baru, terutama dalam pengambilan
keputusan-keputusan dan kebijakan pelayanan apostoliknya
(Chiffolo, 2001:13). Sebagai seorang saksi dan pewarta
beliau memberikan sikap dan teladan yang
menginspirasikan banyak orang. Tidak hanya iman tetapi
kasih dan pengharapannya terus bertumbuh karena doa-
doanya. Ketika menyampaikan pesan kepada para seminaris
di Chicago, tahun 1979, beliau mengatakan “hendaknya
kamu setia pada doa-doa harianmu; doa-doa itu akan
merawat iman kamu sehingga tetap hidup dan
bersemangat” (Chiffolo, 2001:14). Bagi St. Yohanes Paulus II
doa umpama vitamin yang dapat menjaga kesehatan tubuh.
Doa adalah makanan rohani yang dapat menyembuhkan
dan sekaligus menyuburkan iman, harapan dan kasih.
• Di dalam hidup sehari-hari dan dalam doanya
Kristuslah yang menjadi teladan dan menjadi
isi doanya, dan dengan berdoa ia terus-
menerus mempersatukan dirinya dengan
Kristus. Baginya, “tanpa doa, tidak ada
kegembiraan, pengharapan, kedamaian,
karena doa mempersatukan kita dengan
Kristus” Di lain kesempatan St. Yohanes
Paulus II juga memberikan kesaksian tentang
hidup doanya:
• Jika kamu sungguh ingin mengikuti Kristus, dan
bila kamu menginginkan kasihmu kepada-Nya
tumbuh dan hidup, kamu harus setia berdoa.
Itulah kunci menuju kekuatan hidup kamu
dalam Kristus.
• Tanpa doa, iman dan kasihmu akan mati. Jika
kamu setia dalam doa harian dan dalam
mengikuti misa mingguan, kasihmu kepada
Yesus akan bertambah dan hatimu akan
mengalami kegembiraan dan kedamaian
mendalam, yang tidak dapat diberikan oleh
dunia
• Mat 21:22, "Dan apa saja yang kamu minta dalam
doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya."
• Minta - Percaya - Menerima -- Iman dan Doa Tidak
Dapat Dipisahkan
• 1 Yoh 5:14-15, "Dan inilah keberanian percaya kita
kepada-Nya yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut
kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia
mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita
juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala
sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya."
Elia Sang Penagih Janji
• Elia tahu hujan akan turun. Telinga iman mendengar
apa yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani! Ketika
seseorang sampai ke tempat yang dunia tertutup
baginya, dia bisa mendengar Allah. Berbahagialah
orang yang tidak perlu melihat untuk percaya (Yoh
20:29). Yesus berkata kepadanya, "Karena engkau
telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
percaya."
• Elia adalah orang yang percaya pada janji-janji Tuhan.
Ia begitu memercayainya sehingga ia mau menagih
janji-janji itu dan hidup di dalamnya.
• Ada janji-janji dlm KS yang bersyarat maupun
tidak bersyarat. Jika kita hendak menagih janji
yang bersyarat, kita harus memenuhi semua
syaratnya terlebih dahulu. Matius 21:22: "Dan
apa saja yang kamu minta dalam doa dengan
penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."
Agar janji itu berlaku atas kita, kita harus berdoa
dengan iman yang sungguh. Itu bersyarat.
• Namun, Penulis Mazmur 119:105 - "Firman-Mu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
Ini merupakan janji yang tak bersyarat dan
diberikan tanpa disertai persyaratan.
• Dalam ayat-ayat ini, kita melihat
bagaimana cara menagih sebuah
janji yang bersifat pribadi dan
bersyarat, 1 Raj 18:1.
• Dengan sedikit pengetahuan dasar
tentang janji-janji dalam pikiran,
mari kita lihat bagaimana kita bisa
menjadi seorang penagih janji yang
aktif.
Keyakinan Elia didasarkan pada:

1. Firman Tuhan
• Dalam 1 Raja18:1, Tuhan memberitahu
Elia untuk menghadap Ahab dan Dia
akan mendatangkan hujan. Elia
melakukan sesuai dengan yang
diperintahkan kepadanya, dan ia tahu
hujan akan turun.
• Elia percaya kepada Tuhan ketika Tuhan
mengatakan sesuatu.
2. Kehendak Tuhan
• Dalam 1 Raj 17:1, Elia telah menjadi alat Tuhan
untuk mendatangkan musim kering di negeri
itu. Elia tahu bahwa musim kering didatangkan
karena penyembahan berhala yang dilakukan
bangsanya. Hujan berhenti karena orang-
orang menyembah Baal, bukannya Yahwe.
Sekarang, nabi-nabi Baal sudah mati, orang-
orang bertobat dan telah kembali menyembah
Tuhan Allah.
• Elia tahu inilah waktunya hujan kembali turun.
• Elia berdoa sesuai sabda Tuhan dalam Ul 11:13-17,
"Jika kamu dengan sungguh-sungguh
mendengarkan perintah yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi
TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya
dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk
tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan
akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan
gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia
akan memberi rumput di padangmu untuk
hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan
menjadi kenyang. ………………
• Ketika kehendak Tuhan dinyatakan tentang
sesuatu hal, itu sudah tetap. Itu akan terjadi!
Beberapa orang mungkin bertanya, "Mengapa
repot-repot berdoa untuk hal itu?" Sebab, janji-
janji Tuhan tidak diberikan untuk membatasi
kehidupan doa kita, tetapi untuk memberikan
semangat! Ketika Tuhan menyatakan kehendak-
Nya atas sesuatu, kita mendapatkan arahan,
tujuan, dan kuasa di dalam doa. Kita bisa
berdoa secara khusus tentang suatu keadaan
dengan yakin bahwa Tuhan akan melakukannya
seperti yang telah Ia maksudkan dan kehendaki.
3. Bukti dari Doa yang sudah dijawab
• Elia tahu bahwa dia bisa memercayai Tuhan
untuk mendatangkan hujan karena semua
perbuatan Tuhan yang telah dilihatnya. Ingat,
dia telah menyaksikan kesetiaan Tuhan di
sungai, buli-buli, dengan anak, lembu, dan
terhadap Baal. Ia telah melihat Tuhan
melakukan banyak mukjizat sebelumnya dan
tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Tuhan
tidak bisa terus bergerak dalam kuasa dan
kemuliaan.
Elia Sang Prajurit Doa
• Elia menghadap ke Bapanya
• Elia naik ke puncak gunung Karmel untuk menghadap Bapa.
Meskipun para nabi Baal sudah mati dan lenyap, masih ada
pekerjaan yang harus dilakukan. Inilah saatnya bagi orang
yang percaya kepada Tuhan untuk memanggil nama-Nya
dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepadanya.
Mari kita bersama menyelidiki doa Elia sehingga kita dapat
lebih banyak belajar tentang doa iman yang sejati.
• Mengapa Elia naik ke puncak gunung? Sebab, orang yang
rohani harus memisahkan diri mereka dari orang yang
dingin rohani! Jika kita membiarkan diri kita dipengaruhi
oleh orang-orang yang dingin dalam perjalanan hidupnya
bersama Tuhan, mereka akan menurunkan suhu rohani
kita.
• Dia Rendah Hati
• Ayat 42b, Dia menundukkan dirinya di hadapan
hadirat Tuhan sebagai pendoa syafaat! Tuhan akan
menghormati orang yang datang ke hadirat-Nya
dengan rendah hati, 1 Ptr 5:5-6; Yak 4:6,10.
• Dia Spesifik
• Ayat 43, Yak 5:17-18 mengatakan kepada kita bahwa
Elia sangat spesifik dalam kehidupan doanya. Dia
tidak menyia-nyiakan waktu hanya untuk hal-hal
yang umum, tetapi dia berdoa dengan iman, secara
khusus menyebut hal-hal yang perlu untuk
dilakukan. Tuhan menghargai jenis doa yang
demikian.
• Dia bersungguh-sungguh

• Elia bersungguh-sungguh dengan doanya, Yakobus bersaksi,


"Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah
bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun,
dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan
enam bulan." (Yakobus 5:17) "Ia telah berdoa dengan
sungguh-sungguh" -– terjemahan yang tepat -– "Dia
berdoa di dalam doa".
• Ini adalah doa air mata, bisikan dan teriakan, berjalan naik
turun dengan badan ditekan ke tanah, doa tulus yang
mengepalkan tangan itu memiliki kuasa. Itu merupakan
penghubung antara kepentingan dan keterlibatan -– itu
adalah papan loncatan, pemicu yang muncul dengan
peringatan
• "Doa itu berisiko dan mungkin memberikan
dampak yang serius terhadap kemampuan kita
untuk tenang, nyaman, dan sederhana". Elia
tidak patah semangat dalam kehidupan doanya,
tetapi dia berdoa dengan berkobar-kobar.
Hatinya tergerak oleh kebutuhan orang-orang. Ia
merasakan desakan atas hal-hal yang ia doakan!
• Kiranya gereja memperoleh kembali kerinduan
untuk doa yang bermanfaat dan menyala-nyala!
Tujuan doa: membawa kita ke tempat yang
Tuhan sudah berada, di mana Dia berkenaan
dengan permohonan kita!
• Dia Gigih
• Ayat 43, delapan kali hamba itu disuruh untuk
pergi dan melihat ke laut. Tujuh kali tidak ada
apa-apa di sana. Namun, Elia terus berdoa dan
tetap percaya. Ia tidak membiarkan keadaan di
luar memengaruhi keyakinan batinnya bahwa
jawaban doa sedang datang. Dia gigih!
• Kadang-kadang, seperti Elia, kita akan
mengalami penundaan jawaban atas doa-doa
kita. Mengapa demikian? Seorang penulis
mengatakan seperti ini, "Bukannya Tuhan sulit
dibujuk; tetapi Ia ingin kita bersungguh-sungguh
dengan apa yang kita katakan."
• Ada kalanya, Tuhan langsung menjawab doa.
Namun, ada kalanya jawaban doa itu ditunda.
• Jika saat itu terjadi, Tuhan ingin kita setia
dalam doa, menantikan jawaban-Nya. Mari
kita belajar untuk bersabar! Dalam ketekunan
doalah, kedagingan melemah dan iman
membubung ke tempat yang tertinggi! Tuhan
meminta kita untuk tidak pernah menyerah!
Jika Ia telah menaruh sesuatu di dalam hati
Anda, berdoalah sampai itu menjadi
kenyataan!
• Dia Berharap
• Ayat 41, 43, Elia terus berdoa dan terus
menyuruh hambanya untuk melihat ke
laut. Mengapa? Karena ia sedang
bertindak dengan iman dalam janji Tuhan.
Ia tahu hujan akan turun. Ia
mengharapkan hal besar dari Tuhan!
(Perhatikan: kata "hujan" di ayat 41
mengacu pada hujan yang lebat. Elia
mengharapkan hal-hal besar dari Allah
yang besar!)
• Jika kita mau melihat keberhasilan yang
sesungguhnya dalam kehidupan doa
kita, kita harus belajar berdoa dengan
berharap! Kita harus berdoa dan
percaya bahwa Tuhan akan melakukan
apa yang telah Ia janjikan.
• "Karena itu aku berkata kepadamu, apa
saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan
diberikan kepadamu." (Mrk 11:24)
• Harapan berarti menantikan sesuatu dalam
ketegangan, menanti dalam pengharapan.
Artinya, terus-menerus tinggal di satu tempat
-– mungkin secara permanen -– untuk
menerima sesuatu, kita harus punya iman
bahwa hal itu akan datang. "Pada suatu hari,
ketika Ia makan bersama-sama dengan
mereka, Ia melarang mereka meninggalkan
Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di
situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian
kata-Nya -- 'telah kamu dengar dari pada-Ku.'"
(Kis 1:4)
• Kelahiran gereja dalam Kis 1:13-14, "Setelah
mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang
atas, tempat mereka menumpang. Mereka
itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan
Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan
Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang
Zelot dan Yudas bin Yakobus.
• Mereka semua bertekun dengan sehati
dalam doa bersama-sama, dengan beberapa
perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan
dengan saudara-saudara Yesus."
4 PELAJARAN PENTING
DARI DOA NABI ELIA
• Pertama, Elia belajar bergantung sepenuhnya kepada
Tuhan
• Sebagaimana kita tahu, kisah hidup Elia terbilang cukup
menyedihkan. Tugas mulia yang Tuhan percayakan kepada
Elia justru membawanya terbelenggu dalam pelarian dari
Raja Ahab yang sangat jahat. Keselamatan hidupnya benar-
benar hanya bergantung pada perlindungan Tuhan saja.
Karena itulah Elia terus berjalan dalam ketaatan.
• Dia jadi buronan dan kemudian harus menumpang di
rumah seorang janda Sarfat. Dari sana, dia hanya terus taat
pada arahan Tuhan saja dan melakukan apa yang
difirmankan Tuhan untuk dilakukan.
Kedua, Elia berdoa dengan berani dan
tanpa ragu
• “Kemudian pada waktu mempersembahkan
korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata:
"Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada
hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah
Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini
hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku
melakukan segala perkara ini....Lalu turunlah api
TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu
api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam
parit itu habis dijilatnya.” (1 Raj 18: 36, 38)
• Sekalipun dia diperhadapkan dengan risiko
dibunuh oleh raja Ahab, namun Elia dengan
gagah berani menyampaikan kebenaran
sesungguhnya. Tidak cuma itu, Elia juga
menantang Ahab untuk mengumpulkan
semua nabi-nabi Baal di gunung Karmel.
Dengan penuh keberanian, Elia membuktikan
kuasa Tuhan melalui persembahan korban
bakaran di atas dua belas batu yang
disusunnya.
• Dengan penuh iman, tampillah dia dan
berdoa: “Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan
Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang,
bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah
Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan
bahwa atas firman-Mulah aku melakukan
segala perkara ini.” (1 Raja-raja 18: 36).
• Iman Elia membuat doanya dikabulkan.
Mukjizat itulah yang dipakainya untuk
memberitakan kebesaran Tuhan sekaligus
mempermalukan nabi-nabi Baal dan juga Raja
Ahab.
Ketiga, doa Elia mampu mengembalikan dunia
kepada Tuhan

• “Jawablah aku, ya TUHAN,


jawablah aku, supaya bangsa ini
mengetahui, bahwa Engkaulah
Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah
yang membuat hati mereka tobat
kembali."” (1 Raja-raja 18: 37)
• Dalam doanya Elia memanggil api dari surga
untuk menyambar habis korban bakaran,
kayu api, batu dan tanah itu, dan bahkan air
yang dalam parit itu. Dan saat api
menyambar korban bakarannya, hal itu pun
jadi bukti bahwa tak ada Tuhan lain yang
lebih besar dari Tuhan yang dia sembah dan
percaya.
• Mukjizat doa nabi Elia ini adalah soal rencana
Tuhan untuk mengembalikan dunia ke dalam
kedaulatan-Nya.
Keempat, Elia tidak berhenti berdoa
sampai doa itu benar-benar terjadi
• Elia berdoa supaya kekeringan terjadi dan hal
itupun terjadi. Lalu, dia pun harus kembali
mengakhiri kekeringan itu dengan mendatangkan
hujan. Berkali-kali Elia berdoa supaya Tuhan
mendatangkan hujan, dan berkali-kali pula Tuhan
seakan tidak menjawab.
• Tapi doa tanpa jawaban itu tidak membuatnya
putus asa. Dia terus meminta dalam doa. Sampai
akhirnya dia mendapat jawaban di doa yang ke
tujuh kalinya.
• Di doa yang ketujuh itulah muncul awan kecil
di langit. Kita bisa bayangkan, Tuhan sama
sekali tidak langsung mencurahkan hujan
lebat saat itu. Apakah Elia kecewa? Sama
sekali tidak! Dia tahu kalau awan kecil itu
adalah tanda bahwa Tuhan sudah menjawab
doanya. Dan tak lama kemudian, Tuhan pun
mengakhiri kekeringan dengan mengirimkan
hujan yang membasahi seluruh tanah kering
itu.
• Dari tindakan doa nabi Elia ini, kita belajar bahwa
ketika kita berdoa menyampaikan semua isi hati
kita dengan setia, Tuhan pun akan setia menepati
janji-Nya. Itulah karakter Tuhan yang
sesungguhnya.
• Tindakan Elia dalam doa ini memperkenalkan kita
pada karakter Tuhan yang setia dan mengingatkan
kita untuk mengambil langkah doa yang sama
seperti nabi Elia.
• Ingatlah bahwa jika Elia, yang adalah manusia biasa
saja bisa mendesak Tuhan untuk menjawab doanya,
maka kita pun di zaman ini tetap bisa mengalami
mukjizat yang sama.
• Pertanyaannya, apakah cara berdoa kita
sudah sama seperti Elia? Apakah kita sudah
bergantung sepenuhnya kepada Tuhan?

• Elia adalah manusia biasa sama seperti kita,


dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa,
supaya hujan jangan turun, dan hujanpun
tidak turun di bumi selama tiga tahun dan
enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit
menurunkan hujan dan bumipun
mengeluarkan buahnya. - Yak 5: 17-18
• Pelajaran doa dari Elia ini
menunjukkan ketekunan
yang lebih dari biasa untuk
rencana Allah yang lebih tinggi
yaitu kepada persiapan untuk
penyelamatan di akhir zaman
yang mengarahkan kita kepada
kesempurnaan.
ZAMAN EDAN INI PENUH TANTANGAN
DAN GODAAN
• Hanya oleh kuasa Tuhan kita bisa menang di
atas semua itu. SENJATA KITA DOA !
• Setiap sel, wilayah, distrik kita punya kesulitan
berbeda, jangan mengeluh atas semua itu
tetapi BERSATULAH TERUS DALAM DOA UNTUK
BERPERANG MELAWANNYA. Kita manusia biasa
seperti Elia.
• Orang yang bergaul dengan Tuhan tak akan
dikecewakan (prinsip hidup saya).
• Bangkit – bergerak – wartakan sukacita
.
Tetaplah berdoa.
Mengucap syukurlah dalam
segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu.
Janganlah padamkan Roh,
(1 Tes 5: 17-19)

Anda mungkin juga menyukai