Anda di halaman 1dari 4

TATA IBADAH KSP MINGGU KE-4

BULAN MARTURIA GKI DI TANAH PAPUA


Februari 2023

PERSIAPAN
 Ruangan Ibadah dipersiapkan
 Pembagian Tugas Anggota KSP
 Lilin dinyalakan

PUJIAN (Oleh PAR)


Hari ini Harinya Tuhan, S’gala Puji Syukur, Ada Kuasa dalam DarahNya

PANGGILAN BERIBADAH (berdiri)


P. Marilah kita menyembah Tuhan Allah dengan puji-pujian dan syukur.
J. Terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya.
P. Tuhanlah yang mengaruniakan semua keindahan dan kebaikan ini.
J. Terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya.
P. Mengawali Ibadah KSP Minggu ke-4 ini, marilah kita memuji Tuhan dengan menyanyi dalam: Ny. Mazmur 84 : 1
“Alangkah Elok RumahMu”

DOA PEMBUKAAN (Oleh PKB)


Ibadah KSP yang kami lakukan dalam kehidupan Keluarga ………… ditahbiskan dalam nama Allah Bapa, Yesus Kristus
dan Roh Kudus. Amin.

BERMAZMUR BAGI TUHAN (Membaca Mazmur 100 : 1-5 secara bersama-sama)

MENYANYI : Ny. Rohani 55 : 1-2 “Hatiku Beriman” (duduk)

RUANG KESAKSIAN (Diberikan kesempatan untuk Anggota yang mau memberikan kesaksian imannya)

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


a. Doa (Oleh PW)
b. Pembacaan Alkitab (ZAKHARIA 7 : 1-14)
c. Metode PA (Oleh Pelayan Ibadah)

PERSEMBAHAN SYUKUR (Oleh PAM)


P. Meresponi Firman Tuhan yang telah disampaikan kepada kita, dan sebagai bukti tanda terima kasih kita kepada Tuhan.
Diberikan kesempatan untuk memberikan persembahan. Firman Tuhan berkata : “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu
dan dengan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
melimpah- limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya” (Amsal 3 : 9-10).
Sambil memberi persembahan kita menyanyi dalam : Kidung Jemaat 387 : 1-2 “Ku Heran, Allah Mau Memb’ri”

RENCANA PENGINJILAN
1. Pemimpin ibadah mengecek keluarga yang anggotanya tidak hadir dalam ibadah dan orang lain di luar KSP yang
menjadi sasaran penginjilan.
2. Pemimpin ibadah dan seluruh peserta ibadah bersepakat untuk mendoakan mereka.
3. Pemimpin ibadah bersama seluruh peserta ibadah mendiskusikan kegiatan pelayanan kasih apa yang mau dibuat untuk
menarik mereka yang ada dalam persekutuan KSP, agar anggota KSP mampu mewujudkan tema minggu ini “IBADAH
PUASA YANG BAIK”.

DOA SYUKUR & SYAFAAT

MENYANYI : Ny. Rohani 55 : 3-4 “Hatiku Beriman” (berdiri)

BERKAT
P. Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai saudara-saudara sekalian.
Amin.
BAHAN : ZAKHARIA 7 : 1-14
TEMA : “IBADAH PUASA YANG BAIK”
METODE : “PA”
PENULIS : Pdt. J. O. SUPRAPTO, S.Th

PENGANTAR
Zakharia, nabi yang kitabnya memakai namanya, adalah nabi pasca masa pembuangan yang
luar biasa. “Ia adalah anak Berekhya dan Cucu Imam Ido” (Zak 1:1). Ia dilahirkan di Babel dalam
masa pembuangan Babel (Neh 12:4,16). Baik Ezra maupun Nehemia, menuliskannya sebagai
“Zakharia bin Ido” atau Zakharia dari kaum keluarga Ido (Ezr 5:1 ; 5:14 – bdk Neh 12:4,16) ia
adalah Nabi dan seorang Imam. Nama itu berarti “Tuhan ingat”. Zakharia harus Kembali dari
Babel dalam rombongan pertama yang berjumlah ± 50.000 orang Yahudi buangan. Ia hidup pada
zaman Nabi Hagai, Bupati Zerubabel dan Imam Besar Yosua (Ezr 5:1-2 ; Zak 3:1 ; 4:6;6:11).
Setelah kembalinya orang tawanan Yahudi ke Yerusalem dibangun sebuah Mezbah untuk
memperbaharui persembahan korban bakaran (Ezr 3:1-6) dan tahun kedua sesudah mereka kembali,
pondasi Bait Suci mulai diletakkan (Ezr 3:8-13;5:16), namun pembangunan Bait Suci itu terhenti
karena tantangan dari penduduk setempat yang mendiami tanah itu. Pembangunan Bait Suci terhenti
sampai tahun 520 SM, mereka (anak-anak Israel) menanggapi Khotbah Nabi Hagai dan mereka
mulai membangun kembali Bait Suci itu (Ezr 5:1-2 ; Hag 1:1).
Zakharia menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana besar untuk mereka, masa depan
yang melampaui kehidupan mereka sebagai bangsa. Kitab Zakharia dibagi dua bagian besar.
Zakharia 1-8, terutama bersifat penglihatan dengan lambing- lambangnya. Orientasi pada bagian ini
adalah mengenai kedaulatan Tuhan yang kembali mempedulikan umat-Nya dan akan menghakimi
bangsa-bangsa yang telah memperlakukan mereka dengan sangat tidak baik. Zakharia 9-14, terdiri
dari ucapan ilahi mengenai kedatangan Kerajaan Allah (14:9). Pengharapan pasal 1-8 yang
sepertinya diarahkan kemasa depan yang dekat, ternyata dalam pasal 9-14 dilontarkan kemasa depan
yang jauh, yang bersifat Eskatologis. Secara Teologis kedua tema utama Zakharia ini dipersatukan
oleh dua tema tersebut; antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia.
 Kedaulatan Allah terlihat jelas bahwa Allah dengan dibangunnya Bait Allah dan Kerajaan
Allah akan ditegakkan.
 Mengenai tanggung jawab manusia, kita membaca dorongan untuk ketaatan seperti (1:3,6 ; 6:15)
dan pada pasal 7-8, kita diajak untuk mempertanyakan apakah umat Allah setia dan taat kepada
firman-Nya.
Di pasal 9-14, kita temukan jawaban bahwa memang ketidak taatan umat membawa mereka
terbuang kembali diantara bangsa-bangsa. Tetapi justru melalui hal itu, sosok Mesias akan hadir
untuk menyelesaikan masalah tersebut dan membawa kepada kehadiran kerajaan Allah yang kekal.
Dalam pasal 7 dapat kita baca bahwa Allah telah menyatakan belas kasih-Nya kepada umat Israel
yang di hukum karena perbuatan dosa-dosa mereka.
Setelah menghukum, ia membebaskan mereka dari perbudakan di Babel dan mengizinkan
mereka pulang ke tanah perjanjian. Allah sedang memulihkan kehidupan umat-Nya :
 Maka pemulihan Tuhan tersebut perlu direspon dengan pertobatan yang sungguh- sungguh.
 Pertobatan yang keluar dari hati yang terdalam untuk menyesali dosa dan tidak lagi hidup dalam
kejahatan.
 Allah hendak melihat perbuatan nyata dari pertobatan mereka.
Khusus dalam pasal ini, Puasa pada bulan kelima yang memperingati jatunya Yerusalem
pada tahun 587 SM. Puasa pada bulan ke tujuh untuk memperingati Gubernur Gedalya (2 Raj 25:25)
yang terbunuh. Dengan dibangunnya kembali Bait Suci itu masih perlukah masa berpuasa itu
dilanjutkan? Maka Allah menanyai mereka tentang suasana hati dalam berpuasa itu, dan
mengingatkan mereka tentang peraturan- peraturan yang mereka tidak mau taati sebelum masa
pembuangan (pasal 8-14). Semuanya masih berlaku.
PERTANYAAN (Peserta di bagi beberapa Kelompok)
1. Apa pertanyaan penduduk Betel kepada Tuhan melalui Zakharia ?
2. Mengapa pertanyaan dan perbuatan penduduk Betel dianggap oleh Tuhan sebagai mereka tidak
bersungguh-sungguh bertobat ?
3. Apakah yang salah dengan sikap berpuasa seperti itu ?
4. Apakah jawaban Tuhan kepada mereka ? Apa yang salah dengan pertanyaan penduduk Betel ?
5. Apa sebenarnya yang diharapkan Tuhan atas mereka sama seperti kepada Nenek
Moyang mereka, supaya murka Allah tidak kembali menimpa mereka ?
6. Bagaimanakah pertobatan yang sejati itu seharusnya ? Dan apakah bukti bahwa seseorang itu
sungguh-sungguh bertobat ?

REFLEKSI (Untuk Direnungkan)


1. Sisa orang Yehuda masih mempertahankan kebiasaan berpuasa, seperti yang diturunkan kepada
mereka secara tradisi.
2. Puasa yang mereka lakukan tampaknya sudah menjadi kebiasaam saja tanpa makna.
3. Dalam kehidupan peribadahan mereka (Israel) dan Yehuda, puasa yang mereka lakukan bukan
lagi untuk-Nya, tetapi untuk kepentingan mereka sendiri. Hal itu menyakitkan hati Tuhan.
4. Akibatnya Tuhan membuang mereka dari hadapanNya.
5. Ibadah puasa yang baik: Tuhan mau adalah beribadah dengan benar yang menunjukkan kasih,
kesetiaan, kasih sayang terhadap sesama.
6. Ibadah yang memperhatikan juga orang lain : janda, duda, anak yatim, yatim piatu, orang asing,
orang miskin dan tidak merancangkan kejahatan terhadap sesama.
7. Perintah ini menjadi petunjuk hidup baru setelah puasa mereka tidak diterima Tuhan.
8. Agar umat Yehuda hidup lebih baik dari pada nenek moyang mereka yang gagal total dalam
mempraktekkan ibadah, puasa dengan benar.
9. Mereka harus memperlakukan sesama dengan baik, sama seperti Tuhan sudah memperhatikan
mereka. Sudah saatnya mereka beribadah dengan iman yang tulus.
10.Relasi kita dengan sesame akan baik jika persekutuan kita dengan Tuhan berjalan
akrab.

Ini adalah Langkah iman yang Tuhan tunggu-tunggu dari Gereja-Nya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai