PERSIAPAN
Ruangan Ibadah dipersiapkan
Pembagian Tugas Anggota KSP
Lilin dinyalakan
RUANG KESAKSIAN (Diberikan kesempatan untuk Anggota yang mau memberikan kesaksian imannya)
RENCANA PENGINJILAN
1. Pemimpin ibadah mengecek keluarga yang anggotanya tidak hadir dalam ibadah dan orang lain di luar KSP yang
menjadi sasaran penginjilan.
2. Pemimpin ibadah dan seluruh peserta ibadah bersepakat untuk mendoakan mereka.
3. Pemimpin ibadah bersama seluruh peserta ibadah mendiskusikan kegiatan pelayanan kasih apa yang mau dibuat untuk
menarik mereka yang ada dalam persekutuan KSP, agar anggota KSP mampu mewujudkan tema minggu ini “IBADAH
PUASA YANG BAIK”.
BERKAT
P. Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai saudara-saudara sekalian.
Amin.
BAHAN : ZAKHARIA 7 : 1-14
TEMA : “IBADAH PUASA YANG BAIK”
METODE : “PA”
PENULIS : Pdt. J. O. SUPRAPTO, S.Th
PENGANTAR
Zakharia, nabi yang kitabnya memakai namanya, adalah nabi pasca masa pembuangan yang
luar biasa. “Ia adalah anak Berekhya dan Cucu Imam Ido” (Zak 1:1). Ia dilahirkan di Babel dalam
masa pembuangan Babel (Neh 12:4,16). Baik Ezra maupun Nehemia, menuliskannya sebagai
“Zakharia bin Ido” atau Zakharia dari kaum keluarga Ido (Ezr 5:1 ; 5:14 – bdk Neh 12:4,16) ia
adalah Nabi dan seorang Imam. Nama itu berarti “Tuhan ingat”. Zakharia harus Kembali dari
Babel dalam rombongan pertama yang berjumlah ± 50.000 orang Yahudi buangan. Ia hidup pada
zaman Nabi Hagai, Bupati Zerubabel dan Imam Besar Yosua (Ezr 5:1-2 ; Zak 3:1 ; 4:6;6:11).
Setelah kembalinya orang tawanan Yahudi ke Yerusalem dibangun sebuah Mezbah untuk
memperbaharui persembahan korban bakaran (Ezr 3:1-6) dan tahun kedua sesudah mereka kembali,
pondasi Bait Suci mulai diletakkan (Ezr 3:8-13;5:16), namun pembangunan Bait Suci itu terhenti
karena tantangan dari penduduk setempat yang mendiami tanah itu. Pembangunan Bait Suci terhenti
sampai tahun 520 SM, mereka (anak-anak Israel) menanggapi Khotbah Nabi Hagai dan mereka
mulai membangun kembali Bait Suci itu (Ezr 5:1-2 ; Hag 1:1).
Zakharia menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana besar untuk mereka, masa depan
yang melampaui kehidupan mereka sebagai bangsa. Kitab Zakharia dibagi dua bagian besar.
Zakharia 1-8, terutama bersifat penglihatan dengan lambing- lambangnya. Orientasi pada bagian ini
adalah mengenai kedaulatan Tuhan yang kembali mempedulikan umat-Nya dan akan menghakimi
bangsa-bangsa yang telah memperlakukan mereka dengan sangat tidak baik. Zakharia 9-14, terdiri
dari ucapan ilahi mengenai kedatangan Kerajaan Allah (14:9). Pengharapan pasal 1-8 yang
sepertinya diarahkan kemasa depan yang dekat, ternyata dalam pasal 9-14 dilontarkan kemasa depan
yang jauh, yang bersifat Eskatologis. Secara Teologis kedua tema utama Zakharia ini dipersatukan
oleh dua tema tersebut; antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia.
Kedaulatan Allah terlihat jelas bahwa Allah dengan dibangunnya Bait Allah dan Kerajaan
Allah akan ditegakkan.
Mengenai tanggung jawab manusia, kita membaca dorongan untuk ketaatan seperti (1:3,6 ; 6:15)
dan pada pasal 7-8, kita diajak untuk mempertanyakan apakah umat Allah setia dan taat kepada
firman-Nya.
Di pasal 9-14, kita temukan jawaban bahwa memang ketidak taatan umat membawa mereka
terbuang kembali diantara bangsa-bangsa. Tetapi justru melalui hal itu, sosok Mesias akan hadir
untuk menyelesaikan masalah tersebut dan membawa kepada kehadiran kerajaan Allah yang kekal.
Dalam pasal 7 dapat kita baca bahwa Allah telah menyatakan belas kasih-Nya kepada umat Israel
yang di hukum karena perbuatan dosa-dosa mereka.
Setelah menghukum, ia membebaskan mereka dari perbudakan di Babel dan mengizinkan
mereka pulang ke tanah perjanjian. Allah sedang memulihkan kehidupan umat-Nya :
Maka pemulihan Tuhan tersebut perlu direspon dengan pertobatan yang sungguh- sungguh.
Pertobatan yang keluar dari hati yang terdalam untuk menyesali dosa dan tidak lagi hidup dalam
kejahatan.
Allah hendak melihat perbuatan nyata dari pertobatan mereka.
Khusus dalam pasal ini, Puasa pada bulan kelima yang memperingati jatunya Yerusalem
pada tahun 587 SM. Puasa pada bulan ke tujuh untuk memperingati Gubernur Gedalya (2 Raj 25:25)
yang terbunuh. Dengan dibangunnya kembali Bait Suci itu masih perlukah masa berpuasa itu
dilanjutkan? Maka Allah menanyai mereka tentang suasana hati dalam berpuasa itu, dan
mengingatkan mereka tentang peraturan- peraturan yang mereka tidak mau taati sebelum masa
pembuangan (pasal 8-14). Semuanya masih berlaku.
PERTANYAAN (Peserta di bagi beberapa Kelompok)
1. Apa pertanyaan penduduk Betel kepada Tuhan melalui Zakharia ?
2. Mengapa pertanyaan dan perbuatan penduduk Betel dianggap oleh Tuhan sebagai mereka tidak
bersungguh-sungguh bertobat ?
3. Apakah yang salah dengan sikap berpuasa seperti itu ?
4. Apakah jawaban Tuhan kepada mereka ? Apa yang salah dengan pertanyaan penduduk Betel ?
5. Apa sebenarnya yang diharapkan Tuhan atas mereka sama seperti kepada Nenek
Moyang mereka, supaya murka Allah tidak kembali menimpa mereka ?
6. Bagaimanakah pertobatan yang sejati itu seharusnya ? Dan apakah bukti bahwa seseorang itu
sungguh-sungguh bertobat ?
Ini adalah Langkah iman yang Tuhan tunggu-tunggu dari Gereja-Nya. Amin.