Anda di halaman 1dari 351

Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

KATA PENGANTAR

Memasuki tahun pelayanan 2023 hadir ke tengah-tengah kita sebuah buku


pegangan pelayanan di lingkungan Gereja Kristen Injili di Tanah Papua berisi
78 khotbah. Marilah kita menaikkan ucapan syukur buat kasih karunia Tuhan
yang hebat, sehingga tersedia lagi buku pegangan pelayanan atau buku
khotbah tahun 2023 yang akan digunakan dalam seluruh pelayanan ibadah
di lingkungan pelayanan GKI.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pengguna buku
pegangan pelayanan yang dikeluarkan setiap tahun. Barangkali pernah
mengalami kesulitan dengan memahami teks khotbah tertentu, atau
kemungkinan lain berupa pilihan teks tidak sesuai kondisi, atau sebaliknya,
pilihan teks sangat memberkati dan menjawab kebutuhan pelayanan,
semoga dinamika yang demikian tetap menjadikan motivasi untuk terus
meningkatkan semangat pelayanan yang tinggi.
Beberapa keluhan seperti “mengapa satu teks digunakan selama pelayanan
ibadah satu minggu?” atau “mengapa teks tidak bisa di pilih dengan bebas
oleh pelayan ibadah?”, dan keluhan lain yang sejenis itu, perhatian dan
respons terhadap hal-hal demikian teratasi dengan munculnya “penertiban
pelayanan” melalui “penjabaran aspek Renstra ke lingkungan pelayanan
ibadah”, karena hal membaca satu teks selama satu minggu yang sudah
terjadi selama ini adalah salah satu langkah maju yang sudah raih dan capai
selama ini dengan baik, sehingga penataan pelayanan berdasarkan adaptasi
ke kebutuhan seperti pada Renstra GKI dengan fokus pelayanan tahunan
yang sudah tertentu, maka pelayanan ibadah yang akan berlangsung selama
satu minggu dalam satu jemaat menjadikan semua orang, khususnya warga
jemaat diperhatikan dan dilayani hak-haknya, yaitu “hak untuk mendapatkan
pelayanan firman Tuhan yang sama dalam minggu berjalan.
Siapapun yang menggunakan buku pegangan pelayanan 2023 ini, telah
terlibat dan turut serta mendoakan seluruh pelayanan yang berlangsung
sebagaimana seperti dalam isi buku ini. Kita akan selalu menjadi berkat.
Buku pegangan pelayanan tahun 2023 ini menjadi “doa dan harapan awal”
dari BPS periode 2022-2027 untuk terus menggerakkan pembaruan dalam
GKI bersama Sang Kepala Gereja GKI, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Jayapura, 15 November 2022


Tim Penulis

i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SAMBUTAN BADAN PEKERJA


SINODE GKI DI TANAH
PAPUA

Syalom.
Marilah kita bersama menaikkan ucapan syukur dan doa kehadirat Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Allah Yang Esa dan kekal, atas
rahmat, bimbingan, pertolongan dan penyertaan Tuhan yang kuat, kita telah
dilindungi dan disertai Tuhan melewati masa-masa tersulit yang pernah kita
dan seluruh dunia hadapi, yaitu masa pandemic Covid-19.
Pada tanggal 18-24 Juli 2022 agenda gerejawi di internal GKI di Tanah
Papua, yaitu Sidang Sinode ke-18 di negeri berjuta bakau dengan perkenan
Tuhan, telah berakhir dan sukses, terpilih Badan Pekerja Sinode (BPS GKI Di
Tanah Papua periode 2022-2027.
Melalui Sidang ke-18 Sinode GKI dimaksud, telah ditetapkan tentang masa
depan perencanaan program dan kegiatan strategis gereja, yang sinergis antara
Jemaat, Klasis dan Sinode, yaitu TAP tentang Rencana Strategis (Renstra)
GKI di Tanah Papua 2022-2027. Melalui Renstra ini, fokus tahapan pelayanan
tahunan sudah ditentukan, dan untuk tahun 2022-2023 fokus tahun
pelayanan adalah “pembaruan”. Yang dimaksud dengan pembaruan adalah
penekanan kepada implementasi hasil-hasil keputusan sidang sinode yang
menekankan semangat pembaruan untuk menghadirkan berbagai inovasi
dalam persekutuan, pelayanan, kesaksian dan penatalayanan GKI Di Tanah
Papua. Dengan demikian maka aspek “sosialisasi dan konsolidasi” menjadi
prioritas utama berlangsungnya keseluruhan “penataan pelayanan”, sebab
kita sudah melewati agenda internal gerejawi, yaitu dari pemilihan Majelis
Jemaat, Pemilihan Badan Pekerja Sinode dan Pemilihan Badan Pekerja Klasis,
sehingga keseluruhan instrument organisasi semuanya baru, hal-hal prinsip
gerejawi GKI di Tanah Papua telah siap, maka fokus tahunan 2022-2023
sangat tepat dan strategis untuk melakukan sosialisasi dan konsolidasi.

Fokus Pelayanan GKI Tahun 2023 : “Pembaruan”


Salah satu fokus misi dan pastoral di internal GKI Di Tanah Papua adalah
penataan ibadah-ibadah, baik ibadah minggu, ibadah Unsur, Ibadah
Keluarga, Ibadah KSP, Ibadah Hari Raya Gerejawi, penataan Bulan Bina
Keluarga (BBK) dikelola dengan gerakan pembaruan GKI melalui fokus tahun

ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

pelayanan 2023

iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

adalah “pembaruan”. Sehingga buku khotbah tahun 2023 menampakkan


dukungan yang konsisten secara spiritual melalui ibadah dan selanjutnya di
tata secara tematik tiap triwulan, sehingga dalam tahun 2023 terdapat 4
tema triwulan yang diadaptasikan dari focus tahun pelayanan 2023
“pembaruan”, yaitu:
(1) Pembaruan GKI: Triwulan pertama Januari-Februari-Maret 2023,
Pembaruan TUHAN kepada Manusia
(2) Pembaharuan GKI: Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai
Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
(3) Pembaharuan GKI: Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya
(4) Pembaharuan GKI: Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember
2023, Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi keluarga dan
bangsa - bangsa

Profil Pimpinan GKI : Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek
Profil dalam buku khotbah GKI di Tanah Papua tahun 2023 mengambil tokoh
Ketua Sinode ke-4, yaitu Ds. Mesach Koibur dan dan Ketua Sinode ke-5
sebagai pengganti antar waktu, yaitu Ds. Lukas Sabarofek. Dua tokoh GKI ini
muncul mewakili kader Sekolah Teologi Serui angkatan kedua, sekolah
teologi ini non-gelar, sehingga semua Pendeta yang menjadi pemimpin
Gereja dari tahun 1956 sampai dengan tahun 1980, merupakan Pendeta dan
Pemimpin Gereja semuanya non-gelar. Era kepemimpinan generasi Sekolah
Teologi Serui Angkatan pertama dan kedua inilah, perubahan-perubahan
besar yang tidak pernah terduga terjadi di dalam gereja dan pemerintahan
khususnya di tanah Papua. Merekalah saksi mata yang hidup, partisipasi
mereka menentukan, entah baik atau diterima dan tidak, sejarah telah
memproses dan menghadirkan semua capaian dalam tahapan tahun sampai
kita menanjak dan mencapai masa depan seperti hari ini. Keunikan tokoh
GKI ini ada pada satu hal, yaitu mereka berdua berasal dari bangsa Biak,
Biak Timur, Kepulauan Padaido, pulau Nusi. Meskipun, Ds. Lukas Sabarofek
lahir di kampung Aryom Biak Timur, tatapi sejak kecil sudah pindah dan
tinggal di pulau Nusi, sehingga, Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek
dapat disebut “duo Nusi atau juga duo Biak Timur”. Hal-hal berkaitan dengan
“pembaruan” sebagai fokus pelayanan tahun 2022-2023 dapat kita temukan
dan baca dalam profil

iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

atau biografi mereka yang sudah dibuat ringkas dalam buku pegangan
pelayanan GKI atau buku khotbah GKI tahun 2023 ini.

Tata Ibadah Minggu I, Minggu II, Minggu III dan Minggu IV


Sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan ibadah yang berlangsung selama ini,
akan memasuki pelayanan ibadah dalam “paradigma baru GKI sebagai mana
focus pelayanan 2022-2023 yaitu pembaruan”. Paradigma baru peribadatan
GKI berkaitan dengan penataan ibadah minggu, ibadah keluarga, ibadah
unsur, ibadah hari besar gerejawi dan ibadah lainnya sudah dirumuskan
seksama dalam buku Tata Ibadah GKI, yang di dalamnya mengatur tentang
keseluruhan ibadah dan unsur-unsur ibadah yang diikuti dalam seluruh
proses ritus atau ibadah. Khusus ibadah minggu, GKI pada pelayanan tahun
2023 akan menggunakan Tata Ibadah yang sesuai dengan jumlah minggu
dalam satu bulan, dan pengaturannya seperti berikut :
(1) Ibadah Minggu I dalam bulan baru akan menggunakan Tata Ibadah
Minggu I
(2) Ibadah Minggu II dalam bulan yang sama akan menggunakan Tata
Ibadah Minggu II
(3) Ibadah Minggu III dalam bulan berjalan akan menggunakan Tata Ibadah
Minggu III
(4) Ibadah Minggu IV dalam bulan berjalan akan menggunakan Tata Ibadah
Minggu IV
Dalam buku Pegangan Pelayanan tahun 2023 ini akan diletakkan pada
bagian lampiran sebagai contoh dari bentuk Tata Ibadah Minggu I, II, III
dan IV.

Ucapan Syukur dan Terima Kasih kepada seluruh Warga Jemaat, PHMJ, BP,
Unsur dan BP. Klasis
Solidaritas kebersamaan GKI sebagai gereja persekutuan yang kepalanya
adalah Tuhan Yesus Kristus, meskipun kita bertempat tinggal dan berdomisili
di gunung, bukit, lembah dan ngarai, di pedalaman, di pulau-pulau, di pesisir
pantai dan teluk, di pinggiran sungai dan danau, di pinggiran kota dan di
kota-kota ; kepada semua pihak yang bekerja dengan jujur, setia dan
dengar- dengaran di negeri Injil negeri Papua, kita itu adalah Guru Sekolah
Minggu atau Pengajar, Penatua, Syamas, Pendeta, Penginjil dan Guru Jemaat,
Pengajar Katekisasi, Dosen STFT GKI I, S. Kijne Abepura, Pengajar, Dosen
dan Staf Universitas Ottow-Geissler, Pengajar dan Staf P3W GKI, Pengajar
dan Staf

v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SPGJ Manokwari dan Sekolah Alkitab ; dan kita itu adalah warga jemaat yang
politisi, ASN, TNI-Polri, pengusaha, pejabat, tukang sapu, pembantu rumah
tangga, pejuang kebenaran dan keadilan, warga yang di dalam penjara, di
rumah sakit, dan lain-lain pihak yang tidak kami sebut satu-persatu sebagai
Lembaga Gereja, Kami Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua periode
2022-2027 memanjatkan syukur kepada Tuhan dan menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan, karena kita semua dengan setia dan tekun
“menyembah Bapa, Anak dan Roh Kudus” melalui persekutuan ibadah-ibadah
yang di tata di jemaat-jemaat di tempat di mana kita semua diami sekaligus
menjadi warga gereja. Kiranya dengan dikeluarkannya buku khotbah 2023 ini
dapat membangun motivasi dan inovasi ibadah kreatif yang semakin
dirindukan dan dinantikan oleh semua kita sebagai warga jemaat.

Akhirnya kami juga menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus dan
terima kasih kepada semua penulis khotbah pada buku pegangan pelayanan
tahun 2023, Tuhan sudah karuniakan kemampuan, hikmat dan kepandaian,
dan bapak/Ibu diminta untuk menggunakannya dengan tujuan agar kita
saling melengkapi dalam membangun pelayanan pada gereja milik Tuhan
Yesus di negeri kita tanah Papua, yaitu Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.

Jayapura, 15 November 2022


BADAN PEKERJA AM SINODE GKI DI TANAH PAPUA
Ketua Sekretaris

Pdt. ANDRIKUS MOFU, M.Th Pdt. DANIEL J. KAIGERE,


S.Si NPPG: 01-19661993-0001 NPPG: 01-19641993-0003

vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ i


Sambutan BPS GKI di Tanah Papua.......................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ vi
Biografi Ringkas Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lucas Sabarofek ................... xiii

Bagian Pertama:
PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................... 1
Tujuan..................................................................................................... 3
Kerangka Khotbah................................................................................... 4
Tata Ibadah ............................................................................................ 5
Petunjuk Penggunaan Buku ..................................................................... 5

Bagian Kedua:
ISI KHOTBAH SETIAP HARI MINGGU, HARI RAYA GEREJAWI,
KUNCI BULAN SAKRAMEN, DLL

JANUARI 2023
Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”
01. Minggu, 01 Jan 2023 (Kejadian 9:1-17)
Tema : Berkat dan Pembaruan Perjanjian - YW ................................................ 7
02. Minggu, 08 Jan 2023 (Kejadian 15:1-21)
Tema : Abraham Teladan Pembaruan Iman - YS......................................... 10
03. Minggu, 15 Jan 2023 (Keluaran 24:1-11)
Tema : Pembaruan dan Penyingkapan Tuhan - YW .................................... 18
04. Minggu, 22 Jan 2023 (2 Korintus 3:1-18)
Tema : Pelayan-Pelayan Perjanjian Baru - YW ............................................ 21
05. Minggu, 29 Jan 2023 (Ibrani 9:11-28)
Tema : Kristus Imam Besar Pengantara dari Perjanjian yang Baru - EsA ........ 24
06. Selasa, 31 Jan 2023 (II Tesalonika 3:1-15)
Tema : Berdoa dan Bekerja - Kunci Bulan - GM ......................................... 29

vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

FEBRUARI 2023
Fokus Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”
07. Minggu, 05 Feb 2023 (Roma 9:1-29)
Tema : Orang Percaya Anak-Anak Perjanjian Di Dalam Kristus
- HUT PI 168 - YW.......................................................... 32
08. Minggu, 12 Feb 2023 (I Korintus 11:17-34)
Tema : Kekudusan Perjamuan Malam - DM....................................... 36
09. Minggu, 19 Feb 2023 (Zakh. 7:1-14)
Tema : Ibadah Puasa Yang Baik - Sengsara I - IR...............................41
10. Minggu, 26 Feb 2023 (Markus 8:31-33)
Tema : Resiko Mengikuti Yesus - Sengsara II - IR................................ 45
11. Selasa, 28 Feb 2023 (Markus 14:3-9)
Tema : Yesus Diurapi - Kunci Bulan - DY.......................................... 49

MARET 2023
Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”
12. Minggu, 05 Maret 2023 (Lukas 18:31-34)
Tema : Penderitaan Yesus Adalah Bukti Kasih Allah Bagi Manusia
- Sengsara III - AR...............................................................52
13. Rabu, 08 Maret 2023 (Ulangan 6:4-9)
Tema : Kasih Kepada Allah Adalah Perintah yang Utama - HUT YPK - AR.....57
14. Minggu, 12 Maret 2023 (Yesaya 53:1-12)
Tema : Hamba Tuhan yang Menderita - Sengsara IV - AR......................61
15. Minggu, 19 Maret 2023 (Filipi 2:1-11)
Tema : Bersatu dan Merendahkan Diri Seperti Yesus - Sengsara V - AR...........65
16. Minggu, 26 Maret 2023 (Yohanes 16:16-33)
Tema : Dukacita Mendahului Kemenangan - Sengsara VI - AR..................70
17. Jumat, 31 Maret 2023 (Mazmur 42:2-6)
Tema : Kerinduan Kepada Allah - Kunci Bulan – AR.............................73

APRIL 2023
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
18. Minggu, 02 April 2023 (Yohanes 19:1-16a)
Tema : Engkau Tidak Mempunyai Kuasa Apapun Terhadap Aku - Sengsara VII-NK 76

viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

19. Jumat, 07 April 2023 (Yohanes 19:16b-42)


Tema : Kematian Yang Menyelamatkan - Jum’at Agung – NK...................80
20. Jumat, 07 April 2023 (Matius 26:36-46)
Tema : Cawan Kehendak Tuhan di Taman Getzemani - Perjamuan Kudus - SM....85
21. Minggu, 09 April 2023 (Matius 28:1-15)
Tema : Dusta dan Kebenaran Kesaksian Saksi Mata - Paskah I - SM...........89
22. Senin, 10 April 2023 (Yohanes 20:24-29)
Tema : Dari Keraguan Hingga Percaya - Paskah II - NK.........................93
23. Minggu, 16 April 2023 (Yohanes 21:15-19)
Tema : Dalam Kasih ada Pengampunan dan Penugasan- Paskah II - NK......96
24. Minggu, 23 April 2023 (I Petrus 1:1-12)
Tema : Beriman Teguh Ditengah Badai Kehidupan - Paskah III - TK...........99
25. Minggu, 30 April 2023 (I Petrus 2:1-10)
Tema : Kristus dan Jemaat Berharga Bagi Allah - Paskah IV – NK.............102
26. Minggu, 30 April 2023 (Yeremia 9:23-24)
Tema : Mengenal Allah Adalah Kebahagiaan Manusia - Kunci Bulan - TK.....105

MEI 2023
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
27. Minggu, 07 Mei 2023 (I Korintus 15:35-58)
Tema : Kebangkitan Tubuh - Paskah V - KM......................................107
28. Minggu, 14 Mei 2023 (Filipi 3:10-12)
Tema : Kebenaran Yang Sejati - Paskah VI - KM................................. 111
29. Kamis, 18 Mei 2023 (Lukas 24:50-53)
Tema : Menyembah dan Memuliakan Tuhan Yesus - Kenaikan Tuhan Yesus -YW....114
30. Minggu, 21 Mei 2023 (Kisah Para Rasul 1:12-26)
Tema : Pembaruan Proses Pemilihan Jabatan Gerejawi Mula-Mula - Paskah VII-YW . 116
31. Minggu, 28 Mei 2023 (Roma 8:1-17)
Tema : Roh Kristus Memerdekakan Kita - Pentakosta I – YW.............................118
32. Senin, 29 Mei 2023 (I Kor 2:10-16)
Tema : Roh Kudus Memimpin Dengan Hikmat - Pentaskosta II – DP..........121
33. Rabu, 31 Mei 2023 (Maz 16:1-11)
Tema: Bahagia Orang Saleh - Kunci Bulan - DP.................................. 124

ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

JUNI 2023
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
34. Minggu, 04 Juni 2023 (2 Taw 15:1-19)
Tema : Pembaruan Yang Dikehendaki TUHAN - SS..............................127
35. Minggu, 11 Juni 2023 (Hosea 11:1-11)
Tema : Kasih Allah - SS............................................................. 130
36. Minggu, 18 Juni 2023 (Yun 4:1-11)
Tema : Allah Mengasihi Semua Orang - SS....................................... 132
37. Minggu, 25 Juni 2023 (Zefanya 2:1-3)
Tema : Seruan Bertobat - SS....................................................... 135
38. Jumaat 30 Juni 2023 (Ibr 4:1-13)
Tema : Hari Perhentian, Hari Keselamatan - Kunci Bulan - SS..................137

JULI 2023
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”
39. Minggu, 02 Juli 2023 (Kejadian 1:1-2:7)
Tema : Menemukan Kebaikan TUHAN Dalam Ciptaan-Nya - ChM..............139
40. Minggu, … Juli 2023 (1 Kor 10:1-22)
Tema : Belajar Dari Pengalaman Terdahulu - Perjamuan Tengah Tahun - ChM....144
41. Minggu, 09 Juli 2023 (Keluaran 14:15-31)
Tema : Selalu Ada Jalan Keluar - ChM............................................. 148
42. Minggu, 16 Juli 2023 (Yosua 3:1-17)
Tema : Kuduskanlah Dirimu! Allah Yang Hidup Ada
Di Tengah-Tengah Kamu - NW............................................ 151
43. Minggu, 23 Juli 2023 (Mazmur 104:1-35)
Tema : Bertemu Tuhan di Alam Sekitar Kita - NW...............................155
44. Minggu, 30 Juli 2023 (Mazmur 8:1-9)
Tema : Engkau Sangat Berharga - NW............................................ 160
45. Senin, 31 Juli 2023 (Filemon 1:4-7)
Tema : Bersyukurlah Baik Atau Tidak Baik Keadaanmu - Kunci Bulan - NW.....164

AGUSTUS 2023
Pembaharuan Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023,
Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya
46. Minggu, 06 Agustus 2023 (Kidung Agung 4:1-15)
Tema : Indahnya Ikatan Cinta - FS................................................ 167

x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

47. Minggu, 13 Agustus 2023 (Mazmur 84:1-13)


Tema : Rindu Kepada Kediaman Allah - FS....................................... 170
48. Minggu, 20 Agustus 2023 (1 Samuel 17:40-58)
Tema : Mengandalkan Tuhan - FS................................................. 174
49. Minggu, 27 Agustus 2023 (Amsal 3:1-26)
Tema : Berkat Hikmat - FS......................................................... 177
50. Kamis, 31 Agustus 2023 (Yak 4:13-17)
Tema: Rencana dan Kehendak Tuhan - Kunci Bulan - FS.......................182

SEPTEMBER 2023 :
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”
51. Minggu, 03 Sept 2023 (Luk 14:25-35)
Tema : Orang Beriman di Dalam Mengikut Yesus Harus Memiliki Komitmen - DJ...186
52. Minggu, 10 Sept 2023 (Luk 16:1-9)
Tema : Pilihan Hidup Beriman Yang Bertanggung Jawab - DJ..................189
53. Minggu, 17 Sept 2023 (Rom 15:1-13)
Tema : Saling Menopang Dalam Perbedaan - EA................................. 193
54. Minggu, 24 Sep 2023 (Kidung Agung 1:9-2:7)
Tema : Cinta Yang Mendukung dan Menyejukkan - EA..........................197
55. Sabtu, 30 Sept 2023 (Ams 18:10-12)
Tema: Tuhan Sumber Hidup dan Keselamatan - Kunci Bulan - EA.............201

OKTOBER 2023 :
Pembaharuan GKI Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember 2023
Pembaruan Tuhan bagi GKI agar menjadi berkat bagi Keluarga dan bangsa-bangsa
56. Minggu, 01 Okt 2023 (Kol 3:18-4:6)
Tema : Pembaruan dimulai dari keluarga - YW................................... 205
57. Minggu, 08 Okt 2023 (Mika 7:14-20)
Tema : Belas Kasih Allah - YW..................................................... 209
58. Minggu, 15 Okt 2023 (Habakuk 3:1-19)
Tema : Tuhan Mengubah Kesulitan Hidup Manusia - IR...........................211
59. Minggu, 22 Okt 2023 (Ef 3:14-21)
Tema : Kuasa Doa Mengubah Hidup Orang Percaya - IR........................216
60. Rabu, 26 Okt 2023 (Yoh 17:20-23)
Tema : Kita Mendapat Tempat Dalam doa Yesus - HUT GKI - FM..............220
61. Minggu, 29 Okt 2023 (Mazmur 85:1-14)
Tema : Doa dan Pemulihan Kita - FM............................................. 222

xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

62. Selasa, 31 Okt 2023 (Daniel 9:1-19)


Tema : Kita Sebagai Pendoa - Kunci Bulan – FM........................... 225
63. ………, …… Okt 2023 (Wahyu 21:9-22:5)
Tema : Masa Depan Kita, Yerusalem Baru-Perjamuan Kudus Sedunia-FM.....227

NOVEMBER 2023
Pembaharuan GKI Triwulan Ke-Empat Oktober-November-Desember 2023
Pembaruan Tuhan bagi GKI Agar Menjadi Berkat Bagi Keluarga dan bangsa-bangsa
64. Minggu, 05 Nov 2023 (Titus 2:1-10)
Tema : Setiap Peran Dalam Keluarga Menjadi Alat Berkat - YW................229
65. Minggu, 12 Nov 2023 (Zefanya 3:9-20)
Tema : Tuhan Memilih, Membaharui dan Menyelamatkan - YW................231
66. Minggu, 19 Nov 2023 (Hagai 1:1-2:1)
Tema : Tubuhmu adalah Bait Roh Kudus Maka Bangunlah (1 Kor 6:19a) - YW... .233
67. Minggu, 26 Nov 2023 (Mikha 5:1-5)
Tema : Betlehem akan Mendatangkan Seorang Yang Memerintah Israel
- Minggu Advent I - YW.................................................... 236
68. Kamis, 30 Nov 2023 (Ams 23:17-18)
Tema: Hidup Bijaksana Yaitu Takut Tuhan - Kunci Bulan - YW.................238

DESEMBER 2023
Pembaharuan GKI Triwulan Ke-Empat Oktober-November-Desember 2023
Pembaruan Tuhan bagi GKI Agar Menjadi Berkat Bagi Keluarga dan bangsa-bangsa
69. Minggu, 03 Des 2023 (Daniel 7:13-15)
Tema : Nubuat Tentang Kristus dan Kekuasaan dan Kemuliaan-Nya
- Minggu Advent II - LU.................................................... 240
70. Minggu, 10 Des 2023 (Zakh 9:9-10)
Tema : Kristus Raja Yang Adil, Jaya dan Lemah-Lembut - Minggu Advent III - LU. .243
71. Minggu, 17 Des 2023 (Mikha 7:7-13)
Tema : Tuhan Menjadi Terangku (ay 8b) - Minggu Advent IV - LU.............246
72. Minggu, 24 Des 2023 (Yes 7:10-25)
Tema : Menamakan Imanuel - Minggu Pagi - LU................................. 249
73. Minggu, 24 Des 2023 (Mikha 5:1-4)
Tema : Yesus Kristus Sang Damai Sejahtera Kekal - Malam Kudus - LU......252
74. Senin, 25 Des 2023 (Luk 1:46-56)
Tema : Syukur Atas Perkenan, Rahmat dan Selamat dari Tuhan - Natal I - JL......254
75. Selasa, 26 Des 2023 (Yoh 1:1-18)
Tema : Percaya Firman Telah Menjadi Manusia dan Responi dengan Benar
- Natal II - JL....................................................................258

xii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

76. Minggu, 31 Des 2023 (Filemon 1:4-7)


Tema : Bersyukur Kepada Tuhan dan Berdoa Untuk Semua Orang - JL.......262
77. Minggu, 31 Des 2023 (Wahyu 21:1-8)
Tema : Hidup digerakkan tujuan yakni Yerusalem Yang Baru - Kunci Tahun JL . 265
78. ………, …… Des 2023 (Wahyu 19:6-9)
Tema : Syukur Atas Perjamuan - Perjamuan Akhir tahun JL....................269

Bagian ketiga :
Penutup................................................................................................ 272

Lampiran :
Lampiran 01 : Daftar Nama Penulis Khotbah 2023...................................273
Lampiran 02 : Tata Ibadah Minggu I........................................................274
Lampiran 03 : Tata Ibadah Minggu II......................................................277
Lampiran 04 : Tata Ibadah Minggu III.....................................................280
Lampiran 05 : Tata Ibadah Minggu IV......................................................284

xiii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

BIOGRAFI RINGKAS
Ds. MESACH KOIBUR & Ds. LUKAS SABAROFEK

Suatu langkah besar perlu diambil dan dimulai dari hal-hal kecil,
menghimpun seluruh riwayat dari pemimpin GKI bukanlah hal yang mudah,
perlu ketelitian, kejelian, kecerdasan dan hikmat untuk merekam,
merangkum dan menyediakannya secara seksama dalam bentuk tertulis.
Semua data dari tiga tokoh GKI yang dihimpun disini, telah mendapatkan izin
dari keluarga untuk dipublikasi apa adanya, semoga upaya menyajikan dan
memperkenalkan figur Ketua Sinode GKI pada masa mereka mendapatkan
kepercayaan menjadi pimpinan Sinode memberikan manfaat bagi generasi
GKI digital.
Tiga tokoh GKI yang dihadirkan melalui profil ringkas ini adalah Ds. Mesach
Koibur, Ny. Beatrix Rumbino-Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek. Tiga tokoh
dipilih untuk disajikan bersamaan, karena : pertama, Ds. Mesach Koibur
seorang Pendeta GKI menjadi Ketua Sinode GKI dan menjadi Ketua Sinode
ke- 4 melalui Sidang ke-VIII Sinode GKI di Irian Jaya di Jayapura tahun 1977
; kedua, Ny. Beatrix Rumbino-Koibur adalah seorang tokoh perempuan
Papua, isteri dari Ds. M. Koibur yang sering dijuluki dengan status sebagai
“mama Papua atau anggrek hitam dari Papua”; ketiga, Ds. Lukas Sabarofek
seorang yang dikemudian hari namanya abadi tercatat dalam daftar nama-
nama pimpinan Sinode GKI di Irian Jaya, sebagai Ketua Sinode GKI di Tanah
Papua pengganti antar waktu dari Ds. Mesach Koibur. Siapapun kita, tidak
pernah menduga, dan bahkan saat ini kita dibuat terkagum-kagum karena di
waktu “Ketika tertentu” pada perjalanan kepemimpinan GKI di Tanah Papua
pernah muncul tiga orang
tokoh yang tampil ke
publik dalam waktu
bersamaan, alasan
terkagum-kagum
karena sesuatu yang
tidak akan mungkin
terulang dalam perjalanan sejarah kepemimpinan GKI di Tanah Papua, kita
temukan bahwa Duo Dominos atau dua Pendeta dari satu Pulau dan
Kampung yang sama Kampung Nusi atau Pulau Nusi pada jejeran

xiv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

“Kepulauan

xv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Padaido – Biak Timur”, memimpin GKI dalam satu periode bersamaan 1977-
1980. Duo Pulau Nusi itu adalah : Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas
Sabarofek
; tetapi kekaguman berikutnya adalah munculnya seorang anggrek Papua yang
menyandang predikat “mama Papua” lahir di pulau Wundi, suatu pulau yang
tidak jauh dari pulau Nusi, dalam deretan pulau-pulau Padaido di Biak Timur,
sehingga tiga tokoh GKI ini dianugerahkan Tuhan bagi negeri Papua dari
kepulauan Padaido – Biak Timur, dan dapat juga kita sebut sebagai “trio-Biak
Timur”diberikan Tuhan muncul melalui GKI di Tanah Papua. Profil dari ketiga
tokoh dimaksud dibuat secara ringkas dan disajikan di bawah ini.

Ds. Mesach Koibur


Nama lengkap Ds. Mesach Koibur, sehari-hari dipanggil
dengan nama kecil “Mecky”, dilahirkan pada hari
Selasa, tanggal 25 Mei 1937 di Kampung Nusy (Padaido
Biak), Menikah dengan Beatrix Rumbino, dari
perkawinan mereka, Tuhan lahir 5 orang anak, yaitu :
Gerit, Penny, Pdt. Sampary, Dicky dan Airam Koibur.
Karena mengenyam Pendidikan sampai ke luar negeri,
Bapa Ds. Koibur menguasai dua yaitu Bahasa Belanda
dan Bahasa Inggris.
Liku-liku perjalanan panjang dari masa masih bocah dan lugu dengan
suasana kampung Nusi yang indah, barangkali juga tidak pernah terpikirkan
dalam sanubarinya, bahwa suatu saat “ketika tertentu” namanya kelak
ditorehkan dalam deretan nama para pemimpin Gereja GKI di Tanah Papua.
Perjuangannya ke masa depan menempuh berbagai kisah yang panjang,
meninggalkan kampung halamannya, tempat dimana ia selalu bersama
keluarga, bermain bersama
sahabat di kampung
adalah kekayaan berharga
yang memicu untuk terus
melangkah menapaki masa
demi masa menuju cita
dan cinta. Saat mengunjunginya, ia mengisahkan Sebagian perjalanannya yang
sudah disiapkannya dalam Riwayat perjalanan yang ditulisnya sendiri,
demikian sebagian kisah hidup yang dituturkan-nya …

xvi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pertama kali Mecky demikian nama panggilannya, masuk


sekolah”Beschavingschool” atau Sekolah Rakyat di kampung Korido tahun
1946, di sini ia mengenyam Pendidikan selama 3 tahun, 1946-1949, di Korido
kala itu sudah ada sekolah sambungan (vervolkschool) bagi kaum pria
berpola asrama atau Jongensvervolg School (JVVS), sehingga Mekky
melanjutkan Pendidikan di JVVS-Korido dari tahun 1949 hingga tahun 1952.
Setelah selesai dari sekolah sambungan JVVS Korido dalam tahun yang sama
1952 di pilih untuk melanjutkan Pendidikan ke Primaire Middlebare School
(PMS) di Holandia – Kotaraja, dari tahun 1952-1955. Mecky adalah salah satu
lulusan PMS-Kotaraja-Holandia yang di pilih untuk melanjutkan Pendidikan
kependetaan di Sekolah Teologi Serui, Angkatan kedua, dari tahun 1955-
1959. Teman-teman Angkatan kedua Sekolah Teologi Serui hingga Sekolah
Teologi dipindahkan ke Holandia Binnen mereka berjumlah 11 (sebelas)
orang, yaitu :
1. W. Giay dari Resor Nimboran (Genyem)
2. F. Ondi dari Jayapura
3. M. Jochu dari Jayapura
4. M. Koibur dari Resor Biak
5. L. Sabarofek dari Yapen-Waropen
6. I. Marjen dari Resor Manokwari
7. D. Hamadi
8. H. Poey
9. Th. Suangboraro
10. S. Rumere Baliem dari Baliem
11. J. Okoka dari Sentani
Setelah menyelesaikan Sekolah Teologi di Holandia-Binnen, ia diteguhkan
menjadi Pendeta dan pertama kali ditugaskan di Jemaat GKI Maranatha Biak
(Sekarang Biak Selatan) dari tahun 1959-
1961. Setahun kemudian menikah
dengan seorang gadis dari pulau Wundi
Biak Timur, gadis ini sudah dikenalnya
sejak masa Sekolah Rakyat dan MVVS di
Serui, yaitu Nn. Beatrix Rumbino tahun
1960.
Setelah Ds. M. Koibur menikah, setahun
kemudian tahun 1961 dipilih oleh Sinode GKI untuk melanjutkan Pendidikan
ke Negeri Belanda, kali ini Ds. Koibur dipilih bersama dengan 3 (tiga) orang
sahabat lainnya, yaitu Pdt. Jan Mamoribo, Jack Deda dan Origenes Holoyoku
melanjutkan Pendidikan di Zendingshogeschool di Oegsgeest, Nederlanad
xvii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

1961-1962. Oleh karena situasi politik di Papua berkaitan dengan peralihan


pemerintahan Belanda – Untea – jelas mengarah ke Jakarta - Indonesia,
maka situasi ini berdampak terhadap kepulangan warga Belanda ke negeri
Belanda, pada waktu yang bersamaan juga disampaikan kepada semua
pemuda-pemudi
Papua yang berada di kota-kota studi di
luar negeri juga diminta untuk kembali
ke Papua, maka kepulangan Ds. Koibur,
Ds. Mamoribo, Hokoyoku dan Deda ke
Papua adalah bagian dari mengalami
langsung kebijakkan itu, sehingga
pendidikan di Zendingshogeschool tidak
diselesaikan sesuai waktu. Ds. Koibur
dan
Ds, Mamoribo langsung ke Papua, sedangkan Ori Hokoyoku dan Jack Deda
melanjutkan Pendidikan di Jakarta diurus oleh H. I. Enklaar.
Ds. Koibur cakap dan fasih gunakan bahasa Inggris, ia turut serta dan dilatih
menjadi pemimpin pandu patfinder, yaitu “kursus kepemimpinan Pandu
Australia-Pasifik (Wood Badge Course ke-76) di Sidney, Australia dari
Agustus- September 1960 sebelum akhirnya terpilih untuk berangkat study di
Zendinghogeschool, Belanda.
Memperhatikan perkembangan kepemimpinan Badan
Pekerja Sinode Umum yang dihasilkan dari Sidang-
Sidang Sinode Umum, Ds. Koibur masuk di rana
kepemimpinan aras Sinode sejak Sidang Sinode
Darurat di Holandia Binnen tahun 1962. Salah satu
penyebab dari Sidang darurat adalah “semua orang
Belanda tanah Papua akan pulang ke negeri Belanda”
maka pendampingan dan pembimbingan administratif
organisasi GKI yang selama ini dilakukan oleh Badan
Zending sebagai komitmen untuk membangun
percepatan kemandirian GKI di kemudian hari, yaitu
melalui jabatan Sekretaris Umum Sinode yang selama
ini dijabat oleh Pendeta yang diutus dari Badan
Zending Belanda, selanjutnya akan diambil over atau digantikan oleh seorang
Pendeta anak asli Papua yang selanjutnya menjabat sebagai Sekretaris
Umum Badan Pekerja Sinode, Jabatan Sekretaris Umum GKI bila diurut sejak
tahun 1956, maka akan ditemukan, dua orang Zendeling Belanda yang

xvii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

pernah

xix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menjabat Sekretaris Umum Sinode GKI adalah Ds. F. C. Kamma (1956-1969)


pada Sidang Sinode Pertama dan Sidang Sinode ke-2 di Manokwari oleh Pdt.
A. Rigters (1959-1962), setelah Rigters melalui Sidang Sinode ke-3 darurat di
Holandia Binnen (1962), Sidang Sinode ke-4 di Sukarnapura (1965) dan Sidang
Sinode ke-5 di Jayapura (1968) jabatan Sekretaris Umum selama tiga
periode berturut-turut tanpa jedah di jabat oleh Ds. Mesach Koibur. Pada
Sidang Sinode ke-7 di Sorong (1975) Ds. Mesach Koibur dipilih dalam jabatan
Wakil Ketua Sinode Am GKI (1974-1977), dan pada Sidang Sinode ke-8 di
Jayapura, Ds. M. Koibur dipilih menjabat Ketua Sinode Am GKI (1977-1980)
Bila memperhatikan Ds. Mesach Koibur dalam memasuki pengalaman
kepemimpinan untuk pertama kali dalam jabatan Sekretaris Umum, maka
kecepatan perkembangan GKI dalam merespons kemandirian pengelolaan
administrasi Gereja membutuhkan waktu paling lama 6 tahun (1956-1962),
aspek “pembaruan” dalam GKI justru tampak disini, yaitu “jabatan
administrative Gereja sudah mandiri dikelola oleh anak-anak GKI sendiri”.
Maka arah dari menulis tokoh Sinode GKI ke-4 ditemukan sejalan dengan
pergumulan Sidang Sinode ke-18 GKI di Tanah Papua Waropen, bahwa
tahun 2023 gerakan pelayanan dalam GKI di tanah Papua yang sudah
dirumuskan melalui Renstra GKI 2023-2024 adalah “pembaruan” di mana
keseluruhan keputusan yang dihasilkan melalui Sidang Sinode adalah “hal
baru” bagi kepemimpinan Gereja GKI yang perlu ditindaklanjuti dengan
sosialisasi sebagai jalan kreasi dan inovasi pelayanan Gereja secara kontinu
atau berkelanjutan.
Beberapa pengalaman organisasi yang sudah diikutinya baik sebelum menjabat
Ketua Sinode ke-4 dan sesudahnya, beragam, beberapa diantaranya akan
diurutkan seperlunya, antara lain : pernah menjabat Ketua Klasis Biak Utara,
Ketua Klasis Numfor, Ketua “Kobeoser” Ikatan Pelajar Pelajar-Mahasiswa
Papua di Tanah Belanda (1961-1962), menjadi anggota BPL-Dewan Gereja-
Gereja di Indonesia (DGI) di Jakarta, pendiri sekaligus sebagai Ketua Umum
pertama Club Sepakbola Persipura (1965-1970), dan Persipura di bentuk dan
merayakan hari jadi Persipura sesuai tanggal lahir Ds. M. Koibur 25 Mei
1965. Pada masa jedah dari jabatan di Sinode tahun 1971-1973, Ds. M.
Koibur menjadi Pelayan Jemaat Maranatha Biak Kota sekaligus menjabat
Sekretaris Klasis Biak Selatan. Saat Pdt. W. Maloali menjabat Ketua Sinode
untuk periode kedua, dan pembangunan PUSPENKA sudah selesai
dikerjakan, Ds. M. Koibur saat itu menjabat Wakil Ketua Sinode GKI
selanjutnya dipercayakan menjabat Ketua atau Direktur PUSPENKA GKI

xx
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

yang pertama. (1974-1977), saat

xxi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menjabat Ketua Sinode ke-4, tiga Jabatan lainnya yang dijabat adalah
anggota BPL-DGI (1977-1980), anggota DPRD Provinsi Dati I Irian jaya dari
Fraksi Karya Pembangunan, wakil Ketua Fraksi (1977-1984) dan menjabat
Ketua Badan Kerjasama Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama (BKKHAUA)
Provinsi Irian Jaya (1977-1984), dipercayakan menjabat Sekretaris BP.YPK Irian
Jaya (1984), Sekretaris Yayasan Diakonia GKI (1984), dan Pelayan Jemaat
GKI Maranatha Ardipura I-III (985), Sekretaris Klasis Jayapura (1990) dan
Wakil Ketua Klasis Jayapura (1994)
Peran strategis yang pernah digiatkan sesuai kapasitas Ds. M. Koibur baik secara
local, nasional dan internasional dapat juga dipahami sebagai “proses
pembentukan jatidiri kepemimpinan”, sehingga ia pada saat “Ketika tertentu”
dipercayakan untuk menjadi seorang pemimpin dalam GKI di tanah Papua,
antara lain : sejak di negeri Belanda, ia berupaya keras mengorganisir
rencana kunjungan Pelajar-Mahasiswa Papua di Negeri Belanda ke Jakarta
dalam rangka perundingan dengan Presiden Soekarno tentang TRIKORA Juli
1962. Pada tahun yang sama (1962) Pemerintah
Belanda di Den Haag meminta dan
menugaskan untuk mengunjungi
Nederlands Nieuw Guinea dengan
tugas memantau situasi sehubungan
dengan konfrontasi Indonesia
(Trikora) serta meyakinkan rakyat
Papua dan Pemerintah Nederlands
Nieuw Guinea, bahwa “plan
Bunker” akan diterima dan melalui
New York Agreemen nanti, daerah
ini akan diserahkan kepada Indonesia melalui PBB. Dalam kunjungan ini Ds.
Koibur ditemani Hennan Wanma (alm) mantan KAKANWIL Penerangan
Propinsi Irian Jaya. Pertemuan sosialisasi ini diadakan dengan pihak
Gubernur, para Residen, partai-partai politik di semua kota di Nederlands
Nieuw Guinea sambil menyaksikan demonstrasi-demonstrasi rakyat yang
sangat menentang rencana Amerika dan PBB. Pada tanggal 15 Agustus 1962,
terbang dengan pesawat Dakota dari Merauke menuju Biak dan siang hari itu
pilot menginformasikan bahwa “plan Bunker” sudah ditanda-tangani/diterima
PBB menjadi “New York Agreemen” sesudah itu terlibat dan sibuk mengatur
evakuasi keluarga-keluarga Belanda yang sudah mau pulang ke negeri Belanda
– Agustus 1962.

xxii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Saat menjabat Sekretaris Umum GKI mengorganisir secara bertahap semua


pelayan atau pejabat GKI di Irian Barat mengikuti berbagai macam konsultasi
baik yang diselenggarakan Dewan-Dewan Gereja Di Indonesia di Salemba 10
Jakarta dalam rangka memahami situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang
telah lewat TRIKORA mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi
dan karenanya perlu diciptakan suasana kesatuan dan persatuan dan damai
untuk membangun daerah Irian Barat agar setaraf dengan daerah-daerah
Indonesia lainnya 1963-1964. Dipercayakan untuk memimpin perutusan
kepanduan Irian Barat menghadiri konsultasi Gerakan Pramuka di Pasar
Minggu, Jakarta untuk menyatukan pemahaman dan sekaligus persiapan
pengalihan Padvinderei (Gerakan kepanduan) ke dalam Gerakan Pramuka
Indonesia – 1964. Pada tahun berikut, 1965 memimpin delegasi Sinode
Umum GKI di Irian Jaya menghadiri Sidang Raya Dewan Gereja-Gereja di
Indonesia (DGI) ke-IV di Senayan Jakarta, saya memimpin ibadah dan
khotbah pada ibadah pembukaan Sidang Raya ini. Dan di dalam Sidang Raya
DGI ke-IV ini Gereja Kristen Injili di Irian Jaya resmi diterima sebagai anggota
Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI). Menjadi anggota delegasi Dewan
Gereja-Gereja di Indonesia (DGI) mengunjungi Australia dan Selandia Baru.
Pada waktu perjalanan Kembali lewat Papua New Guinea dan menjadi tamu
Lutheran Churc di Port Moresby – Agustus 1965 – dalam percakapan-
percakapan di luar negeri sangat dirasakan pengaruh konfrontasi Indonesia
dengan Malaysia. Sementara orang berpendapat bahwa pengaruh komunis
sangat berbahaya dan akan menghancurkan negara Indonesia. Namun
secara Nasional selalu dikatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi di dalam
negara Pancasila kita. Ternyata sebulan kemudian pecah Gerakan 30 September
PKI. – Agustus 1965. Dalam tahun 1965 Salah satu kunjungan yang penting
terkait dengan masa depan pelayanan GPM dan Jemaat-Jemaat yang ada di
tanah Papua, yaitu mengunjungi Gereja Protestan Maluku (GPM) dan
menghadiri Sidang Sinode GPM di Ambon dan menandatangani pernyataan
Kerjasama Pengalihan Jemaat-Jemaat GPM ke dalam GKI 1 Desember 1965.
Dalam suasana pengganyangan PKI saya berpidato sebagai Sekretaris
Parkindo Irian Barat membela GPM di Rapat Raksasa KODIM supaya GPM
dimungkinkan melayani masyarakat yang terlibat G30 S-PKI. Tiga tahun
kemudian, 1968 diberikan kepercayaan atas nama Gereja Kristen Injili di
Irian Jaya menghadiri Sidang Raya Gereja-Gereja se-Dunia (WCC) di Uppsala
Swedia – Juli 1968. Dan pada saat ini Ds. Yan Mamoribo adalah Ketua
Sinode ke-3 sedang

xxii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

berobat di negeri Belanda karena sakit, dari Negeri Belanda, ia ikut dalam
Sidang Raya ini sebagai tamu. Dalam Sidang Raya WCC di Uppsala ini,
Gereja Kristen Injili di Irian Jaya diterima resmi sebagai Anggota Dewan
Gereja- Gereja se-Dunia (DGD/WCC)
Mewakili GKI di Irian Jaya menghadiri Sidang Sinode BNKP Nias di teluk
Dalam 1974, sesudah itu mengikuti pusat-pusat Sinode HKBP di Tarutung
dan GBKP di Kebonjahe Sumatera Utara. – 1974, lanjut mewakili GKI
menghadiri Sidang BPL-DGI di Palangkaraya Kalimantan Tengah – 1974.
Kehadiran GKI di Irian Jaya menghadiri Sidang Raya se-Asia (CCA)
diselenggarakan di Penang, Malaysia sangat penting dan strategis. Dalam
sidang ini dimunculkan delegasi Australia. Masalah-masalah yang tidak
berperi-kemanusiaan – Pelanggaran HAM di Irian Jaya akibat kekejaman
yang dilakukan ABRI di Jayawijaya (Wamena) waktu itu – 1977. Dengan
penuh kearifan Ds. Koibur berusaha menjelaskan kepada Sidang Raya CCA
tentang situasi dan kondisi daerah dan orang Papua dan apa sikap NKRI.
Pada tahun yang sama dipercayakan memimpin delegasi Badan Pekerja
Sinode GKI mengunjungi Pusat-Pusat Zending/Gereja dari Zending der
Nederlandse Hervormde Kerk di Oegstgeest, Belanda, Zending der
Gereformeerde Kerken in Nederland di Leusden Belanda. Dan Vereinigle
Evangelize Mission (VEM) di Wupertala, Jerman dan Bassel Mission di Swiss.
– 1977. Maksud kunjungan ini adalah GKI hendak mempererat hubungan
Kerjasama antar GKI dengan Badan-Badan Zending bersangkutan untuk
pemantapan diri GKI menghadapi tanggungjawab melayani Gereja dan
masyarakat dalam situasi sosial politik yang sedang dihadapi. Sebagai ketua
Sinode GKI di Irian Jaya bersama dengan isteri Ny. Beatrix Rumbino-Koibur
atas undangan VEM menghadiri perayaan Yubelium Zending Jerman (VEM) di
Wupertala, Jerman Barat bersama dengan ribuan pimpinan Gereja lainnya di
seluruh dunia. – 1978. Dalam perjalanan pulang mengunjungi Belanda,
Jakarta dan menghadiri Sidang Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) di
Ambon. Meminta Sinode GPM Ambon agar tidak mendirikan Gereja Baru di
Irian Jaya karena bertentangan dengan Prinsip- Prinsip Oikumenis PGI.
(Sebagian besar biografi ini dikembangkan dari naskah tulisan tangan
pribadi yang ditulis oleh Ds. Mesach Koibur di Jayapura 4 September 2003,
ditandatangani sendiri)

xxi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ny. Beatrix Rumbino-Koibur


Nama lengkap Beatrix Rumbino, sehari-hari akrap
dipanggil dengan nama kecil “Trix”, dilahirkan di
kampung dan pulau Wundi dalam gugusan pulau-pulau
Padaido di Biak Timur, lahir pada hari Senin, 10 Juli
1939, menempuh Pendidikan Sekolah Rakyat di
kampung Sorido (1947-1950) melanjutkan pendidikan
di sekolah sambungan perempuan MVVS Serui-Yapen
(1950-1953), ia kemudian disiapkan menjadi pengajar
atau guru desa, sehingga melanjutkan Pendidikan di
Opleiding School Voor Volksonderwijser (OVVO) dari
1953-1955 kemudian hari OVVO diubah menjadi Opleiding School voor
Dorps Onderwijser (ODO) Serui. Setelah itu melanjutkan kursus Guru jemaat
di Yapen Serui 1955-1956. Ia kemudian dipercayakan menjadi Guru Lagere
School B (SD) di Biak sekaligus menjadi Guru Jemaat, dan menjadi Ketua
Kaum Ibu Biak (1956-1960).
Semenjak ke negeri Belanda saat mengikuti suami Ds. Koibur untuk
Pendidikan, ia juga sempatkan diri untuk menimba ilmu di suatu Akademi
Kepandaian Putri di Leiden, Nederland
(1961-1962). Sekembalinya dari negeri
Belanda menjadi wakil Ketua Persekutuan
Wanita Irian Barat (PERWIB) dari 1963-
1975, saat Ds. Koibur menjabat Wakil Ketua
Sinode, ia diangkat menjadi Ketua
Persekutuan Ibu-Ibu Sara (Persekutuan Isteri-
Isteri Pendeta GKI di tanah Papua) dari 1976-
1980. Kiprah-nya di organisasi dan
kepengurusan Persekutuan Wanita Kristen terbilang sangat lama, dimulai
dari Persekutuan Wanita Irian Barat
(PERWIB) sebagai wakil ketua tahun
1965-1975 ; kemudian Persekutuan
Wanita Kristen Indonesia (PWKI) Irian
Barat, coordinator Bidang Kerohanian
(1965-1982), Ketua Himpunan Wanita
Karya (HWK) Provinsi Irian Jaya
(1981- 1988); sejak tahun 1982 aktif
dalam

xxv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

beberapa organisasi sekaligus, yaitu Pejabat sementara Ketua PWKI Irian


Jaya (1982-1987), Ketua Biro Wanita Golkar (1982-1987), melalui Pemilihan
Umum 1982 sebagai ia dipilih menjadi Anggota DPRD Provinsi Irian Jaya
(1982-1987), Anggota tim Penggerak PKK Provinsi Irian jaya (1982-1987) ;
ketua PWKI 1987-2002. Pengurus Badan Koordinasi Organisasi Wanita
(BKOW) Provinsi Irian Jaya – 1990-1995 ; Ketua Umum Solidaritas
Perempuan Papua (SPP) – 2001 hingga meninggal ; Anggota Presidium
Dewan Papua (PDP) 2000 – hingga meninggal ; Anggota Kauskus
Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Papua – 2004 hingga meninggal.
(semua data dikutip dari biografi keluarga yg dibuat di Jayapura 3 Maret
2003)

Ds. Lukas Sabarofek


Figur pemimpin GKI di tanah Papua yang pernah
ada, dan diakui sebagai Ketua Sinode ke-5 antar
waktu menggantikan Ds. Mesach Koibur adalah Ds.
Lukas Sabarofek1. Sebelum menjadi Ketua Sinode,
Ds. L. Sabarofek menjabat Wakil Ketua Sinode
(1977-1980) bersama Ketua Ds. Mesach Koibur,
Sekretaris Umum
S. H, Rumboirusi, Wakil Sekretaris. S. Ch. Warikar,
Sm.Th dan Bendahara, G. M. Satya.
Ds. Lukas Sabarofek lahir
di kampung Aryom, Biak
Timur, hari Kamis, 2 Januari 1936 dari ayah Salomo
Sabarofek dan Ibu Mina Faidiban. Nama panggilan
sehari-hari adalah “Lucky”. Tunangannya adalah
Nn. Yohana Regina Krey, menikah pada tanggal 5
Desember 1959, dikaruniakan Tuhan dua orang
anak, yaitu Leo dan Marinus Sabarofek. dari dua
anaknya, ia memiliki 6 orang cucu, Lukas, Leoni,
Regina, Rino, Astrid, Rina dan seorang cicit Algifari
Sabarofek.

1
Memang dalam upaya menelusuri jejak seorang pemimpin seperti Ds. L. Sabarofek, kita tidak mudah
memperoleh dokumen, karena tidak banyak dokumen yang mengisahkan tentangnya, sehingga data sekunder dan
sumber utama yang diandalkan adalah keluarga, sebagian informasi data dan dokumen foto yang tersaji

xxv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023
merupakan pemberian keluarga dengan izin (dari Ransiki)

xxv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Saat perang dunia kedua pecah 1939-1942, ayahnya membawa Lucky dan
Ibunya ke pulau Nusi. Di pulau Nusi Padaido, ia menyelesaikan pendidikan
sekolah rakyat 1945, dan melanjutkan
pendidikan di sekolah sambungan pria JVVS di
Korido 1945-1948, nilai Pendidikan yang
diperoleh diatas rata-rata, maka Lucky dipilih
untuk melanjutkan Pendidikan lanjutan Meer
Uitgebreit Lager Onderwijs (MULO) setingkat
SMP di Holandia hingga tahun 1954. Setelah
menyelesaikan Pendidikan di MULO Lukas
diterima bekerja di Kantor Pos, salah satu
Lulusan MULO yang dipanggil untuk
mengikuti Pendidikan kependetaan atau Sekolah Teologi Serui Angkatan ke-2
adalah dirinya sendiri, mereka berjumlah 11 orang, salah satunya adalah
Lukas Sabarofek. Setelah menyelesaikan Pendidikan Teologi ia diteguhkan ke
dalam jabatan Pendeta, di Sekolah Teologi mereka diberikan nasehat tentang
hidup dalam pernikahan keluarga sebelum melaksanakan tugas-tugas
kependetaan, sehingga sesaat setelah menyelesaikan Pendidikan Teologi
Lukas menikah dengan Nn. Yohana Regina Krey, dan kemudian memulai
pelayanan sebagai Pendeta di Kepulauan Yapen, di sini ia pernah menjabat
Bendahara Klasis Yapen Waropen, saat itu anak pertama mereka Leo
berumur 2 tahun. Setelah dari Yapen-Waropen tahun 1962 pindah ke Ransiki
dan menjabat Ketua Klasis Ransiki sekaligus menjadi pimpinan Sekolah
Penginjil di Ransiki. Wilayah pelayanan Klasis Ransiki kala itu tidak sebanding
dengan saat sekarang, jalan dan fasilitas yang terbuka dan tersedia, kala itu
dari satu kampung ke kampung lainnya ditempuh dengan berjalan kaki,
berhari-hari, berminggu- minggu tak kenal lelah, gunung didaki, ke lereng-
lereng perbukitan ditempuh, ke pedalaman dan berjumpa dengan suku
terasing dimasuki, hal ini dilalui dengan sadar hanya supaya terang Injil
Tuhan Yesus terus menyala, berkobar- kobar menerangi semua milik Tuhan
Yesus di balik gunung dan di pedalaman tanah Papua.
Sampai dengan tahun 1977 Ds. Lukas Sabarofek masih bertugas di Ransiki,
ia menjadi peserta Sidang Sinode ke-8 di Jayapura tahun 1977, dalam Sidang
Sinode ini, Ds. Lukas Sabarofek terpilih menjabat Wakil Ketua Sinode, karena
amanat Tata Gereja 1971 pasal 42 mengamanatkan bahwa “Badan Pekerja
Sinode terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan
Bendahara. Anggota Badan Pekerja Sinode bertempat tinggal di Propinsi
Irian

xxv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Jaya.” Meskipun bagian pasal 42 digugurkan dan tidak diatur dalam Tata
Gereja 1977 tetapi “implisit” dan etika jabatan “dapat dilaksanakan” maka
Ds. Lukas Sabarofek secara bijaksana berpindah dari Ransiki ke Ibu Kota
Irian Jaya sampai dengan masa tugasnya di Sinode berakhir.
GKI di tanah Papua tahun 1977 memasuki perubahan besar tahap kedua,
khususnya terkait amandemen Tata Gereja 1971 pasal 25 pada pemilihan ke
dalam jabatan Ketua Klasis, dan pasal 46 khusus dalam hubungan dengan
pejabat terpilih bekerja penuh waktu.
Sesuai Tata Gereja tahun 1971 pasal 25 bahwa Ketua Klasis “diangkat dan
ditetapkan oleh Sinode” sehingga pimpinan Klasis menjadi perwakilan dan
kepanjangan Sinode di wilayah Klasis prinsip dasar ini diubah oleh
amandemen Tata Gereja 1977 pasal 23 huruf (d) “tugas Sidang Klasis
memilih anggota-anggota Badan Pekerja Klasis dan utusan-utusan ke Sidang
Sinode”. sehingga peran pimpinan Klasis bukan lagi menjadi perwakilan
Sinode di wilayah Klasis tetapi pimpinan Klasis adalah pimpinan yang
otonom, memiliki kewenangan yang diamanatkan oleh Gereja melalui suatu
Sidang resmi di dalam gereja, yaitu Sidang Klasis untuk bertanggungjawab
mengurus wilayah Klasis.
Amandemen berikutnya terhadap Tata Gereja tahun 1971 pasal 46 “anggota-
anggota Badan Pekerja Sinode harus bertugas penuh waktu” (fulltimer) pada
Tata Gereja amandemen 1977 diatur dalam pasal 42 tentang rangkap
jabatan, yaitu “anggota-anggota BPS Tidak Boleh merangkap tugas lain, baik
di dalam maupun di luar Gereja.”
Dua hal penyebab disebutkan dari antara banyak penyebab lainnya.
Penyebab pertama, bahwa keberadaan GKI saat ini berada di dalam sistem
negara Indonesia, sehingga iklim, tradisi dan keberadaan organisasi massa
dan organisasi politik yang berada di Indonesia adalah tradisi organisasi
model baru dan memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan
organisasi gereja khusus GKI di tanah Papua. Penyebab kedua, dari segi
kesiapan SDM Gereja di Papua pada masa itu cukup, karena dianggap
berpendidikan di masa Zending, sehingga saat integrasi SDM Gereja yang
siap dan terbatas ini digunakan untuk mengisi berbagai jabatan baik politik
maupun pemerintahan sehingga fenomena merangkap jabatan menjadi
sesuatu “tradisi baru” bagi oknum pejabat di lingkup Gereja.
Dinamika yang Papua dan GKI masuki pada periode kepemimpinan Sinode di
bawah pimpinan Ketua Ds. Mesach Koibur 1977-1980 sebagaimana
tergambar dari dua penyebab diatas terakumulasi dan memuncak pada
tahun 1978, bahwa GKI di tanah Papua harus tegas menentukan arahnya
sendiri

xxi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

sebagaimana diatur dalam Tata Gereja, sehingga pada tahun 1979 di Serui
Sinode GKI di Tanah Papua menggelar Rapat Badan Pekerja Lengkap (BPL)
Sinode GKI sebagaimana Tata Gereja 1977 pasal 38 dan pasal 39 “… Badan
Pekerja Lengkap terdiri dari Ketua-Ketua Klasis dan Badan Pekerja Sinode”
melalui rapat BPL sikap gereja ditentukan bahwa dengan menghormati
partisipasi GKI bersama mitra Pemerintah terus lestari, maka tugas demikian
GKI wakilkan melalui Ds. Mesach Koibur sebagai anggota DPRD Tingkat I
Irian Jaya dari Karya Pembangunan atau Golkar dan kemudian pengaturan
terhadap tugas Pimpinan Sinode yang lowong dilaksanakan sesuai Tata
Gereja 1977 pasal 41 huruf (a) Bilamana terjadi lowongan, maka pengisian
dilakukan menurut tata cara berikut Lowongan Ketua diisi Wakil Ketua.
Sehingga, BPL Sinode GKI di Tanah Papua di Serui memutuskan
jabatan Wakil Ketua Sinode yang saat itu di
jabat oleh Ds. Lukas Sabarofek, diputuskan
menjadi Pejabat Ketua Sinode GKI antar waktu
dari 1979- 1980. Ia menjabat selama satu tahun
(1979-1980) dan kepemimpinan GKI
berikutnya dipilih pada Sidang Sinode ke-9 di
Biak 1980 (ikuti profilnya pada buku khotbah
2024).
Setelah menyelesaikan masa bakti di Sinode, ia
kembali ke Manokwari, menjabat Ketua Klasis
Manokwari-Sanggeng, setelah jabatan Ketua
Klasis Manokwari berakhir, ia Kembali ke Ransiki. Sejak di Ransiki aktivitas
politik juga digiatkannya melalui Partai PDI Perjuangan, dengan jalan
berpartai ini, pernah ia terpilih menjadi anggota DPR-MPR-RI dari 1999
hingga 2004. Perubahan pemilihan Umum tidak lagi dilaksanakan oleh PPD di
daerah tetapi oleh suatu Komisi, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) terjadi
pada masa DPR-MPR-I salah satu anggotanya adalah Ds. Lukas Sabarofek.
Dua pesan penting yang disampaikannya selalu dari pesan penting lainnya
adalah : pesan pertama : perayaan Natal, Paskah dan HUT PI, YPK, GKI
adalah penting sebagai ibadah syukur, tetapi sebaiknya tidak dirayakan
meriah, besar-besaran agar terkesan kita adalah gereja nomor satu.
Perayaan besar harus hadir di dalam hati setiap satu orang secara pribadi
untuk menghayati tentang “apakah saya sudah bertemu Yesus Kristus”,
karena perayaan meriah yang sesungguhnya adalah “saya bertemu dengan
Yesus Kristus” di dalam dunia dan maranatha. Jangan-jangan perayaan
meriah kita hanya seremoni belaka yang membuat seseorang kehilangan
perjumpaan dengan Tuhannya, bila kita kehilangan Yesus di dalam dunia,
jangan harap

xxx
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kita akan mengalami perjumpaan dengan-Nya saat maranatha”, mengerikan


sekali saat itu “bila kita ditolak oleh Tuhan Yesus” ; dan tidak kalah penting
lagi adalah pesan kedua : dahulu kita bekerja banyak, pekerja sedikit, tidak
tuntut ini-itu, sekarang pekerja banyak, uang
banyak tetapi mengeluh banyak, padahal
kemudahan akses tersedia dan terbuka, maka
nasihat pengelolaan keuangan gereja, yaitu
“GKI memasuki masa kelimpahan, keuangan
akan terus meningkat demikian juga asset,
karena itu GKI memerlukan pengawas
independent yang menjadikan GKI modern dan
professional, bila ini tercapai maka keuangan
Gereja yang selama ini 100% dikelola untuk
kesejahteraan Pendeta perlu bijaksana untuk
mengubah arah dan sasarannya, jangan
Pendeta dan pekerja Gereja
saja yang sejahtera sementara warga jemaat-nya di kampung-kampung dan
pedalaman dan di kota-kota sebagian terus didera “papah, miskin dan tidak
berdaya”. Untukkanlah keuangan gereja juga secara riil bagi warga jemaat
secara bijaksana.

Nilai “Pembaruan” dari : Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas


Sabarofek Tema pelayanan 2023 adalah “Pembaruan”. Nilai pembauran
hanya dibahas dari 2 (dua) figur pemimpin GKI sebagaimana muncul dalam
masing-masing kisah profil, antara lain :
Ds. Mesach Koibur : pembaruan yang diraih GKI adalah berakhirnya era
pendampingan Badan Zending Belanda secara internal-administratif di mana,
jabatan Sekretaris Umum GKI selama ini dijabat oleh perwakilan Zending,
dengan munculnya Ds. Mesach Koibur pada Sidang Darurat 1962 di
Holandia- Binnen, era GKI mandiri secara administrasi tercapai, meskipun
agak terburu- buru karena situasi peralihan kekuasaan secara politik, justru
dalam keadaan seperti itu GKI nyatakan siap dengan sumber-dayanya sendiri
bergerak ke masa depannya dalam GKI di Tanah Papua
Ds. Lukas Sabarofek : Konsistensi penerapan peraturan Gereja hasil
amandemen Tata Gereja tahun 1977 dalam pelaksanaan prakteknya, justru
dimulai dari pimpinan Sinode. pergantian antar waktu terjadi justru karena
“konsistensi GKI menerapkan prinsip berpegang pada peraturan gereja”, atas
prinsip yang demikianlah GKI memproses dirinya menjadi seorang “pemimpin
GKI” atau Ketua Sinode GKI antar waktu tahun 1979.

xxx
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Bagian Pertama
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kepemimpinan Badan Pekerja Sinode di singkat BPS Gereja Kristen Injili
(GKI) di Tanah Papua periode 2022-2027 adalah kepemimpinan yang baru
saja terpilih pada Sidang Sinode ke-18 di Waropen, Negeri Berjuta Bakau.
Salah satu kerinduan dari pergumulan atas pelayanan dalam GKI yang nyata,
yaitu sampai ke tingkat Klasis, Jemaat melalui PHMJ, Badan Pelayan Unsur
dan Keluarga adalah “buku pegangan pelayanan atau buku khotbah tahun
2023”.
77 khotbah menjadi 78 khotbah tahun 2023
Buku khotbah atau buku pegangan pelayanan tahun 2023 berisi 78 Khotbah.
Dari keseluruhan buku khotbah yang di susun selama ini hanya berjumlah 77
khotbah dari 52 Minggu, tetapi tahun 2023 justeru bertambah satu minggu,
hal ini disebabkan, jumlah hari minggu dalam tahun 2023 menjadi 53
minggu, sehingga jumlah khotbah menjadi 78 khotbah.
Fokus pelayanan GKI tahun 2023 adalah “Pembaruan”
GKI di Tanah Papua memberikan perhatian terhadap tahun pelayanan 2023
dengan fokus pelayanan pada “pembaruan”. Yang dimaksud dengan
pembaruan adalah penekanan kepada implementasi hasil-hasil keputusan
sidang sinode yang menekankan semangat pembaruan untuk menghadirkan
berbagai inovasi dalam persekutuan, pelayanan, kesaksian dan
penatalayanan GKI Di Tanah Papua. Artinya pembaruan yang sudah Tuhan
karuniakan dicapai oleh GKI melalui Sidang Sinode ke-18 di Waropen. Dan
melalui Sidang Sinode ke-18 ini GKI sudah menetapkan dan memutuskan
berbagai ketetapan, keputusan dan kebijakan gereja, ketetapan, keputusan
dan kebijakan Sidang merupakan hal yang baru, dan semua warga GKI dan
publik pada umumnya belum mengetahui apa yang sudah dicapai GKI,
sehingga pada fokus pelayanan tahun pertama 2022-2023 diberikan
semacam tema dalam seluruh gerakan pelayanan GKI di Tanah Papua adalah
“pembaruan”, kegiatan- kegiatan yang akan disusun wajib mengikuti
Gerakan pembaruan dimaksud, sehingga pada tahun 2023 pelayanan akan
lebih banyak diarahkan kepada dua aspek, yang pertama adalah “sosialisasi”,
yang kedua adalah “konsolidasi”.

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Khotbah 2023 mendukung kegiatan Sosialisasi dan Konsolidasi tahun 2023


Sosialisasi diperlukan dalam seluruh kegiatan di tahun 2023 terkait dengan
BPS memberikan informasi resmi kepada seluruh warga gereja dan public
tentang seluruh “ketetapan, keputusan dan kebijakan” GKI ; Konsolidasi
diperlukan karena dalam rentan waktu tahun 2022, telah terjadi
pemilihan ke dalam jabatan gereja yang berlaku dalam GKI di tingkat
Jemaat, Klasis dan Sinode, yaitu “terpilih menjadi Syamas, Penatua, PHMJ,
Badan Pelayan Unsur, Badan Pekerja Klasis dan Badan Pekerja Sinode”
sehingga semua yang baru terpilih perlu membangun suatu nilai dan
budaya kerja dan pelayanan di tingkat jemaat dan Klasis sebagai “teman
sekerja Allah” melalui GKI di tanah Papua. Dengan memperhatikan
perkembangan yang demikian, maka penyusunan Buku Khotbah
2023 perlu diadaptasikan ke dalam dinamika dan
perkembangan penatalayanan seperti yang akan dikerjakan oleh GKI di
Tanah Papua dalam tahun 2023 ini, sebagaimana ditetapkan dalam Sidang
ke-18 Sinode GKI tentang “Renstra GKI 2022-2027”, yaitu, bahwa fokus
pelayanan GKI tahun pertama, adalah “pembaruan”. Sehingga semua
khotbah 2023 akan menampakkan dukungan spiritual yang konsisten
melalui ibadah, setiap isi khotbah di tata dan dikembangkan secara tematik
dan diurut setiap triwulan, yaitu terdapat 4 triwulan pada tahun, diatur dan
diurut masing-masing, seperti berikut :
(1) Pembaruan GKI : Triwulan pertama Januari-Februari-Maret 2023,
Pembaruan TUHAN kepada Manusia
(2) Pembaharuan GKI : Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai
Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
(3) Pembaharuan GKI : Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya
(4) Pembaharuan GKI : Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember
2023, Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi keluarga dan
bangsa-bangsa
Memperhatikan adaptasi pelayanan yang terfokus seperti dimaksud, maka
pelayanan ibadah hari minggu akan dihubungkan dengan pembaruan GKI
yang juga diadaptasikan bagi pelayanan yang terjadi pada minggu berjalan
dengan tetap menggunakan tema dan teks yang sama, meskipun dikelola
untuk sasaran pelayanan yang berbeda baik dalam pelayanan Ibadah Unsur,
KSP dan Keluarga.

2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pendekatan seperti ini merupakan pendekatan pelayanan khusus pada


pelayanan ibadah-ibadah jemaat, dan GKI di TP baru memulai di tahun 2023,
maka tidak terlepas juga dari kemungkinan kesulitan untuk mengerti atau
menjadi sesuatu model pelayanan yang sangat baik, segala kemungkinan
dapat saja terjadi, karena itu baik Para pelayan Firman, PHMJ, BP. Unsur
atau mungkin warga Gereja dari denominasi yang lain, dapat berkomunikasi
langsung dengan pihak BPS terkait koreksi, perbaikan dan motivasi untuk
penataan yang lebih mendarat sesuai kebutuhan, pada penyiapan buku
seperti ini di waktu yang akan datang.

Tujuan
Tujuan utama dari menghadirkan buku pegangan pelayanan GKI di Tanah
Papua adalah :
(1) Pelengkap Pelayanan dan Panduan Pelayanan Bagi Hamba Tuhan. Semua
hambat Tuhan, yaitu Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil
Pengajar, Badan Pelayan Unsur, memasuki aktivitas pelayanan tahun 2023
khusus pelayanan Ibadah memiliki pelengkap dan panduan pelayanan ibadah.
(2) Keseragaman Dasar Firman Tuhan dalam Penataan Ibadah Minggu,
Ibadah Unsur, Ibadah Keluarga dan KSP. Semua tema triwulan diikutkan
dengan dasar Firman Tuhan, yang mendatangi pelaksanaan ibadah yang
terjadi pada hari ke sekian, minggu sekian, bulan sekian dalam tahun
2023, sehingga Firman Tuhan atau Teks Alkitab yang di baca pada
ibadah hari Minggu akan digunakan juga pada hari berikut dalam minggu
berjalan untuk ibadah-ibadah yang sudah diatur dalam jemaat.
(3) Hak warga jemaat untuk mendengarkan Firman Tuhan. Fokus pelayanan
suatu ibadah adalah warga jemaat. Ibadah adalah salah satu wadah
untuk semua warga jemaat menghayati Tuhannya dan mengekspresikan
relasi personal dengan Tuhannya. Bila dalam momen tertentu ibadah
seorang warga jemaat tidak hadir untuk mendapatkan haknya untuk
mendengarkan firman Tuhan yang mendatangi umat Tuhan, maka ia
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan firman Tuhan dalam minggu
berjalan dengan metode yang berbeda dalam ibadah yang berbeda,
Yesus memerlukan 1 domba yang hilang supaya ia memiliki kebutuhan
yang sama dengan dan dari “Gembala Agung” yang sudah
mendapatkannya. Maka ibadah dalam GKI dikelola dengan
memperhatikan hak 1 gembala yang hilang.

3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
(4) Replikasi Semangat Gerakan pelayanan Ibadah dalam GKI bersifat
terbuka. Bila saat ini di tanah Papua sudah memiliki sekitar 58
denominasi Gereja yang mungkin memiliki Sinode, belum termasuk di
Provinsi Papua Barat, sedang dan atau akan mengalami berkat dengan
model pelayanan ibadah yang dikembangkan dalam lingkungan GKI di
Tanah Papua, dan berkemauan untuk mereplikasi model pelayanan
seperti yang terjadi atau dikelola oleh GKI di tanah Papua, maka GKI
sebagai Ibu bagi seluruh gereja di tanah Papua, terbuka dan
memberikan dukungan untuk pengelolaan dan penataan pelayanan
ibadah dan penyembahan yang tertib kepada Tuhan Yesus Kristus Kepala
Gereja dari semua orang percaya.

Kerangka Khotbah
Setiap orang saat memiliki buku pegangan pelayanan yang berisi khotbah
tahun 2023 akan berjumpa dengan kerangka khotbah yang sudah lazim
dalam buku pegangan khotbah tahun-tahun sebelumnya. Kaidah-kaidah
berkhotbah, seperti menentukan tipologi khotbah, misalnya, aliran homiletika
atau ilmu berkhotbah akan mengarahkan khotbah ke dalam tiga bentuk
berkhotbah, yaitu “tekstual, tematik dan ekspositori” ; menentukan
pendekatan hermeneutic dalam menggeledah atau menafsirkan teks ; atau
menentukan arah dan sasaran penerapan teks ; keseluruhan bagian menjadi
aspek akademis yang sampai sekarang terus mengalami perkembangan dan
perubahan, sehingga kerangka khotbah yang sederhana dan efisien dalam
Menyusun buku pegangan pelayanan ini adalah :
(1) Latar belakang
(2) Penjelasan teks
(3) Penerapan
Mengapa “latar belakang?”, menyusun khotbah sesuai kebutuhan pelayanan
yang Tuhan karuniakan dicapai GKI, kebutuhan itu ditemukan pada fokus
pelayanan tahunan, dan untuk tahun 2023 adalah “pembaruan”, pembaruan
seperti apa yang Tuhan karuniakan, jawabannya ada pada teks yang terpilih.
Tuhan berbicara kepada GKI, kepada persekutuan, kepada umat Tuhan,
sesuai seperti yang Tuhan kehendaki, agar umat Tuhan taat dan ikut Tuhan,
sesuai seperti yang Tuhan kehendaki. untuk mengerti kehendak Tuhan,
maka kehendak Tuhan dapat ditemukan pada bagian kedua, yaitu
“Penjelasan Teks”. Dan selanjutnya konteks sebagai bagian ketiga, yaitu
“Penerapan”.

4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Tata Ibadah
Penataan ibadah minggu untuk tahun 2023 dalam seluruh jemaat GKI di
Tanah Papua akan menggunakan 4 (empat) bentuk Tata Ibadah yang sudah
ditetapkan pada Sidang Sinode ke-18 di Waropen tahun 2022. Dalam buku
pegangan pelayanan atau buku khotbah tahun 2023 akan juga disediakan 4
(empat) bentuk Tata Ibadah yang berlaku dimaksud. Antara lain :
(1) Dalam bulan baru Ibadah Minggu I menggunakan Tata Ibadah Minggu I
(2) Dalam bulan berjalan ibadah Minggu II menggunakan Tata Ibadah
Minggu II
(3) Ibadah Minggu III bulan berjalan menggunakan Tata Ibadah Minggu III
(4) Ibadah Minggu IV bulan berjalan menggunakan Tata Ibadah Minggu IV
(5) Bila pada bulan tertentu terdapat 5 minggu, maka Tata Ibadah pada
minggu ke-5 akan menggunakan Tata Ibadah Minggu I, dan selanjutnya
akan berlaku seperti pada pengaturan Tata Ibadah ini
Pada buku pegangan pelayanan tahun sebelumnya nyanyian pendukung Tata
Ibadah Minggu disediakan, atau tersedia, untuk buku pegangan pelayanan
2023 tidak dilampirkan, dan nyanyian pendukung akan disiapkan oleh
pelayan firman sesuai konteks gumul pelayanan yang ia doakan.
Tata ibadah dari Minggu I, II, III dan IV dapat dilihat pada bagian lampiran
dari buku pegangan pelayanan atau buku khotbah tahun 2023 ini.

Petunjuk Penggunaan Buku


Yang akan menggunakan buku pegangan pelayanan atau buku khotbah
tahun 2023 ini adalah Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil,
Pengajar, Badan Pelayan Unsur PAR, PAM, PW dan PKB, anggota sidi jemaat
khusus warga GKI di Tanah Papua, beberapa petunjuk penggunaan buku
ditujukan bagi semua pengguna buku ini, antara lain :
(1) Persiapan sebelum pelayanan Ibadah Hari Minggu : Sebaiknya seorang
yang hendak menggunakan buku ini untuk pelayanan hari minggu,
berdoa lebih dahulu, wajib membaca bagian Latar Belakang, untuk
mengetahui hari minggu dimaksud termasuk ada pada hari ke berapa,
minggu ke berapa dalam tahun 2023, bulan dan triwulan ke berapa, dan
“pembaruan pelayanan GKI” seperti apa yang diinginkan dalam triwulan
dimaksud. Setelah itu, barulah dengan tekun membaca Alkitab secara
berulang untuk pahami “penjelasan teks”. Buatlah persiapan sendiri,

5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

karena buku pegangan pelayanan ini adalah salah satu alat bantu
pelayanan yang juga dapat memberikan inspirasi tertentu saat membaca
bagian “penjelasan teks” sebagaimana tersedia dalam buku ini.
(2) Persiapan sebelum Ibadah Unsur Dewasa : buku ini menyediakan
pertanyaan penuntun untuk membentuk Kelompok Penelahan Alkitab
atau Kelompok Diskusi dalam 1 bulan sekali berdasarkan teks yang
berlaku untuk minggu berjalan, bila ibadah Unsur pada minggu berjalan
terkait dengan pertanyaan seperti yang dirumuskan dalam buku ini,
sebaiknya seorang yang akan menjadi pemandu PA atau Kelompok
Diskusi sudah mempersiapkannya lebih dahulu. Pertanyaan-pertanyaan
dalam buku bersifat fleksibel, dapat disesuaikan atau diubah sesuai
konteks pelayanan ibadah untuk semua Unsur.
(3) Persiapan sebelum Ibadah Keluarga : buku ini juga menyediakan
pertanyaan penuntun yang akan digunakan pada ibadah keluarga dalam
1 bulan 1 kali, baik dalam bentuk PA atau Diskusi. Bentuk-bentuk ibadah
juga dapat dikembangkan lebih kreatif. Seorang pelayan ibadah keluarga
dapat mengembangkan pertanyaan yang ada sesuai kondisi pelayanan
ibadah keluarga. Atau mengikuti sesuai seperti terdapat dalam buku,
namun sebelumnya berdoa dan mempersiapkannya dengan baik.
Janganlah membuat persiapan terburu-buru, satu jam sebelumnya baru
membaca bagian persiapan ini.

Roh Kudus Tuhan Yesus membimbing dan menyertai kita semua.

6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Bagian Kedua
ISI KHOTBAH SETIAP HARI MINGGU, HARI RAYA
GEREJAWI, KUNCI BULAN SAKRAMEN, DLL
Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”

BULAN KE-1: JANUARI 2023


MINGGU, 01 JANUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : Kejadian 9:1-17
TEMA : “Berkat dan Pembaruan Perjanjian Allah”

LATAR BELAKANG
Pelayanan di lingkungan GKI di Tanah Papua pada tahun 2023 hingga tahun
2027 pergumulan dan karyanya akan diletakkan pada arah pencapaian
pelayanan yang sudah digariskan melalui Rencana Strategis (Renstra) GKI,
yaitu tahun pertama 2023 dengan tema utama “pembaruan”. Pembaruan
yang dimaksudkan adalah penekanan kepada implementasi hasil-hasil
keputusan Sidang Sinode yang menekankan semangat pembaruan untuk
menghadirkan berbagai inovasi dalam persekutuan, pelayanan, kesaksian
dan penata-layanan GKI di Tanah Papua”. Artinya pembaruan pada GKI
secara lembaga ditemukan dalam semua “ketetapan dan keputusan Sidang
Sinode”. Hal-hal yang sudah ditetapkan pada Sidang Sinode diibaratkan
sebagai “suatu pembaruan perjanjian yang sudah Tuhan hadirkan bagi
manusia dan organisasi GKI dan seluruh penata-layanannya melalui
ketetapan Sidang Sinode. Sehingga dukungan pelayanan ibadah diatur
mengikuti tema utama “pembaruan” dengan fokus gumul dalam doa dan
ibadah diatur mengikuti tahapan triwulan. Triwulan pertama Januari-
Februari-Maret 2023 fokus dan arah ibadah yaitu menggumuli GKI dalam
pembaruan Tuhan kepada manusia. Untuk mengawali semua ini, Tuhan
berkenan mengaruniakan tahun baru 1 Januari 2023 tepat pada “hari
minggu” dan hari ini kita sudah memasukinya, mendasari semua gumul dan
layanan dalam penyembahan, pengagungan dan sikap iman yang takut akan
Tuhan dalam ibadah dan doa dan ketaatan karena mendengar Firman Tuhan
pada keseluruhan tahun 2023. Bagi GKI di Tanah

7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Papua “hari Minggu pertama 1 Januari 2023 adalah awal dan dasar
mendahulukan, mengutamakan menyembah Allah Bapa, Anak dan Roh
Kudus dalam Roh dan kebenaran” sebagai titik utama bersama Allah GKI di
Tanah Papua mengerjakan “pembaruan perjanjian Allah di negeri Papua dan
dunia bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu termasuk bersama dan
melalui GKI di Tanah Papua”.
Teks Kejadian 9:1-17 memberikan dua alas utama yang prinsip dari pihak
Allah sang penguasa dan pengendali alam, sejarah dan peradaban manusia
dan kemajuan kulturnya, yaitu: pertama, Allah yang “adil” adalah yang
menghukum, Dia Allah yang menyediakan berkat dan kasih kemurahan Allah
yang kekal ; kedua, Allah adalah Allah yang setia terhadap Firman yang
keluar dari pada-Nya sebagai Allah perjanjian. Nuh dan keluarganya
mengalami kasih karunia Allah yang utuh. Sebagai Allah yang Maha kuasa,
Maha besar, Maha abadi.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 - 7 : Berkat Elohim
Berkat Allah. Teks hari ini menyajikan lima isi berkat Allah kepada Nuh dan
keluarga, hal yang sama juga berlaku bagi kita dari teks Firman Tuhan ini,
yaitu berkat Allah bagi keluarga kita, berkat Allah bagi keluarga besar GKI di
Tanah Papua dan semua umat di negeri Papua dan dunia yang sudah ditebus
Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. lima berkat dimaksud adalah :
(1) Berkat keturunan (ay 1)
(2) Berkat manusia Nuh menjadi wakil Tuhan di bumi menaklukkan segala
binatang (ay 2)
(3) Berkat pemberian Allah berupa limpahan makanan (ay 3)
(4) Berkat menghormati Nyawa sebagai “imago dei” (ay 4-6)
(5) Berkat Anak-cucu (ay 7)
Ayat 8-17 Pembaruan Perjanjian Elohim
Pembaruan perjanjian Allah dengan manusia sebagai awal dari perjanjian
yang baru, 3 (tiga) isi perjanjian Allah dengan Nuh, manusia dan semua
makhluk yang hidup, antara lain :
(1) Isi perjanjian pertama : segala makhluk hidup yang keluar dari bahtera
tidak akan dilenyapkan oleh air bah, dan tidak akan ada lagi air bah
untuk memusnahkan bumi (ay 8-11)

8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

(2) Isi perjanjian kedua : tanda perjanjian dari pihak Allah untuk mendukung
isi perjanjian pertama adalah “Busur-Ku Ku Taruh di awan menjadi tanda
Perjanjian antara Allah dan bumi” (ay 12-13)
(3) Isi perjanjian ketiga : Allah akan selalu Ingat isi Perjanjian pertama dan
isi perjanjian kedua bila tanda yang Allah berikan dalam perjanjian itu
muncul di awan di atas bumi (ay 14-17)

PENERAPAN
Fokus tahun pelayanan GKI pada tahun 2023 sudah ditentukan adalah tahun
“pembaruan”, maka teks hari ini sudah mengingatkan kita, bahwa GKI di
tanah Papua akan mengarungi tahun baru 2023 di atas alas pembaruan yang
sudah Allah gariskan, sebagaimana teks bacaan hari ini, yaitu semua
manusia, makhluk dan GKI di Tanah Papua selalu mengalami “Berkat Elohim”
; dan semua umat Tuhan di negeri Papua dan dunia, meskipun tidak pernah
melihat Allah tetapi percaya kepada “Anak Tunggal Allah yang berkarya bagi
penebusan dunia dan semua isinya, Allah ingat tanda perjanjian penebusan
“Salib”, di atas dasar iman kepada Tuhan Yesus “Allah ingat umat Tuhan di
negeri Papua di dunia dan di dalam persekutuan Gereja Kristen Injili di
Tanah Papua. Selamanya. Imanuel.

9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 08 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 15:1-21
TEMA : ABRAHAM TELADAN PEMBARUAN IMAN

LATAR BELAKANG
Minggu ke-2 hari ke-8 bulan Januari tahun 2023 fokus layanan tahunan
“pembaruan” dengan memperhatikan pembaruan Allah dengan manusia
yang tergambar pada Kejadian 15:1-21. Kata "perjanjian" digunakan lebih
dari 300 kali dalam Alkitab. Untuk Perjanjian berasal dari kata dasar janji
artinya ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat
(seperti hendak memberi, menolong, datang, bertemu; persetujuan antara
dua pihak (masing-masing menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu). Dalam bahasa Ibrani kata perjanjian
menunjuk pada sebuah kesepakatan bersama antar dua pihak, tetapi tidak
lagi dua pihak melainkan sepihak karena hanya Allah yang berdaulat (Kej.
6 :28). Kata ini menjadi kunci yang selalu direnungkan Israel yaitu
bersumpah dalam Ulangan. Sumpah atau janji dalam Perjanjian Lama khusus
pada kitab Kejadian bukanlah janji yang umum, yang terlihat kurang konkrit
dan khusus melainkan sebaliknya. Perjanjian menjadi suluh (cahaya) bukan saja
semata-mata terbatas keturunan Abraham atau perjanjian sejarah yang sudah
berlalu, melainkan perjanjian yang digenapkan kepada semua orang percaya
melalui karya penebusan Kristus. Dan salah satunya adalah Abraham atau
bernama asli Abram merupakan generasi ke sepuluh dari Nuh melalui Sem
anak Terah dan dilahirkan 352 tahun setelah air bah.

PENJELASAN TEKS
Dari teks ini kita belajar 2 hal penting yaitu tentang : Harapan Abram akan
ahli waris (ayat 1-6) dan Kepastian Tentang Tanah yang Akan Dimiliki Abram
(15:7-21).
Harapan Abram akan Ahli Waris (15:1-6)
Firman Tuhan kepada Abram jauh dari apa yang kita harapkan dalam
keadaan seperti itu: “Jangan takut, Abram, Aku adalah perisai bagimu;
upahmu akan sangat besar” (Kejadian 15:1). Apa yang menyebabkan Abram
takut? Dia baru saja memenangkan kemenangan besar atas Kedorlaomer
dan tiga raja timur lainnya (Kejadian 14:14-15). Karena itu, tidak diragukan
lagi, ia

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
telah menerima banyak pengakuan, bahkan dari raja kafir Sodom (14:17, 21-
24). Ketakutan apa yang dapat menghantui iman Abram pada saat
kemenangan seperti itu? Ada kemungkinan bahwa Abram takut akan
pembalasan militer di masa depan dari Kedorlaomer dan sekutunya. Dia
mungkin telah memenangkan pertempuran, tetapi apakah dia memenangkan
perang? Firman Tuhan kepada Abram, “Aku adalah perisai bagimu,” bisa jadi
kata TUHAN, Akulah perisaimu” ditujukan kepada Abram supaya
merendahkan ketakutan akan konflik militer di masa depan ini. Ini tidak
mungkin menjadi perhatian terbesar Abram, terutama mengingat ayat-ayat
selanjutnya. Kemenangan Abram tidak begitu manis mengingat satu
pertanyaan yang tampaknya menutupi semua pertanyaan lainnya, “Apa
gunanya sukses, tanpa penerus?” Tanggapan Abram kepada Allah menegaskan
hal ini: “Dan Abram berkata, 'Ya Tuhan Allah, apa yang akan Engkau berikan
kepadaku, karena aku tidak memiliki anak, dan ahli waris rumahku adalah
Eliezer dari Damaskus?' Dan Abram berkata, 'Karena Engkau tidak
memberikan anakku, yang lahir di rumahku adalah ahli warisku'” (Kejadian
15:2-3). Di Timur dekat Kuno, ada praktek yang terbukti baik untuk
memastikan seorang ahli waris, bahkan jika tidak ada anak laki-laki yang
dilahirkan dari laki-laki itu. Pasangan yang tidak memiliki anak akan
mengadopsi salah satu pelayan yang lahir ke dalam rumah tangga. 'Anak' ini
akan merawat mereka di hari tua dan akan mewarisi harta benda mereka
pada saat ajal tiba.
Pada titik terendah dalam iman Abram ini, ia menaruh harapan. Tuhan telah
menjanjikan Abram jauh lebih banyak daripada apa yang bisa dia berikan
untuk dirinya sendiri. Eliezer bukanlah pewaris yang Tuhan janjikan.
Keturunannya berasal dari Abraham dan darahnya sendiri. Dia akan memiliki
seorang putra sendiri. Kemudian lihatlah, firman Tuhan datang kepadanya,
mengatakan, ‘Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu; tetapi barangsiapa
yang akan keluar dari tubuhmu sendiri, dialah yang akan menjadi ahli
warismu” (Kejadian 15:4). Untuk meyakinkan Abram, Tuhan membawanya
keluar dan menarik perhatiannya ke bintang-bintang di langit. Ini adalah
berapa banyak keturunan Abram akan melalui putranya yang pasti akan
datang (ayat 5). Ayat 6 menggambarkan tanggapan Abram terhadap wahyu
ilahi: “Lalu dia percaya kepada Tuhan; dan Dia memperhitungkannya sebagai
kebenaran” (Kejadian 15:6). Kata pertama 'kemudian' mencoba untuk
menyampaikan gagasan bahwa Abram menanggapi janji Allah tentang

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

seorang anak dengan keyakinan. Dalam pengertian ini, ini adalah terjemahan
yang baik.
Kesulitan yang muncul, adalah bahwa 'kemudian' dapat menyampaikan lebih
dari yang seharusnya. Ayat 6 adalah pertama kalinya kata 'percaya'
digunakan. Ini juga pertama kalinya Abram dikatakan diperhitungkan sebagai
orang benar. Mudah untuk menyimpulkan bahwa Musa bermaksud bahwa
ini adalah pertama kalinya Abram beriman kepada Tuhan, dan bahwa dia di
sini 'diselamatkan' (menggunakan kata Perjanjian Baru). Dalam kitab Ibrani
kita membaca: “Karena iman maka Abraham, ketika ia dipanggil, taat dengan
pergi ke tempat yang akan diterimanya sebagai milik pusaka; dan dia pergi,
tidak tahu ke mana dia pergi” (Ibrani 11:8). Di sini penulis Surat Ibrani
bermaksud agar kita memahami bahwa Abram 'mempercayai' Tuhan
sebelum pasal 15, bahkan saat ia meninggalkan Ur-Kasdim untuk memasuki
tanah Kanaan. Solusinya tidak sesulit kelihatannya.
Tata bahasa dari ayat 6 menunjukkan bahwa iman Abram tidak dimulai
disini. Tidak hanya sebelumnya dia percaya, dia terus percaya. Oleh karena
itu, 'kemudian' dari terjemahan kami mungkin agak terlalu kuat. Tetapi
mengapa Musa menunggu sampai titik ini untuk memberi tahu kita bahwa
Abram percaya, dan bahwa dia dibenarkan oleh iman? Iman Abram tidak
disebutkan sampai sekarang untuk menekankan fakta bahwa iman yang
menyelamatkan adalah iman yang berfokus pada pribadi dan karya Yesus
Kristus. Disini iman Abram difokuskan pada janji seorang anak, yang
melaluinya berkat akan datang kepada seluruh dunia. Meskipun kita mungkin
tidak sepenuhnya menentukan seberapa lengkap pemahaman Abram tentang
semua ini, kita tidak boleh mengabaikan kata-kata Juruselamat: “Ayahmu
Abraham bersukacita melihat hari-Ku; dan dia melihatnya, dan dia
bersukacita” (Yohanes 8:56). Sementara Abram percaya kepada Tuhan, disini
imannya lebih jelas dan terfokus. Di sini imannya adalah pada janji Tuhan
untuk memberikan berkat seorang putra, dan berkat melalui Dia. Pada titik
inilah Allah memilih untuk mengumumkan bahwa iman Abram adalah iman
yang menyelamatkan. Perhatikan tiga hal tentang iman Abram ini :
Pertama, itu adalah iman pribadi. Dengan ini saya maksudkan bahwa Abram
percaya kepada Tuhan. Dia tidak hanya percaya tentang Tuhan, tetapi di
dalam Dia. Disinilah perbedaan antara banyak orang yang mengaku Kristen
dan mereka yang memiliki orang Kristen—benar-benar dilahirkan kembali
oleh iman dalam pribadi Kristus.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Kedua, iman Abram adalah iman proposisional. Sementara Abram percaya


pada pribadi Allah, imannya didasarkan pada janji-janji Allah. Banyak yang
percaya pada dewa definisi mereka sendiri. Abram percaya pada Tuhan
wahyu. Perjanjian yang dibuat Allah di sini dengan Abram (ayat 12 dst)
memberi Abram proposisi khusus yang menjadi dasar iman dan praktiknya.
Ketiga, Iman Abram juga merupakan iman yang praktis. Maksud saya,
keyakinan Abram adalah keyakinan yang membutuhkan tindakan. Jelas,
pekerjaan Abram tidak memulai keselamatannya, tetapi mereka
menunjukkannya (lih. Yak 2:14 dst.). Juga, iman Abram berkaitan dengan
kebutuhan yang sangat praktis dan indra—kebutuhan akan seorang anak
laki- laki. Tuhan tidak meminta kita untuk percaya pada yang abstrak, tetapi
pada masalah kehidupan sehari-hari. Ketika Musa mengatakan bahwa iman
Abram diperhitungkan sebagai kebenaran, itu tidak berarti bahwa iman
Abram, dengan cara tertentu, ditukar dengan kebenaran. Iman Abram,
seperti iman kita hari ini, bukanlah sesuatu yang dia bayangkan dengan
upaya mental atau spiritual. Iman itu sendiri adalah sebuah karunia (Efesus
2:8-9). Imannya ada pada anak yang akan datang dan pada keturunannya,
salah satunya adalah Mesias. Karena Abram memandang kepada Satu Allah
yang akan menyediakan kebenaran, maka Allah menyatakan dia sebagai
orang benar. Secara teknis, keselamatan (dan iman) adalah hadiah, tetapi
kebenaran datang melalui proses hukum imputasi. Abram secara hukum
dinyatakan benar oleh Allah karena dia percaya kepada Dia yang benar.
Kebenaran Kristus, yang diperhitungkan kepada Abram karena imannya yang
diberikan Allah, menyelamatkan dia. Cara Tuhan menyelamatkan manusia
bukanlah hal baru. Itu tidak berubah dari zaman Perjanjian Lama ke
Perjanjian Baru. Selalu, Tuhan telah menyelamatkan manusia oleh kasih
karunia, melalui iman. Tidak ada jalan lain. Sementara Abram diselamatkan
oleh iman kepada Dia yang akan datang, kita diselamatkan oleh iman kepada
Dia yang telah datang ini. Itulah satu-satunya perbedaan.
Kepastian Tentang Tanah yang Akan Dimiliki Abram (15:7-21)
Setelah mengatasi kebutuhan terbesar Abram untuk diyakinkan—yaitu seorang
ahli waris, Allah melanjutkan untuk memperkuat iman Abram mengenai
tanah yang akan dia miliki: “Dan Dia berkata kepadanya, 'Akulah Tuhan yang
membawa kamu keluar dari Ur Kasdim. , untuk memberikan negeri ini
kepadamu untuk memilikinya'” (Kejadian 15:7). Pertanyaan Abram

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

tampaknya tidak mencerminkan ketidakpercayaan, tetapi bertanya-tanya


bagaimana hal ini akan dicapai: "Dan dia berkata, 'Ya Tuhan Allah,
bagaimana saya tahu bahwa saya akan memilikinya?" (Kejadian 15:8).
Nadanya mirip dengan nada suara Maria ketika diberitahu bahwa dia akan
menjadi ibu dari Mesias: “Dan Maria berkata kepada malaikat itu, 'Bagaimana
ini bisa terjadi, karena aku masih perawan?'” (Lukas 1:34).
Tuhan tidak menegur Abram atas pertanyaannya, tetapi meneguhkan janji-
Nya dengan sebuah perjanjian. Maka Dia berkata kepadanya, 'Bawakan
kepada-Ku seekor lembu jantan berumur tiga tahun, dan seekor kambing
betina berumur tiga tahun, dan seekor domba jantan berumur tiga tahun,
dan seekor burung tekukur, dan seekor merpati muda.' Lalu dia membawa
semuanya itu kepada-Nya dan memotongnya. dalam dua, dan meletakkan
masing-masing setengah berlawanan yang lain; tapi dia tidak memotong
burung-burung itu. Dan burung-burung pemangsa turun ke atas bangkai-
bangkai itu, dan Abram mengusir mereka (Kejadian 15:9-11). Di dunia kuno
Abram, perjanjian yang sah dan mengikat tidak dibuat diatas kertas yang
ditulis oleh para pengacara dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang
terlibat. Sebaliknya, kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan yang
dapat diterima bersama, dan kemudian mereka akan meresmikannya dalam
bentuk perjanjian. Perjanjian itu dimeteraikan dengan membagi seekor
binatang (atau binatang-binatang). Faktanya, istilah teknis secara harfiah
berarti 'pergi membuat perjanjian.' Hewan itu dipotong menjadi dua dan
kedua belah pihak akan melewati di antara bagian tersebut. Tampaknya
dalam sumpah ini, para pria mengakui bahwa nasib hewan itu harus menjadi
milik mereka jika mereka melanggar ketentuan perjanjian mereka. Jadi kita
melihat bahwa ayat- ayat tersebut tidak menggambarkan proses
penyembelihan hewan, tetapi tindakan hukum membuat perjanjian yang
mengikat. Beberapa waktu tampaknya telah berlalu antara persiapan hewan
(lih. ayat 11).
Menjelang akhir penundaan ini, Abram jatuh ke dalam keadaan seperti
kesurupan yang dalam: “Sekarang ketika matahari terbenam, tidur nyenyak
menimpa Abram; dan lihatlah, kengerian dan kegelapan yang besar
menimpanya” (Kejadian 15:12). Saya percaya itu adalah respons normal
terhadap kengerian pengungkapan perlakuan terhadap anak-anak Abram
dalam 400 tahun ke depan. Keturunan Abram akan memiliki tanah Kanaan,
tetapi tidak sampai setelah penundaan yang cukup lama dan banyak
kesulitan: Dan Tuhan berkata kepada Abram, ‘Ketahuilah dengan pasti
bahwa

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

keturunanmu akan menjadi orang asing di negeri yang bukan milik mereka,
di mana mereka akan diperbudak dan ditindas selama empat ratus tahun.
Tetapi Aku juga akan menghakimi bangsa yang akan mereka layani; dan
setelah itu mereka akan keluar dengan banyak harta” (Kejadian 15:13-14).
Abram tidak hanya tidak perlu mengetahui hal ini, tetapi pengetahuan seperti
itu dapat merugikan sebelum perbudakan ini terjadi. Tidak masalah bagi
mereka yang membaca kata-kata Musa ini untuk mengetahui negeri yang dia
bicarakan. Memang, mereka baru saja keluar dari Mesir. Sungguh hal yang
aneh bagi orang-orang Israel yang dibawa keluar dari Mesir untuk membaca
nubuatan yang begitu akurat menggambarkan pengalaman mereka.
Tampaknya ada dua alasan untuk penundaan 400 tahun sebelum tanah
Kanaan akan dimiliki :
Pertama, anak-anak Abraham belum dapat (atau cukup banyak) untuk
memiliki tanah lebih awal. Juga penduduk negeri itu belum cukup jahat
untuk diusir: “Pada generasi keempat mereka akan kembali ke sini, karena
kesalahan orang Amori belum selesai” (Kejadian 15:16).
Kedua , prinsip yang mengatur kepemilikan tanah Kanaan. Allah memiliki
tanah Kanaan (Imamat 25:23), dan Dia membiarkannya bagi mereka yang
mau hidup menurut kebenaran. Ketika Israel melupakan Tuhan mereka dan
mempraktekkan kekejian orang Kanaan (lih. II Tawarikh 28:3, 33:2), Tuhan
juga mengeluarkan mereka dari tanah itu.Mengingat perdebatan saat ini
tentang siapa yang memiliki klaim sah di tanah Israel, mari kita ingat prinsip
ini. Adalah Tuhan yang memiliki tanah, bukan orang-orang Yahudi, atau
orang-orang Arab. Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang Yahudi
memiliki tanah dan hidup dengan jahat seperti yang Dia inginkan dari orang-
orang bukan Yahudi. Selama 400 tahun atau lebih dari saat wahyu ini, dua
program bekerja secara bersamaan. Orang Kanaan semakin bertambah jahat,
dan hari perhitungan mereka semakin dekat. Pada saat yang sama, bangsa
Israel akan segera lahir, berkembang pesat dalam jumlah, dan dalam
kedewasaan rohani, mempersiapkan hari kepemilikan. Bukankah ini juga
gambaran hari kita sendiri? Bukankah Allah telah mengatakan bahwa di akhir
zaman kejahatan akan meningkat (lih. II Tesalonika 2:1-12; II Timotius 3:1-9; II
Petrus 3:3 dst.)? Pada saat yang sama, Allah sedang memurnikan dan
mempersiapkan kita untuk kedatangan-Nya kembali (lih. Efesus 5:26-27;
Kolose 1:21-23; I Petrus 1:6-7). Orang jahat akan menerima pembalasan
atas dosa mereka, dan orang-orang kudus akan diberi upah karena
kebenaran.

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ketika Tuhan telah berbicara tentang kematian damai Abram di usia tua yang
matang dan nasib keturunannya, Dia meratifikasi perjanjian tentang tanah
yang akan menjadi milik Israel: Dan terjadilah ketika matahari telah
terbenam, bahwa hari sudah sangat gelap, dan lihatlah, tampaklah tungku
berasap dan obor menyala yang melintas di antara potongan-potongan ini.
Pada hari itu Tuhan membuat perjanjian dengan Abram, dengan
mengatakan, 'Kepada keturunanmu telah Kuberikan negeri ini, dari sungai
Mesir sampai sungai besar, sungai Efrat: orang Keni dan orang Keniz dan
orang Kadmon dan orang Het dan orang Feris dan orang Refaim dan orang
Amori dan orang Kanaan dan orang Girgasi dan orang Yebus' (Kejadian
15:17-21). Perjanjian ini berbeda karena hanya Tuhan, dalam wujud tungku
yang berasap dan obor yang menyala-nyala, lewat diantara bangkai hewan
yang terbelah. Hal ini dilakukan untuk menandakan bahwa perjanjian itu
sepihak dan tanpa syarat. Tidak ada persyaratan yang diberikan kepada
Abram untuk pemenuhannya. Batas-batas geografis telah ditentukan dengan
jelas, dan bahkan orang-orang yang akan direbut diberi nama. Tuhan
menyerahkan diri-Nya pada tindakan yang sangat spesifik. Jaminan apa lagi
yang bisa diminta?

PENERAPAN
1) Intinya bagi Abram adalah bahwa janji Tuhan sekarang jauh lebih
spesifik. Abram akan memiliki seorang putra sendiri yang melaluinya
berkat-berkat akan dicurahkan. Keturunan Abram akan sangat banyak
dan, pada waktunya, akan memiliki tanah itu. Tetapi sebelum ini, mereka
akan melalui waktu penundaan dan kesulitan besar.
2) Inti dari iman Abram adalah bahwa sementara dia menunggu janji berkat
di masa depan, dia sementara itu puas dengan hadirat Tuhan. Abram
tidak keluar di ujung tongkat yang pendek. Pahala besar Abram adalah
Tuhan sendiri: “Aku adalah perisai bagimu; upahmu yang sangat besar”
(Kejadian 15:1). Teologi kita telah sangat terdistorsi dalam beberapa hari
terakhir. Kita diundang untuk datang kepada Kristus sebagai Juruselamat
karena semua yang Dia dapat dan akan lakukan untuk kita. Kita mungkin
datang kepada-Nya untuk hadiah-Nya, daripada kehadiran-Nya.
3) Abram tidak ditipu atau disia-siakan dalam penundaan Tuhan dan dalam
kesulitan yang dia dan keturunannya hadapi. Abram diberkati, karena
jika Tuhan adalah bagian kita, itu sudah cukup. Di sinilah kunci untuk
memahami berkat yang dapat ditemukan dalam penundaan dan
kesulitan:

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

sementara kemakmuran sering menjauhkan kita dari Allah (lih. Mazmur


73:7-12), kesengsaraan mendekatkan kita (Mazmur 73:25- 26).
4) Jika kedekatan dengan Tuhan adalah kebaikan tertinggi, maka
penderitaan juga baik, jika itu meningkatkan keintiman kita dengan-Nya.
Dan kemakmuran itu jahat jika itu menjauhkan kita dari kebaikan
mengenal Tuhan.
5) Iman Abram diperkuat oleh wahyu khusus mengenai putranya dan tanah
yang akan diwarisi oleh keturunannya. Tetapi bahkan lebih dari itu, ia
dibawa pada kesadaran bahwa iman tidak dapat dipisahkan dari
penderitaan, karena Tuhan menggunakan ini untuk menarik manusia ke
dalam persekutuan yang intim dengan diri-Nya.Iman jarang diperkuat
oleh keberhasilan (lih. ayat 1), tetapi dengan percaya kepada Tuhan di
tengah penundaan dan kesulitan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 15 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 24:1-11
TEMA : “PEMBARUAN DAN PENYINGKAPAN TUHAN”

LATAR BELAKANG
Kita berada pada hari ke-15, minggu ke-3, bulan pertama Januari dalam
tahun 2023, acuan fokus pelayanan pada triwulan pertama Januari-Februari-
Maret 2023 adalah “Pembaruan TUHAN kepada Manusia”. Fokus pelayanan
dimaksud akan didasarkan pada firman Tuhan dari Keluaran 24:1-11 yang akan
menerangi pencapaian pembaruan yang Tuhan kerjakan kepada manusia.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 2 Kedahsyatan Keberadaan TUHAN
TUHAN sendirilah yang mengatur bagaimana manusia atau umat atau para
pelayan atau hamba TUHAN mentaati Tuhan, dan TUHAN menjaga dan
menyertai pada saat TUHAN berfirman untuk datang atau menghadap
TUHAN.
Tentang Musa : Musa sendirilah yang mendekat kepada TUHAN
Tentang Harun, Nadab, Abihu dan 70 orang tua-tua Israel : dilarang
mendekat kepada TUHAN seperti yang dialami Musa, sujud menyembah
TUHAN dari jauh.
Tentang bangsa Israel : tidak boleh naik bersama-sama dengan Musa. Sujud
menyembah TUHAN dari jauh.
Ayat 3 – 8 Tipologi Agama Wahyu dan Penyembahan
Peran nabi Musa sangat sentral dalam menghubungkan TUHAN dengan Umat
TUHAN. Umat TUHAN menyampaikan kepada TUHAN melalui Musa dan
TUHAN juga menyampaikan maksud TUHAN kepada umat melalui Musa.
Pada pihak umat TUHAN, yaitu umat TUHAN setelah mendengar firman
Tuhan melalui Musa, mereka memberikan respons atau reaksi umat atas
firman Tuhan yang disampaikan Musa. Pada bagian ini tergambar seperti
dialog dua arah :
Musa : menyampaikan dengan cara memberitahukan kepada bangsa Firman
dan segala peraturan
Bangsa Israel : segala firman yang diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan
Musa : menuliskan Firman TUHAN, dan mendirikan mezbah

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pemuda-pemudi : mempersembahkan korban bakaran dan korban


keselamatan kepada TUHAN
Musa : ritus darah anak domba ditaruh ke dalam pasuh dan disiram di
mezbah, di buat perjanjian Tuhan dan umat Israel.
Bangsa Israel : isi perjanjian dari pihak umat Israel adalah "Segala firman
TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." (ay 7b)
Musa : isi perjanjian dari pihak TUHAN Musa mengambil darah dan
menyiram kepada bangsa Israel serta berkata : "Inilah darah perjanjian yang
diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
Ayat 9 – 11 Penyingkapan Allah Israel
Pembaruan melalui perjanjian antara umat Israel dengan TUHAN berdampak,
dampaknya adalah TUHAN berkenan mengaruniakan kepada manusia
dengan jalan menyingkapkan diri-Nya. penyingkapan ini dapat di lihat atau
digambarkan secara fisik, “mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak
pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan terangnya
seperti langit yang cerah” (ay 10)

PENERAPAN
Pada hari ke-13 minggu ke-3 teks Keluaran 24:1-11 memberikan suatu
penguatan tentang arah perjalanan pelayanan satu tahun dalam GKI
sebagaimana sebagiannya dikelolah melalui refleksi atas Firman Tuhan yang
disampaikan setiap ibadah Minggu, Ibadah Unsur dan ibadah Wiyk/Keluarga
dan KSP, bahwa “pembaruan sudah Allah kerjakan” seperti yang ditemukan
dalam pembacaan kita ini. Bahwa ikatan perjanjian antara Umat Israel
sebagai Umat TUHAN ; dan TUHAN semesta Alam dengan “darah anak
domba yang disiram kepada bangsa Israel” merupakan suatu perjanjian yang
“termeterai atau diakui TUHAN sebagai perjanjian yang kualitatif”. Atas dasar
proses perjanjian yang berkenan kepada Allah, maka lahirlah suatu
pembaruan yang datangnya melulu dari pihak TUHAN, yaitu tentang
“pewahyuan diri TUHAN”. Ia berkenan membuka diri-Nya dan dilihat secara
fisik”. Inilah dasar iman yang pasti bahwa patung buatan bukan Allah yang
hidup . TUHAN yang hidup adalah TUHAN yang mewahyukan diri-Nya,
menyingkapkan diri-Nya. Yesus Kristus adalah puncak dari wahyu Allah bagi
manusia. Imanuel.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pertanyaan Pelengkap Kelompok


Diskusi Ibadah PAM, PW, PKB

Buatlah 3 kelompok
(1) Kelompok 1. Diskusikanlah ayat (3) Musa memberitahukan Firman
TUHAN dan segala peraturan dan terjadi ”komitmen umat atau bangsa”,
yaitu umat atau bangsa Israel akan melakukan segala Firman TUHAN
dan peraturan TUHAN. Dapatkah hari ini dan ke masa depan komitmen
bangsa Israel dimaksud menjadi komitmen PAM, PW, PKB dan Jemaat?
(2) Kelompok 2. Diskusikanlah ayat (7) bila pada ayat (3) umat Israel
mendengar langsung dari Musa dan berkomitmen, maka pada ayat (7)
ini umat “Mendengar dari Kitab suci yang dibacakan” dan membuat
komitmen “segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami
dengarkan”. Dapatkah hari ini dan ke masa depan PAM, PW, PKB dan
Jemaat berkomitmen untuk melakukan firman TUHAN setelah
mendengar kitab suci dibacakan?
(3) Kelompok 3. Diskusikanlah ayat (10 dan 11) bila pada ayat (3) Musa
yang bicara atas nama TUHAN ; ayat (7) Kitab suci yang dibaca dan
didengarkan umat, tetapi pada ayat (10-11) TUHAN sendiri yang
mewahyukan atau menampakkan diri-Nya dan berbicara. Kita akan lebih
kokoh dalam mentaati TUHAN apakah karena (a) Mendengarkan hamba
Tuhan yang diutus Tuhan ; (b) Kitab suci yang tertulis? ; (c) Tuhan yang
mewahyukan diri-Nya langsung?

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 22 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2 KORINTUS 3:1-18
TEMA : “PELAYAN-PELAYAN PERJANJIAN BARU”

LATAR BELAKANG
Kita sudah memasuki hari ke-22, minggu ke-4 dalam bulan Januari 2023, dan
fokus triwulan pertama adalah “pembaruan Tuhan kepada manusia” yang
akan dimaknai arti pembaruan berdasarkan 2 Korintus 3:1-18.
Kita akan menemukan 6 (enam) aspek utama “pembaruan” yang akan
diuraikan pada bahagian ini, ke enam aspek dimaksud adalah : aspek
pertama
: “Surat pujian yang di tulis dengan Roh di dalam hati manusia.” ; aspek kedua
: fase sekarang adalah fase perjanjian baru di dalam Kristus, dan yang terdapat
pelayan-pelayan perjanjian baru ; aspek ketiga : kemuliaan yang menyertai
pelayanan Roh ; aspek ke-empat : fase yang tidak pudar disertai kemuliaan ;
dan aspek kelima : Kristus menyingkapkan selubung Perjanjian Lama ; aspek
ke-enam : Tuhan adalah Roh yang mengubah kita menjadi segambar dengan
Dia”, secara tekstual ringkasnya diuraikan berikut dibawah ini

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 4 Surat Pujian yang ditulis dengan Roh di dalam hati manusia.
Paulus menyimpulkan keyakinan yang besar kepada Allah oleh Yesus Kristus
pada ayat (4) tentang : Surat pujian ; pada ayat (3) surat pujian itu
dijelaskan bukan di tulis dengan tinta, bukan juga di tulis pada loh-loh batu
tetapi pada loh-loh daging dan di tulis dengan Roh dari Allah yang hidup dan
tempatnya ada pada hati manusia. Karena itu surat pujian itu sama dengan
“surat Kristus yang hidup” dari kata - kamu adalah surat Kristus. Pembaruan
yang Allah kerjakan untuk seseorang mencapai satu titik yang Paulus
simpulkan “adalah surat Kristus di tulis dengan Roh dari Allah yang hidup”
dan dilakukan melalui “pelayanan”. Aspek pelayanan yang mendatangkan
pembaruan hanya melalui pemberitaan Injil kepada yang belum mengenal
Tuhan Yesus Kristus.
Ayat 5 – 6 Pelayan-pelayan Perjanjian Baru terdiri dari hukum Roh yang
menghidupkan
“Pembaruan kedua”, Rasul Paulus simpulkan pada ayat (5-6) terkait dengan
era kebangkitan pelayan-pelayan Perjanjian Baru. Artinya pada era terdahulu

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
ada Perjanjian Lama, dan masa setelah pemberitaan Injil adalah masa
Kristus

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

sebagai masa perjanjian baru yang digerakkan oleh pelayan-pelayan perjanjian


baru.”kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah”, yang berpegang pada
hukum Roh, hukum Kristus.
Ayat 7 - 9 kemuliaan yang menyertai Pelayanan Roh, pelayanan yang
memimpin kepada pembenaran
Pembaruan ketiga : “kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh”, Musa
menjadi jalan masuk untuk manusia mengerti, mengenal, mengetahui
tentang “pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir pada loh-loh
batu”. Pada zaman Musa, Tuhan Allah menyertainya dengan kemuliaan Allah.
Tetapi di dalam Kristus kemulian Allah seutuhnya menyertai pelayanan Roh,
dan pelayanan Roh memimpin kepada pembenaran.
Ayat 10 – 13 fase yang tidak pudar disertai kemuliaan Kristus
Pembaruan ke-empat : sebelum Kristus dan penginjilan, Umat Allah hanya
ada pada bangsa Israel, dan Musa adalah Nabi besar yang Tuhan pakai
secara luar biasa untuk menunjukkan kemahakuasaan Tuhan di dalam dunia.
Musa pernah mendapatkan cahaya kemuliaan Tuhan yang masih mengitari
wilayah pundak dan kepala ke atas pada tubuh fisik manusia Musa, cahaya
itu lama kelamaan memudar, pada ayat (13b) “hilangnya cahaya yang
sementara itu”. karena itu Rasul Paulus memberikan suatu uraian terbuka
tentang periode pembaruan sebagai periode baru : “yang pudar disertai
kemuliaan” sebagai periode Musa, maka akan tiba periode “betapa lebihnya
lagi yang tidak pudar disertai kemuliaan” sebagai periode Kristus dan
kemuliaan penginjilan di dalam Kristus.
Ayat 14 – 6 Kristus Menyingkapkan selubung Perjanjian Lama
Pembaruan kelima : Kristus menyingkapkan selubung Perjanjian Lama. Kata
“kalluma” artinya selubung, untuk menjelaskan kondisi tidak terbuka, masih
tertutup, sedangkan kata “anakalupto” artinya menyingkapkan selubung,
yang pada ayat (14) menggunakan kata “anakaluptomenon” menyingkapkan
sendiri dengan muka, membuka dirinya sendiri, terbuka dari selubung. Ini
menandakan tentang periode baru yang segera dimasuki adalah periode
“anakalupto”, manusia dan siapa saja mengenal “Dia yang menyingkapkan
diri-Nya”, meskipun pada periode “anakalupto: saat ini masih saja pihak yang
membaca kita Musa “selubung” masih menutupi mereka. Kuasa untuk
menyingkapkan “hanya oleh Kristus (ay 14b)

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ayat 17 – 18 Tuhan adalah Roh, yang mengubah kita menjadi serupa


dengan gambar-Nya
Pembaruan ke-enam : pembaruan akan mendatangkan kemerdekaan,
pembebasan. Hal ini tercapai karena karunia iman untuk mengakui bahwa
Allah adalah Roh. Hanya Dialah yang memerdekakan, membebaskan.
Kemerdekaan yang sesungguhnya yang sudah dikerjakan oleh Allah adalah
Roh, yaitu “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya”. Karya untuk
menjadi serupa dengan gambar Allah yang adalah Roh, hanya dikerjakan,
dikaruniakan oleh Allah pencipta. Allah adalah Roh.

PENERAPAN
Enam aspek pembaruan yang diuraikan di atas menjadi dasar untuk
menemukan kualitas pemberian diri kita dalam kualitas pembaruan yang
sudah Allah kerjakan, bahwa hari ini, setiap pribadi orang percaya adalah :
(1) Surat Kristus
(2) Pelayan dari Perjanjian Baru
(3) Pelayanan Roh dan pelayanan yang memimpin kepada pembenaran
(4) Kemuliaan Kristus pada yang pudar dahulu tanpa Kristus, sekarang
memiliki kemuliaan Kristus
(5) Hidup dalam periode selubung perjanjian lama yang sudah disingkapkan
(6) Mengaku dan Percaya Allah adalah Roh menjadikan manusia mencapai
se-gambar dengan Allah adalah Roh.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 29 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 9: 11-28
TEMA : KRISTUS IMAM BESAR PENGANTARA
DARI PERJANJIAN YANG BARU

LATAR BELAKANG
Konsep Imam Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Kita sudah memasuki minggu ke-4, minggu akhir dari triwulan pertama, hari
ke 29, bulan Januari 2023 fokus triwulan pertama “pembaruan” Allah dan
manusia. Perjanjian lama sampai perjanjian baru, kedudukan seorang imam
lebih bersifat manusiawi. Untuk memimpin Israel sebagai suatu bangsa
dalam melakukan penyembahan yang benar kepada Allah, maka Allah
menghendaki adanya seorang imam. Allah memerintahkan Musa memanggil
Harun beserta anak-anaknya untuk memegang jabatan imam bagi Allah.
(bdk.Keluaran 28:1). Harun dan anak-anak-Nya, yakni Nadab, Abihu, Eleazar
dan Itamar.” Pemilihan Allah atas Harun dan anak-anaknya dalam melakukan
tugas peribadahan, tentunya agar pelaksanaan lebih teratur, terarah dan
berkenan kepada Allah. Tugas yang dijalankan Harun dan anak-anaknya
sebagai imam dibantu oleh orang-orang dari suku Lewi lainnya. Tujuh tugas
imam dalam Alkitab Perjanjian Lama antara lain:
Pertama, Mempersembahkan korban-korban dari umat kepada Tuhan
(bdk.Imamat: 1-4).
Kedua, Melakukan ritual ibadah di ruang kudus bait suci setiap hari.
Ketiga, Mengadakan Pendamaian bagi orang berdosa (bdk.Imamat 5).
Keempat, Menyampaikan doa berkat bagi umat (bdk. Bilangan: 6 :22-27,
2 Korintus 13 :13).
Kelima, Mengajar umat dengan firman Tuhan/hukum taurat (bdk. 2 Tawarikh
17:7-7; 19:4).
Keenam, Menentukan sesorang menjadi Najis atau Tahir (bdk.Imamat 12:15).
Ketujuh, Menentukan hewan korban penghapus dosa layak atau tidak
(bdk.Imamat 22:17-25).
Tetapi di sisi lain merupakan ketetapan Allah untuk dilakukan umat Israel
secara turun temurun disepanjang sejarah bangsa israel. Makna imam dalam

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Perjanjian Baru lebih menggambarkan tentang sosok manusia yang ilahi
yaitu Kristus. Kata yang dipakai untuk imam dalam perjanjian baru adalah
‘hierus’, yang berarti “ia yang perkasa”, dan kemudian berarti, “seorang
yang sakral,” seorang yang mempersembahkan diri kepada Tuhan.
Pengertian kata imam dalam perjanjian baru memperjelas jati diri dari imam
yaitu seorang yang mempunyai kekuatan dan kuasa serta memiliki kesucian
hidup. Kesemuanya itu sebagai syarat menuju tugas sebagai pengantara
umat dengan Tuhan Allah sebagai yang mengutus ke dalam dunia untuk
membebaskan manusia dari dosa melalui darah-Nya.

PENJELASAN TEKS
Ayat 11-14: Kristus sebagai Imam Besar
Pada ayat 11 “ Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal
yang baik yang akan datang: ia telah melintas kemah yang lebih besar dan
yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia”, Allah sendiri
telah menentukan bahwa keimamatan Yesus Kristus menurut Melkisedek
(bdk.Ibrani 7:1). Isi nubuatan dikutip oleh penulis Ibrani dengan mengatakan
bahwa karena Yesus Kristus berasal dari suku Yehuda, maka ditetapkan
seorang imam lain menurut cara Melkisedek (Ibr. 7:14-15). Tentunya
penetapan Yesus Kristus sebagai ImamBesar menurut cara Melkisedek memiliki
alasan dan latar belakang yang kuat. Berdasarkan Mazmur 110:4, seorang
raja keturunan Daud ditetapkan dengan sumpah Allah menjadi imam untuk
selama-lamanya menurut Melkisedek. Latar belakang penetapan ini terdapat
dalam hal penaklukan Yerusalem oleh raja Daud kira-kira tahun 1000 SM.
Berdasarkan hal ini, Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan
imam raja dari Melkisedek, karena Melkisedek adalah raja Salem dan
sekaligus seorang Imam Allah Yang Mahatinggi (Kej. 14:38). Berdasarkan
Kejadian 14:18, Melkisedek tampil dan menghilang tiba-tiba tanpa
keterangan tentang kelahirannya atau kematiannya. Asal nenek moyangnya
atau keturunannya dalam suatu cara menjelaskan bahwa kedudukannya lebih
tinggi dari Abram. Juga tidak disebut-sebut dari keimamatan keturunan
Harun sebagai keturunan Abram. Maka dengan itu ditetapkan bahwa
keimamatan Kristus lebih tinggi dari keimamatan suku Lewi.
Ayat 15-22: Kristus sebagai Pengantara Perjanjian
Pada ayat 15; tertulis “Karena itu ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian
yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
kekal yang dijanjikan, sebab ia telah mati untuk menebus pelanggaran-
pelanggaran yang telah dilakukan selama Perjanjian yang pertama”. Sebagai
Imam Besar, Yesus Kristus bertindak sebagai Perantara antara manusia dengan
Allah. Fungsi ini hanya dapat dikerjakan oleh Yesus Kristus karena sifat
kekekalan yang dimiliki-Nya (Ibr. 7:24). Dalam Ibrani 7:24-28 terlihat jelas
kelayakan keimamatan Yesus Kristus berdasarkan segala sifat yang ada pada
diri-Nya. Dikatakan bahwa Ia hidup senantiasa, yang saleh, tanpa salah,
tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari
pada tingkat-tingkat sorga. Semua sifat tersebut tidak dimiliki imam besar
dari keturunan Lewi. Oleh karena itu, dalam penjelasan Ibrani 7
menunjukkan bahwa Yesus Kristus layak bertindak sebagai pengantara
perjanjian sebagai Imam Besar. Tentunya seorang Imam Besar yang
melebihi segala imam besar lainnya. Ibrani 7 dengan jelas melaporkan
berbagai kriteria dan ciri-ciri dari Yesus Kristus yang melayakkan diri-Nya
menjabat sebagai Pengantara Perjanjian Imam Besar Agung. Pembuktian
Yesus Kristus sebagai Imam Besar menurut Ibrani 7:24-28. Data Alkitab yang
memberikan bukti bahwa Yesus Kristus adalah seorang Imam Besar terlebih
dahulu dijelaskan dalam perjanjian lama. Seperti telah disebutkan, Mazmur
110:4 dan Zakharia 6:13 merupakan acuan yang jelas tentang keimamatan
Yesus Kristus.
Ayat 23-28: Kristus Pengenapan Janji Keselamatan
Pada ayat 23 berkata “ Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang
ada di sorga haruslah dilahirkan secara demikian, tetapi benda-benda
sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada
itu”. Ayat 24” Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan
tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang
sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah
guna kepentingan kita”. Dalam perjanjian baru hanya ada satu kitab saja
yang menyebutkan Yesus Kristus sebagai Imam Besar, yaitu surat Ibrani 9:11.
Sebelum membahas lebih dalam tentang keimamatan Yesus Kristus dalam
surat Ibrani, perlu mengetahui tentang keimamatan kekal dari Yesus Kristus.
Salah satu masalah yang timbul ialah pertanyaan kapan waktunya Kristus
menerima jabatan-Nya sebagai Imam Besar. Barangkali kecenderungan yang
paling umum adalah menerima pemikiran bahwa pekerjaan Kristus sebagai
Imam Besar dimulai dengan Salib dan pemuliaan yang mengikuti
kebangkitan-Nya. Hal tersebut ditegaskan pula oleh Brill, bahwa pekerjaan
Yesus Kristus sebagai Imam Besar telah dimulai pada waktu Ia

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
menyerahkan diri-Nya di kayu salib dengan

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
korban darah-Nya karena dosa manusia. Namun Walvoord menjelaskan
bahwa Yesus Kristus memulai pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar ketika Ia
dilantik menjadi Imam oleh baptisan Yohanes atau pada saat inkarnasi itu
sendiri. Mengacu pada penjelasan Mazmur 110:4 yang dikutip surat Ibrani
7:20-21 menunjukkan bahwa Kristus adalah seorang Imam pada saat
Mazmur itu ditulis seribu tahun sebelum kelahiran Kristus. Bahkan walaupun
inkarnasi- Nya dan peristiwa-peristiwa berikutnya penting untuk
melaksanakan keimamatan ini. Hal ini berarti keimamatan Yesus Kristus telah
ditetapkan jauh sebelum kelahiran-Nya, sehingga pada saat itu Kristus memang
seorang imam. Tetapi jabatan keimamatan Kristus secara sah belum berlaku
pada waktu itu. Pelaksanaan tugas sebagai seorang Imam Besar terjadi pada
saat Ia mengorbankan diri-Nya di kayu Salib.

PENERAPAN
Karya Keselamatan Yesus Kristus adalah Sempurna. Keberadaan Yesus
Kristus yang bersifat kekal menyebabkan keimamatan-Nya juga kekal adanya.
Dengan demikian berdampak pada tindakan penyelamatan yang dilakukan
oleh Yesus Kristus. Terlihat jelas dalam surat Ibrani 7:25, “Karena itu, Ia
sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia
datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara
mereka.” Yesus Kristus sanggup untuk menyelamatkan karena Ia memiliki
kuasa untuk melakukannya. Kesanggupan Yesus Kristus tersebut dijelaskan
dengan pemakaian kata ‘dunatai’ dari kata dasar ‘dunamai’, yang berarti
mampu, sanggup, kekuatan dan kuasa. Jadi sebagai Imam Besar, Yesus Kristus
berkuasa untuk melakukan tindakan yang menyelamatkan manusia.
Imamat baru dalam Perjanjian Baru diperlihatkan dengan jelas melalui ayat-ayat
berikut. Dalam 1 Petrus 2:5, 9 disebutkan bahwa orang-orang percaya adalah: “
... batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat
kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus
Kristus berkenan kepada Allah. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” Dalam kitab Wahyu
1:6 juga disebutkan: “yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi
imam- imam bagi Allah, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya.
GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

IBADAH KELUARGA
KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB (PA)

Bagilah kelompok Penelahan Alkitab ke dalam 3 Kelompok


Perhatian : Anak-Anak Kelas Anak Kecil dan Tanggung dibuat kelompok
tersendiri, mereka akan menyanyikan 2 lagu yang isinya berkaitan dengan
Penebusan (Misalnya : Penebusku di Salib) ; atau Yesus Imam Besar. Lagu
pertama dinyanyikan diisi saat kelompok satu sudah menyampaikan hasil
penelahan ; dan lagu kedua dinyanyikan saat kelompok ke-3 menyampaikan
hasil penelahan …
Kelompok (1) : Gambarkanlah apa saja Tugas Imam Besar dari ayat (11, 12, 13
dan 14) silahkan dibuat perbandingan dengan teks parallel dari PL
Kelompok (2) : jelaskanlah makna dari beberapa kata dalam ayat (15),
misalnya :
Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru ;
Terpanggil menerima bagiang kekal yang dijanjikan ;
Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan
selama perjanjian lama
Kelompok (3) :
Apa arti perjanjian yang
lama Apa arti perjanjian
yang baru

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SELASA, 31 JANUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2 TESALONIKA 3: 1-15
TEMA : BERDOA DAN BEKERJA

LATAR BELAKANG
Kita sudah ada pada hari ke-31 dari bulan Januari 2023, sebagai hari,
tanggal dan bulan terakhir, memasuki kunci bulan Januari, dan fokus layanan
pada “pembaruan” Allah kepada manusia” sebagaimana tersedia pada teks
bacaan 2 Tesalonika 3:1-15.
Ungkapan Bahasa latin “Ora et Labora” di terjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia “Berdoa dan Bekerja”. Ungkapan Latin ini hingga kini di gunakan
dalam Gereja Kristen dan atau Orang Kristen sebagai motto saat bekerja
maupun berjuang dalam menjalani kehidupan agar senantiasa di berkati
Tuhan. Acapkali dalam praktekhidup orang Kristen, ada yang hanya berdoa
melulu saja tanpa mau bekerja keras. Sebaliknya, ada orang yang suka
bekerja keras dan menganggap doa kurang penting maka ungkapan “Ora et
Labora”, “Berdoa dan Bekerja” telah memberi makna yang jelas bahwa orang
Kristen di nasihati agar tidak hanya setia berdoa keras tetapi juga harus bekerja
keras. Ini panggilan Allah bagi Orang Kristen untuk senantiasa Berdoa dan
Bekerja. Khotbah Kunci Bulan Januari ini dari Kitab 2 Tesalonika 3: 1-15
dengan tema: Berdoa dan Bekerja”, akan menjadi bahan renungan bagi
jemaat dan unsur- unsur jemaat GKI Di Tanah Papua.

PENJELASAN TEKS
Untuk menelaah teks bacaan ini, saya membaginya dalam beberapa bagian
sebagai berikut :
Ayat 1 – 2 : Berbicara tentang pentingnya doa dalam menghadapi kesulitan.
Rasul Paulus dengan rendah hati meminta kepada saudara-saudara seiman,
yakni Jemaat di Tesalonika untuk setia berdoa agar Firman TUHAN (Injil
Kristus) yang diberitakan memperoleh kemajuan dan dimuliakan oleh orang
banyak. Selain itu, supaya Rasul Paulus dan rasul-rasul lainnya terlepas dari
gangguan para pengacau dan orang-orang jahat yang ingin mengacaukan
pekerjaan pemberitaan Firman Tuhan. Hal ini karena tidak semua orang
beroleh iman kepada Tuhan.
Ayat 3 – 4 : Berbicara tentang Kepercayaan Rasul Paulus terhadap Jemaat di
Tesalonika. Rasul Paulus dan rasul-rasul lainnya mengatakan kepada mereka
yang mengalami penderitaan bahwa TUHAN adalah Setia, Ia akan

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
memelihara dan menguatkan hati jemaat dari setiap orang yang menindas
dan berbuat jahat. Disamping itu, Rasul Paulus percaya dalam nama Tuhan
bahwa segala ajaran dan nasihat yang terkait dengan Firman TUHAN sudah
ia sampaikan kepada mereka. Jemaat Tesalonika akan melakukannya dan
mempraktekkan ajaran Firman TUHAN itu dengan baik untuk Kemuliaan
Nama TUHAN selamanya.
Ayat 5 – 6 : Doa dan harapan Rasul Paulus agar TUHAN Kirannya tetap
menunjukkan hati jemaat Tesalonika kepada kasih Allah dan kepada
Ketabahan Kristus. Dia mendoakan agar mereka tetap setia, tabah dan teguh
dalam iman Kepada Yesus Kristus. Pada bagian ini, Rasul Paulus dan rasul-rasul
lainnya berpesan kepada Jemaat Tesalonika untuk menjauhkan diri dari
setiap orang yang tidak melakukan pekerjaannya dan tidak meneladani hidup
Rasul Paulus atau menuruti ajaran yang telah mereka terima dari para rasul.
Ayat 7 – 9 : Rasul Paulus secara langsung dan tersirat menyatakan bahwa
hendaknya jemaat Tesalonika memahami segala sesuatu tentang
keteladanannya dan rasul-rasul lainnya. Sebab Rasul Paulus dan para rasul
tidak lalai bekerja di Antara mereka. Hal itu dibuktikan oleh Rasul Paulus dan
rasul-rasul lainnya dengan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhannya dan
tidak menjadi beban bagi jemaat. Bahkan, Rasul Paulus sempat
mengingatkan bahwa dirinya dan para rasul yang melayani di Tesalonika
waktu itu, sebenarnya mempunyai hak mendapat imbalan atas pelayanan
mereka. Tetapi itu tidak mereka tuntut, sebab Rasul Paulus dan para rasul
lainnya hanya ingin menjadikan diri mereka sebagai teladan bagi orang-
orang percaya di Jemaat Tesalonika.
Ayat 10 – 11 : Rasul Paulus menasihati jemaat Tesalonika bahwa jika seseorang
tidak mau bekerja, janganlah Ia makan. Rasul Paulus mengatakan hal itu
karena, Ia dan para rasul mendengar bahwa ada diAntara jemaat Tesalonika
yang tidak tertib hidupnya dan tidak mau bekerja hanya berpangku tangan
serta sibuk dengan segala sesuatu yang tidak bermanfaat.
Ayat 12 – 13 : Nasihat Rasul Paulus dan para rasul lainnya agar jangan
jemu- jemu (bosan) berbuat apa yang baik. Seperti seorang bapa menasihati
anak- anaknya, maka demikian pula Rasul Paulus menasihati dan
mengingatkan orang-orang malas yang tidak mau Bekerja, supaya mereka
tetap tenang melakukan pekerjaannya. Dan dengan itu, mereka makan
makanannya sendiri. Rasul Paulus kembali memesan kepada Jemaat
Tesalonika sebagai saudara-saudara seiman agar hendaknya mereka semua
tidak jemu-jemu berbuat baik kepada semua orang.

32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 14 – 15 : Pada bagian terakhir teks bacaan ini , sekali lagi Rasul Paulus
dan rasul-rasul lainnya menasihati Jemaat di Tesalonika untuk janganlah
menganggap orang malas dan orang yang tidak mau bekerja itu sebagai
musuh, tetapi tegurlah dia sebagai saudara seiman. Lebih jauh Paulus tegaskan,
bahwa apabila ada orang yang tidak mau mendengar Firman TUHAN yang
tertulis dalam suratnya, maka hendaklah mereka menandai dia dan jangan
bergaul dengan dia. Dengan begitu orang tersebut malu. Namun, janganlah
anggap dia sebagai musuh sebaliknya tegurlah dia sebagai saudara seiman
dalam nama Yesus Kristus TUHAN kita.

PENERAPAN
Pelajaran rohani yang kita “petik” dari bacaan Firman TUHAN dalam kitab
2Tesalonika 3:1-15 sebagai berikut :
1) Rasul Paulus dan para rasul lainnya telah memberi didikan, ajaran dan
beberapa nasihat praktis yang penting bagi Jemaat Tesalonika dimasa
lampau dan kita orang-orang percaya dimasa kini, bahwa kita semua
harus setia berdoa bagi para hamba TUHAN, supaya Firman TUHAN
beroleh kemajuan dan dimuliakan oleh segala suku bangsa sampai keujung
bumi. Karena Firman TUHAN adalah satu-satunya sumber bagi manusia
untuk mengenal Allah dan merupakan otoritas tertinggi untuk mengatur
tingkah laku (moral dan etika) bagi orang-orang percaya (Kristen).
2) Tuhan itu setia. Ia senantiasa memegang dan menepati janjiNya, akan
menguatkan hati kita dan memelihara semua orang yang setia berdoa
dan bekerja keras. Ia akan tetap menujukan hati kita kepada Kasih Allah
dan ketabahan hati kristus.
3) Kita belajar untuk mengikuti teladan para hamba TUHAN, terutama
teladan Yesus Kristus Juruselamat kita. Kita pun mendengar nasihat Paulus
supaya jangan jemu-jemu untuk berbuat baik. Demikian pula jika ada
sesama orang percaya yang lemah imannya (lalai, malas, dst), kita
diminta supaya jangan menganggapnya sebagai musuh yang harus
dijauhi atau dihindari, melainkan tegurlah dia dengan baik sebagai
saudara seiman didalam kasih Yesus Kristus TUHAN kita, agar dia
dimenangkan dan nama TUHAN dimuliakan.
Berdoa dan bekerja keras adalah panggilan hidup orang percaya (Kristen).
Maka dalam Disiplin hidup orang percaya, Berdoa dan Bekerja Keras
merupakan totalitas yang saling mengait satu dengan yang lain dan tidak
terpisahkan. Jadi, orang percaya diminta untuk tidak hanya berdoa keras,
tetapi juga harus bekerja keras. (bnd. Yohanes 5:17; Amsal 18:9).

33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Fokus Pembaruan GKI Pada Pelayanan


Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”

BULAN KE-2 : FEBRUARI 2023


MINGGU, 05 FEBRUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 9:1-29
TEMA : “ORANG PERCAYA ANAK-ANAK PERJANJIAN
DI DALAM KRISTUS”

LATAR BELAKANG
Minggu 5 Februari merupakan minggu pertama dalam bulan Februari, dan
minggu ke-6 dalam tahun 2023, hari ke-36 bulan kedua dalam triwulan
pertama dengan acuan fokus pelayanan dalam triwulan ini adalah
“Pembaruan TUHAN kepada Manusia”. Fokus triwulan satu ini didasarkan
pada firman Tuhan yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemat Roma, Roma
9:1-29.
Teks Roma 9:1-29 direfleksikan dengan sejarah penginjilan 168 tahun
perjumpaan Yesus Kristus dengan bangsa dan negeri Papua, dapat
tergambar mirip dengan situasi dan kondisi ayat (15) "Aku akan menaruh
belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan
bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.", artinya tanggal 5
Februari 1855 hati Tuhan bagi Papua adalah “hari belas kasih dan
kemurahan Allah bagi negeri dan bangsa Papua”. Yang sebenarnya, bila
dibuat refleksi atas ayat (22) “Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya
dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap
benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan” –
hanya “kesabaran Tuhan” atau dalam masa kesabaran Tuhan, Negeri dan
bangsa Papua sebenarnya berhadap dengan “murka Tuhan yang
membinasakan” atau Papua “mungkin tidak lagi berjumpa dengan Injil Tuhan
Yesus Kristus”, tetapi, justru pada masa kesabaran Tuhan, negeri dan
bangsa Papua “Tuhan memilih dan terpilih”, teks ayat (23-24) “justru untuk
menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda- benda belas kasihan-Nya
yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah
dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara
bangsa-bangsa lain,…”. Maka perubahan Papua ke dalam Injil bukan karena
permohonan Papua, tetapi karena “panggilan Tuhan, pilihan
34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Tuhan” untuk menjadi “benda-benda belas kasihan Allah”. Inilah dasar


utama “pembaruan Tuhan kepada manusia Papua dan negeri mereka”,
bahwa Papua sudah menjadi bangsa yang disiapkan Tuhan untuk
menyinarkan kemuliaan Tuhan bagi bangsa-bangsa, yaitu melalui Injil Tuhan
Yesus Kristus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 5 Mengatakan Kebenaran Tentang Jati diri Paulus
Pada bagian ini untuk satu hal, yaitu tentang “saudara-saudara, kaum
sebangsa secara jasmani” (ay 3) kata jasmani (sarka) dari kata “sarks”
artinya daging, tubuh, manusia, jasmani, ukuran manusia, bangsa. Paulus
gunakan untuk menyebut “kondisi masa lalu dia yang saat ini riil ada dan
sedang dijalani, dihidupi oleh saudara-saudara, kaum sebangsanya, ia
menyebut demikian dari kondisi masa depan Paulus ketika Paulus sudah
hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus. Bagaimana tuntutan jati diri kultural
dalam dirinya berperang. Rasul mengutarakan “ikatan jati diri bangsa dan
dirinya” dengan menggunakan 3 (tiga) kata yang memiliki makna sama
untuk menguatkan pernyataan rasul Paulus, pertama kata “kebenaran”
(Aletheian, aletheia), kedua, kata “tidak berdusta” (ou pseudomai) dan
ketiga “suara hati” atau “hati nurani” (suneideseos) atau berbicara dalam
keadaan sadar. Kata “aletheian” atau kebenaran memiliki kasus akusatif
sehingga baik kata kebenaran, tidak berdusta dan suara hati atau kesadaran
mengatakan tentang yang benar konteksnya adalah Rasul Paulus dengan
sungguh-sungguh sadar mengatakan tentang keadaan dan situasi kejiwaan
dan mentalitas dirinya. Tentang saudara-saudara, kaum sebangsa secara
jasmani. Kebenaran yang Paulus bicarakan adalah “kebenaran dalam Kristus”
(alethian en Christo) dan “suara hati yang bersaksi adalah suara hati dalam
Roh Kudus” (“suneideseos en pneumati hagio”
Ayat 6 – 9 Anak-Anak Allah, Anak-anak Perjanjian, keturunan yang benar
Teks bagian ini menegaskan satu status dalam 3 kata diurai secara simbolik,
yaitu pertama status “anak-anak Allah” (tekna Theou), kedua, status “anak-
anak perjanjian” (tekna epanggelias) dan ketiga, status keturunan yang
benar (sperma = benih, keturunan), ketiga status dimaksud dikaitkan dengan
2 (dua) pernyataan berikut : (1) “sebab tidak semua orang yang berasal
dari Israel adalah orang Israel (ay 6) ; tidak semua yang terhitung
keturunan Abraham adalah anak Abraham (ay 7)”. Sehingga dari janji
Firman, penjanjian tentang anak perjanjian digenapi (ay 9), dari sinilah lahir
Anak-Anak Allah, Anak-Anak Perjanjian dan keturunan yang benar, yaitu
yang berasal dari Roh dan Firman atau yang keluar datang dari Allah.

35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 10 – 18 Belas Kasih dan Kemurahan Hati Allah
Teks bagian ini bagi kita Rasul Paulus menguraikan tentang 5 prinsip belas
kasih dan kemurahan Allah, yaitu :
(1) Belas kasih dan kemurahan Allah yang pertama : Rencana Allah
(prothesis Theou) ; pemilihan Allah (eklogen Theou) dan panggilan
Tuhan (kalountos Theou) (ay 11)
(2) Belas kasih dan kemurahan Allah yang kedua : Allah adil adalah Allah
Yang Mustahil (ay 14)
(3) Belas kasih dan kemurahan Allah yang ketiga : Allah menaruh belas
kasihan (eleeso Theou) kepada siapa saja Allah menaruh belas kasih
(eleo) (ay 15)
(4) Belas kasih dan kemurahan Allah yang ke-empat : Allah menaruh
kemurahan (oiktireso) kepada siapa saja yang memperoleh kemurahan
(oiktiro) (ay 15)
(5) Allah menegarkan hati siapa yang dikehendakinya (sklerunei =
mengeraskan) (ay 18)
Ayat 19 – 29 Allah Yang Maha kuasa, Allah Yang Sabar dan Allah yang penuh
Belas Kasih
(1) Allah Yang Mahakuasa : Allah yang membentuk Manusia (ay 19-21)
(2) Allah Yang Sabar dan penuh Belas Kasih 22-29) --Allah Mengangkat
bangsa Israel adalah Allah Yang sama Mengangkat Bangsa-Bangsa (ay
22- Benda-benda kemurkaan (skeun orges) Allah untuk kebinasaan
(apoleian) (ay 22) -- Untuk satu hal “kebinasaan” (apoleian) dari benda-
benda kemurkaan (skeun orges) kebesaran Allah ditampakkan melalui 3
(tiga aspek), yaitu (1) Allah yang “murka” (orgen Theou) ; (2) Allah yang
menyatakan “kuasa Allah” (dunaton Theou) dan (3) Allah yang
menunjukkan “kesabaran Allah” (makrothumia Theou) -- Benda-benda
Belas Kasih (skeun eleous) Menyatakan (gnorizo=memberitahu, tahu)
kekayaan kemuliaan (doksen) Allah (ay 23-24)
Ayat 23 dan 24 menerangkan tentang “alasan mengapa Allah menaruh
kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya?” (ay 22),
terjawab pada ayat 23-24, mestinya bangsa Yahudi dihukum dan bangsa-
bangsa lain dihukum, mereka inilah benda-benda kemurkaan itu, tetapi
sebaliknya, “Allah menaruh kesabaran yang besar” (makrothumia Theou),
terhadap benda-benda kemurkaan itu, supaya pada masa kesabaran Allah

36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

tercapai maksud Allah, yaitu “terpanggil dari antara orang Yahudi dan
terpanggil dari bangsa-bangsa lain (ay 24) didalam dan oleh Tuhan. Dan oleh
Tuhan mereka dijadikan sebagai “benda-benda belas kasih” (skeun eleous)
Allah, untuk “menyatakan” (gnorizo=memberitahu) kekayaan kemuliaan
(doksen) Allah. Allah yang ada dipihak mereka, Allah yang menjadi pembela
yang adil, Allah yang membenarkan mereka, Rasul Paulus kisahkan secara
terbuka dengan beberapa pernyataan yang menunjukkan Allah sudah
meneggakkan mereka yang terpilih dan terpanggil dalam masa kesabaran
Allah, yaitu :
1. Bukan umat-Ku, Ku-sebut umat-Ku (ay 25)
2. Yang bukan kekasih – Kekasih (ay 25)
3. Kamu bukan umat-Ku akan dikatakan mereka Anak-Anak Allah yang
hidup (ay 26)
4. Sisa Israel akan diselamatkan (ay 27)

PENERAPAN
Negeri dan bangsa Papua sudah menjadi “benda-benda kemuliaan Allah”
didalam dunia, khususnya di tanah dan negeri Papua. Itu adalah hadiah dari
kasih karunia Allah. Tuhan sendiri yang mencari dan menemukan Bangsa
Papua, Tuhan sendiri yang pilih untuk menjadi “bangsa pilihan Tuhan”. Pada
momentum 169 tahun Pekabaran Injil di negeri Papua, mari kita yang berada
di negeri Papua atau mari kita sebagai bangsa Papua, menyatakan
berkomitmen iman, merespon panggilan dan pilihan Tuhan untuk terus
kobarkan semangat pemberitaan Injil dalam kehidupan pribadi, keluarga,
gereja dan publik Papua dan dunia.
Hanya Tuhan yang mengubah masa-masa dan waktu dan peradaban hidup
manusia ke dalam sejarah dan peradaban yang sejalan dengan Tuhan.
Demikianlah kuasa-Nya yang hebat “yang bukan umat-Ku, Ku sebut Umat-Ku
(ay 25) ; yang bukan kekasih, Kekasih dan yang bukan umat-Ku dikatakan
“mereka Anak-Anak Allah yang hidup”, demikianlah Papua dan negerinya
dalam genggaman “Kasih Allah yang kuat”.

KELOMPOK DISKUSI IBADAH KELUARGA


Buatlah dua kelompok, dan diskusikanlah dua bagian berikut :
Kelompok (1) : Siapakah Israel menurut (ayat 4-5)?
Kelompok (2) : siapakah anak-anak perjanjian menurut ayat (6-8)?

37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 12 FEBRUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 11: 17-34
TEMA : ”KEKUDUSAN PERJAMUAN MALAM”

LATAR BELAKANG
Kita sudah berada pada bulan Februari minggu ke-2, mencapai hari ke-43
dan minggu ke-7 dalam tahun 2023, fokus pelayanan pada triwulan pertama
“pembaruan” terkait dengan pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan
menuntun kita melalui teks I Korintus 11:17-34.
Ada sebuah cerita rakyat mengenai Sup Batu : Cerita ini berkisah tentang
beberapa orang penjelajah asing yang kelaparan dan membujuk masyarakat
sebuah kota untuk berbagi sejumlah kecil makanan mereka dalam rangka
membuat sebuah hidangan yang dapat dinikmati setiap orang. Peristiwa ini
terjadi ketika beberapa orang penjelajah datang ke sebuah desa, hanya
membawa sebuah tungku masak kosong. Saat mereka datang, para
penduduk desa tak berniat untuk berbagi makanan apapun kepada para
penjelajah yang kelaparan tersebut. Kemudian, para penjelajah pergi ke
sungai dan mengisi tungku tersebut dengan air, memasukkan sebuah batu
besar ke dalamnya, dan menempatkannya ke sebuah perapian. Salah satu
penduduk desa menjadi penasaran dan bertanya soal apa yang mereka
lakukan. Para penjelajah tersebut menjawab bahwa mereka sedang membuat
"sup batu", yang rasanya menakjubkan dan akan mereka bagi dengan para
penduduk desa, meskipun masih membutuhkan sejumlah kecil hiasan, yang
tak mereka memiliki, untuk menambah rasa.
Penduduk desa tersebut, yang berniat menikmati sup yang dibagi tersebut,
tanpa berpikir panjang membawa beberapa wortel yang ditambahkan ke sup
tersebut. Penduduk desa lainnya menghampiri, penasaran dengan tungku
tersebut, dan para penjelajah kembali berkata soal sup batu mereka yang
belum benar-benar selesai. Penduduk desa tersebut membawa sejumlah
kecil bumbu. Para penduduk desa lainnya menghampiri dan masing-masing
menambahkan bahan lainnya. Pada akhirnya, batu tersebut (yang tidak
untuk dimakan) diangkat dari tungku tersebut, dan sepanci sup dinikmati
oleh para penjelajah dan penduduk desa. Meskipun para penjelajah menipu
para penduduk desa untuk berbagi makanan dengan mereka, mereka
berhasil mengubahnya menjadi hidangan lezat yang mereka bagi dengan
para

38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

penyumbang. Kisah Sup Batu ini memberikan pesan moral mengenai nilai
berbagi.
Hal berbagi ini juga merupakan sesuatu penting di dalam sebuah Perjamuan
Kudus. Karena di dalam perjamuan kudus itu sendiri, seseorang diingatkan
tentang bagaimana Kristus yang bersolidaritas dengan manusia, membagi
hidupNya untuk menyelamatkan manusia lewat pengorbananNya yang besar
di atas kayu salib. Yesus membagi kemuliaan-Nya supaya manusia menjadi
mulia. Namun, kita kadang melupakan perbuatan Yesus, sehingga kita
menjadi egois dan hanya memuaskan diri sendiri. Dengan berbagi, ada
kebersamaan, ada persekutuan yang terjalin erat dengan kasih Kristus menjadi
pengikatNya. Sejak semula, perjamuan dalam jemaat Kristen itu juga
ditandai dengan berbagi makanan dan minuman. Namun di jemaat
Korintus hal ini sudah mulai bergeser. Apa yang terjadi dengan jemaat
Tuhan di Korintus?

PENJELASAN TEKS
Kejengkelan Paulus (Ayat 17-22)
Perjamuan kasih (Agape) kudus yang bersifat religius itu berubah menjadi
sandiwara humor yang memalukan.
Ayat 17-19 : Paulus menegur dan mengingatkan bahwa pertemuan-
pertemuan dari Jemaat Tuhan di Korintus tidak mendatangkan kebaikan
tetapi mendatangkan keburukan. Masalah-masalah yang menimbulkan
perpecahan dalam jemaat di Korintus saat beribadah antara lain karena
kesalahpahaman tentang perjamuan Tuhan (ay 20-34) dan kekacauan dalam
penggunaan karunia Roh. Semua itu mengecewakan orang-orang yang
berkumpul untuk beribadat. Mengenai “ada perpecahan di antara kamu”
sebenarnya lebih tepat diterjemahkan dengan “berbagai golongan”. Hal ini
tampaknya muncul sebab golongan kaya, bertentangan dengan kebiasaan,
dengan rakus melahap konsumsi mereka yang lebih berlimpah sebelum
golongan yang miskin tiba, sehingga mereka tidak perlu berbagi makanan
mereka selaku lambang lahiriah dari kesatuan tubuh. Paulus mengakui
bahwa ada berbagai perbedaan di antara umat Tuhan di Korintus.. Akan
tetapi, apabila perbedaan-perbedaan itu berkembang menjadi perpecahan
karena mengikuti kehendak sendiri-sendiri, maka itu merusak jemaat.
Adanya berbagai golongan ini pada akhirnya menunjukkan siapakah yang
tahan uji atau berfungsi untuk membedakan mana orang-orang percaya
yang sesungguhnya dan bukan.

39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 20-22 : Orang-orang Korintus memamerkan diri mereka bahwa mereka
sedang berkumpul untuk berbagi roti dan anggur perjamuan Tuhan. Jadi
sesungguhnya mereka itu berkumpul bukan untuk makan Perjamuan Tuhan.
Di jemaat Korintus, makan bersama itu telah menjadi waktu dimana
sebagian orang makan dan minum secara berlebihan sementara sebagian
lainnya lapar. Sejumlah anggota jemaat makan roti dan minum semua
anggur tanpa menunggu anggota lainnya. Bahkan beberapa orang minum
anggur terlalu banyak sehingga mereka mabuk. Kurang ada perbuatan
berbagi dan saling peduli. Dan ini menunjukkan bahwa mereka salah
memahami Perjamuan Tuhan. Karena apa yang dilakukan ini tidak
menunjukkan kesatuan dan kasih yang seharusnya menjadi ciri jemaat
tersebut sebagai jemaat Kristen. Paulus mengkritik perbuatan ini dan kembali
mengingatkan jemaat akan tujuan sesungguhnya dari Perjamuan Kudus.
Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum?
(22) Pertanyaan ini penuh kemarahan dan dialamatkan kepada orang-orang
yang menganggap persekutuan itu hanya sebagai jamuan makan sosial biasa
dan bukan perjamuan kasih yang rohani.
Tinjauan tentang pengajaran yang pernah disampaikan (ayat 23-26)
Rasul Paulus membenarkan tegurannya dengan meninjau makna yang nyata
dan sesungguhnya dari peraturan tersebut dengan merunut balik pengajaran
itu sampai ke Tuhan Yesus sendiri.
Ayat 23: Laporan Paulus tentang apa yang Yesus katakan dan lakukan saat
Perjamuan Paskah terakhir bersama para muridNya ini mirip dengan apa
yang terdapat dalam Injil Lukas 22:19-20. Dengan saling berbagi dalam
perjamuan Tuhan, para pengikut Yesus mengingat bahwa mereka
dipersatukan oleh kematianNya sampai Ia datang kembali. Paulus tidak
dapat memuji mereka sebab perilaku mereka itu tidak selaras dengan yang
ia telah terima dari Tuhan. Dia tidak menjelaskan apakah ia menerima
pengajaran mengenai hal itu langsung dari Tuhan atau dari sumber yang
lain.
Ayat 24 : Roti dibagikan terlebih dahulu. Setelah itu baru disajikan anggur,
yang melambangkan kematian yang mengakhiri perjanjian yang lama dan
meresmikan yang baru. Di dalam kata-kata inilah tubuh-Ku, rasul Paulus
sesungguhnya tidak mengajarkan pandangan yang mengatakan bahwa roti
dalam perjamuan kudus sungguh-sungguh menjadi tubuh Kristus. Roti itu
jelas sama sekali tidak menjadi tubuh Tuhan pada saat Dia mengatakan hal
itu, demikian juga cawan itu bukan perjanjian baru secara harfiah (ayat 25).

40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Sesungguhnya kata inilah memiliki arti “melambangkan”.

41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 25 : Apakah perjanjian baru ini? Dalam perjanjian yang lama, orang
bisa menghampiri Allah hanya melalui para imam dan sistem persembahan
kurban. Kematian Yesus di kayu salib menandai dimulainya perjanjian baru
atau perjanjian antara Allah dengan manusia. Sekarang semua orang bisa
secara pribadi menghampiri Allah dan berkomunikasi denganNya. Perjanjian
baru itu menyempurnakan dan bukan menggantikan perjanjian lama tetapi
menggenapi segala hal yang dinantikan dalam Perjanjian Lama. Pengulangan
ungkapan “menjadi peringatan akan Aku” dirancang untuk jemaat di Korintus
yang hidup tidak teratur. Mereka perlu diingatkan bahwa yang dipentingkan
di dalam perjamuan kudus tersebut adalah persekutuan dengan Kristus, dan
bukan dengan makanan.
Ayat 26 : Ini menunjukkan alasan mengapa perjamuan kudus itu perlu
diulang-ulang terus. Perjamuan kudus itu sesungguhnya merupakan sebuah
khotbah yang dipraktekkan sebab ketika itu kematian Tuhan diberitakan ,
dan ini dilaksanakan sampai Tuhan datang.
Penerapan kepada Jemaat di Korintus (Ayat 27-34)
Paulus sekarang menerapkan ajaran tersebut kepada orang-orang percaya
yang hidup tidak teratur itu di Korintus.
Ayat 27 : Ini bukan dimaksudkan kepada orang yang ikut ambil bagian pada
perjamuan kudus, tetapi lebih pada cara ia ikut ambil bagian dalam
perjamuan kudus. Dan itu berarti tidak menghargai pengorbanan Yesus dan
tidak memahami apa arti dari perjamuan kudus dan membedakannya
dengan jamuan makan biasa.
Ayat 28 : Oleh karena itu setiap orang harus menguji dirinya sendiri atau
mawas diri. Sebelum ikut ambil bagian seseorang harus mempersiapkan diri.
Ayat 29-30 : Adalah alasan mengapa orang harus menguji diri atau mawas
diri atau pengakuan dosa sebelum makan perjamuan kudus, karena jika tidak
melakukan hal tersebut dipercaya bahwa yang bersangkutan mendatangkan
hukuman atas diri sendiri. Bahkan ada yang lemah, sakit bahkan meninggal.
Ayat 31 : Cara untuk mencegahnya adalah dengan menguji diri sendiri
dengan benar.
Ayat 33 : merupakan kata-kata Penutup dari bagian yang diingatkan Paulus
ini yaitu suatu permintaan kepada orang-orang Korintus untuk mengingat
tentang

42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

kesatuan tubuh itu sewaktu mereka merayakan perjamuan kudus. Saat


berkumpul untuk makan, harus saling menunggu.
Ayat 34 : Orang-orang harus datang ke perjamuan dengan rasa rindu akan
persekutuan dengan orang-orang percaya lainnya dan mempersiapkan diri
untuk perjamuan kudus yang diadakan. Diingatkan Paulus, kalau ada orang
yang lapar sebaiknya ia makan dulu di rumahnya terlebih dahulu supaya
datang ke jamuan bersama itu dengan sikap mental yang benar.

PENERAPAN
Kita diingatkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang salah/keliru dalam sebuah
perjamuan kudus dari pengalaman umat Tuhan di Korintus. Dan dengan
demikian kita diajak untuk mengerti dan memahami apa sesungguhnya arti
daripada sebuah perjamuan kudus itu sendiri sehingga dalam pengertian dan
sikap yang baik mengikuti perjamuan kudus. Ada beberapa hal :
Perjamuan kudus adalah perjamuan kasih atau perjamuan agape yang
mengingatkan akan hal berbagi. Karena didalam perjamuan kudus kita
memperingati akan kematian Tuhan Yesus, yang telah membagi hidupnya
dengan manusia, yang rela mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Oleh karena itu, pengertian akan hal ini menjadi dasar bagi setiap umat
Tuhan dalam sikap mengikuti perjamuan. Orang percaya mengikuti
perjamuan dengan sikap hormat, menghargai pengorbanan Tuhan Yesus dan
berbagi dengan yang lain, menantikan yang lain, “makan bersama-sama”
dalam meja perjamuan kudus.
Kita diingatkan bahwa dalam kehidupan setiap hari, untuk terus membagikan
kasih Allah yang telah kita terima, rasakan dalam hidup (ketika Allah berbagi
hidupNya-cinta-Nya-kasih-Nya-berkat-Nya dengan kita). Kita menjadikan
hidup kita menjadi berkat di tengah-tengah dunia ini lewat setiap tutur kata
dan perbuatan kita.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 19 FEBRUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA I - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : ZAKHARIA 7:1-14
TEMA : “IBADAH PUASA YANG BAIK”

LATAR BELAKANG
Hari ini 19 Februari. Kita sudah mencapai hari ke-50. Minggu ke-8 dalam
tahun 2023, pada saat yang bersamaan, kita sudah memasuki minggu-
minggu kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus, yaitu minggu sengsara yang
pertama, fokus pelayanan pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan
kepada manusia, dengan landasan firman Tuhan dari Zakharia 7 : 1 -14.
Nabi Zakaria hidup se-zaman Hagai, Latar belakang politik, ekonomi dan
agama dalam kehidupan kedua Nabi ini sama adanya, seperti yang terlihat
berita Zakaria yang pertama, diberikan antara pidato-pidato Hagai yang
kedua dan yang ketiga, Nama Zakaria berarti Tuhan mengingat, Nabi
bernubuat pada zaman raja Darius Histaspis. Ketika Raja Persia, Koresy
mengeluarkan keputusan (sekitar tahun 538 SM ) kepada orang Yehuda
untuk kembali ke Yeruselam dan membangun Bait Allah, namun pekerjaan
itu berhenti, tahun 520 SM, Zakaria bergabung dengan Nabi Hagai dan
mendesak rakyat untuk membangun kembali Bait Allah. Karena Bait Allah
menjadi pusat ibadah dan sekaligus lambang berkat Allah yang diperbarui
untuk umat Allah yang dipulihkan. Dan mereka menyelesaikan pada tahun
516 SM , tahun ke-enam dari pemerintahan Darius. Hal ini jelas dalam teks
pembacaan kita Zakaria 7:1-14.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-3. Bagian ini dimulai dengan penjelasan bahwa Firman Tuhan datang
kepada Zakaria, tepat pada tahun ke-empat zaman raja Darius. Tahun ke-
empat sekitar tahun 518 SM, bulan kesembilan, kislew, yang dalam
penanggalan kalender sekarang, pertengahan November sampai
pertengahan Desember. Dalam ayat 2 ada delegasi yang diutus oleh orang
Betel yakni Sarezer dan Regem-Melekh serta orang-orangnya di kirim untuk
melunakkan hati TUHAN, Bethel adalah kota penting bagi orang Israel, bnd
kej.12:8;28:10-22; hak.4;5; 1 sam 7:16 dsb. Betel dihancurkan selama
pembuangan, namun sebagian orang Israel yang dibebaskan dari Persia
kembali kesana, mereka inilah yang kemudian datang untuk melunakkan hati

44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

TUHAN dalam arti datang dan meminta petunjuk dari para imam di rumah
Tuhan, Allah semesta alam, dan juga kepada nabi, sebagaimana dalam ayat
3 ini, mereka ,meminta petunjuk apakah mereka perlu berpuasa dalam bulan
kelima, Kalender Ibrani bulan Ab, kalender sekarang bulan berlangsung dari
pertengahan Juli sampai Agustus, pada tahun-tahun yang lampau. Hal yang
luar biasa adalah mereka masih memusatkan hidup mereka kepada rumah
Tuhan, dan meminta petunjuk dari imam dan nabi.
Ayat 4-7, merespon petunjuk mereka, maka Tuhan semesta alam atau
penguasa alam, bersabda kepada Zakharia, Tuhan mempertanyakan praktek
Puasa yang mereka lakukan selama bertahun-tahun itu, sebagaimana dalam
ayat 5, pertanyaan itu ditujukan kepada rakyat dan para imam, apakah
tindakan meratap selama ini yang dilakukan adalah sungguh-sungguh berpuasa
kepada Allah? Pertanyaan ini mengandung makna bahwa praktek meratap,
puasa yang mereka lakukan itu bersifat manusia, hampa dan tidak berarti,
dengan bahasa lain, puasa dan ratapan itu formalitas, tidak sungguh-
sungguh, munafik dan hanya memuaskan diri sendiri, pertanyaan dalam ayat
6, Tuhan mempermalukan diri mereka, bahwa waktu mereka adakan
perjamuan makan dan puasa adalah egosentris dan merasa diri benar dan
merasa puasa dengan diri sendiri. Sedangkan ayat 7 mengandung makna
bahwa untuk apa mereka menyusahkan diri dengan sesuatu yang tidak Allah
perintahkan? Pada hal mereka tidak mengindahkan apa yang telah Dia minta
dari mereka berulang- ulang , mereka mengutamakan hal formal yang
bersumber dari manusia, dan melalaikan apa yang Allah inginkan.
Ayat 9-14, Tuhan minta apa yang harus mereka lakukan, sebagaimana
Firman Tuhan kepada Zakaria, laksanakanlah hukum yang benar, ini jelas
kritik, bahwa walaupun mereka puasa, meratap tapi dalam praktek, hidup
kebenaran itu jauh dari mereka, dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih
sayang kepada masing-masing, bagian ini mematahkan sikap egois,
mementingkan diri sendiri, pikir diri sendiri, tidak setia kepada Tuhan maupun
sesama, ayat 10 itu larangan bagi mereka, janganlah menindas janda dan
anak yatim piatu dan orang asing dan orang miskin, ini representatif dari
kaum lemah, tak diperhitungkan, tak berdaya orang seperti ini tidak boleh
dipersulit hidup mereka, juga tidak boleh menggunakan mereka demi
keuntungan, tetapi juga jangan merancang kejahatan dalam hati,
mengandung makna bahwa hati dan hidup di jaga dengan baik, jangan hati
kotor, dan penuh kejahatan,

45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

merancang itu artinya mengatur, melakukan sebuah hal atau ukuran yang
akan mencelakai orang lain.
Ternyata apa yang Tuhan inginkan itu, tidak dituruti oleh bangsa itu,
sebagaimana penjelasan ayat 11-13 ini, ternyata mereka malas tahu, masa
bodoh dengan apa yang Tuhan inginkan. Hati dan pikiran mereka keras atau
tertutup untuk menerima pengajaran firman Tuhan yang disampaikan oleh
para nabi, hal ini membuat Tuhan menghukum mereka, sebab mereka tidak
mendengarkan Tuhan, maka Tuhan juga tidak mendengarkan mereka,
artinya saat mereka mengalami kesukaran, Tuhan juga malas tahu dengan
mereka, akibatnya Tuhan mengizinkan mereka mengalami penghukuman,
atau penghancuran, sebagaimana bahasa dalam ayat 14, Nabi menggunakan
kiasan Aku meniupkan angin badai, artinya Tuhan membiarkan, mengizinkan
mereka untuk mengalami penderitaan, penghukuman dan tawanan.

PENERAPAN
Dalam pergumulan dan tantangan yang kita hadapi, kita tidak boleh lepas
dari Tuhan. Lepas dalam arti, kita malas tahu dengan pelayanan, ibadah, dan
cuek saja dengan segala hal yang kita alami, juga kita tidak boleh
mengandalkan kekuatan dan kehebatan kita semata. Kita juga tidak boleh
melakukan segala hal supaya kelihatan kita orang baik, orang saleh, orang
takut Tuhan, tetapi dalam praktek-nya kita sangat jauh dari Tuhan. Ada
orang yang rajin beribadah, puasa, tetapi tidak berdampak dalam kehidupan
sosial masyarakat, malah kadang jadi orang munafik, dan abunawas. Sebab
itu beberapa hal yang perlu kita ingat.
Pertama, apapun yang kita hadapi, seberapa besar pergumulan kita, kita
datang dan minta petunjuk dari Tuhan, kalau rumah tangga kita atau pribadi
kita ada pergumulan, per-biasakan datang ke hadapan Tuhan, curahkan isi hati
kita, atau bawalah pergumulan-mu dan berbicaralah dengan para hamba
Tuhan, se-misal pendeta, tetapi zaman ini, dengan teknologi digital yang luar
biasa, orang tidak pernah malu untuk datang kepada facebook dan meminta
petunjuk disana, alhasil, yang di dapat adalah konflik, perpecahan dan
kehancuran.
Kedua, kadang, ada yang formalitas dalam ibadah, yang penting ibadah,
supaya orang bilang rajin, orang bilang puasa, ya kita puasa, karena kata
orang, meniru dan mengikuti orang lain, maka kita tidak pernah mengalami

46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
perubahan dan pembaharuan apapun, yang ada ialah kita kadang cenderung
sombong, sok rohani, tampilan agamais, tetapi perilaku kita tidak. Berdoa,
beribadah, puasa itu sangat baik dan harus, tetapi bukan formalitas, bukan
agar dilihat orang lalu dihormati dan diakui, tetapi yang penting kita lakukan
dengan kerendahan hati mengikuti apa yang Tuhan mau, atau inginkan.
Perhatian, orang yang rajin ibadah dan puasa yang sifatnya ikut ramai dan
formalitas adalah akan marah, tersinggung kalau melihat orang makan dan
minum di depan dia saat lagi puasa, cengeng sekali, ini puasa model apa?
Sampai paksa rumah makan, warung dan tempat usaha di tutup, bukan itu
ibadah dan puasa yang sejati, yang sejati adalah kita hormati dan hargai
mereka yang tidak melaksanakannya, sebab tujuan kita bukan untuk
menyusahkan orang lain atau mau agar orang hargai kita.
Ketiga, ibadah dan puasa yang baik, itu bukan sekedar sebuah teori belaka,
tetapi ketika kita mampu untuk hidup dengan baik, menolong dan membantu
orang lain, berkata jujur, sopan dan saling menghargai serta menghormati.
Kita bicara dan bertindak yang benar, tidak kong-kali-kong, tidak main baku
tipu, tidak juga menindas dan menekan orang lain, kita tidak boleh
memanfaatkan orang lain demi kepentingan kita sendiri, kita tidak bicara
tipu.
Keempat, kita selalu siap dikoreksi, menerima teguran dan didikan Tuhan
supaya kita mengalami pertobatan dan pembaharuan hidup, kita taat, setia
kepada perintah Tuhan. Tapi kenyataannya banyak juga orang Kristen tidak
setia dan taat pada perintah Tuhan, rajin ibadah, suka maki orang, suka
fitnah orang, korupsi, perzinahan dan melakukan berbagai tindakan
kejahatan lainnya yang merugikan orang lain. Hal seperti itu kadang
membuat Tuhan malas tahu dengan kita, dan Dia mengizinkan kita untuk
mengalami berbagai hal supaya kita sadar dan bertobat.

47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 26 FEBRUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA II - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 8:31-33
TEMA : “RESIKO MENGIKUTI YESUS”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita sudah ada pada hari ke-85, minggu ke-13. Sudah memasuki
minggu sengsara ke-2, fokus pelayanan pada triwulan ketiga adalah
pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan diterangi oleh firman Tuhan
Markus 8 : 31 – 33.
Orang berpikir, ikut Yesus atau percaya Yesus itu hidup selalu aman,
sejahtera, bahagia, kaya dan intinya adalah semua baik, bahkan ada slogan
yang menyesatkan, dan anehnya slogan itu juga disukai oleh jemaat kita,
yakni’’ Anak Raja itu selalu diberkati, tidak susah dan selalu jadi kepala’’, ini
slogan ngaur, tetapi selalu saja orang percaya pengajaran dangkal ini.
Seakan ikut Yesus, resiko-nya adalah baik-baik saja, t’ra boleh sakit dsb.
Pandangan keliru ini juga awalnya ada pada diri murid Yesus, yang mengikuti
Dia, tetapi mereka tidak memahami misi Yesus. Mereka hanya melihat figur
Yesus sebagai tokoh pembebasan, tokoh yang punya kuasa, tokoh politik
yang luar biasa. Dia tidak akan kalah, Dia tidak akan menderita, dan para
murid, terlebih Petrus menolak kalau Yesus harus menderita. Hal ini
tergambar dengan jelas dalam pembacaan kita saat in, Dia mana Yesus
secara terang, terbuka memberitahukan misinya, untuk apa Dia datang ke
dalam dunia, dan apa yang Dia akan alami, lalu apa resiko setiap orang yang
mengikuti Yesus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 31, ayat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembacaan
sebelumnya, secara khusus Markus 8:27-30, disana menceriterakan
mengenai pengakuan Petrus, dimana Petrus dengan lantang mengakui
bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 29), termasuk Dia melarang mereka
memberitahukan siapa diri-Nya. Nah, ayat 31 Yesus menjelaskan siapa diri-
Nya, dan apa misi- Nya, Dia menyebut diri-Nya Anak Manusia, uniknya Dia
tidak memakai sebutan Kristus, sebaliknya gelar Anak Manusia, yang
mengacu kepada jabatan-Nya, selaku anak Adam yang dijanjikan, juga
menunjukkan kepada keilahian-Nya. Latar belakang penyebutan itu ada
dalam Daniel 7:13, teks ini kemudian diperuntukkan kepada Kristus yang
akan datang kembali dengan
48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
kemuliaan dan kebesaran-Nya. Bahwa Dia yang Ilahi itu menjadi manusia
dan harus menanggung banyak penderitaan. Perhatian kata harus dalam
bahasa Yunani dei mengandung arti “ketetapan dari Allah dan tidak dapat
ditawar lagi, karena jalan salib telah ditetapkan Allah , dan harus
dilaksanakan” dan penderitaan itu Dia alami datangnya dari pemimpin agama
Yahudi, yang menolak Dia. Kata menolak dalam bahasa yunani
apodokimazo mengandung arti “suatu keputusan atau kesimpulan setelah
melalui analisa dan pemeriksaan yang seksama bahwa barang itu tidak bisa
dipakai atau ditolak. Itu artinya para pemimpin agama telah bersepakat
untuk menolak Kristus, kemudian dampak dari penolakan itu adalah Kristus
dibunuh atau kematian Kristus, kematian itu diawali dengan penilaian bahwa
Yesus adalah seorang Nabi (8:28), dasar penilaian itulah Dia dibunuh, tetapi
Dia menjelaskan juga bahwa Dia akan bangkit kembali setelah tiga hari, jadi
Dia di bunuh kemudian dimakamkan dan hari ketiga Dia bangkit.
Ayat 32-33, Yesus secara jelas, terang dan terbuka menjelaskan akhir dari
pelayanan-Nya. Hal ini menyiratkan bahwa sebelum itu, Yesus tidak
menjelaskan secara terbuka dan terang seperti ini, Dia menjelaskan dengan
terang, tetapi pikiran para murid berbeda dengan apa yang Yesus jelaskan,
itulah sebabnya, Petrus menarik Yesus ke samping dan mengingatkannya, ini
tindakan Petrus terlalu cepat dan berani, dalam ayat ini Markus tidak
menjelaskan apa isi tegoran (menegur, dalam bahasa Yunani-nya epitimao.
Kata ini biasa digunakan Yesus untuk menghardik setan (Mrk.1:25;4:39).
Tetapi Petrus memakai untuk menegur Yesus), tetapi Matius mencatat isi
tegoran Petrus itu, dalam Matius 16:22b’ “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan
hal itu. Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’’ Jelas, bahwa dalam
pandangan Petrus dan teman-teman, Yesus tidak boleh mengalami jalan
penderitaan, dan itu tidak boleh terjadi dalam diri Yesus, sisi lain ada
pandangan politik bahwa Yesus adalah tokoh pembebasan Israel dari sisi
politis, jelas ini paham yang salah.
Ayat 33, Yesus kemudian memandang atau melihat murid-murid dan
kemudian memarahi atau menegor Petrus, kata ini juga sama seperti yang
Petrus gunakan diatas, Yesus menyebut enyahlah iblis, tidak berarti bahwa
Yesus menyebut Petrus itu iblis, tetapi mengandung makna bahwa dibalik diri
Petrus iblis sedang bekerja, melalui Petrus mencegah Yesus naik ke kayu
salib. Jadi, sesungguhnya ini adalah pekerjaan Iblis. Dalam diri Petrus iblis
hanya memikirkan soal-soal yang dipikirkan manusia, hal yang hanya
berguna untuk hidup hari ini, tidak mau susah, tidak mau menderita, jadi

49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
iblis bekerja lewat

50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Petrus tidak menangkap karya Allah, dan hanya melihat penderitaan Kristus
dari sisi manusia saja. Kata ‘’dipikirkan’’ bahasa Yunaninya ‘’ phroneo’’ yang
artinya pikiran atau pertimbangan. Kata ini muncul berkali-kali dalam PB,
tetapi diterjemahkan dengan berbagai kata (bdk Flp.1:7;2:2,5;4:2,10; 1
Kor.14:20 ). Dengan kata lain, jangan selalu condong untuk memakai pikiran
dan mata manusia untuk menilai pekerjaan Tuhan.

PENERAPAN
Dalam kehidupan sebagai orang Kristen, kita perlu selalu merenungkan dan
merefleksikan hidup kita, bahwa apa resiko kita menjadi muird Kristus,
pertama, bahwa kita harus sadar, Kristus yang adalah Tuhan itu tunduk, taat
pada keputusan Bapa, bahwa Dia harus menanggung penderitaan dan
ditolak bahkan dibunuh, itu artinya sebagai orang percaya, kita mengikuti
Kristus, bukan hidup yang hanya mau menerima berkat saja, bukan mau
kaya saja, mau sehat saja, mau aman saja, mau semua yang baik dan indah
saja. Ini adalah paham dan pandangan yang salah, tetapi yang benar adalah
kita juga harus bersedia untuk menderita, mengorbankan hidup bagi Tuhan.
Bagaimana caranya? Apa alat uji pengerbonanan itu? Kapan dan dimana?
Setiap orang percaya, dalam hidup dan panggilannya, dalam segala bidang,
bukan hanya pelayanan dalam gereja, tetapi dalam dunia dimana kita
berkaryam, kita meneladani Kristus, bahwa kita harus berkorban demi
banyak orang, orang tua memberikan waktu untuk pelayanan di gereja,
dikantor itu adalah bagian dari pengorbanan.
Orang yang bersedia berkorban, tidak selalu mengharapkan pujian, jempol,
atau kata-kata manis, tetapi kesetiaan, kejujuran dan kerja keras kita kadang
tidak diakui, tidak dihormati dan tidak dihargai, bahkan bisa di tolak atau
disangkal. Sampai titik ini kadang kita kecewa, kita marah, kenapa seperti ini,
jelas, manusiawi kalau orang merasa hal itu, tetapi kita harus sadar, bahwa
itu adalah bagian dari salib, dan jangan kita bilang, ah kalau tra hargai, tra
hormati sa- malas sudah, jelas ini pandangan yang salah. Kita kerja adalah
resiko mengikuti Yesus, ditolak, difitnah, itu hal biasa yang tidak boleh
mengendorkan semangat kita untuk maju. Kalau Kristus dibunuh dan
kemudian bangkit, itu tanda kemenangan bagi kita yang ditebus, ketika
saudara tidak dihargai, dihormati, tetapi tetap bekerja dan melayani, percaya
kelak saudara akan bangkit, walaupun karier, jabatan dan rencana saudara

51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

hendak dikuburkan oleh manusia, tetapi saudara akan mendapatkan yang


baik, sebagai kasih karunia dari Tuhan.
Kadang, kita tidak sadar, bahwa iblis dapat saja memakai seseorang untuk
merusak banyak pekerjaan Tuhan, dengan menaruh pikiran dan pandangan
yang hanya terfokus pada kekuatan manusia. Kadang kita menguti Tuhan,
hanya pikir untung, pikir hal yang baik, aman dan sejahtera saja, orang
menolak kesulitan dan tantangan. Kita kadang suka ikut ajaran orang Kristen
yang lain, terlebih penganut teologi kemakmuran yang mengajarkan bahwa
ikut Yesus, kita jadi kepala, bukan ekor, kita anak raja, tidak boleh sakit, kita
menolak sakit, pada hal Kristus saja menderita, iblis mencoba untuk
menggagalkan pekerjaan Kristus yang menebus manusia, kita juga kadang
jadi batu sandungan bagi orang lain dalam rumah, suami pergi melayani istri
marah-marah, suami juga kadang tidak mendukung pelayanan istri. Ataupun
dalam banyak hal, kita menolak kesukaran dan penderitaan, tentu bukan
juga berarti kita malas dan lipat tangan, tetapi yang dimaksud adalah kita
jangan berpikir bahwa ikut Yesus, semua aman, tentram dan baik-baik saja,
itu bukan resiko mengikut Yesus.
Perhatikan, kalau ada yang salah bikin sesuatu kita bilang itu adalah jalan salib,
jalan salib dari? Ko ada tra betul, putar balik mulut, bikin rusak orang pu
kelurga, hancurkan orang pu masa depan, rusak orang pu usaha, ko dapat
babat baru bilang itu salib? Bukan salib, tetapi kalau ada yang setia
mengikuti Yesus, dan Dia mengalami penderitaan dan aniaya karena iman
maka itu adalah salib.

Kelompok Penalahan Alkitab


Ibadah PAM, Ibadah PW dan Ibadah
PKB

Perintah : semua anggota unsur, dalam ibadah diberikan kesempatan untuk


membuat refleksi dan kemudian memberikan pendapat terhadap ayat (33)
“Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia.". pada bagian ini, Yesus gunakan pendekatan dari situasi emosi
yaitu “kemarahan”untuk mengajarkan prinsip “berjalan atau berlangsungnya
kehendak Tuhan”. (5 menit membaca dan refleksi, setelah itu berikan
pendapat) … Silahkan …

52
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SELASA, 28 FEBRUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN FEBRUARI 2023 -
UNGU PEMBACAAN ALKITAB: MARKUS 14:3-9
TEMA : “YESUS DIURAPI”

LATAR BELAKANG
Saat ini 28 Februari, kita sudah berada pada hari ke-59 dan minggu ke-9
dalam minggu-minggu kesengsaraan Tuhan Yesus yang ke-2 tahun 2023, fokus
pelayanan pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada manusia,
dan kita akan dituntun melalui dasar firman Tuhan dari Markus 14:3 – 9.
Tindakan pengurapan yang dilakukan oleh seorang perempuan yang tidak
disebutkan namanya di dalam teks ini, terhadap Yesus, merupakan tradisi
Alkitab di kalangan bangsa Ibrani. Perminyakan atau pengurapan adalah
penting dalam pengudusan seseorang atau sesuatu untuk dipergunakan oleh
Allah. Karena itu di dalam Alkitab kita menemukan beberapa contoh tentang
tradisi pengurapan ini. Misalnya di dalam kitab Keluaran 29:29; kitab Imamat
4:3 tentang dilakukannya upacara pengurapan imam agung dan bejana-bejana
suci di dalam Keluaran 30:26. Tradisi pengurapan dilakukan sebagai lambang
pemberian pengaruh Ilahi atau sakramental suatu pancaran kekuatan atau Roh
Yang Suci terhadap orang yang diurapi atau pun terhadap suatu benda yang
diurapi atau diminyaki. Pengurapan yang dilakukan terhadap Yesus, adalah
pada masa-masa menjelang kesengsaraan-Nya. (Di dalam Injil Yohanes 12,
dikatakan di sana enam hari sebelum paskah). yaitu menjelang Ia ditangkap
untuk diadili dan disiksa sampai mati. Lantas, apa kaitan pengurapan ini
dengan sengsara dan kematian Yesus?

PENJELASAN TEKS
Ayat 3: Kepala Yesus diurapi. Pada waktu itu Yesus sedang berada di
Betania. Di rumah seseorang yang bernama Simon seorang yang terkena
penyakit kusta. Di sana Yesus sedang duduk makan dan tiba-tiba saja datanglah
seorang perempuan dengan membawa suatu buli-buli pualam yang berisi
minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu minyak itu dicurahkan ke
atas kepala Yesus sebagai tanda Yesus diurapi.
Pada zaman dahulu, minyak wangi dan minyak untuk pengurapan disimpan
dalam sebuah buli-buli yang disegel. Leher buli-buli itu harus dipecahkan jika
hendak mengeluarkan minyak tersebut. Karena itulah perempuan yang tidak

53
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

disebutkan identitasnya ini melakukan hal itu kepada Yesus dengan


memecahkan leher buli-buli itu dan menyiram minyak tersebut di kepala
Yesus. Disini pun tidak disebutkan alasan mengapa perempuan itu secara
spontan melakukan hal ini kepada Yesus.
Ayat 4-5: Respons orang-orang yang melihat perbuatan perempuan itu.
Respons mereka adalah apa yang dilakukan oleh perempuan itu merupakan
sebuah pemborosan. Karena itu mereka menjadi marah terhadap perempuan
itu dan berkata : ”untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?”.
Sebagaimana yang disaksikan di dalam Injil Yohanes 12, bahwa minyak
narwastu adalah minyak yang sangat mahal harganya. Dikatakan oleh
beberapa ahli bahwa nilai dari bahan yang dituangkan diatas kepala Yesus
oleh seorang perempuan di Betania, diperkirakan senilai upah orang kerja
untuk setahun. Pemikiran orang-orang itu adalah kalau dijual untuk
membantu orang-orang miskin itu lebih baik.
Ayat 6-9: Respons Yesus terhadap orang-orang yang memarahi perempuan
itu. Respons-Nya adalah : “Biarkanlah Dia. Mengapa kamu menyusahkan dia?
Ia telah melakukan suatu perbuatan baik kepada-Ku.” Yesus tidak memiliki
pemikiran yang sama seperti orang-orang yang memarahi perempuan itu.
Sebenarnya pemikiran mereka untuk membantu orang miskin itu adalah
suatu hal yang baik. Itu pasti diperkenankan Tuhan. (Bdk Ulangan 5:7;11,).
Namun yang hendak Yesus sampaikan kepada mereka adalah, apa yang
dilakukan perempuan itu juga adalah sesuatu yang sangat baik. Sebab dia
melakukan hal itu tepat kepada Yesus sebagai seorang Mesias, anak Allah,
yang telah diutus untuk mengalami penderitaan dan mati bagi manusia agar
manusia diselamatkan. Yesus sudah tahu bahwa waktu kesengsaraan-Nya
sudah dekat. Dan hidup-Nya di dalam dunia pun sudah tidak lama lagi.
Karena itu kalau perempuan itu bisa melakukan hal itu, itu berarti ia
melakukan sesuatu yang baik bagi Yesus dan sekaligus berdampak positif
bagi dirinya sendiri. Yesus mengatakan bahwa “orang-orang miskin selalu
ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka bilamana kamu
menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama dengan kamu”.
Bahkan menurut Yesus, hal yang dilakukan perempuan itu adalah sekaligus
untuk persiapan penguburan Yesus. Di mana tradisi pada waktu itu adalah
jenazah biasanya diberi minyak wangi dan rempah-rempah sebelum
dikuburkan. Apa yang disampaikan di dalam ayat sembilan ini, hari ini juga
kita mendengarnya.

54
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
Pertama,Perempuan yang mengurapi Yesus telah melakukan yang terbaik
bagi Yesus. Ia menunjukkan kemurahan hatinya dengan memberikan apa
yang terbaik di dalam hidupnya. Yakni minyak narwastu yang mahal.
Terkadang kalau kita memiliki sesuatu yang baik dan mahal harganya, kita
akan menyimpannya dengan baik dan sulit dikeluarkan untuk sesuatu
kebutuhan bersama atau mengorbankannya bagi orang lain. Apa lagi kalau
orang itu bukanlah seseorang yang akrab dengan kita. bahkan mungkin kita
tidak mau mengeluarkannya bagi orang miskin. Terkadang kita tidak mau
berkorban juga untuk Tuhan melalui pekerjaan-Nya.
Kedua, Terkadang kita tidak suka melihat orang berbuat baik dengan
berbagai dalih. Seperti orang-orang yang marah melihat perempuan itu
berbuat baik kepada Yesus dengan mengorbankan minyak narwastu yang
mahal itu untuk mengurapi Yesus.
Ketiga, Kita berbuat baik saat ini, bukan karena Yesus secara fisik ada di
dekat kita, namun karena Yesus sudah mengajarkan kita untuk berbuat baik.
Berbuat baik kepada Tuhan dan sesama kita, lebih khusus lagi kepada orang-
orang yang membutuhkan, merupakan kewajiban kita semua selaku orang-
orang percaya.
Keempat, Di minggu sengsara ke dua ini, kita sekalian diajak untuk berbuat
baik sebagai wujud kita mengasihi Allah dan mengimani pengorbanan Yesus
Kristus bagi keselamatan kita. karena itu mari tetap berbuat baik di dalam
pelayanan kita di Gereja dan di dalam seluruh keberadaan hidup kita tiap-
tiap hari. Amin.

55
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaruan GKI Pada Pelayanan


Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”

BULAN KE-3 : MARET 2023


MINGGU, 05 MARET 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA III - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 18:31-34
TEMA : PENDERITAAN YESUS ADALAH BUKTI
KASIH ALLAH BAGI MANUSIA

LATAR BELAKANG
Saat ini kita sudah memasuki bulan ke-3 Maret, sebagai bulan terakhir dari
triwulan pertama, dan minggu pertama bulan Maret, hari ke-64 dari minggu
ke-10 dalam tahun 2023 sekaligus kita berada pada minggu sengsara ke-3,
dalam triwulan satu Januari-Maret 2023 fokus pelayanan terus diarahkan pada
“pembaruan Tuhan kepada manusia” yang akan direfleksikan dengan dasar
firman Tuhan, Lukas 18:31- 34 sekaligus sebagai refleksi pada Minggu Sengsara
ke-3.
Harapan dan cita-cita yang dikejar, dicari oleh setiap orang dalam dunia
adalah kebahagiaan, kesejahteraan dan kesenangan hidup. Artinya, tidak ada
orang yang merindukan dan mengejar penderitaan sebagai tujuan hidupnya.
Bahkan istilah Penderitaan merupakan kata yang menunjuk pada keadaan
yang ditakuti, dihindari dan dijauhi setiap orang. Penderitaan selalu
dipandang mempunyai nilai yang negatif. Penderitaan dipandang negatif
karena berhubungan dengan kenyataan hidup yang buruk, tidak
menyenangkan dan merusak keseimbangan hidup, baik lahir maupun batin.
Dibalik kondisi atau keadaan yang tidak menyenangkan ini, haruslah diakui
bahwa penderitaan adalah keadaan yang tidak dapat dipisahkan, dihindari
dalam kehidupan setiap orang. Artinya, sadar atau tidak, suka atau tidak,
setiap orang pasti mengalami serta merasakan penderitaan. Dalam
hubungan dengan persoalan penderitaan manusia, maka ada dua pandangan
tentang arti dan makna penderitaan.
Pertama, pandangan yang tidak berdasarkan pada iman kepada Yesus
Kristus. Pandangan ini mengartikan dan memaknai penderitaan secara
negatif, yakni tidak punya arti dan makna samasekali dalam kehidupan
manusia.

56
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Kedua, pandangan yang berpusat pada Yesus Kristus. Pandangan ini


mengartikan dan memaknai penderitaan secara positif, walaupun
penderitaan itu tidak menyenangkan. Pandangan ini didasarkan pada teladan
dan makna penderitaan Yesus.
Untuk menegaskan arti dan makna penderitaan, maka kita bertanya:
“Mengapa Orang Percaya Harus Menderita?, Mengapa Penderitaan
Mempunyai Arti Dan Makna Bagi Orang Percaya?” Alkitab memberi kesaksian
bahwa panggilan untuk menderita bukan kemauan dalam diri orang percaya,
tetapi merupakan panggilan untuk mengikuti teladan Yesus Kristus yang
telah menderita sengsara, mati, dan bangkit. Jadi penderitaan Yesus bukan
tanda kekalahan, melainkan tanda kemenangan. Penderitaan Yesus adalah
bukti kasih-Nya menebus dosa manusia dan merintis jalan keselamatan.
Penderitaan Yesus adalah teladan bagi orang percaya. Yesus Kristus rela
turun dari sorga menderita dan mati untuk menebus dosa manusia. Dengan
demikian, orang percaya terpanggil untuk mengikuti jejak Yesus dalam hal
penderitaan. Syarat bagi penderitaan orang percaya adalah karena
kebenaran Injil, kebenaran Allah, karena nama Yesus. Bukan karena mencuri,
melakukan segala kejahatan, menipu, dan praktek ketidakadilan. Karena itu,
penderitaan orang percaya bukan tanda kekalahan atau nasib buruk.
Penderitaan orang percaya adalah tanda kasih karunia Allah, sebagai
pertanggungjawaban iman kepada Yesus yang telah lebih dahulu menderita
sengsara bagi manusia.
Kebenaran ini nyata dalam kesaksian Alkitab, Filipi 1:29.” kamu dikaruniakan
bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita
untuk Dia”. Demikian juga dalam 1 Petrus 2:19-20 “adalah kasih karunia, jika
seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu
menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat
baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia
pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejak-Nya”. Inilah yang harus dihayati dan dimaknai dalam
kehidupan kita sebagai orang percaya di minggu sengsara Tuhan kita Yesus
yang ketiga.

PENJELASAN TEKS
Ayat 31, Yesus telah mengetahui bahwa semua yang dinubuatkan oleh para
nabi akan digenapi. Yesus akan ditangkap dan diserahkan kepada bangsa-

57
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
bangsa yang tidak mengenal Allah seperti disaksikan ayat 32, maka Yesus

58
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
memanggil kedua belas murid-Nya untuk mengatakan hal itu kepada
mereka. Yesus berkata: “sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala
sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi”.
Dengan demikian, ada tiga makna dalam perkataan Yesus kepada murid-
murid-Nya; Pertama, Seluruh jalan hidup, yakni penderitaan-Nya,
penangkapan atas diri- Nya, dan dibunuh adalah rancangan Allah Bapa di
sorga. Itulah sebabnya, Yesus menjalani semua ini dengan penuh ketaatan,
kesetiaan dan penyerahan diri secara utuh kepada kehendak Allah Bapa.
Semua ini harus di jalani dan terjadi pada diri Yesus supaya rencana
Allah Bapa dapat digenapi. Jalan penderitaan Yesus mengandung dua
makna: pertama, Yesus mengidentifikasi diri-Nya (menyamakan diri-Nya)
dengan manusia, dan kedua, menyatakan solidaritas-Nya (kesetiakawanan-
Nya) kepada manusia. Tujuannya, supaya keselamatan Allah sampai
atau masuk ke dalam dunia, dan dosa
pemberontakan manusia ditebus, dan keselamatan dinyatakan.
Kedua, Yesus memanggil para murid dan memberitahu nubuat para nabi
yang akan terjadi atas diri-Nya. Tujuannya, supaya mereka tahu, hati mereka
dikuatkan, mereka tidak kaget, dan siap menerima jika Yesus ditangkap dan
dibunuh sebagai penggenapan rencana Allah Bapa. Dengan begitu, mereka tidak
boleh putus asa, hilang pengharapan, tetapi bersemangat dan penuh
pengharapan melalukan tugas pemberitaan Injil yang percayakan kepada
mereka.
Ketiga, Mengapa Yesus mengajak para murid ke Yerusalem dan tidak ke
tempat lain? Menurut tradisi bangsa Israel, Yerusalem adalah kota damai,
pusat dunia, kota tertua di dunia (usianya 6000 tahun). Yesus memulai
pekerjaan-Nya di Yesusalem, murid-murid dipanggil bermisi dari Yesusalem.
Yerusalem menjadi gambaran tentang Yerusalem sorgawi yang telah turun
ke dalam dunia hadir dalam diri Yesus Kristus. Itulah sebabnya, setiap orang
Israel selalu merindukan Yerusalem baru yang mulia dan kudus. Jadi Yesus
mati di Yerusalem menunjuk pada nubuat para nabi yang harus digenapi,
supaya Yesus dimuliakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah.
Ayat 32, Berisi nubuat para nabi atau segala sesuatu yang ditulis para nabi,
bahwa Yesus akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah (bangsa-bangsa/orang-orang kafir). Apa yang dilakukan bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah terhadap Yesus? Pertama, Yesus diolok-olokkan
(di ejek, direndahkan), Kedua, Yesus dihina (direndahkan kedudukan dan

59
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
martabat-Nya sebagai Anak Allah), dan Ketiga, Yesus diludahi (dihina,

60
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
direndahkan, di ejek). Apa arti keterlibatan bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah dalam penangkapan dan pembunuhan Yesus? Yang perlu
dipahami ialah jalan hidup Yesus di dalam dunia adalah jalan yang dipilih
secara sadar untuk memenuhi rancangan Allah Bapa. Jadi baik atau buruk,
Yesus harus menjalaninya sesuai kehendak Allah Bapa untuk mewujudkan
rencana penyelamatan-Nya bagi manusia. Dengan demikian, arti keterlibatan
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dalam penangkapan dan
pembunuhan Yesus, sesungguhnya tidak punya arti apapun. Tidak ada
pembenaran tentang posisi mereka dalam karya Allah, sebab mereka tidak
mengenal Allah. Tetapi mengapa mereka disebut dalam kesaksian ini?
Mereka diperkenankan Allah hanya sebagai jalan untuk mencapai atau
mewujudkan tujuan Allah. Artinya, dengan sikap mereka, kesembongan, dan
keangkuhan mereka, Allah pakai sebagai alat untuk menyatakan rencana-
Nya.
Mereka tidak punya prestasi yang dihargai dalam proses keselamatan Allah.
Hal ini dimaksudkan supaya pada waktunya mereka sadar bahwa mereka
adalah pemberontak tehadap kasih suci Allah melalui tindakan penangkapan
dan pembunuhan atas diri Yesus. Supaya kemudian mereka sadar bahwa
olok- olokkan, penghinaan dan tindakan meludahi Yesus adalah sikap dan
tindakan merendahkan Yesus sebagai Anak Allah. Inilah jalan yang tidak
dapat dipahami oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ayat 33, Berisi nubuat para nabi tentang perlakuan yang sama sebagai
kelanjutan dari nubuat dalam ayat 32, yaitu mereka menyesah dan
membunuh Yesus, tetapi Allah Bapa membangkitkan Dia pada hari yang
ketiga. Ayat ini memberitakan kepada manusia dan dunia tiga hal: Pertama,
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itu yang menyebabkan mereka
menyesah dan membunuh Yesus. Kedua, pada hari ketiga Allah
membangkitan Dia dari antara orang mati. Itu berarti Yesus sungguh-
sungguh Anak Allah yang hidup, Dia tidak mati selamanya. kebangkitan-Nya
menyadarkan bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya untuk kehidupan
yang baru, percaya dan mengenal-Nya. Ketiga, kebangkitan-Nya
membuktikan, Ia adalah Anak Allah bagi orang hidup dan orang mati. Maka
orang yang percaya kepada-Nya, walaupun sudah mati, dibangkitkan untuk
hidup dalam kerajaan-Nya.
Ayat 34, Berisi kebenaran tulisan para nabi yang pasti terjadi, tapi bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah “sama sekali tidak mengerti” semua yang
ditulis. semua yang dikatakan itu tidak dimengerti, maknanya tersembunyi

61
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

bagi mereka. Artinya, mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. Mengapa
mereka tidak mengerti perkataan para nabi? Karena mereka tidak mengenal
Allah, karena itu mereka tidak memiliki pengetahuan dan hikmat Allah yang
menuntun mereka untuk mengetahui kebenaran yang tertulis.

PENERAPAN
(1) Jalan penderitaan adalah jalan yang kontras, bertentangan dengan
pemikiran manusia duniawi. Tetapi Allah mengunakannya sebagai jalan
untuk menggenapi rencana penyelamatan-Nya. Melalui jalan
penderitaan, keselamatan Allah masuk ke dalam dunia dan dinyatakan
secara sempurna oleh Yesus Kristus. Dengan begitu, setiap orang yang
percaya dan mengakui Yesus Kristus sebagai jurus’lamat, harus bersedia
menderita. Penderitaan adalah ciri dan pola hidup orang percaya sebagai
ungkapan iman yang nyata mengikuti teladan penderitaan Kristus.
(2) Karena itu, Jangan menderita karena berbuat jahat, karena
mementingkan diri sendiri, karena dengki, membunuh, mencuri, dan
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran Allah.
Jangan kita artikan penderitaan karena berbuat jahat, sama dengan
penderitaan karena melakukan kebenaran yang dikehendaki Allah dalam
hidup kita. Penderitaan dan Kebenaran Allah jangan dijadikan sebagai
pembenaran terhadap penderitaan dan kesalahan kita.
(3) Yesus mengalami penderitaan karena dosa-dosa kita. Yesus dijadikan
orang berdosa menggantikan posisi kita. Yesus diolok-olokkan, Yesus
dihina, Yesus diludahi karena dosa menutup mata, kesadaran, dan
pikiran kita terhadap Yesus dan kebenaran-Nya. Oleh karena itu, kita
dituntut membarui hidup, iman, dan kasih kepada Yesus dan kebenaran-
Nya. Kita membutuhkan “pertobatan”, yaitu pembaruan hidup,
kesadaran hidup, yang menyeluruh (holistik) dalam hidup.
(4) Perbuatan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, mengingatkan kita
hari ini agar tidak mengulangi perbuatan mereka, sehingga kita
menghianati Yesus dan kebenaran-Nya. Karena kita sudah menerima
pembenaran Allah yang menyelamatkan kita, maka iman kepada Yesus
dan kebenaran-Nya harus menjadi kekuatan rohani yang menuntun kita
melakukan perintah-Nya dalam hidup pribadi, keluarga dan persekutuan.
(5) Penderitaan Yesus adalah bukti kasih-Nya kepada kita. Karena itu,
menderita karena Yesus dan kebenaran-Nya, adalah tanda hidup seorang
murid Yesus. Penderitaan karena nama Yesus dan kebenaran-Nya adalah
kesaksian iman kita di hadapan orang, supaya Allah Bapa dimuliakan.

62
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
RABU, 08 MARET 2023
KELENDER GEREJAWI : HUT YPK GKI - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : ULANGAN 6:4-9
TEMA : KASIH KEPADA ALLAH
ADALAH PERINTAH YANG
UTAMA

LATAR BELAKANG
Tanggal 8 Maret hari ini merupakan hari ke-67 dalam tahun 2023 yang
dirayakan bersamaan dengan minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-3, Hari
Doa Syukur YPK juga diletakkan dalam fokus pelayanan pada triwulan ketiga
adalah pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan didasarkan pada
firman Tuhan Ulangan 6 : 4 – 9.
Kitab Ulangan adalah salah satu kitab Perjanjian Lama yang termasuk dalam
golongan kitab Thora atau Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, bilangan).
Thora adalah kata Ibrani yang berarti: pengajaran, perintah, instruksi atau
hukum Allah di Israel. Thora di Israel bertujuan menjaga, memelihara, serta
melindungi kaum Israel agar tidak jatuh ke dalam kekafiran atau
penyembahan berhala. Thora menegaskan agar hubungan antara Allah dan
umat Israel tetap terjaga, terpelihara dengan baik. Di dalam Thora
ditegaskan bahwa hanya Allah yang disembah dan dimuliakan. Berdasarkan
tujuan ini, maka apabila Israel meninggalkan atau keluar dari Thora, maka
Israel akan jatuh ke dalam kekafiran, dan hal ini merupakan kekejian bagi
Allah. Sebagai akibatnya Israel akan di hukum. Contoh hukuman Allah bagi
Israel, yaitu pada tahun 587, Israel Selatan (Yehuda) di buang ke Babilon,
dan tahun 722, Israel Utara (Samaria) di buang ke Assyur.
Hal utama berikut yang ditegaskan kitab-kitab Taurat adalah kasih kepada
Allah dan kasih terhadap sesama. Di dalam hukum yang terutama, Matius
22:37-40, ditegaskan, “Hukum yang terutama dan yang pertama adalah
mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan akal budimu. Dan
hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.” Kedua hukum ini merupakan satu kesatuan
yang bersifat utuh. Karena itu, jika mengasihi Allah, haruslah mengasihi
sesama manusia. Jika mengasihi sesama manusia, haruslah mengasihi Allah.
Kasih itu menuntut penyerahan diri, ketaatan, kepatuhan, dengar-dengaran,
dan pengorbanan kepada sesuatu yang menjadi sasaran dan tujuan kasih
itu. Sebagai orang percaya, sasaran dan tujuan kasih kita adalah mengasihi
Tuhan Allah dan sesama manusia. Itulah kasih yang terutama, atau perintah
yang utama.

63
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Pemberitaan awal yang disampaikan Musa kepada seluruh orang Israel (ayat
1:1-8), dimulai dengan perkataan, “Inilah perintah”. Perintah yang
disampaikan Musa berisi: ketetapan dan peraturan yang diajarkan kepada
umat Israel atas perintah Tuhan Allah.
Apa isi dan tujuan perintah itu? Perintah yang diajarkan harus dilakukan di
mana saja mereka pergi dan mereka tinggal, seumur hidup, bersama anak
cucumu. Isi dan tujuan perintah itu adalah : Pertama, takut akan Tuhan,
Allahmu, Kedua, berpegang pada segala ketetapan dan perintah yang telah
disampaikan, Ketiga, supaya lanjut umur. Sikap yang harus dijunjung dalam
melakukan ketetapan dan peraturan yang Musa ajarkan atas perintah Tuhan
Allah, yaitu: lakukan semua itu dengan setia. Setia berarti berpegang teguh,
hati yang teguh, patuh atau taat kepada ketetapan dan peraturan yang
dikehendaki Tuhan Allah. Musa memberi jaminan bahwa jika melakukan
semua ketetapan dan peraturan dengan setia, maka hasilnya adalah:
Pertama, baik keadaanmu, Kedua, kamu menjadi sangat banyak,
sebagaimana dijanjikan Tuhan Allah kepada nenek moyang kamu (Abraham,
Ishak, dan Yakub). Artinya kamu memperoleh berkat dan mewarisi masa
depan yang baik.
Ayat 4, Ayat ini merupakan penegasan atau himbauan yang menuntut
kepatuhan untuk mengerjakan sesuatu yang diharapkan. Itulah sebabnya,
dimulai dengan kata “dengarlah”. Melalui penegasan atau himbauan ini
orang Israel diminta memperhatikan dua hal :
(1)Tuhan itu Allah, dan
(2) Tuhan itu esa.
Mengapa orang Israel diminta untuk memperhatikan dua hal ini? Pertama:
Karena disamping Allah, di sekitar Israel ada banyak penyembahan berhala,
ada banyak penyembahan dewa-dewa kafir yang sering mempengaruhi
Israel sehingga jatuh ke dalam praktek penyembahan kepada berhala atau
dewa- dewa. Kedua: sebab banyak penyembahan berhala, penyembahan
dewa- dewa yang disamakan dengan Tuhan (kepercayaan politheisme atau
banyak dewa). Jadi ayat ini merupakan credo atau pernyataan pengakuan
iman Israel bahwa Tuhan itu esa (Tuhan itu satu), Tuhan tidak dapat
disamakan dengan banyak dewa-dewa kafir atau berhala-berhala buatan
tangan manusia, yaitu patung kayu, emas, atau perak yang dipercayai,
dihormati, dan disembah di samping Tuhan Allah.

64
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 5
Ayat ini menuntut orang Israel mengasihi Tuhan Allah dengan: segenap hati,
segenap jiwa, dan segenap kekuatan. Artinya, mengasihi Tuhan haruslah
dengan seluruh hidup. Israel tidak boleh membagi kasih mereka, yakni
setengah kepada Allah, dan setengah yang lain kepada berhala atau dewa-
dewa kafir. Dengan lain perkataan, Israel jangan membagi kasih, tetapi
seutuhnya kepada Tuhan Allah. Orang Israel dilarang membagi kasih kepada
berhala atau dewa-dewa, sebab yang menyelamatkan Israel adalah Allah,
bukan berhala kafir yang tidak bernyawa. Kalau orang Israel mendua hati,
maka Allah cemburu dan menghukum umat-Nya dengan penderitaan.
Dengan demikian, himbauan kepada Israel untuk mengasihi Allah adalah nilai
mutlak yang tidak bisa ditawar dan diganti dengan ajaran atau kepercayaan
yang lain. Itulah sebabnya, Musa menegaskan agar orang Israel mengasihi
Tuhan Allah dengan seantero hidup jangan dengan setengah-setengah. Karena
Allah lebih dahulu mengasihi mereka dengan kasih-Nya yang utuh. Maka
Israel pun harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan segenap
kekuatan mereka.
Ayat 6-9, Musa menegaskan dan menyakinkan, bahwa yang kuperintahkan
harus kamu perhatikan dan lakukan. Umat diingatkan supaya tidak hanya
menjadi pendengar atau pengagum ketetapan dan peraturan Allah, tetapi
mendengar dan melakukannya. Hal ini berhubungan dengan tanggung jawab
individu atau diri sendiri. Sedangkan tanggung jawab persekutuan berarti
setiap orang Israel, setiap keluarga Israel harus mengajarkan Ketetapan dan
peraturan yang disampaikan berulang-ulang kepada anak-anakmu, apabila
engkau duduk dirumahmu, dalam perjalanan, pada saat berbaring dan
bangun. Artinya pada segala waktu dan tempat harus diajarkan.
Apa yang diperintahkan harus diikat sebagai tanda pada lenganmu dan
jadikan lambang didahimu, dan tuliskan pada tiang pintu rumahmu dan pintu
gerbangmu. Inilah gambaran supaya segala perintah yang disampaikan tidak
mudah dilupakan. Agar tidak lupa, maka diikat pada lengan, ditulis pada
tiang pintu rumahmu dan pintu gerbang, supaya setiap saat dapat dibaca
dan tidak dilupakan.

PENERAPAN
(1) “Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa”, berarti kita tidak boleh menyambah
allah (berhala) diluar Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus.

65
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

(2) Jika kita percaya, menyembah, dan mengasihi Allah, maka syaratnya harus
dengan: “segenap hati, jiwa dan kekuatan kita, jangan dengan setengah
hati, jiwa dan setengah kekuatan kita.
(3) Kebenaran Firman yang telah kita dengar harus diajarkan berulang-ulang,
diberitakan terus-menerus kepada keluarga kita dan sesama kita, saat
berada: di rumah, di luar rumah, ditempat kerja, maupun dalam perjalanan.
(4) Ayat 7, menekankan aspek “pengajaran atau pendidikan” bagi umat
Allah. Berkenan dengan HUT YPK, maka kita disadarkan bahwa
kehadiran YPK dalam GKI, memiliki peran kesaksian dan pelayanan,
pembinaan dan pengajaran yang berpijak pada iman Kristen.
(5) Ayat 4, menekankan dua hal penting, yakni: mengajarkan tentang
“kekuatan Tuhan Allah” dan “keesaan Allah”. Maka dalam fungsi
pendidikan dan pengajaran, YPK berperan sebagai pengawal ajaran
Kristen, ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi.
(6) Dari aspek sejarah, HUT YPK menyadarkan kita tentang dua kekuatan
besar yang mengubah dan membawa Papua keluar dari zaman
kegelapan ke zaman terang, zaman kebodohan ke zaman kemajuan,
yaitu “Injil dan pendidikan”.

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB


IBADAH KELUARGA

Buatlah dua kelompok dan diskusikanlah dalam kelompok pertanyaan


Penalahan Alkitab berikut :
(1) Kelompok satu : nyanyikanlah suatu nyanyian yang menggambarkan
pernyataan iman tentang “TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa”
(misalnya, Nynyian Rohani No 3, dyb…)
(2) Kelompok dua : Apa manfaat dari kata “mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu” (ay 7)?

66
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 12 MARET 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA IV
PEMBACAAN ALKITAB : YESAYA 53:1-12
TEMA : HAMBA TUHAN YANG MENDERITA

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 12 Maret kita telah mencapai hari ke-71, minggu ke-11, dan
minggu sengsara ke-4 di tahun 2023. Konsistensi pelayanan diarahkan
dengan fokus pelayanan pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan
kepada manusia yang didasarkan pada firman Tuhan Yesaya 53 : 1 – 12.
Siapa dia hamba Tuhan yang menderita dalam kesaksian Yesaya 53:1-12?
Ada pandangan yang menunjuk kepada raja Daud, kepada bangsa Israel
sebagai individu maupun bangsa, dan mesias (Ibr. Mesyakh=yang diurapi)
yang dinubuatkan para nabi dalam Perjanjian Lama. Tetapi Jika dihubungkan
dengan Yesaya 42 tentang “Hamba Tuhan”, maka Yesaya pasal 42 dan pasal
53, menunjuk pada Yesus sebagai Hamba Tuhan yang menderita, yang
dinubuatkan dalam Perjanjian Lama dan digenapi dalam Perjanjian Baru.
Karena itu, dalam Yesaya 53:1-9, Yesus digambarkan sebagai orang yang
menanggung hukuman untuk menghadirkan keselamatan dengan memikul
beban dosa manusia. Disaksikan dalam 1 Korintus 5:21, “Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah”.
Yesaya dalam pembacaan ini menyaksikan tentang seorang Hamba Tuhan
atau Yesus Kristus yang diutus Allah Bapa ke dalam dunia. Walaupun Dia
seorang Hamba Tuhan, tetapi Dia tidak mempertahankan keilahian-Nya
sebagai Anak Allah untuk kepentingan dengan jalan membebaskan diri atau
menghindari penderitaan yang tidak seharusnya di tanggung sebagai Hamba
Tuhan yang tidak berdosa. Ternyata jalan penderitaan Hamba Tuhan itu,
bukan kehendak-Nya sendiri, tetapi adalah jalan yang dipilih secara sadar
untuk memenuhi kehendak Allah Bapa sebagai tanda kesetiaan, ketaatan-
Nya mewujudkan rencana keselamatan Allah bagi manusia yang telah jatuh
ke dalam jurang kebinasaan akibat dosa.
Jadi penderitaan Hamba Tuhan atau Yesus Kristus adalah tanda
kesetiakawanan dan penyamaan diri-Nya dengan manusia berdosa. Melalui
jalan penderitaan Hamba Tuhan menghadirkan keselamatan bagi manusia
yang telah berdosa dan hilang kemuliaan Allah.

67
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Ayat 1-3, Memberi kesaksian tentang Yesus Kristus adalah tanaman mudah
yang bertumbuh sebagai taruk (Ibr. Yoneq; paidion=anak atau hamba, Yes
9:5) ia tumbuh dihadapan Tuhan dan sebagai tunas (tunas Isai, Yes 11:1,10)
dari tanah kering, tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada, rupapun
tidak sehingga tidak dipandang dan diinginkannya. Itulah sebabnya, ia
dihina, dihindari, ia mengalami kesengsaraan, menderita kesakitan, orang
menutup muka terhadap dia, dan dia tidak masuk hitungan. Kesaksian ini
mau menegaskan bahwa manusia tidak memiliki kepekaan terhadap
kehadiran Hamba Tuhan yang menderita sehingga diabaikan, dilupakan, dan
tidak diperhitungkan. Bahkan diperlakukan dengan tidak manusiawi
selayaknya manusia duniawi yang berdosa sehingga dihina dan tidak
diperhatikan. Manusia tidak mengenalnya karena dosa yang menutupi mata,
perasaan, kepekaan dan kesadarannya untuk mengenal siapa itu Hamba
Tuhan yang hadir ditengah-tengah mereka dan mengalami penderitaan.
Ayat 4-6, Mengapa ia mengalami penderitaan, kesakitan, kehinaan dan tidak
diperhitungkan, seperti disaksikan dalam ayat 1-3? Apakah karena salah dan
dosanya sendiri? TIDAK, Kita mengira dipukul dan ditindas Allah karena
kesalahannya, dosanya, dan ketidaksetiaannya. Hamba Tuhan itu mengalami
penderitaan, kesakitan, kehinaan dan tidak diperhitungkan adalah karena
penyakit kita yang ditanggung, kesengsaraan kita yang dipikulnya, dosa kita
yang ditanggung, ketidaksetiaan kita yang ditanggung. Dia tertikam karena
pemberontakan kita, dia diremukkan karena kejahatan kita. Kesaksian ayat
4-
6 menyadarkan kita bahwa Hamba Tuhan itu menderita karena ulah dari
hidup dan perbuatan kita yang telah memberontak terhadap kasih suci-Nya.
Hamba Tuhan itu menderita karena kesalahan-kesalahan kita. Kita adalah
orang-orang sesat seperti domba yang mengambil jalannya sendiri.
Kejahatan kita inilah yang ditimpakan kepada Hamba Tuhan itu.
Ayat 7-9, Ayat-ayat ini menyaksikan tentang sikap Hamba Tuhan itu
menerima dan menjalani penderitaan yang menimpa hidupnya. Dia dianiaya,
tetapi membiarkan diri ditindas, tidak membuka mulutnya melawan atau
menolak seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian. Sikap ini
menunjukkan ketaatan, kesetiaan dan penyerahan diri sepenuhnya pada
rencana dan kehendak Allah untuk menghadirkan keselamatan bagi manusia.
Semua ini bukan tanda kekalahan, tanda kegagalan, melainkan tanda
kepatuhan seorang Hamba Tuhan untuk memulihkan dan menghidupkan
manusia yang telah memberontak, berbuat jahat terhadap kasih suci Allah. Ia di

68
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
hukum, dilupakan, terpisah dari negeri orang-

69
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
orang hidup, nasibnya tidak dipikirkan, karena pemberontakan umat Allah,
umat manusia ia kena tulah, yaitu murka atau hukuman. Tulah itu nyata ketika
kuburnya berada di antara orang-orang fasik, atau orang berdosa dan
pemberontak. Ketika mati, ia berada di antara para penjahat, sekalipun ia tidak
berbuat jahat, kekerasan dan walaupun tipu tidak ada dalam mulutnya.
Sungguh, Allah mengasihi manusia sehingga mengutus Anak-Nya Yesus Kristus
menjalani penderitaan yang amat berat. Dan Yesus Kristus memilih jalan ini untuk
menggenapkan rencana Allah Bapa. Jika Hamba Tuhan itu menghindari dan
membebaskan diri dari jalan penderitaan ini, maka ada dua akibat mendasar:
Pertama, rencana keselamatan Allah akan gagal, keselamatan Allah tidak akan
sampai ke bumi membebaskan manusia dari dosa dan maut, dan Kedua,
manusia tetap hidup dalam dosa, hidup dalam kebinasaan, dan tidak memiliki
kehidupan kekal.
Ayat 10-12, Memberi kesaksian tentang rahasia seorang Hamba Tuhan yang
menderita, yaitu rahasia yang berhubungan dengan maksud dan kehendak
Allah yang berlaku atas dirinya, walaupun tidak bersalah. Ada dua makna
yang tersembunyi di balik penderitaan-Nya : Pertama, Rahasia penderitaannya
bukan kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Allah yang dinyatakan dalam
dirinya. Kedua, Allah memakai orang-orang yang tidak percaya, yang hatinya
jahat, yang menolak kebenaran, yang mementingkan diri sendiri, sebagai
kesempatan untuk mewujudkan rencana keselamatan-Nya yang besar dan
mulia bagi manusia berdosa tanpa disadari.
Dua hal ini dimaksudkan agar orang-orang yang tidak percaya, yang
melakukan kejahatan atas diri Hamba Tuhan itu dipermalukan. Tujuan
perbuatan jahat atas diri Hamba Tuhan untuk mencapai cita-cita dan harapan
mereka, sesungguhnya dibarui untuk mewujudkan rencananya. Kenyataan ini
menegaskan makna bahwa setiap orang yang berambisi mencapai tujuan
hidup dengan rancangan kejahatan, tentu digagalkan Allah dengan cara-Nya
sendiri.
Hamba Tuhan menderita, mengalami kesakitan, tetapi TUHAN berkehendak
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus dosa, agar supaya kehendak
TUHAN terlaksana. Rahasia ini nyata dalam ayat 11 dan 12, sesudah
kesusahan jiwanya ia melihat terang dan menjadi puas, hamba-Ku sebagai
orang benar, ia membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan ia pikul
kejahatan mereka. Karena itu, orang-orang besar diserahkan sebagai rampasan,
memperoleh orang- orang kuat sebagai jarahan sebagai ganti. Artinya,
kejahatan mereka diserahkan untuk ditanggung oleh Hamba Tuhan itu,

70
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
dengan jalan menyerahkan nyawanya ke dalam maut, bahkan rela terhitung
sebagai pemberontak.

71
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
(1) Manusia tidak dapat membebaskan dirinya dari dosa dan akibatnya yang
membawa kebinasaan. Karena itu Allah Bapa mengutus Anak-Nya Yesus
Kristus dan menjadikan-Nya sebagai Hamba yang menderita. Yesus datang
dan hidup bersama manusia, tapi manusia tidak mengenal-Nya. Manusia
tidak memiliki kepekaan, kesadaran terhadap Yesus sebagai hamba yang
menderita sehingga dihina, dihindari, diabaikan, dan tidak diperhatikan.
Kita disadarkan oleh Hamba Tuhan yang menderita, bahwa dosa kita,
kesalahan kita, pemberontakan kitalah yang dipikul dalam penderitaan-
Nya. Sekarang kita tahu bahwa Yesus telah menderita dan menghadirkan
jaminan keselamatan bagi kita, sebab itu jangan kita hidup seperti
orang- orang yang tidak mengenal Allah. Belajar dari Hamba Tuhan yang
menderita, maka kita perlu mengerjakan: pertobatan, pembaruan hidup,
mengalami hidup yang baru, hidup yang berpusat pada Kristus, agar
penderitaan Yesus, hamba Tuhan tidak sia-sia.
(2) Kita tidak hanya mengagumi bahwa seorang Hamba Tuhan telah
menderita bagi kita. Tugas kita adalah memaknai dan menerapkan nilai-
nilai penderitaan Hamba Tuhan dalam hidup dan tanggung jawab kita
sebagai orang percaya. Kita tidak perlu meratapi penderitaan Yesus, kita
tidak perlu bersedih, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita
menerapkan teladan penderitaan Yesus dalam hidup kita tiap-tiap hari.
Dengan demikian, Kita tidak bertanya, apa yang seharusnya kita
percayai. Tetapi apa yang seharusnya kita lakukan sebagai orang yang
telah diselamatkan dalam penderitaan-Nya.
(3) Sikap Hamba Tuhan yang menderita mewariskan kepada kita, nilai
ketaatan, kesetiaan dan penyerahan diri kepada Allah, Yesus Kristus dan
Roh Kudus. Sikap ini kemudian harus dijadikan sebagai sikap iman yang
menuntun diri kita, keluarga kita, dan tanggung jawab kita. Sebab iman
Kristen menegaskan, bahwa orang percaya tidak hanya menerima
anugerah keselamatan Allah, tetapi anugerah keselamatan itu mengikat
setiap orang dengan Yesus. Setiap orang yang telah diselamatkan, harus
menjadi alat penyalur keselamatan.

72
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 19 MARET 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA V
PEMBACAAN ALKITAB : FILIPI 2:1-11
TEMA : BERSATU DAN MERENDAHKAN DIRI
SEPERTI YESUS

LATAR BELAKANG
Hari ini, minggu 19 Maret kita sudah mencapai hari ke-78, minggu ke-12,
sebagai minggu sengsara Tuhan Yesus Kristus ke-5 dalam tahun 2023 dan terus
menerus meletakkan fokus pelayanan GKI pada triwulan ketiga adalah
pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan diterangi oleh firman Tuhan
Filipi 2:1-11.
Surat ini berasal dari rasul Paulus dan teman sekerjanya Timotius. Surat ini
dialamatkan kepada: orang kudus (jemaat), para penilik dan diaken di Filipi
(1:1). Mengapa Paulus dan Timotius menyampaikan nasihat kepada
jemaat, para penilik dan diaken di Filipi supaya bersatu dan merendahkan diri
seperti Kristus? Setiap surat Paulus yang dikirim kepada suatu jemaat atau
orang tertentu bukan tanpa alasan, tetapi ada latar belakang yang sangat
penting, mendesak dan mendasar. Artinya, ada masalah, ada pengaruh
yang kurang baik, ada ajaran yang menyesatkan jemaat, ada perpecahan
dalam jemaat, Kristus dan kebenaran-Nya tidak mendapat tempat dalam
kehidupan jemaat, pelayanan jemaat, tetapi juga para pemimpin jemaat.
Dengan lain perkataan, sedang bertumbuh serta berkembangnya berbagai
ajaran dan pengaruh yang tidak sehat serta menyimpang dari Firman Allah.
Bagi Paulus kenyataan ini membawa pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan iman, nilai-nilai etika dan spiritual bagi jemaat maupun para
pemimpin umat.
Secara khusus jemaat di Filipi, Paulus tidak sembarangan memberi nasihat,
tetapi karena ada masalah yang serius maka Paulus menasihati jemaat.
Ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan jemaat di
Filipi, yaitu faktor intern atau faktor dari dalam jemaat, dan faktor eksternal
atau faktor dari luar jemaat. Kedua faktor ini saling berpengaruh, yaitu dari
luar jemaat berpengaruh ke dalam jemaat. Siapakah yang menebarkan
pengaruh kepada jemaat di Filipi? Dikatakan dalam Filipi 1:28 “dengan tidak
digentarkan oleh lawanmu,” Mereka yang disebut lawan ini menebarkan
ajaran yang tidak diajarkan Paulus maupun ajaran yang tidak bersumber dari
kebenaran Allah bagi jemaat di Filipi. Menjadi nyata dalam kehidupan jemaat

73
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
di Filipi, yakni adanya keretakan dalam hal hubungan kesatuan atau
persekutuan. Jemaat di Filipi tidak lagi hidup merendahkan diri seperti
Kristus. Tetapi hidup dalam tinggi hati, mementingkan diri sendiri,
mengabaikan kehidupan yang bersatu, standar hidup sebagai jemaat yang
berpola pada hidup Kristus dalam kerendahan semakin melemah, bahkan
diabaikan. Itulah sebabnya, rasul Paulus memberi nasihat, memberi arahan,
serta teguran supaya jemaat bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus.
Paulus menampilkan jalan hidup Kristus menjadi norma dasar dan teladan
utama bagi pola hidup orang percaya. Artinya orang percaya tidak boleh
hidup menurut kemauannya, tetapi menurut kemauan atau ajaran Kristus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-4, Bertolak dari keadaan jemaat di Filipi yang cenderung tidak lagi
hidup bersatu dan tidak saling merendahkan diri, maka Paulus dalam ayat-
ayat ini menasihati jemaat agar pola hidup Kristus dijadikan patokan, model
untuk hidup sebagai umat Allah di dalam dunia. Karena bagi Paulus, dalam
Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih
mesra, dan belas kasihan. Inilah prinsip nilai yang harus mewarnai kehidupan
jemaat di Filipi. Karena itu, Paulus menasihati jemaat di Filipi supaya sehati
sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tidak mencari pujian atau kepentingan
diri sendiri.
Memang ada perbedaan di antara jemaat, tetapi bagi Paulus perbedaan itu
tidak boleh dijadikan alasan untuk memecah belah jemaat yang adalah tubuh
Kristus. Sebab jemaat menyembah satu Allah, satu Kristus, satu Roh, dan semua
orang percaya dipersatukan dalam satu kasih yang bersumber dari Kristus.
Sebaliknya, jika jemaat di Filipi mengikuti teladan hidup Kristus, maka tidak
ada pilihan untuk hidup menurut keinginan sendiri, menampilkan kekuasaan
diri sendiri, ingat diri sendiri sambil melupakan atau mengabaikan Kristus dan
sesama. Inilah yang mendasari nasihat untuk menekankan pola hidup rendah
hati dan menganggap orang lain lebih utama dari diri sendiri. Memang sulit
atau berat bagi manusia duniawi, tapi ini merupakan prinsip hidup orang
percaya yang harus dipraktekkan. Paulus juga menegaskan pola hidup yang
tidak mengutamakan kepentingan sendiri, tetapi kepentingan orang lain.
Penegasan ini mengikuti teladan kasih Allah yang universal, tidak memandang
bulu dan tidak mementingkan diri sendiri. Nasihat Paulus kepada jemaat di
Filipi tidak menganjurkan supaya jemaat mengabaikan diri sendiri, tetapi
utamanya menerapkan kasih dan keseimbangan hidup.

74
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 5-8, Paulus menampilkan pola dan keteladanan hidup Kristus Yesus
menjadi standar hidup kepada jemaat di Filipi. Menurut Paulus, walaupun
Kristus Anak Allah, memiliki keilahian sebagai Anak Allah, tetapi tidak
mempertahankan diri-Nya atau menganggap kesetaraan dengan Allah Bapa.
Justru mengosongkan diri-Nya menjadi seorang hamba, menjadi sama
dengan manusia, menanggung kehinaan, menderita sengsara, sampai mati
di kayu salib. Seolah-olah Kristus tidak punya kuasa, seolah-olah Ia datang
ke dalam dunia untuk menderita dan mati saja. Tetapi ini jalan yang dia pilih
secara sadar untuk memenuhi kehendak Allah Bapa dalam rangka
mewujudnyatakan karya keselamatan-Nya. Paulus lewat kesaksian ayat-ayat
ini bertujuan menjelaskan dan menyadarkan jemaat di Filipi, bahwa semua
yang dijalani Kristus merupakan tanda “kesetiakawanan” dan “menyamakan
diri-Nya, memikul kesalahan manusia dalam diri-Nya”. Hal ini dilakukan
Kristus supaya keselamatan Allah sampai ke bumi, sampai hadir dalam
kehidupan manusia.
Ayat 9-11, Paulus menjelaskan kepada jemaat di Filipi, alasan mengapa Allah
meninggikan Kristus dan mengaruniakan nama di atas segala nama kepada-
Nya?
Pertama, Allah meninggikan Kristus dan memberi nama di atas segala nama
kepada-Nya karena ketaatan, kepatuhan, dan kesetiaan-Nya melaksanakan
rencana Allah Bapa.
Kedua, supaya di dalam nama Yesus, segala yang ada di langit, di bumi, di
bawah bumi bertekuk lutut atau tunduk dan menghormati nama-Nya.
Ketiga, supaya segala lidah atau manusia mengaku, memuji dan memuliakan
“Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah. Karena Dialah yang
melaksanakan kehendak Allah, dan menyatakan Allah Bapa kepada manusia
melalui penderitaan-Nya.
Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus tidak saja mengajar
sekelumit jalan, sejumlah kebenaran dan prinsip hidup, tetapi Dia sendiri
adalah jalan, kebenaran dan hidup. Itulah sebabnya, tidak seorang pun
sampai kepada Bapa, jika tidak melalui Yesus Kristus. Di sini Paulus mau
meyakinkan jemaat di Filipi, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang
berkuasa. Karena itu tidak boleh disejajarkan dengan kuasa manusia, kuasa-
kuasa alam dan kuasa dewa- dewa kafir. Yesus Kristus adalah jembatan
penghubung antara Allah dan manusia. Inilah yang dirumuskan Paulus, “Yesus
Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah, Bapa. Jadi segala sesuatu berasal
dari Allah Bapa, dan kembali lagi kepada Allah Bapa melalui Yesus Kristus,
dan semua yang direncanakan dan dikerjakan Allah Bapa dan Yesus Kristus,

75
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
diterapkan oleh Roh Kudus.

76
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
1. Perpecahan persekutuan umat Allah, hidup dalam persaingan yang tidak
sehat, mementingkan diri sendiri, kelompok, merasa lebih tinggi, dan
orang lain tidak berguna merupakan pola hidup yang bertentangan
dengan pola hidup Yesus. Karena itu, kita harus bersatu dan
merendahkan diri seperti Yesus. Karena iman, kasih dan pengharapan
kita, tertuju kepada satu Allah, satu Yesus, dan satu Roh Kudus, maka
pola hidup sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tidak mencari
pujian atau kepentingan diri sendiri harus menjadi standar tertinggi bagi
kehidupan umat Allah. Hidup dalam perpecahan, kesombongan, tinggi
hati adalah hidup yang tidak mendatangkan berkat Allah. Perbedaan
tidak boleh dijadikan alasan memecah belah persekutuan tubuh Kristus.
2. Yesus merendahkan diri sebagai Hamba yang menderita, Yesus
mengosongkan diri dan menjadi sama dengan manusia sampai mati di
kayu salib, sesungguhnya menyatakan tiga makna, yaitu: sebagai bukti
kasih-Nya kepada manusia, sebagai bukti yang hendak mewariskan
teladan bagi orang percaya untuk bersedia merendahkan diri sebagai
hamba, dan sebagai bukti kesetiakawanan serta penyamaan diri-Nya
dengan manusia yang tercecer, yang dilupakan agar memperoleh
pengasihan Allah. Pada posisi inilah kita terpanggil menjadi berkat dan
alat keselamatan bagi mereka.
3. Bersatu dan merendahkan diri seperti Yesus, mengandung makna, yaitu:
hidup dalam ketaatan, kesetiaan, dan kepatuhan terhadap kehendak-
Nya. Hanya dengan prinsip hidup seperti ini, kita dapat bersatu dan
merendahkan diri seperti Yesus.

PANDUAN PERTANYAAN
KELOMPOK DISKUSI IBADAH
UNSUR PAM, PW DAN PKB

Buatlah tiga kelompok, dan diskusikanlah hal-hal sebagai berikut :


(1) Kelompok (1) : mengapa hal-hal ini penting dalam Kristus seperti dalam
ayat (1), nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan
belas kasih?

77
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

(2) Kelompok (2) : berikan pendapat kelompok mengapa Rasul Paulus minta
untuk memperhatikan hal-hal berikut : (ay 2b) hendaklah kamu sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (ay. 3) dengan tidak
mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri; (ay 4) dan janganlah tiap-tiap orang
hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang
lain juga. Hal-hal demikian Rasul Paulus sebut “dapat menyempurnakan
sukacita pribadi Paulus”. Mari berpendapat …
(3) Kelompok (3) Diskusikanlah beberapa kata pada ayat (5 – 11) tentang :
a. Pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (ay 5)
b. Tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan (ay 6)
c. Mengosongkan dirinya dan mengambil rupa seorang hamba (ay 7)
d. Merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati (ay8)
e. Dalam dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (ay 10)
Segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa! (ay 11)

78
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU 26 MARET 2023
KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VI - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 16:16-33
TEMA : DUKACITA MENDAHULUI KEMENANGAN

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 26 Maret kita memasuki minggu ke-4, minggu terakhir dalam
bulan Maret atau minggu terakhir dalam triwulan pertama, hari ke-85,
minggu ke-13 masih dalam minggu sengsara Tuhan Yesus Kristus ke-6
dengan fokus pelayanan GKI pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan
kepada manusia yang akan direfleksikan dengan firman Tuhan Yohanes 16 : 16
– 33.
Mengapa perikop pembacaan ini, “dukacita mendahului kemenangan?” Kata
dukacita berarti kesedihan dan kesusahan hati karena kehilangan sesuatu yang
berharga. Sedangkan kemenangan berarti merasakan sesuatu yang
menyenangkan, membahagiakan, keagungan, dan keuntungan. Jadi dukacita
mendahului kemenangan, menunjuk makna bahwa sebelum mengalami
kesenangan, kebahagiaan, keagungan, dan keuntungan, didahului dengan
mengalami kesedihan, kesusahan hati, karena kehilangan sesuatu yang
berharga.
Dukacita mendahului kemenangan dalam perikop ini menggambarkan
sesuatu yang belum terjadi, tetapi disampaikan mendahului waktunya
dimasa depan. Siapa yang menyampaikannya dan kepada siapa? Yang
menyampaikan adalah Yesus sendiri, dan disampaikan kepada murid-murid-
Nya (16:1-4a). Hal ini dikatakan Yesus karena telah tiba waktunya, tidak
lama lagi Dia akan pergi kepada yang mengutus-Nya ke dalam dunia, yaitu
Allah Bapa. Waktu Yesus mengatakannya, hati para murid berdukacita.
Sebab mereka tidak akan melihat Guru mereka lagi. Tetapi juga, Yesus harus
pergi supaya Penghibur, Roh kebenaran, Roh Kudus datang, diutus kepada
mereka sesuai rancangan Allah Bapa. Penghibur ini yang kemudian
menyatakan hal-hal yang terjadi di masa akan datang kepada para murid.

PENJELASAN TEKS
Ayat 16-24, Yesus menjelaskan dan menyadarkan para murid tentang waktu
bersama mereka. “Tinggal sesaat saja dan kamu melihat Aku lagi dan tinggal
sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku”. Ada dua makna dalam
perkataan ini, yaitu: hanya sedikit waktu saja Yesus bersama para murid,
dan

79
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

hanya sedikit waktu saja para murid melihat Dia. Tetapi para murid tidak
mengerti yang dikatakan Yesus sehinga mereka bertanya: Apakah artinya yang
dikatakan Yesus? Selanjutnya, dalam percakapan atau berkomunikasi dengan
para murid, Yesus berkata: kamu akan menagis dan meratap, tetapi dunia
akan bergembira, kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah
menjadi sukacita. Yesus selanjutnya melukiskan atau memberi gambaran
tentang kenyataan ini seperti seorang perempuan yang berdukacita pada
saat melahirkan. Tetapi sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi
penderitaannya tetapi bergembira.
Ayat 25-28, Yesus mengatakan kepada para murid tentang dari mana
asalnya, dan kemana Dia pergi. Yesus mengawali dengan mengatakan
kepada para murid, tiba saatnya Dia tidak berkata-kata dengan kiasan, tetapi
terus-terang memberitakan Bapa-Nya kepada mereka. Dengan perkataan ini,
Yesus bermaksud menyatakan hubungan diri-Nya dengan Allah Bapa pada
waktunya supaya para murid, bahwa Ia berasal atau diutus Allah Bapa ke
dalam dunia untuk mengerjakan keselamatan bagi manusia. Itu berarti Yesus
bukan berasal dari dunia ini, tetapi diutus ke dalam dunia oleh Allah Bapa.
Karena itu, sesudah menyelesaikan tugas yang berasal dari Allah Bapa di
dalam dunia, maka Ia harus pergi kepada Allah Bapa di dalam sorga. Inilah
rahasia Yesus yang akan dikatakan pada waktunya kepada para murid
dengan terus terang. Jadi penderitaan yang dialami, yang ditanggung Yesus
dalam dunia adalah kehendak Allah Bapa dalam diri-Nya sebagai Anak Allah
untuk mewujudkan rencana penyelamatan Allah bagi manusia yang telah
jatuh ke dalam berdosa.
Ayat 29-33, Para murid mengakui sekarang Yesus tidak berbicara dengan
kiasan, maka mereka tidak perlu bertanya lagi, sebab mereka telah
mengetahui. Dengan demikian, mereka percaya bahwa Yesus berasal dari
Allah Bapa. Kemudian Yesus menegaskan dan mengingatkan kembali
kesungguhan pengakuan atas diri-Nya dengan bertanya, “Percayakah kamu
sekarang?” Yesus berkata kepada mereka lihat, waktunya sudah datang.
Pada waktunya, ada tiga peristiwa yang terjadi:
Pertama, para murid dicerai beraikan,
Kedua, para murid meninggalkan Yesus,
Ketiga, Yesus tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai-Nya.

80
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Semua ini dikatakan Yesus supaya para murid memperoleh damai sejahtera
didalam dunia. Sebab dunia tidak memberi kedamaian dan kesejahteraan
abadi, hanya dari Allah melalui Yesus. Kemudian, Yesus menguatkan para
murid dengan berkata; dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi
kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. Yesus sendiri telah
memberi teladan dalam hal penderitaan.

PENERAPAN
Makna teks dan pesan Firman kebenaran Allah bagi kehidupan kita sebagai
murid-murid Yesus di masa kini adalah : Para murid setiap saat bergaul dengan
Yesus sebagai Guru mereka, tetapi tidak semua yang dikatakan dan
diperbuat Yesus dimengerti. Hal ini mengisyaratkan, bahwa sering
kemanusiaan kita menonjol menguasai pemikiran dan perbuatan kita,
sehingga mematikan kebenaran Allah yang petut kita lakukan dan saksikan
kepada orang lain. Di tengah tantangan dan perkembangan masa kini, kita
membutuhkan hikmat Allah untuk menjalani panggil Allah untuk setia
bersaksi dan bersedia menderita bagi Kristus yang. Yesus sendiri telah
menjanjikan kemenangan bagi kita setelah mengalami dukacita seperti
seorang perempuan yang berdukacita saat melahirkan, tetapi setelah itu
bergembira. Yesus berpesan kepada kita, memang di dalam dunia kamu
menderita, tetapi kuatkanlah hatimu karena Aku telah mengalahkan dunia.
Barangsiapa yang percaya dan bertahan dalam penderitaan, menerima
mahkota kemenangan yang tersimpan di sorga. Penderitaan orang percaya
bukan tanda kekalahan atau kegagalan, melainkan tanda kemenangan,
sekaligus kesaksian kepada dunia tentang iman kepada Allah. Sebab, kita
dipanggil bukan hanya untuk percaya dan bangga terhadap hidup dan karya
Yesus, tetapi bersedia menderita sebagai akibat mengikuti jejak kaki Yesus
Kristus.

81
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
JUMAT, 31 MARET 2023
KALENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN MARET 2023
MINGGU SENGSARA VI - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 42:2-6
TEMA : KERINDUAN KEPADA ALLAH

LATAR BELAKANG
Hari Jumat 31 Maret adalah hari terakhir dari bulan Maret yang segera kita
akan lewati, kita memasuki hari ke-90 dalam minggu ke-13 pada minggu-
minggu sengsara ke-6 dengan tetap diarahkan kepada fokus pelayanan GKI
pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada manusia, pada
penghujung triwulan pertama akan diterangi oleh Firman Tuhan Mazmur 42:2-
6.
Kerinduan atau rindu adalah kata atau istilah yang menyatakan hubungan
atau melibatkan dua pihak yang sederajat maupun tidak sederajat. Sederajat
artinya antara sesama manusia, sahabat atau keluarga dekat. Sedangkan
yang tidak sederajat, yaitu antara Allah dan manusia. Artinya, Allah itu
penciptaan, Maha besar dan manusia adalah ciptaan yang memiliki
keterbatasan dalam segala hal. Tetapi dalam hal kepentingan, hubungan dan
saling mengenal, maka semua pihak punya kepentingan untuk saling rindu
atau merindukan.
Apa arti kerinduan atau rindu? Kata kerinduan menyatakan atau
mengungkapkan “keinginan dan harapan akan bertemu dua belah pihak,
satu dengan yang lain” atau antara pihak-pihak yang punya hubungan yang
biasa maupun hubungan yang khusus. Mengapa Kerinduan diperlukan antara
dua pihak atau satu pihak? Karena adanya kepentingan antara dua belah
pihak. Jadi kerinduan itu menggambarkan adanya kebutuhan, adanya
permasalahan, dan supaya mendapatkan pertolongan.
Mazmur 42:1-43:5 berbicara tentang “kerinduan kepada Allah”. Mengapa
pemazmur rindu kepada Allah? Mengapa pemazmur memiliki keinginan dan
harapan akan bertemu dengan Allah? Kerinduan ini didasarkan dan dibangun
dalam hubungan perkenalan yang sangat akrab antara Allah dan pemazmur.
Itulah sebabnya, ketika pemazmur berada dalam masalah, kesulitan,
penderitaan, pemazmur merindukan Allah yang dikenal dan dipercaya agar
menolong, membebaskan dirinya dari ancaman atau bahaya. Kerinduan
kepada Allah oleh pemazmur bertujuan agar Allah memberi harapan,
kekuatan, kepastian dalam dirinya, dan jalan keluar dari permasalahan
hidupnya. Karena pemazmur tahu dan percaya sungguh bahwa hanya Allah
penolongnya, kekuatannya, dan harapannya. Inilah yang menjadi dasar

82
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
kerinduan pemazmur kepada Allah, supaya memperoleh pertolongan-Nya.

83
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Ayat 2-4, Kerinduan atau rindu adalah kata atau istilah yang menyatakan
hubungan atau melibatkan dua pihak yang sederajat maupun tidak
sederajat. Sederajat artinya antara sesama manusia, sahabat, atau keluarga
dekat. Sedangkan yang tidak sederajat, yaitu antara Allah dan manusia.
Artinya, Allah itu penciptaan, dan manusia adalah ciptaan. Tapi dalam hal
kepentingan dan hubungan saling mengenal, maka mereka saling rindu atau
merindukan.
Apa arti kerinduan (kata dasar: rindu)? Kata kerinduan menyatakan atau
mengungkapkan keinginan dan harapan akan bertemu satu dengan yang lain
atau antara pihak-pihak yang punya hubungan yang biasa sampai hubungan
yang khusus. Kerinduan diperlukan antara dua pihak atau satu pihak yang
membutuhkan pihak lain untuk mewujudkan kepentingan, atau agar satu
pihak memberi jalan keluar kepada pihak lain untuk mendapat pertolongan
terhadap masalahnya, atau untuk terpenuhinya keinginan dan harapannya.
Pemazmur merasa Tuhan itu jauh dari dirinya. Pemazmur mengungkapkan
kerinduannya kepada Allah, karena sedang berada di tengah-tengah
penderitaan dalam pembuangan. Dalam keadaan inilah pemazmur
merindukan Allah hadir dan menolongnya. Pemazmur mengungkapkan
kerinduan kepada Allah dengan umpamakan dirinya seperti rusa (pemazmur)
yang rindu akan air, yaitu Allah. Pemazmur rindu untuk bisa mengalami Allah
yang hidup. Pemazmur menggambarkan dirinya haus kepada Allah, seperti
orang haus merindukan air yang menyejukkan, menyegarkan, memulihkan,
dan menghidupkan.
Siang dan malam pemazmur mencucurkan air mata sebagai makanannya.
Pemazmur mengalami hal ini karena: Pertama, Mengalami penderitaan dan
tekanan hidup saat berada di Babel; Kedua, Pemazmur bersama umat Israel
mengalami cemooh, ejekan yang mempertanyakan “dimanakah Allahmu”.
Ayat 5-6, Walaupun jiwanya dalam keadaan gundah gulana, artinya
bimbang, gelisah, sedih, lesu (gundah=bimbang, gelisah, sedih, sangat sedih
dan lesu; gulana=lesu, layu), tetapi pemazmur punya kerinduan untuk pergi
ke rumah Allah. Karena padatnya manusia yang berjalan ke rumah Allah,
dalam keadaan gundah gulana, pemazmur bertanya pada dirinya, bagaimana
aku bisa berjalan maju di tengah padatnya manusia ke rumah Allah,
mendahului mereka dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur dalam
keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan?
Kerinduan dan harapan pemazmur tidak terhalang oleh keadaannya yang
gundah gulana, kepadatan dan keramaian manusia di jalan menuju rumah Allah.

84
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Itulah sebabnya, pemazmur berdialog, berkomunikasi, berkata dan bertanya
pada dirinya sendiri, mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di
dalam diriku? Pemazmur menjawab kepada dirinya sendiri, berharaplah
kepada Allah!
Jawaban ini memberi kekuatan, kepastian, dan harapan baru bagi
pemazmur. Mengapa dikatakan sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku! Kata sebab menjelaskan penyebab pemazmur akan
bersyukur lagi. Pemazmur akan bersyukur lagi, karena pemazmur meyakini
Allah satu- satunya yang dapat menolong dan menjawab penderitaannya,
sehingga pemazmur berharap kepada Allah sebagai penolong dan Allahnya.
Akhirnya, di tengah pergumulan hidupnya, pemazmur menemukan kekuatan
dan pertolongan dari Allah.
PENERAPAN
1) Kerinduan kita kepada Allah sebagai orang percaya, berarti menyatakan
keinginan dan harapan kehadiran Allah dalam hidup kita, pergumulan,
dan masalah kita. Jika kita melupakan Allah, kita tidak merindukan-Nya,
maka permasalahan hidup kita tidak dapat di atasi. Karena itu, siang dan
malam, setiap waktu kita harus merindukan Allah untuk berjumpa
dengan-Nya, dalam doa, ibadah, pekerjaan, pendidikan, pergumulan dan
dalam keluarga kita.
2) Di saat kita gundah gulana: berada dalam keadaan bimbang, gelisah,
sedih, lesu, kita harus merindukan Allah. Kita minta kehadiran-Nya,
bermohon, meminta, dan berharap pada-Nya. Barangsiapa mengetok,
pintu akan dibuka. Itu berarti, jika kita merindukan Allah, maka kita
berjumpa dengan Dia. Jika kita tidak merindukan-Nya, maka kita tidak
berjumpa dengan Dia. Jadi kata kerinduan mengandung makna
hubungan antara manusia dengan Allah. Kerinduan kepada Allah
adalah prinsip iman untuk menggugah Allah memberi pertolongan dan
menjawab permasalahan kita. Kerinduan Allah menunjuk pula
ketidakberdayaan kita. Karena itu, kita harus merindukan Allah,
mengundang kehadiran-Nya dan berharap pada pertolongan-Nya.
3) Di tengah pergumulan, kita menemukan kekuatan dan pertolongan
sejati. Asal saja kita merindukan-Nya sebagai penolong dan Allah kita.

85
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023


Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif

BULAN KE-4 : APRIL 2023


MINGGU, 02 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VII - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 19: 1-16.a
TEMA : ENGKAU TIDAK MEMPUNYAI KUASA APAPUN
TERHADAP AKU.

LATAR BELAKANG
Minggu 2 April adalah minggu pertama bulan April, hari ke-92, minggu ke-14
dalam masih dalam masa minggu sengsara ke-7, dan kita memasuki triwulan
kedua fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-
Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama
Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, pada awal
triwulan kedua firman Tuhan yang melandasi kita dari Yohanes 19:1-16a.
Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang terdapat dalam kitab Perjanjian
Baru. Kitab ini masuk dalam rangkaian injil Kanonik (sesuai hukum gereja),
memiliki gaya dan struktur yang membuatnya unik dan berbeda dengan
ketiga injil yang lain, (Injil Matius, Markus dan Lukas). Meskipun begitu injil
Yohanes tetap memuat wawasan peristiwa yang sama dengan ketiga injil
yang lain. Injil Yohanes menekankan tentang keilahian Yesus Kristus, Anak
Allah. Dan tidak ada injil lain yang menekankan sifat kemanusiawian Yesus
sekaligus keilahian- Nya dengan tegas dan jelas selain injil Yohanes. Waktu
penulisan injil Yohanes sekitar tahun 40-140 M, tidak disebutkan siapa yang
menulis kitab ini tetapi Yohanes anak Zebedeus adalah orang yang
diperkirakan menulis injil Yohanes. Injil Yohanes ditujukan kepada kelompok
pembaca yang menyendiri, dari cabang persekutuan umat purba yang
kepercayaannya berpusat pada Yesus dan murid-murid-Nya. Bahasa yang
digunakan oleh kelompok pembaca ini adalah bahasa Yunani. Oleh sebab itu
penulis menterjemahkan beberapa istilah Yahudi ke dalam bahasa Yunani,
(misalnya: Mesias, Rabuni, Rabi dll). Maksud injil ini ditulis untuk melawan
pemikiran filsafat Gnostikisme (Pengetahuan di luar Alkitab). Tujuan tulisan
Injil Yohanes dalam Yohanes 20:31 yaitu Supaya kamu percaya bahwa
Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam
nama-Nya. Yang kedua Supaya terus percaya meskipun ada ajaran Palsu.

86
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
”Engkau Tidak Mempunyai Kuasa Apapun Terhadap Aku” adalah tema
renungan yang mengantar kita untuk belajar bersama dalam mengakhiri
minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-7 dari 6 minggu sengsara yang telah kita
lewati. Kata-kata ini adalah ucapan Yesus dalam injil Yohanes ayat 11 ketika
Pilatus berusaha meyakinkan Yesus bahwa oleh Kuasanya ia sanggup
membebaskan Yesus dari hukuman mati. Tetapi apa kata Yesus” engkau
tidak mempunyai kuasa apapun terhadap aku jikalau kuasa itu tidak
diberikan kepadamu dari atas. Jadi kuasa yang di miliki oleh Pilatus adalah
Kuasa yang terbatas, sedangkan Kuasa yang dimaksudkan Yesus yang
berasal dari Bapa- Nya adalah Kuasa yang tidak terbatas dan Ia adalah
Sumber dari Kuasa Itu. Selanjutnya kita perhatikan penjelasan dari ayat
demi ayat sebagai berikut :
Ayat 1-3, (di dalam gedung) Disini Yohanes menekankan unsur-unsur
penghinaan yang menyuarahkan sifat kerajaan, yang benar-benar dimiliki
oleh Yesus tetapi dalam tingkat yang lain, seperti unsur-unsur “makota,
jubah kerajaan dan salam sebagai Raja”. Disini Yohanes menjelaskan bahwa
Ia yang dihina sebagai seorang Raja justru Dialah Raja sejati. Kenyataan
inilah yang ditekakkan oleh Yohanes dan merupakan suatu ironi yang
berpusat pada teologi dan struktur dalam ruang pengadilan dihadapan
Pilatus.
Ayat 4-8 (di luar gedung), Pernyataan Pilatus tentang ketidaksalahan Yesus,
dalam hal ini Pilatus mengungkapkan pendapatnya dua kali. “Aku tidak
mendapatkan kesalahan apapun pada-Nya (ayat 4,6 ). Ayat 6 Ambilkanlah
Dia dan salibkanlah Dia. Bukanlah suatu keputusan ataupun ijin yang
diberikan kepada para penggugat. Pernyataan Pilatus mungkin dapat
dirumuskan demikian. Lakukanlah apa yang kamu inginkan, tetapi hal itu atas
kehendak dan tanggung jawabmu sendiri. Apa yang kamu lakukan atas orang
ini di luar tanggung jawabku” Jawaban terhadap tantangan ini
mengungkapkan alasan kebencian para penjahat setempat yang
sesungguhnya. Menurut hukum itu Ia harus mati, sebab ia menganggap diri-
Nya sebagai Anak Allah (ayat 7) . Orang-orang Roma terlibat dalam
pengadilan karena tuduhan palsu mereka bahwa Yesus sebagai Raja yang
menyaingi Kaisar, Sementara orang Yahudi terlibat karena tuduhan mereka
bahwa Yesus bertindak sebagai Anak Allah satu-satunya.
Ayat 9-11, (didalam gedung), Dialog kedua, Reaksi Pilatus terhadap
pembicaraan mengenai Yesus sebagai Anak Allah mengingatkan ketakutan dan

87
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Kekaguman. Peningkatan ini terjadi pertama karena diamnya Yesus (ayat 9 )

88
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

dan kemudian, karena jawaban dari seseorang yang yakin akan dirinnya
tidak bersalah dan kekwatiran akan nasibnya (ayat 11).
Ayat 12- 16 (diluar gedung), Akhirnya keputusan dipaksakan Pilatus dengan
kembali pada tuduhan politis: Setiap orang yang menganggap dirinya Raja,ia
melawan kaisar (ayat 12). Tuduhan itu sangat menentukan. Adegan terakhir
berpindah dari luar ke dalam Gabatha (suatu kursi pengadilan yang terbuat
dari batu besar). Dialog antara Pilatus dan orang banyak bernada rajawi dan
ironis: Inilah rajamu. Haruskah aku menyalibkan rajamu? (ayat 14-15). Di
belakang pernyataan ini muncul pengakuan dari para imam kepala: Kami
tidak mempunyai raja selain Kaisar (ayat 15). Sesunguhnya pengakuan
mereka ini adalah hujatan, karena dengan pengakuan seperti itu mereka
melawan dogma religius bahwa Yahwe dan hanya Yahwelah Raja. Yohanes
mengatakan bahwa mereka yang membuang Yesus tidak dapat menyebut
Bapa-Nya sebagai Raja. Pilatus tunduk pada tekanan politik dan menyerahkan
Yesus. Hari itu adalah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas (ayat 14).
Sebagai Anak Domba Allah, Ia dihukum mati (1 :29,36),siap untuk di
kurbankan. Yang sama bertanggung jawab atas kematian Yesus: adalah Yudas,
seorang murid; Pilatus, seorang Roma, dan Para Pembesar Yahudi di Yerusalem.

PENERAPAN
Melalui refleksi firman ini kita di ingatkan untuk :
1. Penghinaan oleh Pilatus kepada Yesus adalah Penghinaan terhadap
seorang Raja,yang tidak disadarinya bahwa Yesus adalah seorang
Raja,hal mengingatkan kepada kita untuk tidak mudah menghina dan
merendahkan status dan martabat siapapun sesama kita.
2. Pilatus mencoba mencuci tangan dari penghinaan yang dilakukan kepada
Yesus sebagai raja,dengan mencoba agar mendapat simpati dari rakyat,hal
ini mengajarkan kita untuk berlaku jujur dan adil tidak menyebarkan
kabar bohong palsu yang menyesatkan orang.
3. Allah di dalam Yesus adalah Tuhan yang empunya kuasa di Sorga dan di
bumi,Ia dapat melakukan apa saja menurut kuasa dan kehendaknya
untuk sebuah maksud baik bagi banyak orang melalui kematian yang
dialami oleh Anak-Nya. Hal tersebut juga dapat kita lakukan dengan
kuasa yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk maksud yang mulia,
dengan tidak membelokkan kebenaran dari kuasa yang kita miliki untuk
kepentingan diri dan kelompok.

89
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

4. Yudas, Pilatus, Orang Roma, Para Pembesar Yahudi dan Semua kita bisa
menjadi orang yang juga terlibat dalam menyalibkan Yesus, kalau kita
tidak berhati-hati menggunakan kuasa, hikmat dan anugerah yang
Tuhan beri kepada kita untuk sebuah kebaikan.

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB


IBADAH UNSUR PAM, PW DAN PKB

Buatlah dua kelompok PA, dalamilah tentang “kuasa yang diperoleh dari
kekuasaan yang diatasnya” dan kuasa Tuhan.

Kelompok satu : Dalamilah dan kemukakanlah apa makna dari ayat (10)
pernyataan Pilatus “aku berkuasa untuk membebaskan Engkau dan berkuasa
untuk menyalibkan Engkau?”

Kelompok dua : dalamilah dan kemukakanlah apa makna dari ayat (11)
pernyataan Yesus “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku,
jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas?”

90
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
JUMAT, 07 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : JUM’AT AGUNG
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 19: 16b -
42
TEMA : KEMATIAN YANG MENYELAMATKAN

LATAR BELAKANG
Hari Jumat 7 April kita sedang merayakan Jumat Agung sebagai Jumat
kelabu yang pekat, hari Tuhan kita Yesus Kristus menanggung dosa isi dunia,
agar dengan jalan ini keadilan Allah tampak, yaitu keadilan Allah yang
menghukum dosa isi dunia, dan pada saat yang bersamaan “jalan kasih
karunia Allah bagi dunia di mulai” bahwa Tuhan Yesus Kristus satu-satunya
Penebus dan Juruselamat dunia. hari ini adalah hari ke-97 dalam minggu ke-
14 tahun 2023 kita terus disadarkan bahwa Fokus pelayanan Pembaharuan
GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan
Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah
yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif merupakan bagian penting dalam “kasih
Kristus kepada dunia yang dengannya, Ia telah menebus, bagian ini akan
direfleksikan melalui firman Tuhan Yohanes 19 : 16b – 42.
Siapa sih di dunia ini yang benar-benar rela mengorbankan nyawanya demi
menolong orang lain? Janganlah mengorbankan nyawa, mengorbankan
waktu saja rasanya sudah hal yang langka, apa lagi kita memberi waktu
untuk mendengar orang lain membagi cerita tentang masalah hidupnya,
rasanya kita malas untuk mendengar. Ada juga orang-orang tertentu yang
oleh panggilan nuraninya mereka juga rela mati untuk orang lain seperti
Saudara Riyanto seorang anggota barisan Anshor serbaguna (Banser ) yang
meninggal dunia akibat ledakan bom pada saat misa natal di Gereja
Ebenhaizer, Mojokerto Jawa Timur pada tanggal,24 Desember 2000,pada
malam itu ada sebuah bingkisan yang mencurigakan di dalam gereja, dan
saudara Riyanto yang ditugaskan untuk menjaga keamanan malam natal
berusaha mengambil bingkisan itu dan membukanya, dan ada kabel yang
keluar dari bingkisannya dan ia berusaha melemparkan keluar dari gereja
dan keburu meledak dan saudara Riyanto meninggal, tetapi jemaat dalam
gereja selamat oleh tindakanya. Selain saudara Riyanto mungkin juga ada
orang lain yang juga rela menyerahkan hidupnya mati demi orang lain.
Orang-orang seperti itu adalah orang langka yang kita temukan. Kalau
Riyanto dan teman-teman lain bisa menyelamatkan orang dari kematian, itu
beda dengan Yesus orang Nasaret, Ia bukan hanya menyelamatkan orang

91
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
dari kematian, tetapi Ia

92
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

menyelamatkan, membebaskan manusia dari dosa dan mendamaikan


manusia dengan Allah dan menyediakan hidup yang kekal untuk manusia,
Itulah perbedaan Yesus dan Riyanto, tetapi saudara Riyanto telah memberi
contoh dari gambar besar Yesus kepada kita.

PENJELASAN TEKS
Dalam teks Yohanes 19 : 16.b- 42 ada empat perikop Yaitu, Yesus
disalibkan, Yesus Mati, lambung Yesus ditikam dan Yesus dikuburkan. Dari
keempat perikop ini dirumuskan menjadi satu tema menjadi bahan khotbah
pada perayaan Jumat Agung saat ini yaitu : “Kematian Yang
menyelamatkan” dengan uraian teks sebagai berikut :
Ayat 16,b-22 Penyaliban, Yesus sendiri memanggul salib (ayat 17).Disini
Yohanes tidak menyangkal bantuan dari Simon dari Kirena. Tetapi Yohanes
menekankan kontrol Yesus atas kehidupan dan kematian-Nya sendiri; Ia
membawa salib-Nya sendiri. Ia disalibkan ditempat Tengkorak (dalam bahasa
Ibrani Golgota, bahasa latin Calvaria). Tulisan diatas salib disebut oleh
keempat injil dengan sedikit variasi, tetapi hanya Yohanes yang menekankan
Kerajaan Yesus sedemikian sehingga ada tiga bahasa, Yunani adalah bahasa
laut Tengah, Bahasa Latin dari Imperium Romawi dan Bahasa Ibrani yang
digunakan oleh orang-orang Yahudi. Yohanes mengatakan bahwa Kerajaan
Yesus bersifat Universal yang diwartakan dari Salib ke Seluruh dunia.
Kekerasan hati Pilatus untuk membiarkan tulisan seperti apa adanya
menandakan sedikit pembalasan terhadap mereka yang menekannya untuk
menjatuhkan hukuman mati kepada orang yang tak bersalah ini. Biarlah
mereka sedikit dipermalukan oleh tulisan yang mengejek mereka menurut
injil Yohanes.
Ayat 23-24 Pakaian Kristus, adalah bagian yang dilihat Yohanes sebagai
pemenuhan hubungan nubuat Perjanjian Lama. Pakaian Yesus menunjuk
pada Mazmur 22 :19 yang digunakan oleh gereja perdana untuk
menyinggung sengsara Yesus. Penyebutan jubah Yesus yang tidak dijahit,
dan merupakan satu tenunan dari atas sampai ke bawah rupanya
dimaksudkan untuk memparalelkan dengan pakaian imam besar, yang
bentuk jubahnya demikian. Tetapi persamaan ini masih diperdebatkan oleh
para ahli, karena Yohanes berbicara mengenai Yesus bukan sebagai imam,
melainkan sebagai Raja.

93
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ayat 25-27 Ibu Yesus dan Murid terkasih, Dalam keadaan hampir mati di
kayu salib, Yesus peduli terhadap keluarga-Nya. Dia meminta Yohanes
sahabat dekat-Nya untuk mengurus ibu Yesus, Maria yang suaminya, Yusuf
tentu sudah meninggal saat itu? Dan mengapa Yesus tidak menyerahkan
ibunya kepada adik-adiknya, tetapi menyerahkan kepada Yohanes yang ada
pada saat Yesus disalibkan. Maria yang hadir dibawah salib juga
menunjukkan peran serta perempuan dalam karya penyelamat dan
gambaran negatif Hawa dalam Perjanjian Lama telah digantikan oleh Hawa
dalam Perjanjian Baru yakni Maria ibu Yesus yang memberikan kehidupan.
Ayat 28-30 Kematian, Bagi Yohanes kematian Yesus terjadi saat Yesus siap
untuk wafat, pada waktu yang tepat ketika kitab suci sudah terpenuhi.
Ucapan “aku haus” (ayat28) menunjuk pada (Maz 69:22 atau Maz 22:16),
kedua mazmur tersebut kerap kali dipergunakan dalam Perjanjian Baru.
Anggur Asam (ayat 29 ) adalah minuman pahit para serdadu. Tanaman
Hisop (ayat 29) dapat menahan sebuah spons yang dicelupkan pada anggur.
Hal-hal itu dimasukkan disini, mungkin untuk mengingatkan pembaca Yahudi
akan tanaman yang digunakan orang Israel untuk memerciki pintu dengan
darah domba paskah dalam (keluaran 12:22). Jika demikian hal ini sangat
erat hubungannya apa yang dinyatakan berikut ini:” Sudah Selesai . (ayat
30). “Selesai” menunjuk pada pekerjaan yang dilakukan Yesus, yakni
melaksanakan kehendak Bapa, memenuhi nubuat kitab suci, menyelamatkan
umat manusia. Lalu Ia menundukkan kepalanya dan menyerahkan Nyawanya
(ayat 30). Ungkapan ini sangat unik, merupakan ciri khas dari keempat injil.
Melalui Kematian Yesus telah melepaskan Kemuliaan Yesus melalui Roh
Kudus ke dalam dunia (Yoh 7;39;19:34;20:22)
Ayat 31-37 Tombak, yang penting nampak dalam ayat 31 menunjukkan
bahwa hari itu adalah hari jum’at sore, dalam mengakhiri Sabat (jadi Paskah
Menurut Yohanes) mulai pada matahari terbenam. Hanya tinggal beberapa
jam tersisa sebelum sabat dimulai sehingga mayat-mayat itu harus
diturunkan, sebagai konsekwensi untuk mempercepat kematian adalah
dengan mematahkan kaki. Tindakan seperti itu tidak perlu dilakukan kepada
Yesus karena Ia telah Wafat. Hanya saja lambungnya ditombak, sehingga
mengalirkan darah dan air dan ini adalah sebuah kesaksian dari saksi mata
yang melihat Yesus ditombak menurut injil Yohanes (ayat 35). Banyak Bapak
gereja melihat bahwa darah dan air merupakan tanda perjamuan dan

94
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Baptisan, yang merupakan sumber hidup bagi gereja. Tulang yang patah
menunjuk pada Hawa yang muncul dari sisi Adam yang baru, menurut
Yohanes menunjuk pada kutipan PL. Tidak ada tulang yang dipatahkan
adalah campuran dari (Keluaran 12:46), yang berbicara mengenai anak
domba Paskah, dan (Mazmur 34:21) yang melukiskan perlindungan Allah
terhadap orang benar. Mereka akan memandang kepada Dia yang telah
mereka tikam (ayat 37) menunjuk pada (Zakaria 12:10) dimana penusukan
adalah pencurahan roh kemurahan dan belas kasihan Allah kepada penduduk
Yerusalem.
Ayat 38-42. Pemakaman, Keempat injil menyebutkan partisipasi Yusuf dari
Arimatea dalam pemakaman Yesus ( Mat 27:57-60,Mrk 16 :43-46,Lukas
23:50-53), Namun hanya (Matius 27:60) yang menjelaskan bagaimana
makam baru itu dapat dipergunakan, yakni makam itu milik Yusuf. Dan
hanya Yohanes yang memperkenalkan Nikodemus. Bagi Yohanes kedua
orang ini adalah orang Kristen yang diam-diam sedang membebaskan diri
dari kelegaan ketakutan mereka. Tindakan mereka yang berani merupakan
pembenaran, sebagaimana yang dinyatakan dalam (Yohanes 12:32, Apabila
Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menaruh setiap orang datang kepada-
Ku). sejumlah besar minyak mur dan minyak gaharu (ayat 39) yang
digunakan dalam pemakaman Yesus menunjuk pada pemakaman Yesus
sebagai Raja.

PENERAPAN
Dari tema “Kematian yang menyelamatkan” mengantar kita untuk memaknai
pesan Yesus kepada kita melalui injil Yohanes sebagai berikut :
1. Penyaliban Yesus menunjukan keteguhan Iman dan Ketaatan-Nya untuk
memanggul salib menuju Golgota, mengajarkan kepada kita semua
untuk tidak panik dan takut yang berlebihan ketika menghadapi ketidak-
pastian dan kecemasan hidup.
2. Pakaian Kristus, menunjukkan simbol dan status serta kedudukan Yesus
sebagai Imam Besar dan Raja yang tidak disadari dikenakan kepadanya
oleh Pilatus, menunjukan kebesaran Kristus sebagai Imam dan Raja yang
kita sembah dan yakini menunjukkan kebesaran dan keyakinan kita
kepada Yesus sebagai Imam Besar dan Raja yang menyelamatkan kita.
3. Kematian yang menyelamatkan adalah sebuah contoh dari Tuhan Yesus
yang memberikan hidup dan matinya untuk keselamatan kita, dengan
demikian kita juga diminta supaya dapat memberikan hidup dan

95
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

kehidupan kita kepada Tuhan melalui karya dan pengabdian kita dimana
saja kita berada dan bekerja. Kita tidak melihat akan status dan jabatan
yang dapat mempengaruhi kerja kita, tetapi kita melihat bagaimana
pekerjaan yang kita lakukan itu memberikan perubahan dan
pertumbuhan atau tidak (bukan soal pelitanya tetapi yang penting adalah
terangnya, bukan soal jenis pekerjaannya tetapi yang lebih penting
adalah pengaruhnya bagi banyak orang itu yang penting).
4. Kalau Saudara Riyanto seorang Bansor ( muslim ) bisa melakukan
tindakan penyelamatan kepada saudara yang buakn seiman, mengapa
kita tidak dapat lakukan kepada saudara kita seiman dalam lingkungan
kita? Mari belajar dan bertindak jangan biarkan keadaan menjadi tidak
menentu,lakukanlah kebaikan dan lihatlah bahwa Tuhan akan bekerja
melebihi yang kita kerja.

96
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
JUMAT, 07 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : PERJAMUAN KUDUS - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 26:36-46
TEMA : CAWAN KEHENDAK TUHAN
DI TAMAN GETSEMANI

LATAR BELAKANG
Getsemani nama ini artinya “kilangan minyak” dan disini yang dimaksudkan
adalah semua taman yang sering dikunjungi Yesus dan murid-murid-NYA.
Taman ini terletak di lembah Kidron di Bukit Zaitun (Luk 22:39), dan tidak
disangkal lagi terdapat banyak pohon zaitun dan sebuah kilangan untuk
menyuling minyak. Tempat ini yang ditunjukkan para peziarah dewasa ini
pastilah terletak dekat dengan tempat Yesus Berdoa. Walaupun pohon-
pohonnya tentu bukan pohon yang sama lagi. Saat-saat terakhir menjelang
kematian Yesus, Yesus sangat sedih dan gentar menghadapi murka Allah
atas dosa manusia. Murka yang harus ditanggung Yesus. Tiga kali Yesus
berdoa agar cawan yang melambangkan penderitaan dan kesengsaraan itu
berlalu dari pada-Nya. Tetapi Yesus memilih taat dan rela meminum cawan
itu sebab itulah kehendak Bapak bagi-Nya. Di saat yang begitu
menegangkan, Yesus meminta ketiga murid-Nya untuk berdoa “ berjaga-
jagalah dan berdoalah” sayangnya Petrus, Yakobus dan Yohanes malah
tidur di saat Yesus bergumul dalam doa. Pada hal murid-murid terutama
Petrus sebelumnya begitu percaya diri pada komitmen untuk setia mengikut
Yesus.

PENJELASAN TEKS
Gambaran ayat 36-38, menjelaskan bagi kita bahwa ketika Yesus dan para
murid sampai ditempat yang bernama Getsemani, Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: “duduklah disini sementara, sementara Aku pergi ke sana
untuk berdoa” ungkapan kegelisahan hati Yesus untuk apa yang akan terjadi
dan dialami oleh diri-Nya dan para murid yang akan Dia tinggalkan. Memulai
doa Yesus dengan kesedihan Ia membawa serta Petrus dan kedua anak
Zebedeus untuk Yesus memulai doanya, ungkapan hati yang dinaikkan
dalam kesedihan hati yang sungguh kepada Allah Bapa. Ungkapan rasa hati
sedih yang sungguh dan merasa kematian sudah dekat kepada-NYA
diungkapkan pula bagi murid-murid yang bersama dengan Dia, bahkan Yesus
meminta mereka tinggal sebentar dan berjaga-jaga. Kalimat berjaga-jaga
sudah tentu

97
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

bahwa ada keraguan yang besar dalam diri Yesus untuk melihat dan akan
menjalani kenyataan yang tidak sepatutnya Dia terima.
Ayat 39, “Biarlah Cawan Ini Berlalu” yang dimaksudkan oleh Yesus dengan
“cawan ini” telah menjadi pokok pembahasan yang panjang lebar yaitu:
Belum tentu Kristus sedang berdoa agar dibebaskan dari kematian
Jasmaniah, sebab Ia sudah membulatkan tekad untuk mati karena dosa
manusia (bd Mrk 10:33-34; Luk 9:51; Yoh 12:24-27; Ibr 10:6-9). Lebih besar
kemungkinannya Ia sedang berdoa agar dibebaskan
dari hukuman perpisahan dari Allah.
Hukuman yang tertinggi atas dosa. Kristus berdoa agar kematian jasmani-
Nya dapat diterima sebagai harga tebusan yang penuh bagi dosa-dosa
umat manusia. Akan tetapi, Ia tetap memohon, “tetapi janganlah seperti
yang kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau”.
Lalu Yesus menyerahkan diri-Nya untuk mengalami kematian jasmani dan
pemisahan rohani dari Bapa-Nya di sorga agar dapat menyedihkan
keselamatan kita (bd Mat 27:46). Doa-Nya itu didengarkan karena Bapa-Nya
menguatkan Dia untuk minum cawan yang sudah ditetapkan (Ibr 5:7).
Dengan demikian penjelasan yang paling memuaskan mengenai Cawan
adalah terkait murka Allah, yang akan ditumpahkan kepada Kristus pada saat
Dia menjadi penanggung dosa manusia. Pengalaman ketika Allah untuk
sesaat terpisah dari Putra-Nya ini, menimbulkan teriakan mengenaskan (Mat
27:46) apabila dosa seseorang dapat menyebabkan dukacita yang pahit
ketika merasakan dirinya terasing dari Allah. Maka betapa tak terbandingkan
lagi kesedihan mendalam yang diderita oleh Kristus, yang mengerti arti
menanggung kesalahan umat manusia.
Ayat 40-41, menemukan para murid tertidur akibat pengaruh emosi dan
kelelahan yang berkepanjangan. Yesus memilih Petrus untuk memperoleh
nasehat khusus (mungkin mengingatkan bualan-nya sebelum ini), dan Yesus
menyuruh Petrus terus waspada, serta terus berdoa, agar berbagai kejadian
tidak mengejutkan Dia dan membuatnya menyerah pada pencobaan. Tetapi
daging lemah. Beberapa orang berpikir, bahwa daging di sini menunjuk
kepada bagian dari keberadaan manusia yang tidak berdosa apabila dikuasai
oleh rohnya (dan dengan demikian perkataan ini juga berlaku bagi Yesus).
Yang lain beranggapan, bahwa daging menunjuk kepada sifat dasar dosa
yang dimiliki semua orang (terkecuali Yesus).

98
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 42-45, pada hakekatnya, doa ini dipanjatkan tiga kali; dan setiap kali
dipanjatkan, penyerahan Sang Putra bersifat menyeluruh. Sekalipun
demikian dijelaskan bahwa, Yesus mengetahui hasil dari semua ini. “tidurlah
sekarang dan istirahatlah” mungkin bukan sebuah ironi, tetapi sebuah
pernyataan sederhana bahwa kesempatan mereka untuk berguna di dalam
krisis tersebut telah berlalu.
Ayat 46, namun, pada saat itu, Yesus melihat lawan sudah mendekat.
Pernyataan Yesus kepada para murid; “marilah kita pergi” bukan untuk
melarikan diri, tetapi untuk menemui mereka (Yoh 18:4).

PENERAPAN
Ketika menghadapi pencobaan murid-murid tertidur, sebaliknya Yesus
berdoa. Yesus meminta pertolongan Tuhan. “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku”. Doa Yesus bukanlah
negosiasi dengan Bapa. Yesus tidak berdoa supaya yang diinginkan-Nya
menjadi kenyataan. Yesus tidak memutlakkan kehendak-Nya, tetapi berserah
kepada kehendak Bapa. Bukan kepentingan sendiri yang diperjuangkan,
tetapi kehendak Bapa dan kepentingan umat manusia.
Tiga kali Yesus mendoakan hal yang sama, tanda begitu serius Yesus
menggumuli, memohonkan, menghayati apa yang didoakan-Nya itu. Tiap kali
Yesus berdoa, Ia sadar benar akan dahsyatnya penderitaan yang harus
ditanggung-Nya. Bahkan tiap kali berdoa-pun Yesus merasa ketakutan dan
keinginan diri-Nya harus cepat berlalu. Tiap kali pula Yesus memberi ruang
yang besar bagi komitmen-Nya untuk tunduk penuh kepada kehendak Bapa,
betapa sulit dan dahsyat hal itu. Tiap kali pula Ia makin mempertautkan diri
kepada Rencana Allah. Seorang teolog Haddon Robbinson mengatakan;
“dimanakah Yesus mencurahkan darah-Nya yang paling dahsyat”?
sesungguhnya bukan di hadapan pengadilan Pilatus, juga bukan di bukit
Golgota, tetapi di taman Getsemani. Yesus bergumul dalam doa dan peluh-
Nya menetes seperti tetesan darah. Tapi pada akhirnya kemenangan Yesus
di Getsemani itulah yang menghasilkan Golgota, gunung batu keselamatan
kita yang menjadi keselamatan bagi dunia. Pergumulan berat dilalui oleh
Yesus dengan berdoa dan hati yang sungguh siap, bahkan rela
melaksanakan kehendak Bapa. Persekutuan dengan bapa membuat Yesus
sanggup menghadapi sengsara dan derita yang harusnya di tanggung oleh
kita sendiri. Tapi Yesus menanggungnya sendiri. Ketika krisis datang
dengan bergumul

99
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

dalam doa Yesus dapat dengan tenang naik ke atas kayu salib, sedangkan
ketiga murid-Nya, lari dan jatuh dalam penyangkalan.
Ini merupakan sebuah perenungan penting bagi kita secara khusus sebagai
pelayan. Janji untuk setia melayani Kristus adalah komitmen penting kita,
tetapi ingatlah bahwa kita selalu menghadapi ujian demi ujian dalam hidup
ini. Pertanyaannya apakah kita sebagai orang beriman akan melibatkan diri
dengan Allah Bapa melalui Kristus Yesus atau kah kita menjadi orang
beriman yang sama seperti para murid lebih kepada ketiga para murid Yesus
itu? Jawaban ada pada pribadi kita sendiri untuk menyikapi dan
menjawabnya dengan hati yang sungguh bagi Tuhan. Sebagaimana Yesus
berhadapan dengan kematian. Kita pun pasti akan berhadapan dengan
kematian. Kematian atas keinginan-keinginan pribadi, atas kenyamanan
hidup, atas kesombongan, atas pengorbanan. Jika kita gagal dalam
Getsemani kita, maka sulit bagi kita untuk menjadi instrumen Allah bagi
dunia. Ikutlah jejak Kristus yang mengalahkan keinginan dan kepentingan
pribadi demi ketaatan pada Bapa-Nya.......amien.....

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 09 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : PASKAH I - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 28:1-15
TEMA : DUSTA DAN KEBENARAN KESAKSIAN
SAKSI MATA

LATAR BELAKANG
Hari minggu 9 April adalah hari ke-99, minggu ke-15 kita mulai dengan masa
raya Paskah, dan ini adalah Paskah Minggu pertama, Fokus pelayanan
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang akan terus dimaknai dalam
semangat kebangkitan Tuhan Yesus Kristus berdasarkan firman Tuhan
Matius 28:1-15.
Paskah adalah harapan, paskah adalah keselamatan, paskah adalah sukacita
dan penebusan. Harapan dalam paskah mengajak kita untuk memaknai
kehidupan, tugas-tugas, dan kehadiran kita dalam dunia secara baru. Perayaan
Paskah bukanlah rutinitas yang kita lakukan dan rayakan tetapi, Paskah
merupakan Pesta kemenangan Iman Kristen yang merupakan nubuatan
mengenai Mesias yang akan dibangkitkan dalam Kitab Perjanjian Lama, yang
digenapi lewat Perjanjian Baru. Ketika kita percaya dalam iman dan
pengharapan bahwa kebangkitan Kristus membawa pembaharuan dalam
hidup sudah barang tentu, perayaan kemenangan akan membawa kita untuk
mengerti dengan iman bahwa bukan hanya sekedar perayaan. Tetapi
peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya memberikan pengharapan yang
sungguh untuk kita sadar bahwa melalui dua peristiwa penting tersebut
dapat menentukan kekristenan kita yang sungguh. Serta pertumbuhan iman
kita, kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Sebab rencana Kasih Allah
terwujud dengan sendirinya melalui Yesus Sang Putra Kudus. Kebangkitan
Yesus juga adalah bukti nyata ketaatan Yesus Kristus yang tidak pernah
gagal. Pertanyaannya jika Tuhan Yesus tidak dibangkitkan apa yang akan
terjadi bagi hidup kita? Bagi keberadaan kelangsungan hari hidup kita?
Namun dengan kebangkitan Yesus Kristus Injil tetap dibentangkan dan
diberitakan, tugas kita adalah bagaimana membawa sukacita lewat perayaan
ini kepada setiap orang yang belum mengenal Yesus Kristus, untuk mengenal
dan tahu.

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Ketika Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur Yesus, mereka
menjadi sedih dan berduka. Mereka tidak membayangkan bahwa Yesus akan
hidup. Mereka tidak memiliki harapan bahwa Yesus akan bangkit. Tragedi di
Golgota menghilangkan semangat dan harapan mereka. Tapi Paskah
memberi harapan baru. Kubur telah kosong dan Yesus telah bangkit.
Seorang malaikat menyampaikan kabar bahwa Yesus yang disalibkan itu
sudah bangkit. Para perempuan di minta untuk melihat sendiri tempat Yesus
dibaringkan. Yesus sudah bangkit, yesus hidup, fakta kebangkitan Yesus
membuat harapan para perempuan berubah total, sebelumnya mereka datang
ke kubur dengan hati dirundung pilu tapi kemudian membuat mereka pulang
dari kubur itu dengan sukacita yang besar. Mereka datang ke kubur dengan
langkah lesu tapi, kebangkitan Yesus adalah salah satu kebenaran utama
dalam Injil (I Kor 15:1-5). Pertanyaannya mengapa kebangkitan Kristus
penting bagi mereka? Bagi mereka yang percaya kepada-NYA? Sebab:
Pertama, Kebangkitan itu membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah (Yoh
10:17-18; Rm 1:4).
Kedua, Kebangkitan itu menjamin keraguan kematian-Nya yang menebus
(Rm 6:4; 1Kor 15:17).
Ketiga, Kebangkitan itu membuktikan kebenaran Alkitab, (Maz 16:10; Luk
24:44- 47; Kis 2:31).
Keempat, kebangkitan itu memastikan penghakiman orang fasik di masa
depan (Kis 17:30-31).
Kelima, Kebangkitan Kristus mendasari Karunia Roh Kudus dan pemberian
hidup kekal (Yoh 20:22; Rm 5:10; 1Kor 15:45) dan pelayanan-Nya di sorga
sebagai pengantara orang percaya (Ibr 7:23-28)
Keenam, Kebangkitan itu memastikan warisan orang percaya kelak, di sorga (
IPtr 1:3-4) dan kebangkitan atau pengangkatan mereka ketika Tuhan datang
(lih Cat Yoh 14:3; ITes 4:14-18;)
Ketujuh, Kebangkitan itu memungkinkan tersedianya kehadiran Kristus serta
Kuasa- NYA atas dosa dalam pengalaman hidup sehari-hari kita (Gal 2:20; Ef
1:18-20).
Kebangkitan merupakan suatu peristiwa, yang cukup terbukti secara historis.
Setelah Yesus bangkit. Yesus tetap tinggal di Bumi selama 40 hari,
menampakkan diri dan berbicara kepada murid-murid-NYA dan banyak dari
pengikut-NYA. Penampakan setelah kebangkitan adalah sebagai berikut:

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
1. Maria Magdalena (Yoh 20:11-18)
2. Para wanita yang kembali dari kuburan (ayat 9-10)
3. Petrus (Luk 24:34)
4. Dua orang murid yang menuju ke Emaus (Luk 24:13-32)
5. Semua murid bersama dengan teman-teman mereka kecuali Thomas
(Luk 24:36-43)
6. Semua murid pada minggu malam, satu minggu kemudian (Yoh 20:26-31)
7. Tujuh murid di danau Galilea (Yoh 21:1-25)
8. 500 orang di Galilea (bd ayat 16-20; 1Kor 15:6)
9. Yakobus (1Kor15:7)
10. Murid-murid yang menerima Amanat Agung (ayat 16-20)
11. Para Rasul ketika IA naik ke Sorga (Kis 1:3-11)
12. Kepada Rasul Paulus (1Kor 15:8)
Dengan demikian ada pernyataan Malaikat yang berkata “Jangan Takut ”
pertanyaannya mengapa wanita ini dianjurkan jangan takut! tanggapan
Malaikat dalam ayat 5 memberikan jawabannya “Aku Tahu Kamu Mencari
Yesus”. Wanita itu tetap setia sebagai sahabat Yesus, ketika dunia
menyalibkan dan menghina Dia. Bila Kristus kembali. Umat-Nya yang setia
tidak perlu takut apabila mereka tetap setia kepada Kristus di tengah-tengah
dunia yang menolak kasih, keselamatan dan Firman-Nya yang kudus.
Rasul Yohanes menyatakan kebenaran ini dalam I Yohanes 2:28, “Maka
Sekarang Anak-anak-Ku, tinggallah di dalam Kristus supaya apabila Ia
menyatakan diri-Nya kita beroleh Keberanian Percaya dan tidak usah malu
terhadap Dia pada hari Kedatangan-Nya”.
Kesepakatan yang dibangun oleh imam-imam ketika mereka membayar serdadu-
serdadu untuk menyampaikan kepada penduduk kota ketika berita
kebangkitan Tuhan Yesus itu tersiar bahwa mayat Yesus dicuri oleh para murid
ketika mereka terlelap tidur, skenario kebohongan diciptakan kembali oleh
orang-orang yang selalu diperhadapkan dengan Firman Tuhan, tetapi tidak
mampu untuk mengatakan yang sejujurnya hanya karena, egois dan akan
merasa kalah dengan tindakan hujatan yang mereka buat ketika Yesus ada
bersama-sama dan membuat banyak mujizat yang tidak mau diakui oleh
mereka. Bahkan mereka merasa tersaingi sebab mereka merasa Yesus itu
siapa, dan dari mana berasal sehingga mematikan langkah kaki mereka sebagai
para imam.
Ketika serdadu-serdadu itu menerima uang yang diberikan dalam jumlah tertentu
dari kaum imam, tidak cukup sampai disitu saja tapi mereka berpesan untuk para
serdadu bahwa jangan takut apabila wali negeri mengetahui dan mendengar

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
berita tersebut mereka yang akan menjelaskannya kepada wali negeri.
Karena serdadu harus melaksanakan tugas yang diperintahkan sehingga mereka
bergegas untuk menyampaikan kabar yang sesungguhnya menjadi sebuah
dusta dan kebohongan dengan apa yang sebenarnya dan sesungguhnya terjadi.
Jika Paskah mengubah kehidupan para perempuan menjadi saksi
kebangkitan Yesus, sebaliknya para imam justru merancangkan kebohongan,
untuk menyebarkan berita hoax, menerima suap dan manipulasi kebenaran.
Uang membuat para penjaga kubur tidak berani mempertahankan kebenaran
yang mereka alami dan lihat sendiri. Kebenaran kebangkitan Yesus
dibungkam dengan ketidakjujuran. Dan Matius mencatat bahwa cerita
bohong atau hoax tentang hilangnya mayat Yesus tersiar terus diantara
orang Yahudi.

PENERAPAN
Paskah bukan sekedar perayaan yang kita lakukan setiap tahun dengan
pawai obor, dengan mencari telur Paskah, dan lain sebagainya. Yesus sudah
mati untuk menebus kita dan Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, Ia
menaklukkan maut, Ia membawa kemenangan bagi kita, karena itu kita
mesti memberikan makna terhadap kebangkitan Yesus. Peristiwa Paskah
bermakna transformasi iman yang mengubah kematian menjadi kehidupan,
kesedihan menjadi sukacita dan keputusasaan menjadi pengharapan. Setiap
orang yang merayakan Paskah harus memberi makna terhadap kebangkitan
Yesus dengan sebuah transformasi iman.
Transformasi artinya: perubahan bentuk atau fungsi atau rupa. Jadi Paskah
harus membawa perubahan hidup kita. Kalau dalam kehidupan kita atau
tanggung jawab kita di kantor dalam kedudukan yang kita kerjakan dan
lakukan, ada praktek-praktek kotor, penyebaran berita hoax, ketidakjujuran,
maka memaknai Paskah kita harus diubahkan dan dibentuk untuk menjadi
hamba kebenaran, bukan lagi hamba dosa, bukan hamba uang, bukan
hamba judi, bukan hamba setan, bukan hamba dusta.
Marilah kita menjadi saksi kebenaran. Jangan pernah berkompromi dengan
dosa. Lawanlah hoax dan hentikan gosip-gosip yang tidak membangun iman
percaya kita. Kiranya berita Paskah memberi sukacita, harapan dan damai
sejahtera bagi kita semua untuk giat bekerja bagi Allah, dengan berani tanpa
takut, dengan sukacita tanpa mengeluh, dengan pengharapan meski hidup
penuh pergumulan. Yesus telah mengalahkan maut. Yesus keluar sebagai
pemenang, oleh sebab itu janganlah takut menjalani hidup. Yesus adalah
kekuatan kita dalam bentuk pergumulan hidup yang kita alami. Selamat
merayakan Paskah, selamat mewartakan berita sukacita Paskah kepada
Dunia, Tuhan Yesus memberkati kita semua.

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SENIN, 10 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : PASKAH HARI KE-2
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 20:24-29
TEMA : DARI KERAGUAN HINGGA PERCAYA.

LATAR BELAKANG
Mengapa Tomas yang disebut Didimus (anak Kembar) adalah seorang Murid
Yesus Tidak Percaya meskipun teman-temanya mengatakan bahwa mereka
telah melihat Yesus?
Bapak/Ibu Pada umumnya orang-orang Yang Tidak Percaya disebabkan oleh
pengalaman dikecewakan yang amat menyakitkan sehingga hal tersebut
membekas dan menghantui sepanjang hidupnya. Orang yang kecewa akan
sangat marah dan tersakiti hingga luka itu kering dan menjadi “Tameng”
bagi dirinya untuk tidak mempercayai orang lain dengan mudah. Orang-
orang yang sudah terlanjur kecewa sulit bagi mereka untuk membuka
hatinya, dan ini hak setiap orang untuk meluapkan emosinya, dan sikap ini
jika dibiarkan akan terus terbebani dan dapat menyakiti orang lain.
Jika Pernyataan diatas dikaitkan dengan Pribadi Tomas tentu ia sangat
kecewa terhadap Guru dan Tuhan telah mati tersalib, dan kini tidak ada
harapan lagi, sehingga pernyataan teman-temanya bahwa kami telah melihat
Yesus membuat Ia tidak percaya, dan ini adalah hak Tomas untuk tidak
percaya.

PENJELASAN TEKS
Mari kita lihat beberapa pernyataan Tomas yang Ia ucapkan ketika Ia di
panggil oleh Yesus “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan
Dia, (Yoh 11:16), inilah perkataan Tomas yang pertama dalam Injil. Dan
pernyataan yang kedua” Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau Pergi, jadi
bagaimana kami Tahu jalan ke situ (Yoh 14 :5).
Ayat 24-25 “Dimanakah Tomas ketika Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada
para murid, Injil Yohanes tidak menjelaskan ke mana Tomas pergi atau
Tomas sudah kehilangan minat untuk menjadi Murid Yesus atau mungkin
Tomas ingin sendirian dalam dukacita itu. Laporan dari teman-temanya
bahwa mereka telah melihat Lambung dan bekas luka pada Tuhan tetapi
Tomas menuntut untuk tidak hanya melihat tetapi kalau boleh menyentuh
sendiri secara nyata sebagai syarat untuk percaya bahwa Yesus benar
bangkit. Bukankan kita semua juga menginginkan hal yang sama kalau
dapat kita

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

melihat dan menyentuh Yesus dan mendengar kata-kata-Nya. Disini kita lihat
bahwa Allah tidak membatasi diri-Nya pada satu tubuh jasmania, Ia ingin
selalu bersama Saudara. Bahkan saat ini Ia menyertai Saudara dalam Wujud
Roh Kudus. Saudara dapat berbicara kepada-Nya, dan Saudara dapat
menemukan kata-katan-Nya kepada Saudara dalam setiap lembar Alkitab
seperti Ia berjumpa dengan Tomas.
Ayat 26-27, Delapan hari kemudian dalam ruang dan tempat yang sama
dalam posisi pintu-pintu yang terkunci, Yesus muncul untuk kedua kalinya
dengan Salam yang sama “Damai sejahtera Bagi Kamu”. Dalam bahasanya
sendiri Ia mengetahui apa yang diragukan Tomas terhadap diri-Nya, bahkan
Yesus tidak mengecam keras Tomas atas sikapnya yang ragu.
Tubuh Yesus yang bangkit itu memiliki sifat unik, Tubuh Yesus tidak sama
dengan darah dan daging seperti yang dimiliki Lazarus ketika ia
dibangkitkan. Tubuh Yesus tidak lagi tunduk pada hukum Alam yang sama
seperti sebelum kematiannya. Dia bisa secara tiba-tiba muncul dalam ruang
terkunci akan tetapi Ia bukan hantu atau suatu wujud aneh yang bisa
muncul tiba-tiba karena Dia bisa disentuh dan Dia bisa Makan. Kebangkitan
Yesus bersifat Nyata dan fisik, Dia bukan Roh tanpa Tubuh. “Taruhlah jarimu
disini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukan ke dalam
lambung ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Ayat 28-29, Dari keraguan hingga percaya “Ya Tuhanku dan Allahku”
penyataan tersebut apakah dimengerti atau tidak oleh Tomas tentang
pemahaman yang mendalam ini tentang hakekat Ilahi, dari penglihatan
Tomas terhadap Yesus yang bangkit. Dan kepercayaan Tomas karena
melihat, “Karena Engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya”. Tetapi
disini Yesus dengan cepat menyebutkan berkat yang lebih besar bagi mereka
yang percaya pada Yesus tanpa melihat “Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya”. dan ini berlaku bagi semua orang Kristen dimana
saja berada.

PENERAPAN
Tema “Dari Keraguan hingga Percaya” mengantar kita untuk:
Pertama, Bagaimana pengalaman Iman kita bersama Yesus selama ini
apakah kita sudah mengalami suka cita dan Damai sejahtera, karena semua
hal yang kita harapkan dan doakan telah di jawab Tuhan ataukah, kita
menjadi ragu dan tidak percaya atas otoritas dan kuasa Tuhan Yesus
dalam menjawab
10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

semua permintaan kita. Tomas menjadi kecewa dan ragu kepada Yesus
karena harapannya telah sirna, sehingga Ia tidak percaya pada penyataan
murid- murid Yesus yang lain bahwa mereka telah melihat Yesus.
Kedua,Tomas tidak lagi bersama murid yang lain, karena mungkin Ia kecewa
dan kehilangan kepercayaan, Hal ini juga terjadi dalam aktifitas dan kerja
kita, mungkin saja apa yang kita usahakan dan doakan serta harapkan itu
tidak kunjung tiba, sehingga membuat kita berbalik meninggalkan
Persekutuan Dengan Tuhan dan tidak lagi membangun relasi dengan sesama
dan merasa bahwa segala sesuatu yang diharapkan telah gagal total.
Ketiga, Ada Sebagian orang merasa ragu sebelum mereka percaya. Jika
keraguan membawa kepada sebuah pertanyaan dan pertanyaan membawa
kepada jawaban, dan jawaban itu diterima, maka keraguan itu telah
berfungsi dengan baik. Keraguan menjadi berbahaya jika keraguan itu
membuat orang tidak mau mendengar orang lain, dan menjadi gaya hidup
sombong. Apabila Saudara ragu jangan berhenti disana. Biarlah keraguan
saudara memperdalam iman saudara, sementara saudara terus mencari
jawaban.
Keempat, Kalau Tomas melihat Yesus dan Percaya, maka yang lebih
berbahagia adalah kita yang tidak melihat namun Percaya, Secara Fisik kita
tidak melihat dan menyentuh Yesus, tetapi secara Roh dalam Doa dan
Membaca Firman di Alkitab dan melalui kesaksian dari orang-orang percaya
kita telah melihat Yesus, Roh dan Kebenaran dan yang telah memimpin kita
sampai tiba disini.

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 16 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : PASKAH II – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 21:15-19
TEMA : DALAM KASIH ADA PENGAMPUNAN
DAN PENUGASAN.

LATAR BELAKANG
Hari minggu 16 April kita telah memasuki hari ke-106, minggu ke-16, masa
raya Paskah Tuhan Yesus, minggu ke-2 tahun 2023, kita konsisten dengan
Fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, selanjutnya
didasarkan pada firman Tuhan Injil Yohanes 21 : 15 -19.
Pada tanggal, 10 Mei 1994, momentum besar bagi Afrika Selatan, dengan
memilih seorang kulit hitam Pertama menjadi Presiden Afrika Selatan Ia
adalah Nelson Mandela. Dibalik kesuksesannya menjadi Presiden Afrika
Selatan tersirat sebuah cerita menarik yang perlu diteladani. Mandela di
Penjara selama 27 Tahun oleh Lawan Politiknya. Di dalam Penjara oleh salah
seorang sipir dia sering disiksa, bahkan pernah digantung dengan kepala
terbalik dan dikencingi, dia hanya berkata “tunggu saatnya.” Ketika Mandela
keluar dari penjara, kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan, hal pertama
yang dia lakukan adalah meminta pengawal pribadinya untuk mencari sipir
tersebut, pengawalnya langsung menangkap dan membawa sipir itu ke
hadapannya. Sipir itu sangat ketakutan mengira Mandela akan membalas,
menyiksa dan memenjarakannya, tapi ternyata Mandela malah merangkul
dan berkata “Hal pertama yang ingin saya lakukan ketika menjadi presiden
adalah “Memaafkanmu” Mandela tidak dikuasai kebencian atau niat untuk
balas dendam terhadap lawan politiknya dulu, tetapi Mandela mengajarkan
bagaimana membalas kejahatan dengan Kebaikan, Kebencian dengan Kasih.
Apakah yang kita lakukan ketika kita sudah begitu dilukai oleh seseorang dan
kini kita memiliki kesempatan untuk membalas dendam.
Kisah Mandela terhadap Seorang Sipir itu terinspirasi dari Perjumpaan Yesus
dengan Petrus bukanlah perjumpaan yang bertujuan untuk mengungkit masa
lalu “Apakah engkau akan menyangkal Aku lagi? Tetapi perjumpaan Yesus
dan Petrus adalah Perjumpaan yang menyembuhkan luka batin
mengubahkan Penyesalan, kekecewaan dan sakit hati, dengan berkata”
Apakah Engkau Mengasihi Aku lebih dari Mereka ini.” Sama Seperti Mandela
berkata Pada Sipir itu : “Aku Memaafkanmu”.

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Perjumpaan Petrus dan Yesus yang bangkit berisikan teks-teks yang indah.
Yesus memberikan kesempatan kepada Petrus untuk mengungkapkan
penyesalan melalui Kasih. Ini merupakan sebuah contoh yang baik untuk
memulihkan hubungan dengan Tuhan sesudah melakukan dosa. Penyangkalan
Petrus tiga kali diimbangi oleh tiga kali pernyataan kasih-Nya. Perapian
adalah Penghubung antara Kedua Peristiwa itu yang mengikat Petrus dan
Tuhan bersatu kembali. Peristiwa ini juga merupakan lanjutan tema gembala
dalam Yohanes 10. Tampaknya tidak ada perbedaan real antara tiga perintah
Yesus Gembalakan Domba-domba Ku (ayat 15,16,17). Dan Fungsi Yahwe
sebagai Gembala dalam Yeheskiel 34 di jelaskan melalui Yesus Gembala
dalam Yohanes 10 kepada Petrus Gembala dalam Yohanes 21. Disini Penting
bagi kita untuk memperhatikan bagaimana Peranan Petrus sebagai gembala
di kaitkan dengan kasih.
Ayat 15-17, Dalam babak di tepi danau ini, Yesus membawa Petrus melalui
suatu pengalaman yang akan menyingkirkan awan penyangkalannya. Petrus
telah tiga kali menyangkal Yesus. Dan Tiga kali Yesus menanyai Petrus
apakah dia mengasihi-Nya. Yesus menanyai Petrus tiga kali, Pertama.
Apakah Engkau Mengasihi, disini digunakan kasih Agape (kasih yang rela
mengorbankan diri) Aku lebih dari mereka ini? Kali Kedua, Yesus tetap fokus
kepada Petrus dan tetap menggunakan kata Kasih dalam Bahasa Yunani Agape.
Kali Ketiga, Yesus Menggunakan kata Yunani Phileo (Kasih Sayang, kasih
Persaudaraan) dan apakah Engkau memang Sahabat-Ku? Dan setiap kali Petrus
menjawab dengan kasih Phileo. Ketika Petrus menjawab Ya, Yesus
menyuruhnya dia menggembalakan domba-domba-Nya. Pada bagian ini
Kehidupan Petrus berubah ketika dia akhirnya menyadari siapa Yesus.
Pekerjaannya berganti dari nelayan menjadi penginjil, ciri khasnya berubah
dari yang tidak sabar menjadi batu karang yang penyabar dan hubungan
dengan Yesus berubah dimana Petrus di ampuni, dan akhirnya ia memahami
makna perkataan Yesus mengenai kematian dan kebangkitannya.
Ayat 18-19, Ini adalah nubuat tentang kematian Petrus dengan cara
penyaliban. Cerita tradisi mengatakan bahwa Petrus disalibkan karena
imannya dengan kepala dibawah karena dia merasa tidak layak untuk mati
seperti Tuhannya. Bagaimanapun Pengalaman Petrus pada masa lalu menuju
masa depannya bersama Yesus menyuruhnya untuk mengikut Dia.

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
Belajar dari Yesus yang Menginspirasi Nelson Mandela untuk tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalasnya dengan Kasih yang
mengampuni adalah cara untuk menyembuhkan luka batin antara yang
melakukan dan yang terluka. Perjumpaan Petrus dan Yesus adalah perjumpaan
yang mengubah dari kurang mengasihi, menjadi mengasihi, dari Nelayan
menjadi penginjil adalah sebuah ujian yang sesungguhnya untuk bersedia
melayani Yesus. Petrus sudah bertobat dan Yesus meminta untuk menyerahkan
hidupnya sebagai Penjala manusia bukan menjadi penjala ikan. Yesus
menyuruh Petrus untuk mengikuti-Nya dengan tidak merasa takut terhadap
masa depannya. Kita juga tentu merasa takut terhadap masa depan kita.
Tetapi jika kita mengetahui bahwa Allah yang memegang kendali kehidupan
kita, maka kita tidak takut untuk mengikuti Kristus.

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 23 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : PASKAH III
PEMBACAAN ALKITAB : I PETRUS 1:1-12
TEMA : BERIMAN TEGUH DI TENGAH
BADAI KEHIDUPAN

LATAR BELAKANG
Hari minggu 23 April, kita memasuki hari ke-113, minggu ke-17 dalam
minggu- minggu masa raya Paskah Tuhan Yesus yang ke-3 tahun 2023
dengan terus diarahkan pada Fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada
Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih
Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis
dan Inklusif berdasarkan pada firman Tuhan yang akan direfleksikan dalam
terang kebangkitan Tuhan Yesus dari 1Petrus 1:1-12
Iman seringkali dipahami hanya sebagai suatu pengertian kognitif dan
dogmatis tentang substansi ajaran gereja. Namun pada sisi lain, iman secara
nyata lebih merupakan suatu sikap, respon, tindakan, aksi dan keputusan
etis seseorang dalam menyikapi berbagai situasi dan persoalan-persoalan
hidupnya. Sehingga dapat terjadi seseorang yang memiliki pengetahuan
yang cukup lengkap tentang ajaran iman tetapi tidak mampu
memberlakukan iman secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Atau
sebaliknya dapat terjadi seseorang kurang memiliki pengetahuan yang
seharusnya tetapi kehidupannya kaya dengan sikap dan tindakan iman yang
nyata.
Menjalani hidup beriman di tengah situasi yang penuh dengan tantangan dan
penderitaan tidaklah mudah. Kita membutuhkan anugerah dan pertolongan
dari Tuhan agar Dia memberikan kekuatan sehingga kita dimampukan untuk
tetap memberlakukan iman secara nyata ketika menghadapi berbagai
persoalan hidup. Kita membutuhkan iman karena sesungguhnya kita sebagai
manusia yang berdosa tidak mampu melawan kuasa dosa yang bekerja di
dalam diri kita. Khususnya kita membutuhkan kuasa iman ketika kita sedang
berada dalam keadaan yang sulit, penuh penderitaan, tragedi, dan berbagai
situasi yang berkaitan dengan kelemahan diri.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-2, Tujuan surat ini jelas yaitu kepada orang-orang pendatang yang
tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Petrus
menyebut mereka umat pilihan Allah. Sebutan yang dahulu menjadi milik
bangsa Israel
11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
tetapi karena bangsa Israel gagal memenuhi rencana Allah maka hak
istimewa yang dulu menjadi milik Israel sekarang menjadi milik gereja
Kristen yang telah menerima kasih karunia Allah di dalam diri Yesus Kristus.
Ayat 3-5, Bagian ini dimulai dengan suatu pujian bagi Allah. Selanjutnya
muncul pemikiran tentang kelahiran kembali. Orang Kristen adalah orang
yang telah dilahirkan kembali oleh Allah ke dalam kehidupan yang baru. Ini
merupakan karya Allah semata, bukan karena usaha manusia. Lebih lanjut
orang Kristen masuk ke dalam milik pusaka “(Yunani: kleronomia)” yang
agung (LAI: bagian yang tidak dapat binasa). Milik pusaka orang Kristen
adalah sukacita yang penuh yang sedang menantinya di sorga.
Ayat 6-7, Petrus tiba pada situasi yang aktual dimana para pembacanya
mengalaminya. Kekristenan membuat mereka menjadi tidak popular bahkan
harus menanggung berbagai macam penderitaan dan penganiayaan. Petrus
mengingatkan kepada jemaat tentang tiga hal penting yang harus dilakukan
dalam menghadapi ancaman ini: 1) melihat pada sesuatu yang agung yang ada
di depan mereka. 2) Setiap pencobaan merupakan ujian untuk memperkuat
dan memurnikan iman mereka. 3) Siapa yang bertahan dalam penderitaan
dan pencobaan akan menerima kemuliaan dari Yesus Kristus pada saat Ia
menyatakan diri-Nya kelak.
Ayat 8-9, Petrus menyampaikan bahwa sesungguhnya jemaat tidak berjumpa
secara fisik dengan Yesus Kristus tetapi mereka mengasihi-Nya. Dan mereka
terus bersukacita yang mulia dan kekal yang tidak akan mereka dapatkan
dari dunia ini. Karena dunia ini penuh dengan penderitaan, tetapi sukacita
yang kekal telah tersedia bagi mereka yang tetap percaya kepada Tuhan.
ayat 10-12, bagian ini berbicara tentang keajaiban keselamatan yang datang
kepada manusia melalui diri Yesus Kristus. Hal itu yang diperhatikan dan
diselidiki oleh para Nabi. Ada dua hal yang diceritakan oleh para Nabi, yakni
1) mereka memperhatikan tentang keselamatan dan kasih karunia yang akan
datang 2) Roh Kristus yang bercerita kepada mereka mengenai segala
penderitaan yang akan menimpa Kristus dan kemuliaan yang menyusul
sesudah itu.

PENERAPAN
Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa iman teruji saat kita mengalami
penderitaan dan pergumulan dalam hidup ini. Ia mengirimkan surat ini dalam
rangka menguatkan dan menghibur jemaat ditengah penderitaan. Ia

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

mengingatkan jemaat pada janji keselamatan dan akan tetap ada di dalam
diri Yesus Kristus. Karena itu jemaat diminta untuk tetap teguh dan berdiri
kokoh di atas dasar iman mereka kepada Yesus Kristus.
Ada banyak penderitaan yang kita jumpai dalam kehidupan kita. Penderitaan
karena sakit penyakit yang tidak tersembuhkan, peperangan, bencana alam,
bencana sosial, kecelakaan, kekerasan dan berbagai contoh penderitaan
dalam kehidupan manusia. Setiap orang, siapapun dia pasti pernah
mengalami penderitaan. Apa yang dikatakan dalam surat I Petrus dapat
menjadi panduan agar kita melangkah tegar dalam terpaan badai
pencobaan. Kita tidak perlu kecewa dan sedih tetapi dapat melihat dan
menyikapi pencobaan itu secara positif. Di Balik pencobaan, Allah bekerja
untuk mendatangkan kebaikan bagi umat yang dikasihi-Nya.

KELOMPOK DISKUSI IBADAH KELUARGA

Buatlah dua kelompok diskusi dan fokus Diskusi hari ini hanya dibatasi pada
ayat (3), sebagai berikut : menurut Rasul Petrus, kita termasuk dalam orang-
orang yang terpilih sesuai dengan rencana Allah Bapa dan dikuduskan dalam
Roh (ay 2), bila status kita sudah demikian mulia, marilah kita diskusikan
dalam kelompok.

Kelompok Satu : Diskusikanlah khusus ayat (3a) tentang “Allah Bapa Tuhan
kita Yesus Kristus”, Paulus menggunakan kata “terpujilah” untuk
menerangkan tentang Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Berikan pendapat
bahwa Tuhan Yesus Kristus disini Paulus figuratifkan sebagai “Allah Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus”… berikanlah pendapat dalam diskusi kelompok ,,,

Kelompok Dua : (3b) tentang kata “yang karena rahmat-Nya yang besar
telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara
orang mati…” bila “Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus pada (ay 3a)
digambarkan secara figuratif untuk peran masculin - “laki-laki”, bagaimana
menerangkan secara “rohani” tentang “rahmat-Nya yang besar telah
melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang
mati?” … berikanlah pendapat…

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 30 APRIL 2023
KALANDER GEREJAWI : PASKAH IV
PEMBACAAN ALKITAB : I PETRUS 2:1-
10
TEMA : KRISTUS DAN JEMAAT BERHARGA
BAGI ALLAH

LATAR BELAKANG
Hari ini 30 April kita sudah mencapai hari ke-120, minggu ke-18 dalam tahun
2023, pada saat ini kita masih dalam suasana Paskah Minggu ke-4 dan fokus
pelayanan pembaharuan GKI pada triwulan kedua April-Mei-Juni 2023
pembaruan hubungan berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif berdasarkan firman
Tuhan 1Petrus 2:1-10 dengan tema yang menyorotinya Kristus dan Jemaat
Berharga bagi Allah.
Perikop pembacaan Alkitab kita pada Minggu Paskah V “Yesus Kristus Batu
Penjuru” dan kemudian di Rumuskan sebuah Tema untuk dapat mengantar
kita memahami Teks ini adalah “Kristus dan Jemaat Berharga bagi Allah.
Kata Harga menunjuk pada Nilai atau Kualitas suatu benda atau Barang.
Semakin Tinggi harga suatu benda bergantung dari kualitas dan Nilai yang
terkandung didalam benda tersebut. Supaya Jemaat dapat berharga di
hadapan Tuhan maka jemaat harus memiliki nilai yang terkandung dalam diri
Pribadi-pribadi yang membentuk suatu jemaat. Nilai seperti apa yang
olehnya kita dapat berharga dimata Allah” Nilai utama adalah Kudus” dalam
bahasa Ibrani qados” memiliki arti terpisah dan tidak tercampur dari yang
lain. Untuk mencapai kekudusan maka orang harus mengalami, Metanoia”
bertobat dalam bahasa Yunani artinya orang tersebut berbalik 180 derajat
dari kehidupan lama kepada kehidupan baru. Itu sebabnya dalam Surat I
Petrus pada ayat 2, Petrus menuliskan bahwa kita seperti seorang bayi yang
baru Lahir, yang membutuhkan air susu dan menunjuk pada kepolosan dari
seorang bayi. Pada ayat 1 dikatakan; “Karena itu buanglah Segala Kejahatan,
Segala Tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan
fitnah.” sehingga kita menjadi berharga di mata Allah. Bagi Kristus Ia adalah
anak Allah yang sempurna dan Kudus dimata Allah sehingga Ia layak dan
berharga bagi Allah untuk menebus Manusia, dan Kita juga berharga bagi
Allah sehingga kita ditebus oleh Kristus.

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
1. Ayat 2-3 Satu ciri khas dari semua anak adalah bahwa mereka ingin
bertumbuh dewasa, menjadi seperti kakak atau orang tua mereka. Pada
saat kita dilahirkan kembali, kita menjadi bayi-bayi rohani. Jika kita
sehat, kita ingin untuk bertumbuh, betapa menyedihkan bahwa sebagian
orang tidak pernah bertumbuh dewasa. Untuk bayi kebutuhan akan susu
adalah naluri alami, dan ini menandakan keinginan akan makanan yang
membawa pertumbuhan. Demikian kita melihat kebutuhan kita akan
Firman Allah dan mulai mencari makanan didalam Kristus, selera makan
rohani kita meningkat maka kita akan menjadi dewasa.
2. Ayat 4 Ketika Petrus menggambarkan gereja sebagai Bait rohani Allah,
Petrus mengambil beberapa nats PL yang dikenal oleh pembaca Yahudi
(Mazmur 118:22, Yesaya 8:14; 28:16), Para Pembaca Surat Petrus tentu
mengetahui bahwa batu yang hidup itu adalah Israel, lalu Petrus
memakai gambaran tentang ‘batu penjuru” untuk Kristus. Sekali lagi
Petrus menunjukkan bahwa gereja tidak membatalkan warisan Yahudi
tetapi menggenapinya. Petrus menggambarkan gereja sebagai rumah
rohani yang hidup, dengan Kristus sebagai Fondasinya dan batu penjuru
dan setiap orang percaya sebagai batu. Paulus menggambarkan gereja
sebagai tubuh, dengan Kristus sebagai kepala dan setiap orang percaya
sebagai anggota (Ef 4:15-16). Kedua gambaran itu menunjukkan
komunitas umat Allah, yang menggambarkan Satu batu bukanlah sebuah
bait bahkan tembok sekalipun, satu bagian tubuh tak berguna tanpa
yang lainnya.
3. Ayat 5 Persembahan Rohani. Apakah yang kita persembahkan kepada
Allah apakah seperti dalam PL kita mempersembahkan Kurban hewan
diatas mezbah(altar)? Persembahan Kurban adalah Peting tetapi jauh
lebih penting adalah persembahkan hati yang taat kepada Allah jauh
lebih penting.
4. Ayat 6 Ketika Petrus bicara tentang Kristus sebagai batu penjuru, Ia
ingat akan pengakuannya kepada Yesus” Engkau adalah Mesias Anak
Allah yang hidup.” Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku
akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
(Matius 16:16,18). Batu apakah yang benar-benar penting dalam
pembangunan gereja ? Petrus menjawab Kristus Sendiri.
5. Ayat 9 Pada zaman PL orang tidak datang secara langsung kepada Allah,
tetapi melalui para Imam, namun dalam PB setelah kemenangan Kristus
di

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Kayu Salib, pola itu berubah. Sekarang kita bisa datang kepada Allah
tanpa takut dan kita juga di beri tanggung jawab untuk membawa orang
lain kepada-Nya. Ketika kita bersatu dengan Kristus sebagai anggota
tubuhnya kita ikut dalam karyanya keimanan-Nya yaitu mendamaikan
manusia dengan Allah.
6. Ayat 10 Manusia kerap mendasarkan konsep diri mereka pada prestasi
dan prestise mereka, sehingga hubungan atar mereka menjadi renggang
dan tak harmonis. Namun hubungan kita dengan Kristus jauh lebih
penting dari pada pekerjaan, keberhasilan, kekayaan atau pengetahuan
kita. Allah telah memilih kita untuk menjadi miliknya sendiri. Dipanggil
untuk memberitakan dia kepada orang lain.

PENERAPAN
1. Kita bukan lagi bayi-bayi yang membutuhkan Air susu, tetapi kita telah
menjadi dewasa dan melihat kebutuhan kita akan Firman Allah dan mulai
mencari makanan didalam Kristus, selera makan rohani kita meningkat
maka kita akan menjadi Dewasa. Pertanyaan kita selanjutnya adalah
seberapa kuat kerinduan saudara akan Firman.
2. Rasul Petrus bicara Kesatuan tubuh Kristus itu batu, dalam membangun
Bait Allah, dan Paulus melihat Kesatuan sebagai Tubuh dan Kristus
sebagai kepala dan kita sebagai anggota. Dalam masyarakat kita yang
individualistis, mudah untuk melupakan saling ketergantungan kita pada
orang-orang Kristen lainnya. Ingatlah ketika Allah Panggil Saudara untuk
suatu tugas, ingatlah juga bahwa Allah ada memanggil orang lain untuk
bekerja bersama anda. Jika bekerja bersama maka usaha individu anda
akan berlipat.
3. Ingat bahwa saudara menjadi berarti karena saudara adalah satu
diantara anak-anak Allah. bukan karena apa yang kita capai, Kita
memiliki arti karena apa yang Allah Lakukan, bukan kerana apa yang kita
lakukan. Amin.

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 30 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN APRIL 2023
PEMBACAAN ALKITAB : YEREMIA 9:23-24
TEMA : MENGENAL ALLAH ADALAH
KEBAHAGIAAN MANUSIA

LATAR BELAKANG
Hari minggu, 30 April merupakan minggu terakhir dalam bulan April, kita
telah mencapai hari ke-120, minggu ke-18 dalam minggu-minggu masa raya
Paskah atau minggu penampakan Tuhan Yesus Kristus yang sudah bangkit
dari antara orang mati, Fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan
Kedua April-Mei- Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus
Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan
Inklusif yang terus akan diterangi oleh Firman Tuhan dari Kitab Nabi Yeremia
9 : 23 - 24
Hidup kekristenan menuntut kita untuk “mengenal” Allah dalam kehidupan
kita. Yang dimaksud dengan “mengenal” bukan sekedar pengetahuan belaka,
tetapi benar-benar intim dan mengalami Tuhan. Sebab banyak orang percaya
yang salah dalam mengenal Tuhan, bahkan mereka yang telah lama mengikut
Tuhan dan turut ambil bagian dalam pelayanan pun masih banyak yang salah
dalam memahami bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup mereka. Menjadi
orang Kristen itu bukan sekedar tahu secara teori tentang Tuhan, tetapi
sungguh- sungguh mengenal-Nya dengan benar. Mengenal Tuhan dengan
benar hanya dapat tercapai ketika kita sering membangun hubungan dengan
Tuhan. Jadi kita tidak bisa mengaku kenal Tuhan, jika kita tidak pernah
membangun hubungan dengan Tuhan. Inilah yang menjadi masalah di banyak
orang Kristen, mereka bisa pandai secara teori, tetapi tidak benar-benar
mengalami kehadiran Tuhan dalam hidupnya.

PENJELASAN TEKS
Secara umum Yeremia 9 berbicara tentang seruan Yeremia sebelum serangan
Babel yang kedua atas Yehuda. Ia memperingatkan bangsa itu untuk
bertobat dan menyesali ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. “Apakah sebabnya
negeri ini binasa, tandus seperti padang gurun sampai tidak ada orang yang
melintasinya? Berfirmanlah TUHAN: “Oleh karena mereka meninggalkan
Taurat-Ku…, karena mereka tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak
mengikutinya.” melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal
(Yer 9: 12b-14). Penyebab kehancuran adalah kesalahan mereka sendiri. Bangsa

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
pilihan yang begitu dikasihi

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
dan diberkati Tuhan, malah berpaling dan menyembah dewa yang tidak
punya kuasa apapun. Bangsa ini telah berdosa di hadapan Tuhan. Sekalipun
mereka beribadah kepada Tuhan, ibadahnya kosong. Mereka melakukan
kewajiban beribadah tetapi perbuatan mereka jauh dari perintah Tuhan.
Maka Yeremia 9:23-24 berbicara mengenai apa yang seharusnya umat
pahami. Hal-hal yang menyukakan hati Tuhan. Tuhan ingin umat-Nya
bermegah bukan karena kehebatan-nya sendiri melainkan karena mengenal
dan mengalami kehadiran Tuhan dalam hidup mereka.

PENERAPAN
Ilmu pengetahuan yang tinggi, kekuasaan dan materi seringkali menjadi ukuran
kebahagiaan seseorang. Semakin pandai seseorang, bisa jadi membuatnya
merasa bangga. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki seseorang menjadikan ia
lupa diri. Dan semakin kaya seseorang, bisa membuatnya menjadi tinggi hati.
Itulah kecenderungan yang seringkali dialami oleh setiap manusia dalam
kehidupannya. Apakah salah dalam hidup ini jikalau kita mengejar
pengetahuan, kekuatan dan kekayaan? Karena pada kenyataannya kita semua
mengejar hal itu. Pendidikan tinggi, kekuatan dan kedudukan, juga harta
kekayaan, adalah hal yang sangat lumrah diinginkan dan dikejar manusia. Tidak
salah jika kita menginginkan dan memilikinya.
Kita boleh menjadi orang yang berpendidikan, berpangkat dan kaya tetapi
jangan membuat kita menjadi lupa diri. Karena sesungguhnya semua itu berasal
dari Allah. Yeremia mengingatkan umat Israel dengan mengatakan: “Biarlah
orang bijaksana bermegah karena ia mengenal Tuhan yang memberi
kebijaksanaan, biarlah orang kuat bermegah karena ia memahami Tuhanlah
sumber kekuatannya, biarlah orang kaya bermegah karena pengakuan bahwa
Tuhanlah yang menjadikannya kaya.” Maka saat orang-orang bijaksana, kuat,
dan kaya bermegah, ia bermegah di dalam Tuhan. yang dibanggakan adalah
Tuhan. Yang dimuliakan adalah nama Tuhan. Pengenalan kita akan Tuhan
membuat kita mengaku: tidak ada hal lain yang lebih berharga daripada iman
kita kepada-Nya.
Orang percaya harus terus mengenal dan mengalami Allah dalam
kehidupannya. Allah yang kita kenal adalah Allah yang menunjukkan kasih
setia, keadilan, dan kebenaran. Inilah hal-hal yang Allah sukai. Jadi bukan
hanya beribadah secara formal saja di gedung gereja, tetapi bagaimana kita
melakukan yang Tuhan kehendaki yakni mempraktekkan kasih, keadilan dan
kebenaran dalam hidup kita. Proses manusia mengenal Tuhan yang tidak akan
berhenti sepanjang hidupnya. Karena itu mari kita melakukannya dengan penuh
syukur dalam seluruh perjalanan hidup kita.

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023


Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif

BULAN KE-5 : MEI 2023


MINGGU, 07 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : PASKAH V - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : 1 KORINTUS 15:35-58
TEMA : “KEBANGKITAN TUBUH”

LATAR BELAKANG
Hari minggu, 7 Mei, minggu pertama bulan Mei, bulan kedua dari triwulan
ke-2, kita ada pada hari ke-127, minggu ke-19, minggu Paskah ke-5 dalam
tahun 2023, kita sekali lagi diingatkan tentang fokus pelayanan Pembaharuan
GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan
Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah
yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, yang didasarkan pada 1Korintus 15 : 35
– 58, bahwa kebangkitan tubuh adalah nilai tertinggi dari “pembaruan” yang
dikerjakan Allah di dalam Kristus Yesus Tuhan.
Surat 1 Korintus yang kita miliki sekarang adalah surat yang berisi jawaban
Rasul Paulus kepada Jemaat Korintus; pertama-tama terhadap laporan
mengejutkan yang dibawa oleh keluarga Kloe (1Korintus 1–6) dan yang
kedua terhadap persoalan-persoalan yang dikemukakan oleh orang-orang
Korintus di dalam surat mereka. Salah satu persoalan yang dipertanyakan
oleh jemaat Korintus melalui surat mereka kepada Rasul Paulus adalah: “Apa
yang dimaksud dengan kebangkitan? Jawaban Rasul Paulus tentang hal
kebangkitan disampaikannya dalam 1 Korintus 15 dengan tiga bagian
penjelasan yaitu : Kebangkitan Kristus (ayat 1–11), Kebangkitan Kita (ayat
12–34) dan Kebangkitan Tubuh (ayat 35–38). Berdasarkan tahapan
penjelasan Rasul Paulus tentang kebangkitan maka tentu penjelasan tentang
kebangkitan Tubuh hanya berguna jika penjelasan berita Injil tentang
kebangkitan Kristus dan Kebangkitan kita di dalam Kristus sudah dipahami dan
diterima terlebih dahulu. Sebab hanya ketika orang mengakui bahwa
kebangkitan dari antara orang mati itu ada - dan Yesus adalah bukti pertama
dan satu- satunya tentang manusia yang bangkit untuk hidup selama-
lamanya – maka kebangkitan kita juga ada.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Jika ada kebangkitan manusia dari antara orang mati maka wajar saja kalau
orang bertanya bagaimana wujud tubuh manusia yang dibangkitkan? Dan
pertanyaan ini dijawab oleh Rasul Paulus dalam uraian perikop Kebangkitan
Tubuh.

PENJELASAN TEKS
Ayat 35 – 44, Bagaimanakah Orang Mati dibangkitkan? Dengan Tubuh
Apakah Orang Mati akan hidup Kembali? Orang Yunani hanya memikirkan
kebangkitan jiwa dan menyangkal kebangkitan tubuh jasmani. Akibatnya orang
Kristen yang berlatar belakang Yunani dalam jemaat di Korintus menganggap
ajaran kebangkitan dalam kekristenan adalah ajaran tentang menghidupkan
jenazah dan itu berarti perpanjangan kehidupan jasmani.
Jawaban Rasul Paulus: Ibarat menanam biji; biji yang ditanam tidak akan
tumbuh dan hidup kalau tidak mengalami proses mati terlebih dahulu. Yang
ditanam adalah biji tetapi yang bertumbuh, yang keluar dari tanah bukan biji
melainkan tubuh tanaman. Hal ini sangat jelas dalam pengalaman para
petani di dunia nyata (contoh: yang ditanam biji rica yang bertumbuh dan
keluar dari tanah adalah pohon rica).
Demikian halnya dengan manusia; ketika mati dan dikuburkan tampak jelas
yang ditanam adalah tubuhnya seperti waktu ia hidup. Tetapi ketika manusia
dibangkitkan dari kematiannya, Allah memberikan kepadanya suatu tubuh
seperti yang dikehendaki-Nya, tubuh yang kekal, tubuh yang tidak akan
mengalami kematian lagi. Dalam kebangkitan nanti, tubuh kita tidak sama
lagi dengan tubuh sebelum kita mati. Kebangkitan kita bukan sekedar
kebangkitan jenazah karena dalam kematian tubuh yang lama menjadi
rusak, melalui kebangkitan tubuh kita mengalami pembaharuan untuk hidup
yang kekal. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidak-
binasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan.
Ditaburkan dalam kelemahan dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan
adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Tubuh kita
akan diubahkan oleh dan dalam kuasa Tuhan untuk hidup kekal. Jadi
kebangkitan terjadi bukan untuk mengabadikan jenazah melainkan untuk
mengabadikan hidup kekal yang dikerjakan Tuhan.
Ayat 45 – 50, Rasul Paulus memberikan penjelasan lebih lanjut, dengan
memperlihatkan keberadaan manusia karena keterkaitan-nya dengan Adam
dan keberadaan manusia yang terkait dengan Yesus. Jelas dalam Alkitab

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
bahwa Adam dibuat dari debu dan tanah (artinya dapat rusak, dapat binasa)
tetapi yang kemudian mendapatkan nafas/ jiwa dari Allah. Dengan
pemberian nafas / jiwa maka Adam dijadikan hidup oleh Allah menjadi
mahkluk alamiah. Itulah sebabnya sifat khas manusia dalam bentuk hidupnya
yang sekarang ialah bahwa manusia memiliki tubuh yang diawasi jiwa. Tubuh
manusia yang alamiah, yang terdiri dari daging dan darah, dapat binasa
karena itu tubuh alamiah tidak dapat masuk ke dalam sorga. Tetapi Yesus
(Adam kedua) yang berasal dari sorga adalah Roh yang menghidupkan.
Yesus adalah pelopor bangsa yang baru yang terdiri dari orang-orang yang
diselamatkan. Ciri khas hidup yang akan datang adalah bahwa kita akan
memiliki tubuh yang diawasi oleh roh. Orang yang diselamatkan oleh Yesus
akan menjadi makhluk- makhluk sorgawi yang tidak dapat binasa.
Ayat 51-56, Rahasia Ilahi. Pada waktu Tuhan Yesus datang kembali tubuh
orang yang masih hidup akan diubahkan; demikian juga orang yang telah
meninggal akan dibangkitkan dan diubahkan. Perubahan itu akan terjadi
dalam sekejap mata dalam kuasa dan rahasia Ilahi. Tidak ada campur tangan
manusia untuk perubahan tubuh duniawi menjadi tubuh sorgawi.
Ayat 57-58, Kemenangan atas maut oleh Yesus Kristus Tuhan kita, membuat
orang-orang beriman akan mendapat bagian dalam buah-buah kemenangan-
Nya, mulai sekarang. Sebab sengat maut adalah dosa, kemenangan Kristus
atas maut adalah pengampunan dosa bagi manusia.
Dengan demikian mulai saat ini orang- orang percaya pada Kristus (Jemaat
Korintus) harus berpegang erat pada pengajaran yang benar tentang
kebangkitan (kebangkitan Kristus, Kebangkitan kita dan kebangkitan tubuh).
Jika setiap orang percaya berjerih payah dalam persekutuan dengan Tuhan
(di lakukan dalam hikmat dan kuasa Tuhan) untuk membangun jemaat maka
jerih payah itu tidak akan hilang atau tidak sia-sia.

PENERAPAN
1) Kebangkitan tubuh, sepenuhnya adalah urusan Tuhan, sebab manusia
tak dapat membangkitkan tubuhnya yang fana.
2) Manusia tak dapat mengubahkan tubuhnya yang fana (entah masih
hidup atau sudah mati) untuk menjadi layak masuk dalam kehidupan
yang kekal di sorga. Manusia tak dapat mengubah tubuhnya yang
duniawi menjadi tubuh sorgawi.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

3) Orang Kristen karena hubungannya dengan Kristus, sudah menjadi


kewargaan sorga dan akhirnya akan diubahkan dan memiliki tubuh yang
serupa dengan Dia yang berasal dari sorga.
4) Berpegang kuat pada ajaran yang benar memberikan daya dorong bagi
orang percaya untuk melakukan pekerjaan Tuhan secara berkelimpahan.

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB IBADAH KELUARGA

Semua peserta ibadah mendalami ayat (40) “ Ada tubuh sorgawi dan ada
tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan
tubuh duniawi.”. silahkan merenungkan bacaan minggu ini paling lama 5
menit, dan ungkapkanlah hasil perenungan tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan Tubuh sorgawi dan tubuh duniawi?
2. Apa yang dimaksud dengan “kemuliaan tubuh sorgawi” dan “kemuliaan
tubuh duniawi”?

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 14 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : PASKAH VI - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : FILIPI 3:10-12
TEMA : “KEBENARAN YANG SEJATI”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 14 Mei kita sudah ada pada hari ke-134, minggu ke-20, minggu
Paskah Tuhan Yesus yang ke-6 dalam tahun 2023, mari setiap pelayan
firman memperhatikan fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan
Kedua April- Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus
Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan
Inklusif dengan dasar firman Tuhan dari Filipi 3:10-12 untuk terus
menggelorakan kebenaran yang sejati merupakan bagian dari pembaruan atas
yang tidak sejati.
Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di FIlipi, ditulis ketika ia berada dalam
penjara di Roma. Pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus
dianggap mengganggu ketertiban kota dan menganjurkan kebiasaan yang
menurut pendakwa tidak halal bagi orang Romawi untuk menerima dan
mempraktekkan-nya.
Sekalipun terpenjara namun Rasul Paulus menunjukkan bahwa Injil yang
diberitakannya tidak pernah dapat dipenjarakan. Kebenaran sejati, yang
disampaikan dalam Injil, tidak pernah dapat dipenjarakan dan tidak pernah
memenjarakan manusia (Filipi 3 : 1b -15).
Rasul Paulus menyampaikan itu dengan berani, sekalipun ia berada dalam
penjara, karena ia sendiri mengalaminya. Ia mengalami bagaimana
sesungguhnya sesudah menerima Injil ia sungguh-sungguh mengalami
kemerdekaan dan akan terus merdeka sampai menerima panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus. Ia mengalami dan membuktikan bahwa Injil
membebaskan orang dari kesempurnaan palsu dan membawa orang pada
Kebenaran Sejati.
Hanya Injil yang memberikan kesempurnaan sejati karena hanya Injil yang
mengandung Kebenaran Sejati, yaitu kebenaran karena kepercayaan pada
Kristus yang akan bangkit dari antara orang mati. Itulah sebabnya sekalipun
Rasul Paulus terpenjara, ia tetap berpegang pada kebenaran sejati, yaitu
Yesus Kristus Tuhan kita adalah sang kebenaran sejati itu ; dan tetap
menegaskan- nya kepada khususnya orang-orang yang sudah menerima Injil
agar tidak goyah.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Ayat 10, Setelah ditangkap oleh Allah dalam Kristus, Paulus menganggap
rugi segala sesuatu yang pernah diandalkannya, kini ia memiliki keinginan
atau kehendak yang baru, yaitu mengenal Yesus : Penderitaan-Nya,
kematian-Nya dan kuasa kebangkitan-Nya. Rasul Paulus tidak berpuas diri
dengan kenyataan dia sudah memperoleh anugerah Allah, dibenarkan,
diampuni dosanya di dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus menghendaki agar
dirinya secara pribadi dapat lebih mengenal Yesus. Rasul Paulus
menggambarkan dengan jelas bahwa dibenarkan Allah dalam Yesus adalah
inisiatif dari Allah tetapi untuk lebih mengenal Yesus harus menjadi inisiatif
manusia yang dibenarkan.
Pembenaran oleh Tuhan harus ditanggapi dengan kerinduan hati mengenal
Yesus secara benar dan utuh. Karena itu dalam kerinduan mengenal Yesus,
Rasul Paulus hendak mengenal Dia bukan hanya dari kuasa kebangkitan-Nya
yang mengalahkan dosa dan maut, tetapi juga mengenal Yesus dalam
persekutuan dengan penderitaan-Nya dan Kematian-Nya. Kerinduan Rasul
Paulus untuk mengenal Yesus hendak dicapai bukan melalui kajian teologi
atau teori tentang Tuhan, melainkan melalui pengalaman hidup sehari-hari
sebab pengenalan yang hendak dicapai disini berkaitan dengan kuasa
(dinamis) Yesus dan persekutuan (koinonia) dengan Yesus. Kuasa Yesus
tidak dapat dilihat dan dirasakan melalui teori tetapi melalui pengalaman
sehari- hari bersama Yesus.
Demikian juga dengan persekutuan dalam penderitaan-Nya, tidak dapat
dibuktikan melalui perjanjian tertulis atau bahwa ucapan bersedia menderita;
tetapi dibuktikan melalui tindakan hidup dalam pengalaman sehari-hari
Ayat 11, Target dari kehendak atau cita-cita yang baru dari Rasul Paulus adalah
beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Target hidup kekal adalah target
yang dicapai setelah memperoleh dan mengenal Kristus secara benar.
Ayat 12, Rasul Paulus tidak pernah merasa telah mencapai tujuan dan juga
tidak pernah merasa sudah sempurna tetapi berjuang segenap hati untuk
menangkap cita-citanya dengan modal sudah ditangkap oleh Kristus Yesus.
Kebenaran sejati akan menjadi bagian manusia kalau Yesus sudah
menangkap manusia. Rasul Paulus menyadari bahwa anugerah Tuhan selalu
mendahului kemauan baik manusia. Bukan manusia yang tangkap Tuhan
tetapi Tuhan yang tangkap manusia.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
Dapat dikatakan apa yang dikehendaki oleh Rasul Paulus di atas merupakan
ciri-ciri dari orang yang sudah memperoleh dan mengerti kebenaran sejati.
1. Kebenaran Sejati adalah memperoleh Kristus, Mengenal Dia dan
Mengikuti-Nya dengan setia.
2. Kebenaran sejati bukan soal teori tentang Tuhan tetapi pengalaman
tentang Tuhan dalam hidup sehari-hari.
3. Kebenaran sejati mengubahkan manusia dari dalam; mengubahkan
pola pikir, mengubahkan kehendak atau cita-cita, mengubahkan
standard hidup dan pasti mengubahkan pola hidup manusia
4. Kebenaran sejati bukan kata-kata yang benar tapi perbuatan yang benar
5. Kebenaran sejati membuat orang yang memilikinya mengalami sukacita
yang benar, sukacita bukan karena hal-hal lahiriah tetapi sukacita karena
hadiah sorgawi.
6. Kebenaran sejati menyanggupkan orang mengambil bagian dalam
penderitaan Kristus di tengah pengalaman hidup sehari- hari dan
mengalami kuasa kebangkitan Yesus tiap-tiap hari.
7. Kebenaran sejati menuntun setiap orang sampai pada akhirnya bangkit
dari antara orang mati dan masuk dalam hidup kekal bersama Yesus
tuhan kita.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
KAMIS, 18 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : KENAIKAN TUHAN YESUS KE SORGA - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 24:50-53
TEMA : MENYEMBAH DAN MEMULIAKAN
TUHAN YESUS

LATAR BELAKANG
Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus dirayakan tepat pada minggu ke-3 bulan
Mei, masih pada triwulan kedua, hari ke-138, minggu ke-20 tahun 2023, kita
terus- menerus diarahkan untuk memberikan perhatian pada fokus
pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang diterangi oleh
firman Tuhan Lukas 24 : 50 – 53 seperti Yesus Kristus dimuliakan,
demikianlah anak-anak Allah kelak dimuliakan.

PENJELASAN TEKS
Ayat 50 – 51, Berkat Betania : Yesus dalam tubuh Kebangkitan memberkati
Dua kisah di Betania yang diperoleh pada bagian teks ini, yaitu, pertama, :
Berkat Betania dan Perpisahan. Tuhan Yesus dalam tubuh kebangkitan
memberkati murid-murid -Nya dengan cara mengangkat tangan ; kedua : Di
Betania Yesus berpisah karena terangkat ke Sorga.
Ayat 52 , Salah satu Sikap Menyembah adalah “Sujud Menyembah”
Totalitas menyembah kepada Tuhan Yesus yang tampak diajarkan oleh ayat
(52) ini sujud menyembah. Sikap bersujud, sama dengan “pengakuan akan
kebenaran keyakinan tentang siapa yang berpisah dengan mereka, dan mereka
menjadi saksi satu-satunya yang dapat dipercayai, kesaksian mereka.
Ayat 53, Tempat Memuliakan Allah setelah Kenaikan Tuhan Yesus adalah
Bait Allah
Kelanjutan dari “sujud menyembah” Tuhan Yesus seperti yang terjadi pada
Betania, merupakan suatu tradisi iman, karena itu Bait Allah menjadi tempat
untuk Kembali bersekutu untuk satu tujuan yaitu memuliakan Allah. Sujud
dan terus menyembah pada-Nya.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
Dalam peristiwa perayaan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga. GKI di
Tanah Papua hendak merayakan masa depan gereja sebagai gereja yang
mendorong untuk semua umat terbuka melihat kebenaran peristiwa kenaikan
Tuhan Yesus ke Sorga sebagai kebenaran iman yang memiliki alasan dan
dasar historis. GKI dan umat atau warga gereja di tanah Papua, terus “sujud
dan menyembah” seperti yang terjadi di Betania demikian juga di tanah
Papua, kini dan selamanya.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 21 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : PASKAH VII - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 1:12-
26
TEMA : “PEMBARUAN PROSES PEMILIHAN
JABATAN GEREJAWI MULA-MULA”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 21 Mei adalah minggu ke-3 bulan Mei, kita sudah capai hari ke-
141, minggu ke-21 dalam tahun 2023, kita terus diingatkan tentang fokus
pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang akan diterangi
dalam masa Raya Paskah Minggu ke-7 dengan firman Tuhan Kisah Para Rasul
1:12-26.
Teks yang mendatangi kita pada hari raya Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga,
hari Kamis, 18 Mei 2023 minggu berjalan memiliki kaitan yang erat dengan
teks yang di baca pada hari ini, karena berasal dari satu orang penulis, yaitu
“tabib Lukas” yang ditujukan kepada “Theofilus”.

PENJELASAN TEKS
Ayat 12-14, Para Saksi Mata peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga.
Murid-murid Yesus atau orang-orang yang menyaksikan peristiwa “Tuhan
Yesus Terangkat ke Sorga” nama-nama mereka disebutkan, yaitu : Petrus
dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan
Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus,
dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-
saudara Yesus. Kesaksian saksi dalam tradisi Romawi berjumlah minimal 5
orang atau lebih, bila saksi dengan jumlah dimaksud sudah terpenuhi barulah
suatu peristiwa yang dipersoalkan, diajukan dinyatakan “valid, sah dan diakui
kebenaran”. Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga sudah memenuhi
syarat saksi mata sebagaimana disyaratkan.
Ayat 15 – 22, Alasan Pemilihan Pengganti Yudas
Rasul Petrus adalah yang mengkoordinir dan berinisiatif berdasarkan teks ayat
(15) untuk memilih seorang pengganti Yudas. Alasannya diuraikan pada ayat (16
– 22), pada ayat (21 dan 22) Rasul Petrus menyimpulkan : (21) “Jadi harus
ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang
berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, (22)
yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga
meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya."
12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 23, Dua nama Calon Pengganti Yudas : Yusuf yang disebut Barsabas dan
Matias Ayat 24 – 25, Isi Doa Pemilihan Pengganti Yudas
Kita menerima suatu isi doa untuk proses pemilihan “pengganti Rasul”
sebagaimana tertulis pada ayat (24 – 25) berikut : "Ya Tuhan, Engkaulah
yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau
pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu
kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar
baginya."
Ayat 26, Proses Pemilihan dengan “membuang undi” dan yang terpilih adalah
Matias Pada masa ini agama Kristen belum ada, tidak ada penganut
kekristenan, proses pemilihan diatur oleh para Rasul sebagaimana kelaziman
dan dituntun dengan doa, karena para murid Tuhan Yesus bukan dari
kalangan “imam atau Farisi dan Saduki”.
Proses pemilihan melalui “membuang undi”, dan yang terpilih adalah
“Matias”. Kemauan dan kerinduan dari proses pemilihan ini adalah “yang
terpilih ditambahkan ke dalam bilangan kesebelas rasul, mejadi dua belas orang.”

PENERAPAN
Minggu ke-21 dalam tahun 2023 ini sekali lagi kita diingatkan dengan fokus
pelayanan triwulan dua, yaitu pada “pembaruan hubungan diantara sesama
manusia, antar Gereja, antar Agama, antar Adat dan Pemerintah”. Teks ini
memberikan modal, bahwa pembelajaran yang baik ke luar harus dimulai
dengan proses yang terbuka dan demokratis yang terjadi secara internal.
Para Rasul yang mewakili kaum laki-laki dan pengikut Tuhan Yesus dari
kalangan kaum perempuan tampak dalam teks hari ini menjadi cikal bakal
dari model dan proses pemilihan perdana. Nilai yang terbuka ini menjadi
dasar untuk mewartakan tentang “doa, kejujuran, keadilan, keterbukaan,
kebersamaan” adalah kekuatan dan modal untuk terus kobarkan
kebersamaan dan kesatuan yang kokoh dan utuh tanpa intrik dan niat
kepentingan untuk suatu proses pemilihan.

Kelompok Diskusi Ibadah


Unsur PAM, PW, PKB

Diskusikanlah Proses Penentuan Jabatan Rasul dengan tiga tahapan seperti


pada ayat (23-26) : “Mengusulkan nama ; Doa Pemilihan dan Pemilihan
dengan cara Membuang Undi”. Apa yang beda dengan proses seorang
menjadi Pendeta, Penatua dan Syamas?

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 28 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : PENTAKOSTA I - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 8:1-17
TEMA : “ROH KRISTUS MEMERDEKAKAN KITA”

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 28 Mei 2023, adalah minggu ke-4 atau minggu terakhir
dalam bulan Mei, kita sudah mencapai 148 hari dalam triwulan kedua, dan
minggu ke-22 dari tahun 2023 dan masih tetap meletakkan fokus pelayanan
pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif dalam terang firman Tuhan Roma
8
: 1 – 17 dengan mengandalkan pembaruan yang Allah kerjakan melalui Roh
Kristus yang sudah memerdekakan kita.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 2, Roh Kristus memerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut
Dua aspek penting yang mendapatkan penekanan dan penegasan pada
bagian ayat (1-2) disini adalah pertama aspek penghukuman dan aspek
kedua
kemerdekaan, pada ayat (2) isi penghukuman diketahui, yaitu dosa dan
maut, terhadap penghukuman itu yang memerdekakan hanya satu, yaitu
Tuhan Yesus Kristus ayat (1). Dialah yang memberikan Roh yang
menghidupkan dan mengampuni, Dialah kasih karunia Allah yang utama.
Pada aspek kedua ditemukan “pembaruan” yang utama bagi dunia dan
kehidupan dan manusia dan semesta adalah kehendak Allah. Allahlah yang
menghendakinya.
Ayat 3 – 4, Hukum Taurat tak berdaya oleh Daging, Allah mengutus Anak-
Nya supaya tuntutan hukum Taurat di genapi di dalam Roh Kristus
Dua aspek yang juga ditegaskan pada bagian ayat (3-4) adalah pertama
ketakberdayaan hukum Taurat dalam daging ; kedua Allah sudah melakukan-
Nya dengan jalan mengutus Anak Allah menjadi “daging, dikuasai dosa
karena dosa”. Dalam aspek kedua kita menemukan “pembaruan” yang Allah
kerjakan adalah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging supaya
tuntutan hukum Taurat digenapi menurut Roh.

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 5 – 6, hidup menurut daging, dan hidup menurut Roh
Dua aspek yang ditegaskan pada ayat (5-6) adalah pertama hidup menurut
daging ; aspek kedua hidup menurut Roh. Prinsip “pembaruan” ada pada
“keinginan Roh yang mendatangkan hidup dan damai sejahtera ayat (6)
meskipun maut yang datang dari dosa dan keinginan daging menghalangi
dan menghadang di dalam hidup dan kefanaan di dunia.
Ayat 7 – 9, keinginan daging dan hidup dalam Roh
Dua aspek yang juga muncul pada bagian ayat (7-9) adalah, aspek pertama
keinginan daging, ikutannya adalah perseteruan dengan Allah dan tidak
takluk kepada hukum Allah ; aspek kedua hidup dalam Roh. Ikutannya
adalah memiliki Roh Kristus untuk menjadi milik Kristus. Pada aspek kedua
ini ditemukan “pembaruan” hidup utama, yaitu memiliki Roh Kristus.
Ayat 10 – 14, Roh Kristus sama denga Roh Allah
Pengajaran utama pada keseluruhan teks bacaan ada pada penekanan di
ayat (10-14), penekanan itu terkait dengan tiga hal, yaitu :
Pertama : Kristus ada di dalam kamu (ay 10)
Kedua : Roh Kristus diam di dalam kamu (ay 11)
Ketiga : semua orang yang di pimpin Roh Allah, adalah anak Allah
Tiga aspek pengajaran utama merupakan inti dari “pembaruan” yang sudah
Allah karuniakan bagi dunia, agar setiap orang di dalam dunia yang percaya
kepada Kristus dan menerima atau memiliki Roh Kristus menjadi anak Allah.
Ayat 15 – 17, Kita menerima Roh yang menjadikan kita anak Allah
Tiga hal yang menjadi “finalitas” dari mengapa kita beriman, atau dikaruniai
Tuhan dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, yaitu :
(1) Kita mempunyai hak sebagai anak Allah untuk berseru “Ya Abba, ya
Bapa!”
(2) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa “kita adalah
anak- anak Allah
(3) Bersama Kristus kita menjadi ahli waris yg turut menerima janji-janji
Allah, supaya kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
Enam nilai penting dari teks sudah diuraikan di atas dalam rangka perayaan
Pentakosta yang dirayakan tepat pada hari ke-148 dari minggu ke-22 dalam
tahun 2023. Kita sekali lagi diingatkan untuk memperhatikan pembaruan
yang sudah Allah kerjakan di dalam dunia dan final, yaitu sampai pada
“mengangkat menjadi anak-anak Allah di dalam dunia” dan bukan hanya
disitu, bahkan sebagai anak-anak Allah adalah ahli waris di dalam Kristus Yesus
yang menerima janji-janji Allah.
Hidup di dalam dunia adalah hidup sebagai anak-anak Allah, hidup yang
sudah memiliki Roh Kristus. Mari, kita sadari kualitas sorgawi yang sudah
Allah kerjakan dan sudah kita miliki selama hidup di dalam dunia. kita tidak
boleh menyia-nyiakannya dan atau menganggapnya “sia-sia saja”. Roh
Kudus Allah yang sudah menjadi “Roh yang berdiam di dalam hidup kita”
menyadarkan kita. Dan itulah berkat terindah bagi kita. Imanuel.

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SENIN, 29 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : PENTAKOSTA HARI KE-2 - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 2:10-16
TEMA : “ROH KUDUS MEMIMPIN DENGAN HIKMAT”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita merayakan Pentakosta II. Perayaan Pentakosta dalam Perjanjian
Lama adalah Perayaan Tujuh Minggu yaitu 50 hari sesudah Peristiwa Paskah
Keluarnya Bangsa Israel dari Mesir. Pentakosta dirayakan sebagai
pengucapan syukur atas hasil panen gandum dan pengucapan syukur
pemberian Hukum Tuhan di Sinai. Umat mengucap syukur kepada Allah yang
telah memberi berkat Jasmani dan Rohani. Umat mengucap syukur karena
Tuhan memelihara kehidupan umat dengan cinta-Nya. Dalam Perjanjian
Baru, perayaan Pentakosta dikaitkan dengan peristiwa pencurahan Roh
Kudus di Yerusalem yaitu 50 hari sesudah Kebangkitan Yesus. Allah
mengaruniakan Roh Kudus sebagai penolong yang memimpin kehidupan
manusia. Roh Kudus memimpin kehidupan orang percaya dengan hikmat
Allah. Hikmat Allah berbeda dengan hikmat duniawi. Hikmat duniawi
mengandalkan kepintaran manusia dan berpusat pada akal atau kepintaran
otak semata. Hikmat sorgawi terwujud dalam iman kepada Allah karena
dipimpin oleh Roh Allah. Roh Allah memimpin dengan hikmat agar orang
percaya menjadi manusia rohani yang memiliki pikiran Kristus. Kehidupan
manakah yang sedang kita jalani? Manusia duniawi atau manusia Rohani?

PENJELASAN TEKS
Kota Korintus adalah sebuah kota pelabuhan yang telah menjadi pusat
perdagangan dan industri pada abad – abad pertama. Banyak Filsuf atau
orang pintar yang menguasai Filsafat dunia masa itu. Jemaat Kristen di
Korintus adalah sebuah jemaat yang majemuk dari berbagai latar belakang.
Dari laporan Keluarga Kloe (I Korintus 1:11) ternyata sedang terjadi
perpecahan di tengah jemaat. Jemaat hidup dalam kelompok – kelompok
yang tidak sehati. Ada golongan Paulus, golongan Apolos, golongan Kefas
bahkan golongan Kristus. Paulus menegor cara hidup jemaat di Korintus.
Seharusnya sebagai orang-orang yang telah menerima Roh Allah, mereka
mesti hidup sehati dalam kasih Tuhan. Sejak awal (Pasal 1:2) Paulus
menyebut orang Kristen di Korintus sebagai orang yang telah dikuduskan
dan dipanggil

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

menjadi orang-orang kudus (ayat 1:2) Karena itu mereka mesti hidup kudus
dalam pimpinan Roh Kudus.
1 Korintus 2:6-10 secara khusus berbicara tentang hikmat yang benar yaitu
hikmat dari Allah. Pada ayat 10 dan 11 disebutkan bahwa Allah menyatakan
pengajaran tentang kebenaran-Nya oleh Roh. Roh Allah menyelidiki segala
sesuatu. Roh Allah mengetahui segala sesuatu sebagaimana Allah adalah
Allah yang Maha Tahu. Allah mengaruniakan Roh-Nya kepada orang percaya
sehingga orang percaya memilki pengenalan tentang Yesus. Kita menerima
Roh yang berasal dari Allah supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah
kepada kita (Ayat 12). Rasul – rasul berkata - kata tentang karunia Allah
bukan dengan hikmat manusia tetapi dengan Roh ( Ayat 13). Allah
mengaruniakan Roh-Nya agar orang percaya memiliki pengenalan kepada
Yesus. Sebab pengenalan akan Yesus tidak dapat dimengerti secara filsafat,
tidak dapat dipahami dengan akal budi dan kemampuan berpikir manusia
yang terbatas. Seperti orang tuli tidak dapat menilai perlombaan musik atau
orang buta tidak dapat menikmati pemandangan yang indah demikianlah
manusia duniawi tidak dapat memahami kebenaran Ilahi. Manusia duniawi
tidak dapat menerima apa yang berasal dari Allah. Tetapi orang – orang
yang memiliki hikmat Allah, hidup dipimpin oleh Roh menjadi manusia Rohani
memiliki pikiran Kristus (ayat 16). Melalui nasihat dalam suratnya ini, Paulus
mengharapkan membuat pilihan, berubah dan bertumbuh sehingga mereka
dapat menjadi manusia rohani.

PENERAPAN
1. Kita adalah orang Kristen. Tapi sudahkah kita memiliki hikmat Allah?
Apakah hidup kita dipimpin oleh Roh-Nya? Hikmat Allah bukan soal
pengetahuan teoritas tentang isi Alkitab. Menjadi rohani bukan soal
seberapa aktif terlibat dalam pelayanan atau seberapa sering ia
mengatakan, "Puji Tuhan!" Hikmat Allah adalah soal sikap hidup yang
meneladani Kristus dan berbuah Roh. Mengasihi meskipun dibenci. Setia
walaupun menderita. Melayani dengan sungguh – sungguh walaupun
dikritik. Melakukan kebenaran meskipun ada godaan untuk berbuat
jahat. Tetap bersyukur bahkan saat hidup penuh kesulitan. Hikmat Allah
hanya dapat bekerja dalam diri seorang yang menerima Kristus Yesus
sebagai Tuhan dan juruselamat. Dan kita memandang semua hal dengan
“pikiran Kristus”.

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
2. Menjadi manusia Rohani berarti memiliki Roh yang menyala – nyala
untuk melayani Tuhan bukan dengan kekuatan dan kepintaran sebagai
manusia tetapi seperti Paulus yang bersedia dibentuk, dikoreksi, ditegur
dan diarahkan ketika telah menyimpang dari Firman Tuhan. Bersaksi,
bersekutu dan melayani dengan hikmat Tuhan. Allah dalam kuasa Roh-
Nya memanggil kita untuk menjadi saksi-Nya dalam kehidupan kita
sehari-hari, melalui perbuatan kasih kita, melalui kebaikan hati kita,
melalui telinga yang mau mendengar keluh kesah orang lain, dan melalui
teladan hidup kita. Alangkah indahnya jika setiap orang Kristen memberi
dirinya senantiasa dipimpin dan dikuasai Roh Kudus, sehingga Roh Kudus
dapat berkarya dalam kehidupan setiap orang Kristen untuk kemuliaan
Tuhan. "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh," (Galatia 5:25).

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
RABU, 31 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN MEI 2023
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 16:1-11
TEMA : “BAHAGIA ORANG SALEH”

LATAR BELAKANG
Rabu 31 Mei merupakan hari terakhir dari bulan Mei, hari ke-151 dalam
minggu ke-22 tahun 2023, kita tetap arahkan fokus pelayanan Pembaharuan
GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan
Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah
yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif pada akhir bulan Mei sebagai akhir bulan
kedua dalam triwulan ke-2, dan terus mendasarkan pada firman Tuhan
Mazmur 16 :
1 -11 bahwa kualitas spiritualitas pribadi menjadi fondasi yang hebat untuk
melihat pembaruan yang lebih luas.
Setiap orang tentu ingin hidup bahagia. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, bahagia berarti suatu keadaan atau perasaan senang dan tentram
(bebas dari segala yang menyusahkan). Namun banyak orang memandang
kebahagiaan pada sesuatu yang materialistis seperti memiliki rumah yang
bagus, kekayaan finansial atau prestasi akademik dan karir yang cemerlang.
Kenyataannya hal – hal materialistis tidak sepenuhnya memberi kepuasan
hidup bagi manusia. Bahagia tidak ditentukan oleh kekayaan, ketenaran,
kekuasaan atau kecantikan. Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia,
tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan
badannya ke kereta api. Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya
Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur
hingga overdosis. Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G.
Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri. Jika
kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis
cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga
overdosis. Bahagia yang didasarkan pada hal – hal kebendaan adalah
bahagia yang semu. Daud memiliki pandangan dan sikap iman yang
berbeda. Pengalaman imannya dengan Tuhan memberi pelajaran bahwa
tidak ada yang dapat diandalkan di dalam dunia ini selain Tuhan. Daud
percaya kepada Tuhan, memilih setia pada Allah dan berbahagia karena
hidup di dalam Allah.

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Mazmur ini adalah miktam (nyanyian) dari Daud yang menggambarkan
kepercayaan dan pengakuan segenap hati tentang sukacita yang lahir karena
iman dan kesetiaan kepada Tuhan.
Ayat 1-6, Daud selaku mengawali mazmur ini dengan sebuah permohonan
agar Tuhan menjaganya. Ia sedang berada dalam keadaan yang terancam
bahaya sewaktu dalam pengejaran. Daud memohon perlindungan dari Tuhan
karena ia percaya hanya Tuhan tempat perlindungan, dalam pemeliharaan
Tuhan, baik tubuh maupun jiwanya pasti aman. Pernyataan "Engkaulah
Tuhanku" (ayat 2) menunjukkan pengakuan pemazmur bahwa Tuhan ialah
"Penguasa hidupnya". Pemazmur sadar bahwa memiliki Allah dan hidup
dalam persekutuan dengan Allah merupakan kebahagiaan yang sejati. Oleh
sebab itu, pemazmur senang berada dalam komunitas orang kudus yang
menyembah Allah (ayat 3). Kesukaan pemazmur adalah orang – orang
kudus. Kata “kesukaanku” (Ibr: hepsi) mengandung makna hal yang
berharga. Pemazmur menjauhi para penyembah berhala. Ia tidak mau
menyembah dan menyebut nama allah lain (ayat 4). Menyembah dan
mengikuti allah lain berarti mengalami kesedihan dan penderitaan yang
berlipat ganda. Penggunaan kata “kesukaan” dan “kesedihan” menunjukan
keadaan yang kontras sebagai akibat dari pilihan untuk berada dalam
persekutuan dengan Tuhan dan berada di luar persekutuan dengan Tuhan.
Pemazmur telah menentukan sikap iman untuk hidup di dalam persekutuan
dengan Tuhan, berjalan pada jalan Tuhan dan mengandalkan Tuhan. Oleh
karena itu ia menikmati berkat – berkat Tuhan. Tuhan menjadi “bagian
warisan”; “piala” dan “milik pusaka”. Istilah – istilah ini menegaskan bahwa
Tuhan adalah sumber kehidupan dan berkat. Kehidupan pemazmur terjamin
di dalam Tuhan.
Ayat 7-11, Pemazmur memuji Tuhan sebab dalam persekutuan dengan
Tuhan, ia bukan saja beroleh jaminan secara jasmani tapi juga ia beroleh
pengajaran: nasihat yang menuntun kehidupannya. Karena itu pemazmur
berkomitmen senantiasa memandang kepada Tuhan. Dalam berbagai situasi,
Tuhan ada di sebelah kanannya. Ibarat penjaga yang selalu sigap memberi
perlindungan tapi juga menuntun dan menjamin keamanan sekaligus menjadi
kawan. Itulah yang membuat pemazmur tidak goyah oleh goncangan
apapun. Itu sebabnya hati pemazmur bersukacita, mulut dan jiwanya
bersorak – sorai serta dan tubuhnya menjadi tentram. Ternyata berada
dalam persekutuan dengan Tuhan membuat pemazmur mendapatkan

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
kepuasan jiwa dan jaminan

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

kehidupan yang sempurna. Jalan Tuhan adalah jalan kehidupan. Kehadiran


Tuhan memberi sukacita yang berlimpah. Di tangan kanan Tuhan ada nikmat
senantiasa. Bahagianya orang saleh adalah karena memiliki relasi yang erat
dengan Tuhan. Tuhanlah sumber kebahagiaan yang kekal.

PENERAPAN
Manakah yang menjadi sikap iman kita? Hidup dalam persekutuan dengan
Allah? Atau hidup di luar Allah? Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus? Atau
hidup dalam kedagingan? Ingatlah bahwa kebahagiaan sejati hanya
diperoleh di dalam Yesus. Jika manusia menjadikan dunia sebagai sumber
kebaikan dan menempatkan kebahagiaan di dalam kenikmatan materialistis
maka bagi orang percaya, Tuhanlah sumber kehidupan dan kebahagiaan
sejati. Di dalam Yesus Kristus yang bangkit dan hidup kita beroleh jaminan
keselamatan. Jangan takut sebab Tuhan menjaga. Janganlah bimbang karena
Yesus pelihara. Tak usah cemas karena Allah memberkati. Roh-Nya yang
kudus memimpin kita untuk hidup berkenan bagi-Nya. Kuasa-Nya menyertai
kita sehingga kita tidak goyah dalam goncangan kehidupan.
Masihkah kita memiliki kerinduan seperti Pemazmur untuk setia dalam
persekutuan dengan orang-orang kudus? Bertekunlah dengan setia dan dengan
sehati dalam perkumpulan orang – orang kudus. Bertumbuhlah dalam
pengenalan akan Tuhan di tengah persekutuan. Giatlah dalam kesaksian,
persekutuan dan pelayanan dalam GKI Di Tanah Papua dan nikmatilah
berkat- Nya yang melimpah dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
persekutuan.
Apakah Tuhan menjadi bagian warisan yang memberi kesukaan penuh di
hidup kita? Ataukah Tuhan hanya sekedar “ban serep” yang kita ingat saat
butuh? Ketika Tuhan memperkenankan kita memasuki bulan yang baru,
marilah kita memandang kepada Tuhan. Fokus orang percaya adalah Tuhan.
Tujuan hidup orang percaya bukan sekedar mencari dan mengumpulkan hal
– hal materialistis tetapi menjadikan hidup berkenan kepada Tuhan dan
menjadikan firman Tuhan sebagai dasar di setiap langkah kehidupan orang
percaya. Bersyukurlah karena Tuhan telah menyertai kita sampai pada akhir
bulan ini dan imani penyertaan Tuhan pada bulan yang baru dan di
sepanjang kehidupan kita.

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023


Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif

BULAN KE-6 : JUNI 2023


MINGGU, 04 JUNI 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2 TAWARIKH 15: 1-19
TEMA : “PEMBARUAN YANG DIKEHENDAKI TUHAN”

LATAR BELAKANG
Kita berada pada bulan ke-6, ini adalah pertengahan tahun 2023, minggu, 4
Juni adalah minggu pertama Juni, merupakan hari ke-155 dan minggu ke-23
dalam tahun 2023, kita terus diingatkan bahwa fokus pelayanan
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, dan hari ini merupakan bulan ke-3
dalam triwulan ke-2, semua yang disiapkan perlu diterangi oleh firman Tuhan
dari 2Tawarikh 15:1-19. Karena pembaruan yang sejalan dengan Tuhan
adalah pembaruan yang dikehendaki Tuhan.
Dalam kondisi sosial yang tidak aman sudah dapat dipastikan bahwa yang
terganggu bukan saja relasi antara kelompok masyarakat yang ter dampak,
melainkan juga kehidupan beragama pun tergoncang dan penyembahan
kepada Allah mengalami distorsi. Keadaan ini dijelaskan demikian. “Lama
sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa
hukum” (ayat 3). Dan ini disebabkan oleh kekacauan dalam masyarakat, sebab
“pada waktu itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena
terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah”
(ayat 5). Dalam situasi yang demikianlah Asa, raya ketiga Yehuda (1 Raj 15:9-
24) melakukan pembaruan dalam kehidupan agama untuk mengembalikan
penyembahan kepada Tuhan.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-7, Dorongan atas Pembaruan, Upaya membarui kehidupan sebagai
umat Allah yang dilakukan oleh raja Asa bagi orang Yehuda, didorong oleh
Azarya yang dipenuhi Roh Allah (ayat 1) dan menyampaikan sebuah nasihat
mengenai hubungan dengan Allah. Azarya dipakai Allah untuk menyatakan
kehendak-Nya, dan ini patut diperhatikan. “Dengarlah kepadaku, Asa dan
seluruh Yehuda dan Benyamin! Tuhan beserta dengan kamu apabila kamu
beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
olehmu, tetapi bilamana kamu

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.” (ayat 2). Pernyataan ini
mengingatkan kondisi hubungan Israel dengan Tuhan yang berjalan tidak
sebagaimana mestinya, karena “Lama sekali orang Israel tanpa Allah yang benar,
tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum” (ayat 3). Ketika Israel hidup
tanpa Allah yang benar dan tanpa ajaran imam, maka hal ini berdampak
pada kondisi sosial politik yang tidak stabil. “Bangsa menghancurkan bangsa,
kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan
berbagai-bagai kesesakan” (ayat 6). Bila hubungan dengan Tuhan tidak
dipulihkan, dan mereka tetap saja meninggalkan Tuhan, maka Tuhan pun akan
meninggalkan umat Israel. Sebagai pemimpin umat, Asa tidak boleh lemah
menghadap kondisi tersebut. Dia dinasihati: “Tetapi kamu ini, kuatkanlah
hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu” (ayat
7). Langkah-langkah pembaruan harus dilakukan, agar hubungan dengan
Tuhan dipulihkan.
Ayat 8-16, Tindakan Pembaruan Asa dan Respons Umat, Termotivasi oleh
pernyataan Azarya, Asa “menguatkan hatinya” untuk melakukan langkah-
langkah pemulihan Israel. Dengan komitmen yang kuat akan kebenaran
kehendak Allah melalui petuah Azarya dilakukan pembersihan keberadaan
“dewa-dewa kekejian dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari
kota- kota yang direbutnya di pegunungan Efraim” (ayat 8). Mezbah Tuhan
di Bait Allah pun diperbarui dari pengaruh kekafiran. Jadi sebuah pembaruan
yang menyeluruh; bukan hanya di luar Bait Allah, tetapi juga di dalam Bait
Allah sebagai pusat penyembahan kepada Tuhan dilakukan pembaruan.
Dalam lingkungan keluarga raja pun dilakukan pembaruan dengan “memecat
Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat
patung Asyera yang keji” (16). Patung Asyera adalah patung dewi Kanaan
sebagai lambang kesuburan. Patung ini dirobohkan dan dihancurkan.
Bangsa Israel menyambut pembaruan Asa itu dengan sukacita. Mereka
berkumpul di Yerusalem, memberikan persembahan kepada Tuhan berupa
lembu sapi dan kambing domba. Mereka pun membuat “perjanjian untuk
mencari Tuhan”, dan ini dilakukan “dengan segenap hati dan jiwa” (ayat 12).
Dalam hubungan dengan perjanjian itu, setiap orang baik laki-laki maupun
perempuan wajib mencari Tuhan, siapa yang tidak melakukannya dihukum mati.
Karena itu, mereka dengan sukacita dan dengan segenap hati bersumpah
untuk mencari Tuhan. Hasilnya Tuhan berkenaan kepada bangsa itu dan
mengaruniakan kepada mereka keamanan di seluruh penjuru negeri. Kondisi
sosial yang sebelumnya kacau dan tidak ada penyembahan kepada Tuhan,
kini berubah dan menjadi baru. Tuhan disembah dan dimuliakan serta ada
keamanan dalam kehidupan masyarakat.
Ayat 17-19: Keteladanan Asa, Asa tidak hanya membarui kondisi keagamaan

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
yang rusak di tengah bangsanya, tetapi di lingkungan keluarganya, seperti
disebutkan di

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
atas, juga dibersihkan dari pengaruh dewa kekejian. Ia sendiri pun menjaga
hatinya tetap tulus di hadapan Tuhan seumur hidupnya. Ia pun membawa
persembahan bagi Allah. Jadi komitmen yang ditandai dengan sumpah
mencari Tuhan berlaku untuk seluruh umat Israel, dari raja sampai kepada
seluruh masyarakat. Hal ini membawa kedamaian dan keamanan dalam
masyarakat, sehingga “tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima
pemerintahan Asa” (ayat 19). Luar biasa! Ketika ada relasi yang baik dan
penyembahan kepada Tuhan, maka kehidupan dalam masyarakat pun aman
dan damai. Sebaliknya, ketika umat tidak mencari Tuhan dan meninggalkan-
Nya, maka Tuhan bukan saja tidak berkenan ditemui, tetapi juga
meninggalkan mereka; maka kekacauan sosial akan terjadi di tengah kehidupan
umat.

PENERAPAN
1) Relasi dan penyembahan umat kepada Tuhan sangat mempengaruhi
kehidupan sosal. Dapat dikatakan, bahwa kondisi hidup bermasyarakat
yang tidak aman dan damai menunjukkan ada masyalah serius mengenai
relaisi umat dengan Tuhan. Maka yang diperbarui pertama-tama adalah
hubungan umat dengan Tuhan.
2) Pembaruan yang dilakukan Asa bersifat menyeluruh. Bukan hanya di
kalangan masyarakat, tetapi juga di dalam kehidupan keluarganya, dan
ia menjadi teladan dalam ketulusan hati di hadapan Tuhan. Mezbah bait
Allah, yang menjadi pusat peribadahan diperbarui. Ini pelajaran penting
bagi kita: kalau mau membarui masyarakat, harus ada pemabaruan
dalam gereja. Tidak ada artinya gereja berbicara dan bekerja untuk
keadilan, kedamain, keamanan dan kesejahteraan dalam masyarakat,
tetapi dalam gereja sendiri masih jauh dari rasa adil, damai, aman,
sejahtera.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

KELOMPOK DISKUSI IBADAH


UNSUR PAM, PW, PKB
Buatlah dua kelompok :
Kelompok satu :
Temukanlah apa saja tindakan pembaruan yang dilakukan oleh Raja Asa
pada ayat (8 – 16) dan diskusikanlah manfaatnya bagi umat dan negeri
mereka?
Kelompok dua :

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Apa saja keteladanan Asa, minimal kita mulai lihat dari ayat (17-19)?,
diskusikanlah tentang keteladanan Raja Asa penting bagi kita saat ini?

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 11 JUNI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : HOSEA 11:1-11
TEMA : “KASIH ALLAH”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 11 Juni kita sudah berada pada hari ke-162, minggu ke-24
dalam minggu-minggu Trinitas, kita tetap memberikan perhatian pada fokus
pelayanan Pembaharuan GKI triwulan kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang terus dihidupkan dengan
kasih Allah berdasarkan Hosea 11:1-11.
Kasih Allah kepada umat-Nya tak dapat dibandingkan dengan apapun.
Yohanes menyebut kasih Allah itu “begitu besar” (3:16). Karena itu, se-jahat
apapun manusia dan umat Allah secara khusus, tidak melunturkan kasih
Allah. Sekalipun Israel membelakangi Allah dan menyembah ilah lain Allah
tetap setia menjaga umat-Nya. Sekalipun demikian, kasih Allah sedemikian
besar itu tidak ditentukan secara objektif oleh kejahatan bahkan kebaikan
manusia sekalipun. Allah mengasihi karena memang pada hakikatnya Allah
itu adalah kasih. Maka sekalipun Allah marah atas sikap umat-Nya yang tidak
menyembah-Nya, namun kasih Allah itu selalu ada. Perhatikan pernyataan
ini: “Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku; belas kasihan-Ku bangkit serentak”
(Hosea 11:10). Kasih Allah yang tak terhingga inilah yang akan didalami
pada bagian berikut ini.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-7: Kedegilan Orang Israel, Sekalipun Allah telah membentuk Israel
menjadi umat-Nya, namun mereka tetap umat yang tidak taat dan setia
menyemah Allah. Sejak awal keberadaan Israel, Allah telah menunjukkan
kasih-Nya kepada mereka. “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari
Mesir Kupanggil anak-ku itu” (ayat 1). ini menunjukkan sejak awal
keberadaan Israel Allah mengasihi mereka, dan ketika mereka menjadi
budak di Mesir, Allah membebaskannya, karena mereka adalah anak-Nya.
Kasih Allah ini tidak membuat umat-Nya itu betah bersama Allah, tetapi
“makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku” (ayat 2).
Dikasihi dan dipanggil, tetapi makin jauh pergi meninggalkan Allah, itulah
kedegilan orang Israel. Mereka tidak menanggapi secara wajar kasih dan
kebajikan Allah yang setia memelihara, menuntun, dan menyediakan segala
yang dibutuhkan. Mereka merasa aman jauh dari Allah, betah
membelakangi Allah dan menyembah

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
baal, dewa kesuburan itu; Mereka tidak lagi memuliakan Allah, berhenti
meninggikan nama-Nya. Bagaimana sikap Allah terhadap kedegilan umat-
Nya? Apakah Allah meninggalkan mereka?
Ayat 8-11: Kasih Allah yang Menyelamatkan, Kedegilan umat Israel itu tidak
dibalas dengan hukuman sekalipun murka Allah menyala-nyala atas umat-
Nya. “Masakan Aku membiarkan engkau hai Efraim, menyerahkan engkau, hai
Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuang engkau
seperti Zeboim? Allah tidak membiarkan dan membuang umat-Nya. Sebab,
“hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (ayat 8).
Kedegilan Israel tidak menghalangi kasih Allah bagi umat-Nya, sebab kasih
Allah itu tidak tergantung pada Israel, melainkan pada hati dan belas kasihan
Allah sendiri. Oleh kasih-Nya Allah menyelamatkan umat-Nya dan “mereka
akan mengikuti Tuhan” (ayat 10); dan Tuhan menyelamatkan mereka dengan
“menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka” (ayat 11). Bagian ini
diakhiri dengan pernyataan: “demikian firman Tuhan”! ini bukan sekedar
menutup sebuah kalimat, melainkan menegaskan bahwa semua yang
disampaikan itu adalah firman Tuhan dan pasti akan digenapi seperti apa yang
difirmankan.

PENERAPAN
Keberadaan sebagai umat Allah seharusnya tercermin dalam relasi dengan
Allah, yaitu hidup dekat dan menyembah Allah. Hal yang demikian acapkali
tidak terjadi sebagaimana ditulis dalam Hose 11: 1-11. Kondisi umat Allah
seperti ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada ilah lain, di
luar Tuhan, yang memikat. Umat Israel misalnya terpikat kepada Baal, dewa
kesuburan, sehingga mereka pun mempersembahkan korban kepada dewa
tersebut. Dalam konteks kehidupan kita hari ini kondisinya tidak jauh
berbeda. Secara terang-terangan atau secara tersembunyi ada yang
mengandalkan kuasa lain di luar Tuhan Yesus, Acap kali orang Kristen
melakukannya, entah itu terkait dengan kepentingan kesehatan, ekonomi,
budaya maupun politik. Apakah ini menghalangi kasih Allah kepada Kita?
Pelajaran dari Hosea 11: 1-3 mencatat bahwa kedegilan umat Allah tidak
menghalangi kasih Allah kepada mereka. Tapi bukan karena mereka jahat
Allah mengasihi, melainkan karena hati dan belas kasihan Allah. Tetapi kasih
Allah ini harus direspons dengan bertobat dan meninggalkan cara hidup yang
membelakangi dan menjauhi Allah, dan mengikuti Tuhan serta menyembah-Nya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 18 JUNI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : YUNUS 4:1-11
TEMA : “ALLAH MENGASIHI SEMUA ORANG”

PENDAHULUAN
Hari minggu 18 Juni telah membawa kita memasuki hari ke-169, minggu ke-
24 dalam minggu-minggu Trinitas atau minggu biasa kedua yang Panjang,
dan kita memberikan perhatian kepada fokus pelayanan Pembaharuan GKI
Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan
Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis,
Pluralis dan Inklusif, tidak ada kata lain selain mengakui bahwa “Allah
mengasihi semua orang” sebagaimana dasar firman Tuhan yang mendatangi
kita minggu ini, Yunus 4 : 1 – 11.
Kasih Allah tidak terbatas hanya pada umat Israel, melainkan mencakup semua
umat manusia di bumi ini. Sebuah kesalahan kalau ada yang mengklaim
bahwa Allah hanya mengasihi bangsa tertentu. Sekalipun Israel itu adalah
bangsa pilihan, tetapi Allah bukan hanya mengasihi mereka, melainkan
semua umat manusia. Kisah Yunus yang dicatat dalam Yunus 4: 1-11
menunjukan sikap eksklusif di satu pihak, tetapi pada pihak yang lain
menggarisbawahi perhatian dan kepedulian Allah kepada orang-orang
Niniwe. Yunus menolak pergi ke Niniwe untuk mengingatkan akan
kehancurannya, tetapi Yunus menolak karena Niniwe merupakan ibu kota
Asyur, musuh Israel, sehingga Yunus lebih senang kalau kota itu hancur saja.
Namun ini bukan rancangan Allah, Allah mengasihi semua orang, dan tidak
ada yang bisa membatasi Allah untuk mengasihi dan mengampuni.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-3: Kemarahan Yunus, Yunus menolak perintah Allah pergi ke Niniwe,
namun akhirnya tiba di situ melalui perut ikan (2;17; 3:10). Misinya ialah
untuk mengumumkan kehancuran kota itu (3:4). Ia kesal dan marah besar
ketika Allah mengampuni Niniwe, karena raja dan penduduk kota itu
bertobat dan mohon pengampunan Allah (3:1-10). “Tetapi hal itu sangat
mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia”. Demikian dicatat pada ayat 1.
Dalam kemarahannya itu, Yunus sadar, sebagaimana disebut dalam doanya,
bahwa Allah adalah “Allah yang pengasih dan penyayang sabar dan
berlimpah

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak


didatangkan- Nya” (ayat 2). Justru hal ini, yaitu kasih dan pengampunan
Allah, membuat Yunus gusar, dan mau mati. Pinta Yunus kepada Tuhan:
“cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup”
(ayat 3). Sikap eksklusif Yunus ini bertentangan dengan rancangan Allah
yang mengasihi dan mengampuni Niniwe, maka Allah hendak menyadarkan
Yunus, sebagaimana nampak pada bagian berikut ini.
Ayat 4-9: Allah menyadarkan Yunus, Tindakan menyadarkan Yunus diawali
dengan pertanyaan yang bersifat korektif: “Layak-kah engkau marah?” (ayat
4). Dari sisi Yunus memang layak untuk marah. Niniwe yang merupakan
musuh umat Allah pantas untuk dihancurkan, bukan dikasihi dan diampuni.
Dan ini manusiawi. Tapi dari sudut Allah, tidak sesuai dan bertentangan
dengan sikap Allah, sebagaimana dinyatakan dalam doa Yunus tadi, bahwa
Allah itu pengasih, penyayang, panjang sabar, berlimpah kasih setia dan
suka mengampuni. Maka penyadaran terhadap Yunus bertolak dari apa yang
menyenangkan-nya dan diperhadapkan dengan rancangan Allah bagi Niniwe.
Ketika Yunus mengamati dari luar kota Niniwe apa yang akan terjadi, Tuhan
menumbuhkan sebatang pohon jarak dan disitu Yunus bernaung dan
bersukacita (ayat 6). Tetapi sukacita itu tidak berlangsung lama, karena
keesokan harinya pohon itu layu, kemudian datang angin dan panas terik,
yang membuat Yunus marah: “selayak-nyalah aku marah sampai mati” (ayat
9). Kembali Yunus mengatakan apa yang sudah disampaikan sebelumnya:
“Lebih baiklah aku mati dari pada hidup” (ayat 8). Hanya saja keinginan
untuk mati pada kali yang kedua ini berbeda dengan yang sebelumnya. Yang
pertama, karena Allah mengasihi dan mengampuni Niniwe, sedangkan yang
kedua karena rasa aman dan sukacitanya diambil kembali. Jadi kedua
keinginan mati itu berpusat pada kepentingan diri sendiri. Yunus marah dan
ingin mati, karena Allah mengasihi dan mengampuni Niniwe, pada hal ia mau
Niniwe hancur; dia juga kesal karena tempat perteduhan-nya layu, padahal
pohon jarak itu membuat rasa aman dan sukacita. Keinginan-keinginan ini
bertentangan dengan kehendak Allah.
Ayat 10-11: Allah Mengasihi Niniwe, Allah mengasihi semua orang, siapa saja
yang menyadari kesalahannya dan mau bertobat, Allah mengampuninya.
Begitupun Niniwe dikasih dan diampuni. “Bagaimana tidak Aku akan sayang
kepada Niniwe, kota yang besar itu yang berpenduduk lebih dari seratus dua

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

puluh ribu orang…” Seorang Yunus dikasih, bagaimana mungkin kota Niniwe
dengan penduduk yang banyak itu mau bertobat dan mengaharapkan
pengampunan (lih. 3:8-9) tidak dikasihi dan diampuni. Tentu jumlah
penduduk yang banyak itu bukan alasan utama mereka dikasih dan
diampuni, melainkan karena Allah pada hakikat-Nya adalah pengasih,
penyayang, berlimpah kasih setia-Nya.

PENERAPAN
Seperti Yunus yang bersikap eksklusif dan mementingkan diri, maka
kecenderungan demikian pun ada pada setiap orang, termasuk pada orang
Kristen. Sebenarnya sikap ini manusiawi, karena bila ada orang menonjolkan
kepentingannya, hal itu biasa-biasa saja. Tetapi hal itu menjadi luar biasa
jahat ketika sikap tersebut dipraktekkan oleh orang Kristen, yang percaya
kepada Kristus. Orang Kristen tidak lagi berpikir dan bertindak secara
antroposentris atau berpusat pada diri manusia, melainkan berpusat pada
Allah dan menjalani hidup ini dalam kehendak-Nya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 25 JUNI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ZEFANYA 2:1-3
TEMA : “SERUAN BERTOBAT”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 25 Juni saat ini adalah hari ke-176, minggu ke-26 dalam tahun
2023, bahwa kita terus menerus diingatkan tentang fokus pelayanan
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, agar fokus pelayanan ini terus
didasarkan pada firman Tuhan Zefanya 2 : 1 – 3, semua yang mendengarkan
mengalami pembaruan, yaitu pertobatan.
Keberadaan sebagai umat Allah memberikan keistimewaan dengan harapan
akan perlindungan Allah, bebas dari murka dan hukum Allah. Harapan ini
tentu tidak salah sejauh umat Allah itu setia menyembah dan memuliakan
Allah. Ketika umat Allah hidup tidak menurut kehendak Allah, maka hari
Tuhan bukanlah hari keselamatan, melainkan hari murka Allah. Seruan untuk
bertobat sebagaimana di catat dalam Zefanya 2:1-3 menunjukkan bahwa Israel
sebagai umat pilihan Allah tidak lagi hidup dalam kesetiaan dan ketaatan
kepada Allah; dan karena itu, hari Tuhan bagi mereka bukanlah hari
keselamatan, melainkan hari kemurkaan Allah

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-2: Seruan Pertobatan, Seruan untuk bertobat diawali dengan ajakan
untuk bangkit dari kehidupan yang berada di bawah murka Tuhan.
“Bersemangat-lah dan berkumpullah, hai bangsa yang acu tak acu”. Israel
disebut sebagai bangsa yang acu tak acu, masa bodoh dan tak peduli
dengan Tuhan dan hukum-Nya. Betapa pentingnya untuk bangkit dan
meninggalkan hidup yang akan binasa, karena hari Tuhan bagi bangsa yang
acu tak acu terhadap Tuhan dan hukum-Nya akan tertimpa murka Tuhan
yang dahsyat. Karena itu, Israel diingatkan untuk bangkit “sebelum kamu
dihalau seperti sekam yang tertiup angin, sebelum datang ke atasmu murka
Tuhan yang menyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan
Tuhan”. Tidak boleh terlambat untuk bertobat sebelum murka Tuhan tiba,
karena hari kemurkaan itu pasti tiba. Apa isi seruan pertobatan itu? Mari kita
perhatikan bagian berikut ini.

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ayat 3: Isi Seruan Pertobatan, Bertobat tidak sekedar meninggalkan kehidupan


yang dimurkai Tuhan. Esensi pertobatan adalah mencari Tuhan dan hidup
dalam kerendahan hati serta melakukan hukum-Nya. Isi seruan pertobatan
terdiri dari:
Carilah Tuhan
Carilah keadilan
Carilah kerendahan hati
Mencari Tuhan, hidup dekat dan menyembah Tuhan mempunyai implikasi
moral, yaitu melakukan yang adil dan bersikap rendah hati di hadirat Tuhan
maupun orang lain. Jadi pertobatan tidak hanya mengenai hubungan dengan
Tuhan, tetapi sekaligus menyentuh relasi dengan orang lain.

PENERAPAN
Ketika gagal hidup sebagai umat Allah, murka Alah tidak bisa dihindari, Maka
pertobatan satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari murka Allah itu.
Pertobatan tidak hanya memperbaiki hubungan dengan Allah, tetapi
sekaligus relasi dengan orang lain diperbarui. Keseimbangan antara dua
relasi itu cerminan orang hidup dalam pertobatan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB


IBADAH KELUARGA

Renungkanlah suatu seruan Nabi dari 3 kata yang digunakan, yaitu “carilah
TUHAN”, “carilah keadilan” dan “carilah Kerendahan hati” … Bila seruan itu
ditujukan kepada setiap orang dalam ibadah keluarga hari ini… renungkanlah
5 menit ayat (3) dan 5 orang atau lebih silahkan berikan pendapat…

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
JUMAT, 30 JUNI 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN JUNI 2023
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 4:1-13
TEMA : “HARI PERHENTIAN, HARI KESELAMATAN”

LATAR BELAKANG
Hari Jumat 30 Juli telah membawa kita masuki hari ke-181 dalam minggu ke-
26 tahun 2023 sebagai hari terakhir dari bulan Juni, kita terus diingatkan,
sampai detik terakhir untuk akhiri triwulan ke-3 sebagaimana pelayanan GKI
yang selama ini dibangun dan digumuli pada fokus pelayanan Pembaharuan
GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan
Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang
Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, sekali lagi diterangi oleh firman Tuhan Ibrani 4:1-
13.
Ketika murid-murid Yesus, yang disebut Kristen (Kis 11:26) hadir dan hidup
bersama dengan orang Yahudi, maka pertanyaan penting muncul adalah apa
yang menjadi keistimewaannya jika dibandingkan dengan agama yang lain,
dan apa yang ditawarkannya kepada manusia. Agama di luar Kristen seperti
Yahudi memiliki tokoh kharismatik, Musa misalnya, dan menawarkan
keselamatan melalui ketaatan dalam melaksanakan hukum taurat. Hukum
taurat menjadi penuntun hidup umat Allah, dan siapa yang mematuhi-nya
bebas dari murka Allah. Karena itu, peranan manusia untuk meraih
keselamatan sangat menentukan. Karakter yang antroposentris ini berbeda
dengan Kristen yang berpusat pada Kristus. Manusia pada dirinya tidak
memiliki kapasitas mengerjakan keselamatannya. Tidak berarti manusia tidak
mempunyai harapan untuk keselamatan. Manusia memiliki harapan dan
memperoleh keselamatan karena iman kepada Yesus Kristus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-8, Orang yang diselamatkan dan tidak diselamatkan, Keyakinan Kristen
mengaris bawahi bahwa mereka yang beriman kepada Kristus telah beroleh
bagian di dalam kemuliaan-Nya (3:14). Sekalipun demikian janji untuk masuk
ke dalam kemuliaan itu masih berlaku. Janji ini tidak boleh menjadi alasan
untuk lalai hidup dalam kemuliaan Kristus, maka dengan tegas diingatkan:
“baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang
dianggap ketinggalan. Sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya
masih berlaku”(4:1; UL 31:7; Yos 22:4). Kepada semua orang diberitakan “kabar
kesukaan” mengenai keselamatan dalam Kristus, namun bagi sebagian orang
pemberitaan itu tidak ada faedahnya karena tidak disambut dengan iman
kepada Kristus. Mereka ini tidak akan masuk ke dalam kemuliaan dan
keselamatan sebagai tempat perhentian bagi yang percaya kepada-Nya.

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Dengan mengutip Maz 95:11, penulis menekankan hal tersebut,

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
bahwa mereka yang tidak beriman tidak akan masuk, kendati pekerjaan
keselamatan itu telah diselesaikan. Jadi ada yang masuk dan ada yang tidak
masuk ke dalam kemuliaan dan keselamatan Kristus. Yang masuk adalah yang
beriman, dan yang tidak masuk adalah yang tidak beriman. Sekalipun demikian
kesempatan untuk semua orang masuk ke dalam perhentian-Nya tetap
disediakan, yaitu di dalam Kristus. Dan inilah hari keselamatan, hari perhentian
Tuhan. Terkait dengan hal ini, penulis menyebut pengalaman Yosua yang
melanjutkan kepemimpinan Musa, memimpin bangsa Israel memasuki tanah
perjanjian (ayat 8; Ul 31;7; Yos 22:4)
Ayat 9-11, Hari Perhentian, Hari Keselamatan, Hari perhentian telah
disediakan Allah dengan mengerjakan keselamatan bagi manusia, dan siapa
yang beriman kepada Kristus telah memasukinya. Kutipan dari Mazmur 95;11
di atas (ayat 7) menunjukkan bahwa “hari ini” di dalam Yesus Kristus Allah
telah mengerjakan keselamatan itu, karena itu “janganlah keraskan hatimu”!
Allah masih menyediakan kesempatan untuk masuk ke dalamnya. Tidak perlu,
dan tidak harus mengerjakan apapun untuk datangkan keselamatan, karena
Allah sudah mengerjakannya, dan “hari ini” adalah hari perhentian dan hari
keselamatan yang Allah sediakan bagi setiap orang yang beriman kepada
Kristus. Tetapi keselamatan “hari ini” memiliki dimensi eskhatologis, sehingga
setiap orang mesti berusaha mempertahankan keberadaannya dalam
keselamatan ini sampai pada pewujudnyataan keselamatan dan kepenuhan hari
perhentian itu. “Karena itu, baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam
perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh
ketidaktaatan itu juga” (ayat 11). Ketidaktaatan menjadi penghalang
memasuki hari perhentian akhir itu.
Ayat 12-13, Tidak Ada Yang Tersembunyi bagi Allah, Perjalanan memasuki
hari perhentian itu di jaga dan dituntun Allah melalui firman-Nya. Firman ini
disebut sebagai “lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia
menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum, ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (ay
12). Karena itu, kehidupan setiap orang di hadapan Allah tidak ada yang
tersembunyi dan harus dipertanggungjawabkan.

PENERAPAN
1) Tuhan telah mengerjakan keselamatan bagi kita, dan “hari ini” adalah
hari perhentian dan hari keselamatan. Allah telah menyelesaikan karya
keselamatan-Nya, maka hari ini adalah hari keselamatan kita. Tidak ada
lagi yang harus dikerjakan untuk mendatangkan keselamatan, kecuali
merayakannya dalam kehidupan secara pribadi dan bersama orang lain.
Keselamatan hari ini adalah sebuah realitas eskhatologis, karena itu kehidupan
dan pelayanan gereja harus terarah ke masa depan

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023


“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”

BULAN ke-6 : JULI - 2023


MINGGU, 02 JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 1:1-2:7
TEMA : “MENEMUKAN KEBAIKAN TUHAN
DALAM CIPTAAN-NYA”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita sudah memasuki hari ke-183, minggu ke-27 dalam tahun 2023,
atau kita berada pada bulan Juli, minggu pertama dari triwulan ke-3, dimana
fokus pelayanan Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September
2023 diarahkan pada “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta
ciptaan-Nya” yang dibangun atau dikembangkan dengan terang firman
Tuhan dari Kejadian 1:1-2:7 untuk terus menemukan jatidiri “cinta alam
sebagai mengasihi sesama sebagai kasih yang original, yang mula-mula dari
Pencipta”.
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Sejak awal Kitab Kejadian, fokus dari
sorotan penyataan terarah kepada Yang Mahakuasa, Dia adalah yang Awal,
Sang Pencipta dan Sumber dari segala yang ada. Pengarang kisah pertama
ini bermaksud mengelompokkan penciptaan semua makhluk dengan cara
yang jika ditinjau dari segi logika dapat diterima dan yang mencakup segala
sesuatu yang dijadikan Allah. Mula-mula diciptakan makhluk hidup yang non-
manusia, lalu yang lain-lain sampai dengan makhluk yang paling mulia, yaitu
manusia sebagai gambaran Allah. Karya Allah penciptaan berdasarkan teks
sampai dengan hari ketujuh Allah berhenti, teks ini menjadi semacam
panduan untuk manusia menentukan satu hari dalam seminggu adalah hari
khusus untuk bersekutu dengan Tuhan.

PENJELASAN TEKS
Pada tiga hari pertama, Allah menciptakan dan mengatur wadah untuk
sebuah kehidupan.
1) Di hari pertama (ayat 1-2), memberi gambaran bahwa pada mulanya
tidak ada apapun yang indah untuk di lihat, sebab bumi belum berbentuk
(=kekacauan) dan kosong (=kehampaan). Bumi tidak berbentuk, tidak

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

berguna, tanpa penghuni, tanpa hiasan, hanya bayangan atau rancangan


kasar dari hal-hal yang akan datang. Di sini Allah kemudian
diperkenalkan sebagai Allah Pencipta langit dan bumi, dan juga Allah
Sumber dari kehidupan dan pergerakan di dalam bumi ciptaan-Nya.
Maka itu di hari pertama kita membaca bahwa Allah menciptakan terang
untuk menjadi wadah waktu bagi kehidupan: yaitu siang dan malam.
Tanpa terang, tidak ada kehidupan.
2) Hari kedua dan hari ketiga merupakan pengaturan yang begitu rapih dan
sistematis dari dunia ciptaan ini. Di hari kedua (ayat 6-8) terjadi
pemisahan antara air di langit (cakrawala) dan air yang di bawah langit
yang bertujuan untuk menciptakan ruangan untuk makhluk udara dan
makhluk air. Sedangkan pada hari ketiga (ayat 9-13), yaitu pembentukan
laut dan tanah kering, dan bumi dibuat menjadi subur. Jika sebelumnya,
kekuasaan Sang Pencipta sudah dikerahkan dan dicurahkan di sekitar
bagian atas dari dunia yang kelihatan; tetapi sekarang Ia turun ke dunia
bawah, ke bumi, yang dirancang bagi anak-anak manusia, dirancang baik
untuk mereka tinggali maupun untuk mereka pelihara. Dan di sini kita
mendapati gambaran bagaimana bumi dibuat cocok untuk ditinggali dan
dipelihara manusia, dan bagaimana rumah mereka dibangun serta
makanan mereka dipersiapkan. Daratan dengan berbagai tumbuhan di
dalamnya diciptakan dan diatur agar menjadi tempat yang indah dan asri
bagi penghuninya, berbagai makhluk hidup darat, dan terutama manusia.
3) Sebagaimana penciptaan pada tiga hari yang pertama adalah untuk
mempersiapkan wadah bagi penghuni-penghuninya, maka demikian
pada tiga hari yang kedua, sampai dengan dunia binatang diciptakan
adalah penciptaan untuk tujuan kemanusiaan. Di hari keempat (ayat 14-
19), matahari, bulan dan bintang-bintang diciptakan oleh Allah dan
diletakkan di tempatnya agar manusia dapat mengenal waktu dan pola-
nya. Benda- benda penerang ini berperan untuk membedakan waktu:
siang dan malam, musim panas dan musim dingin, dsb. Hal ini penting
kelak agar dapat menuntun tindakan manusia: misalnya Allah telah
menetapkan benda penerang yang melaluinya kita bisa bekerja dan
bukannya malah tidur atau bermain-main atau membuang waktu
percuma. Dan juga agar manusia bisa mengelola alam secara tepat
sesuai musim dan tentunya karakter dari berbagai ciptaan tersebut. Di
hari kelima (ayat 20-23), Allah

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
menciptakan ikan dan burung untuk mengisi laut dan udara, menjadi
bagian dari keasrian alam ini. Jika kita amati pada setiap hari penciptaan
sebelumnya, memang telah dijadikan ciptaan-ciptaan yang amat mulia
dan unggul. Namun di hari kelima inilah kita baru membaca tentang
penciptaan makhluk hidup yang bergerak. Lihatlah dalam penciptaan kali
ini semakin istimewa bukan hanya karena tahapannya yang berlanjut,
tetapi juga hasil ciptaan Allah itu makin unggul. Dan di sini juga kita
bertemu bahwa untuk pertama kalinya Allah memberkati ciptaan-Nya itu
untuk berkembang biak dan memenuhi ruang yang Allah ciptakan khusus
untuk mereka (ayat 22).
4) Akhirnya di hari keenam (ayat 24-31), setelah menciptakan hewan yang
hidup di udara dan laut, Tuhan menciptakan binatang yang mendiami
daratan, baik binatang hutan, ternak, maupun melata sebagai bagian
terakhir sebelum manusia diciptakan. Dengan ketiga bagian alam sudah
terisi oleh berbagai makhluk hidup, lengkap-lah sudah segala sesuatu yang
dipersiapkan Allah untuk ciptaan-Nya yang termulia, yaitu manusia.
Kesempurnaan penciptaan Allah tampak dalam penciptaan manusia
sebagai makhluk yang mulia karena diciptakan menurut gambar dan
rupa Allah. Meskipun ada beberapa kesamaan dalam hal fisik dengan
ciptaan yang lain, tetapi ada perbedaan yang tidak dapat disamakan
dalam hal kemampuan moral, intelektual dan spiritualitas. Manusia dapat
berkomunikasi dengan Allah dan merespons Allah. Manusia juga
dikaruniai kemampuan khusus untuk mengembangkan diri agar hidupnya
dapat dipakai oleh Allah. Itu sebabnya manusia diberi otoritas dan
tanggung jawab untuk mengelola bumi dan segala isinya.
Semua karya penciptaan Allah ini diberi catatan sebagai hal yang baik
adanya, bahkan menutupnya dengan sebuah pernyataan bahwa “Maka Allah
melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.“ (ayat
10,12,18,21,25,31). Selanjutnya dalam Kejadian 2:1-7, sesudah enam hari
maka Allah berhenti dari semua pekerjaan penciptaan (ayat 2). Apa tujuan
Allah berhenti di hari ketujuh dan menguduskannya? Tentu bukan karena
Allah perlu beristirahat! Ada dua jawaban untuk pertanyaan tersebut:
pertama, Allah telah menyelesaikan semua karya penciptaan-Nya secara
sempurna. Olah karena itu, hari ketujuh adalah hari perayaan atas maha
karya itu. Dengan berhenti bekerja pada hari Sabat, kita sedang ikut dalam
perayaan sukacita bersama

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Allah dalam mengagumi dan menikmati kesempurnaan karya-Nya. Kedua,
dengan berhenti dari pekerjaan-Nya pada hari ketujuh, Allah sedang
memberi model pola keteraturan kerja bagi manusia. Manusia tidak bisa
kerja terus menerus tanpa henti, ia membutuhkan istirahat untuk memulihkan
tenaganya. Secara khusus dalam Kejadian 2:4-7, kita seperti sedang melihat
kisah kedua tentang penciptaan. Jika dalam kisah pertama, Allah berfirman
maka semuanya menjadi ada. Maka dalam pasal kedua ini, tindakan Allah
dalam penciptaan manusia sangat disoroti. Di sini manusia dikisahkan
sebagai karya tangan Allah. Allah sendiri yang membentuk manusia dari
debu tanah, lalu menghembuskan nafas kehidupan kepadanya.

PENERAPAN
Pekerjaan mencipta adalah pekerjaan yang sungguh amat baik. Segala sesuatu
yang dijadikan oleh Allah, dijadikan dengan baik, tidak ada cacat atau
kekurangan apapun di dalamnya. Baik, sebab semuanya sesuai dengan
pikiran Sang Pencipta, persis seperti apa yang diinginkan-Nya. Baik, sebab
pekerjaan itu memenuhi tujuan penciptaan-Nya dan sesuai dengan maksud
pekerjaan itu dirancang. Baik, sebab pekerjaan itu berguna bagi manusia,
yang telah ditunjuk Allah sebagai tuan atas makhluk ciptaan yang kelihatan.
Baik, sebab semua itu demi kemuliaan Allah. Ketika Allah melihat kembali
pekerjaan-Nya, semuanya sungguh amat baik. Bagaimana ketika kita
dipercayakan sebuah pekerjaan? Apabila kita harus melihat kembali
pekerjaan-pekerjaan kita, apakah kita dapat mengatakan bahwa yang kita
kerjakan itu baik? Ataukah kita mendapati, dengan rasa malu, bahwa banyak
hal dikerjakan dengan amat buruk, terburu-buru, tidak bersungguh-sungguh,
bahkan cenderung sembrono? Pekerjaan penciptaan itu sungguh amat baik.
Setiap bagiannya baik, tetapi juga keseluruhan ciptaan itu secara bersama-
sama sungguh amat baik. Manusia diberi otoritas dan tanggung jawab untuk
mengelola bumi dan segala isinya. Walaupun demikian, otoritas itu bukan
merupakan hak untuk merusak semua yang baik yang telah Allah ciptakan.
Perintah untuk menaklukkan bumi bukanlah perintah agar manusia menjadi
penguasa arogan yang berlaku sewenang-wenang atas alam. Memanfaatkan
kekayaan alam memang merupakan tugas manusia, tetapi bila prosesnya
mengakibatkan kerusakan alam, jelas harus dipertimbangkan ulang. Kita harus
ingat bahwa bumi ini pada mulanya dijadikan dengan sungguh amat baik,
maka jangan dirusak atau diperlakukan sembarangan, karena kita harus
mengembalikannya dalam keadaan yang seharusnya baik.

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk kembali menemukan kebaikan
Tuhan dalam ciptaan-Nya ini. Mari memulai dengan satu tindakan kecil:
buang sampah pada tempatnya, tanamlah satu pohon, dan lain sebagainya.
Jika kita baik dengan alam, tentu alam pun akan baik terhadap kita. Sebab
semua telah dijadikan sungguh amat baik sejak awalnya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

Pertanyaan Pendukung Kelompok Diskusi dalam Ibadah Unsur


PAM, PW dan PKB

Pertanyaan untuk Diskusi tentang Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga


Juli- Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya” mengikuti teks Kejadian 1:1-2:7

(1) Sebutkanlah pembaruan dalam isi Penciptaan Allah, hari pertama hingga
hari ke-7 Allah menciptakan apa saja?
(2) Tentang Allah Pencipta disebutkan nama-Nya, dalam Bahasa Ibrani, yaitu
: Bara Elohim (Allah Pencipta) ; Ruakh Elohim (Roh Allah) ; wayomer
Elohim (Firman Allah), yaitu satu Allah memiliki 3 keberadaan, yaitu
Pencipta, Roh dan Firman. Kemukakanlah pendapatmu tentang
perbedaan “Pencipta” dan “Ciptaan”…!!
(3) Sebutkanlah satu per satu kebaikan Tuhan dalam ciptaan-Nya untuk kita
dan generasi yang akan datang?

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, …. JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS
(Tengah Tahun)
PEMBACAAN ALKITAB : 1 KORINTUS 10:1-22
TEMA : “BELAJAR DARI PENGALAMAN TERDAHULU”

LATAR BELAKANG
Dalam teologi Paulus sendiri, kesatuan antara umat Allah di Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru merupakan hal yang cukup sering kita temukan. Bagi
Paulus, gereja adalah Israel yang baru (Roma 2:26-29; 4:12,16; 11:17-24; Gal
3:6-9,29; 6:16; Filipi 3:3), walaupun gereja terdiri dari berbagai etnis yang
sangat variatif. Teologi semacam ini didasarkan pada pemahaman Paulus
bahwa yang disebut Israel bukanlah secara etnis atau biologis (Roma 9:6).
Dari sejak zaman dahulu kala, sebutan “umat Allah” adalah berdasarkan
pilihan, bukan berdasarkan kelahiran. Walaupun Ismail juga merupakan
keturunan biologis dari Abraham dan meskipun Esau juga adalah anak kandung
Ishak, tetapi yang disebut “pilihan” adalah Ishak dan Yakub (Roma 9:7-13). Di
bagian lain Surat Roma, Paulus memberikan argumen dari perspektif yang
sedikit berbeda. Ia menunjukkan bahwa Abraham dibenarkan karena iman,
sebelum ia bersunat (Roma 4:2,10-11). Abraham juga menerima janji Allah
sebagai bapa dari bangsa yang besar berdasarkan iman, bukan berdasarkan
ketaatan pada hukum Taurat (Roma 4:13- 16). Bertolak dari fakta ini maka
semua orang yang beriman kepada Allah Abraham adalah keturunan
Abraham. Dengan menegaskan keterkaitan teologis di atas, Paulus ingin
menunjukkan kesamaan antara bangsa Israel dan jemaat Korintus. Mereka
sama-sama umat Allah. Mereka memiliki kitab suci yang sama. Mereka
mempunyai pengalaman rohani yang luar biasa dari Allah. Kesamaan inilah
yang membuat nasehat dan peringatan ini menjadi lebih relevan bagi jemaat
Korintus.

PENJELASAN TEKS
Di bagian akhir pasal 9 Rasul Paulus sudah menggambarkan kehidupan
rohani kita seperti seorang atlit yang harus menguasai diri dan berusaha
sekeras mungkin untuk mencapai garis akhir (9:24-27). Paulus sendiri
bahkan mendisiplinkan diri sedemikian rupa supaya ia pada akhirnya tidak
didiskualifikasi (9:27). Pada pasal 10 ini Rasul Paulus memperingatkan
jemaat Korintus agar berjaga-jaga terhadap keadaan mereka. Nasihat ini
dipertegas

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

lagi dengan menampilkan contoh-contoh orang di Perjanjian Lama yang


meskipun merupakan umat pilihan yang diakui Allah dan memiliki berbagai
hak istimewa, ternyata gagal dan didiskualifikasi, mereka dihukum secara
mengerikan oleh Allah karena dosa-dosa mereka (10:5).
1) Ayat 1-5 : melalui beberapa contoh pengalaman rohani yang luar biasa
yang pernah dialami bangsa Israel selama di padang gurun, Paulus
sedang menceritakan peristiwa di Perjanjian Lama dengan menggunakan
ungkapan di Perjanjian Baru. Sebagaimana semua orang percaya di
Perjanjian Baru dibaptis ke dalam Yesus, demikian pula orang percaya di
Perjanjian Lama ‘dibaptis untuk menjadi pengikut Musa’. Mengapa Yesus
dibandingkan dengan Musa dalam bagian ini? Dalam tradisi Yahudi,
memang sudah dikenal sebuah pengharapan mesianis bahwa Mesias
adalah Musa yang baru (Ul 18:18). Salah satu peranan Mesias adalah
sama dengan Musa, yaitu memimpin bangsa Israel. Berdasarkan tradisi
inilah Paulus menyandingkan Musa dengan Yesus, yakni dari sisi
kepemimpinan mereka. Peristiwa bangsa Israel melintasi Laut Teberau
dan orang-orang percaya dibaptis memang memiliki kesamaan:
keduanya jela melibatkan unsur air. Lebih jauh lagi, kedua peristiwa ini
merupakan titik balik perubahan status umat Allah. Sebelum melewati
Laut Teberau, status bangsa Israel masih sebagai budak, setelah itu
mereka baru menjadi umat Allah dalam arti yang sesungguhnya. Baptisan
juga demikian; sebelum dibaptis, orang-orang percaya dianggap masih
berada dalam status yang lama.
2) Pemberian manna yang adalah roti dari sorga dan air minum yang keluar
dari batu karang juga menjadi cerita bagaimana Tuhan memelihara
mereka secara ajaib. Namun kenyataannya, bangsa Israel justru sering
bersungut-sungut dan meninggalkan Tuhan yang sudah memelihara
mereka. Mereka semua memiliki pengalaman spektakuler yang sama,
mengalami perlindungan, pimpinan, berkat, mujizat dan kecukupan
jasmani dari Tuhan, namun mayoritas dari mereka tidak berkenan
kepada Allah sehingga mereka ditewaskan di padang gurun dan pada
akhirnya yang mencapai garis akhir hanya sedikit (band. Bilangan 14:29-
32; 26:65)
3) Ayat 6-10 : pada bagian ini Paulus melanjutkan uraian perihal kesalahan
dan hukuman bagi umat Israel, dosa-dosa dan tulah-tulah yang menimpa
mereka. Semuanya dicatat sebagai contoh kepada jemaat Korintus tentang
dosa-dosa yang harus dihindari, antara lain: menginginkan hal-hal yang

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

jahat (ayat 6), menyembah berhala (ayat 7), percabulan (ayat 8),
mencobai Tuhan (ayat 9), dan bersungut-sungut (ayat 10).
4) Ayat 11-13 : dari peringatan-peringatan yang datang dari pengalaman
umat Israel, maka kini Rasul Paulus memberi peringatan yang bersifat lebih
umum kepada jemaat Korintus agar bersikap hati-hati dan tidak menjadi
sombong (terlalu percaya diri) karena merasa sudah memiliki iman yang
teguh (ayat 12). Orang yang menyangka bahwa ia berdiri teguh,
janganlah merasa yakin dan aman, tetapi berjaga-jaga. Orang lain
pernah jatuh, dan kita mungkin saja akan mengalaminya juga. Kita justru
sangat mungkin jatuh pada waktu kita merasa teramat yakin akan
kekuatan sendiri, sehingga merasa sangat aman dan tidak berjaga-jaga.
Tidak mempercayai kekuatan sendiri, serta berjaga-jaga dan bergantung
kepada Allah merupakan cara terbaik bagi orang Kristen untuk melawan
kuasa dosa.
5) Ayat 14-22 : Rasul Paulus juga menekankan peringatan terhadap
penyembahan berhala kepada semua orang. Paulus menyampaikan
dasar pernyataannya dengan merujuk kepada perjamuan Tuhan (ayat
16-17). Makan dari perjamuan itu berarti mengambil bagian dalam
pengorbanan itu, sehingga dengan demikian kita menjadi tamu kepada
siapa korban itu dipersembahkan, sebagai tanda persahabatan kita
dengan-Nya. Dengan demikian, mengambil bagian di meja perjamuan
Tuhan sama dengan mengaku sebagai tamu dan umat perjanjian Allah,
bersekutu dengan Dia, mengambil bagian dalam hak-hak istimewa dan
mengaku diri berada di bawah kewajiban yang timbul dari kematian dan
pengorbanan Kristus.
6) Mengambil bagian dalam perjamuan Kristen berarti menjalin persekutuan
dengan Kristus, sedangkan mengambil bagian dalam perjamuan yang
dibuat untuk menghormati berhala orang kafir dan mengambil makanan
yang dipersembahkan kepada mereka, sama dengan menjalin persekutuan
dengan roh-roh jahat. Ada pertentangan di sini, persekutuan dengan
Kristus dan persekutuan dengan roh-roh jahat tidak pernah bisa berjalan
bersama.

PENERAPAN
a) Belajar dari kehidupan orang Israel pada masa pengembaraan di mana
mereka mengalami banyak pengalaman rohani bersama Tuhan, hidup di
bawah perlindungan Tuhan secara langsung, melihat hal-hal luar biasa
yang terjadi karena kuasa Tuhan, akan tetapi mereka tetap hidup di

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
dalam dosa dan kejahatan. Hal ini memberi peringatan kepada kita
bahwa aktif

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

dalam kegiatan rohani kadangkala tidak menjamin adanya pertumbuhan


rohani yang baik. Banyak orang Kristen terlibat dalam banyak bentuk
pelayanan di gereja, namun kehidupan rohaninya tidak bertumbuh. Hal
ini perlu kita periksa kembali dan mengakuinya di hadapan Tuhan ketika
kita hendak masuk dalam meja perjamuan hari ini.
b) Memberi diri mengambil bagian tiap waktu dalam perjamuan Tuhan
membuat kita terikat dalam persekutuan dan ketaatan kepada Dia.
Dalam ketaatan kepada Kristus dan dalam kesatuan dengan Dia, kita
tidak dapat mempersilahkan allah lain mengganggu hubungan yang baik
ini. Maka bagian ini juga menasihati kita tentang penyembahan berhala
yang harus kita sikapi dengan serius karena hal ini masih terus terjadi di
dalam hidup kita hanya saja dalam bentuk yang berbeda. Berhala-
berhala itu kini dikemas dalam situasi modern dan membaur dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan seringkali berhala-berhala tersebut
dikemas dalam simbol-simbol kekuasaan, kesenangan dan kemewahan
yang kita junjung tinggi.

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 09 JULI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 14:15-31
TEMA : “SELALU ADA JALAN KELUAR”

LATAR BELAKANG
Kita mengsyukuri hari ini sudah mencapai hari ke-190, minggu ke-28 bulan
Juli tahun 2023, dalam mengelola seluruh pelayanan ibadah, kita terus
diingatkan untuk mendoakan GKI dan komitmen pelayanannya dengan
menetukan arah pelayanan dalam tahun pertama 2023 dengan fokus pada
triwulan ketiga Juli- Agustus-September 2023 Pembaruan Tuhan Pencipta atas
alam semesta ciptaan- Nya dengan landasan firman Tuhan dari Keluaran 14 :
15-31. Bebas dan menerima keadilan yang murni dari Allah yang bertindak
merupakan anugerah.
Atas pertolongan dan pembelaan Tuhan terhadap bangsa Israel, mereka
dilepaskan dari perbudakan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir merasakan tekanan
yang hebat dari Tuhan dan bangsa Israel melihat sendiri betapa besar kuasa
Tuhan yang ditunjukkan melalui kesepuluh tulah yang diturunkan atas bangsa
Mesir. Hal itu membuat bangsa Israel yakin untuk melangkah pergi
meninggalkan tempat di mana mereka diperbudak menuju suatu tempat yang
mereka sendiri belum pernah tahu, kecuali nenek moyang mereka. Bangsa
Israel yang saat itu pergi keluar dari Mesir mempercayakan nasib mereka
dalam pimpinan Musa yang kelihatan dan tentunya kepercayaan kepada Tuhan
yang telah menunjukkan kekuatan dan kuasa yang besar di depan mata
mereka. Kita dapati di sini sejarah sebuah karya ajaib yang sangat sering
disebut di Perjanjian Lama dan Baru, yakni terbelah-nya Laut Teberau tepat di
depan mata orang Israel.

PENJELASAN TEKS
Bangsa Israel sedang menghadapi persoalan yang sangat pelik karena mereka
berhadapan dengan Laut Teberau dan di belakang mereka ada pasukan
Firaun yang datang mengejar. Mereka tidak hanya menghadapi persoalan di
depan yang keadaannya belum pasti, tetapi juga menghadapi persoalan di
belakang yaitu masa lalu mereka saat diperbudak di Mesir. Dalam
menghadapi kondisi seperti itu bangsa Israel menjadi takut (14:10) dan saling
menyalahkan (14:11-12). Apakah Tuhan salah dalam rencana-Nya untuk
melepaskan banga Israel dari tangan bangsa Mesir? Tidak sama sekali, sebab
semuanya itu sudah ada dalam rencana Tuhan.
16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
(Ayat 15-20) Dalam respon Tuhan terhadap Musa di ayat 15, kita mungkin
dapat menduga bahwa di hadapan Tuhan tampaknya Musa menyuarakan
sebuah perasaan pesimis, walaupun sebelumnya di hadapan bangsa Israel ia
terlihat sangat beriman (lihat 14:13-14). Mua juga tidak mengerti mengapa
Tuhan menempatkan mereka dalam situasi demikian. Maka untuk menjawab
ketakutan Musa dan bangsa Israel itu, Allah memerintahkan Musa untuk
melakukan serangkaian tindakan untuk membelah Laut Teberau supaya
orang Israel dapat berjalan di tengah-tengahnya (ayat 16). Di sini Allah
sendiri menjelaskan bahwa Ia mempunyai tujuan dalam tindakan itu, yakni
agar orang Mesir, termasuk Firaun tentunya, tahu bahwa Allah Israel adalah
TUHAN (ayat 18).
(Ayat 21-31) Bagian ini menjadi satu contoh dari kuasa dahsyat Allah atas
alam semesta. Ia membelah lautan dan membuka jalan melaluinya. Tanda
yang dipakai untuk mengawali mujizat ini adalah uluran tangan Musa ke atas
laut, yang menandakan bahwa mujizat ini diperbuat Allah sebagai jawaban
atas doa Musa, untuk membenarkan tugas pengutusan Musa, dan menjadi
tanda keberpihakan Allah terhadap bangsa yang dipimpin Musa. Tanda alam
yang menjadi perantara adalah angin timur yang keras, yang menunjukkan
bahwa kuasa Allah yang mengerjakannya, di mana angin dan laut pun patuh
kepada- Nya. Bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau dan berhasil
mencapai daratan di sisi seberang. Orang Israel berjalan di tempat kering
dari tengah-tengah laut (ayat 29), dengan tiang awan, yakni kemuliaan
Tuhan menjadi barisan belakang mereka, sedang di kiri dan di kanan mereka
air itu sebagai tembok agar orang Mesir tidak menyerang mereka dari sisi
sayap.
Tidak cukup hanya mengalami kuasa Allah yang begitu besar yang membuat
bangsa Israel berjalan di tanah kering di tengah-tengah laut, Allah masih
menunjukkan kuasa-Nya dengan memusnahkan pasukan Firaun di depan
mata bangsa Israel. Orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di
pantai laut (ayat 30). Pemeliharaan Allah telah mengaturnya sedemikian rupa
sehingga gelombang pasang yang berikutnya menghempaskan mayat-mayat
orang Mesir ke permukaan. Mujizat tersebut ternyata sangat mempengaruhi
orang Israel, kini mereka menjadi malu atas ketidakpercayaan dan sungut-
sungut mereka. Mujizat yang telah Allah kerjakan bagi mereka melalui
kepemimpinan Musa telah mengikat mereka untuk menaati Allah di bawah
pimpinan Musa. Mujizat ini menguatkan iman mereka akan janji yang kelak
akan digenapi karena mereka telah dibawa keluar dari Mesir dengan penuh
kemenangan.

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Kini mereka tidak ragu karena mereka memiliki Allah yang dahsyat dan
mereka juga memiliki seseorang yang menjadi perantara mereka dengan Allah.

PENERAPAN
a) Allah tidak pernah tinggal diam ketika umat-Nya bergumul dalam
masalah. Tuhan selalu bertindak tepat pada waktunya dalam kebuntuan,
ketegangan dan ketakutan yang sedang dihadapi oleh manusia dengan
memberikan jalan keluar kepada mereka. Ia melepaskan umat-Nya dari
berbagai pencobaan bahkan segala sesuatu yang tidak mungkin,
dijadikan mungkin bagi Allah. Karena itu jangan pernah kehilangan iman
kita kepada Tuhan.
b) Peristiwa Laut Teberau menjadi titik balik dalam sejarah Israel. Bila
sebelumnya mereka berada di bawah kuasa Mesir, maka saat itu mereka
menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan menyingkirkan orang Mesir dari
kehidupan mereka. Matinya tentara Mesir merupakan konfirmasi bahwa
kelepaan mereka dari dunia perbudakan Mesir sungguh nyata. Mereka
tidak perlu lagi merasa tertekan karena bangsa lain menindas mereka.
Identitas mereka sebagai bangsa, terutama sebagai bangsa pilihan Allah,
telah dipulihkan oleh Allah yang memilih mereka.
c) Tuhan memakai alam: menguakkan air laut dengan perantaraan angin
timur yang keras – padahal menurut pakar meteorologi, angin timur
yang berhembus di padang gurun itu berhembus sangat dahyat dan bisa
menimbulkan tsunami – untuk membaharui kehidupan umat Israel dan
membebaskan mereka dari dunia perbudakan Mesir. Apa yang menurut
teori dan pemikiran manusia dapat menimbulkan hal-hal yang buruk,
namun di tangan Tuhan hal itu justru dapat menghasilkan mujizat bagi
kita.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 16 JULI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : YOSUA 3:1-17
TEMA : “KUDUSKANLAH DIRIMU ! ALLAH YANG HIDUP
ADA DI TENGAH-TENGAH KAMU”

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 16 Juli, kita memasuki hari ke-197, hari minggu ke-29 tahun 2023,
setiap minggu terus kita diarahkan untuk ingat tentang fokus tahun pelayanan GKI
dalam triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023, yaitu “Pembaruan Tuhan
Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” dilandasi dengan firman Tuhan dari
Yosua 3:1-17 yang menjadi patokan untuk pelayanan dalam minggu berjalan.
Karena itu kita terus memberikan fokus khotbah pada dua tema, yaitu Tema
sentral bulan Juli, dan tema bacaan, tema sentral-nya adalah “Pembaharuan
Tuhan terhadap alam ciptaan-Nya dan tema khotbah” Kuduskanlah dirimu!
Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu. Jika kita menghubungkan dua
tema ini menjadi satu pengajaran maka akan ada banyak pelajaran dari tema-
tema ini. Kekudusan dan kehadiran Allah membawa pembaharuan, atas alam,
manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Dengan demikian kita akan bicara tentang:
Kekudusan, Simbol Kehadiran Allah ditengah-tengah hidup umat-Nya dan
Kuasa Allah yang membawa pembaharuan hidup.

PENJELASAN TEKS
Pengajaran Tentang Kekudusan
Kekudusan dalam konteks Yosua 3 : 1 – 17, berhubungan dengan umat,
dalam tema ini ditekankan dengan tanda seru (!), artinya ini suatu perintah,
bagian ini diambil dari ayat " 3:5 Berkatalah Yosua kepada bangsa itu:
"Kuduskanlah dirimu sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib
di antara kamu. Kekudusan ini berkaitan dengan perbuatan Tuhan atau apa
yang akan dikerjakan oleh Tuhan bagi bangsa Israel.
Kata “kudus” dalam bahasa aslinya (qadosh) artinya adalah “untuk
memisahkan”, terpisah; bukan putih bersih tanpa cacat cela. Akar kata
“qadosh” adalah terpotong, untuk menguduskan sesuatu adalah
memisahkan. Maka supaya manusia bisa melihat perbuatan Ajaib dari Tuhan,
mereka harus kudus, terpisah dari kelakuan, kehidupan, kebiasaan manusia
lain yang najis, kotor, tidak sopan, sembarangan saja, bercacat. Petrus
mengutip dari Kitab Imamat “Kuduslah kamu sebab Aku kudus”. (I Petrus
1:16), ayat 15 “tetapi

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia
yang Kudus yang telah memanggil kamu.
Maka orang yang menyembah Allah yang kudus, sungguh harus mengerti
bahwa Allah adalah Allah yang kudus, orang tersebut melihat Allahnya
sebagai Allah yang sangat terpisah, jauh melampaui kita, Allah yang bukan
kita, Allah yang jauh berbeda dari kita. Waktu kita mengatakan bahwa Allah
mempunyai cinta yang kudus, itu berarti cinta-Nya jauh melampaui segala
macam cinta yang kita bisa tahu. Waktu kita mengatakan bahwa Allah
mempunyai bijaksana yang kudus, itu berarti bijaksana-Nya melampaui
segala bijaksana yang kita bisa tahu. Intinya, mengatakan bahwa Allah kita
kudus, berarti kita menyadari Allah tidak bisa ditimbang, tidak terukur
Tindakan pengudusan (bd. Kel 19:10,14-15) menunjuk kepada prinsip bahwa
Allah tidak akan bertindak dengan penuh kuasa demi umat-Nya jikalau hati
kita belum kudus dan selaras dengan kehendak-Nya. Sebelum kita memohon
Allah melakukan tanda dan keajaiban di tengah-tengah kita, kita harus
memastikan dahulu bahwa hati kita murni dan keinginan-keinginan kita
dipimpin oleh Roh Kudus.
Simbol/ Lambang Kehadiran Allah Ditengah-Tengah Umatnya
Kehadiran Allah dalam Yosua 3 : 1 – 17, adalah Tabut perjanjian. Tabut
perjanjian benar-benar menjadi SIMBOL/TANDA KEHADIRAN ALLLAH.
Apakah tabut itu punya Kuasa ?? 3:12 Maka sekarang, pilihlah dua belas
orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku. 3:13 Segera sesudah
kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, r berhenti di
dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang
turun dari hulu t akan berhenti mengalir menjadi bendungan . Tabut
perjanjian mempunyai peran yang sangat penting dalam Cerita ini
"tabut perjanjian" menjadi lambang dari kehadiran Allah di tengah-tengah
mereka (Kel 25:22; bd. Bil 10:35). Sewaktu mereka dituntun untuk memiliki
tanah perjanjian, Tuhan juga terang-terangan menyatakan diri di dalam
mukjizat-mukjizat (ayat Yos 3:5,14-17; 4:18). Yang memiliki Kuasa adalah
Allah. Apa isi dalam tabut perjanjian
Di dalam Tabut Perjanjian itu ditempatkan:
 Dua loh batu berisi Sepuluh Perintah Allah ( Kel 25:16)
 Gulungan Kitab Taurat (berisi lima kitab pertama Alkitab Ibrani, dari Kitab
Kejadian sampai Kitab Ulangan). Ul 31:26)
 Satu buli-buli emas berisi manna. (Kel 16 : 33 – 34 )

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

 Tongkat Harun yang pernah bertunas. ( Ibrani 9: 4 )


Jika kita coba hubungkan atau artikan Tabut sebagai tanda/symbol kehadiran
Allah ke dalam kehidupan kita saat ini, maka tidak ada simbol langsung yang
sama, tetapi jika kita hubungkan lambang kehadiran Allah seperti Isi Tabut,
diantaranya 10 perintah Tuhan, gulungan kitab taurat, maka kita bisa
katakana “LAMBANG KEHADIRAN ALLAH” saat ini adalah ALKITAB yang
memuat Taurat dan Injil/Firman Allah (Yoh 1:1)
Kuasa Allah Membawa Pembaharuan Hidup
"3:9 Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Datanglah dekat dan
dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu." 3:10 Lagi kata Yosua: "Dari hal inilah
akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan
bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang
Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan
kamu:
Berdasarkan ayat 9 – 10, ada tiga bukti Kuasa Allah hadir di tengah umat-
Nya, yang akan membawa pembaharuan hidup (orang yang percaya)
1. Orang tersebut/kita/mereka akan datang mendekat kepada Allah
2. Orang tersebut/kita/mereka akan selalu mau mendengar firman Allah
sama seperti ketika tabut perjanjian dibawa ke tengah sungai, maka air
berhenti, demikianlah, ketika firman Tuhan hadir dan hidup di dalam
kehidupan orang percaya, maka kekuatan, kuasa, yang menjadi
penghalang, hambatan, rintangan akan bisa dilewati.
3. Seperti Allah menghalau angsa-bangsa lawan Israel, Allah akan menghalau,
semua hal yang merupakan musuh kita (kelakuan, sifat buruk/jahat,
rencana jahat orang lain, kebencian orang lain dan sebagainya yang
merupakan musuh orang baik)

PENERAPAN
1. Hidup kudus, terpisah dari kebiasaan hidup dunia, bukan berarti tidak
bisa bergaul dengan dunia ini, tetapi karakter, kelakuan, sifat harus
dipisahkan dari dunia. Hidup kudus adalah syarat mutlak, harus.. wajib..
tidak bisa ditawar kalau mau melihat perbuatan Tuhan yang Ajaib, kalau
mau mengalami pembaharuan dalam pergumulan, pembaharuan dalam
hubungan dengan Tuhan, tidak menjadi sama dengan dunia, ada hidup
di dunia tetapi berbeda dengan dunia. Kehidupan pernikahan, keluarga
yang berlangsung dalam kekudusan akan mengalami banyak mujizat
Tuhan.

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Hamba-hamba Tuhan yang bekerja hidup kudus akan melihat berbagai


perbuatan Ajaib dari Tuhan
Ada banyak umat Tuhan, orang Kristen yang hanya “Kudus” saat datang
ke gereja, banyak hamba Tuhan (Pendeta, Penatua, Syamas, guru
Sekolah Minggu) Badan pelayan Unsur yang hanya “Kudus di hari
minggu” tetapi senin sampai sabtu “Kudis” kelakuannya, kelakuan
mereka, kelakuan kita sama seperti dunia, tidak terpisah, bahkan susah
dibedakan, hidup dalam dunia modern yang mengutamakan dan
mengagungkan dunia dan semua gayanya.
2. Jika Alkitab/Firman Allah/Injil adalah symbol kehadiran Allah, maka
mintalah Allah memberi kuasa, kemampuan untuk hidup sesuai isi firman
Allah, sebab ketika Tabut dipikul masuk ke dalam sungai, maka air
sungai itu berhenti mengalir. Betapa besar Kuasa Allah di dalam firman
Tuhan. II Tim 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. AMIN.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 23 JULI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 104:1-35
TEMA : “BERTEMU TUHAN DI ALAM SEKITAR KITA”

LATAR BELAKANG
Hari ini 23 Juli, kita berada pada hari ke-204, hari minggu ke-30 dalam tahun
2023, yang terus mengingatkan kita untuk memperhatikan fokus pelayanan
GKI yang sudah kita masuki pada triwulan ketiga Juli-Agustus-September
2023, yaitu “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”.
fokus pelayanan ini akan diterangi oleh firman Tuhan Mazmur 104:1-35.
Mazmur 104 adalah Mazmur nyanyian mengenai Allah yang menciptakan
segala sesuatu dan pemeliharaan atas hasil pekerjaan-Nya. Isinya menekankan
keterlibatan Allah dengan segala hal yang telah diciptakan-Nya karena Ia
tinggal di dunia serta menopang-nya. Tema Khotbahnya adalah: Bertemu
Tuhan Di Alam Sekitar Kita’, secara sederhana kita bisa katakan “Bahwa
Tuhan Ada Dekat Dengan Saya”.
Tema ini, Mengajak untuk meneguhkan iman kita tentang bagaimana
mengenal Allah yang Menyatakan Diri kepada manusia. kita mengerti bahwa
proses Penyataan Diri Allah berlangsung secara umum dalam ciptaan-Nya,
yang disebut “Penyataan Umum” dan Allah Menyatakan Diri di dalam Yesus
Kristus dengan “Penyataan Khusus”. Penyataan Khusus, secara muka dengan
muka Allah hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai manusia. tetapi
penyataan umum Allah melalui seluruh alam raya, Seluruh Semesta, seluruh
Jagad Raya, masih terus ada selama dunia masih ada, sampai selama-
lamanya…. Tuhan Allah tetap ada. Setelah Tuhan Allah menciptakan langit
dan bumi (Kej 1:1), Ia tidak meninggalkan dunia atau membiarkan dunia
berjalan sendiri. Sebaliknya, Ia terus terlibat seutuhnya di dalam kehidupan
umat-Nya dan di dalam pemeliharaan ciptaan-Nya. Allah bukanlah seperti
seorang ahli pembuat jam yang membuat jam, menjalankannya, dan kini
membiarkannya berjalan sendiri. Pertanyaan sederhananya adalah: Bagaimana
saya bisa bertemu Tuhan Allah di Alam sekitar saya?

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 9, Tuhan Pegang Kendali atas alam semesta.
Secara simbolik penulis kitab Mazmur 104, menceritakan Tuhan Allah
memelihara dunia ini, dengan kendali atau control-Nya, seperti ada di dalam
rumah kita. perhatikan 1. Terang sebagai selimut 2. langit seperti tenda, 3.
air adalah loteng kamar, 3. awan-awan sebagai kendaraan, 4 angin sebagai
pesuruh, 5. nyala api sebagai pelayan-pelayan. Bukan hanya itu saja, tetapi
Kontrol Tuhan dari dasar bumi, Tuhan menghardik air, naik-turun lembah. Ini
bisa kita pikirkan seperti sungai besar dan air terjun. Air yang lari
kebingungan terhadap suara Guntur, bisa jadi itulah hujan deras yang
disertai Guntur/petir dan kilat. Sungguh sangat dahsyat. bagi dunia purba air
yang bergejolak menakutkan dan merupakan gambaran kuasa jahat, tetapi
Tuhan pegang kendali atas seluruhnya.
Ayat 10 – 18, Tuhan berkuasa mengatur kehidupan binatang dan tumbu-
tumbuhan.
Bukan hanya Samudra raya, air di laut maupun juga air di langit, tetapi
Tuhan berkuasa mengatur kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Siapa
ka yang dapat mengamati proses pertumbuhan atau perkembangan. Setiap
inci pada makhluk hidup, entah manusia, binatang maupun tumbuhan.
Siapakah yang dapat melihatnya, tidak kelihatan pertumbuhan atau
perkembangan itu bergerak tetapi nyata ada, siapa bisa melihat daging
manusia bergerak bertumbuh, atau batang pohon, ranting dan daun-duan
bergerak bertumbuh, tidak ada tetapi mereka berkembang dan bertumbuh.
Tuhan Allah menunjukkan pemeliharaannya, (ay 11) “Engkau memberi
minum segala……. (ay 13-18) menceritakan bagaimana Tuhan Allah
memelihara binatang- binatang dan tumbuh-tumbuhan, Tuhan Allah
mengenal satu-satu, lih: Maz 50: 10-11“punya-Ku-lah segala binatang hutan,
dan beribu-ribu hewan di gunung. Aku kenal segala burung di udara, dan
apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku.
Ayat 19 – 30, Tuhan berkuasa atas masa dan waktu.
Bagian ini menceritakan bagaimana bulan, bintang-bintang dan matahari
bergerak dan berfungsi sesuai tugas masing-masing dengan sadar, bukan
kebetulan malam ada bintang, bukan kebetulan siang ada matahari, sebab
seperti itulah Tuhan Allah telah mencipta dan menentukan fungsi benda-
benda angkasa ini (Kej : 1:14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang
tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 1:15 dan sebagai penerang pada
cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan
jadilah demikian. 1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang
besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil
untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 1:17 Allah
menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 1:18 dan untuk
menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik. 1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah
hari ke-empat.
Pada bagian ini, pengakuan sang penyanyi tentang kuasa Tuhan nampak
pada (ay 24) “betapa banyak perbuatan-Mu ya Tuhan, semuanya Kau
jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. seluruh
kemegahan, keindahan, bumi dan seluruh ciptaan ini, bergantung hanya
pada Kuasa Allah, ayat 27 – 30. Sebab semua yang hebat itu, makan dari
tangan Allah dan hidup dari Roh Allah. Jika Allah menarik tangan-Nya dan
mengambil Roh-Nya maka semua akan binasa.
Ayat 31 – 35. Respons terhadap kebesaran Tuhan atas ciptaan-Nya.
Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selagi aku hidup, bermazmur bagi Allahku,
selagi Aku ada (ay 33), inilah inti respon dari seluruh kekaguman dan
pengakuan sang Pemazmur terhadap kebesaran Tuhan di dalam seluruh
ciptaan Tuhan. Pengakuan ini mendorongnya untuk menyatakan “biarlah
kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya (31)

PENERAPAN
Menjawab pertanyaan kecil “ bagaimana saya bisa bertemu Tuhan di alam
sekitar saya” jika saudara punya mata tidak buta, maka jawaban pertanyaan
ini adalah “ Tuhan ada di dalam terang”, saat matahari terbit saudara
sesungguhnya sudah melihat Tuhan, persoalannya adalah apakah saudara
menghargai hari baru/hidup baru/pagi hari sebagai tanda Tuhan sedang ada
bersama saudara, dan saudara menetapkan dan menjalani hidup dengan
bersukacita, bermakna ataukah hari-hari hanya biasa saja. langit, dan
seluruh kosmos/alam semesta, menunjukkan bahwa Allah benar-benar dekat
di dalam rumah kita.

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Jangan hidup untuk harta, jangan sibuk cari nama dan jabatan, jangan
pusing dengan pujian, harga diri nama baik, sampai lupa pada tujuan hidup
yaitu mengucap syukur, lupa cari Tuhan. Lupa hubungan dengan Tuhan.
Kalau di suruh pilih antara persekutuan dan pertemuan usaha, banyak orang
akan pilih pergi ke pertemuan usaha, banyak tekanan hidup sampai lupa
bersyukur, lupa memuji Tuhan. Mari kita belajar dari sang pemazmur,
dengan memuji Tuhan selama kita hidup, seperti lagu ini (menyanyikan jika
bisa),
Ya Tuhanku aku hendak bernyanyi bagi-Mu Selama ku hidup
Ya Allahku aku hendak bermazmur bagi-Mu, Selagi ku ada
Inilah yang ku renungkan setiap waktu
Nyanyian pujian dan pengagungan kepadaMu
Biarlah manis Kau dengar Tuhan
Manis Kau dengar Tuhan
Dan hatiku bersuka karena-Mu
Jika seluruh ciptaan dan alam sekitar menghadirkan atau membuat kita lihat
Allah hidup di sekitar kita, maka kita berkewajiban memelihara alam, tidak
menghancurkan alam, sebab alam bukan hanya memberitahukan kita
tentang Allah hidup didalamnya tetapi Allah memelihara hidup makhluk
lainnya dengan alam, rumput tumbuh bagi hewan, pohon menjadi rumah
bagi burung-burung, sungai dan danau menjadi istana bagi ikan-ikan, hutan
belantara menjadi taman bagi makhluk- makhluk liar……..jangan merusak
dengan buang sampah sembarang, menebang hutan sesuka hati, membunuh
binatang liar untuk jual…seperti buaya dan burung cendrawasi, menggusur
dan menghancurkan gunung dengan keserakahan, sebab Tuhan akan Marah…
Kita manusia dapat menikmati hidup, selalu ingat Tuhan hadir dengan kuasa-
Nya di dalam seluruh alam ini, maka yang patut kita lakukan adalah dalam
segala situasi sebab Tuhan pegang Kendali atas seluruh semesta, baik, indah
dan menyenangkan, di alam sekitar kita nikmati, atau mungkin tidak baik,
buruk dan menakutkan, kita belajar tetap memuji Tuhan, seperti nyanyian
(nyanyikan lagu ini “Bila ku lihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh riuh
ku dengar, ya Tuhan ku tak putus aku heran melihat ciptaan-Mu yang
besar…maka jiwaku pun memuji-Mu, sungguh besar Kau Allahku ). Entah saat
hari penuh bintang-bintang, entah saat langit hitam pekat dan bunyi Guntur
hebat, kita tetap memuji Tuhan, sebab Tuhan ada disana, ia
memberitahukan kita Ia ada dan berkuasa selama-lamanya. amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pertanyaan Kelompok Penelahan Alkitab


Ibadah Keluarga

Pertanyaan Penelahan Alkjitab tentang Pembaharuan GKI pada Triwulan


ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya” mengikuti teks Kejadian 1:1-2:7

Tema : “Bertemu Tuhan Di Alam Sekitar Kita”

Bagaimana saya bisa bertemu Tuhan Allah di Alam sekitar saya?


Buatlah 2 kelompok PA dalam ibadah Keluarga

Tugas kelompok satu : Keseluruhan perbuatan Tuhan dalam alam sudah


dikisahkan pemazmur, kelompok di minta untuk menelaah ayat 24 khusus
frasa “sekaliannya Kau jadikan dengan Bijaksana” uraikan kata bijaksana
sesuai dengan perbuatan Tuhan dalam alam… sebagai car akita bertemu
atau mengerti Tuhan dari alam … (misalnya, Kebijaksanaan Tuhan dari kata :
“mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air (ay 3a) ; atau kebijaksanaan
Tuhan dari kata : “api yang menyala-nyala sebagai pelayan-pelayan-Mu
(ay3b), …dst)

Tugas kelompok dua : Pemazmur menyimpulkan imannya kepada Tuhan


yang bijaksana pada ayat (24), karena itu untuk mengagungkan Tuhan,
pemazmur mau melukiskan kisah kebijaksanaan Tuhan dengan cara
“menyanyi dan bermazmur” selama masih ada, buatlah puisi yang
menggambarkan “bertemu Tuhan di alam sekitar kita”…

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 30 JULI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 8:1-9
TEMA : “ENGKAU SANGAT BERHARGA”

LATAR BELAKANG
Tanpa kita sadari, kita sudah berada pada minggu terakhir atau minggu ke-5
bulan Juli, dan hari ini, minggu 30 Juli kita berada pada hari ke-211, dan
memasuki hari minggu ke-31 dalam tahun 2023, dalam minggu ini, fokus
tahun pelayanan triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023, yaitu
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” dengan dasar
firman Tuhan Mazmur 8 : 1 – 9 untuk terus menemukan jatidiri manusia
sebagaimana Pemazmur rumuskan dengan agung.
Seorang bayi ditemukan dalam kantong plastik di pinggir jalan, beruntung ia
diambil oleh seorang perawat dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang
seperti anaknya sendiri, bayi kecil ini tidak diketahui asal-usulnya, dan ia
bernasib baik, ia sama sekali tidak dibedakan dengan anak-anak kandung
dari perawat tersebut. Tetapi berbeda dengan seorang bayi lain yang
ditemukan di dalam kardos dan diletakkan di depan pintu panti asuhan, ia
dibesarkan di panti asuhan, ia harus bekerja keras, seringkali diejek bahkan
dihina karena tidak tahu siapa orang tuanya, tetapi kemudian ada keluarga
yang mengadopsi anak ini, mereka memperlakukan dia dengan sangat baik,
karena pasangan suami-istri ini tidak mempunyai anak, maka seluruh milik
mereka adalah juga miliknya. Dua cerita ini menggambarkan bagaimana
perlakuan terhadap anak-anak yang tidak diinginkan, anak-anak yang tidak
dianggap bahkan anak-anak yang di buang, tetapi ketika keluarga yang
mengangkat memberi status baru, anak-anak ini benar-benar jadi berharga, Ini
contoh yang dapat kita pakai untuk cerita tentang “Makhluk hina” yang di
buat mulia dan hampir sama seperti Allah”, dalam bacaan ini dengan tema
“engkau sangat berharga. Mazmur ini ditulis oleh Raja Daud sendiri” melihat
isinya, kita bisa membayangkan Raja Daud sedang menatap langit di malam
hari saat bulan terang, dengan bintang-bintang yang indah, lalu Daud
menyanyi tentang keadaan dirinya yang kecil, berdosa, tidak berharga, tetapi
dihargai Tuhan Allah bahkan di buat hampir sama seperti Allah. Kita
berharga karena diangkat menjadi anak, diadopsi.

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Ayat 1 –2 Kebesaran Tuhan.
Kebesaran Tuhan nyata dalam kemuliaan dan keagungan Tuhan Allah. Ada
satu yang khusus yaitu Kekuatan Tuhan telah diletakkan pada mulut bayi
yang menyusu. Kemuliaan dan keagungan Allah adalah keindahan dari Roh
Allah. Ini bukan keindahan buatan atau keindahan material, melainkan
keindahan yang memancar dari Allah, bersumber penuh dari-Nya. Yak 1:10
menyebut orang kaya “kedudukannya yang rendah”, menunjukkan bahwa
kemuliaan tidak berarti kekayaan atau kekuasaan atau keindahan material.
Kemuliaan ini dapat memahkotai seseorang atau memenuhi dunia. kemuliaan
Allah, yang dapat di lihat dalam semua ciptaan Allah tidak akan pernah
berlalu. Kemuliaan dan keagungan Allah itu bersifat kekal. Yes 43:7
mengatakan bahwa Allah menciptakan kita dalam kemuliaan-Nya. Dalam
konteks di ayat lain, ini berarti manusia “memuliakan” Allah karena melalui
manusia kemuliaan Allah dapat terlihat dalam segala hal seperti kasih, musik,
kepahlawanan, dan sebagainya, sebab manusia diciptakan “se-gambar dan
serupa dengan Allah, dalam karakter. hal-hal yang berasal dari Allah yang
kita bawa “dalam bejana tanah liat” (2 Kor 4:7). Kita adalah bejana yang
“mengandung” kemuliaan Allah. Segala hal dapat kita lakukan dan kita
temukan dalam Dia. Allah punya hubungan dengan alam dengan cara yang
sama. Alam menunjukkan kemuliaan-Nya. Kemuliaan-Nya ini tampak dalam
pikiran manusia di dunia dalam berbagai cara, dan seringkali dengan cara
berbeda-beda bagi setiap orang.
Seseorang dapat merasa senang dengan melihat pegunungan, sementara
seseorang yang lain dapat menyukai keindahan lautan. Namun di balik
semuanya itu (kemuliaan Allah) berbicara pada setiap manusia dan
menghubungkannya dengan Allah. Melalui cara ini, Allah menyatakan diri-
Nya kepada manusia; tidak peduli apa ras, budaya, atau lokasi mereka.
Seperti Maz 19:1-4 mengatakan, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan
cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu
kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi
gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke
ujung bumi.”

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 2 : Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah
Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan
musuh dan pendendam. Tafsiran sehubungan dengan dasar kekuatan Tuhan
yang diletakkan pada mulut bayi dan anak-anak yang menyusu, terkait
dengan masa bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu sebagai kiasan bagi
manusia di dalam kelemahannya. Pujian yang tulus dari "bayi-bayi" ini sangat
berbeda dengan rencana-rencana jahat dari musuh-musuh Allah. Tuhan Yesus
mengutip ayat ini, ketika Ia menyucikan bait Allah di Yerusalem saat anak-
anak kecil bersorak “ "Hosana bagi Anak Daud!" membuat panas hati para
ahli taurat (Mat 21:15-16). Kuasa Tuhan Allah untuk membungkam musuh
dan pendendam tidak terletak pada kekuatan fisik atau kelicikan hikmat
dunia, karena pada mulut bayi dan anak-anak yang menyusu saja pun Allah
meletakkan kekuatan-Nya. Kekuatan Allah berlangsung dalam ketulusan dan
dalam kejujuran
Ayat 3 – 4 : Allah yang besar dan manusia yang kecil tak berdaya.
Melihat langit, bulan dan bintang, seperti seolah-olah Tuhan Allah memegang
dan meletakkan dengan jari-Nya, menempatkan seperti mainan kesukaan
Tuhan sesuai keinginan-Nya, ditempatkan pada bagian bumi yang jauh,
gambaran Allah yang sangat besar. Jika dibandingkan manusia, apa yang
bisa dikerjakan oleh makhluk kecil ini, makhluk yang juga sama seperti
ciptaan lainnya, Allah terlalu besar dan manusia terlalu kecil, lalu menuntun
penulis untuk bertanya “Siapa Saya, Anak Manusia Ini” sehingga “Allah ingat
Saya, Allah Memperhatikan Saya” tidak ada yang bisa kita manusia buat
supaya bisa “kelihatan besar” di depan Tuhan Allah, sebab Dia yang
mencipta kita. Pertanyaan ini, selalu harus menjadi “pagar” menjadi rambu-
rambu, menjadi seperti lampu merah di jalan raya, bagi kita, supaya waktu
kita menemui atau mengalami bahwa kita “cukup mampu” punya ini dan itu,
punya status sosial dan jabatan yang baik, tinggi, berpengaruh, kita pintar,
cantik dan gagah, kita bertanya “Tuhan Siapa Saya, Sehingga Engkau
memperhatikan saya”, memberikan saya semua, semua ini.
Ayat 5 – 9 : Kemuliaan dan kuasa Allah yang ada di dalam diri manusia
1. Manusia dibuat hampir sama seperti Allah (8-6), kemuliaan dan kuasa
Allah diberikan kepada anda,
2. Manusia mendapat hadiah (mahkota) kemuliaan dan kehormatan.

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

3. Manusia diberi kuasa atas seluruh ciptaan Allah, Engkau membuat dia
berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kau letakkan di
bawah kakinya: (7) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga
binatang-binatang di padang; (8) burung-burung di udara dan ikan-ikan
di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
Ayat 10 akhir dari lagu pujian Penulis “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa
mulianya nama-Mu di seluruh bumi.

PENERAPAN
1. Allah telah memberi hak istimewa kepada kita, kita yang berdosa, hina,
tak berdaya, di angkat menjadi anak-Nya, diadopsi, karena hanya Yesus
Kristus satu-satunya Anak Allah, status kita menjadi istimewa,
dikuduskan, dibersihkan dari kehinaan dosa-dosa kita di dalam Yesus
Kristus.
2. Hak istimewa itu membuat kita menjadi mulia, bukan karena kekayaan
dunia, kemuliaan materi, tetapi kemuliaan dalam Karakter, kepribadian,
maka sebagai manusia kita wajib dan harus berjuang hidup dalam
kekudusan yang membuat orang memuliakan, memuji Allah yang mulia.
Bukan merusak kemuliaan Tuhan yang telah diberikan kepada kita.
3. Semua ciptaan Tuhan, telah diletakkan di dalam kuasa manusia, maka
kita harus merawat alam dan seluruh ciptaan Tuhan, mengelola dan
menggunakan dengan bertanggungjawab. Amin.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SENIN, 31 JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN JULI 2023 - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : Filemon 1:4-7
TEMA : “BERSYUKURLAH BAIK
ATAU TIDAK BAIK
KEADAANMU”

LATAR BELAKANG
Dari dalam penjara Rasul Paulus menulis surat Filemon, surat terpendek dari
12 surat Rasul Paulus, surat ini ditujukan kepada Filemon, berkaitan dengan
seorang hamba Filemon yang Bernama Onesimus, yang telah melarikan diri
ke Roma. Sesuai dengan hukum perbudakan Roma, seorang hamba yang
melarikan diri wajib di hukum mati. Filemon bertobat oleh karena pelayanan
Rasul Paulus dan sebagai orang kaya ia setia melayani Rasul Paulus sebagai
sahabat/kawan. Dalam surat ini kelihatan bagaimana Seorang sahabat
berfungsi mendamaikan dua orang yang berbeda status. Filemon sebagai
tuan dan Onesimus sebagai hamba, yang telah melakukan kesalahan. Dari
dalam penjara Rasul Paulus tetap berdoa untuk sahabatnya Filemon

PENJELASAN TEKS
Ayat 4 : Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah untuk Filemon, di
dalam doanya
Ayat 5 : hal yang disyukuri oleh Rasul Paulus tentang Filemon adalah
Kasihnya kepada orang-orang kudus, diantaranya Onesimus, yang walaupun
adalah seorang hamba, tetapi ia juga adalah sahabat Rasul Paulus, bahkan
Rasul Paulus menyebutnya “ buah hatiku” (ay 12)
Ayat 6 : Permohonan Rasul Paulus kepada Allah bagi Filemon, yaitu agar
persekutuan Filemon dalam iman menghasilkan pengetahuan yang baik,
diantara mereka.
Ayat 7 : Kasih Filemon, menjadi sumber kegembiraan dan kekuatan.
Ada empat pelajaran besar dalam Teks ini :
1. Bersyukur dilakukan dengan cara berdoa di semua keadaan”. Rasul
Paulus menulis, “setiap kali aku mengingat engkau di dalam doaku”,
Rasul Paulus mempraktekkan cara bersyukur dengan “berdoa”. Ini
artinya jika kita berpikir untuk bersyukur, tetapi tidak bicara dengan
Tuhan secara khusus, maka ungkapan syukur itu dipertanyakan, apakah
satu kali saja berdoa. Tidak Rasul Paulus menulis “Setiap kali” itu berarti

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
selalu, terus dan terus

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
berdoa, mengambil waktu cukup, merencanakan untuk berdoa selalu
sebagai tanda bersyukur. Apakah berdoa yang beberapa kata saja??...tidak
tetapi semua hal yang terjadi, itu artinya “bercerita dengan Allah”
tentang sahabat kita, bercerita dengan Allah tentang anak kita, bercerita
dengan Allah tentang “seseorang yang meskipun di dalam penjara, Rasul
Paulus berdoa bagi sahabatnya di luar penjara. Tubuhnya yang
terpenjara, tetapi jiwanya tidak, semangatnya tetap karena itulah juga
kepada orang-orang di tesalonika Rasul Paulus menulis “mengucap
syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu”(ITes 5:18)
2. Kasih dan Iman, kelihatan dalam hal mengampuni dan melayani dengan
sepenuh hati. Sudah berapa besar kita mengasihi Allah, apakah cukup
dengan berdoa….ternyata tidak juga, karena berdoa itu bicara tetapi
harus dibuktikan dengan perbuatan. Dan ini yang dilakukan Filemon,
karena ia mengampuni Onesimus seorang hamba yang melarikan diri
dan sebenarnya harus di hukum mati. Kesalahan besar apakah yang
sanggup saudara kalahkan dengan memberi pengampunan bagi orang
yang melakukan kesalahan tersebut. Iman Filemon kelihatan dalam
perbuatannya. Iman harus dibuktikan seperti terluilis dalam IYoh
4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling
mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam
kita. 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi
kita. 4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah, "dan ia
membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa
tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya.
3. Iman menghasilkan “pengetahuan yang baik” orang yang memiliki Iman
pasti juga memiliki pengetahuan yang baik “ dalam konteks ucapan
syukur ini, Rasul Paulus menulis “epignosei", artinya “ pengakuan
tentang semua kebaikan. Ini artinya Iman membuat orang Berhikmat.
Orang berhikmat dapat memahami banyak persoalan dengan pengertian
yang baik. Pengertian yang baik, sabar, tenang, bersyukur dalam segala
hal.
4. Kasih adalah sumber energi positif yang membangun dan memberi
kekuatan.
 Berilah perhatian sebagai kasih bagi orang yang kehilangan perhatian.

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

 Berilah kasih dengan menghargai orang yang tidak dihargai, maka ia


akan bangkit
 Berilah kasih dengan kehadiran bagi orang yang kehilangan
 Berilah kasih dengan memahami orang yang butuh pemahaman……….

PENERAPAN
1. Bersyukur dalam segala keadaan, Jangan biarkan masalah-masalah
buruk, menjadi penjara bagi “jiwa dan kasih” kita kepada orang lain.
Jangan biarkan persoalan-persoalan di sekitar kita menjadi penjara bagi
sukacita kita, sehingga kita hanya terkurung dengan berbagai persoalan
negatif dan tidak membuka pikiran dan pengertian yang baik. Terkurung
dan terpenjara dengan kesedihan, kemarahan, kecurigaan,
kecemburuan, ketakutan, kekuatiran, mempersalahkan diri sendiri,
mengasihani diri, selalu menuntut, bersungut-sunggut, ambisi dan
keinginan daging, hingga lupa bahwa ada begitu banyak kebaikan yang
bisa kita lakukan, lebih dari satu masalah kecil, lebih dari satu tubuh
yang “terpenjara”. Tubuh boleh terpenjara karena penyakit, tubuh boleh
terpenjara karena kekurangan finansial, tubuh boleh terpenjara karena
jarak, tetapi kasih tidak bisa dipenjarakan.
2. Lihat kebaikan yang orang lakukan bagi kita, mungkin tidak besar, tetapi
belajarlah menyampaikan terima kasih untuk hal sekecil apapun yang
orang lain lakukan sehingga ada kebaikan
3. Belajar selalu mengasihi, karena kasih adalah sumber energi positif yang
dapat membangkitkan semangat dan memberi kekuatan bagi orang lain.

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023


“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”

BULAN KE-8 : AGUSTUS 2023


MINGGU, 06 AGUSTUS 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 4:1-15
TEMA : “INDAHNYA IKATAN CINTA”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 6 Agustus adalah hari ke-218, minggu ke-32 dalam tahun 2023
yang telah mendorong seluruh pelayanan GKI mencapai aspek pembaruan
pada level ke-3 pada triwulan ke-3, yaitu fokus pelayanan Pembaharuan GKI
pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta
atas alam semesta ciptaan-Nya”, di mulai dengan memahami “indahnya ikatan
cinta dari cinta Agung Tuhan” sebagaimana Kidung Agung 4:1-16.
Gary Chapman mengeluarkan buku yang terkenal itu, “The 5 Love
Languages”, yang salah satunya adalah “words of affirmation”, namun hal ini
sudah dibicarakan Kitab Suci sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Bagian yang kita
baca ini, jangan dimengerti sebagai kalimat rayuan gombal, yang tidak tulus,
omong kosong, dsb. – bukan seperti itu; ini perkataan yang tulus, ini suatu
pengakuan (acknowledgement).
Bukan kebetulan cinta menghinggapi manusia. Tuhanlah yang
menciptakannya. Perintah pertama dan utama-Nya adalah agar manusia
mencintai-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Kidung Agung
adalah kitab yang paling gamblang mengekspresikan cinta, karena memang
ditulis sebagai syair-syair cinta Raja Salomo. Kitab ini adalah salah satu
tulisan suci yang dibacakan pada hari raya Paskah umat Yahudi. Para
penafsir sepakat bahwa kitab ini memberikan model seksualitas yang sehat
sebagaimana rancangan Tuhan, yaitu hubungan antara laki-laki dan
perempuan (bukan antara sesama jenis), dan dinikmati dalam ikatan
pernikahan yang kudus.

PENJELASAN TEKS
Kidung Agung 4:1-15 adalah rayuan sang raja yang ditujukan untuk
menaklukkan hati dari yang di rayu. Dan meskipun sang raja turut ‘di bantu’
oleh para permaisuri dan para selir-nya, yakni puteri-puteri Yerusalem
penghuni harem untuk membujuk dia, ternyata si gadis Sunem tetap tegar.

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Cinta dan kesetiaannya kepada kekasihnya sang penggembala domba tidak
pernah berubah.
Meski kitab ini secara unik mengangkat hubungan kasih dalam pernikahan,
ada banyak hal yang dapat direnungkan dalam konteks hubungan cinta
personal kita dengan Tuhan. Misalnya yang kita baca hari ini. Betapa kita
terpesona melihat cinta yang berkobar hebat di antara kedua mempelai.
Ayat 1-7, mengisahkan semua puteri Sion di panggil keluar untuk melihat
kehebatan kedatangannya dan Salomo memuji pengantinnya dengan puisi.
Salomo memandang gadis itu sebagai wanita yang sempurna, cantik sekali,
manis, tanpa cacat cela. Sosok dan keindahan dari yang terkasih
membayang ke mana pun pergi (ayat 2-3, 7-8, 9-10, 12-14).
Ayat 8-15, menceritakan Salomo yang memanggil pengantinnya untuk ikut
dan tinggal bersama dia. Dia memanggilnya untuk menikmati kasih yang
sempurna. Dia memanggilnya untuk masuk ke dalam kebunnya, tempat
mata air, bunga, buah dan rempah, serta tempat angin sepoi bertiup segar.
Waktu- waktu bersama begitu menggairahkan dan begitu dinanti.

PENERAPAN
Pernahkah cinta kita kepada Tuhan berkobar sedemikian hebat? Pikirkan saja
waktu-waktu teduh kita. Apakah dilalui dengan gairah dan kerinduan untuk
bertemu Tuhan? Ataukah itu rutinitas yang ingin kita lewati dengan cepat
saja? Apakah keindahan pribadi dan karya Tuhan adalah hal-hal yang senang
kita renungkan ketika menjalani hari-hari kita, ataukah kita terlalu sibuk
untuk memikirkan Tuhan? Diiringi syukur atas cinta yang Tuhan karuniakan
dalam relasi kita dengan orang-orang terkasih, mari memeriksa temperatur
cinta kita kepada Tuhan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

DISKUSI DALAM IBADAH PAM, PW DAN


PKB TEMA : “INDAHNYA IKATAN CINTA”

Cinta adalah anugerah. Anugerah sama dengan hadiah, karena itu bila ada
anugera atau hadiah berarti ada pemberinya. Artinya pemberi itu adalah
mula-mula sebagai “Sang Cinta”, karena itu dari diri-Nya ia memberikan
hadiah yang terbaik.

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Perintah : Buatlah dua kelompok,
(1) kelompok satu berperan sebagai wakil dari kaum laki-laki dan ;
(2) kelompok dua berperan sebagai wakil dari kaum perempuan.
(3) Masing-masing kelompok, diskusikanlah ayat (7) “Engkau cantik sekali,
manisku, tak ada cacat cela padamu”

Pertanyaan Kelompok perwakilan Pria : Pernyataan ay 7 bila anda sebagai


laki-laki ungkapkan atau utarakan … kira-kira anda ada dalam keadaan
seperti apa, sehingga pernyataan ini dapat anda ungkapkan? (jawab,
misalnya : dalam keadaan sedang jatuh cinta, atau…jawab … dst…)

Pertanyaan Kelompok perwakilan perempuan : pernyataan ay 7 bila anda


mendengar karena ditujukan kepada anda dari lawan jenis, kira-kira
bagaimana anda menggambarkan perasaanmu…? (gambarkanlah…)

Pertanyaan untuk di jawab bersama : Bila cinta kita kepada Tuhan kita
lukiskan dengan bahasa cinta, seperti apa kelompok saat ini mau
melukiskannya?, silahkan … buat satu pernyataan singkat… (Misalnya :
“sesungguhnya Engkau Sang Cinta, ya Tuhan”…dst) ungkapkanlah …

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 13 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 84:1-13
TEMA : “RINDU KEPADA KEDIAMAN ALLAH”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 13 Agustus saat ini adalah hari ke-225, minggu ke-33 dalam
tahun 2023 yang terus mendorong untuk memberikan perhatian pada
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” mengikuti
Mazmur 84:1-13 agar setiap orang memiliki kerinduan kepada Allah dan
kediaman-Nya.
Awal tahun 2020 – 2021 dunia diperhadapkan dengan pandemi covid – 19
yang membatasi aktivitas berkumpul di ruang-ruang publik akibat dari banyak
korban yang terpapar covid – 19 bahkan ada yang meninggal. Gereja termasuk
yang juga merasakan dampak dari situasi ini. Ibadah-ibadah menjadi dibatasi
jumlah kehadiran bahkan beberapa Gereja memutuskan untuk ibadah secara
online sehingga jemaat tidak perlu datang secara fisik ke gereja tapi bisa
mengikuti ibadah secara daring dari rumah. Kondisi ini menimbulkan rasa
rindu atau kerinduan untuk dapat Bersekutu, Beribadah, Bersaksi dan Melayani
seperti waktu sebelum pandemi covid-19 muncul dan memaksa semua orang
beradaptasi dan berdamai dengan situasi yang ada. Perasaan rindu kepada
kediaman ALLAH juga dirasakan oleh pemazmur ketika menuliskan Mazmur 84
ini.
Mazmur 84 adalah mutiara dari seluruh Mazmur. Mazmur 84 adalah Mazmur
ratapan. Pemazmur meratap karena menginginkan sesuatu yang sudah
hilang untuk kembali kepada dia, yaitu Bait ALLAH atau Kehadiran ALLAH.
Pemazmur yang diduga adalah Daud setelah dia berdosa dan ketika
hukuman ALLAH datang, dia harus keluar dari kerajaannya, menjadi pelarian
dan tidak bisa mengunjungi Bait ALLAH di Yerusalem. Daud tidak meratap
untuk kembali mendapatkan kerajaannya. Daud meratap untuk bisa kembali
beribadah kepada ALLAH di tengah-tengah jemaat-NYA.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-5, pemazmur menyatakan ekspresi kerinduan yang mendalam
kepada tempat kediaman ALLAH. Tetapi juga lebih dari itu pemazmur
merindukan kehadiran ALLAH dalam hidupnya. Merindukan tempat kediaman
ALLAH

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
adalah merindukan pribadi ALLAH sendiri. Pemazmur merindukan kehadiran
ALLAH di dalam persekutuan umat ALLAH di dalam gereja yang sejati.
Kehadiran ALLAH ada dalam komunitas orang percaya. Persekutuan umat
ALLAH adalah hal yang bernilai di mata ALLAH dan yang terindah dalam
dunia. Pemazmur mencintai suatu tempat di mana dia mengalami dan
mengetahui ALLAH itu hidup. Dalam persekutuan umat ALLAH, dia dapat
mengalami dan mengatakan ALLAH itu hidup. Jelas sekali ada kerinduan
yang dalam dari pemazmur sehingga dia membandingkan diri dengan burung
pipit dan burung laying-layang dan iri kepada mereka karena bisa dekat
dengan rumah TUHAN, hidupnya ada di sana, di pelataran rumah ALLAH.
Hidupnya, hatinya, keluarganya di dalam rumah TUHAN. Kumpulan umat
percaya adalah kumpulan di mana TUHAN Berada dan Bertakhta. TUHAN
menjadi pelindung, pengharapan dan tuan satu-satunya. Dengan seluruh air
matanya merindukan satu tempat yang saat itu tidak dia jumpai lagi, tempat
di mana persekutuan dengan umat ALLAH.
Ayat 6-8, tempat kediaman ALLAH adalah tempat yang dia tuju. Ini adalah
ayat-ayat di mana pemazmur mengatakan kepada dirinya sendiri. Orang
yang terbuang itu melihat tempat Bait ALLAH di Yerusalem. Dia berusaha
dengan fisiknya, sekalipun seandainya tidak bisa, maka hatinya didekatkan
kepada Yerusalem. Yang terbuang ini berusaha untuk menguatkan hatinya
sendiri. Pemazmur mengajarkan sekalipun berjalan dengan menangis,
terpisah, tetapi seluruh hati dan perjalanan hidup mendekati hadirat TUHAN.
Pemazmur mengatakan aka nada penyertaan TUHAN. Lembah baka,
diperkirakan adalah suatu lembah yang selalu dilewati musafir yang akan ke
Yerusalem. Lembah itu adalah lembah kering dan akan terisi air hanya jika
ada hujan. Jadi, lembah ini benar-benar hanya bergantung kepada berkat
ALLAH. Lembah Baka dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai lembah air
mata. Orang yang menetapkan langkahnya mendekat kepada Bait ALLAH
yang sejati tidaklah mudah, aka nada air mata karena orang lain berjalan
berlawanan arah dengan dia. Tetapi kekuatan TUHAN akan menopang-nya.
Ada berkat yang membuat dia penuh menjadi mata air. Mereka berjalan
makin lama, makin kuat, hendak menghadap ALLAH di Sion. Kekuatan
berjalan sebagai musafir adalah kekuatan dari ALLAH dan kekuatannya itu
akan bertambah dan bukan menurun.

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ayat 9-10, adalah doa orang benar di hadapan Allah. Pemazmur berpikir apa
hak dia di dengar oleh Allah. Ada satu pribadi yang dimunculkan oleh
pemazmur, yaitu pribadi yang diurapi yang menjadi perisai mereka sehingga
layak dipandang dan didengar oleh Allah. Beberapa tafsiran mengarahkan
pribadi yang diurapi ini menunjuk kepada Yesus Kristus. Allah yang hidup
dan hadir di tengah-tengah manusia. Masalah utama umat TUHAN adalah
Allah yang suci itu murka kepada umat-Nya. Tidak ada yang dapat
mendamaikan manusia dengan Allah kecuali ada pelindung manusia dari
unsur Allah sendiri, yang diurapi yaitu Sang Mesias Yesus Kristus. Hanya
ketika Allah di Sorga melihat Sang Mesias Yesus Kristus dan umat percaya
ada dalam Yesus Kristus, maka umat manusia baru bisa diselamatkan dan
teriakan umat manusia di dengar. DIA adalah satu-satunya Juruselamat umat
manusia.
Ayat 11-13, di dalam bagian terakhir ini, dijelaskan pemazmur bahwa tempat
kediaman ALLAH adalah di bumi ini yang bersentuhan dengan kekekalan.
Kata seribu dipakai di dalam Alkitab berbicara tentang sesuatu yang besar.
Kekekalan itu melampaui ruang dan waktu. Alkitab menyatakan persekutuan
umat percaya yang sejati mendapatkan kekekalan. Pemazmur juga
mengatakan lebih baik berdiri di ambang pintu rumah ALLAH-ku karena dia
bisa memandang ALLAH-nya dan bisa melihat DIA hadir, ALLAH yang hidup
daripada diam di kemah-kemah orang fasik. Pemazmur memuji kebaikan
TUHAN. Orang benar tidak akan kekurangan sesuatu yang baik dari ALLAH.
ALLAH akan mencerahkan dia, melindungi dia. ALLAH adalah matahari dan
perisai. Mereka akan menjadi milik-NYA seutuhnya dan akan mengalami
perkenaan dan akan diberikan kehormatan dari ALLAH. Mereka adalah
orang- orang yang mengandalkan ALLAH, yang tempat berlindung-nya
adalah ALLAH. Tidak seperti orang fasik, dia akan seperti sekam yang ditiup
angina dan tidak akan kuat dalam penghakiman.

PENERAPAN
1. Ratapan ini tidak dimiliki oleh dunia. Hanya orang-orang yang dilahirkan
baru dalam YESUS KRISTUS yang memiliki ratapan ini, yang mengenal
Keindahan TUHAN dan Keindahan Gereja-NYA. Hanya ROH KUDUS saja
yang bisa membuat orang-orang percaya jeli akan keindahan,
kehormatan dan harga sebuah Gereja yang sejati. Gereja adalah isi hati
TUHAN, rumah TUHAN, mempelai KRISTUS. Hanya orang yang sungguh-
sungguh tahu ALLAH ada di mana yang mau merendahkan dirinya untuk

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
pergi ke

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

sana. Meskipun sulit, tidak ada uang, khotbahnya sulit dan sangat keras
menegur dosa tetapi ROH KUDUS ada di sana. Dia mengetahuinya,
menghargainya dan mau bersama-sama berjuang di sana.
2. Dosa dalam diri kita dapat membuat kita kehilangan rasa takjub akan
Gereja TUHAN, tidak lagi mengasihi dan memuji TUHAN, tidak ada
gairah pergi ke gereja. Pemazmur mengatakan hal terpenting yang
menjadi kegairahan kita seharusnya adalah ALLAH dan Bait ALLAH
karena akan tiba waktunya di depan kita, di mana kita tidak lagi bisa
bergerak, tidak bisa lagi pergi bersekutu dan beribadah ke tempat ALLAH
bertahta. Mungkin karena sakit, mungkin kita menjadi tua renta,
mungkin kita dibuang oleh TUHAN, mungkin saja tempat itu sudah
dirusak oleh musuh- musuh TUHAN, mungkin kita berdosa dab pergi dari
rumah TUHAN dan tidak bisa kembali, mungkin ada pandemi seperti
covid – 19 yang membatasi kita beraktifitas dan berkumpul termasuk ke
gereja. Ketika ini belum terjadi bertobatlah, datanglah, buka hatimu dan
biarlah TUHAN YESUS KRISTUS menjadi rajamu, takluk-lah. Sehingga
kita dapat menyatakan kepada TUHAN: Betapa disenangi tempat
kediaman-MU, ya TUHAN semesta alam. Jiwaku hancur karena
merindukan pelataran- pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-
sorai kepada ALLAH yang hidup. Hargai-lah ALLAH yang ada di tengah-
tengah kita dan seluruh pekerjaan-NYA di dalam gereja-NYA. Kiranya
TUHAN menaklukkan hati kita. Jangan keraskan hati. Takluk-lah dan lihat
bagaimana TUHAN Memberkati.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 20 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1SAMUEL 17:40-58
TEMA : “MENGANDALKAN TUHAN”

LATAR BELAKANG
Kita tidak menduga bahwa hari minggu 20 Agustus hari ini, sudah Tuhan
karuniakan sebagai hari ke-232, minggu ke-34 kita miliki, dalam minggu ini
focus pelayanan juga tetap diingatkan yaitu Pembaharuan GKI pada Triwulan
ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya” dan didasarkan pada firman Tuhan 1Samuel 17:40-58
untuk setiap orang terus mengandalkan Tuhan.
Kita mungkin pernah mendengar istilah underdog? Dalam dunia olah raga,
underdog ialah atlit yang tidak diperhitungkan bisa menang atau juara.
Justru sosok underdog bisa memberi kejutan, ketika ia mampu mengalahkan
sang favorit juara atau juara bertahan. Bagaimana mungkin? Jawabannya
karena tidak diperhitungkan, seorang underdog tidak memiliki beban apa
pun untuk menang. Sebaliknya sang jagoan kadang terlalu percaya diri
sehingga meremehkan lawan, akibatnya teledor atau tidak waspada atau
berhati-hati. Demikian juga yang terjadi dalam kisah Daud melawan Goliat.

PENJELASAN TEKS
Ayat 40, mengatakan bahwa Daud mengambil beberapa batu untuk menjadi
senjatanya. Dia mempersiapkan lima batu dengan iman bahwa Tuhanlah
yang akan berperang bagi dia. Dia tidak menyerahkan kepada Tuhan dan
tidak melakukan apa-apa sebagai persiapan. Dia memilih lima batu. Jika
yang pertama gagal, masih ada empat batu yang lain sebagai senjata.
Mempersiapkan diri dan mengandalkan Allah seharusnya berjalan secara
bersama-sama.
Ayat 41-44, ayat-ayat ini mengisahkan dialog Goliat dengan Daud di mana
kalimat sangat indah dari Daud dicatat. Daud mengatakan bahwa dia datang
dalam nama Tuhan semesta alam. TUHAN pemimpin ribuan pasukan
malaikat! Inilah pernyataan iman yang sangat besar dari Daud. Dia memiliki
pengakuan iman yang tepat dengan reaksi dan tindakannya. Mengakui
Tuhan sebagai Panglima perang yang memiliki segala kekuatan di surga
berjalan beriring dengan keberanian dia mendatangi Goliat dan menantang
dia. Iman, pengakuan di mulut, dan tindakan dengan utuh menjadi satu di
dalam diri

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Daud. Alkitab mengatakan bahwa Daud tergerak untuk melawan Goliat
karena nama Allahnya dihina oleh raksasa itu. Inilah yang disebut dengan
semangat untuk membela kekudusan Allah. Zeal, atau kegigihan yang
menyala-nyala untuk Tuhan. Kegigihan yang sama juga terdapat pada Yosua
dan Kaleb, para hakim Israel, dan juga Yonatan. Kegigihan ini jugalah yang
membuat Paulus dan para rasul terus memberitakan Injil Tuhan. Di dalam
seluruh Alkitab tercatat orang-orang dengan kegigihan yang seperti itu.
Ayat 45-46, Daud menyatakan kegigihan yang besar untuk nama Tuhannya,
maka seruan-nya pada menjadi proklamasi iman yang membangkitkan
semangat seluruh orang Israel. Bagaimana dengan Saul? Pada saat Saul
mementingkan dirinya sendiri, maka kegigihan untuk Tuhan menjadi habis
sama sekali. Dan di mana kegigihan untuk Tuhan hilang, di situ inspirasi
berhenti. Saul tidak lagi mampu menginspirasi orang Israel. Kegigihan
memperjuangkan kesucian Allah dan ketulusan untuk mengasihi umat
Tuhan, itulah yang membuat seorang raja menjadi agung.
Ayat 47, menyatakan mengenai keagungan karakter Daud. Apa yang dia
perjuangkan hanya untuk membuktikan satu hal, yaitu supaya segenap jemaah
tahu bahwa Tuhan yang menyelamatkan bukan dengan atau karena senjata
manusia. Dia tidak bertarung untuk membuktikan diri. Dia tidak merasa perlu
mengalami pembuktian yang menunjukkan pencapaian-nya di mata seluruh
umat Tuhan. Dia tidak sedang memamerkan kemampuan guna menunjang
prestasinya.
Ayat 48-54, menyatakan mengenai Daud yang hanya menginginkan seluruh
orang tahu bahwa Tuhanlah yang menolongnya. Itulah kerinduan-nya yang
begitu besar. Maka Tuhan menyertai Daud. Daud maju dan membunuh
orang Filistin itu dengan cara yang sangat tidak biasa di dalam peperangan.
Daud membunuh Goliat tanpa pedang di tangan. Daud mengimani bahwa
Tuhan yang menyelamatkan bukan dengan atau karena senjata manusia dan
membuktikannya di dalam tindakan.
Ayat 54-58, Daud melengkapi kemenangannya dengan membawa kepada
Goliat ke Yerusalem, untuk menjadikannya kengerian bagi orang-orang
Yesus, yang menjaga benteng pertahanan Sion. Kemudian bagian ini juga
menjelaskan tentang Saul yang telah melupakan Daud, karena mengidap
tekanan jiwa dan gangguan pikiran, sehingga tidak terpikirkan olehnya kalau
sang pemusik-nya cukup memiliki keberanian untuk menjadi pahlawan-nya.
Oleh karena itu, seolah-olah belum pernah bertemu sebelumnya, dia
bertanya

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
anak siapakah Daud? Abner juga tidak mengenalnya, tetapi membawanya
kepada Saul, dan menjelaskan siapa Daud. Dengan demikian Daud
diperkenalkan kepada istana dengan keuntungan yang jauh lebih besar
daripada sebelumnya, dan dalam semuanya itu ia mengakui tangan Allah-lah
yang telah menolongnya dan memberikannya kemenangan.

PENERAPAN
1. Andalkan Tuhan dan Tuhan akan menyertai dan menolong kita . Ini
adalah faktor terpenting dan terutama atas kemenangan Daud sebab
percuma kita memiliki keberanian, keyakinan yang kokoh dan
kemampuan namun kita tidak mengandalkan Tuhan. Daud sadar betul
Tuhanlah satu-satunya tempatnya berharap dan memberikan
kemenangan. Sehingga berulang kali Daud menegaskan bahwa Dia
sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Ketahuilah keberhasilan yang kita
raih berasal dari pada Tuhan, sebelum berperang, selama berperang
bahkan setelah kemenangan pun nama Tuhan saja yang ditinggikan,
segalanya dikembalikan untuk hormat kemuliaan Tuhan. Jangan bangga
dengan kemampuan diri sendiri, sebab terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri (Yeremia 17:5).
Andalkan Tuhan dalam segala perkara, milikilah keberanian yang dari
Tuhan, berpegang pada keyakinan dan tak tergoyahkan dan melatih diri,
kembangkan kemampuan yang kita miliki maka kita akan memperoleh
kemenangan, melakukan perkara-perkara besar bersama dengan Tuhan.
2. Berlatih dan Mempersiapkan Diri. Daud yang maju ke medan
pertempuran bukanlah orang yang tidak bisa apa-apa, Daud yang dipakai
Tuhan bukanlah orang yang hanya bermalas-malasan kemudian dilawat
Tuhan, melainkan Daud mempunyai kemampuan dan
mengembangkannya. Daud bekerja keras dan mempersiapkan dirinya
dengan baik. Ketika dirinya diragukan Saul, Daud berkata dia biasa
menghadapi beruang dan singa. Demikian juga kita sebagai umat Tuhan,
orang percaya kita harus terus berlatih dan mempersiapkan diri dengan
rajin Berdoa dan melakukan Firman Tuhan sehingga kita memiliki
kesabaran dan kemampuan serta keberanian menjalani kehidupan
dengan mengandalkan Tuhan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 27 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 3:1-26
TEMA : “BERKAT HIKMAT”

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 27 Agustus tepat kita berada pada hari ke-239, minggu ke-35
bahwa dalam minggu ini focus pelayanan juga diingatkan memberikan
perhatian pada Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-
September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-
Nya” yang didasarkan pada firman Tuhan Amsal 3:1-26, bahwa pembaruan
atas alam harus pula menggunakan hikmat yang benar dari Tuhan.
Jadi tujuan kitab Amsal seperti yang ditegaskan dalam Amsal 1:2-7, untuk
memberi hikmat dan pengertian mengenai pola hidup bijaksana, berpegang
pada kebenaran, jujur, adil dan tulus, sehingga ada bekal bagi mereka yang
belum berpengalaman. Lalu bagaimana pengamsal menulis kitab ini dan
mempersembahkannya pada para pembaca di segala zaman? Pada dasarnya
Pengamsal adalah pengamat kehidupan. Ia mengamati kehidupan praktis
sehari-hari. Ia tidak mulai dari teori yang tinggi-tinggi namun dari cara hidup
orang setiap hari. Ia menemukan ada yang tidak bijaksana dalam hidup.
Mereka hidup, tapi penuh dengan sikap sia-sia yang nantinya akan berujung
pada kesia-siaan. Untuk memperoleh hidup yang penuh makna maka orang
harus memiliki hikmat yang bersumber dari Tuhan. Berikut catatan renungan
dari Amsal 3:1-26

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah
hatimu memelihara perintahku
Bagian ini dimulai dengan seruan kepada anak untuk memperhatikan ajaran
dan perintah bapanya. Kita telah membicarakan pentingnya ajaran dan
perintah bapa . Apa yang menjadi sumber ajaran maupun perintah bapa?
Apakah berbeda dari hukum yang ada pada "Pentateuk" ? Anggapan kita
bahwa ajaran maupun perintah yang bapa inginkan supaya anak menaatinya
berasal dari pengajaran orang tua yang bergantung pada hukum pentateuk.
Hukum-hukum ini tidak boleh dilupakan, dalam arti lain mengingatnya, dan
mengingat segala sesuatu dari PL berarti lebih dari pada sekedar ingatan secara
sadar. Mengingat, atau tidak melupakan berarti juga menaati. Ketaatan anak

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
lebih dari masalah yang dangkal seperti pada ayat di atas kolom kedua, di
mana di hatinya-lah berdiri inti kepribadiannya yang melindungi perintah.
Melindungi berarti mengamati perintah-perintah yang telah tertanam dalam
hati anak.
Ayat 2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan
ditambahkannya kepada-mu. Motivasi atas ketaatan dapat dalam bentuk upah
/ hadiah. Menaati perintah akan menyebabkan umur yang panjang. Perintah-
perintah tersebut adalah bagian kecil pedoman hidup yang sehat. Semua hal
akan seimbang, bagi orang-orang yang mengikuti jalan hidup Tuhan seperti yang
diajarkan oleh bapa yang bijak akan hidup lebih lama daripada orang-orang
yang berlagak mengikutinya. Namun hal ini lebih dari sekedar umur panjang
yang diperlihatkan di sini. Hidup yang panjang dengan penuh penderitaan atau
perjuangan bukanlah sesuatu hal yang menjadi upah. Bapa menambahkan
kualifikasi bahwa hidup yang panjang dari anak yang taat akan dicirikan
dengan "damai". Damai berarti lebih dari sekadar ketiadaan perjuangan; tetapi
menunjuk kepada keadaan hidup yang berharga dan penuh arti.
Ayat : 3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkan-
lah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, Ayat ini merujuk
kepada peringatan. Bapa terus menuntut untuk hidup dengan kasih dan
setia. Ia meminta anak mengikat kasih dan setia pada lehernya dan
menuliskannya pada loh hatinya. Mungkin pada leher disebutkan di sini
karena ketidaktaatan dapat digambarkan sebagai leher yang keras. Loh hati
adalah ungkapan hukum yang menunjuk kepada internalisasi perintah Tuhan
dalam hidup, jadi bukan hanya tindakan namun juga motivasi yang suci.
Ayat : 4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam
pandangan Allah serta manusia. Ayat ini dapat dimengerti sebagai
konsekuensi ketaatan. Sebagai upah ketaatan, Tuhan dan manusia akan
menghormati orang yang mendapat kasih dan penghargaan.
Orang-orang tersebut akan dihormati dan dicari atas hikmat mereka.
Ayat : 5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu,
maka Ia akan meluruskan jalanmu. Lagi-lagi bapa memperingatkan anak untuk
percaya kepada TUHAN. Percaya kepada TUHAN menyatakan bahwa orang
tidak akan mempercayai kemampuannya sendiri. Orang yang memiliki
pengertian yang kurang akan terbuka terhadap kekuatan dan hikmat Tuhan,
yaitu panduan hidup yang lebih baik. Jika orang tahu Tuhan ada dalam

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
jalannya, orang itu akan tentunya adalah orang yang benar, dan Ia akan
menjaga orang itu agar tetap di jalan yang lurus.
Ayat : 7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan
TUHAN dan jauhilah kejahatan; Dengan kata lain anak tidak diperbolehkan
bergantung pada pengertiannya sendiri. Jika ia berpikir bahwa ia bijak, maka
ia akan mencoba melakukan segala hal dengan kemampuannya sendiri, yang
mana tidak akan cukup. Kebalikan dari hal itu adalah takut akan Tuhan yang
akan mengembalikan anak pada pandangan yang benar dan secara alami
akan menjauhi kejahatan.
Ayat : 8 itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan
tulang- tulangmu. Jika orang-orang takut akan Tuhan, menghindari
kejahatan, dan tidak menganggap diri bijak, maka mereka akan
disembuhkan dan disegarkan. Namun ini bukanlah janji tetapi adalah
kebenaran, segala sesuatu saling menyeimbangkan. Hal ini akan
menciptakan dorongan untuk melakukan hal yang benar.
Ayat : 9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari
segala penghasilan-mu, Orang dapat menunjukkan bahwa mereka
mempunyai kelakuan yang benar terhadap TUHAN, dalam mempercayai dan
takut kepada-Nya, jika mereka bersedia memberikan bagian dari kekayaan
mereka.
Ayat : 10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-
limpah, dan bejana pemerahan-mu akan meluap dengan air buah anggurnya.
Akibat dari menaati peringatan pada ayat 9 akan membuahkan upah pada
ayat 10. Kita harus mencatat bahwa proses bertambahnya kekayaan tidaklah
secara eksplisit, namun kita harus menyadari bahwa Tuhanlah di
belakang kelimpahan itu.
Ayat : 11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan
janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Bapa mengakhiri
dengan peringatan terakhir untuk tidak menolak peringatan TUHAN. Orang
bijak ingin memperbaiki pikiran dan tindakan mereka yang salah, hanya
orang bodoh yang menolaknya. Di sini bapa bertindak sebagai orang bijak
dan menyampaikan didikan Tuhan.
Ayat : 12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti
seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Amsal 3:13-26 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang
memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak,

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
dan hasilnya melebihi emas. 15Ia lebih berharga dari pada permata; apapun
yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.
Amsal 8:11 Karena hikmat lebih berharga daripada permata, apapun yang
diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.
Itu sebabnya pada saat Tuhan bertanya kepada Salomo perihal apa yang Salomo
kehendaki untuk Tuhan berikan kepadanya, maka respon dari pada Salomo
di dalam 1 raja-raja 3, Salomo tidak meminta umur panjang, juga tidak
mengharapkan takhta dan kejayaan/popularitas/reputasi yang luar biasa, ia
tidak meminta kekayaan dan umur panjang tetapi ia berkata “berikanlah
kepadaku

PENERAPAN
Demikianlah, selaku orang percaya kita dipanggil untuk memiliki kehidupan
berhikmat. Dengan hikmat Tuhan kita akan selalu menghargai dan mengisi
kehidupan ini dengan hal-hal yang baik. Apalagi kita sadari kehidupan ini
hanya sementara. Karena hanya sementara maka hargai-lah itu dengan takut
akan Tuhan dan selalu menjadi berkat bagi orang lain. Bukankah ini juga
yang dilakukan Tuhan Yesus bagi kita. Ia menyelamatkan kita dengan darah-
Nya, supaya kita menghargai keselamatan yang dianugerahkan-nya melalui
hidup yang menyenangkan Tuhan dan sesama. Dan secara bersamaan, saat
kita menjalani hidup yang demikian maka kebahagiaan, kesejahteraan,
keberkatan itu akan secara konkrit pula kita alami sekarang, dan esok, kini
dan disini, di tengah hidup berumah tangga, bergereja dan bermasyarakat.
Amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB IBADAH KELUARGA


TEMA : “BERKAT HIKMAT”

Penelahan dibatasi pada 3:1-4


Bagilah 2 kelompok

Kelompok pertama bertugas menelaah ayat (1-2)


(1) Hal-hal apa saja dalam hidup kita yang dapat membuat kita “melupakan
ajaran Tuhan?” (ay 1a)
(2) Hal-hal apa saja dalam hidup kita yang membuat kita dapat “Memelihara

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
perintah Tuhan”? (ay 1b)

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

(3) Berkat seperti apa yang Allah janjikan atas hidup tidak melupakan ajaran
Tuhan dan memelihara perintah Tuhan? (ay 2)

Kelompok dua bertugas menelaah ayat (3-4)


(4) Mengapa “kasih dan setia tidak boleh kita tinggalkan dari hidup kita?
(ay 3a)
(5) Apa fungsi kalung di leher kita? Dan apa fungsi buku tulis? (ay 3b)
(6) Mengapa kasih dan setia mempunyai fungsi yang sama dengan kalung
dan hati sebagai buku tulis yang bertuliskan kasih dan setia?
(7) Bila kasih dan setia seperti kalung dan seperti buku bertuliskan kasih setia
dalam hati, berkat seperti apakah yang dijanjikan Tuhan? (ay 4)

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
KAMIS, 31 AGUSTUS 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN AGUSTUS 2023
PEMBACAAN ALKITAB : YAKOBUS 4:13-17
TEMA : “RENCANA DAN KEHENDAK TUHAN”

LATAR BELAKANG
Hari Kamis 31 Agustus, hari dan minggu terakhir dalam bulan Agustus, kita
ada pada hari ke-243 dalam minggu ke-35 tahun 2023, bulan pertama dari
triwulan ke-3 hendak kita akhiri, berikan perhatian juga pada pelayanan yang
dibangun GKI dengan fokus Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-
Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta
ciptaan-Nya” di dasarkan pada firman Tuhan Yakobus 4 : 13 – 17 bahwa
mengalir dalam rencana dan kehendak Allah.
Surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di
Alkitab Kristen. Digolongkan ke dalam "surat-surat umum" (bahasa Yunani:
Katholike Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat 1 Petrus, surat 2 Petrus,
dan ketiga surat Yohanes, sejak zaman Eusebius sekitar tahun 260-340
Masehi
Inti dari keseluruhan surat ini adalah menguraikan berbagai pokok
pandangan Kristen seperti misalnya kekayaan dan kemiskinan, godaan,
kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan, ucapan-ucapan mulut,
kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati, hal
menyalahkan orang lain, membual, kesabaran, dan doa.
Surat ini juga menekankan bahwa dalam menjalankan agama Kristen, iman
harus disertai perbuatan.
Penulis Kitab Yakobus adalah sebuah nama yang sangat biasa di
kalangan orang Yahudi, tetapi Yakobus yang diperkenalkan dalam Yakobus
1:1 bukanlah orang yang sembarangan. Dalam Perjanjian Baru beberapa kali
sempat muncul nama Yakobus, tetapi Yakobus ayah rasul Yudas dan
Rasul Yakobus bin Zebedeus bukanlah orang-orang yang menulis surat
Yakobus.[2] Banyak bukti menunjuk kepada Yakobus, saudara laki-
laki Yesus Kristus sebagai penulisnya, yang pernah bertemu secara khusus
dengan Yesus setelah kebangkitan dan mempunyai peran penting di antara
murid-murid meskipun tidak termasuk keduabelas murid. (Matius 13:55; Kisah
Para Rasul 21:15-25; 1 Korintus 15:7; Galatia 1:19; Galatia 2:9) Penulis sendiri hanya
mencantumkan keterangan dirinya sebagai “hamba Allah dan Tuhan Yesus
Kristus,” (Yakobus 1:1) seperti Yudas yang memulai suratnya dengan menyebut

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

dirinya “hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus.” ( Yudas 1:1) Lagipula,
kalimat pembuka surat Yakobus ini berisi kata: "Salam!" seperti surat mengenai
sunat yang dikirimkan dari Yerusalem, di mana Yakobus, saudara Yesus,
berperan penting dalam persidangan yang dihadiri “rasul-rasul dan penatua-
penatua beserta seluruh jemaat” di Yerusalem ( Kisah Para Rasul 15:13,22,23).
Hal ini diakui oleh bapa-bapa gereja mula-mula dari surat-surat mereka.
Waktu Penulisan : Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum tahun 62
Masehi, karena Yakobus meninggal pada tahun itu. Robinson meyakini surat
ini ditulis pada tahun 47-48 M.
Menjadi orang kristen itu bisa dikatakan membingungkan. Jika kita membuat
sebuah perencanaan, bahkan perencanaan itu sudah matang dan tinggal
dikerjakan, apakah semua itu sungguh-sungguh kehendak Tuhan? Tetapi jika
kita diam saja, tanpa membuat perencanaan sama sekali, apakah kita tidak
memiliki hikmat untuk membuat kebaikan yang akan menolong hidup kita?
Padahal, biasanya di awal tahun baru, kita selalu ingin membuat
perencanaan bagi hidup kita, minimal untuk tahun yang akan segera
dilewati. Yakobus, seorang gembala sidang di gereja Yerusalem memberikan
nasehat praktis bagi jemaat-nya melalui surat yang ditulisnya sebelum ia
meninggal dunia sebagai martir. Pada perikop yang berjudul "Jangan
melupakan Tuhan dalam perencanaan" memaparkan beberapa prinsip rohani
dalam membuat perencanaan dalam hidup manusia.

PENJELASAN TEKS
Ayat (13-14) Pada ayat ini dengan jelas penulis memberikan contoh yang
dapat di rangkum dalam beberapa kata : waktu (hari ini atau besok,
setahun), tempat (di kota anu), tujuan (berdagang) dan hasil yang
diharapkan (mendapat untung). Dalam membuat perencanaan, faktor-faktor
diatas memang sangat diperlukan, tetapi seolah-olah manusia tahu bahwa
dia dapat mengusahakan sesuatu jika dia mampu melakukannya tanpa
mengingat sedikit pun pada Pencipta-Nya yang memberikan hikmat
kepadanya untuk memikirkan hal yang baik. Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia dan hatinya jauh dari Tuhan, diberkati orang yang
mengandalkan Tuhan. (Yeremia 17:5, 7).
Ayat (15) Yakobus, dalam terjemahan lain mengajarkan bagaimana kita
harus membuat perencanaan dalam hidup dengan mengatakan "Jika Tuhan
menghendaki, dan jika kita masih hidup, saya akan melakukan hal ini dan
itu."

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Kata-kata ini tidak boleh diartikan bahwa kita hanya berpangku tangan saja
tanpa mengerjakan atau merencanakan sesuatu. Kata "akan" merupakan
kata yang mengacu pada sesuatu yang akan datang atau dalam konteks ini
perencanaan.
Ayat (16) Ketika manusia sudah berada pada puncak kesuksesan-nya, ia
cenderung menganggap segala sesuatu itu mudah di dapat dan mudah di
kerjakan. Apalagi hidup yang bergelimang harta, lebih mudah untuk
membuat perencanaan-perencanaan yang besar dan sangat menguntungkan
bagi-nya. Bukan hanya dalam hal duniawi, dalam hal rohani pun manusia
dapat dengan mudah membuat rencana jika ada sokongan materi yang kuat.
Ayat (17) Di akhir perikop ini, Yakobus menegaskan bahwa berdosa orang
yang tahu bagaimana harus berbuat baik, tetapi tidak melakukannya. Jika kita
tahu sesuatu yang baik yang harus kita kerjakan, maka kita harus
mengerjakannya dengan tulus dan tidak menghindarinya. Perduli dengan
semua disekeliling kita, bahkan merencanakan dan melakukan segala yang baik
di hadapan Tuhan dengan tulus, bukan membiarkan atau menghindarinya,
karena jika demikian kita akan berdosa.

PENERAPAN
Ada Beberapa hal yang perlu kita renungkan dalam bagian ini berkaitan
dengan tema kita Rencana Dan Kehendak Tuhan adalah ?
1) Jangan mengandalkan kemampuan sendiri Ayat 13-14: Sebagai orang
percaya, kita perlu mengikutsertakan Yesus dalam membuat
perencanaan bagi hidup kita, karena Dialah yang memiliki hidup ini.
Yakobus menanyakan "apakah arti hidup kita? Hidup ini seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap (14)." Dengan kata lain Yakobus ingin
mengatakan bahwa hidup ini sangat singkat, dan kita tidak tahu atau
tidak bisa memprediksi kapan akhir hidup tiap-tiap orang, ini adalah
rahasia Allah. Oleh sebab itu, dalam setiap perencanaan yang kita buat,
jangan lupa untuk mengikutsertakan Yesus sebagai Allah kita, agar
rencana yang kita buat berkenan bagi-Nya.
2) Berserah pada kehendak Tuhan (15) Penekanan Yakobus disini adalah
penyerahan total hidup kita pada kehendak Tuhan selama kita masih
memiliki kesempatan untuk hidup. Dalam pengertian lain, kita harus
mengisi hidup kita dengan sesuatu yang dikehendaki Tuhan, bukan
mengikuti keinginan kita sendiri

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

3) Jangan congkak Ayat A16 Tetapi Yakobus mengingatkan, jangan


bermegah dalam kecongkakan. Semua kemegahan yang membawa
manusia menjadi sombong adalah salah. Membuat perencanaan yang
baik memerlukan kerendahan hati di hadapan Tuhan, karena kita adalah
hamba-Nya yang merencanakan segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia
ini untuk mensukseskan rencana-Nya yang kekal bagi hidup kita.
4) Peduli Ayat 17 Dalam melalui hari-hari, sangat baik membuat
perencanaan yang akan menolong hidup kita lebih terarah dan teratur.
Tetapi jangan melupakan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh
Yakobus kepada kita untuk : tidak mengandalkan kemampuan sendiri,
berserah pada kehendak Tuhan, jangan congkak dan perduli pada
pekerjaan baik. Tuhan Yesus memberkati.

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023


“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”

BULAN KE-9 : SEPTEMBER 2023


MINGGU, 03 SEPTEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 14:25-35
TEMA : “ORANG BERIMAN DI DALAM MENGIKUT
YESUS HARUS MEMILIKI KOMITMEN”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 3 September hari ini tepat kita berada pada hari ke-246, minggu
ke-36 dalam tahun 2023 sebagai bulan ke-2 dalam triwulan ke-3, bulan
September. Focus pelayanan yang menjadi perhatian adalah Pembaharuan
GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan
Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” di dasarkan pada firman Tuhan
Lukas 14 : 25 – 35 bahwa komitmen sangat diperlukan dalam mengikut
Yesus. Orang beriman di dalam mengikut Yesus harus memiliki komitmen
untuk tetap setia dan bersedia menghadapi tantangan yang berat di dalam
kehidupannya. Bila membaca kitab Injil Lukas, maka Kitab Injil Lukas ditulis
sekitar tahun 60 sebelum masehi oleh Lukas yang diduga adalah seorang
Yunani yang bekerja sebagai seorang dokter atau tabib dan ia merupakan
seorang kawan atau rekan sekerja Paulus. Kitab injil Lukas dialamatkan
kepada Teofilus yang agung, yaitu seorang kafir yang masuk Kristen karena
telah menerima berita Injil. Penekanan utama Injil Lukas adalah Yesus Kristus
sebagai anak manusia.
Secara khusus Injil Lukas 14:25-35 menunjukkan bahwa ketika Yesus sedang
dalam perjalanan ke Yerusalem (band Lukas 13:1) banyak orang mengikuti-
Nya. Yesus menunjukkan bahwa di dalam mengikuti-Nya bukan suatu
perkara mudah atau hanya datang mendengar pengajaran dan pergi begitu
saja. Namun yang dibutuhkan adalah suatu komitmen untuk tetap setia
memberitakan Injil dan tidak seperti mereka yang berdalil atau beralasan di
dalam soal iman mereka (band 14:15-24)

PENJELASAN TEKS
Ayat 15-27: Harus memiliki komitmen Di Dalam Mengikut Yesus
Bagian ini memberi ketegasan bahwa hal yang penting bagi seorang pengikut
Yesus adalah harus ada komitmen. Hal ini dimulai dengan ayat 15 yang
menunjukkan bahwa ketika Yesus dalam perjalanan menuju Yerusalem,

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
banyak orang yang

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
datang untuk mengikuti-Nya. Tentu setiap orang yang datang mengikut Yesus
memiliki tujuannya masing – masing. Ada yang hanya datang sekedar untuk
mendengar ajaran Yesus, ada yang mungkin tertarik untuk mengikut Yesus
karena ada cerita tentang mujizat yang Yesus lakukan, bahkan mungkin ada
yang ingin datang untuk berdebat dengan Yesus seperti kaum Farisi dan Para
Imam Yahudi. Pada dasarnya ada berbagai alasan. Namun, menurut Yesus
kedatangan mereka itu terlihat bukan terlahir dari suatu keputusan yang sungguh
untuk mengikuti-Nya. Di dalam ayat 26, Yesus menyatakan bahwa di dalam
mengikuti-Nya, harus memiliki kerelaan untuk melepaskan hal yang bersifat
pribadi dan tidak membawa kepentingan pribadi dan keluarga di dalam
pekerjaan pelayanan. Hal ini terlihat jelas di dalam ungkapan Yesus di ayat 26:
Jikalau seorang datang kepada-Ku.., ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Yesus
menggambarkan bahwa pekerjaan pelayanan itu adalah suatu pekerjaan yang
berat, karena membutuhkan pengorbanan. Itu artinya mengikuti Yesus, harus
benar – benar siap untuk melalui jalan salib, yaitu jalan penderitaan, rela
berkorban dan tidak mencari kepentingan sendiri. Seperti terlihat pada ayat 27
yang menyatakan: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, Ia
tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Ayat 28-35: Tuhan Memakai Orang Yang Siap Sedia Untuk Menjadi Murid-Nya
Pada dasarnya Tuhan memakai orang yang siap sedia untuk menjadi murid-
Nya. Hal ini digambarkan di dalam tiga bentuk perumpamaan yang diberikan
oleh Yesus: Pertama, Di dalam membangun menara dibutuhkan perencanaan
yang matang, sehingga tidak gagal di dalam membangun dan diejek oleh
orang melihatnya, seperti yang tersirat pada ayat 28-30. Itu artinya Yesus di
dalam pemberitaan Injil-Nya menggunakan orang–orang yang bersungguh–
sungguh mengikuti-Nya, sehingga pemberitaan Injil tidak gagal. Yesus tidak
menggunakan orang yang tidak siap sedia untuk menjadi alat kesaksian-Nya.
Kedua, ayat 31-33 perumpamaan Yesus ini memberi penekanan pada aspek
pertimbangan, yang terlukis dengan kata Yesus: Atau raja manakah yang kalau
mau pergi perang melawanraja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan,....., tidak dapat menjadi murid-Ku. Pada kedua ayat-
ayat ini memberikan gambaran yang jelas bahwa Tuhan mempertimbangkan
siapa yang layak untuk pekerjaan pelayanan-Nya. Oleh karena tidak mungkin
menggunakan orang yang masih menaruh kepentingan pribadi-Nya di atas
kepentingan pelayanan. Bagi Yesus orang seperti itu tidak layak menjadi
pengikut atau murid-Nya. Ketiga, ayat 34-35 Yesus memberikan
perumpamaan tentang garam yang menjadi tawar, yang tidak lagi memiliki
nilai apa – apa atau dengan kata lain sudah tidak berfungsi sama sekali.
Tentu orang akan membuangnya karena sudah tidak berguna. Seperti
pernyataan
21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Yesus: Garam memang baik, tetapi jika.........., dan orang membuangnya saja.
Itu berarti Hidup pelayanan orang percaya itu harus memiliki arti, tidak
hanya sekedar mengikuti Yesus namun harus berguna atau bermanfaat bagi
pemberitaan Injil. Sebab bila tidak setia maka Tuhan tidak akan
menggunakan lagi bagi pekerjaan pelayanan atau pemberitaan Injil. Yesus
mengakhiri dengan suatu seruan yaitu siapa mempunyai telinga, hendaklah ia
mendengar.

PENERAPAN
Orang beriman di dalam mengikuti Yesus harus memiliki komitmen untuk
tetap setia, berusaha untuk tidak mencampuradukkan urusan pribadi dan
keluarga dengan pekerjaan pelayanan. Terkadang sulit untuk memisahkan
antara urusan pribadi dan keluarga dengan pelayanan. Banyak di antara kita
terjebak untuk lebih memikirkan kepentingan keluarga kita atau pribadi kita
di banding dengan pelayanan. Yesus menginginkan para pengikut atau
murid- Nya untuk benar–benar setia di dalam pelayanan. Tidak boleh
mencari kepentingan diri sendiri, kelompok dan keluarga di dalam pelayanan.
Pelayanan pemberitaan Injil itu akan melalui jalan salib, yaitu jalan
penderitaan, penyangkalan diri dan rela berkorban. Yesus tahu bahwa kita
manusia memiliki keterbatasan di dalam melayani. Namun dibutuhkan
komitmen atau kesungguhan untuk mengikuti Yesus. Ego kita sebagai
manusia harus diturunkan dan jalan seorang hamba yang setia kepada
Tuhan itu yang harus diambil. Ini nilai penting di dalam kehidupan
kekristenan kita.
Mesti kita pahami bahwa orang yang setia di dalam pekerjaan pelayanan itu
akan dipakai oleh Yesus secara luar biasa, Yesus menginginkan kita orang
percaya membuka diri untuk dibentuk dan dipakai Yesus bagi pekerjaan
pelayanan-Nya. Yesus akan memberi berkat bagi yang setia.
Sesungguhnya Yesus telah mempertimbangkan siapa pengikut atu murid
yang layak untuk digunakan bagi pekerjaan pelayanan-Nya. Sangat penting
bagi kita untuk menyadari bahwa barangsiapa yang tidak setia bagi
pekerjaan pelayanan tidak akan layak untuk pekerjaan pelayanan-Nya dan
ibarat garam yang tawar tidak akan digunakan oleh Tuhan untuk pekerjaan
pelayanan-Nya se-pintar atau sehebat apapun orang tersebut. Yesus hanya
menggunakan setiap orang yang memiliki kerendahan hati dan kepekaan di
dalam melayani. Tuhan Yesus berkati setiap orang beriman yang
berkomitmen mengikuti Yesus di dalam melayani.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 10 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 16:1-
9
TEMA : “PILIHAN HIDUP BERIMAN
YANG BERTANGGUNGJAWAB”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 10 September, hari ini kita sudah ada pada hari ke-253, minggu
ke-37 dalam tahun 2023, terus-menerus kita diingatkan tentang fokus
pelayanan Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September
2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” yang
akan diterangi oelh firman Tuhan Lukas 16:1–9 dimanapun kita tanggung
jawab diperlukan untuk apapun yang dipercayakan.
Di dalam kehidupan orang beriman salah satu hal penting yaitu harus
memberikan pilihan hidup yang tepat, yaitu hidup yang bertanggung jawab.
Setiap orang beriman harus menyadari bahwa ada tanggung jawab yang
diberikan oleh Tuhan yaitu supaya mempergunakan hidupnya ataupun milik
kepunyaannya (hartanya) untuk melakukan pemberitaan injil Kristus di
tengah
– tengah dunia ini.
Di dalam keterkaitan-nya dengan tujuan utama dari injil Lukas yang
menyatakan Yesus sebagai anak manusia maka injil Lukas menggambarkan
bagaimana manusia Yesus itu bertindak di dalam pekerjaan pelayanannya
yang bertujuan agar orang – orang berdosa juga diselamatkan. Seperti
alamat Injil Lukas yaitu kepada seorang kafir yang bernama Theofilus masuk
Kristen karena pemberitaan Injil Yesus Kristus. Injil Lukas yang ditulis pada
tahun 60 Masehi menggambarkan secara detail kepada orang percaya bahwa
pentingnya pelayanan Yesus bagi semua orang. Hal ini juga terlihat di dalam
pembacaan Injil Lukas 16:1-9 berisikan perumpamaan dari Yesus yang
merupakan suatu pengajaran khusus bagi para murid-Nya. Murid – murid
Yesus diharapkan dapat belajar dari sikap seorang bendahara yang tidak jujur.

PENJELASAN TEKS
Ada hal menarik di dalam perumpamaan Yesus di dalam teks Injil Lukas
16:1-9 yang memberikan suatu pengajaran iman untuk belajar dari seorang
bendahara yang tidak jujur. Tentu para murid Yesus sebagai tujuan utama
dari pengajaran perumpamaan ini, namun kita juga sebagai orang percaya
masa kini akan merasa aneh mengapa Yesus menggunakan contoh sikap

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
etika seseorang yang negatif yang tidak memiliki kejujuran, yang
sebenarnya

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
sebagai murid ataupun orang percaya tidak boleh ditiru. Tapi mesti dipahami
bahwa Yesus juga di dalam perumpamaan-Nya yang menggunakan figur
yang dianggap kelakuannya tidak etis dan seharusnya tidak perlu ditiru,
seperti Hakim yang tak benar (Lukas 18:1-8). Namun sesungguhnya di dalam
teks Injil Lukas 16:1-9 tentang perumpamaan Yesus yang khusus ditujukan
kepada para murid-Nya ada dua pokok pengajaran, yaitu:
Ayat 1-7 Hidup beriman yang bertanggung jawab
Bila memahami ayat 1- 7 dari teks Lukas 16 ini ada hal menarik yang Yesus
hendak ajarkan kepada para murid-Nya yaitu sikap hidup bertanggung jawab
dan memiliki pikiran yang matang tentang apa yang akan terjadi di masa
depan. Pada ayat 1 Yesus menceritakan bahwa ada seorang kaya yang
memiliki bendahara yang dituduh menghamburkan uang majikannya. Lalu
pada ayat 2 dikisahkan bagaimana Bendahara itu dipanggil untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan ia dipecat. Namun di sini ada
hal yang menarik yang ditunjukkan pada ayat 3 bahwa bendahara itu berpikir
di dalam hati bahwa ia tidak memiliki keahlian apapun selain hanya menjadi
bendahara. Ia berpikir punya keahlian mencangkul, dan bila mengemis pasti
malu. Iya berpikir bahwa hanya ada satu cara supaya ia bisa memiliki hari
esok yang baik dan ada diantara orang yang berhutang bisa menampungnya
ketika ia dipecat yaitu dengan cara memanggil semua orang yang pernah
berhutang pada tuannya, yaitu ia menanyakan berapa hutang mereka (ayat
4- 5), orang pertama berhutang 100 tempayan minyak, ia memberi surat
hutang kepada orang tersebut, namun ia menyuruh menurunkan hutang
orang tersebut menjadi 50 tempayan saja (ayat 6). Dan untuk orang kedua
yang berhutang seratus pikul gandum, diberi surat hutang namun dipotong
20 pikul gandum, sehingga orang tersebut hanya menulis di surat hutangnya
adalah 80 pikul gandum. Ini hal yang menarik karena bendahara ini
membuat suatu strategi bahwa di dalam keadaan ketika ia sudah tidak
menjabat seorang bendahara lagi. Orang – orang ini akan memberi
tumpangan baginya karena ia pernah menolong atau berjasa bagi mereka.
Harus dipahami pada perumpamaan ini Yesus tidak bermaksud bahwa orang
percaya atau para murid-Nya di dorong untuk mengikuti tindakan bendahara
yang tidak jujur ini. Yesus sangat menolak nilai ketidakjujuran, namun hal
penting yang diberikan dari sikap bendahara ini adalah ada sikap
bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dan ia memiliki pemikiran
strategi tentang masa depannya. Teks ini memberi petunjuk dari Yesus
bahwa orang percaya atau para murid- Nya harus memiliki sikap hidup
bertanggung jawab.

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Selain itu ayat 1-7 ini juga menunjukkan suatu sikap Yesus bahwa ia tidak
menyatakan bahwa memperoleh uang atau kekayaan itu sesuatu yang salah.
Tidak ada yang salah. Menjadi murid Yesus harus sadar bahwa uang atau
kekayaan itu dapat menolong pekabaran Injil. Namun hal yang penting
adalah harus dipergunakan secara bertanggung jawab, pelayanan yang
dilakukan orang percaya juga harus dipertanggungjawabkan, dan harus
bersikap strategis untuk pelayanan di masa depan.
Ayat 8-9 Kehidupan Orang Beriman harus memberikan pilihan
Pada bagian ini ada hal yang menarik yang dikatakan di dalam
perumpamaan ini (ayat 8a) bahwa tuannya memuji bendahara yang tidak
jujur sebagai orang cerdik karena berpikir strategis untuk masa depannya. Di
dalam mengakhiri perumpamaan ini Yesus pada ayat 8b memberikan suatu
pernyataan atau statemen bahwa ternyata anak – anak dunia, di dalam hal
ini bukan para murid Yesus atau orang percaya jauh lebih cerdik di dalam
melihat masa depannya dibanding dengan anak – anak terang. Pernyataan
Yesus ini memberikan suatu dorongan bagi para murid-Nya atau orang
beriman supaya harus memberikan pilihan yang strategis di dalam pelayanan
dan tidak boleh kurang cerdik dari anak – anak dunia/orang yang tidak
percaya Yesus. Itulah mengapa Yesus pada ayat 9 memberikan penegasan
kepada para murid-Nya bahwa: Ikatlah persahabatan dengan
mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak
dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” Melalui
penegasan Yesus ini menyatakan bahwa kadang Mamon atau harta
benda/kekayaan yang dibayangkan sebagai oknum yang jahat (band Matius
6:24) itu dapat dipergunakan untuk pelayanan pekabaran injil. Namun ada
waktu uang atau harta kekayaan itu tidak lagi dibutuhkan karena itu bukan
tujuan suatu pelayanan injil Kristus, namun pilihan hidup beriman yang
bertanggung jawab untuk mengembangkan Misi keselamatan Allah di dalam
dunia ini, akan menghantar orang percaya untuk memperoleh kehidupan
kekal bersama Allah di dalam Yesus. Itu yang ditandai dengan kata kemah
abadi. Misi Tuhan Yesus harus dijalankan dengan memberikan pilihan iman
yang bertanggung jawab.

PENERAPAN
Melalui teks perumpamaan di dalam Lukas 16:1-9 menolong orang percaya
masa kini untuk memiliki pilihan hidup beriman yang bertanggung jawab.
Orang percaya diharapkan untuk memahami dengan sungguh bahwa hidup-
Nya diberikan oleh Tuhan Yesus untuk memiliki pilihan hidup yaitu harus
memiliki iman yang baik dan bertanggung jawab.

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pilihan itu seperti apa? Seperti pesan Yesus di dalam perumpamaan kepada
para murid-Nya bahwa sebagai seorang beriman harus memilih berpikiran
cerdik atau pandai tapi berhikmat. Artinya cerdik di dalam menjalani hidup,
tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan memiliki kemampuan untuk
menjawab tantangan yang akan datang dengan tepat atau strategis. Seperti
bendahara tersebut maka orang percaya tidak boleh hanya pasrah dengan
keadaan lalu menyatakan bahwa ah itu sudah nasib jadi kalau tidak berhasil,
gagal di dalam hidup, pekerjaan amburadul, hidup rumah tangga tidak
harmonis, pelayanan di jemaat statis atau tidak mengalami persoalan lalu
duduk diam dan menerima sebagai suatu bagian dari nasib. Ini pemikiran
yang keliru, ada hikmat Tuhan yaitu memiliki kesanggupan untuk dapat
memecahkan persoalan hidup dan masa depan. Seperti sikap bendahara
yang tidak pasrah dengan nasib, namun dia mencari jalan keluar yang
strategis untuk masa depannya. Maka orang percaya-pun harus demikian.
Tidak boleh lemah di dalam iman. Hidup harus dipertanggungjawabkan
kepada Tuhan.
Bila berhasil di dalam melewati badai kehidupan, maka Tuhan juga akan
memuji kita sebagai orang yang cerdik tapi berhikmat. Ada hal lain yang juga
di dalam hidup ini yang harus dipahami secara baik oleh orang percaya
Mamon atau uang/harta kekayaan yang selalu dianggap sebagai kuasa jahat
yang akan menguasai manusia, itu sebenarnya tidaklah benar.
Mengapa karena uang atau harta kekayaan bila dipergunakan secara baik
untuk menolong orang yang membutuhkan, pelayanan kemanusiaan atau
pekabaran injil, maka akan bernilai positif seperti pada ayat 9 katakan.
Namun hal yang mesti dipahami hidup orang percaya tidak boleh
sepenuhnya bergantung pada kekuatan mamon sehingga menjadi buta dan
memiliki nafsu hanya mengejar mamon seperti banyak contoh kita dapati
banyak orang yang berambisi memperoleh uang atau harta kekayaan namun
tidak memiliki kebahagiaan bahkan berubah menjadi jahat dan menyebabkan
banyak orang menderita. Hal yang Tuhan Yesus inginkan adalah uang itu
berguna bagi pelayanan, namun tidak sepenuh pelayanan pekabaran injil
bergantung pada uang. Sebab hal yang pokok adalah keselamatan yang
berasal dari Tuhan itu sendiri yang lebih utama bagi kehidupan orang
percaya. Maka hal yang paling penting bagi orang percaya adalah berilah
pilihan iman yang bertanggung jawab seperti yang Yesus kehendaki.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 17 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 15:1-
13
TEMA : “SALING MENOPANG DALAM PERBEDAAN”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 17 September, kita sudah masuki hari ke-260, minggu ke-38
dalam tahun 2023, sebagai persekutuan GKI sudah menentukan arah
pelayanan untuk triwulan ke-3, yaitu fokus pada Pembaharuan GKI pada
Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta
atas alam semesta ciptaan-Nya”, yang akan menerangi oleh firman Tuhan
dari Roma 15:1-13 bahwa kita harus saling menopang, meskipun dalam hal
tertentu kita berbeda.
Dalam sebuah Tim Tari Papua, memiliki banyak instrumen dan banyak
bagian yang berbeda, Yaitu (1) Tim Tari, ada laki dan perempuan dengan
perannya masing – masing, (2) Tim Musik, ada yang tiup tabura, main gitar,
ukulele, toki tifa, dsb, dan (3) tim penyanyi, ada beberapa orang dengan
warna suara dan pembagian suara yang berbeda. Mereka juga memiliki
kemampuan menyerap materi yang berbeda, ada yang cepat dan ada yang
lambat. Tetapi mereka harus memiliki kesatuan sentral untuk hasil yang baik
dan harmonis antara penari, pemusik dan penyanyi. Untuk hasil akhir yang
baik, mereka harus memiliki kesatuan hati mencapai tujuan dengan saling
mendukung satu sama lainnya, supaya pada akhirnya mencapai tujuan
bersama.
Dalam Roma 15, Paulus berbicara tentang gereja Tuhan yang adalah umat
yang berlatar belakang budaya yang berbeda, karakter yang berbeda,
bahkan kemampuan yang berbeda, tetapi menjadi satu kesatuan yang harmonis
dalam kehidupan bergereja dengan kuncinya yaitu yang kuat menolong yang
lemah untuk kemuliaan nama Tuhan.
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus dalam perjalanannya ke Yerusalem
(15:25) kepada jemaat yang belum dikenalnya, baik kepada orang Yahudi
(2:17; 4:1) dan untuk orang bukan Yahudi (11:13). Oleh karena itu surat
Roma ini lebih bersifat objektif, karena tidak banyak dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi jemaat. Maksud dan tujuan surat ini, yaitu Papulus memberitahu
rencana mengunjungi mereka dan ada harapan mereka dapat menolong
Paulus dengan memperlancar perjalanan pelayanannya ke Spanyol serta
meminta dukungan doa mereka untuk perjalan-nya ke Yerusalem, di mana ia
akan mendapat bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya.

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Secara khusus dalam pasal 15, mulai terjadi pergeseran dari kata ‘saudara’
menjadi ‘sesama’. Dalam pasal 14 Paulus berbicara tentang hubungan orang
Kristen dengan sesama orang percaya, menggunakan istilah yang paling
sering "saudara" (14:10). Tetapi dalam pasal 15, Paulus mengesampingkan
istilah "saudara" dan sebaliknya menggunakan istilah "sesama" (15:2).
Dengan demikian, Paulus memperluas penerapan ajarannya mengenai kasih
dan kebebasan. Kasih tidak hanya mengharuskan saya berbuat baik kepada
"saudara lelaki" saya, tetapi bahwa saya berbuat baik kepada "sesama" saya,
termasuk musuh saya (lihat Roma 12:17-21; Matius 5:43-48).

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 6 : “ Kristus Sebagai Teladan”.
Ayat 1 & 2 : Menolong yang lemah untuk memuliakan Allah.
Kata yang “kuat” (hoi dunatoi) dipakai mengenai kepahlawanan Daud.
Paulus mengatakan kepada para pembaca Roma, bahwa kekuatan bukan
dipakai untuk menyakiti yang lemah (dengan menghakimi mereka dan
menyebabkan mereka tersandung — pasal 14) tetapi untuk membantu
mereka. Yang kuat harus menanggung kelemahan mereka yang kekurangan
kekuatan. Alih-alih menempatkan yang lemah ke bawah, yang kuat harus
menanggung yang lemah, di area kelemahan mereka. Pelayanan semacam
terjadi jika ada pengorbanan, penolakan terhadap kepentingan pribadi dan
mementingkan diri sendiri. Jika kita ingin "menanggung kelemahan mereka
yang tidak memiliki kekuatan," kita tidak boleh dan tidak dapat
"menyenangkan diri kita sendiri" (15:1). Artinya kelemahan mereka tidak
bisa dipakai untuk mencapai kesenangan diri sendiri.
Petunjuk Paulus untuk menyenangkan orang lain membutuhkan klarifikasi. Yaitu :
(1) menyenangkan orang lain untuk kebaikannya, (2) menyenangkan orang
lain untuk meneguhkannya, dan (3) menyenangkan orang lain supaya Kristus
berkenan atasnya. Menyenangkan sesama kita untuk memuliakan nama Tuhan.
Ayat 3 – 6 : Kristus sebagai Teladan Kebaikan
Paulus mengalihkan perhatian kita pada teladan Tuhan Yesus Kristus. Kristus
yang adalah Anak Allah, tidak mencari kesenangan sendiri, tetapi
mengutamakan orang lain supaya mereka juga menikmati kesenangan yaitu
keselamatan. Rujukan Paulus dalam ayat 3 bersumber dari Mazmur 69 : 10.
Paulus mengutip ayat ini sebab dengan begitu Orang yang kuat
merendahkan diri dan bisa memperoleh ketekunan, penghiburan dan
pengharapan (ayat 4) serta ada kerukunan hidup persekutuan (ayat 5) untuk
memuliakan nama Tuhan (ayat 6).

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 7-12 : “Yahudi dan Non Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan”
Nada ayat 7-12 berubah dari nada ayat 5 dan 6. Dalam ayat 5 dan 6, Paulus
memandang kepada Allah untuk menyediakan ketekunan, dorongan
semangat, dan harapan. Dan tidak ada keraguan dalam pikirannya bahwa
Allah akan menyediakannya. Ayat 7-12 berfokus, sekali lagi, pada orang
Kristen dan tanggung jawabnya untuk percaya dan patuh. "Karenanya" di
awal ayat 7 menunjukkan bahwa nasihat atau petunjuk yang mengikutinya
adalah hasilnya, hasil dari apa yang telah dia katakan. Ini adalah kesimpulan
Paulus, penerapan praktisnya, aplikasi terakhirnya. Ayat 7 kembali ke
masalah menerima sesama yang lebih lemah, yang awalnya diperkenalkan
pada 14:1: "Sekarang terimalah orang yang lemah dalam iman, tetapi tidak
untuk tujuan menghakimi. Dalam pasal 14, penekanannya jatuh pada tujuan-
tujuan yang untuknya kita tidak menerima orang lain. Kita harus menerima
saudara kita yang lebih lemah, tetapi tidak untuk berdebat dengannya
tentang keyakinannya atau untuk menghakimi dia untuk mereka. Kita juga
tidak boleh menerima saudara kita yang lebih lemah, hanya untuk
menyebabkan dia tersandung oleh pelaksanaan kebebasan kita sendiri yang
tidak bertanggung jawab. Dalam Roma 15, Paulus beralih ke tujuan positif
yang untuknya kita harus menerima sesama kita yang lebih lemah. Kita harus
menerima orang lain demi kemuliaan Allah.
Sekali lagi, Kristus adalah teladan kita. Kehidupan dan pelayanan-Nya
memberi kita motivasi dan sarana untuk menerima mereka yang lemah.
Tuhan kita menerima kita, untuk kemuliaan Allah. Tuhan kita menjadi
seorang hamba. Dia adalah seorang hamba bagi orang-orang Yahudi, untuk
meneguhkan janji-janji yang telah Allah berikan kepada para leluhur, para
leluhur (ayat 8). Dia juga seorang hamba bagi orang-orang bukan Israel,
untuk kebaikan kita, dan pada akhirnya untuk kemuliaan Allah, karena belas
kasihan- Nya (ayat 9). Semua ini tidak mengherankan. Keselamatan orang
bukan Israel bukanlah rencana alternatif, yang dituntut oleh
ketidakpercayaan dan pemberontakan Israel terhadap Allah. Ini semua
sesuai dengan rencana dan tujuan Allah, ditentukan dalam kekekalan masa
lalu dan berulang kali diungkapkan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama.
Ayat 9-12 memuat empat kutipan Perjanjian Lama. Dalam ayat 9, Paulus
mengutip dari 2 Samuel 22:50 (diulangi dalam Mazmur 18:49). Ayat 10 berasal
dari Ulangan 32:43; ayat 11 dari Mazmur 117:1; dan ayat 12 dari Yesaya 11:10.
Mengapa empat kutipan? Pertama, Paulus ingin kita memahami bahwa dia tidak
mati-matian menggenggam teks-teks bukti di sini. Tujuan Tuhan agar orang-
orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi bergabung dalam pujian yang
harmonis. Persatuan dan

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
keharmonisan harus menjadi salah satu bukti kasih karunia Allah dalam hidup
kita, hasil dari pekerjaan-Nya di kayu salib Kalvari.
Ayat 13 : “Berkat Yang Meringkaskan Seluruh Surat Roma”
Ayat 13 berisikan kata-kata terakhir Paulus tentang argumen formalnya
dalam Roma. Harapan Paulus adalah bahwa Allah akan mengisi orang
percaya dengan segala sukacita dan segala damai sejahtera. Tidak ada sukacita
atau kedamaian yang tidak datang dari Allah. Dan sukacita dan kedamaian
yang datang dari Allah dialami oleh iman. Jadi, Paulus mengatakan bahwa
kita dipenuhi dengan sukacita dan kedamaian "dalam percaya." Tidak ada
dalam kehidupan Kristen yang berkenan kepada Allah yang bukan karena
iman.

PENERAPAN
1. Kekristenan menjungkirbalikkan pemikiran dunia mengenai yang "kuat"
dan yang "lemah." Dunia berpikir mereka yang kuat harus menggunakan
kekuatan mereka untuk mengambil keuntungan dari yang lemah.
Kerentanan orang lain dipandang sebagai kesempatan bagi yang kuat
untuk mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan yang lemah.
2. Alkitab mengubah pola pikir ini dari dalam ke luar. Ini membutuhkan
pikiran yang berubah mengenai yang kuat dan yang lemah. Mereka yang
kuat memiliki kewajiban kepada yang lemah. Yang lemah bukan menjadi
korban dari yang kuat, tetapi dibantu oleh yang kuat. Pola pikir ini
terbukti dalam Hukum Perjanjian Lama di mana para janda, anak yatim,
dan orang asing diberi pertimbangan, perlindungan, dan manfaat khusus.
Tidak hanya orang- orang tak berdaya ini tidak dimanfaatkan, mereka juga
harus dibantu.
3. Inilah sebabnya mengapa kita harus berjalan dalam kasih dan tidak
membiarkan primodialisme sempit menjadi dasar untuk konflik dan
perselisihan. Jika persatuan dan keharmonisan antara orang Yahudi dan orang
bukan Israel adalah tujuan Tuhan, kehendak Tuhan, kepastian dalam dan
untuk kekekalan, standar dan cita-cita bagi gereja saat ini, maka berjalan
dalam kasih adalah suatu keharusan. Secara khusus, kita tidak berani
menerima orang lain untuk menghakimi mereka atau untuk menyebabkan
mereka tersandung; kita harus menerima orang lain untuk membangunnya
sehingga kita semua dapat, dalam kesatuan dan keharmonisan, memuji
Tuhan sesuai dengan tujuan-Nya dan untuk kemuliaan-Nya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 24 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 1:9-2:7
TEMA : “CINTA YANG MENDUKUNG
DAN MENYEJUKKAN”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 24 September, merupakan minggu terakhir atau minggu ke-4
bulan September, kita sudah memasuki hari ke-267, minggu ke-39 dalam
tahun 2023. Kita akan terus ingat tentang fokus tahun pelayanan untuk
triwulan ke-3 yaitu fokus pada Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-
Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta
ciptaan-Nya” dengan dasar firman Tuhan dari Kidung Agung 1 : 9 – 2 : 7,
bahwa cinta yang menyejukkan akan membangkitkan pembaruan.
Agnesë Gonxhe Bojaxhiu atau yang dika kenal dengan Mother Teresa
berkata “Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal besar, lakukan hal-hal
kecil dengan cinta yang besar. Jika Anda tidak dapat melakukannya dengan
cinta yang besar, lakukan dengan sedikit cinta. Jika Anda tidak bisa
melakukannya dengan sedikit cinta, lakukan saja." Dan “Cinta yang tulus itu
diikuti dengan sikap yang penuh cinta. Seseorang mengatakan mencintai itu
menjadi benar, jika dalam tindakannya juga penuh cinta pada orang yang
dicintai”
Demikian juga Ketika kita mengatakan mencintai tanah kita, maka akan
diikuti dengan sikap cinta yang merawat alam kita. Ketika kita menyatakan
cinta pada Tuhan, maka akan diikuti dengan sikap yang sungguh – sungguh
taat pada kehendak Tuhan karena cinta itu. Jika kita mengatakan mencintai
seseorang maka diikuti dengan sikap penuh cinta.
Kitab Kidung Agung di sebut Shir hashshirim (Kid. 1:1) yang secara harfiah
berarti nyanyian yang melebihi segala nyanyian atau nyanyian di atas segala
nyanyian. Dalam Septuaginta diterjemahkan dengan Asma Asmatoon,
sedangkan dalam vulgate (terjemahan Latin) dipakai kata Canticum
Canticorum. Baik Ibrani, Yunani maupun Latin memakai bentuk ini untuk
menunjukkan satu tingkat yang tertinggi. Bentuk tertinggi (=superlatif)
dipakai beberapa kali dalam Perjanjian Lama, misalnya Ketika Musa disuruh
menguduskan suatu Mezbah untuk kebutuhan imam (Kel 29.37), maka
mezbah itu menjadi yang kudus dari semua yang kudus (Ibr : qodesh

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

qadddashim). Ini cara yang dipakai dalam Bahasa Ibrani untuk mengatakan
bahwa seseorang atau sesuatu melebihi semua yang lain.
Menurut tradisi, Salomo dipandang sebagai penggubah nyanyian – nyanyian
terindah tentang cinta dalam kitab Kidung Agung (Ibr: Shir hashshirim ‘ash
lishelomoh’ (Kid 1:1). Hal ini merujuk pada beberapa ayat dalam kidung
Agung (Kid 1:5; 3:7, 9, 11) dimana ayat – ayat ini memakai kata ganti orang
ketiga tunggal untuk laki – laki yang dihubungkan dengan keterangan
tentang Salomo (Ibr: lishelomo – Kid. 1:1).
Bahan – bahan dalam Kitab Kidung Agung, terlihat berbau seksual dan
sampai erotis, tetapi sebenarnya bahan – bahan ini ditempatkan dalam
konteks umat Israel di zaman sesudah pembuangan dan digunakan untuk
membimbing umat yang terpuruk supaya dapat Kembali menemukan citra diri
secara utuh sebagai ciptaan Allah. Dalam Kidung Agung ada dua hal penting
yang tercatat, yaitu : Harapan di tengah Kehancuran dan manusia baru.

PENJELASAN TEKS
Ayat 9 – 11 : Dukungan Yang Membesarkan Hati
Ayat ini berisikan perumpamaan yang merupakan ungkapan pujian dalam
rasa saling menyayangi, di mana seorang pemuda memuji kekasihnya dan
membayangkan kekasihnya seperti kuda betina (Ibr: Lesusat) Firaun di masa
lampau. Sama seperti Kuda firaun yang didandani dengan gagah untuk
menarik perhatian, demikian daya tarik kekasih si pemuda ini dan hendak
menyatakan bahwa gadis itu benar – benar adalah kekasihnya yang benar –
benar dicintainya.
Dalam bagian ini, Nampak pujian dari laki – laki kepada perempuan
kekasihnya itu tidak hanya pujian tetapi juga Nampak dukungan yang
diberikan bagi kekasihnya, ‘kami akan membuat bagimu perhiasan – perhiasan
emas dengan manik – manik perak’ (ayat 11).
Ayat 12 – 14 : Monolog
Ayat ini adalah sebuah monolog dari gadis ini, sebagai jawaban terhadap apa
yang dikatakan kekasihnya (sang pemuda).
Apa yang diungkapkan dalam ayat – ayat ini adalah sesuatu yang manusiawi
dan alamiah dimana gadis itu mendandani dirinya dengan minyak wangi
pada waktu dan tempat yang tepat. “Sementara raja duduk pada mejanya,
semerbak bau narwastuku” (1:12). Yang dimaksud disini bukan meja kebesaran
raja. Kata sebenarnya berarti bangku atau meja yang rendah di mana orang

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

dapat membaringkan diri atau bersantai. Ini berarti ayat 12 menjelaskan


tentang perjumpaan yang romantis. Dandanan dengan berbagai minyak
wangi seperti narwastu memang terlintas menciptakan gairah bercinta yang
dapat mengarah pada erotis. Namun dalam bagian ini penekanan-nya ada
pada bau wangi yang tercium dapat membangkitkan kemampuan mental
untuk memandang dan memahami atau merasakan keindahan sesuatu atau
kecantikan seseorang.
Sementara pada ayat 13 nampak kesan erotis dimana perempuan
menyatakan kekasihnya bagaikan sebungkus mur yang tersisip diantara buah
dadanya.. sesungguhnya ini menjadi gambaran tentang dada menjadi
tempat menyadarkan kepala di tengah kesedihan, seseorang yang sedih
selalu membutuhkan pelukan dan saat ter-nyaman adalah Ketika ia dipeluk
dan kepalanya berada di dada seseorang. Hal ini memberi gambaran bahwa
si perempuan atau gadis ini akan yang memberi rasa nyaman bagi
kekasihnya.
Ayat 15 – 2:7 : Kedua Kekasih Bersenda gurau
Pada bagian ini, Nampak pujian mereka satu sama lainnya yang benar –
benar menunjukkan kelebihan masing – masing. Nampak bahwa mereka
saling mengatakan bahwa kekasih mereka adalah yang terbaik dari semua yang
ada. Dalam bagian ini ada beberapa hal penting , yaitu (1) mata
digambarkan seperti merpati (ayat 15) untuk menunjukkan bahwa mata
adalah jendela hati untuk menyampaikan pesan cinta. Kadang mulut bisa
menipu tetapi mata tidak dapat menipu. (2) ..’sungguh sejuk
petiduran kita’ (ayat 16,) ini menunjukkan bahwa hubungan
cinta itu harus memberi kesejukan, kenyamanan dan
kedamaian, saling menguatkan, saling menyegarkan (ayat 5), saling
menguatkan (Ayat 6), bukan malah sebaliknya, saling
menghancurkan. (3) Cinta harus dibangun atas dasar yang kuat, tidak
hanya karena kesenangan semata, karena fisik semata, tetapi benar – benar
cinta itu dibangun dan harus dilindungi.

PENERAPAN
1. Cinta adalah anugerah yang diberikan Tuhan bagi setiap orang. Cinta ini
harus dijaga dan dirawat. Rasa cinta seseorang kepada kekasihnya harus
benar – benar ditunjukan dalam sikapnya. Seperti cinta Tuhan yang
nyata dalam hidup manusia. Cinta ditunjukkan dalam Sikap yang nyata
melalui dukungan yang diberikan. Misalnya: seseorang yang mencintai

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
suami atau istrinya, akan memberi dukungan, akan menolong suami
atau istrinya.

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Dukungan anak kepada orang tua, dukungan orang tua kepada anak,
dukungan saudara kepada saudaranya. Dan itu harus Nampak dalam
cara hidup. Dukungan ini yang terpenting adalah perhatian, kepedulian
antara satu dengan lainnya.
2. Saya tidak bisa mengatakan mencintai seseorang tetapi saya
menghancurkan hidupnya. Saya tidak bisa mengatakan saya mencintai
suami atau istri tetapi saya membiarkannya berjalan sendiri bahkan
menghianatinya. Saya tidak bisa mengatakan mencintai orang tua saya
sementara saya mengecewakan-nya. Saya tidak bisa mengatakan saya
mencintai anak saya, ketika saya tidak mempedulikan-nya. Saya tidak
bisa mengatakan saya mencintai alam tetapi saya tidak merawat.
3. Hubungan cinta itu harus memberi kesejukan, kenyamanan dan
kedamaian, saling menguatkan, saling menyegarkan, saling menyejukkan
bukan malah sebaliknya, saling menyakiti dan menghancurkan.
4. Cinta harus mampu menyatukan perbedaan, dengan saling menghormati
dan menghargai setiap perbedaan, seperti laki – laki dan perempuan
yang berbeda namun saling mencintai menepis semua perbedaan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

KERANGKA DISKUSI PAM – PW - PKB

Setiap orang memiliki rasa cinta dihatinya, cinta kepada Tuhan, cinta kepada
sesama dan cinta kepada alam. Rasa cinta ini harus Nampak dalam hidup
melalui sikap, tetapi juga harus berdampak bagi lingkungan dimana kita ada.
1. Apa yang kita mengerti tentang CINTA
2. Apa manfaat cinta dalam hidup kita?
3. Bagaimana supaya cinta itu bisa saling mendukung?
4. Bagaimana posisi cinta ditengah perbedaan?

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SABTU, 30 SEPTEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 18:10-12
TEMA : “TUHAN SUMBER HIDUP DAN KESELAMATAN”

LATAR BELAKANG
Hari Sabtu 30 September adalah hari ke-273 dalam minggu ke-4 akhir dari
bulan September. Sekaligus sebagai hari terakhir dari pengembangan
pelayanan pada triwulan ke-3 tentang fokus pada Pembaharuan GKI pada
Triwulan ketiga Juli- Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas
alam semesta ciptaan- Nya”, dengan dasar firman Tuhan Amsal 18 : 10 – 12 kita
terus menerus bersandar pada sumber hidup yang menyelamatkan, yaitu Tuhan.
Dapatkah manusia membeli sehari saja waktu hidup? Uang bisa membeli
apapun, tetapi tidak bisa membeli nafas hidup. Kekuasaan bisa dipakai untuk
mendapat apapun, tetapi tidak bisa mendapat sehari waktu hidup. Artinya
bahwa uang, kekuatan kita, kekuasaan kita tidak bisa membeli hidup, sebab
hanya Tuhan yang memberikan kehidupan.
Kitab Amsal adalah salah satu dari kitab Perjanjian Lama yang ditulis dalam
bentuk puisi yang terdiri dari 17 judul puisi. Bentuk puisi yang paling
mendasar dalam kitab Amsal dan yang membedakannya dari kitab-kitab lain
ialah puisi dua baris atau dua larik. Hampir semuanya berbentuk pernyataan
yang mengungkapkan kebenaran atau kenyataan kehidupan yang
mengekspresikan suasana hati serta pengalaman, berupa ucapan didaktik
yang pendek, padat, kuat, dan berirama, mudah diingat, berpijak pada
pengalaman, kebenaran universal, untuk tujuan praktis.
Tujuan kitab Amsal dinyatakan dalam Amsal 1:2-6, yaitu memberikan hikmat
dan tuntunan agar pembaca dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah,
sehingga kehidupannya dapat berjalan dengan baik. Kitab Amsal ditujukan
kepada orang muda yang kurang pengalaman ataupun orang yang lebih tua,
sehingga mereka dapat memperoleh kecerdasan secara moral dan mental yang
menuntun kehidupan mereka. Dalam kitab Amsal terdapat pengajaran –
pengajaran yang digunakan di rumah ataupun istana untuk menolong orang-
orang muda dapat bertumbuh dalam posisi kepemimpinan. Motto dari kitab
ini adalah takut akan Tuhan merupakan awal hikmat atau pengetahuan
(Amsal 1:7; 9:10), yang menunjukkan bahwa nasihat-nasihat dalam kitab ini
bukanlah nasihat sekuler, tetapi didasarkan atas perspektif Allah.

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENJELASAN TEKS
Ayat 10-12 : Nama Tuhan Menara Yang Kuat
Ayat 10 – 12 merupakan pengajaran mengenai nama TUHAN sebagai tempat
perlindungan yang kuat, dimana menjadi tempat perlindungan bagi manusia.
Ayat 10 : Menara Yang Kuat dan Kesana orang benar berlari
Dalam ayat ini Tuhan digambarkan sebagai Menara yang kuat. Menara yang
kuat ini berada dalam kota perlindungan, sehingga menjadi tempat
perlindungan Ketika ada serangan musuh (Yes 2:15, Maz 61:3-4). Nama Tuhan
diperlihatkan identik dengan Menara perlindungan itu. Tuhan menjadi tempat
perlindungan dan kesana-lah orang benar berlari. Orang benar yang
dimaksud adalah orang – orang yang dalam segala aspek kehidupannya
selalu berprinsip pada kebenaran. Dengan demikian maka orang benar selalu
mendapat jaminan keselamatan dan hidup kekal.
Ayat 11 : Harta benda orang kaya dan tembok yang tinggi
Dalam bagian ini, nama Tuhan sebagai Menara perlindungan itu
dibandingkan dengan harta benda orang kaya. Hal ini menjadi peringatan
kepada orang – orang yang mengandalkan harta benda dan kekuatannya
sebagai perlindungan. Bahwa sesungguhnya kekayaan ini menjadi lambing
kekuatan manusia tidak bisa memberi perlindungan mutlak dan keselamatan.
Ayat 12 : Kehancuran dan kehormatan
Terkait dengan orang kaya yang menganggap harta bendanya bisa
melindunginya, dalam ayat 12 ini ada peringatan keras terhadap orang yang
tinggi hati, yaitu orang yang sombong karena mengandalkan harta bendanya
bahwa kesombongan itu akan menghancurkan-nya. dilanjutkan dengan
kalimat tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. Artinya orang yang
sombong karena mengandalkan harta bendanya akan mengalami
kehancuran tetapi orang yang rendah hati mendahului kehormatan artinya
kerendahan hati akan memberinya kehormatan. Orang yang rendah hati
selalu melihat Tuhan dibalik setiap hal dalam hidupnya.

PENERAPAN
1. Banyak orang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi tidak sungguh-
sungguh mempercayakan hidupnya pada Tuhan. Hal ini Nampak dari
cara hidupnya yang lebih mengandalkan materi, mengandalkan manusia,
kekuasaan, kekayaan. Dengan menganggap bahwa semua itu dapat

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

menjamin masa depannya, kehidupannya bahkan keselamatannya.


Secara manusia itu tidak salah, selama hidup manusia membutuhkan
uang, membutuhkan kuasa, membutuhkan kekuatan dan membutuhkan
orang lain. Tetapi jangan sampai semua itu menjadi yang paling utama
dikejar dan melupakan Tuhan sebagai satu – satunya sumber
keselamatan.
2. Ada begitu banyak masalah, tantangan kehidupan. Ada begitu banyak
pergumulan hidup dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan. Demikian juga
pergumulan atas tanah Papua. Saat kita tidak mampu mengatasinya,
saat kehidupan kita terancam, kepada siapa kita berharap? . Ketika
tertentu Hanya Tuhan satu – satunya sumber perlindungan dan
keselamatan
3. Orang yang rendah hati, adalah orang yang melihat Tuhan dalam
hidupnya, melihat Tuhan dalam keberhasilannya, melihat Tuhan dalam
capaian-capaian nya.
4. Sebuah cerita tentang Tuhan itu ada :( Teori Einstein Tentang Tuhan)
Berikut adalah salah satu kisah menarik dari salah satu ilmuwan terkenal
Yaitu. Albert Einstein yang mengalahkan Dosen Profesor-nya Saat
Berdebat tentang Agama : Apakah Tuhan membuat segala yang ada?
Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan membuat kejahatan? Seorang
Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-
mahasiswanya dengan pertanyaan ini.
Professor : "Apakah Tuhan membuat segala yang ada?."
(Seorang mahasiswa dengan berani menjawab)
Mahasiswa : "Betul, Dia yang membuat semuanya".
Professor : "Tuhan membuat semuanya?" Tanya professor sekali lagi.
Mahasiswa : "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Professor : "Jika Tuhan membuat segalanya, berfaedah Tuhan membuat
Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa
pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu
adalah kejahatan." (Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab
hipotesis professor tersebut.
Professor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi
dia telah membuktikan jikalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berucap : )
Mahasiswa : "Professor, boleh aku bertanya sesuatu?"
Professor : "Tentu saja,"
Mahasiswa : "Profesor, apakah dingin itu ada?"
22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Profesor : "Pertanyaan jenis apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apakah
kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor disertai tawa mahasiswa
lainnya.
Mahasiswa : "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum
fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F
adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam
dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita membuat kata dingin
untuk mendeskripsikan ketiadaan panas." (dia kemudian melanjutkan
bertanya. "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Professor : "Tentu saja gelap itu ada."
Mahasiswa : "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap
adalah kondisi dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap
tidak. "Kita bisa memakai prisma Newton untuk memecahkan cahaya
menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang
setiap warna." "Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap
suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan
tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan
cahaya." (Kesudahannya mahasiswa itu bertanya lagi) "Profesor, apakah
kejahatan itu ada?"
Professor : (Dengan bimbang menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah
kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak
agenda kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Mahasiswa : "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada.
Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan
adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan
Tuhan. "Tuhan tidak membuat kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari
ketidakadaan Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari
ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."
Profesor itu terdiam…. Dan mahasiswa itu adalah, Albert Einstein.
Tuhan ada, Dialah pencipta alam semesta dan manusia, segala
kehidupan ada di tangan-Nya, karena itu Tuhan adalah satu satunya
sumber kehidupan dan keselamatan.

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember 2023


Pembaruan Tuhan bagi GKI agar menjadi berkat
bagi Keluarga dan bangsa - bangsa

BULAN KE-10 : OKTOBER 2023


MINGGU, 01 OKTOBER 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KOLOSE 3:18-4:6
TEMA : “PEMBARUAN DIMULAI DARI KELUARGA”

LATAR BELAKANG
Minggu 1 Oktober 2023 adalah hari ke-274, minggu ke-40 dalam tahun 2023,
minggu awal triwulan 4 atau triwulan terakhir dalam pengembangan
pelayanan ibadah-ibadah di lingkup GKI di Tanah Papua. Fokus tahun 2023
adalah “pembaruan” dengan arah pembaruan pada triwulan ke empat adalah
pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui pembaruan yang Tuhan karuniakan
atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan GKI pada fase ini dibangkitkan oleh
karunia dan anugerah Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa - bangsa,
firman Tuhan yang mendasarinya adalah Kolose 3 : 18 -4 : 6 bahwa keluarga
adalah dasar memulai pembaruan.
Pembaruan pada minggu ke-40 dimulai dari relasi harmonis yang dibangun
dari keluarga, isteri, suami, anak-anak, atau Bapa, Mama dan seisi keluarga,
masing- masing status dalam keluarga dapat mewujudkan tindakan,
perbuatan “dengan segenap hati” di lingkup keluarga inti. Bila kualitas
keluarga inti dalam menerapkan kasih yang dengan sepenuh hati itu, dan hidup
dengan begitu hebat dan indah, maka setiap pribadi keluarga inti
menerapkan-nya keluar, ke rana publik, entah di tempat kerja, sekolah,
tetangga dan lainnya, dan teks kita memberikan suatu kualitas anutan yang
dicapai seseorang akan berdampak untuk membuat atau menjadikan lingkup lain
mencapai secara kualitatif pula.

PENJELASAN TEKS
Ayat 18-23 pesan kepada 5 anggota keluarga inti untuk melakukan
perbuatan dengan segenap hati oleh :
(1) Anggota keluarga yang pertama “Isteri-isteri” : tunduklah
(hupotassesthe) kepada suami sebagaimana seharusnya kepada Tuhan
(ay 18)

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

(2) Anggota keluarga yang kedua “Suami-suami” : kasihilah (agapate)


artinya menunjukkan kasih, mengasihi, menyukai isteri-mu, janganlah
“berlaku kasar” (pikraineste) artinya bersikap membenci, berlaku kasar,
menjadikan pahit – (ay 19)
(3) Anggota keluarga yang ketiga “Anak-anak” : taatilah (hupakouete –
hupakouo) artinya menaati, membuka (misalnya membuka pintu) orang
tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah (euareston –
euarestos) artinya yang menyenangkan, yang disenangi, yang
memuaskan di dalam Tuhan (ay 20)
(4) Anggota keluarga yang ke-empat “Bapa-Bapa” : janganlah “sakiti hati”
(erethizete – erethizo) artinya menyakiti hati, mengorbankan semangat
anakmu, supaya jangan “tawar hatinya” (athumosin – athumeo =
menjadi tawar hati) – (ay 21)
(5) Anggota keluarga yang kelima “hamba-hamba” orang lain yang ada
karena diupah, dst : “taatilah” (hupakouete – hupakouo) tuanmu…
dengan “tulus hati” (haploteti kardias) artinya dengan keikhlasan,
kemurahan) – (ay 22)
(6) Perbuatlah (ergazesthe – ergazomai) artinya bekerja, kerjakanlah, berbuat,
perbuatlah dengan “segenap hatimu” (psukhes – psukhe) artinya dengan
senang hati, jiwa, hidup, hati seperti kepada “Tuhan” (Kurios = Tuhan)
Ayat 24 – 25 Tuan dan Hamba
Kristus adalah tuan (kurio Khristo) dan kamu “hamba-Nya” (doulouete –
douleuo = menjadi hamba, mengabdi). Tuhan memandang orang.
4:1 – 6 kehidupan tuan yang patut
Siapapun yang menjadi tuan, kaidah dan perilaku hidup tuan sudah digariskan
demikian, antara lain :
(1) Berlaku adil (dikaion – dikaios) artinya dengan adil, selayaknya,
sebagaimana mestinya – dengan benar ; dan berlakukan jujur (isoteta –
isotes) artinya dengan keseimbangan, keadilan (4:1)
(2) Bertekun dalam doa (proseukhe proskartereite) artinya bertekun dalam
doa di tempat doa, mendampingi berdoa, melayani disamping saat
berdoa, menyediakan waktu doa, memakai banyak waktu berdoa (4:2)

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

(3) Mengucap syukur (eucharistia ) artinya terima kasih, pengucapan syukur


(4:2)
(4) Berdoa (proseukhomenoi – proseikhomai) artinya berdoa, mendoakan
pemberita Injil (4:3)
(5) Hidup penuh dengan hikmat (Sophia peripateite) artinya hidup dalam
hikmat, hidup dalam ilmu, hidup dalam kepandaian (4:5)
(6) Pergunakanlah waktu yang ada (ekzagorazo) artinya ada waktu yang
perlu tebus atau digunakan. Memakai waktu maksimal (4:5)
(7) Kata-kata penuh kasih (khariti) artinya anugerah, pemberian, kemurahan
hati, senang. Keramahan, syukur, pahala, faedah. (ay 6)

PENERAPAN
Kerinduan setiap keluarga untuk mencapai kualitas perilaku hidup standar
seperti yang dijumpai dalam teks ini merupakan kerinduan semua keluarga
Kristiani di lingkungan pelayanan GKI di Tanah Papua. Karena itu pada
bagian penerapan diberikan fokus pesan untuk kembali memperhatikan pesan
sebagaimana ayat 18- 22, agar diatas dasar pesan Firman Tuhan ini GKI dan
warganya dipakai Tuhan menjadi berkat bagi bangsa - bangsa. Pesan
dimaksud, antara lain :
(1) pertama: “Isteri-isteri” yang bijaksana adalah isteri yang tunduk
(hupotassesthe) kepada suami sebagaimana seharusnya kepada Tuhan
dengan segenap hati (ay 18)
(2) kedua “Suami-suami” yang bijaksana adalah yang mengasihi isteri dengan
segenap hati – (ay 19)
(3) ketiga “Anak-anak” yang bijaksana adalah anak-anak yang mentaati
orang tua dalam segala hal. Mentaati orang tua adalah menyenangkan dan
menjadi model perilaku yang indah dari anak-anak sehingga anak-anak
Kristiani memuaskan semakin disegani, disenangi di dalam Tuhan (ay 20)
(4) ke-empat “Bapa-Bapa” yang bijaksana adalah tidak membuat anak-anak
terluka dan sakit hati, tidak mengorbankan semangat anak-anak.
melainkan mengobarkannya, anak tidak boleh dibuat tawar hati) – (ay 21)
(5) kelima “hamba-hamba” yang bijaksana adalah tulus ikhlas, penuh
keramahan dan kemurahan hati untuk mentaati sesama yaitu tuannya – (ay
22)

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

KELOMPOK DISKUSI – IBADAH KELUARGA


TEMA : “PEMBARUAN DIMULAI DARI KELUARGA”

Diskusi dibatasi pada peran keluarga inti, yaitu Bapa, Isteri/Mama dan Anak
dengan terang tema “pembaruan Dimulai dari Keluarga sebagai pembaruan
dan berkat bagi lingkungan sekitar dan lingkungan luas.

Buatlah 3 Kelompok, yaitu Kelompok Bapa, Kelompok Mama dan Kelompok


Anak (Remaja dan PAM)
Pertanyaan untuk diskusi kelompok :
(1) kelompok Bapa :
a. Hal-hal apa saja yang Bapa dan Mama lakukan dan dapat membuat
anak terluka, sakit hati dan tawar hati kepada orang tua?
b. hal-hal apa saja yang bapa dan mama lakukan dan dapat membuat
anak termotivasi, ingin menjadi terbaik

(2) kelompok Mama : semua orang percaya belajar dari seorang isteri yang
tunduk kepada suami, sama seperti semua orang percaya tunduk kepada
Tuhan, teladan “tunduk-nya seorang isteri kepada suami” dalam hal
“mengasihi dengan sepenuh hati”. Kemukakan-lah pengalaman tunduk
kepada suami sama seperti tunduk kepada Tuhan…

(3) kelompok Anak (Remaja/Pemuda/i) : tentang perilaku “taat” akan selalu


kita belajar dari anak-anak yang taat kepada orang tua, karena itulah
yang indah… diskusikan-lah tentang dua perilaku ini “Taat” atau “Tidak
Taat” kepada orang tua. Dari dua perilaku dimaksud perilaku yang paling
menonjol dilakukan adalah yang mana (Taat atau tidak Taat)?
Diskusikan- lah…

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 08 OKTOBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MIKHA 7:14-20
TEMA : “BELAS KASIH ALLAH”

LATAR BELAKANG
Minggu 8 Oktober 2023 adalah hari ke-281, minggu ke-41 dalam tahun 2023,
minggu kedua dalam triwulan 4 atau triwulan terakhir dalam pengembangan
pelayanan ibadah-ibadah di lingkup GKI di Tanah Papua. Fokus tahun 2023
adalah “pembaruan” dengan arah pembaruan pada triwulan ke empat adalah
pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui pembaruan yang Tuhan karuniakan
atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan GKI pada fase ini dibangkitkan oleh
karunia dan anugerah Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa - bangsa
yang terus-menerus diterangi firman Tuhan Mikha 7 : 14 – 20 bahwa tanpa
belas kasih Tuhan kita tiada artinya.
Bila pada minggu ke-40 pembaruan dititikberatkan pada keluarga inti, yaitu
isteri, suami, anak-anak, Bapa-Bapa dan hamba, maka pada minggu ke-41
pembaruan dititikberatkan pada “Doa” atau permohonan-permohonan
pendoa. Teks Mikha 7:14-20 menjadi fondasi untuk meratifikasi dan
membaharui semangat doa dari para pendoa dan syafaat di lingkup GKI di
Tanah Papua. Doa merupakan jembatan pembaruan masa depan GKI dan
negerinya, negeri Injil tanah Papua.

PENJELASAN TEKS
Ayat 14 – 15 Permohonan Pertama Pendoa agar TUHAN menggembalakan
Umat-Nya.
Pada bagian ini kita menemukan 3 permohonan pendoa, permohonan
pertama TUHAN menggembalakan umat Tuhan dari kata “Gembalakanlah
umat-Mu” (reeh ammekah) (ay 14a) ; permohonan kedua seperti zaman
dahulu “kesejahteraan tercukupi” karena hidup dalam penggembalaan
TUHAN pada zaman dahulu seperti di Basan dan Gilead – “biarlah mereka
makan rumput” (ay 14b) ; dan permohonan ketiga, keajaiban Tuhan diperlukan
pada saat ini, dari kata “perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban!”
(arennu niplaot) sama dengan kerinduan menyaksikan keagungan Tuhan
melalui tanda dan keajaiban, seperti yang pernah TUHAN hadirkan untuk
disaksikan oleh umat TUHAN saat sebelum dan sesudah keluar dari Mesir (ay
15)

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ayat 16 – 19 Permohonan Kedua Pendoa : Pengagungan dan Pengampunan Dosa


Secara teknis terdapat 3 kali pendoa menggunakan kata-kata untuk
pengagungan dan pengampunan, dan mulai dengan kata “biarlah”, yaitu :
pertama untuk pengagungan “biarlah bangsa - bangsa melihat” (yiir u
goyim); kedua untuk pengagungan - “biarlah mereka menjilat debu”
(yelahaku apar) ; ketiga untuk belas kasih dan pengampunan - “biarlah Ia
kembali menyayangi kita” (yasub yerahamenu), menghapuskan
kesalahan-kesalahan dan melemparkan dosa kita ke dalam tubir-
tubir laut.
Ayat 20 : Pendoa Ingat Akan Janji Kasih Setia TUHAN
TUHAN adalah TUHAN yang sudah menunjukkan kasih setia TUHAN kepada
Abraham, Yakub dan kepada nenek moyang sejak zaman purbakala.
Demikianlah kasih setia TUHAN berlaku sama juga pada saat ini.

PENERAPAN
Teks Mikha 7:14-20 memberikan suatu acuan lagi bagi GKI di Tanah Papua
untuk bangkit membangun relasi mesra dan intim dengan Tuhan Yesus Kristus,
dengan Sang Kepala Gereja melalui “kehidupan doa pribadi, doa keluarga,
doa persekutuan dan doa sebagai suatu bangsa yang sudah diterangi oleh
Injil Tuhan Yesus Kristus.
Seperti pendoa mengingat Abraham dan Yakob para pendoa yang selalu
TUHAN hadirkan dengan kasih setia TUHAN (ay 20), demikian juga kita di
GKI di Tanah Papua, ingat kasih setia Tuhan kepada Pendoa Mansinam
Ottow dan Geissler 5 Februari 1855 “dalam nama Tuhan kami menginjakkan
kaki di negeri ini”, atau Pendoa di Kwawi “Ottow” 6 November 1862
“kerinduan Ottow dalam doanya … “saya berdoa agar dapat membawa satu
jiwa dari antara orang Papua di Sorga-Mu atau kelak menemuinya di Sorga” ;
atau Pendoa Miei “I.S. Kijne” 25 Oktober 1925 – “sekalipun orang memiliki
kepandaian tinggi akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, tetapi
bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.
Nadi dari roh semua doa dari para pendahulu yang menaruh dan
mengalamatkan “syafaat” mereka kepada Tuhan. Semua doa adalah “karunia
dan kuasa yang Ajaib” yang melaluinya Allah selalu dan selalu hadirkan
“keajaiban Tuhan di negeri dan tanah bangsa Papua“.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 15 OKTOBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : HABAKUK 3:1-19
TEMA : TUHAN MENGUBAH KESULITAN
HIDUP MANUSIA

LATAR BELAKANG
Hari ini kita memasuki hari ke-288, minggu ke-42 dalam tahun 2023, kita
berada pada minggu ke-3 bulan Oktober, triwulan 4 atau triwulan terakhir
dalam pengembangan pelayanan ibadah-ibadah di lingkup GKI di Tanah
Papua. Fokus tahun 2023 adalah “pembaruan” dengan arah pembaruan pada
triwulan ke empat adalah pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui
pembaruan yang Tuhan karuniakan atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan
GKI pada fase ini dibangkitkan oleh karunia dan anugerah Tuhan untuk
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Dan refleksinya di dasarkan pada kitab
Habakuk 1:3-19 bahwa pembaruan sama dengan Tuhan mengubah kesulitan
hidup manusia.
Kitab ini diakui ditulis oleh Habakuk, sebagaimana namanya tertulis ‘’nabi
Habakuk’’(1:11;3:1). Nama Habakuk berarti merangkul, memeluk . Habakuk
hidup sezaman dengan Nabi Yeremia, dan bernubuat menjelang akhir masa
pemerintahan Yosia( 640-609 SM ). Berbeda dengan nabi lainnya, Habakuk
tidak bernubuat kepada orang Yehuda secara keseluruhan, tetapi dia menulis
un tuk menolong kaum sisa yang saleh di Yehuda dan memahami cara-cara
Allah dalam hubungan dengan bangsa mereka yang berdosa dan hukuman
yang mereka terima. Dia sendiri bergumul dengan persoalan yang amat
menggelisahkan, yaitu bagaimana Allah dapat memakai suatu bangsa yang
begitu jahat seperti Babel untuk menghukum mereka. Kitab Habakuk adalah
contoh yang baik bagaimana doa orang yang beriman dapat berisi
pengaduan sekaligus pujian, mempertanyakan sekaligus percaya. Orang
babel boleh saja menghukum Yehuda, namun Babel akhirnya akan jatuh
sebab pemimpinnya mendewakan kekuatan sendiri (1:11 ). Bukan orang
sombong yang diterima TUHAN, tetapi orang yang hidup oleh iman(2:40.
Iman akan diuji melalui saat-saat sulit, namun Habakuk menunjukkan
pentingnya terus memuji Allah, yang adalah satu-satunya sumber kekuatan
yang sejati dan satu-satunya penyelamat( 3:17-19).Sedangkan Pasal 3 ini
Habakuk mengungkapkan imannya dalam kedaulatan Allah dan dalam
kepastian bahwa di dalam segala

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

hal Allah itu adil. Penyataan kasih Allah untuk orang benar dan rencana-Nya
untuk membinasakan Babel yang jahat membangkitkan sebuah nyanyian
nubuatan berupa pujian dan janji mengenai keselamatan Sion.

PENJELASAN TEKS
Dalam ayat 1 membuka dengan penjelasan bahwa bagian ayat-ayat ini
merupakan Doa Habakuk. Doa itu dalam nada Ratapan. Ratapan
menunjukkan kepada situasi dan kondisi tertentu atau kesukaran yang
mereka alami.
Ayat 2, Habakuk mengungkapkan bahwa Dia telah mendengar kabar tentang
Tuhan dan pekerjaan-Nya, kabar dan pekerjaan apa yang Habakuk dengar?
Habakuk tahu tentang pekerjaan Allah pada zaman dahulu, yakni tindakan
hukuman Allah bagi bangsanya, dan hal ini terjadi lagi dalam kehidupan
bangsa ini karena mereka berdosa dan ini yang membuat Habakuk takut.
Dalam ketakutan itu Habakuk berkata Hidupkan-lah itu dalam lintasan tahun,
nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih
sayang, Dia hendak mengatakan bahwa pada masa lampau TUHAN
menyelamatkan Israel dengan berbagai cara, maka kini Habakuk minta
TUHAN berbalik kembali dari murka-Nya dan menyelamatkan mereka dalam
kasih-Nya dan Dia menolong mereka. Dengan perkataan lain, ingatan kepada
perbuatan Allah di masa lampu selalu hidup setiap waktu.
Ayat 3, Habakuk mengingatkan kembali tindakan atau perbuatan Allah
kepada Israel waktu membebaskan mereka dari Mesir (lih. Kel.14 ), di mana
Allah digambarkan sedang mendekati dengan penghukuman dari wilayah di
mana Israel dulu bukan hanya mengalami anugerah penebusan-Nya,
melainkan telah terlibat dalam perjanjian dengan Dia. Teman adalah ibu kota
Edom yang berbenteng batu. Sedangkan Paran adalah daerah berbukit-bukit
antara Edom dan Sinai. Maka doa ini mengandung makna bahwa kiranya
Allah segera turun sekarang dalam kepenuhan penyataan seperti dulu, yang
pernah ditunjukkan kepada Israel di Sinai. Dan kebesaran Tuhan yang
meliputi alam semesta ini akan nyata.
Ayat 4-5, bagian dari Teofani atau penampakan. Kehadiran Allah
digambarkan dengan kilauan cahaya yang keluar dari sisi Allah, cahaya itu
mengandung kekuatan dan dalam PL api, Guntur dan petir dengan
penampakan Allah seperti dalam kel.3:1-6;12:20-22;24:15-18;Yos.4:5( ayat 5).

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Nabi kemudian mengungkapkan fenomena alam seperti penyakit sampar dan
demam sebagai sarana untuk menghukum manusia seperti peristiwa di Mesir
Kel.7:14-12:32. Kekuatan Tuhan juga nyata dalam tanda-tanda alam seperti
terjadinya bencana alam dalam ayat 6, dilihat sebagai cara Tuhan
menyatakan kuasa-Nya, sekaligus menunjukkan bahwa Dia berkuasa atas
alam semesta ini. Bahkan kemah atau tempat kediaman suku Kusyan atau
Midian juga mengalami goncangan karena kekuatan Allah yang dahsyat (ayat
7). Kekuasaan dan kekuatan Allah juga nyata dalam kekuatan sungai
maupun dahsyatnya laut atau samudera. (8) kekuatan Tuhan juga
diibaratkan dengan seorang pahlawan yang mengisi busur dan membawa
anak panah, seperti tajam-nya busur yang bisa menembus benda keras
apapun, menunjukkan hukuman dari Tuhan yang tajam (9). Di hadapan Allah
yang berkuasa atas semua ciptaan tidak berdaya ibarat gunung dengan
kekuatannya, air bah yang dahsyat dan samudra luas tidak berdaya ibarat
manusia mengangkat tangan tanda menyerah alias tidak berdaya, benda
penerang seperti matahari dan bulan seperti berhenti karena kuasa Allah dan
hukuman Tuhan yang dahsyat itu diumpamakan Allah yang marah
kegeraman (ayat 10-11) Dalam ayat 13-17 memperlihatkan tindakan Allah
yang menyelamatkan umat pilihan-Nya dan menghancurkan musuh Israel
dengan kekuatan-Nya. Tuhan juga ibarat tentara yang mengenakan kuda dan
menginjak laut. Dalam ayat 16, Nabi berkata bahwa ketika dia mendengar,
melihat nubuat dalam 4-15, dia mengalami ketakutan yang luar biasa, atau
mengerikan akan hukuman yang terjadi kemudian, seluruh tubuhnya tidak
berdaya. Walaupun ketakutan menghampiri hidupnya, nabi berkata bahwa
dia akan tenang menunggu waktu itu akan berlalu.
Dalam ayat 17-19, akhir dari penderitaan itu mereka mengalami
kemenangan iman, sebabnya dia berkata walaupun pohon ara, anggur,
zaitun hasil ternak, ladang dan hasil pertanian yang merupakan harapan
bangsa itu tidak berbuah, atau mengalami kegagalan karena bangsa Kasdim
yang menghancurkan hasil alam dan ternak mereka, tetapi itu tidak pernah
menyurutkan semangat mereka karena kegagalan itu, tetapi sebaliknya
mereka bersyukur dan bersorak-sorak penuh sukacita sebab Allah akan
menyelamatkan mereka artinya Allah akan menjaga mereka, sebab Tuhan
adalah kekuatan yang membuat dia bisa berdiri kokoh, seperti kaki rusa yang
begitu kuat, kokoh dalam larinya, maka Tuhan akan menopang-nya seperti
kaki rusa tersebut.

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
1. Dalam kesulitan hidup, tantangan dan kesulitan yang dialami oleh orang
percaya, yakni Jemaat Tuhan dan saya, kita tidak bisa mengandalkan
kekuatan dan kemampuan sendiri untuk mengatasinya. Tetapi
menghadapi semua itu harus disertai dengan doa dan permohonan
kepada Tuhan. Bahwa Tuhan itu adalah yang hidup, yang menolong dan
menopang kita, ketika kita mengalami berbagai hal hari ini, coba kita
berefleksi dan mengingat atau melihat kembali jalan hidup yang sudah kita
lalu, bagaimana campur tangan dan pertolongan Tuhan terjadi dalam
hidup kita bahkan keluarga kita, juga kita belajar mendengar cerita dan
pengalaman dari orang lain tentang bagaimana Tuhan menolong mereka
dalam lintasan tahun dan abad. Dengan sebuah harapan dan keyakinan
bahwa apa yang telah Tuhan lakukan itu, pasti akan terjadi dalam hidup
kita. Kadang kita lupa untuk mendengar kabar sukacita tentang
perbuatan Tuhan, tetapi manusia sekarang ini, kadang dalam kesulitan
hidup, suka mendengar kabar hoaks, suka mendengar cerita yang tidak
membangun iman dan menguatkan hidup, tetapi KEPO alias ingin tahu
hidup orang lain dan suka menyebar cerita yang tidak membawa berkat
bagi sesama. Tinggal berapa minggu lagi, kita akan masuk dalam ulang
tahun GKI maka dari sini kita harus belajar untuk mendengar sejarah
mengenai pekerjaan Tuhan di masa lampau di atas tanah ini, agar
memperkuat kita, mengokohkan kita dalam tugas, panggilan dan karya
kita, kita belajar bagaimana Injil mengubah hidup orang Papua,
mengubah sejarah kelam orang Papua sehingga menjadi bangsa yang
memiliki kepribadian Injil yang hebat, bersih rapi. Hari-hari ini banyak
juga orang yang merendahkan orang lain diatas tanah ini, tetapi coba
lihat dan dengar sejarah bangsa Papua ketika di jamah oleh Injil, kita
harapkan agar masa itu kuasa Tuhan juga nyatakan dalam zaman ini.
2. Kita harus percaya bahwa kuasa Tuhan itu nyata, Dia yang menolong
para penginjil, Dia yang telah menyatakan kuasa pada masa lampau juga
akan nampak masa kita, Kuasa itu bukan soal mujizat tetapi juga
penghukuman, tegoran bagi kita yang tidak setia kepada-Nya, murka
Tuhan bisa nyata dalam kehidupan kita. Karena itu setiap kita yang
bekerja dan melayani atas tanah ini, haruslah bekerja dengan setia, ingat
Tuhan akan menolong yang setia dan menghukum mereka yang tidak
jujur, hukuman Tuhan itu berbagai hal, misalnya bisa dengan
berbagai cara Tuhan memerangi

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

manusia yang korupsi, membunuh orang dan yang tidak jujur. Kita
kadang merasa diri untuk murka terhadap orang lain, tapi biarlah murka
itu kita serahkan pada Tuhan, setiap kita yang berkuasa dengan kekuasaan
yang ada pada kita kalau salah, maka kita akan mendapat murka Tuhan.
3. Dalam hidup kita, terkadang kita kehilangan pengharapan dan pasrah
pada keadaan karena Kesulitan, seakan kita tidak mendapat berkat, usaha-
usaha kita gagal, baik itu petani, nelayan, buruh bangun, dokter, mantri
suster, PNS, penjual sayur, pinang, buruh bangun, sopir taksi dan
sebagainya. Kadang kita mengatakan, kita lagi ’’kangker’’ alias kantong
kering atau kita seperti usaha tidak berkembang, sesungguhnya kita
salah, sebab kita terfokus kepada masalah dan tidak berharap pada
Tuhan, harusnya dalam kondisi seperti itu selalu ada sukacita, bahwa
kita boleh kekurangan apapun, tetapi kita tidak kehilangan damai dan
sukacita bersama Tuhan, sebab Dia yang akan memenuhi hidup kita, dan
Dia yang akan menolong kita serta memberikan kekuatan kepada kita
sehingga kiota mampu menghadapi situasi itu, bahkan kekuatan Tuhan
akan menopang kita. Tuhan yang mengubah kesulitan hidup kita. Amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 22 OKTOBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : EFESUS 3:14-21
TEMA : KUASA DOA MENGUBAH HIDUP
ORANG PERCAYA

LATAR BELAKANG
Hari ini kita memasuki hari ke-295, minggu ke-43 dalam tahun 2023, kita
berada pada minggu ke-4 bulan Oktober, triwulan 4 atau triwulan terakhir
dalam pengembangan pelayanan ibadah-ibadah di lingkup GKI di Tanah
Papua. Fokus tahun 2023 adalah “pembaruan” dengan arah pembaruan pada
triwulan ke empat adalah pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui
pembaruan yang Tuhan karuniakan atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan
GKI pada fase ini dibangkitkan oleh karunia dan anugerah Tuhan untuk
menjadi berkat bagi bangsa - bangsa. Dan refleksi-nya di dasarkan pada Surat
Paulus kepada Jemaat Efesus, Efesus 3:14-21 bahwa dalam pembaruan kualitas
doa pribadi akan menghadirkan banyak sekali keajaiban yang Allah kerjakan.
Surat Efesus di tulis oleh Paulus, sekitar tahun 62 Masehi dan ditujukan
kepada jemaat Efesus. Surat merupakan salah satu puncak dalam penyataan
alkitabiah dan menduduki tempat yang unik diantara surat-surat Paulus.
Surat ini tidak di tulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi
doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lainnya, sebaliknya
Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah syukur
sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Surat ini di
tulis ketika Paulus dalam penjara (Ef.3:1;4:1;6:20) di Roma.
Hasil dari doa-doa Paulus itulah yang sedang kita lihat dari pembacaan
Alkitab saat ini yang memuat doa Paulus. Ini Doa Paulus yang kedua, yang
pertama terdapat pada surat Efesus. Doa pertama memusatkan
pada pengetahuan, maka doa kedua dipusatkan pada kasih.

PENJELASAN TEKS
Ayat 14-15: Ayat ini adalah kelanjutan dari Efesus 3:1, segala pokok pikiran
dalam ayat sebelumnya puncaknya pada bagian ini, hal ini jelas dalam
perkataan itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, selesai berbicara soal
pemanggilan kepada orang Yahudi, dan kudus ayat 13, agar mereka jangan
tawar atau ragu ketika mengalami kesesakan atau penindasan karena iman
kepada Kristus, maka ayat ini Paulus mengungkapkan bahwa dia sujud atau

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

berdoa kepada Bapa. Mengapa dia berdoa kepada Bapa, sebab ayat 15
menjelaskan bahwa semua turunan, tentu berbicara soal keturunan orang
yahudi, yang sudah meninggal dan yang masih hidup menerimanya, yakni
percaya kepada Yesus Kristus.
Ayat 16-17, Paulus mengatakan bahwa dia berdoa supaya Kristus dengan
kekayaan atau segala hal yang ada pada Kristus dan kemuliaan-Nya atau
keagungan dan kebesaran-Nya menopang dan memampukan mereka, hal ini
terlihat dalam kata menguatkan dan meneguhkan. Kata menguatkan bisa
berarti memampukan, menopang. Sedangkan meneguhkan menunjukkan
kepada keputusan yang tidak goyah untuk percaya kepada Kristus karena
Roh Kudus bekerja dalam hidup mereka. Hasilnya adalah oleh iman mereka,
Kristus diam atau tinggal dan ada bersama dalam hidup mereka sehingga
mereka berakar atau terpaut dalam Kristus dan di bangun dalam kasih.
Dengan kata lain, Paulus berdoa supaya iman anggota-anggota jemaat dapat
bekerja sebagai ‘’alat’’ Tuhan, membuat hati mereka menjadi ‘’tempat-diam’’
Kristus.
Ayat 18-19. Paulus berdoa supaya jemaat Efesus bersama dengan orang
percaya lainnya atau orang kudus dapat memahami atau mengerti atau
memiliki pengetahuan bahwa kasih Allah itu luar biasa, tidak dapat diukur,
tinggi, lebar, panjang dan dalam kasih Kristus, dengan bahasa lain bahwa kasih
Kristus itu tiada ujungnya dan tak terhingga. Itulah sebabnya, Paulus
meminta supaya mereka mengenal kasih Allah itu, walaupun kasih itu
melampaui segala pengetahuan manusia. Dengan demikian, mengenal kasih
itu bukan secara intelektual, tetapi secara eksistensial (bnd Flp.3:10,12 dsb).
Sebab itu Paulus berdoa agar orang Efesus dipenuhi atau dikuasi oleh
keselamatan dari Allah.
Ayat 20-21, Paulus kemudian menutup dengan pengagungan kepada Kristus,
bahwa Bagi Dia atau bagi Kristus yang melakukan atau menyatakan kasih
kepada orang percaya, melampaui atau lebih dari apa yang didoakan atau
yang dipikirkan, artinya mereka berdoa meminta sesuatu dan berpikir atau
berharap sesuatu, ternyata kuasa Tuhan bekerja atau Dia menjawab
melampaui itu. Itulah sebabnya kemuliaan atau penyembahan, hormat dan
tunduk dari orang percaya dalam Kristus akan berlangsung selama-lamanya.
Amin atau ya pasti benar.

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
1. Kalau kita belajar sejarah pekabaran Injil di atas tanah Papua, maka kita
pasti tahu bahwa kuasa doa mengubah dan memampukan orang untuk
melayani Tuhan, manusia tidak mengandalkan kepintaran dan
kemampuannya, sangat luar biasa apa yang Paulus katakan, dia tidak
mengandalkan kekuatan, kemampuan dan kepintaran yang dia miliki,
pada hal bisa saja sebab dia adalah orang terpelajar, yang diasuh, didik
oleh Prof Gamaliel, tetapi dia meletakan pengharapan dengan kekuatan
doa, dia mau tunjukkan bahwa doa itu menjadi sumber utama kekuatan
kita sebab dengan tersambung kepada Tuhan sumber segala hikmat, maka
kita akan di mampu-kan dan dapat mewujudkan maksud Tuhan. Dalam
kehidupan saudara dan saya, ketika kita berdoa, bukan soal kita minta
kasih kekuatan, kesehatan, pekerjaan, tetapi kita belajar untuk kita
meminta hikmat, kekuatan dan kemuliaan Tuhan untuk meneguhkan
hati, bukan kita memasukan segala hal yang merusak iman dan
menjatuhkan semangat kita, banyak orang tidak membiarkan dirinya di
pimpin oleh Roh Allah, tetapi di pimpin oleh roh duniawi, yakni
kecemasan, ketakutan dan kebimbangan serta kekuatiran sehingga dia
kehilangan damai. Sebagai orang percaya, kita terus juga berdoa agar
saudara-saudara yang dikuasai roh duniawi dapat memperoleh jamahan
Tuhan.
2. Kita berdoa kepada Tuhan, bukan supaya kita diberi kemudahan, bukan
supaya kita aman saja, tetapi kita berdoa agar kita diberikan kekuatan
dan hidup kita berakar atau kita bertumbuh dalam Kristus, dengan
demikian kita belajar untuk mengenal kasih Kristus dalam hidup, bahwa
kasih Allah itu luar biasa, pemeliharaan Allah itu sempurna bagi kita,
sehingga kita tidak hanya melihat masalah, tantangan dan persoalan
yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita sebagai bentuk dari
hilangnya kasih Allah kepada saudara dan saya, sebab kasih Tuhan juga
nyata lewat hal itu. Kita belajar untuk mengerti, memahami semua
rancangan dan rencana Tuhan dalam hidup kita, kebaikan Tuhan itu luar
biasa, orang akan sulit memahami kasih Tuhan yang tak terbatas itu
sebab pikiran dan hati kita memiliki keterbatasan sehingga tidak mampu
untuk melihat kebaikan Tuhan, ukuran kebaikan Tuhan bukan terletak
pada kemampuan, kepandaian atau kepintaran kita, tetapi pengakuan
akan adanya eksitensi Tuhan dalam seluruh jalan hidup kita, maka Dia
akan menolong kita.

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
3. Dalam banyak hal, anugerah dan berkat Tuhan bagi kita melampaui apa
yang sedang kita minta dalam doa, atau apa yang sedang kita pikirkan.
Itu artinya pemeliharaan Tuhan tidak terbatas pada kekuatan pikiran dan
doa kita, tetapi terletak pada Tuhan yang tahu apa kebutuhan kita dan
menyediakan apa yang kita perlukan. Sehingga kadang orang mengalami
hal tak terduga dalam hidupnya, misalnya bergumul dengan sesuatu,
sedang berpikir bagaimana cara memperoleh sesuatu, tetapi terkadang
Tuhan sudah nyatakan itu bagi kita. Dengan berbagai cara, Tuhan
menolong dan memberikan kita berkat dan jalan keluar terhadap apa
yang kita butuhkan.
4. Sebagai orang percaya, dalam segala langkah hidup kita, kerja dan
pelayanan, bertujuan untuk mengagungkan dan memuliakan nama
Tuhan, bahwa Tuhanlah sumber segala sesuatu, Tuhanlah yang
menjawab dan memelihara hidup kita maka sembah dan syukur kita
patut kita bawa kepada Tuhan. Amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB DALAM IBADAH PAM, PW DAN PKB


TEMA : KUASA DOA MENGUBAH HIDUP ORANG PERCAYA

Kelompok silahkan menelaah ay 17 “sehingga oleh imanmu Kristus diam di


dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.” Perhatikanlah
dua pernyataan di bawah dan dalami-lah dalam dua kelompok:
(1) Oleh Imanmu Kristus diam di dalam hatimu. Seberapa dalam Kristus
diam di dalam hati kita...?
(2) Oleh imanmu Kristus berakar dan berdasar di dalam kasih. Lukiskanlah
bila hidup kita ibarat pohon, maka akar-akar Kristus adalah berdasar
dalam kasih-Nya, buatlah gambar akar dan pada setiap akar tuliskanlah
satu akar dengan satu kata kasih dari 1Korintus 13 (misalnya : akar
Sabar, akar murah hati dst...) jelaskanlah pengertiannya dengan bahasa

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
sendiri...

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
KAMIS, 26 OKTOBER 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH HUT GKI - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 17:20-23
TEMA : KITA MENDAPAT TEMPAT DALAM DOA YESUS

LATAR BELAKANG
Kita memasuki hari ke-299, minggu ke-43 dalam tahun 2023, kita berada
pada minggu ke-4 bulan Oktober, triwulan 4 atau triwulan terakhir dalam
pengembangan pelayanan ibadah-ibadah di lingkup GKI di Tanah Papua.
Fokus tahun 2023 adalah “pembaruan” dengan arah pembaruan pada
triwulan ke empat adalah pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui
pembaruan yang Tuhan karuniakan atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan
GKI pada fase ini dibangkitkan oleh karunia dan anugerah Tuhan untuk
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Dan refleksi-nya di dasarkan pada kitab
Yohanes 17:20-23. Bahwa kita semakin menyadari Kristus selama di dunia
mendoakan juga kita yang percaya karena mendengar pemberitaan Injil.
Injil Yohanes secara khusus ditujukan kepada orang–orang Kristen. Dalam
kesaksiannya, Ia mendorong orang–orang Kristen agar terus mempercayai
Yesus dan ajaran–ajaran-Nya. Inti ajaran yang utama tertuju pada “Firman
Yang Telah Menjadi Manusia”. Firman itu bersama–sama dengan Allah Bapa
(Yoh. 8:58) Ia telah ada sebelum Abraham jadi. Dia “Ontologis”, artinya :
“Dia Benar dengan sendiri-Nya”, karena Dia adalah Kebenaran itu”. “Dia
adalah Hidup”, Karena Hidup itu bersumber dari Dia sendiri.

PENJELASAN TEKS
Pelayanan Yesus di Yerusalem di tutup dengan Doa-Nya yang penuh kuasa
dan kemuliaan bagi para murid-Nya. Doa Yesus bagi para murid-Nya:
Pertama : Memberi penguatan untuk tetap tahan terhadap keterpisahan
Kedua : Supaya memelihara persaudaraan.
Ketiga : Agar mereka terlindungi dari yang jahat.
Keempat : Supaya mereka hidup kudus dalam kebenaran.
Yesus juga memohon keutuhan bagi semua orang percaya. Supaya orang
percaya tidak tercerai-berai. Doa Yesus bermakna luas artinya; untuk siapa saja
dan kepada segala orang percaya. Tanpa membeda-bedakan dari golongan
INI dan golongan ITU. Hal tersebut tercermin pada ayat 21 “Supaya Mereka
Semua menjadi satu” (Ut Omnes Unum Sin).

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Yesus juga memberitahu kepada kita bahwa, dalam doa-Nya itu Ia


menyatakan se-hakekat dalam “Trinitas”. Dia dan Bapa dan Roh Kudus
adalah satu (lihat ayat 22 – 23).

PENERAPAN
Memasuki usianya yang ke 67, GKI Di Tanah Papua memiliki 3 harapan, yang
berawal dari Doa OTTOW di Kwawi Manokwari, sebelum ia tutup usia pada
tanggal, 10 November 1862 yang mempunyai “Harapan” : “agar di sorga ia
dapat berjumpa dengan satu jiwa dari orang Papua”. Tiga tahun setelah
kematiannya lahirlah 3 harapan besar bagi orang Papua :
1) Pada tanggal, 25 September 1864, GEISSLER dalam perjuangannya
meletakan batu pertama pembangunan gedung gereja di Mansinam
dengan nama “HARAPAN”. Artinya : dalam situasi–situasi yang terjadi
pada waktu itu orang Papua harus punya harapan dan mampu melihat
jauh ke depan.
2) Pada tanggal, 26 Oktober 1956, Sidang Sinode Zending yang
berlangsung di Abepura saat itu, banyak orang yang ragu dan bertanya :
apakah GKI bisa berdiri sendiri? Apakah GKI punya Modal? tetapi
keraguan itu hilang seketika saat Peresmian gedung Gereja yang
kemudian di beri nama “GKI HARAPAN” hope de kerk.
3) Desember 1962, suasana emosional yang menggebu–gebu antara
bangsa Papua dan Belanda, di mana terjadi gejolak politik yang hebat
antara Belanda–Indonesia dan korbannya adalah bangsa Papua, saat
peralihan berlangsung. Walaupun gejolak politik sangat kuat waktu tapi
para pendiri Gereja GKI salah satunya alm. Pdt.F.J.S.Rumainum
mengatakan kita harus punya “ PENGHARAPAN”. Itulah GKI
Pengharapan Jayapura yang di bangun tahun 1962 di tengah–tengah
gejolak yang terjadi, yang menandai betapa hebatnya pengaruh GKI
pada masa–masa peralihan.
Jadi GKI di Tanah Papua dalam merayakan HUT ke 67 tahun dan menyosong
masa depan, maka harus punya harapan ........ serta terus memelihara kasih
dan iman.

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 29 OKTOBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 85:1-14
TEMA : “DOA DAN PEMULIHAN KITA”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 29 Oktober adalah hari ke-302, minggu ke-44 dalam tahun
2023, minggu terakhir dari bulan pertama dalam triwulan ke-4 fokus
pelayanan terus diingatkan pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui
pembaruan yang Tuhan karuniakan atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan
GKI pada fase ini dibangkitkan oleh karunia dan anugerah Tuhan untuk
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, berdasarkan pada Mazmur 85 : 1 -15
bahwa bangsa-bangsa akan turut dipulihkan bila kita hari ini Tuhan pulihkan.
Pemazmur menyebut kehidupan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama itu
melintasi tiga masa besar. Pertama disebut sebagai masa PraExilis. Ini masa
di mana para leluhur (nenek moyang) bangsa Israel hidup dan di panggil
karena maksud, rencana dan kehendak Allah. Kedua disebut sebagai masa
Exilis. Yaitu kehidupan bangsa Israel selama berada di pembuangan. Dan
Ketiga adalah masa PostExilis, sebagai masa setelah pembuangan di dan dari
Babilonia.
Masa–masa ini sangat berpengaruh bagi kehidupan kerohanian umat Tuhan.
Dari masa yang satu ke masa yang lain, punya dampak psikologis dan
ketaatan kepada siapakah mereka bersandar?.

PENJELASAN TEKS
Ayat : 1 – 14 di tulis pada masa yang ketiga, yaitu sesudah pembuangan di
Babilonia. Dan banyak menyoroti tentang bidang kehidupan umat Tuhan
tentang keterpurukan yang melanda mereka selama dalam pembuangan.
Karena itu oleh pemazmur perlu ada pemulihan. Apakah yang harus
dipulihkan?
Satu : tentang suasana perasaan dan batin mereka yang sudah jatuh.
Supaya mereka bangkit kembali ke dalam kehidupan normal.
Dua : mengangkat harkat dan martabat mereka sebagai umat pilihan Tuhan.
Tiga : kehidupan sosial ekonomi diperbaiki.
Empat : rasa keadilan dari Tuhan itu layak mereka dapat kembali sebagai
bangsa yang teraniaya.

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Bani Korah yang dimaksudkan disini adalah kelompok orang-orang Israel


yang suka bernyanyi di bait Allah, untuk menyampaikan keluh-kesah umat
tapi juga puji–pujian kepada Allah atas pertolongan-Nya. Doa dalam judul
teks ini bukanlah dimaksudkan “Menutup mata” lalu memohon kepada
Tuhan. Tetapi diikrarkan dalam bentuk bernyanyi dan bersorak–sorai.
Mengapa? Karena umat Tuhan harus memuji–muji Tuhan atas segala karya
penyertaan-Nya kepada mereka. Supaya mereka tidak terus meratapi masa
lampau mereka.
Beberapa penjelasan terkait teks, sebagai berikut :
Ayat 1 – 4 : Merupakan sebuah “Doksologi” (bahasa yunani: ucapan atau
nyanyian kemuliaan bagi Tuhan) yang memperlihatkan ekspresi umat Tuhan
atas diperkenankan-nya mereka terbebas dari dosa dan murka Allah.
Ayat 1 – 8 : Permohonan supaya mereka dipulihkan dari beban kehidupan,
sehingga ada sukacita dan keselamatan. Karena kasih setia Tuhan yang tak
berkesudahan.
Ayat 9 – 14 : Ungkapan dan pernyataan iman, bahwa setiap orang takut
akan Tuhan pasti ada :
Keadilan dan damai sejahtera
Kasih dan Kesetiaan
Keselamatan dan Kemuliaan-Nya diam ditengah-tengah mereka

PENERAPAN
Orang Kristen saat ini berada dalam keadaan iman yang tantangannya tidak
sedikit. Menghadapi ancaman-ancaman bahaya sosial, budaya, ekonomi dan
sebagainya. Ancaman global seperti perang nuklir serta berbagai rekayasa
kepentingan yang terus berdampak negatif di Indonesia, di Papua dan
disekitar kita banyak terjadi kekerasan bersenjata dan kejahatan lainnya di
mana-mana, korban juga berjatuhan.
Saat ini peran Gereja sangat dibutuhkan, karena beberapa alasan teologis:
1. Alasan Penciptaan Manusia (Kejadian 2:18, 22) Bahwa manusia sejak
diciptakan ia sangat membutuhkan orang lain. Kata “Penolong” pada teks
Kejadian 2 (dua) memiliki implikasi sosial yang luas artinya, manusia
tidak mungkin hidup tanpa orang lain. Gereja hadir tidak untuk dirinya
sendiri, tapi gereja di panggil untuk misi Eclesiologisnya, supaya dunia ini
mendapatkan kasih karunia Tuhan dan dipulihkan.

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

2. Alasan Tentang Hukum Kasih. “Kasihilah sesamamu manusia, seperti


dirimu sendiri (Matius 22 : 39).
3. Partisipasi gereja dalam pemulihan dunia yang bergejolak ini bukan
hanya sebagai keharusan, tapi dimaknai sebagai “tugas” yang tak
terbatas dan berkesudahan.
Alasan Tentang Masa Depan : Allah menghendaki perdamaian dan bukan
hidup tanpa pengharapan. Masa depan itu hanya bisa dicapai bila manusia
terus-menerus mendoakan hadirnya kedamaian dengan menaruh harap yang
tulus dan penuh kepada Allah.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SELASA, 31 OKTOBER 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN OKTOBER 2023- HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : DANIEL 9:1-19
TEMA : KITA SEBAGAI PENDOA

LATAR BELAKANG
Hari ini adalah hari ke-304, minggu ke-44 dalam tahun 2023, kita berada
pada minggu ke-4 bulan Oktober, triwulan 4 atau triwulan terakhir dalam
pengembangan pelayanan ibadah-ibadah di lingkup GKI di Tanah Papua.
Fokus tahun 2023 adalah “pembaruan” dengan arah pembaruan pada
triwulan ke empat adalah pembaruan Tuhan bagi GKI agar melalui
pembaruan yang Tuhan karuniakan atau anugerahkan bagi GKI, menjadikan
GKI pada fase ini dibangkitkan oleh karunia dan anugerah Tuhan untuk
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Dan refleksi-nya di dasarkan pada kitab
Daniel 9:1-19. Bahwa kunci menjadi berkat bagi bangsa-bangsa seperti
Daniel, adalah kita menjadi pendoa. Mengalami hubungan yang “intim”
dengan Tuhan.
Daniel adalah seorang visioner yang hidup pada masa pembuangan di
Babilonia tahun 587 sebelum Kristus. Pesan–pesan kenabiannya (provetis)
terbentuk dan banyak dipengaruhi suasana di pembuangan. Pandangan-
pandangan Daniel bersifat apokaliptis (suasana diseberang dari kekinian). Allah
akan datang dalam Kemuliaan-Nya sebagai Raja dan memimpin jalan-Nya
sejarah dunia.

PENJELASAN TEKS
Pasal 9 kitab Daniel adalah satu dari penglihatannya tentang nubuat
jatuhnya Yerusalem ke Babilonia. Dan berlangsung selama 70 Tahun serta
perpektifnya tentang Kerajaan Allah yang segera datang setelah kejatuhan
tersebut.
Ayat 1 : 2 : Daniel menjawab panggilannya pada masa Pemerintahan Darius
dan menyampaikan bahwa ramalan Yeremia tentang kejatuhan Yerusalem
akan berlangsung selama 70 tahun.
Ayat 3 : 7 : Doa dan permohonan Daniel untuk pengampunan atas
kesalahan, dosa dan kefasikan umat yang telah memberontak terhadap
perintah Tuhan.
Ayat 8 : 10 : Seharusnya ada rasa malu dari umat dan pemimpin mereka

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
kepada Allah atas perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan. Allah
menyayangi mereka namun hal itu tidak mengubah sikap mereka terhadap
Allah atas hukum yang diberikan.

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Ayat 11 : 14 : Kutuk dan malapetaka yang turun atas bangsa Israel


merupakan akibat langsung dari pelanggaran dan ketidaktaatan terhadap
hukum Tuhan serta kekerasan hati mereka untuk tidak mendengarkan suara
Tuhan melalui para Nabi dan Hamba-HambaNya. Penegakkan hukum dari
Allah bagi bangsa Israel, itu juga memperlihatkan sifat Allah yang adil dalam
segala tindakan dan perbuatan-Nya.
Ayat 15 : 17 : Doa dan permohonan agar Yerusalem sebagai kota Benteng
Allah yang kudus, diluputkan dari Murka Tuhan. Sebab Tuhan sendiri yang
memimpin mereka keluar dari tanah Mesir, karena belas kasihan-Nya.
Sekalipun dosa mereka dan kesalahan leluhur mereka telah menjadi cela
bagi semua orang, hal tersebut tak boleh menjadi rintangan bagi Anugerah
Tuhan atas kedaulatan Yerusalem sebagai tempat kekudusan bagi Allah.
Ayat 18 : 19 : Doa Penutup dari Daniel yang menjadi klimaks/puncak atas
semua permohonan, agar Allah memalingkan telinga-Nya untuk tidak
mendengar saja tapi sekaligus menerima. Diakhiri dengan pernyataan iman
nya, “Bahwa segala sesuatu yang dipermohonkan tidak terjadi karena jasa-
jasa mereka, tetapi semuanya hanya karena Kasih Sayang Tuhan yang tak
terbatas.”

PENERAPAN
Hubungan vertikal kita dengan Tuhan dalam komunikasi adalah doa. Namun
interaksi ini seringkali terabaikan dalam kehidupan sehari–hari. Doa bisa
dilakukan dalam persekutuan, dalam kelompok, keluarga atau secara pribadi
kepada Tuhan. Daniel menjadikan doa sebagai nafas untuk
memperhadapkan pergumulan bangsa Israel kepada Allah. Gereja tanpa doa
adalah gereja yang hidup tetapi mati secara rohani.

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, … OKTOBER 2023
KELENDER GEREJAWI : PERJAMUAN KUDUS SE-DUNIA - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : WAHYU 21:9-22:5
TEMA : MASA DEPAN KITA, YERUSALEM BARU

LATAR BELAKANG
“Wahyu” menurut bahasa Yunani adalah “Apokalupsis” yang dalam bahasa
Indonesia dimaknai “Rahasia yang dinyatakan”.
Yohanis murid Tuhan Yesus menulisnya di Patmos ketika di buang kesana
dalam penganiayaan kira-kira tahun 95 – 96 masehi oleh Domitianus. Banyak
petunjuk dari Tuhan dinyatakan Yohanes kepada orang Kristen. Sebagian
dari penglihatan-penglihatan Yohanes telah digenapkan pada kehidupan
jemaat di masa lampau. Tapi banyak pula pernyataan-pernyataan-Nya yang
bersifat “Providensia”, yaitu mempersiapkan orang Kristen untuk melihat jauh
ke depan tentang segenap karya dan tujuan dari rencana-Nya.

PENJELASAN TEKS
Teks ini merupakan penglihatan Yohanes yang ke-15 dari empat belas (14)
penglihatan sebelumnya.
Ayat 4-10 : Ini pernyataan Yohanes tentang datangnya langit baru yang
penuh kemuliaan dan turunnya Yerusalem Baru dari Sorga.
Ayat 11-27 : Kota yang penuh cahaya kemuliaan dengan keindahan cahaya
perhiasan, dikelilingi tembok dan pintu – pintu gerbang tinggi yang
semuanya itu melambangkan Kedua belas Suku Israel.
Ayat 22-23 : Bait suci adalah Tuhan Allah yang maha suci itu sendiri, sebagai
tanda kehadiran-Nya di tengah-tengah umat Tuhan, yang merupakan wujud
dari Anak Domba itu “Yesus Kristus”. Matahari, bulan, dan bintang-bintang
tak akan bersinar lagi karena kota kudus Yerusalem Baru telah disinari
dengan Kemuliaan Tuhan, yang didalamnya bersemayam Anak Domba itu.
Ayat 24-26 :Segala bangsa dengan kekayaan dan kehormatan akan berarak-
arakan menuju kota Kudus Yerusalem Baru pada siang hari, karena tak akan
ada lagi malam hari.
Ayat 27 : Di dalam kota Yerusalem Baru tak akan ada kenajisan, kekejian
dan dusta. Sebab semuanya telah menjadi ciptaan baru.

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pasal 22:1-5 : Penglihatan soal suasana kehidupan di Yerusalem baru.


Kehidupan lama yang dirusak dosa tidak ada lagi, semuanya telah dipulihkan
Allah. Sungai mengalir terus dari tahta Allah dan Anak Domba. Tak ada
kegelapan lagi karena terang datang dari Allah sendiri. Di Yerusalem baru itu
mereka memerintah sebagai raja untuk selama-lamanya.

PENERAPAN
Banyak hal disampaikan kepada kita orang Kristen tentang hakekat
kehidupan yang akan berlangsung di masa depan. Akan datang dunia baru dan
Yerusalem Baru. Tuhan Allah sendiri yang bertahta di Yerusalem baru
bersama orang- orang kudus. Kegenapan akan waktu Tuhan pasti tiba-tiba.
Karena itu tanggalkan semua hal yang bersumber dari Iblis. Sebab kekejian
hanya menyebabkan pintu sorga tertutup bagi kita. Di kota Yerusalem baru
kita semua akan dijamu Tuhan Allah dalam satu meja.

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI Triwulan Ke-Empat Oktober-November-Desember 2023


Pembaruan Tuhan Bagi GKI Agar Menjadi Berkat Bagi Keluarga dan bangsa-bangsa

BULAN KE-11 : NOVEMBER 2023


MINGGU, 05 NOVEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : TITUS 2:1-10
TEMA : “SETIAP PERAN DALAM
KELUARGA MENJADI ALAT
BERKAT”

LATAR BELAKANG
Hari ini adalah hari ke-309, minggu ke-45 tahun 2023, merupakan minggu
pertama bulan November. Kita sudah berada pada triwulan ke-4 dengan
fokus pelayanan “Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi bangsa-
bangsa”, dasar untuk merefleksikan bagian fokus pelayanan dimaksud ada
pada Titus 2:1-10

PENJELASAN TEKS
Penekanan utama pada ayat 1 terdiri dari dua kata yang penting, pertama
“beritakanlah” dan ; kedua “ajaran yang sehat”. Untuk mewujudkannya,
maka tanggungjawab beritakan tentang ajaran yang sehat ada
pelaksananya, Rasul Paulus menempatkan perwakilan-nya pada empat pihak
sebagaimana terdapat pada setiap bagian ayat 1 sampai 10, yaitu :
Ayat 1-2 laki-laki yang tua : sederhana, terhormat, bijaksana, sehat iman,
dalam kasih dan dalam ketekunan
Ayat 3-5 perempuan – perempuan yang tua dan perempuan-perempuan
muda : Hidup sebagai orang yang beribadah, jangan memfitnah, jangan
menjadi hamba anggur, cakap mengajarkan hal-hal yang baik
Ayat 6-8 orang-orang muda : Menguasai diri dalam segala hal, jadikan diri
sendiri menjadi teladan dalam berbuat baik, jujur dan sungguh-sungguh
dalam pengajaran, sehat, tidak bercela dalam pemberitaan
Ayat 9-10 hamba-hamba :
Taat kepada tuan dalam segala hal, jangan membantah, jangan curang,
tulus, setia

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
PENERAPAN
Sampai dengan hari ke-309 minggu ke-45 fokus dalam triwulan ke-4 terus
digemahkan tentang pembaruan Tuhan bagi GKI untuk menjadi berkat bagi
bangsa dan sekitarnya, maka focus itu dimulai dari subyek terdekat, yaitu
laki- laki yang tua, perempuan yang tua dan muda, orang-orang muda dan
para hamba, tidak terkecuali bagi siapapun yang sudah menerima Tuhan
Yesus Kristus dan pada dirinya sudah memulai pemberitaan tentang ajaran
yang sehat. Imanuel.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB PAM, PW, PKB


TEMA : SETIAP PERAN DALAM KELUARGA MENJADI ALAT BERKAT

Penelahan memberikan perhatian khusus pada peran laki-laki yang dewasa


(Pemuda dan PKB) dan perempuan yang dewasa (Pemudi dan PW)

(1) Bagi Pemuda dan PKB : uraikanlah dengan kata-kata sendiri makna kata
dari, (1) hidup sederhana ; (2) terhormat ; (3) bijaksana ; (4) sehat
dalam iman, kasih dan ketekunan (ay 2) … demikianlah peran dalam
keluarga yang menjadi alat berkat,

(2) Bagi Pemudi dan PW : uraikanlah dengan kata-kata sendiri makna kata
dari, (1) hidup sebagai orang beribadah ; (2) mengapa jangan memfitnah? ;
(3) jangan menjadi hamba anggur ; (4) cakap mengajar hal-hal baik ; (5)
pendidik perempuan-perempuan muda (ay 3-4) … demikianlah peran
dalam keluarga yang menjadi alat berkat

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 12 NOVEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ZEFANYA 3:9-20
TEMA : “TUHAN MEMILIH, MEMBAHARUI
DAN MENYELAMATKAN”

LATAR BELAKANG
Kita saat ini berada pada, minggu ke-2 bulan November, hari ke-316, dan
minggu ke-46 dalam tahun 2023, masih berikan fokus pelayanan pada
triwulan ke-4 adalah “Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi
bangsa- bangsa”. Pembaruan ini akan didasarkan pada teks Zefanya 3:9-20
bahwa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa atau lingkungan sekitar karena
Tuhan sudah memilih, membaharui dan menyelamatkan. Dari dasar inilah
kita dibangkitkan untuk menjadi berkat bagi lingkungan sekitar sebagai
bagian dari menjadi berkat bagi dunia.

PENJELASAN TEKS
Ayat 9 – 11 penghukuman TUHAN kepada Umat-Nya : TUHAN memberikan
bibir lain, bibir yang bersih kepada bangsa-bangsa untuk memanggil nama
TUHAN dan beribadah kepada TUHAN
Nabi menyebut nama bangsa lain yang kepadanya TUHAN berikan bibir yang
bersih untuk memanggil nama TUHAN, yaitu di seberang sungai-sungai
Etiopia, yaitu mereka yang terserak, TUHAN memanggil untuk beribadah
dengan bahu-membahu dan membawa persembahan. Untuk membuat malu
umat Israel. Alasan mengapa bangsa lain yang dipilih? Nabi Zefanya
menyebut pada ayat (11), yaitu “perbuatan durhaka yang dilakukan oleh
orang-orang yang congkak”
Ayat 12 – 13 Karunia TUHAN memilih umat yang rendah hati yang mencari
perlindungan pada TUHAN
Pada bagian ayat (12-13) aspek pembaruan yang TUHAN kerjakan adalah
ada sisa Israel yang TUHAN biarkan hidup, yaitu mereka atau umat yang
“rendah hati dan lemah dan yang mencari perlindungan pada TUHAN”.
Barangkali sisa Israel inilah yang dimaksudkan dengan kata “terserak”. Sisa
Israel ini kualitas spiritualnya Nabi menyingkapkan sebagai umat yang : tidak
akan melakukan kelaliman, tidak berbohong atau tidak ada lidah penipu.

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 14 – 20 Keselamatan dan Pembaruan dari TUHAN
Pada bagian ayat (14-20) menjadi suatu inti isi yang berkaitan dengan
keselamatan yang Allah kerjakan, ditemukan dengan beberapa ungkapan
pembebasan, antara lain :
(1) Periode TUHAN menyingkirkan hukuman : sebagai periode yang penuh
dengan tempik-sorak dan sukacita dan beria-ria puteri Yerusalem ;
menebas binasa musuh ; Raja Israel tidak takut malapetaka ; (ay 14-15)
(2) TUHAN Allah sebagai pahlawan yang ada bersama, dan yang memberi
kemenangan. (ay 17a)
(3) TUHAN membaharui engkau dalam kasih-Nya (17b)
(4) Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai (ay 17c)
(5) Mengangkat malapetaka dan tidak lagi menanggung cela (ay 18)
(6) TUHAN bertindak terhadap segala penindas, menyelamatkan,
mengumpulkan dan membawa kamu pulang untuk membuat kamu
menjadi kenamaan dan kepujiaan diantara segala bangsa dengan
memulihkan keadaanmu di depan mata mereka, dan kali ini TUHAN
membuat terbalik, yaitu mereka dibuat malu. (ay 19-20)

PENERAPAN
Teks Zefanya 3:9-20 adalah teks yang sangat menarik, antara penghukuman
dan keselamatan berlangsung dalam kendali TUHAN. Untuk penghukuman
atas kedurhakaan Israel TUHAN memanggil bangsa lain dan menunjukkan
bagaimana bibir bersih bangsa-bangsa lain digunakan untuk memuliakan
TUHAN dan Israel dibuat malu. Tetapi pada saat TUHAN berpaling dan
mengaruniakan keselamatan, TUHAN menggunakan kemenangan dan
keselamatan Israel untuk membuat bangsa-bangsa lain malu. Cara TUHAN
sangat unik yang terselami dan yang tidak terselami. Demikianlah teks yang
mengantar kita pada hari ke-316 dan minggu ke-46 tahun 2023. Imanuel.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

MINGGU, 19 NOVEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : HAGAI 1:1-2:1
TEMA : “TUBUHMU ADALAH BAIT-ROH KUDUS
MAKA BANGUNLAH 1 Kor 6:19a”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita berada pada hari ke-323, minggu ke-3 dalam bulan November,
dan secara keseluruhan minggu ini adalah minggu ke 47 dalam tahun 2023,
fokus pelayanan untuk triwulan ke-4 adalah “Pembaruan Tuhan bagi GKI
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa”, focus ini didasarkan pada firman Tuhan
yang datang dari Hagai 1:1 – 2:1. Bila Nabi Hagai ditugaskan untuk
membangun Kembali Bait Allah, kepada kita hari ini, Roh Kudus
menyadarkan sebagaimana tema, bahwa pertama-tama “tubuh kita yang
percaya kepada Tuhan Yesus adalah Bait Roh Kudus” maka pembaruan
terhadap pembangunan bait yang sesungguhnya adalah tempat dimana Roh
Kudus Tuhan berdiam, yaitu hati kita. Dari sini, hati kita, suatu hal sederhana
dan kecil kita lakukan untuk menapaki hal besar ke depan bersama Roh
Kudus Tuhan, menjadi berkat.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 2 Nabi Hagai dan Kondisi Rumah Tuhan
Nabi Hagai dipakai TUHAN untuk memberitahukan tentang perhatian dan
hati Tuhan terhadap rumah Tuhan yang tidak difungsikan dan dibiarkan tidak
terurus oleh umat Tuhan. Tuhan berbicara kepada nabi Hagai pada masa
Raja Darius Raja Persia-Babel dalam bulan ke-enam, hari pertama bulan itu,
bupati Yehuda Zerubabel bin Sealtiel dan Imam Besar Yosua bin Yozadak.
Nabi Hagai memberitahukan Firman TUHAN yang datang kepadanya tentang
“kata-kata yang diucapkan oleh bangsa Israel tentang pembangunan rumah
TUHAN, demikian “sekarang belum tiba waktunya untuk membangun
Kembali rumah TUHAN” (ay 2)
Ayat 3 – 11 Firman TUHAN tentang pembangunan rumah Tuhan dan Kondisi
Umat TUHAN
Hati TUHAN tentang pembangunan rumah TUHAN, yang dimulai dari satu
kata yang diucapkan 2 kali berturut, yaitu “perhatikanlah keadaanmu” (ay 5
dan 7)

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

1) Ayat 5-6; perhatikanlah keadaanmu: kamu menabur banyak tetapi


membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai
kenyang; kamu minum, tapi tidak sampai puas ; kamu berpakaian tetapi
badan mu tidak sampai panas ; bekerja untuk upah tetapi ditaruh dalam
pundi-pundi yang berlubang ;
2) Ayat 7-11 perhatikanlah keadaanmu : dua hal yang TUHAN sampaikan
yaitu (a) Yang TUHAN berkenan ditegaskan dalam 3 (tiga) kata, yaitu
“naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah” ; (b) yang
TUHAN tidak berkenan ada dua hal, yaitu (a)“rumah-Ku tetap menjadi
reruntuhan, kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya
sendiri” (ay 9), maka yang terjadi adalah “kamu mengharapkan banyak
tetapi hasilnya sedikit ; membawa ke rumah Aku menghembuskan-nya ;
langit menahan embunnya, bumi menahan hasilnya ; Aku memanggil
kekeringan, ke atas : negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum,
ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke
atas manusia, ke atas hewan dan ke atas segala hasil usaha (ay 11)
Ayat 12-14 dan 2:1a Pembangunan Rumah TUHAN
Periode pembangunan Bait Allah dimulai pada hari yang ke-40 bulan ke-6,
bangsa Israel mendengar suara TUHAN…lalu takutlah bangsa itu kepada
TUHAN (ay 12) dan perkataan Nabi Hagai. Pesan TUHAN “Aku ini menyertai
kamu” (ay 13), cara TUHAN menyertai dalam kerangka permulaan pekerjaan
rumah TUHAN adalah “menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel bupati
Yehuda dan semangat Yosua bin Yosadak Imam Besar dan semangat
selebihnya dari bangsa itu.

PENERAPAN
Sampai dengan hari ke-323, minggu ke-3, bulan November, atau minggu ke-
47 tahun 2023, pada triwulan ke-4 dalam focus pelayanan tentang
“Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa”, Firman
TUHAN mengajarkan sisi lain dari pembaruan yang mendatangi GKI dalam
pemaknaan atau refleksi atas Kitab Hagai 1:1 – 2:1, tentang “berkat dari
TUHAN dalam pembangunan rumah TUHAN”.
Niat membangun rumah Tuhan adalah niat yang suci dan tulus. Rumah
Tuhan adalah simbol dari terjadinya “persekutuan yang nyata antar Tuhan
dengan umat-Nya”. persekutuan itu berdampak kepada “menggumuli
membangun rumah Tuhan”. Agar suatu saat umat Tuhan sampai kepada
perjumpaan

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Tuhan dengan umat Tuhan dalam persekutuan, maka “rumah Tuhan”


merupakan salah instrument yang diperlukan untuk mewujudkannya.
Kita menemukan dari teks pembacaan kita, khusus ayat (5-6) tentang
keadaan yang harus diperhatikan dalam jemaat, bila dalam membangun
tidak seia- sekata : kamu menabur banyak tetapi membawa pulang hasil
sedikit ; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang ; kamu minum, tapi tidak
sampai puas ; kamu berpakaian tetapi badan mu tidak sampai panas ;
bekerja untuk upah tetapi ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang ; atau
suatu kondisi sebagaimana tergambar pada ayat (10-11) : … maka yang
terjadi adalah “kamu mengharapkan banyak tetapi hasilnya sedikit ;
membawa ke rumah Aku menghembuskan-nya ; langit menahan embunnya,
bumi menahan hasilnya ; Aku memanggil kekeringan, ke atas : negeri, ke atas
gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas
segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia, ke atas hewan dan ke atas
segala hasil usaha (ay 11)

Pembelajaran yang hidup dan mengagungkan, tentang mengutamakan


Tuhan sebagai Pokok dan Sumber berkat dan kehidupan. Mengutamakan
bukan mengabaikan. Imanuel.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 26 NOVEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN I - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MIKHA 5:1-14
TEMA : “BETLEHEM AKAN MENDATANGKAN
SEORANG YANG MEMERINTAH ISRAEL”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita berada pada hari ke-330 minggu ke-4 atau minggu terakhir bulan
November, pada saat yang bersamaan, sesuai kalender Gerejawi kita sudah
memasuki minggu ke-48, sebagai minggu penantian atau minggu adven
yang pertama dalam tahun 2023. Pada triwulan ke-empat dalam focus
pelayanan tahunan GKI dengan bertitik tolak pada “Pembaruan Tuhan bagi
GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa”, maka kita sedang mengakhiri
bulan kedua dalam triwulan ke-4 ini dan segera memasuki bulan terakhir
dalam triwulan ke empat ini. Keseluruhan pelayanan yang akan berlangsung
dalam minggu ini akan berlangsung di atas dasar Firman Tuhan. Mikha 5:1-
14 tentang dari “Betlehem akan mendatangkan seorang yang memerintah
Israel”. Hari ini di dalam Kristus dunia sudah diselamatkan, ditebus, dan kita
meyakini sudah diselamatkan. Dia yang menebus dunia, Dialah yang
memerintah dunia, Dia itulah yang terlahir di Betlehem.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-4 nubuat tentang seorang dari Betlehem-Efrata yang akan
memerintah Israel
Yang memerintah Israel adalah yang permulaannya sudah sejak purbakala,
sajak dahulu kala (ay 1) ; selebihnya saudara-saudaranya akan kembali kepada
orang Israel akan pemimpin yang akan menghadirkan lahirnya fase
persatuan dan solidaritas (ay 2) ; pemimpin yang mendapat kekuatan dari
Tuhan menjadi besar sampai ke ujung bumi (ay 3) pemimpin yang menjadi
damai sejahtera sebagai kekuatan (ay 4) ; pemimpin yang membebaskan
dari penindas Asyur (ay 5)
Ayat 6-9 Sisa Umat TUHAN yang berdampak
Perserakan sisa umat TUHAN menjadi berkat bagi banyak bangsa “seperti
embun daripada TUHAN, seperti dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan…”
(ay 6) ; perserakkan sisa umat TUHAN di tengah banyak bangsa adalah
kekuatan “seperti singa diantara binatang-binatang hutan, singa muda diantara

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

kawanan kambing domba…” ay (7) ; kekuatan pemimpin seperti tangan yang


diangkat untuk melawan dan membinasakan musuh (ay 8-9)
Ay 10-14 TUHAN Yang Berkuasa
Nabi Mikha menyatakan kekuasaan TUHAN atas ciptaan, antara lain :
Melenyapkan kota (ay 10) ; melenyapkan sihir dan peramal (ay 11) ;
melenyapkan patung-patung, tugu berhala (ay 12) ; memunahkan berhala
(ay 13) bangsa-bangsa yang tidak mau mendengarkan TUHAN mendapatkan
murka dan kehangatan amarah (ay 14)

PENERAPAN
Setelah kita memasuki hari ke-330 dan minggu ke-48 dalam tahun 2023 ini,
maka fokus pembaruan itu tampak pada pembaruan atas sisa umat TUHAN
di dalam perserakan menjadi satu solidaritas yang kuat. Mereka muncul
karena Elshaday itu nyata. Dialah yang melenyapkan semua kekuatan
buatan. Di dalam penghukuman kepada bangsa-bangsa terdapat pembaruan
yang TUHAN kerjakan, sehingga umat TUHAN akan muncul dalam satu
periode tertentu diluar dari gangguan yang datang dari peramal, sihir yang
dahulu mendatangan amarah dan murka TUHAN. Imanuel.

KELOMPOK DISKUSI DALAM IBADAH KELUARGA


TEMA : BETLEHEM AKAN MENDATANGKAN SEORANG YANG
MEMERINTAH ISRAEL

(1) Masa depan dari Pembaruan bangsa-bangsa di nubuat Mikha dengan


tempat pemimpin pembaharu itu datang, yaitu dari Betlehem.
Diskusikanlah tentang kota seperti apa dalam Alkitab?
(2) Diskusikanlah raja-raja yang memerintah Israel : Raja Daud, “Raja
Yotam, Raja Ahas, Raja Hizkia” (1:1)

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
KAMIS, 30 NOVEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN I - KUNCI BULAN - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 23:17-18
TEMA : “HIDUP BIJAKSANA YAITU TAKUT TUHAN”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita sudah memasuki hari ke-30 hari terakhir dalam minggu ke-4
bulan November, secara keseluruhan kita sudah berada pada hari ke-334
minggu ke-
48 di tahun 2023. Dalam tahun gerejawi kita sudah berada pada minggu
penantian kedatangan Tuhan atau minggu adven yang pertama. Fokus
pelayanan pada triwulan ke-4 ini adalah “Pembaruan Tuhan bagi GKI
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa”, dan pada ibadah akhir bulan November
didasarkan pada pemberitaan dari Kitab Amsal 23:17-18. Dasar ini
meneguhkan bahwa kepandaian, kepintaran benar ada di dalam diri setiap
orang, tetapi kepada kita Tuhan karuniakan satu sikap yang anggung yaitu,
“takut Tuhan” hayati hal ini bahwa Tuhan sesungguhnya “sang Logos”
pengetahuan dan kepandaian itu. dalam masa penantian kita dimaklumkan
dalam iman kepada “inkarnasi sang Logos”. Kita menyadari dalam iman
bahwa perubahan dan pembaruan dasarnya da pada “inkarnasi Sang Logos”
sehingga dunia mengalami pembaruan.

PENJELASAN TEKS
Kita sudah memasuki masa penantian atau yang kita namakan minggu
adven, ini adalah minggu adven pertama, apa yang perlu kita persiapkan
dalam minggu adven ini, marilah kita mendengarkan nasehat dan arahan
yang datang kepada kita melalui Firman Tuhan yang kita baca dari Kitab
Amsal 23:17-18 dalam ibadah kunci bulan ini. Antara lain : Ada 4 (empat) hal
yang perlu kita perhatikan, antara lain :
Ayat 17a – janganlah hatimu iri kepada orang-orang berdosa
Awasilah diri jangan-jangan kita terjebak dalam membuat suatu penilaian
dan “perbandingan” atas kondisi hidup tertentu. antara yang saleh dan taat
beribadah itu hidup bersahaja, tetapi yang di luar dari itu bergelimangan dan
berlimpah. Iri hati memiliki salah satu jalan masuk dalam kehidupan yang
seperti ini.

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Ayat 17b – takutlah akan TUHAN senantiasa
Prisnsip takut TUHAN sama dengan “taat kepada Firman TUHAN”.
Ayat 18a – masa depanmu sungguh ada
Di dalam TUHAN tidak ada yang mustahil untuk menyambut masa depan
seperti menyambut setiap hari, hari yang baru sebagai rahmat Allah.
Ayat 18b – harapanmu tidak akan hilang
Selama TUHAN adalah yang kekal, yang hidup harapan di dalam hidup
memiliki kualitas waktu TUHAN, meskipun pada manusia akan terjadi
peralihan atau pergantian keturunan, tetapi harapan dan pengharapan yang
dari TUHAN selamanya.

PENERAPAN
Dari empat prinsip yang mendatangi kita pada ibadah akhir bulan November
2022 pada minggu adven pertama, memberikan pegangan tentang TUHAN
adalah andalan dan pengharapan abadi yang selalu ada dan menyertai kita.
Untuk memasuki bulan baru bulan Desember 2023 maka kita perlu
mewujudkan kehidupan yang :
(1) Tidak iri hati
(2) Takut TUHAN selalu atau taati Firman Tuhan dengan kasih dan kesetiaan
(3) Selalu menaruh pengharapan hanya di dalam Tuhan
Selamat jalan bulan November dan selamat datang bulan Desember 2023.
Imanuel

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pembaharuan GKI : Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember 2023


Pembaruan Tuhan bagi GKI agar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa

BULAN KE-12 : DESEMBER 2023


MINGGU, 03 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN II - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : DANIEL 7:13-15
TEMA : NUBUAT TENTANG KRISTUS DAN
KEKUASAAN DAN KEMULIAAN-NYA

LATAR BELAKANG
Hari ini adalah hari ke-337, minggu ke-49 dalam tahun 2023 fokus pelayanan
triwulan ke-empat Oktober-November-Desember 2023, Pembaruan Tuhan
bagi GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Pada minggu adven ke-2 di
awal bulan Desember, kita sekali lagi diajak untuk menghidupkan pembaruan
yang berdampak, yaitu menjadi berkat bagi lingkungan sekitar dan bangsa-
bangsa dengan dasar Firman Tuhan Daniel 7:13-15, bahwa hanya Kristus
yang kekal kuasa-Nya sejak kekal.
Sebagai manusia, umumnya setiap kita pasti pernah bermimpi. Alkitab
memberi penjelasan kepada kita bahwa Allah dalam otoritas-Nya, dapat
melakukan dan menggunakan apa saja untuk menyampaikan pesan-Nya
kepada manusia. Salah satunya adalah melalui mimpi. Memang kita perlu
ekstra berhati-hati dalam hal ini, agar kita tidak terjebak dalam pemahaman
yang keliru tentang mimpi, karena banyak mimpi terjadi justru karena
kesibukan, kelelahan, beban hidup yang berat atau juga sebagai bunga tidur
belaka.
Yang perlu kita ingat, jika seseorang mendapat mimpi dari Allah, maka, Allah
sendiri juga akan memberikan makna yang jelas dari mimpi tersebut,
sehingga pesan atau berita yang disampaikan oleh Allah kepada manusia,
menjadi jelas dan dipahami secara baik dan benar.

PENJELASAN TEKS
Daniel pasal 7 menjelaskan bahwa ketika raja Belsyazar memerintah di
Babel, Daniel menerima penglihatan dari Tuhan lewat mimpi yang tidak
hanya membuat Daniel menjadi terharu tetapi juga menggelisahkan-nya.
Mimpi Daniel memberi penglihatan tentang empat (4) binatang besar sebagai
simbol

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

empat (4) kerajaan yang akan muncul memerintah atas umat-Nya. Empat
kerajaan itu disimbolkan seperti Singa (ayat: 4), Beruang (ayat 5), Macan
Tutul (ayat 6) dan binatang yang sangat menakutkan dahsyat, yang
semuanya menggambarkan bagaimana para pemimpin memimpin umat
dengan mengandalkan kekuasaan duniawi tanpa takut pada Tuhan, sehingga
penuh kekerasan, membanggakan kekuatan duniawi yang dimiliki lalu pada
akhirnya justru mengalami kemerosotan.
Sesudah itu, Daniel melihat tentang penghakiman, yang dimulai pada ayat 9,
Daniel melihat takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usia,
pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu
Domba”. Penghakiman itu ditandai dengan “takhta diletakkan dan Yang
lanjut Usianya mengambil tempat duduk-Nya’. Ungkapan ini menjelaskan
tentang Allah sebagai yang kekal, yang adalah Hakim yang agung yang akan
menghakimi setiap orang termasuk semua penguasa di dunia ini. Allah yang
kekal itu itu penuh dengan kekudusan, keagungan dan keadilan.
Pada ayat 13 – 15, kepada Daniel diperlihatkan “ datang dengan awan-awan
dari langit seorang seperti anak manusia, datanglah ia kepada Yang Lanjut
Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya”.
Khusus pada ayat 13 & 14 memberitahu kepada kita bahwa Daniel tidak
melihat secara terperinci dan jelas bagaimana penghukuman serta
kebinasaan terjadi terhadap para penguasa yang
memerintah dengan kejam dan sewenang-wenang itu, tetapi
justru di tengah mereka memerintah dengan mengandalkan kekuasaan
duniawi, justru datang seorang manusia yang diberi kehormatan, kemuliaan
dan kekuasaan untuk memimpin kerajaan yang kekal. Karena itu,
memperhatikan Keluaran 40:34 & 38; Markus 14 :62; Kisah Para Rasul 1 :
9 & 11; Wahyu 1:7 maka dapat kita katakan bahwa ungkapan
“awan-awan dari langit” bisa saja menggambarkan tentang kemuliaan tetapi
juga tentang kedatangan ke dua dalam perjanjian Baru.
Lalu, siapakah yang disebut anak manusia dan siapakah juga yang disapa Yang
Lanjut Usia?. Pada teks ini, tidak disebutkan secara jelas, siapakah yang disapa
sebagai anak manusia, juga siapakah yang disebut “Yang Lanjut Usia?. Yang
pasti anak manusia pada bagian ini, datang dalam kemuliaan sehingga tampil
sebagai sosok pribadi ilahi atau surgawi yang sekaligus juga menunjukan
sifat- sifat manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa Ia pribadi sorgawi yang
datang sebagai manusia untuk berperan aktif dalam proses penghakiman
manusia karena ia diberi kerajaan yang kekal oleh yang disebut “Yang
Lanjut Usia”
26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Anak manusia ini diberi kekuasaan dan kemuliaan sebagai raja sehingga semua
suku bangsa bahkan segala bangsa mengabdi kepadanya. Bahkan
kekuasaannya kekal, tidak akan lenyap dan kerajaannya tidak akan musnah.
Anak Manusia ini pemilik kerajaan yang kekal. Kerajaan yang kekal, tentu
jauh berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain yang pernah ada dalam
kehidupan dunia ini. Gambaran Anak Manusia dengan kerajaan-Nya yang
kekal pada konteks ini menunjukan manifestasi dari Yesus Kristus.

PENERAPAN
1. Allah dapat menggunakan apa saja dan siapa saja untuk menyampaikan
pesan-Nya kepada manusia dan dunia ini. Termasuk Allah dapat
mengizinkan bangsa-bangsa kafir memimpin umat-Nya, agar umat-Nya
bertobat dan berbalik kepada Allah.
2. Allah adalah pengendali seluruh sejarah perjalanan kehidupan dunia.
3. Penghakiman, penghukuman dan kehidupan yang kekal adalah sesuatu
yang pasti bagi orang percaya.
4. Dalam perayaan minggu Advent ini, ingatlah bahwa kita tidak lagi
menantikan Tuhan yang akan datang sebagai bayi mungil di Betlehem,
tetapi Ia akan datang kembali sebagai Raja dan Hakim yang meminta
pertanggungjawaban seluruh hidup kita kepada-Nya. Sebab itu, siapkan
hati dan seluruh hidup kita untuk menyambut kedatangan-Nya.
5. Semua yang terhimpun dalam GKI di Tanah Papua adalah agen
perubahan untuk terus menjadi berkat bagi situasi dan keadaan yang
sedang terjadi dalam kehidupan dunia saat ini.

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 10 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN III - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : ZAKHARIA 9:9-10
TEMA : KRISTUS RAJA YANG ADIL, JAYA
DAN LEMAH LEMBUT

LATAR BELAKANG
Tepat hari ini kita ada pada hari ke-344, minggu ke-50 dalam tahun 2023,
fokus pelayanan GKI di tanah Papua triwulan ke-empat Oktober-November-
Desember 2023, Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi bangsa-
bangsa dengan landasan firman Tuhan Zakharia 9 : 9 – 10. Untuk menjadi
berkat bagi bangsa-bangsa isi pemberitaannya adalah Kristus Raja yang adil,
Jaya dan lemah-lembut.
Kata Raja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebutan penguasa
tertinggi di kerajaan atau orang yang besar kekuasaannya, orang sangat
berpengaruh dalam lingkungannya. Karena itu, seorang raja sudah pasti
berada di singgasana kerajaan yang mewah, megah serta lengkap dengan
pengawalan dan penjagaan yang ketat oleh pengawal-nya. Dalam melakukan
perjalanan, seorang raja pasti menggunakan kereta kerajaan yang disiapkan
secara khusus juga mewah atau pun seorang raja akan menunggang seekor
kuda yang gagah perkasa. Hal ini sangat kontras atau bertolak belakang
dengan kehadiran atau kedatangan seorang raja yang disampaikan dalam
kitab Zakharia, .

PENJELASAN TEKS
Zakharia adalah putra Berekhya seorang cucu Ido (1 : 1). Dalam Nehemia
12:4 Ido, sang kakek Zakharia disebutkan sebagai seorang imam, maka
dapat disimpulkan bahwa Zakharia adalah seorang imam sekaligus seorang
nabi. Pelayanan Zakharia sezaman dengan nabi Hagai. Dalam pelayanannya,
Zakharia menyerukan pertobatan kepada orang yang telah pulang dari
pembuangan. Ia mengingatkan bahwa nenek moyang mereka telah menolak
Firman Tuhan yang disampaikan oleh para nabi sehingga akhirnya mereka di
hukum. Karena itu, seharusnya jangan terulang kembali pada generasi yang
kembali dari pembuangan sekalipun sangat disadari bahwa setelah kembali
dari pembuangan, mereka bukan menghadapi keadaan yang mudah dan
enak- enak saja tetapi justru tetap menghadapi tantangan dan kesulitan
yang sangat

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

berat dan menekan mereka. Sudah tentu, mereka telah memiliki pengalaman
hidup tentang bagaimana kehadiran dan kepemimpinan seorang raja
sebelum mereka di taklukan oleh para penguasa lain. Di tengah situasi dan
kondisi seperti itulah, tentu mereka menantikan seorang pemimpin atau raja
yang dapat menolong dan menjawab berbagai kesulitan yang sedang
mereka hadapi.
Karena itu, Zakharia 9 : 9 – 10 adalah nubuat yang disampaikan kepada
umat yang sedang menantikan seorang raja. Nubuat ini tidak hanya
bermaksud untuk memberi motivasi atau semangat baru kepada mereka
tetapi juga hendak mengajarkan mereka bahwa dalam segala keadaan
mereka, Allah itu tetap peduli dan mengasihi mereka.
Nubuat ini berisikan suatu ajakan untuk bersukacita/bersukaria dengan
menegaskan “Bersorak-soraklah dengan nyaring, bersorak-sorai ”. Sorak-sorai
adalah suatu suasana atau keadaan yang penuh dengan
kegembiraan/sukacita bukan kesedihan atau kedukaan. Mengapa diajak
untuk bersorak-sorai atau bersukacita?. Alasannya karena kedatangan
seorang Raja. Dituliskan “Lihat, rajamu datang kepadamu “. Ungkapan
“rajamu datang kepadamu” hendak menegaskan bahwa kedatangan sang raja
bukan karena suatu permintaan atau bukan karena suatu kunjungan yang
dilakukan tetapi kedatangan sang raja itu adalah merupakan kehendak atau
inisiatif dari raja itu sendiri.
Raja yang datang itu, “ia adil dan jaya, ia lemah-lembut dan mengendarai
seekor Keledai, seekor keledai beban yang muda”. Ungkapan ini
menjelaskan bahwa sang raja itu bukan datang dengan kemegahan,
keperkasaan, kemewahan dan kekuatan perang sebagaimana para raja yang
lain, tetapi justru sang raja ini datang dengan mengendarai seekor keledai
yang muda. Raja yang akan datang ini adalah raja yang memerintah dengan
adil, dalam arti sang raja menyatakan dan menegakkan keadilan tetapi juga
sungguh- sungguh memperhatikan kaum yang miskin, juga sang raja
melindungi dan menyelamatkan umat-Nya serta rendah hati bukan
memanfaatkan atau mengorbankan atau menyusahkan orang lain hanya
demi kepentingan, kekuasaan dan kejayaannya.
Sang Raja memerintah bukan dengan kekerasan, bukan juga mengandalkan
kekuatan dan kecanggihan alat perang tetapi memerintah dengan kasih atau
lemah-lembut. Karakter seorang pemimpin yang memimpin dengan adil, jaya
dan lemah – lembut, adalah karakter seorang pemimpin yang langka pada
era sekarang ini, sebab pemimpin yang demikianlah, yang justru dicari
dan

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

dirindukan banyak orang dalam kehidupan dunia sekarang ini. Karakter sang
raja seperti yang dituliskan pada Zakharia 9 : 9-10 ini, patut diteladani oleh
para pemimpin di era sekarang ini.
Ayat 10 mengungkapkan tujuan kedatangan sang Raja adalah “ia akan
memberitakan damai kepada bangsa-bangsa” dan wilayah kekuasaan sang raja
adalah sampai ke ujung-ujung bumi. Kata memberitakan tidaklah berarti
hanya menyampaikan kabar atau berita tentang damai tetapi sekaligus juga
sebagai pembawa damai atau menyatakan damai itu dalam kehidupan ini.
Karena ia menyatakan dan memberitakan damai, maka ia adalah pemilik dan
sumber damai.
Nubuat Zakharia ini digenapi dengan oleh Yesus Kristus ketika Ia
mengendarai keledai memasuki kota Yerusalem dan banyak orang
menyambut-Nya sambil mengelu-elukan-Nya (Matius 21:1-5)

PENERAPAN
1. Allah selalu peduli dan datang menjumpai umat-Nya dalam berbagai
situasi dan keadaan hidup manusia. Karena itu dalam semua situasi dan
keadaan hidup, seharusnya kita tetap bersukacita dan bersyukur kepada-
Nya.
2. Tugas orang percaya dalam kehidupan ini adalah sebagai pembawa
damai. Sebagai pembawa damai, kita harus lebih dahulu hidup di dalam
dan mengalami damai itu.
3. Adil, jaya dan lemah-lembut sudahkah menjadi gaya hidup setiap orang
percaya dalam melakukan tugas pelayanan dan kesaksiannya di tengah
kehidupan dunia selama ini?. Jika belum maka, perayaan minggu Advent
ke – 3 ini menjadi kesempatan untuk kita mengevaluasi seluruh
kehidupan dan tugas tanggung jawab kita di hadapan-Nya agar menjadi
lebih baik di waktu mendatang.

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 17 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN IV - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MIKHA 7:7-13
TEMA : TUHAN MENJADI TERANGKU (ay 8b)

LATAR BELAKANG
Kita saat ini ada pada minggu ke-51, hari ke-351 dalam tahun 2023, focus
pelayanan tahunan pada GKI di Tanah Papua terus difokuskan pada triwulan
ke-empat Oktober-November-Desember 2023, yaitu “Pembaruan Tuhan bagi
GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa” dengan berlandaskan pada firman
Tuhan Mikha 7:7 – 13. Yang terus mengingatkan bahwa hanya terang Kristus
yang dapat menerangi dunia dan bangsa-bangsa.
Mikha adalah orang Moersyet, yaitu sebuah desa yang terletak di perbatasan
dengan Filistin di Gat. Mikha melayani pada zaman raja-raja Yehuda (Mikha
1;1), yakni Yotam, Ahas dan Hizkia. Sebagai seorang nabi, Mikha mencela
dengan tegas tindakan orang kaya yang menindas dan merampas milik
orang miskis (2:1-2), menegur dan memprotes para pemimpin yang
memimpin dengan tidak benar dan bertindak tidak adil (3:9-10) juga Mikha
mengecam para imam dan nabi yang hanya mengutamakan uang semata-
mata (3:11). Karena kehidupan seperti itulah, maka, Mikha menubuatkan
hukuman Allah atas Israel dan Yehuda. Nubuatan Mikha yang sangat
terkenal adalah tentang tempat kelahiran Mesias di Betlehem Efrata (5:1).
Selain itu, Mikha juga menyampaikan janji keselamatan Allah bagi orang
percaya. Mikha juga menyampaikan kepada umat sebangsanya agar mau
dan selalu berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di
hadapan Allah.

PENJELASAN TEKS
Mikha 7 : 1 – 6 menjelaskan tentang kebobrokan hidup umat Tuhan pada
masa hidup Nabi Mikha. Dikatakan “ orang saleh sudah hilang, tiada lagi orang
jujur, mereka mengincar darah, saling menangkap dengan jarring, hakim
dapat disuap, cekatan berbuat jahat, pembesar memberi keputusan
sekehendaknya, hukum diputar-balikan”, bahkan kasih dan saling
menghormati dalam keluarga tidak ada lagi “ anak laki-laki menghina ayahnya,
anak perempuan melawan ibunya, menantu melawan mertuanya” bahkan
musuh orang adalah orang-orang seisi rumahnya”. Jika keadaan seperti itu,
maka, apa yang perlu dilakukan? Nabi Mikha tentu tidak terima dengan

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

keadaan seperti ini, ia tidak hanya menegur atau mengkritik dan memprotes
keadaan yang terjadi tetapi juga menggumuli dalam doa dan harapan
kepada Tuhan.
Pada ayat 7-8 dituliskan “aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN , akan
mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku”. Ungkapan “aku” hendak
menjelaskan bahwa Nabi Mikha sangat menggumuli situasi dan ada dan
menempatkan diri menyuarakan pengakuan dan kesadaran umat akan dosa-
dosa mereka, sehingga mereka menanti penyelamatan dari Tuhan. Hal ini
jelas mengungkapkan bahwa Yehuda sangat mengharapkan pertolongan
atau tindakan penyelamatan dari Allah bagi mereka. Bagi mereka, hanya
Allah yang sanggup menyelamatkan umat-Nya, hanya Allah yang dapat
memulihkan semua keadaan yang sedang terjadi, sebab itu dituliskan: “yang
menyelamatkan aku”. Keadaan yang penuh dengan kebejatan dan
kebobrokan manusia digambarkan sebagai suasana yang gelap “ aku duduk
dalam gelap” dan suasana itu akan dipulihkan oleh Allah menjadi “ terang”.
Harapan Yehuda bukan hanya sekedar harapan belaka, tetapi didasari pada
keyakinan yang sungguh bahwa Allah itu hidup sehingga IA pasti mendengar
doa yang disampaikan kepada-Nya, seperti tertulis “Allahku akan
mendengarkan aku !”.
Ayat 9 mengungkapkan tentang kesadaran diri dan pengakuan akan dosa
yang telah dilakukan kepada Tuhan. . Ini diungkapkan dengan kata-kata
“Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-
Nya”. Menyadari dan mengakui dosa adalah pintu masuk untuk mendapatkan
pengampunan dan berkat-berkati Tuhan. Dalam kesadaran dan pengakuan
akan dosa-dosanya, Yehuda dengan rendah hati menyerahkan seluruh
kehidupan mereka total kepada Tuhan dan menanti Tuhan bertindak.
“sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan membawa aku ke dalam
terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya”. Selain itu, Yehuda pun
mengakui bahwa Tuhan itu adil untuk segala sesuatu termasuk atas dosa dan
kesalahan mereka.
Menyesali dan mengakui dosa akan menghadirkan pengampunan dan
pemulihan dari Tuhan kepada umat-Nya.
Karena pada ayat 10 – 12 Nabi Mika menyerukan janji pemulihan dari Tuhan
yang pasti terjadi dan dialami oleh umat-Nya. Pemulihan adalah sesuatu
yang nyata dan pasti dalam anugerah Tuhan. Sebab itu, bagi Yehuda, ketika
mereka menyesali dan mengaku dosa, maka, Allah pasti mengampuni

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
dan

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

memulihkan keadaan mereka. Ini diungkapkan dengan kata-kata “pagar


tembokmu akan di bangun kembali; perbatasanmu akan diperluas”.
Pemulihan yang terjadi selalu terkait harapan tentang perubahan dan masa
depan. Ketika pemulihan terjadi, bangsa-bangsa atau musuh Yehuda akan
dipermalukan, sebab mereka selalu mempertanyakan kepada Yehuda “ di
manakah TUHAN, Allahmu”?. Pertanyaan para musuh Yehuda tentang
“dimanakah Allahmu” bukan hanya mempertanyakan tentang keberadaan
Allah bagi Yehuda tetapi juga mengandung makna ejekan atau penghinaan
bagi Allah. Karena itu, pemulihan dari Allah bagi Yehuda, bukan hanya
memulihkan keadaan mereka tetapi juga Tuhan akan bertindak bagi bangsa-
bangsa yang adalah musuh Yehuda.
Ayat 13 menjelaskan tentang dampak dari dosa yang dilakukan oleh
manusia, ternyata tidak hanya dialami oleh manusia tetapi juga berdampak
pada alam semesta menjadi korban dari dosa manusia “ bumi menjadi tandus
oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka”.

PENERAPAN
1. Allah sanggup memulihkan setiap orang yang menyadari dan menyesali
dosa-dosanya. Tanpa penyesalan dan pengakuan dosa, kita tidak dapat
menerima anugerah pengampunan dan keselamatan dari Tuhan.
Pemulihan akan terjadi jika ada penyesalan dan pengakuan dosa dari
setiap kita
2. Allah kita di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang menerima,
mengampuni dan membaharui setiap orang yang datang kepada-Nya
3. Dosa manusia mengakibatkan bukan hanya manusia yang celaka atau
menerima murka Allah tetapi juga alam menjadi korban karena dosa-
dosa manusia.
4. Dengan mengevaluasi seluruh kehidupan kita di hadapan Tuhan,
memperbaiki atau membenahi relasi kita dengan sesama sehingga kita
menerima pemulihan dari-Nya, mengantar kita menyambut, memasuki
dan merayakan Natal dengan sukacita dan syukur kepada Tuhan.

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 24 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : HARI MINGGU DALAM MINGGU NATAL
(PUTIH)
PEMBACAAN ALKITAB : YESAYA 7:10-25
TEMA : MENAMAKAN IMANUEL (ay 14b)

LATAR BELAKANG
Kita telah sampai pada hari ke-358, minggu ke-52 dalam tahun 2023,
merayakan minggu yang unik di tahun 2023 ini, yaitu biasanya seluruh
minggu dalam satu tahun adalah 52 minggu, tetapi pada tahun 2023 ini,
jumlah minggu adalah 53 minggu, sehingga kita masih memiliki satu hari
minggu lagi di minggu depan dalam tahun 2023 ini. Dalam triwulan ke-4 GKI
masih mengusung fokus pelayanan tahun 2023 yaitu Pembaruan Tuhan bagi
GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Di hari Minggu ke-52 ini memasuki
Natal Tuhan Yesus, dengan dasar firman Tuhan Yesaya 7:10 – 25. Kita
bergerak dalam Gerakan pembaruan yang datang dari Allah sebagai Imanuel.
Kita memperoleh pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang
kata tanda berarti sesuatu yang dapat menyatakan sesuatu atau petunjuk.
Fungsi dari setiap tanda atau petunjuk adalah sebagai pemberi informasi
atau pemandu; peringatan atau larangan atau perintah. Tanda atau petunjuk
yang paling mudah kita dapati adalah di jalan, yang biasanya memberi
informasi arah atau jurusan, batas wilayah hingga fasilitas umum misalnya
rumah sakit, halte/tempat pemberhentian dan sebagainya.
Dalam relasi manusia dengan Tuhan, manusia terkadang juga meminta
tanda dari Tuhan untuk meyakinkan manusia atau sebaliknya Tuhan yang
memberi tanda kepada manusia.

PENJELASAN TEKS
Memperhatikan Yesaya pasal 2-4, kita mendapati informasi masa
pemerintahan raja Yotam mengantar Yehuda menikmati masa paling jaya
dan makmur. Sedangkan pada masa pemerintahan raja Ahas, Yehuda
justru mendapat tekanan dan serangan dari kerajaan Israel dan Aram, yang
mana mereka memaksa raja Ahas untuk berkoalisi/bergabung melawan
Asyur. Karena raja Ahas menolak untuk berkoalisi maka Israel dan Aram
mengancam akan menyerang Yehuda. Hal ini membuat Ahas menjadi panik
dan takut, lalu Ahas justru meminta bantuan kepada Asyur.
Di tengah kondisi seperti itu, nabi Yesaya tampil dan menyerukan serta
mengingatkan raja Ahas agar tidak mengandalkan kekuatan sekutunya yakni

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Asyur, tetapi hendaknya raja Ahas percaya dan mengandalkan kekuatan
serta pertolongan Tuhan saja.
Karena itu pada Yesaya 7:10&11, Ahas diberi kesempatan untuk dapat
meminta kepada Tuhan sebuah tanda, agar dapat meyakinkan Ahas tentang
kekuatan, pertolongan dan kesetiaan Tuhan pada janji dan Firman-Nya.
Sayangnya, Ahas justru menolak kesempatan berharga yang diberikan
kepadanya, dengan alasan Ahas tidak ingin mencobai Tuhan. Secara rasio
alasan Ahas nampak sangat rohani dan masuk akal, bagus dan dapat
diterima. Namun
... sebenarnya sikap tersebut justru menunjukan kemunafikan dan kekerasan hati
bahwa Ahas tidak percaya serta tidak taat pada Tuhan (ayat 12-13).
Bagi Ahas, kekuatan perang yang dimiliki oleh Asyur lebih dapat diandalkan
daripada kekuatan Tuhan, sebab itu Ahas tetap saja bersikukuh untuk
meminta bantuan dan pertolongan dari Asyur. Ahas memilih menjadi hamba
dari Asyur. Karena itu, di tengah kondisi yang sulit dan terdesak, Ahas justru
membayar orang-orang Asyur untuk menolongnya. Karena Ahas tetap
mengandalkan Asyur, maka, nabi Yesaya menubuatkan bahwa pengharapan
Ahas kepada Asyur adalah hampa dan sia-sia sebab Ahas akan mengalami,
mereka justru balik menekan dan menyerangnya. Ahas mengalami bahwa
ternyata Asyur bukanlah penolong dalam kesulitan tetapi justru menjadi
musuh yang lebih kejam Sebab Ayur justru balik menyerang Ahas dan kerajaan
Yehuda.
Karena Ahas tidak meminta tanda, maka, Tuhanlah yang memberikan tanda
kepada Ahas, agar Ahas yakin bahwa Tuhan dapat diandalkan dan Tuhan
selalu setia dan menepati janji-janji-Nya. Tanda dari Tuhan menunjukan
bahwa kekerasan hati atau kemunafikan atau ketidaktaatan Ahas, tidak
mengurangi kesetiaan Tuhan untuk menepati janji-Nya.
Tanda yang diberikan dari Tuhan adalah “Sesungguhnya, seorang perempuan
muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan
menamakan Dia Imanuel”. Tidak ada penjelasan yang detail tentang anak
tersebut, hanya saja dituliskan bahwa anak tersebut akan diberi nama Imanuel
(ayat 14).
Makanan bagi anak itu adalah dadih dan madu sampai anak tersebut bisa
menolak yang jahat dan memperjuangkan yang baik (ayat 15). Dadih dan
madu adalah makanan yang lezat yang dinikmati juga oleh para leluhur pada
zaman pengembaraan (Kej. 18:8; Hak. 5 : 25). Dadih dan madu adalah
makanan untuk orang yang tinggal di tanah tandus yang telah diubah
menjadi padang penggembalaan.
Kata “sesungguhnya” hendak menunjukan tentang kebesaran atau
keagungan dari peristiwa kelahiran itu. Ini sesuatu kejadian atau peristiwa

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
yang besar. Ini suatu mujizat. Istilah “perempuan muda” mengandung
pengertian seorang

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
perempuan yang belum menikah/perawan/perempuan yang masih suci.
Penekanan dari tanda ini bukan pada perempuan muda yang mengandung
tetapi terletak pada kehadiran seorang anak yang akan disebut Imanuel !.
Kata atau nama “Imanuel” tidak hanya terkait dengan tugas sebagai
penyelamatan tetapi juga hendak memberi kepastian tentang penyertaan-
Nya dalam semua kondisi dan keadaan kehidupan dunia ini.
Ayat 16 – 19 menunjukan besarnya kekuatan, dan kuasa Tuhan. Juga
tentang pertolongan Tuhan yang tepat pada waktu-Nya sedangkan ayat 20 –
25 menunjukan bahwa orang yang mengandalkan manusia pasti akan
dipermalukan.
Jadi, pemberian tanda dari Tuhan, hendak memberi tahu Ahas bahwa sikap
Ahas yang mengandalkan Asyur sesungguhnya suatu tindakan yang menentang
Tuhan. Tetapi juga dengan tanda seorang anak yang disebut Imanuel,
hendak menegaskan tentang kepedulian dan penyertaan Tuhan bagi umat-
Nya. Tanda yang diberikan oleh Tuhan, bukan hanya untuk Ahas tetapi juga
untuk seluruh bangsa. Nubuat nabi Yesaya ini, digenapi dalam diri Yesus
Kristus disebut Imanuel (Matius 1 : 23).

PENERAPAN
1. Jangan takut kepada manusia. Jangan mengandalkan pikiran dan
kekuatan manusia atau relasi dengan sesama. Dalam semua keadaan
hidup, hanya Tuhan yang dapat diandalkan. Kekuatan Tuhan terbukti
dalam segala keadaan dan pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktu-
Nya.
2. Allah selalu beserta kita. Kita bisa ada di hari ini adalah bukti nyata
pemeliharaan Tuhan yang sempurna bagi hidup kita. Sebagaimana Ia
menyertai hidup kita sampai saat ini, maka Ia juga yang akan menyertai
dan mengantar kita mengakhiri tahun ini untuk masuk dan menjalani
tahun yang baru, yang kita harapkan bersama.
3. Karena Ia selalu beserta kita, maka, sukacita Natal bukanlah bergantung
pada apa yang sudah kita siapkan tetapi karena Kristus beserta kita.

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 24 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH MALAM KUDUS - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MIKHA 5:1-4
TEMA : YESUS KRISTUS SANG DAMAI SEJAHTERA KEKAL

LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, umumnya banyak orang ingin menjadi yang
terkenal dan terbesar. Jarang ada orang yang ingin menjadi yang terkecil,
sebab, biasanya orang yang terkenal dikagumi, dipuji atau disanjung banyak
orang serta dinilai sukses atau berhasil. Berbeda dengan orang kecil justru
orang kecil sering dihina, dipandang sebelah mata dan tidak diperhitungkan
sama sekali. Itulah pandangan dan penilaian manusia bagi sesama. Berbeda
dengan penilaian Tuhan. Bisa jadi, tindakan Tuhan sangat berbeda dengan
pandangan manusia dan kehidupan duniawi. Tuhan dapat memakai siapa
saja untuk menyatakan maksudnya tanpa memandang kecil atau besar, tua
atau muda, miskin atau kaya, dan sebagainya.

PENJELASAN TEKS
Betlehem adalah suatu kota kecil, jauh berbeda dengan Yerusalem. Yerusalem
adalah ibu kota kerajaan Yehuda, maka sudah tentu para pemimpin atau
para pembesar berada di Yerusalem dan tidaklah mengherankan jika banyak
orang lebih memberi perhatian untuk tinggal dan bekerja bahkan juga bangga
dengan kota Yerusalem. Namun ... siapa yang dapat menduga kalau dari
Betlehem, kota yang kecil dan sepi itu justru akan lahir seorang Juruselamat
dunia. Ini menunjukan bahwa sekalipun Betlehem kota yang kecil dan sepi
tetapi turut terlibat dalam sejarah penyelamatan Allah bagi manusia dan dunia.
Hal ini diungkapkan lewat nubuat nabi Mikha yang menegaskan “ Tetapi
engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum
Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah
Israel”.
Ungkapan “Betlehem Efrata” hendak mempertegas bahwa Raja itu benar-
benar lahir di kota Betlehem, tanah Yehuda dan bukan di kota Betlehem dari
daerah yang lain (bnd Yosua 19:15 – 16).
Ungkapan “hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda” hendak
menegaskan bahwa hanya karena kasih karunia, atau kehendak Allah,
inisiatif atau otoritas Allah saja, maka sang Mesias yang akan datang itu
hadir di kota Betlehem, bukan karena kemauan atau permintaan penduduk
kota Betlehem. Ungkapan “seorang yang akan memerintah Israel” juga
ayat 3 “sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi” hendak
menegaskan bahwa tempat kelahiran Kristus adalah Betlehem dan Mesias
yang dijanjikan itu akan
28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
menjadi seorang Raja yang berkuasa tidak hanya atas umat Israel tetapi
juga berkuasa atas kehidupan ini.
Nubuat ini disampaikan oleh Nabi Mikha di tengah kehidupan umat yang
mengalami kepemimpinan para pemimpin atau penguasa baik politik maupun
agama, yang bertindak sewenang-wenang, mengandalkan kekuasaan dan
mementingkan kesenangan diri semata. Di tengah kondisi seperti itu, tentu
umat sangat mengharapkan hadirnya seorang pemimpin yang adil, jujur dan
dapat mengayomi mereka terutama membawa mereka untuk keluar atau
lepas dari berbagai tekanan dan penderitaan yang mereka alami.
Harapan mereka itu akan menjadi nyata lewat ungkapan pada ayat 2 “ Sebab
itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan
melahirkan telah melahirkan”. Artinya, dari Betlehem kota yang kecil dan sepi
itu, Tuhan pasti akan menghadirkan seorang pemimpin yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari berbagai tekanan dan penderitaan yang
mereka alami. Waktu dan tindakan penyelamatan dari Tuhan adalah sesuatu
yang pasti bagi umat-Nya.
Raja itu “akan menggembalakan mereka” (ayat 3). Ini terkait dengan tugas
dari Raja yang akan datang itu. Tugas gembala adalah menjaga dan
melindungi domba, supaya selalu aman dari serangan binatang buas. Juga
pada ayat 4 dan “menjadi damai sejahtera”. Ini juga terkait dengan tugas Raja
yang akan datang itu adalah mendamaikan manusia dengan Allah sehingga
hubungan manusia yang terputus dengan Allah akibat dosa dapat
didamaikan kembali. Itulah damai sejahtera yang sesungguhnya dan yang
sempurna.
Nubuat Nabi Mikha ini kita tahu dan imani ter-genapi melalui kelahiran Yesus
Kristus, sebagaimana diungkapkan Injil Matius 2:1.

PENERAPAN
1. Kedatangan Kristus ke dunia adalah suatu peristiwa yang sangat ajaib.
2. Kita diingatkan untuk mau menghargai hal-hal yang kecil dan sederhana
3. Merayakan Natal tidak harus dengan kemewahan dan pesta pora tetapi
yang terutama adalah memaknai kedatangan dan kehadiran Kristus
dalam kehidupan kita.
4. GKI di Tanah Papua bukanlah gereja yang kecil, tetapi justru sangat
besar. Maka sudah seharusnya setiap orang yang terhimpun dalam GKI
di Tanah Papua (Para Pelayan, Majelis dan warga jemaat) semakin
menjadi berkat bagi banyak orang lewat peran dan fungsi masing-
masing dalam kehidupan setiap hari terutama dalam perayaan Natal
sampai Akhir Tahun terutama untuk kehidupan di tahun yang baru nanti.

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SENIN, 25 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : NATAL I - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 1:46-56
TEMA : SYUKUR ATAS PERKENAN,
RAHMAT DAN SELAMAT DARI
TUHAN

LATAR BELAKANG
Hari ini, saat kita merayakan Natal Tuhan Yesus Kristus, kita sudah
memasuki hari ke-359 dari minggu ke-52 dalam tahun 2023. Kita terus
diingatkan untuk memperhatikan focus tahun pelayanan GKI pada triwulan
ke-empat Oktober- November-Desember 2023, yaitu Pembaruan Tuhan bagi
GKI menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Moment Natal dapat menjadi
pemicu untuk bangkit dan menjadi berkat bagi lingkungan sekitar dan
menjadi berkat bagi bangsa- bangsa, diatas dasar firman Tuhan pada minggu
ini adalah Lukas 1:46 – 56.
Apakah Saudara berbahagia hari ini? ; Mengapa Saudara berbahagia? --
Karena Yesus sudah lahir bagi Saudara, Yesus selamatkan Saudara.
Bagaimana dengan hidup bertetangga, bagaimana kehidupan Saudara dengan
tetangga Saudara, apakah menjalaninya Saudara juga berbahagia? Bagaimana
juga dengan sesama? Mari dalam syukur perayaan natal Kristus hari ini, kita
belajar tentang bersyukur dan berbahagia karena Tuhan memberi rahmat
untuk kita semua.

PENJELASAN TEKS
Lalu, bacaan kita dimulai dengan kata lalu. Ini menunjukkan hubungan
bagian ini dengan bagian sebelumnya. Konteks sebelum bacaan kita, adalah
berita malaikat bahwa Maria akan mengandung, berita yang diterima dan
direspon dengan syukur. Selanjutnya perkunjungan Maria ke Elisabet yang
sedang mengandung. Ada hal yang menarik, dalam perkunjungan-nya ke
Elisabet, anak dalam rahim Elisabet melonjak. Elisabet mengakui dan
mendukung situasi yang dialami Maria. Mujizat yang terjadi, sebagaimana
yang terjadi dalam dirinya, seorang perempuan tua yang juga sementara
mengandung. Setelah semua ini, bagian kita menyebutkan, Lalu kata Maria..
Maria sendiri menyatakan syukur-nya kepada TUHAN, atas semua peristiwa
dan ketetapan yang terjadi atas dirinya. Memperhatikan catatan kaki di
Alkitab kita, kita mendapati bahwa ungkapan syukur Maria ini adalah bagian
dari ungkapan syukur Hana. Dalam Perjanjian Lama, atas gumul Hana

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
sebagai perempuan mandul, yang kemudian diberi karunia TUHAN
mengandung Samuel. Setelah Samuel lahir, maka Hana menyanyikan
syukur pada TUHAN. Ini

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

menunjukkan bahwa angkatan demi angkatan, menerima rencana TUHAN


dengan percaya dan mensyukuri rencana TUHAN yang terjadi dalam hidup.
Bagaimana TUHAN yang maha kudus dan mulia, mau melibatkan manusia
menjadi bagian rencana-Nya, melibatkan manusia melihat secara langsung
kuasa-Nya dinyatakan melalui perjalanan hidupnya, maka layaklah disyukuri.
Dalam nyanyian pujian Maria, ada 2 hal yang dijelaskan Maria.
1.Ayat 46-49, dasar syukur Maria dan akibat perkenan Tuhan bagi Maria.
2.Ayat 50-55, rahmat Tuhan juga untuk semua orang.
Lalu bagian terakhir, catatan penulis tentang keberadaan Maria yang tinggal
beberapa bulan bersama Elisabet sebelum pulang kembali ke rumahnya.
Bagian pertama, ayat 46-49. Maria menyebutkan dasar ia bersyukur, jiwanya
memuliakan Tuhan, hati bergembira karena Allah. Mengapa Maria bersyukur,
adalah karena Allah. Karena Allah adalah Juruselamatnya, dan bukan saja
Juruselamat, tetapi Allah yang Juruselamat ini, yang Mahakuasa ini, mau
memperhatikan Maria, yang rendah, sebagai seorang perempuan (dalam
system masyarakat waktu itu), sebagai orang biasa. Siapa Maria, sehingga
Allah mau memperhatikan Maria, bahkan melibatkan Maria dalam perbuatan
dan pekerjaan besar keselamatan-Nya? Ada banyak perempuan, mengapa
Maria? Mengingat semuanya, sungguh Maria bersyukur untuk itu.
Selanjutnya Maria menyebutkan akibat dari perkenan TUHAN pada Maria,
Maria berbahagia. Bahkan Maria meyakini, semua yang mengetahui
perbuatan besar TUHAN terhadap Maria, akan menyebut Maria berbahagia,
segala keturunan akan mengakui betapa bahagianya Maria yang dipilih
TUHAN.
Pada bagian kedua, ayat 50-53, Maria menyebutkan rahmat perbuatan
TUHAN yang besar ini, bukan saja kepada Maria, bahagia itu bukan hanya
terbatas untuk Maria saja. Semua orang bisa mengalami yang seperti yang
dialami Maria. Semua orang yang mau takut akan TUHAN, akan mengalami
rahmat TUHAN. Jika seseorang takut TUHAN, maka TUHAN akan
memperlihatkan kuasa-Nya pada orang itu (51a). Orang-orang yang rendah
hati di hadapan Tuhan, Tuhan sendiri yang akan tinggikan. Tuhan akan
melimpahkan segala yang baik kepada mereka dalam gumul lapar (53a),
Tuhan akan menolong umat-Nya Israel (54) dan segala keturunan Abraham,
sesuai janji-Nya.
Sebaliknya jika orang tidak takut Tuhan, ia menjadi orang yang congkok hati,
sombong (tidak mau mengakui Tuhan). Pada orang-orang ini, Tuhan akan

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

mencerai-beraikan mereka (ingat Menara Babel). Tuhan sendiri akan


menurunkan yang berkuasa. Yang mengandalkan kekayaan dan bukannya
Tuhan, ia akan pergi dengan tangan hampa.
Maria menyatakan bahwa rahmat Tuhan tidak terbatas untuk Maria, tetapi
untuk semua orang. Kuncinya adalah sikap hati yang takut akan Tuhan dan
yang merendah di hadapan Tuhan. Sebaliknya berhati-hati dengan sikap hati
congkak dan sombong.

PENERAPAN
Dari nyanyian pujian Maria ini, apa penerapan-nya bagi kita.
1. Mengakui Tuhan Juruselamat kita dan bersyukur untuk semua perbuatan
Tuhan dalam hidup kita.
2. Mengakui rahmat Tuhan untuk semua orang, penting menjaga hati yang
takut Tuhan untuk bisa menikmati rahmat Tuhan itu.
Pertama, mengakui Tuhan Juruselamat kita dan bersyukur untuk semua
perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Hari ini kita merayakan natal Kristus,
kelahiran Yesus Kristus. Kita mengingat lagi, betapa Bapa di Surga sangat
baik, memberi rahmat keselamatan bagi kita. Kita harus dihukum karena
dosa, tapi ada Penebus yang diberi bagi kita, ada Allah yang mau menjadi
manusia untuk menebus dosa kita. Dan bukan saja karya selamat yang
agung ini, kita juga bersyukur karena kita masih diberi anugerah hidup hari
ini, kita bersama seisi keluarga kita, merayakan dan mensyukuri natal Kristus
tahun ini. Sepanjang hidup kita, juga ada banyak rahmat Tuhan. Rahmat
kuat dan sehat, rahmat damai sejahtera dan sukacita, pengharapan dalam
banyak gumul hidup sepanjang tahun ini. Jawaban dan jalan keluar atas
tantangan hidup. Kesembuhan dari kesakitan, penghiburan dalam dukacita,
keberhasilan dalam pendidikan dan pekerjaan. Pertumbuhan iman dan
kekuatan iman dalam jalan naik turun. Banyak sekali rahmat Tuhan dan
sungguh itu hanya karena TUHAN, bukan karena kita, dengan semua
kebaikan dan kebenaran kita. Hanya karena TUHAN mau memberi,
memberkati kita, maka kita menerima semua rahmat ini. Baiklah ini kita ingat
dengan benar dan kita syukuri, kita berbahagia. Kita bersyukur karena kita
menerima semuanya, bukan karena kita, bukan balas jasa, bukan usaha kita,
tapi rahmat Tuhan. Sesuatu yang diterima dengan cuma-cuma, sungguh
layak kita syukuri. Kita berbahagia dalam semua peristiwa yang kita alami,
karena kita percaya, peristiwa ini datang dari TUHAN dan pasti ditolong
TUHAN. Seperti situasi Maria,

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

“Bagaimana nanti kalau Yusuf tahu, keluarga tahu, disoroti lingkungan


masyarakat. Apakah mereka mengerti dan percaya seperti saya menerima dan
percaya pesan Malaikat.” Maria belum tahu, tapi siap menerima rencana
Tuhan dan menyambutnya dengan syukur dan bahagia. Mari kita pun
menerima semua perjalanan hidup kita sebagai rahmat dari Tuhan dan
bersyukur dan berbahagia dengan itu.
Kedua, rahmat Tuhan tersedia untuk semua, untuk semua orang yang takut
akan Tuhan, Tuhan menyediakan rahmat-Nya. Untuk Maria, rahmat Tuhan
adalah perawan yang mengandung Yesus Kristus, untuk Elisabet, ibu tua
yang mengandung Yohanes. Untuk kita masing-masing ada lagi, beda
bentuknya, beda jenisnya, tapi semua orang menerima rahmat Tuhan.
Penting kita ingat untuk kita syukuri, bukan sunguti. Rahmat Tuhan beda-
beda, tidak sama, dan tiap rahmat dengan tiap tanggungannya, tetapi
dengan pertolongan Tuhan. Jangan iri dengan rahmat orang lain, kita tidak
tahu tanggungan dibalik rahmat itu, TUHAN sudah atur dan tetapkan,
sempurna dalam kemahakuasaan dan kemahatahuan Tuhan. Tiap orang
dengan rahmatnya, syukuri dan jalani, kerjakan dengan syukur dan
berbahagia.
Selamat natal Yesus Kristus Saudara Jemaat, selamat terima rahmat selamat
dari Tuhan. Amin.

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
SELASA, 26 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : NATAL HARI KE-II - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 1 :1-18
TEMA : PERCAYA FIRMAN TELAH MENJADI MANUSIA
DAN RESPONI DENGAN BENAR

LATAR BELAKANG
Hari ini kita sudah memasuki hari ke-360 pada minggu ke-52 dalam tahun
2023. Perayaan Natal hari ke-2 merupakan perayaan yang berciri “Perayaan
Natal di lingkungan GKI di Tanah Papua”, hal ini sudah sesuai dengan focus
pelayanan GKI pada triwulan ke-4 terakhir dalam seluruh pelayanan tahun
2023, yaitu fokus pelayanan GKI pada triwulan ke-empat Oktober-
November-Desember, Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi
bangsa-bangsa. Diatas dasar firman Tuhan Yohanes 1 : 1 – 8.
Di tempat lain barangkali sedang berada pada aktivitas biasa jelang akhir
tahun, tetapi kita di dalam persekutuan GKI di Tanah Papua, memilih untuk
menunaikan tradisi yang luar biasa, yaitu terus membangun persekutuan
dengan Tuhan dalam ibadah hari raya Natal hari ke-2.
Kita mungkin sekilas pernah mendengar tentang kata “inkarnasi”, kata
inkarnasi diambillah dari bahasa latin, in carne, merupakan padanan dari
bahasa latin, en sarki. Secara sederhana artinya menyatakan diri dalam rupa
manusia, atau sesuai tema khotbah, menjadi manusia. Kita akan belajar
tentang firman yang telah menjadi manusia.

PENJELASAN
Mengantar pada bacaan kita, kita memperhatikan konteks Injil Tuhan Yesus
yang ditulis oleh Yohanes.
Yohanes menjelaskan tentang siapa Yesus, dengan memperhatikan apa yang
dikatakan Yesus dan apa yang dilakukan Yesus. Bahwa Yesus adalah Firman,
yaitu Allah sendiri yang menciptakan semua. Ia adalah Anak Domba Allah
yang menghapus dosa dunia, Ia-lah penggenapan nubuatan Musa dan nabi-nabi.
Tujuan Yohanes menulis semua ini adalah “supaya kamu percaya bahwa
Yesus adalah Mesias, Anak Allah (20:31). Saat itu ajaran gnostic berkembang
dan mempengaruhi orang percaya. Yohanes menjelaskan kalau orang
percaya mengakui langit dan bumi diciptakan hanya dengan firman, maka
mereka pun bisa menerima kalau Firman telah menjadi Manusia dalam diri
Yesus.

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Khusus dalam bacaan firman Tuhan kita. Saya membagi menjadi 2 bagian.
Bagian pertama, ayat 1-9, 14-18. Yesus, Firman yang telah datang ke dalam
dunia, yang disaksikan oleh Yohanes, yang dinyatakan oleh Allah sendiri.
1. Firman pada mulanya, sejak penciptaan. Allah menciptakan langit dan
bumi dengan berfirman. Firman itu adalah Allah. Firman itu sumber
segala sesuatu. Firman itu adalah hidup dan terang manusia. Firman itu
bercahaya dalam kegelapan, kegelapan tidak menguasainya.
2. Yohanes diutus untuk menyaksikan firman terang itu.
3. Tujuan kesaksiannya supaya semua orang menjadi percaya.
4. Yohanes bukan terang itu, tapi memberi kesaksian tentang terang itu.
5. Firman terang itu sedang ke dalam dunia.
6. Firman itu sudah menjadi manusia (inkarnasi), diam diantara manusia.
Melihat Firman yang menjadi Manusia itu, melihat inkarnasi (Yesus) itu,
kita melihat kemuliaan.
7. Yohanes memberi kesaksian tentang Yesus, yang sudah ada sebelum
Yohanes.
8. Dari kepenuhan Yesus, kita menerima kasih karunia. Ini berbeda dengan
hukum taurat dari Musa, Yesus Kristus penuh dengan kasih karunia dan
kebenaran.
Bagian kedua, ayat 10-13. Respon manusia atas Firman, yaitu Allah yang
telah datang ke dalam dunia.
1. Firman telah ada di dalam dunia, dalam dunia yang dijadikan oleh
Firman.
2. Dunia tidak mengenal Firman yang telah ada itu.
3. Firman datang kepada manusia – yang adalah milik-Nya.
4. Manusia tidak menerimanya.
5. Tetapi semua yang menerima Firman, diberi kuasa.
6. Diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu orang yang percaya
dalam nama TUHAN.
7. Menjadi anak ini, bukan karena diperanakkan. Bukan secara jasmani,
tetapi dari Allah.

PENERAPAN
Hari ini, dua pembelajaran hendak kita renungkan.
1. Yesus Kristus Firman yang telah datang ke dalam dunia.
2. Respon kita atas Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia.

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Pertama, apakah kita sungguh percaya Yesus Kristus adalah Allah, Firman yang
berkuasa sejak awal penciptaan, yang telah masuk ke dalam daging,
mengambil rupa Manusia.
Saat-saat ini berkembang banyak pengajaran. Salah satu yang sangat nyata
kesesatan-nya adalah Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa. Awal muncul 1990,
dan makin gencar di 2022. Dibawah oleh mantan guru fisika di China.
Mereka menyebarkan ajarannya melalui media social, FB. Dan kemudian
banyak yang mengikutinya. Salah satu isi ajarannya yang sesat adalah
Alkitab sudah tidak relevan, tidak pas untuk jaman ini dan karena itu mereka
membuat kitab yang lain. Ajarannya bahwa Yesus sudah datang ke dalam
dunia, dalam rupa perempuan mantan guru fisika ini. Kesesatan ini bukan
hanya di China, di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, ajaran ini pun sudah
sampai.
Apakah kita sungguh percaya dan menjaga kepercayaan kita tetap teguh,
bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Allah yang menjadi manusia. Kita
percaya dan menerima langit dan bumi yang luar biasa ini, diciptakan hanya
dengan berfirman, maka kita juga percaya Allah yang maha kudus mulia,
bisa mengambil rupa manusia, karena kasih-Nya untuk menyelamatkan kita.
Dalam Perjanjian Lama, kita belajar tentang Musa, yang menyampaikan
pesan Tuhan tentang Israel untuk Firaun. Firaun menolak, sampai ada 10
tulah, baru Firaun menuruti pesan Tuhan untuk melepaskan Israel. Atau
Adam dan Hawa di Kejadian 2 dan 3, yang menerima perintah Tuhan
tentang buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Adam dan
Hawa yang menolak mengikuti perintah Tuhan dan nyata mereka berdosa
dan menanggung akibat pilihan mereka itu.
Menjadi perenungan kita bagian kedua adalah, bagaimana respon kita atas
Yesus Kristus yang sudah datang ke dalam dunia. Menerima Yesus, berarti
mengakui kebenaran yang disampaikan dan melakukannya. Sebaliknya,
menolak berarti, tidak mengakui, tidak menerima, apalagi untuk
melakukannya.
Hari ini kita merayakan natal Kristus, penghayatan hari kedua. Kita
mendengar firman Tuhan hari ini, dan dalam sepanjang tahun ini. Firman
yang ada di Alkitab yang kita baca, juga para pelayan dalam berkhotbah,
berusaha memperjelas firman itu dalam konteks hidup kita sehari-hari, sudah
sangat jelas. Bagaimana respon kita, kita melakukannya, mengerjakannya atau
tidak?

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Dalam bacaan kita dijelaskan, ada dampak dari percaya, menerima dan
melakukan firman itu. Kita menerima kuasa. Sebaliknya jika kita menolak dan
tidak menerima, maka tidak ada kuasa pada kita.
Menerima kuasa, berarti menerima berkat, kekuatan untuk menjalani hidup
sesuai firman Tuhan itu, menjadi tangguh sebagai orang percaya.
Dalam perayaan natal Kristus, dalam persiapan-persiapan kita sebelum ini
dan setelah ini, apa saja yang kita siapkan. Persiapan lahiriah; rumah, baju
dan pernak pernik. Apakah batin juga menjadi perhatian kita, persiapan hati
yang sungguh percaya, menerima dan mau melakukan firman Tuhan. Dalam
persiapan hati, kita sudah tahu firman Tuhan, apa yang Tuhan kehendaki.
Apakah dengan pengetahuan akan kebenaran ini, kita menghindari
merayakan natal Kristus dalam pesta pora, kemabukan. Lalu natal penuh
dengan masalah, keributan, luka, kesakitan, hubungan keluarga yang retak,
hubungan tetangga yang rusak – sedang sejatinya Yesus datang untuk
memulihkan hubungan kita dengan Allah Bapa-. Tapi sebaliknya, kita
merayakan kelahiran-Nya dengan membuat hubungan rusak, membuat
kehancuran yang baru…
Dalam percaya dan menerima Firman, kita akan tahu bahwa berfoya-foya
menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak perlu, sampai kita
mengabaikan kebutuhan dasar keluarga, anak-anak, itu bukan tujuan
perayaan kita. Kita sudah tahu tetapi kita tidak lakukan. Hanya karena mau
pesta, kita pinjam uang dan kemudian kesulitan mengembalikannya,
ditambahkan kebutuhan yang tetap ada untuk makan minum dan pendidikan
anak-anak.
Kita yang sungguh percaya dan menerima Tuhan Yesus, kita juga menerima
kuasa untuk kuat menjalani hidup sebagai anak-anak Allah.
Merayakan natal dengan syukur, dengan berbagi kasih bersama keluarga,
tetangga, sahabat dan banyak orang yang kita jumpai. Membawa kasih dan
damai yang Yesus bawa untuk kita, dengan membagikannya bagi banyak
orang dalam perjalanan hidup kita. Memberi bukti, saya menerima Yesus dan
menerima kuasa-Nya untuk hidup sebagai anak-anak Bapa.
Selamat natal Kristus Saudara Jemaat.
Biarlah kuasa Tuhan nyata dalam perayaan-perayaan kita yang memuliakan
Allah dalam pengendalian diri dari dosa dan kejahatan. Amin.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 31 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : HARI MINGGU DALAM MINGGU NATAL
(PUTIH)
PEMBACAAN ALKITAB : FILEMON 1 :4-7
TEMA : BERSYUKUR KEPADA TUHAN
DAN BERDOA UNTUK SEMUA ORANG
LATAR BELAKANG
Hari ini kita telah berada pada hari ke-365, minggu ke-53 tahun 2023, atau
dalam bulan Desember hari ini adalah hari ke-31, minggu ke-5. Suatu kasih
karunia Tuhan yang tidak terduga, yaitu kita Tuhan karuniakan kesempatan
untuk mencapai hari terakhir dalam tahun 2023. Pada triwulan ke-empat
Oktober-November-Desember 2023, arah pelayanan dalam GKI di Tanah
Papua adalah Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi bangsa-
bangsa, dalam terang firman Tuhan Filemon 1:4-7 bahwa kita terus terlibat
dalam syukur kepada Tuhan dan menjadi pendoa bagi semua orang.
Puji Tuhan, kita ada di hari minggu terakhir di tahun ini.
Puji Tuhan, kita ada di gereja bersama orang-orang kekasih kita.
Bagaimana jika kita ada di penjara, apa yang kita mau
katakan?
Ucapan Syukur Paulus, dari dalam penjara, akan kita pelajari di akhir tahun
ini. Sekaligus menjadikan kita umat percaya dalam GKI di Tanah Papua
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
PENJELASAN
Paulus 2 tahun di penjara di Roma dan dari penjara Paulus mengirim surat
kepada Filemon (1). Secara khusus isi surat Paulus adalah meminta kepada
Filemon untuk menerima budak Filemon yang bernama Onesimus kembali
kepada Filemon sebagai saudara di dalam Tuhan.
Paulus sampai bisa melakukan ini, karena Paulus menjadi teman dekat,
“bapak rohani” dari Filemon. Filemon sebagai orang kaya, tetapi yang
membuka rumahnya menjadi tempat pertemuan orang percaya. Dan Paulus
juga sangat dekat dengan Onesinus, yang dianggapnya sebagai anak yang
diperolehnya di penjara (10).
Khusus bagian firman Tuhan kita ini, kita bisa belajar 2 hal.
1. Paulus dari penjara, bersyukur atas hidup Filemon.
2. Paulus dari penjara, berdoa untuk Filemon.
Bagian Pertama, di ayat 4, 5 dan 7. Paulus dari kondisinya di penjara,
bersyukur kepada Allah atas Filemon, jemaat rumah yang Paulus layani, anak

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
rohaninya.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Tujuan syukur Paulus adalah Allah. Allah-lah yang memberi bagi Filemon
segalanya, yang menggerakkan Filemon sampai pada kondisi itu, karena itu
Paulus mengucap syukur kepada Allah.
Dasar syukur Paulus atas Filemon, karena persekutuan Filemon bersama
Firman Tuhan dalam rumah Filemon, apa yang diajar, nyata dipegang dan
dilakukan Filemon. Filemon bukan saja mengasihi mereka yang ada dalam
komunitas-nya di rumah, tapi Filemon juga nyata telah mengasihi semua
orang kudus. Dan ini bagian dari buah iman Filemon kepada Tuhan.
Kasih Filemon kepada banyak orang kudus, menjadi buah bibir, yang bahkan
terdengar sampai di penjara.
Kondisi Filemon yang beriman dan penuh kasih ini, menjadi kegembiraan dan
kekuatan Paulus di dalam penjara.
Bagian kedua, ayat 6. Selanjutnya dari bersyukur, Paulus berdoa. Paulus
berdoa kepada Allah, untuk Filemon.
Isi doa Paulus adalah persekutuan yang benar dan baik yang telah Filemon miliki,
iman yang telah nyata Filemon kerjakan ini, akan turut mengerjakan
pengetahuan yang baik untuk Kristus. Bahwa Filemon terus bertumbuh,
berkembang dalam pemahaman iman, dalam kasih, dan pengetahuan yang
benar tentang kehendak Kristus. (Dalam konteks keseluruhan surat ini. Bagian ini
selanjutnya menjadi dasar Paulus meminta - pengetahuan yang benar tentang
Kristus itu-, Filemon terapkan dalam menerima kembali Onesimus, budak
Filemon yang bersalah yang telah menerima hukumannya, untuk kembali kepada
Filemon, bukan lagi sebagai budak, tetapi sebagai saudara seiman).
Bahwa kondisi penderitaan di penjara bawah tanah Roma, yang dijalani Paulus
2 tahun, tidak mengecilkan imannya, melemahkan sukacitanya dan
mengabaikan tanggungjawab pelayanan kepada umat. Dari penjara pun, Paulus
tetap menjaga persekutuan dan pertumbuhan iman jemaat, yakni Filemon.
Bahwa segala yang terjadi, tidak lepas dari campur tangan Tuhan, karena itu
penting bersyukur selalu kepada Tuhan.
Bahwa apa yang dicapai itu, tidak untuk kepuasan diri lalu selesai, tetapi
yang baik, terus dijaga dan ditingkatkan, sebagai bagian dari buah iman
percaya kepada Tuhan.

PENERAPAN
Hari ini, hari minggu terakhir di tahun 2023. Kita mengakhiri 365 hari
perjalanan kita di tahun ini. Sungguh Tuhan baik, menolong kita di setiap
hari, di semua kejadian, hingga kita masih ada di akhir tahun ini.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Perjalanan ini, adalah perjalanan dalam persekutuan dengan Tuhan dan
dengan sesama. Perjalanan ini juga tidak semua penuh tawa bahagia, ada
juga gumul penderitaan, dan ada yang masih kita bawa hari ini, saat kita
beribadah di sini.
Tapi surat kasih Paulus kepada Filemon, menjadi inspirasi dan kekuatan kita.
Tentang Tuhan, Bapa kita di surga yang selalu ada dan menggerakkan apa
yang baik bagi kita dalam perjalanan ini.
Pertama, mari bersyukur kepada Allah Bapa di Surga, karena perjalanan sampai
di hari ini adalah karena anugerah pemberian-Nya dan pertolongan-Nya setiap
saat. Mari juga bersyukur kepada Allah Bapa di Surga, karena perjalanan
sampai saat ini, kita telah ditolong oleh banyak orang baik. Orang-orang
yang penuh kasih sebagai bagian dari buah iman mereka, yang telah
membantu kita dalam perjalanan kita. Apakah mereka orang tua kita, suami
– istri kita, anak-anak kita, pendeta dan majelis kita, tetangga kita.
Mari bersyukur seperti Paulus bersyukur karena Filemon telah penuh kasih
kepada semua orang kudus. Kita juga ada hari ini karena Tuhan dan karena
tangan Tuhan yang juga berkarya lewat banyak orang. Mari bersyukur, mari
ingat dalam hati kita, orang-orang yang telah hadir di waktu suka kita, juga
duka kita. Di waktu kuat kita, juga saat lemah kita. Sebut nama mereka dan
nyatakan syukur kepada Allah Bapa, karena memberi mereka untuk kita.
Adalah lebih bersyukur, jika kita tidak hanya sebagai penerima kasih dari
orang, tetapi juga menjadi pelaku kasih yang menolong orang lain dalam
perjalanannya di tahun ini. Mari bersyukur pada Allah Bapa di surga, karena
berkat Allah, kita dikuatkan untuk menyatakan kasih kepada banyak saudara.
Bagian kedua, selain bersyukur, mari kita berdoa. Bahwa perjalanan kita
sampai saat ini, dengan semua pencapaian kita, sejujurnya tetap masih ada
yang kurang. Pada perjalanan ke depan masih banyak yang rahasia, yang
kita tidak tahu akan jadi apa dan harus disikapi bagaimana. Karena itu mari
berdoa, mari saling mendoakan. Minta ditambahkan persekutuan yang makin
intim dan setia dengan Tuhan dan firman Tuhan. Berdoa agar iman kita turut
mengerjakan apa yang benar -tidak sekedar kita beriman, punya
pengetahuan tentang yang benar, tapi mengerjakan apa yang benar itu-.
Mari berdoa, untuk semua hal yang akan terjadi ke depan, iman kita pada
Kristus tetap dan makin kuat dan kasih kita pun makin nyata.
Selamat bersyukur Saudara Jemaat
Selamat mengakhiri perjalanan bersama Tuhan di tahun ini.
Perjalanan iman di tahun baru, bawa dalam doa dan percaya, Ia Imanuel,
tetap bersama kita, tetap menolong kita. Amin.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
MINGGU, 31 DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH MALAM KUNCI TAHUN 2023 - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : WAHYU 21:1-8
TEMA : HIDUP DIGERAKKAN TUJUAN
YAKNI YERUSALEM YANG BARU

LATAR BELAKANG
Apakah ada satu kota yang Saudara rindu pergi ke sana? Biasanya kalau kita
seorang perantau, kita suka pergi ke kota asal kita. Jika kita seorang anak
muda, kita suka pergi ke kota metropolis, kota-kota maju dan canggih
dengan banyak teknologi. Berbeda untuk sebagian orang yang mau pergi ke
kota Yerusalem, ziarah ke kota Tuhan Yesus di dunia ini. Masing-masing
punya dasar untuk pergi ke kota-kota ini.
Bagaimana dengan kota kudus Yerusalem yang baru? Kita akan pelajari kota
ini dari bacaan firman Tuhan kita saat ini.

PENJELASAN TEKS
Sebelum melihat teks kita, mari memperhatikan konteks Wahyu. Dalam
Wahyu 1:2, disebutkan wahyu adalah penglihatan Yohanes tentang pesan
dan perkataan Yesus Kristus. Secara umum, wahyu berisikan 3 bagian
utama. (1). Ada kekuatan jahat yang tengah bekerja di dunia, yang
karenanya orang Kristen harus menderita dan mati. (2). Yesus adalah Tuhan
yang akan mengalahkan semua orang dan semua kuasa yang melawan Allah.
(3). Allah menyediakan upah besar bagi mereka yang setia, khususnya yang
harus mati karena melayani-Nya.
Wahyu adalah pesan pengharapan yang kuat untuk orang Kristen yang
pertama. Tak perduli betapa kejam dan jahat penguasa kekaisaran Roma,
Anak Domba Allah akan memenangkan kemenangan terakhir. Ini
memberikan keberanian dan kekuatan untuk bertahan dalam iman mereka.
Penglihatan diungkapkan dengan gambaran dan ide dari Perjanjian Lama,
supaya dapat dimengerti oleh orang Kristen, tetapi tidak dimengerti oleh
pejabat Roma.
Secara khusus dalam bacaan kita, Wahyu 21:1-8.
Ayat 1-2, sebuah pengantar, apa yang dilihat Yohanes. Yohanes melihat
langit dan bumi yang baru, karena langit dan bumi yang pertama, telah
berlalu.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Bahwa akan ada perubahan, pergantian dari kondisi yang ada, yang dialami
umat, ke kondisi yang baru.
Kota kudus Yerusalem yang turun dari Sorga, dari Allah. Bahwa bukan
Yerusalem yang ada di dunia, yang akan dipulihkan, tetapi Tuhan sendiri,
mendatangkan Yerusalem yang baru, produk surgawi, datang dari Sorga,
dari Allah sendiri. Yerusalem berhias, bagaikan pengantin perempuan yang
berdandan untuk suaminya. Bahwa Yerusalem baru ini, disiapkan,
dikhususkan, diberikan kepada orang percaya yang sungguh setia
menantikan Tuhan (lambang pengantin).
Ayat 3-7, adalah gambaran tentang siapa di Yerusalem baru.
Ada suara nyaring yang menyatakan, “kemah Allah ada di tengah manusia,
dan akan diam bersama manusia. Mereka menjadi umat-Nya dan Ia akan
menjadi Allah mereka. Ketika Ia ada, maka Ia akan menghapus segala air mata
dari mata mereka, maut tidak ada lagi, tidak ada lagi perkabungan, ratap
tangis, dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”
Pada ayat 3-4, perkataan ini disampaikan oleh suara dari tahta,
menerangkan tentang situasi yang akan terjadi. Tetapi pada ayat 5-7, Allah
sendiri yang mengatakannya, meneguhkan perkataan suara sebelumnya.
“Lihat, Aku menjadikan segala sesuatu baru. Bahwa perkataan ini tepat dan
benar. Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan
Yang Akhir. Orang yang haus akan kuberi minum dengan cuma-cuma dari
mata air kehidupan. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya
ini, Aku akan menjadi Allahnya dan ia aka menjadi Anak-Ku.”
Bahwa, Allah sendiri meneguhkan kehadiran-Nya, kuasa-Nya. Orang percaya
yang menang, yaitu yang setia bertahan dalam iman di tengah pergumulan
berat, Allah sendiri yang akan memulihkan-nya, memberi upah atas
kesetiaan iman mereka.
Pada ayat terakhir, ayat 8, Allah juga menjelaskan tentang orang-orang yang
tidak masuk kategori yang menang. Mereka orang penakut, orang-orang
yang tidak percaya, keji, pembunuh, sundal, tukang sihir, penyembah
berhala, semua pendusta. Mereka ini akan mendapat bagian bukan di
Yerusalem baru, tetapi di dalam lautan yang menyala-nya oleh api dan
belerang, dan ini adalah kematian yang kedua.
Bahwa orang-orang yang tidak mau bertahan dalam iman, mereka takut
mempertahankan iman mereka, mereka menjadi tidak percaya kepada
Tuhan.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Hidup mereka keji, melakukan banyak dosa, pembunuhan, persundalan,
menyembah banyak sembahan lain selain Tuhan, mereka berdusta dan
berdosa, bagi mereka tidak ada tempat di Yerusalem baru. Sebaliknya
disiapkan tempat penderitaan kekal, digambarkan dengan lautan yang
menyala-nyala bukan saja oleh api, tapi oleh belerang. Dijelaskan ini sebagai
kematian kedua. Karena mereka menjaga diri mereka dari kematian pertama,
hingga menyangkal dan membuang kepercayaan kepada Tuhan, maka
mereka terlepas dari kematian pertama, kematian karena penderitaan
mempertahankan iman-, tetapi mereka tidak akan lolos pada kematian
kedua. Tuhan bukan sadis dan tidak penuh kasih, tetapi Tuhan adil sesuai
perjanjian kasih setia-Nya sebagai Tuhan dan Allah dengan umat yang
menjadi anak- anak-Nya. Ia adil dan penuh penghargaan kepada semua
anak-anak-Nya yang dengan setia mempertahankan iman percaya-Nya
dalam masa yang berat.

PENERAPAN
Dari bacaan kita hari ini, kita belajar 2 (dua) hal.
Pertama, Yerusalem yang baru, menjadi tujuan kita semua. Kita
menyanyikan- nya, kita merindukan-nya, kita menantikannya. Menjadi
perenungan untuk saya dan kita semua, bagaimana kerinduan kita ini sejalan
dengan usaha kita menuju Yerusalem. Yerusalem itu ada, disediakan Allah
bagi orang-orang yang menang, yang bertahan dalam masa-masa terberat.
Apakah kita sudah menjadi Pelayan dan Jemaat, yang bertahan di masa-
masa berat. Ketika kita menanggung penderitaan dan siksa, hanya karena
kita anak- anak Allah, karena melayani-Nya.
Kita menderita bukan karena melakukan dosa. Kita menjaga hidup benar dan
lurus, tapi kita tetap menderita. Kita diam dan orang memperlakukan kita
semena-mena, dan kita memilih tidak membalas melakukan semena-mena.
Bertahan dalam derita salib, karena kita tahu kebenaran dan mengikuti
kebenaran walau godaan dunia datang bertubi-tubi pada kita. Kita tidak
berpaling, kita tetap setia, bersabar dan bertabah.
Apakah ini menjadi kebiasaan dan pola hidup kekristenan kita sepanjang
tahun ini?
Jika kita berusaha terus hidup benar, menghadapi kesulitan dengan tetap
beriman, bersabar dan bertabah hati. Tetap setia pada iman percaya tanpa
menduakan Tuhan, maka bersukacitalah karena sampai penghujung tahun
ini, kita kedapatan telah menang mempertahankan iman kita. Dan jika
waktunya harus tiba, saat ini juga, kita termasuk yang masuk dalam
Yerusalem baru, bersama Allah.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Kedua, menjadi refleksi, evaluasi kita.
Karena ada orang-orang yang tidak akan masuk ke Yerusalem baru, mereka
yang akan masuk ke lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang.
Daftar mereka jelas:penakut, orang yang tidak percaya, orang
keji, orang pembunuh, orang sundal, tukang sihir, penyembah
berhala, semua pendusta. Memperhatikan daftar ini, apakah kebiasaan dan
pola hidup kita termasuk yang di dalamnya. Kita takut menghadapi
tantangan hidup sebagai orang Kristen, karena itu
berpaling iman–kita berpakaian kekristenan, tapi
menyembah sembahan lain untuk kesembuhan kita, atau untuk keberhasilan
kita. Atau kita tidak mau menderita, lalu melakukan apa saja untuk mencapai
kondisi tidak menderita. Kita berdusta, menipu orang. Dengan keji
mengambil hak-hak orang, membuat orang menderita. Kita tidak mau
bersabar dalam pergumulan, karena itu saat rumah tangga bermasalah,
kita melacur diri, mencari kesenangan untuk melupakan pergumulan di
rumah. Kita membalas jahat dengan lebih jahat. Bagaimana perjalanan kita?
Apakah kedapatan hidup sebagai anak-anak Allah yang tetap percaya walau
menderita, tetap setia pada Allah dan pada jalan kebenaran? Ataukah kita
masuk kelompok yang berpaling dari iman karena beratnya jalan bersama
Tuhan??
Ini jadi perenungan dan refleksi kita di akhir tahun ini.
Dalam anugerah-Nya, Tuhan memberi kita melewati tahun ini dan memberi
tahun yang baru, biarlah kita ingat, Allah menyediakan, masih menyediakan
bagi kita Yerusalem baru. Baiklah yang telah teguh iman, tetap berjuang
untuk terus teguh iman. Yang goncang imannya, baiklah berbenah diri.
Hari ini masih ada, anugerah-Nya masih tersedia. Amin.

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
………….., …. DESEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH PERJAMUAN AKHIR TAHUN 2023
PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : WAHYU 19:6-9
TEMA : SYUKUR ATAS PERJAMUAN

LATAR BELAKANG
Dalam banyak kesibukan Jemaat, jika hari ini Jemaat mendapat undangan ke
istana Negara, berjumpa dengan Presiden Joko Widodo, apa reaksi Jemaat?
Lanjutkan kesibukan, atau tinggalkan untuk sementara dan hadiri undangan
di istana Negara. Bagaimana juga persiapan Jemaat untuk pergi ke istana
Negara. Kalau saya sebagai perempuan, menghadiri undangan penting, saya
pikirkan baju yang mana, memikirkan dandanan, harus ke salon, dan banyak
pernik lainnya.
Bagaimana dengan undangan perjamuan dengan Tuhan?
Hari ini, dalam undangan perjamuan dengan Tuhan, kita akan belajar
bersama dari Wahyu 19:6-10, dalam tema Perjamuan Kawin Anak Domba.

PENJELASAN TEKS
Jemaat kekasih, sedikit penjelasan tentang wahyu. Wahyu artinya
penyingkapan, sesuatu yang sulit dimengerti yang disingkapkan. Banyak
lambang dan tanda, melalui penglihatan, yang ditemui. Dan jawaban
penglihatan, lambang ini banyak yang berada dalam kitab wahyu sendiri,
selain beberapa ada dalam Perjanjian Lama. Wahyu ini dari Tuhan Yesus,
diberikan kepada Yohanes di Pulau Potmos. Yohanes sendiri berada di
Patmos, karena dibuang pemerintah Romawi waktu itu. Mulai dari Kaisar
Nero sampai pada pemerintahan Domitian, Kaisar menetapkan dirinya
sebagai dewa, tuhan. Semua pembesar yang mau berbicara dengannya,
menyapanya dengan tuhan. Ada kewajiban membakar kemenyan untuk
menyembah kaisar dalam kuil. Banyak pengikut Kristus menolak ini dan
karenanya mereka dianiaya, dibuang dan tidak sedikit yang dibunuh.
Dalam kitab ini, Tuhan Yesus menyampaikan pesan-Nya dan diteruskan
Yohanes bagi Jemaat, tujuannya Jemaat tahu dan siap menghadapi dengan
bertekun dan sabar.
Tuhan Yesus menyampaikan bahwa mengikut Tuhan Yesus, sekali pun
menghadapi ancaman bahkan sampai kematian, tetapi orang percaya yang
setia pada imannya, tetap akan mendapat kebahagiaan dalam kekekalan.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Khusus dalam Wahyu 19:6-10, Yohanes menulis tentang apa yang dia dengar.
Pada ayat 1-5, Yohanes mendengar nyanyian syukur atas jatuhnya Babel -
lambang jatuhnya kejahatan, dosa, iblis. Lalu pada ayat 6-10, dijelaskan
tentang suara himpunan besar orang yang menyanyikan syukur, nyanyian
syukur atas perjamuan kawin Anak Domba. Secara terperinci sebagai berikut:
Ayat 6-8, dijelaskan tentang suara himpunan orang yang berseru syukur
pada Tuhan, Allah, yang menjadi raja. Ajakan untuk bersukacita dan
bersorak memuliakan Tuhan. Pada hari syukur itu juga menjadi hari
perkawinan Anak Domba. Atas peristiwa perkawinan Anak Domba, maka
dikaruniakan kain lenan halus yang berkilau-kilau dan yang putih bersih.
Bahwa selain gumul penderitaan yang dialami oleh orang-orang percaya.
Akan ada waktu kemenangan yang tiba, dimana Tuhan menjadi Raja.
Dimana Tuhan yang adalah Raja menjumpai pengantin-Nya yang telah siap.
Pengantin ini dikaruniai berkat dari Tuhan, dia dilayakkan dengan perbuatan-
perbuatan benar dan kudus, itu yang dipakai oleh pengantin Anak Domba
Allah. Pengantin itu jemaat yang setia.
Pada ayat 9-10, dijelaskan tentang suara yang menyatakan, berbahagialah
mereka yang diundang pada perjamuan kawin Anak Domba. Yohanes
mendengarkan suara ini, menjadi tersungkur dan menyembah suara itu.
Tetapi suara itu menyatakan bahwa sama seperti Yohanes, ia adalah hamba,
dan sama seperti saudara-saudara yang memiliki kesaksian Yesus. Bahwa
yang disembah adalah Allah. Bahwa yang menyaksikan kesaksian Yesus ini
adalah roh nubuat.
Bahwa semua orang yang bersuara, yang menyatakan syukur pada Allah,
adalah hamba-hamba yang memiliki kesaksian Yesus. Yang turut diundang dan
bersama dengan Anak Domba adalah mereka yang memiliki kesaksian Yesus,
yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Bahwa yang harus disembah
adalah Allah.

PENERAPAN
Hari ini kita merenungkan bacaan ini dalam pelayanan perjamuan kudus
akhir tahun.
Dari wahyu Tuhan Yesus pada Yohanes di Pulau Patmos, kita belajar bahwa
sebagai gereja Tuhan dari segala abad dan zaman, kita akan selalu
mengalami penderitaan. Bahwa penderitaan itu diijinkan Tuhan terjadi dalam
hidup gereja. Tetapi bertahan sampai akhir, tetap akan mendapatkan
kemenangannya.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Bahwa hari ini kita diundang pada perjamuan kudus Tuhan, kita dikaruniakan
kain lenan halus, kita dilayakkan dari seluruh perbuatan kita, dibenarkan dan
dikuduskan untuk masuk dalam perjamuan kudus ini.
Bagian kita atas semua karunia Tuhan ini adalah, pertama bersyukur kepada
Tuhan. Nyatakan pujian dan memuliakan Tuhan yang mengerjakan bagi kita
perjamuan kudus ini. Bahwa kita bisa diundang, bukan karena kita lebih dari
orang lain, karena pada kita ada juga kekurangan dan kelemahan. Kelayakan
kita hanya karena Tuhan melayakkan, menguduskan kita dengan anugerah-
Nya. Kedua, kita hendaklah terus menjaga kesaksian kita, sebagai kesaksian
Yesus. Bahwa kita sudah menerima tubuh dan darah Kristus dalam
perjamuan kudus ini, baiklah kita mensyukuri-nya dengan menyaksikan
Yesus Kristus dalam hidup kita.
Hidup menyaksikan, maksudnya menampakkan hidup Kristus. Hidup yang
mengerjakan perbuatan benar dan kudus, makin setia melakukannya. Hidup
penuh kasih dengan saudara. Lakukan perbuatan benar tiap hari, pada tiap
orang. Menghindari dosa dan kejahatan. Supaya tidak sekedar kita layak
dalam perjamuan kudus di dunia ini, tapi nanti pada akhirnya dalam
perjamuan kudus Anak Domba di dalam kekekalan. Amin.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Bagian Ketiga
PENUTUP

Hanya Tuhan satu-satunya penggerak pembaharu. Ia menitipkan pembaruan


di dalam dunia dikerjakan oleh manusia, atau siapapun yang terpilih oleh
Dia. Bila tahun 2023 Tuhan memilih GKI untuk mewujudkan “pembaruan” di
dalam seluruh pelayanan GKI, maka semua pelayanan yang berlangsung
“tidak kebetulan tetapi semuanya ada di dalam Sang Penggerak Pembaharu”.

Secara fisik “Kantor Sinode GKI di Tanah Papua” sesuai waktu Tuhan, semua
indah pada waktunya. Masuk dalam rana “pembaruan secara fisik bangunan”
yaitu di masa depan GKI akan memiliki suatu kantor yang representative.
Sebagai bagian dari gumul bersama di tahun “pembaruan” 2023 menuju
tahun pemberdayaan 2024. Imanuel.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

LAMPIRAN (01)

NAMA-NAMA PENULIS KHOTBAH 2023

(1) Pdt. Dr. Anthon Rumbewas (AR)


(2) Pdt. Christine Mawene (ChM)
(3) Pdt. Dr. Diana Jenbise (DJ)
(4) Pdt. Diana Pesireron, M.Th (DP)
(5) Pdt. Dora Mawene (DM)
(6) Pdt. Esron Abisay (EsA)
(7) Pdt. Etha Ayatanoy (EA)
(8) Pdt. Fitz Soparue (FS)
(9) Pdt. Frits Morin (FM)
(10) Pdt. Gritje Monim (GM)
(11) Pdt. Izaak Rahail (IR)
(12) Pdt. Jessy Leimena (JL)
(13) Pdt. Kartika Mandik (KM)
(14) Pdt. Linda Upessy (LU)
(15) Pdt. Nelince Wanma (NW)
(16) Pdt. Nelson Kapitarauw (NK)
(17) Pdt. Olivia Yahui (OY)
(18) Pdt. Sarah Selva Meikdely (SM)
(19) Pdt. Dr. Sostenes Sumihe (SS)
(20) Pdt. Tineke Koibur (TK)
(21) Pdt. Yody Sohilait (YS)
(22) Pdt. Yohan Wally (YW)

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

LAMPIRAN (02)

TATA IBADAH MINGGU I


1. Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
2. Pembukaan (berdiri)
Dengan Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Amin.
3. Salam
Kasih karunia dan damai sejahtera atas jemaat dari Allah Bapa, Tuhan
Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani - Suara Gembira-Kidung Jemaat
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
4. Hukum TUHAN (berdiri)
Saudara-saudara, dengarlah Hukum Tuhan berdasarkan Keluaran 20:3-17
1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada
di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di
dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-
anaknya , kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-
orang yang membenci Aku, tetapi yang menunjukkan kasih setia
kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan
yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan,
sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat : enam hari lamanya engkau
akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ke tujuh
adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau
hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau
keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
Roh Kudus memampukan kita melakukan Hukum Tuhan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
(duduk)
5. Pengakuan Dosa
Kita merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah dan mengaku dosa
dengan sungguh-sungguh. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran itu tidak ada di dalam
kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan. (I Yohanes 1:8).
Kita berdoa : … Amin.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
6. Pemberitaan Anugerah
Dengarlah jemaat, sabda Yesus Kristus kepada semua orang yang sungguh-
sungguh mengaku dosanya ”Barangsiapa datang kepada-Ku, Ia tidak
akan Kubuang.” (Yohanes 6:37b).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
7. Pengakuan Iman (berdiri)
Dalam persekutuan dengan Gereja Tuhan dari segala zaman dan di
segala tempat, kita mengaku bersama-sama kepercayaan kita sesuai
Pengakuan Iman Rasuli :
“Aku percaya kepada Allah Bapa yang maha Kuasa, Khalik langit dan bumi
Dan kepada Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita
yang dikandung dari pada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria
yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati
dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut
pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati
naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang maha kuasa
dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Aku percaya kepada Roh Kudus
Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus
pengampunan dosa
kebangkitan daging
dan hidup yang
kekal.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
8. Pemberitaan Firman
a. Doa
b.Pembacaan Alkitab
Kita membaca Alkitab dari.........“Sampai di sini pembacaan Alkitab.
Berbahagialah semua orang yang mendengar Firman Allah.”
c. (Menyanyi) Haleluya… Haleluya… Haleluya
d. Khotbah
Paduan Suara/Vocal Group
9. Persembahan Jemaat
Sebelum Jemaat memberi persembahan, dengarlah Firman Tuhan :
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita.” (II Korintus 9:7).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
10. Doa Syafaat
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(berdiri)
11. Berkat
Pelayan : Jemaat yang terkasih, arahkanlah hati kita kepada Allah.
Terimalah berkat TUHAN dan pergilah dengan sukacita :
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau. TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau
kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.” Amin.
Jemaat : (Menyanyi) A… min. A… min. A… min.

Nyanyian Jemaat : Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

LAMPIRAN (03)

TATA IBADAH MINGGU II

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat


(berdiri)
1. Pembukaan
“Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit
dan bumi serta tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya.” Amin.
2. Salam
“Kasih karunia dan damai sejahtera turun atas saudara-saudara dari Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus.”
(duduk)
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
Paduan Suara/Vocal Group
3. Pengakuan Dosa
Marilah kita merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah, dan mengaku
dosa sungguh-sungguh kepada-Nya. ”TUHAN itu dekat kepada orang-
orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk
jiwanya.” (Mazmur 34:19). Mari kita berdoa Amin.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
4. Pemberitaan Anugerah
Dengarlah Jemaat, sabda Tuhan Yesus Kristus kepada semua orang yang
sungguh-sungguh mengaku dosanya : “Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
5. Hukum TUHAN (berdiri )
Dengarlah Hukum Tuhan : “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap
hati dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang
kedua yang
30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu


sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh Hukum Taurat dan
Kitab Para Nabi.” (Matius 22:37-40).
Roh Kudus memampukan kita melakukan Hukum Tuhan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
6. Pemberitaan Firman Tuhan
a. Doa Pembacaan
Kita berdoa : “Tuhan yang Maha Kuasa. Engkau telah memberi
Firman- Mu menjadi pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami.
Berilah oleh Roh Kudus telinga kami mendengar dan hati kami rindu
akan Firman-Mu. Berilah Firman-Mu menjadi kesukaan kami, agar
kami bertumbuh dalam kasih-Mu dan mengenal Engkau sebagai
Tuhan dan Juruselamat.” Amin.
b. Pembacaan Firman Tuhan
c. Khotbah

Paduan Suara/Vocal Group


7. Persembahan
“Sebab jika kamu rela untuk memberi maka pemberianmu akan diterima,
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan
berdasarkan apa yang tidak ada padamu.” (II Korintus 8:12).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

8. Doa Persembahan
9. Pengakuan Iman (berdiri)
Dalam persekutuan dengan Gereja Tuhan dari segala zaman dan di
segala tempat, kita mengaku kepercayaan kita sesuai Pengakuan Iman
Nicea- Konstantinopel.
Aku percaya kepada Allah Bapa, yang Maha Kuasa,
Pencipta langit dan bumi segala yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan. Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus Anak Allah yang
Tunggal,
yang lahir dari sang Bapa sebelum ada segala zaman,

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang sejati dari Allah yang
sejati, diperanakkan, dan bukan dibuat, sehakekat dengan Sang Bapa,
yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat;
yang telah turun dari surga untuk kita manusia, dan untuk keselamatan
kita, dan menjadi daging, oleh Roh Kudus dari anak dara Maria,
dan menjadi manusia yang disalibkan bagi kita,
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus
menderita dan dikuburkan;
yang bangkit pada hari ke tiga, sesuai dengan isi kitab-kitab
dan naik ke surga, yang duduk di sebelah kanan sang Bapa,
dan akan datang kembali dengan kemuliaan
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang
mati, yang kerajaan-Nya tak akan berakir.
Aku percaya kepada Roh Kudus, yang adalah Tuhan dan yang
menghidupkan, yang keluar dari sang Bapa dan sang Anak, disembah
dan dimuliakan,
yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya kepada satu Gereja, yang kudus, am dan rasuli.
Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati,
dan kehidupan di zaman yang akan
datang.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(duduk)
10. Doa Syafaat
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(berdiri)
11. Berkat
Pelayan : Terimalah berkat TUHAN dan pergilah dengan sejahtera :
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan Kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus menyertai kamu.” Amin.
Jemaat : (Menyanyi) A… min. A… min. A… min.

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

LAMPIRAN (04)

TATA IBADAH MINGGU III


1. Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(berdiri)
2. Pembukaan dan Salam
Pelayan : Ibadah saat ini dilaksanakan dalam nama Bapa, Anak
dan Roh Kudus. Amin.
“Salam sejahtera untuk kamu.”
Jemaat : Dan untukmu juga.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
3. Pujian Berbalas-balasan
Kita memuliakan Allah yang telah memelihara kita, dengan membaca
secara berbalas-balasan.. (misalnya Mazmur 100:1-5, atau bagian lain
dari Kitab Mazmur dan kitab lainnya yang terkait puji-pujian).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
4. Pengakuan Dosa
Kita mengaku dosa di hadapan Allah dengan membaca berbalas-balasan
Mazmur 51:1-14.
Pelayan : Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
Jemaat : Hapuskanlah pelanggaran-ku menurut rahmat-Mu yang besar!
Pelayan : Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
Jemaat : Dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Pelayan : Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaran-ku,
Jemaat : Aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Pelayan : Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah
berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat,
Jemaat : Supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih
dalam penghukuman-Mu.
Pelayan : Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan,
Jemaat : Dalam dosa aku dikandung ibuku.

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Pelayan : Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,
Jemaat : Dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat
kepadaku.
Pelayan : Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop,
Jemaat : Maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi
lebih putih dari salju!
Pelayan : Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
Jemaat : Biarlah tulang yang Kau remukkan bersorak-sorak
kembali! Pelayan :Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,
Jemaat : Hapuskanlah segala kesalahanku!
Pelayan : Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,
Jemaat : Dan perbaharuilah batinku dengan roh yang
teguh! Pelayan : Janganlah membuang aku dari hadapan-
Mu,
Jemaat : Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Pelayan : Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat
yang dari pada-Mu,
Jemaat : Dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat


5. Pemberitaan Anugerah
Pelayan : Sebagai hamba Yesus Kristus, kami memberitakan kepada
setiap orang yang mengaku dosanya sungguh-sungguh di
hadapan Tuhan, bahwa ada pengampunan dosa. Firman-Nya
pada Yesaya 12:1-3 yang kita baca berbalas-balasan : “Pada
waktu itu engkau akan berkata :
Jemaat : Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, karena
sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi
murka- Mu telah surut dan Engkau menghibur aku.
Pelayan : Sungguh, Allah itu keselamatanku.
Jemaat : Aku percaya dengan tidak
gementar.
Pelayan : Sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku,
Jemaat : Ia telah menjadi keselamatanku.
Pelayan : Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata
air keselamatan.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
6. Hukum TUHAN (berdiri)
Saudara-saudara, dengarlah Hukum Tuhan berdasarkan Keluaran 20:3-17
1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada
di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di
dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-
anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-
orang yang membenci Aku, tetapi yang menunjukkan kasih setia
kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan
yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan,
sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat : enam hari lamanya engkau akan
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ke tujuh
adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya,
atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya
atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
7. Pemberitaan Firman
a. Doa - dalam bentuk pujian/nyanyian.
(Misalnya memilih salah satu : Rohani 115:1,3; 126:2,4; KJ 231:1,2;
235:3-4; dan nyanyian Mazmur-Rohani-Kidung Jemaat terkait lainnya)

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
b. Pembacaan Alkitab
c. Khotbah
Paduan Suara/Vocal Group
8. Persembahan Syukur
Bawalah persembahanmu kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur
kepada-Nya.
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita.” (II Korintus 9:7).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

9. Doa Persembahan Syukur

10. Pengakuan Iman (berdiri)


Pelayan : Bersama dengan segala orang percaya di segala tempat dan
waktu, kita mengaku pengakuan iman kita secara bersama-
sama dengan melagukan Nyanyian Rohani 77:1-3.
(duduk)
11. Doa Syafaat

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat


(berdiri)
12. Pengutusan dan Berkat
Pelayan : Terimalah berkat Tuhan dan pergilah dengan sejahtera :
TUHAN-lah Penjagamu, TUHAN-lah naunganmu di sebelah
tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada
waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan
menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga
nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari
sekarang sampai selama-lamanya (Mazmur 121:5-8). Amin.
Jemaat : (Menyanyikan) A … min. A… min. A… min.
(Nadanya sesuai Nyanyian KJ. 478 b).

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

LAMPIRAN (05)

TATA IBADAH MINGGU IV


(Unsur-Unsur Ibadah Dalam Ibadah Kontekstual
Membangun Tata Ibadah Berdasarkan Spritualitas GKI di Tanah
Papua)
Panggilan
Penatua/Syamas : Tabu tifa atau tiup triton.
Nyanyian Jemaat: Misalnya “Miaware” (dapat menggunakan lagu rohani
daerah lainnya).
(Majelis dan Pelayan Ibadah, masuk dari pintu depan gereja).

Saat Teduh (2 menit-masing-masing pribadi) (berdiri)


1. Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat-
Nyanyian Rohani Bahasa Daerah
2. Pembukaan
Allah Pencipta langit dan bumi, Pemelihara segala yang hidup di atas
tanah Papua, yang mempersatukan kami dari segala suku bangsa dan
bahasa, yang menuntun kami dalam ibadah ini. Amin.
3. Salam (Menyanyikan)
Pelayan : Salam bagimu (2x)
Jemaat : Salam-salam.
Pelayan : Damai Kristus besertamu.
Jemaat : Salam-salam.

Nyanyian Jemaat : (Nyanyian Rohani Bahasa Daerah) (duduk)

Paduan Suara/Vocal Group


(Sebaiknya lagu dalam bahasa daerah. Menyanyi lagu dalam bahasa
daerah, selanjutnya menyanyi arti lagu tersebut dalam bahasa Indonesia).
4. Hukum TUHAN (berdiri)
Dengarlah Hukum Tuhan : “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap
hati dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua
yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh Hukum Taurat dan
Kitab Para Nabi.” (Matius 22:37-40).
Roh Kudus memampukan kita melakukan Hukum Tuhan dalam

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
kehidupan kita sehari-hari.

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
(duduk)
5. Pengakuan Dosa
Nyanyian Rohani Ratapan (dalam bahasa
daerah)
Solo : (Menyanyi Nyanyian Rohani 136:2)
Doa
6. Berita Anugerah dan Perjumpaan Umat
Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang
itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan
kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh
karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus (Roma 5:17)
Nyanyian Jemaat
Ungkapan Syukur Pengampunan (saling memberi salam dengan yang
ada di kiri dan kanan)
Paduan Suara/Vocal Group
(Sebaiknya lagu dalam bahasa daerah. Menyanyi lagu dalam bahasa
daerah, selanjutnya menyanyi arti lagu tersebut dalam bahasa Indonesia).
7. Pemberitaan Firman
a. Doa (dalam bentuk nyanyian misalnya “Ruri Saranden”)
b. Pembacaan Alkitab
c. Khotbah
d. Saat Teduh (komitmen pribadi – 2 menit)
Paduan Suara/Vocal Group
(Sebaiknya lagu dalam bahasa daerah. Menyanyi lagu dalam bahasa
daerah, selanjutnya menyanyi arti lagu tersebut dalam bahasa Indonesia).
8. Pengakuan Iman (berdiri)
Pelayan : Dalam persekutuan dengan gereja Tuhan dari segala zaman
dan tempat, bersama-sama kita mengucapkan pengakuan iman,
sesuai Pengakuan Iman GKI di Tanah Papua.
Aku percaya kepada Allah Bapa Pencipta langit dan bumi, Pemelihara
segala yang diciptakan dan yang menyediakan kehidupan kekal di dalam
kerajaan-Nya.
Aku percaya kepada Yesus Kristus, yang menebus dan menyelamatkan
manusia dari dosa dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dialah Tuhan
dan kepala gereja yang memerintah Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua,
dengan Firman dan Roh-Nya.

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun
Aku percaya kepada Roh Kudus, yang membarui, memelihara, dan
menuntun umat-Nya dalam kebenaran sampai kegenapan Kerajaan Allah
dalam kedatangan kembali Yesus Kristus.
Aku mengaku, bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan satu-satunya
kesaksian tentang Penyataan Allah.
Aku mengaku bahwa Gereja Kristen Injili di Tanah Papua adalah tubuh
Kristus yang kudus dan am, yang mempersatukan umat manusia menjadi
satu persekutuan sorgawi di bumi.
Aku mengaku mengasihi Allah dan sesama manusia dengan segenap
hati, jiwa, dan akal budi.
Aku mengaku hidup kudus dan setia memberitakan Injil Kerajaan Allah di
Tanah Papua dan dunia.
Aku mengaku mengusahakan dan memelihara Tanah Papua sebagai
alam ciptaan Allah bagi kesejahteraan, keadilan, dan kebahagiaan umat
manusia.

9. Persembahan (duduk)
(Berupa persembahan uang dan persembahan natura)
Pelayan : Dengan hati yang penuh syukur dan sukacita, marilah kita
membawa persembahan kepada Tuhan, sambil berkata
“Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban
kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya
Tuhan.”(Mazmur 54:8).
Nyanyian Jemaat
(Hasil terjemahan, atau nyanyian gerejawi bahasa daerah terkait
persembahan, dinyanyikan bersama atau solo)
10. Doa Syafaat
Nyanyian Jemaat :

11. Berkat (berdiri)


Pelayan : Terimlah berkat TUHAN dan pulanglah dengan sejahtera :
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, dari
Bapa dan Roh Kudus, saat ini sampai maranatha.”
Jemaat : A … min. A… min. A…min.
(Nadanya sesuai Nyanyian KJ. 478c)
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun

BADAN PEKERJA SINODE GKI DI TANAH PAPUA PERIODE 2022-2027

31

Anda mungkin juga menyukai