Anda di halaman 1dari 5

1.

Nyanyian Pembukaan :
2. Doa Pembukaan :
3. Nyanyian :
4. Maz dan Puji – Pujian : Mazmur 105 : 1 - 6
5. Pemberitaan Firman :
a. Doa Pembacaan Firman
b. Pembacaan Firman : Zakarias 7 : 1 - 10
c. Aminkan Nyanyian : Ny. Roh 95 : 1 Firman Hu Berprintahlah
d. Pemberitaan Firman
e. Renungan

Anggota Muda yang saya kasihi dalam Tuhan Kita Yesus Kristus
Hari ini 20 Februari. Kita sudah mencapai hari ke-51. Minggu ke-8 dalam tahun
2023, pada saat yang bersamaan, kita sudah memasuki minggu-minggu
kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus, yaitu minggu sengsara yang pertama, fokus
pelayanan pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada manusia, dengan
landasan firman Tuhan dari Zakharia 7 : 1 -14. Nabi Zakaria hidup se-zaman
Hagai, Latar belakang politik, ekonomi dan agama dalam kehidupan kedua Nabi
ini sama adanya, seperti yang terlihat berita Zakaria yang pertama, diberikan
antara pidato-pidato Hagai yang kedua dan yang ketiga, Nama Zakaria berarti
Tuhan mengingat, Nabi bernubuat pada zaman raja Darius Histaspis. Ketika Raja
Persia, Koresy mengeluarkan keputusan (sekitar tahun 538 SM ) kepada orang
Yehuda untuk kembali ke Yeruselam dan membangun Bait Allah, namun
pekerjaan itu berhenti, tahun 520 SM, Zakaria bergabung dengan Nabi Hagai dan
mendesak rakyat untuk membangun kembali Bait Allah. Karena Bait Allah
menjadi pusat ibadah dan sekaligus lambang berkat Allah yang diperbarui untuk
umat Allah yang dipulihkan. Dan mereka menyelesaikan pada tahun 516 SM ,
tahun ke-enam dari pemerintahan Darius. Hal ini jelas dalam teks pembacaan kita
Zakaria 7:1-14.
Anggota Muda yang saya kasihi dalam Tuhan Kita Yesus Kristus
Ayat 1-3. Bagian ini dimulai dengan penjelasan bahwa Firman Tuhan datang
kepada Zakaria, tepat pada tahun ke-empat zaman raja Darius. Tahun keempat
sekitar tahun 518 SM, bulan kesembilan, kislew, yang dalam penanggalan
kalender sekarang, pertengahan November sampai pertengahan Desember. Dalam
ayat 2 ada delegasi yang diutus oleh orang Betel yakni Sarezer dan Regem-
Melekh serta orang-orangnya di kirim untuk melunakkan hati TUHAN, Bethel
adalah kota penting bagi orang Israel.
Ayat 4-7, merespon petunjuk mereka, maka Tuhan semesta alam atau penguasa
alam, bersabda kepada Zakharia, Tuhan mempertanyakan praktek Puasa yang
mereka lakukan selama bertahun-tahun itu, sebagaimana dalam ayat 5,
pertanyaan itu ditujukan kepada rakyat dan para imam, apakah tindakan meratap
selama ini yang dilakukan adalah sungguh-sungguh berpuasa kepada Allah?
Pertanyaan ini mengandung makna bahwa praktek meratap, puasa yang mereka
lakukan itu bersifat manusia, hampa dan tidak berarti, dengan bahasa lain, puasa
dan ratapan itu formalitas, tidak sungguh-sungguh, munafik dan hanya
memuaskan diri sendiri, pertanyaan dalam ayat 6, Tuhan mempermalukan diri
mereka, bahwa waktu mereka adakan perjamuan makan dan puasa adalah
egosentris dan merasa diri benar dan merasa puasa dengan diri sendiri. Sedangkan
ayat 7 mengandung makna bahwa untuk apa mereka menyusahkan diri dengan
sesuatu yang tidak Allah perintahkan? Pada hal mereka tidak mengindahkan apa
yang telah Dia minta dari mereka berulangulang , mereka mengutamakan hal
formal yang bersumber dari manusia, dan melalaikan apa yang Allah inginkan.
Ayat 9-14, Tuhan minta apa yang harus mereka lakukan, sebagaimana Firman
Tuhan kepada Zakaria, laksanakanlah hukum yang benar, ini jelas kritik, bahwa
walaupun mereka puasa, meratap tapi dalam praktek, hidup kebenaran itu jauh
dari mereka, dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing,
bagian ini mematahkan sikap egois, mementingkan diri sendiri, pikir diri sendiri,
tidak setia kepada Tuhan maupun sesama, ayat 10 itu larangan bagi mereka,
janganlah menindas janda dan anak yatim piatu dan orang asing dan orang
miskin, ini representatif dari kaum lemah, tak diperhitungkan, tak berdaya orang
seperti ini tidak boleh dipersulit hidup mereka, juga tidak boleh menggunakan
mereka demi keuntungan, tetapi juga jangan merancang kejahatan dalam hati,
mengandung makna bahwa hati dan hidup di jaga dengan baik, jangan hati kotor,
dan penuh kejahatan,
ayat 11-13 ini, ternyata mereka malas tahu, masa bodoh dengan apa yang Tuhan
inginkan. Hati dan pikiran mereka keras atau tertutup untuk menerima pengajaran
firman Tuhan yang disampaikan oleh para nabi, hal ini membuat Tuhan
menghukum mereka, sebab mereka tidak mendengarkan Tuhan, maka Tuhan juga
tidak mendengarkan mereka, artinya saat mereka mengalami kesukaran, Tuhan
juga malas tahu dengan mereka, akibatnya Tuhan mengizinkan mereka
mengalami penghukuman, atau penghancuran, sebagaimana bahasa dalam ayat
14, Nabi menggunakan kiasan Aku meniupkan angin badai, artinya Tuhan
membiarkan, mengizinkan mereka untuk mengalami penderitaan, penghukuman
dan tawanan.
Anggota Muda yang saya kasihi dalam Tuhan Kita Yesus Kristus
Dalam pergumulan dan tantangan yang kita hadapi, kita tidak boleh lepas dari
Tuhan. Lepas dalam arti, kita malas tahu dengan pelayanan, ibadah, dan cuek saja
dengan segala hal yang kita alami, juga kita tidak boleh mengandalkan kekuatan
dan kehebatan kita semata. Kita juga tidak boleh melakukan segala hal supaya
kelihatan kita orang baik, orang saleh, orang takut Tuhan, tetapi dalam praktek-
nya kita sangat jauh dari Tuhan. Ada orang yang rajin beribadah, puasa, tetapi
tidak berdampak dalam kehidupan sosial masyarakat, malah kadang jadi orang
munafik, dan abunawas. Sebab itu beberapa hal yang perlu kita ingat.
Pertama, apapun yang kita hadapi, seberapa besar pergumulan kita, kita datang
dan minta petunjuk dari Tuhan, kalau rumah tangga kita atau pribadi kita ada
pergumulan, per-biasakan datang ke hadapan Tuhan, curahkan isi hati kita, atau
bawalah pergumulan-mu dan berbicaralah dengan para hamba Tuhan, se-misal
pendeta, tetapi zaman ini, dengan teknologi digital yang luar biasa, orang tidak
pernah malu untuk datang kepada facebook dan meminta petunjuk disana, alhasil,
yang di dapat adalah konflik, perpecahan dan kehancuran.
Kedua, kadang, ada yang formalitas dalam ibadah, yang penting ibadah, supaya
orang bilang rajin, orang bilang puasa, ya kita puasa, karena kata orang, meniru
dan mengikuti orang lain, maka kita tidak pernah mengalami perubahan dan
pembaharuan apapun, yang ada ialah kita kadang cenderung sombong, sok rohani,
tampilan agamais, tetapi perilaku kita tidak. Berdoa, beribadah, puasa itu sangat
baik dan harus, tetapi bukan formalitas, bukan agar dilihat orang lalu dihormati
dan diakui, tetapi yang penting kita lakukan dengan kerendahan hati mengikuti
apa yang Tuhan mau, atau inginkan. Perhatian, orang yang rajin ibadah dan puasa
yang sifatnya ikut ramai dan formalitas adalah akan marah, tersinggung kalau
melihat orang makan dan minum di depan dia saat lagi puasa, cengeng sekali, ini
puasa model apa? Sampai paksa rumah makan, warung dan tempat usaha di tutup,
bukan itu ibadah dan puasa yang sejati, yang sejati adalah kita hormati dan hargai
mereka yang tidak melaksanakannya, sebab tujuan kita bukan untuk menyusahkan
orang lain atau mau agar orang hargai kita.
Ketiga, ibadah dan puasa yang baik, itu bukan sekedar sebuah teori belaka, tetapi
ketika kita mampu untuk hidup dengan baik, menolong dan membantu orang lain,
berkata jujur, sopan dan saling menghargai serta menghormati. Kita bicara dan
bertindak yang benar, tidak kong-kali-kong, tidak main baku tipu, tidak juga
menindas dan menekan orang lain, kita tidak boleh memanfaatkan orang lain
demi kepentingan kita sendiri, kita tidak bicara tipu.
Keempat, kita selalu siap dikoreksi, menerima teguran dan didikan Tuhan supaya
kita mengalami pertobatan dan pembaharuan hidup, kita taat, setia kepada
perintah Tuhan. Tapi kenyataannya banyak juga orang Kristen tidak setia dan taat
pada perintah Tuhan, rajin ibadah, suka maki orang, suka fitnah orang, korupsi,
perzinahan dan melakukan berbagai tindakan kejahatan lainnya yang merugikan
orang lain. Hal seperti itu kadang membuat Tuhan malas tahu dengan kita, dan
Dia mengizinkan kita untuk mengalami berbagai hal supaya kita sadar dan
bertobat.

5. Persembahan Syukur :
6. Doa Syafaat :
7. Nyanyian :
8. Berkat : “Anugerah Tuhan Yesus Kristus , pengasihan Allah Bapa dan
persekutuan dengan Roh kudus menyertai kita sekarang dan
selama – lamanya, AMIN.

Anda mungkin juga menyukai