Anda di halaman 1dari 13

Lanjutan dasar-dasar

iman Kristen (2)

MEMBANGUN KEINTIMAN DENGAN TUHAN


BAPA KAMI YANG DI SORGA ………………..
BAPA, SAAT INI KAMI MENGARAHKAN HATI PADA ALLAH UNTUK MENERIMA
KASIH ALLAH YANG SEMPURNA.

KAMI MENYERAHKAN OTORITAS DIRI PADA KEBENARAN FIRMAN ALLAH.

HARI INI KAMI MEMBUKA DIRI UNTUK MEMILIKI HIDUP BERKELIMPAHAN YANG
TIDAK TERIKAT, TIDAK TERBATAS, DARI ALLAH YANG HIDUP.

HARI INI KAMI MENERIMA SEGALA BERKAT ALLAH, KESEMBUHAN, KUASA DAN
MUKJIZAT SERTA SELURUH KEPENUHAN KEKAYAAN KRISTUS.
KAMI MENYERAHKAN HIDUP UNTUK DIBENTUK SEMAKIN SERUPA DENGAN
KRISTUS SETIAP HARI.

HARI INI, KAMI MENDEKLARASIKAN BAHWA :

KAMI LAHIR SECITRA, SEGAMBAR DENGAN ALLAH.


KAMI LAHIR UNTUK MEWUJUDKAN KEHADIRAN ALLAH DI DUNIA INI. KAMI
ADALAH KEKASIH ALLAH, KAMI ADALAH HAMBA ALLAH DAN KAMI ADALAH
PEMEGANG MANDAT ALLAH.
DALAM NAMA TUHAN YESUS, AMIN.
Belajar tentang bentuk “manusia roh” tidaklah
cukup ; kita harus mempraktekkannya
• Menjadi seorang Kristen memiliki makna lebih dari sekedar mempercayai pada kematian
dan kebangkitan Yesus dan menerima penebusan dosa. Pengajaran yang banyak di
Indonesia selama ini hanya menekankan pada keselamatan dari neraka dan tidak
menekankan pada bentuk kehidupan kekristenan setelah menerima keselamatan.
Sehingga dengan menekankan hanya pada penerimaan Kristus secara iman itu adalah
tindakan dalam jiwa manusia, mengakui Yesus sebagai Juru Selamat tetapi tidak Yesus
sebagai Tuhan, pemegang otoritas kehidupan dan sumber Air Kehidupan (ingat iman
tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati). Padahal mempersilahkan Yesus menjadi pusat
dari seluruh segi kehidupan membutuhkan kerja keras dan disiplin pribadi serta
komitmen.
• Beberapa disiplin rohani yang dipraktekkan lebih dari 2.000 tahun oleh pengikut Kristus
telah membantu menghidupi kehidupan Yesus sebagai Tuhan. Beberapa sangat kita kenal
seperti : berdoa, membaca Alkitab, bersekutu dengan saudara seiman kita. Apakah ada
hal-hal yang bisa kita lakukan dengan menyelam lebih dalam lagi yang membuat kita
tenggelam lebih dalam dalam kedisiplinan menghidupi “manusia roh” ? Bagaimanakah
sebuah bentuk praktis kehidupan “manusia roh” bagi orang percaya ? Bagaimanakah
disiplin rohani ini akan membentuk jiwa kita ?
Identifikasi Masalah : Bagaimana menghidupi “manusia
roh” ?
• Kehidupan spiritualitas menghidupi “manusia roh” telah jarang dikenal dalam dekade
terakhir dengan berbagai alasan. Namun beberapa tahun terakhir telah banyak muncul
kesadaran umat untuk melakukan berbagai kegiatan seperti doa dan meditasi, doa
keliling berkelompok, maraknya bukit doa sebagai usaha untuk masuk lebih dalam
kepada kehidupan yang semakin dekat dengan Tuhan.
• Umat Allah melakukan aktifitas spiritualitas dengan berbagai alasan. Beberapa dilakukan
karena program yang dilakukan gereja. Yang lain karena tantangan kehidupan yang berat
yang harus dilaluinya. Tetapi itulah cara yang dipakai Allah untuk menarik anak-anak-Nya
menjadi lebih dekat dan bergantung pada Dia (demikian dengan apa yang terjadi melalui
wabah covid-19 saat ini).
• Diskusi pembuka :
• 1. Mengapa kita sebaiknya menghidupi “manusia roh” dengan penuh kedisiplinan ?
• 2. Apakah perbedaan antara percaya pada Yesus dan menghidupi cara hidup Yesus ?
• 3. Bagaimana keterkaitan disiplin menghidupi “manusia roh” dengan buah-buah roh
(Galatia 5:22) ?
• 4. Kegiatan disiplin rohani apa yang telah saudara lakukan (baca Alkitab, berdoa,
bersekutu) atau hal-hal khusus lainnya ?
• 5. Bagaimanakan aktifitas diatas membentuk kehidupan “manusia roh” kita ? Apakah kita
menyadari perbedaan membaca sebuah kekhusukan situasi saat kita membaca Alkitab
dengan saat tidak ? Apakah kita mengemudi dengan lebih baik saat mendengarkan siaran
rohani di radio ? Apakah ada keterpaduan antara roh, jiwa dan tubuh saat itu ?
• 6. Apakah ada yang kita rasakan kurang dalam kehidupan “manusia roh” kita ? Apakah
kita menginginkan kehadiran Allah setiap waktu sepanjang hari dan hidup kita ? Ataukah
kita merindukan suatu perubahan sikap yang sangat sulit berubah ? Ataukah kita
memiliki kekhawatiran, pergumulan, keraguan yang ingin kita kalahkan tetapi sangat
berat ?
1. Mengetahui tidaklah sama dengan bertumbuh.
• Bacaan : Kejadian 2:15 – 3:13.
• Allah memiliki hubungan khusus dengan Adam dan Hawa di Taman Eden. Allah
memberikan perintah agar mengusahakan tanah dan taman yang ada, juga menguasai
hewan, namun Allah juga memiliki waktu untuk berjalan-jalan dan berbicara dengan
mereka. Melalui kejadian yang rutin, pertemuan, kita berpikir bahwa Adam dan Hawa
akan bertumbuh pengenalannya akan Allah dengan baik. Akan tetapi bila kita perhatikan
saat mereka digoda oleh ular, pengenalan Adam dan Hawa terhadap Allah patut
dipertanyakan. Meski mereka mengetahui bahwa Allah itu baik dan dapat dipercaya,
tetapi pengetahuan ini tidak cukup karena tidak masuk kedalam hati mereka yang akan
menopang mereka saat berada dalam pencobaan.

• Meskipun kita tidak lagi bertemu Allah secara fisik langsung, melalui Roh Kudus kita bisa
hidup bersama Allah. Tetapi ingat, Allah memanggil kita bukan hanya mengetahui
sesuatu tentang Dia. Benar, untuk menjadi penghuni Kerajaan Allah, setiap murid Kristus
dituntut untuk menguasai informasi-informasi tertentu tetapi, dengan memiliki
pengetahuan dari Alkitab saja tidak akan menghasilkan sebuah pengalaman kehidupan
Kerajaan Allah.
• Keselamatan adalah langkah awal yang esensial untuk membangun kembali hubungan dengan
Allah, tetapi membutuhkan waktu untuk mempraktekkannya – lebih banyak berjalan dan
berbicara bersama Allah – agar kebenaran dari dan tentang Allah akan tenggelam dalam masuk
ke dasar kehidupan, tertanam secara kuat dalam hati menjadi serupa Kristus.
• 1. Beberapa informasi dasar apa saja yang dibutuhkan untuk memiliki keselamatan dalam
Kristus ? Apa yang harus kita ketahui tentang dosa dan pengampunan ? (WV)
• 2. Apakah “peristiwa didalam taman Eden” (dimana Adam dan Hawa hanya mengenal
(berpengetahuan) bukan mengalami (dalam hati) Allah), merupakan gambaran yang cocok
bagi kehidupan “manusia roh” kita ? Apakah ini merupakan gambaran kehidupan spiritual kita
yang gagal dan tidak dapat kita wujudkan, atau ini menyadarkan kita untuk membangun situasi
yang tepat bagaimana memiliki hubungan akrab dengan Allah itu ?
• 3. Bagaimanakah keterkaitan antara melakukan disiplin mewujudkan kehidupan “manusia roh”
kita dengan Kerajaan Allah ?
• 4. Kapan kita akan memulai mewujudkan dengan disiplin kehidupan “manusia roh”, hasil
apakah yang kita harapkan dari kehidupan “manusia roh” kita ? Apakah ibadah hari Minggu
akan menjadi sangat teduh dan dramatis ? atau kita akan merasa pulang kerumah bertemu istri,
tidak biasa-biasa saja tetapi penuh kebahagiaan ?
• 5. Coba renungkan dan jawablah, apakah ketika kita tidak merasakan kehadiran Allah didalam
diri kita itu berarti Allah memang tidak ada dalam diri kita kah ?
2. Yesus adalah model bagi disiplin “manusia roh”
• Bacaan : Filipi 2:1-11.

• Paulus menjelaskan bahwa kehidupan Yesus adalah model bagi kita dalam kehidupan
kekristenan. Melalui kesaksian Alkitab, kita melihat Yesus berdoa, menyembah, merawat
orang miskin, mencintai mereka yang tidak dicintai. Dalam perikop ini, Paulus
menekankan Yesus yang meneledankan merendahkan Diri-Nya.

• Yesus mengajarkan bagaimana berjalan masuk kedalam bukan hanya menghidupi


permukaannya saja agar dapat mengalami realitas secara penuh kehidupan dalam
Kerajaan Allah. Yesus dalam hidup-Nya tergantung penuh pada “kemanunggalan”
dengan Allah Bapa. “Aku dan Bapa adalah satu”, kata Yesus. Cara hubungan
kemanunggalan -dua arah- inilah yang membentuk kehidupan Yesus. Yesus tidak pernah
melakukan apapun kecuali bersama Bapa.
• Membutuhkan sikap kerendahan hati mau berada dibawah otoritas secara terus-
menerus untuk meneladani kehidupan Yesus. Sikap kerendahan hati ! Kehidupan
“manusia roh” bukanlah suatu pencapaian kedudukan tinggi. Bukan pula usaha
membangun kualitas diri. Kedisiplinan melakukannya mungkin akan membuat kita
menjadi pribadi yang jauh lebih baik, tetapi bukan itu esensinya. Esensinya adalah
KETAATAN pada Allah, menghidupi hanya kehidupan dalam kemanunggalan dengan
Allah.

• 1. Mengapa ketaatan penting untuk mewujudkan kedisiplinan “manusia roh” kita ?


• 2. Bagaimanakan kesombongan menghancurkan pekerjaan Allah dalam hidup kita ?
• 3. Selain kerendahan hati, adakah karakter lain yang dapat saudara kembangkan melalui
mewujudkan kehidupan “manusia roh” secara disiplin ?
• 4. Hasil apakah yang saudara ingin dapatkan ketika menjalani disiplin “manusia roh”, di
dunia ini ; di sorga ?
• 5. Bagaimanakah menurut saudara, keterkaitan antara hidup dengan lebih mengasihi
Allah dalam membangun karakter kita ?
3. Sebuah kehidupan “manusia roh” yang sehat membutuhkan
kegairahan mengejar sepenuh hati kemanunggalan dengan Allah,
sebagaimana keteladanan Kristus.
• 1. Apakah yang membedakan penampakan kehidupan agamawi dibandingkan dengan
menghidupi secara disiplin “manusia roh” saudara ? Kapankah suatu aktifitas menjadi
kehilangan pemikiran kritis (makna)-nya dan menjadi rutinitas ? Apakah ketika
melakukan “ritual keagamawian” dan kita merasa tidak mendapatkan sesuatu, apakah
kita berhenti melakukannya ?
• 2. Bagaimanakah ketika berusaha mewujudkan perilaku “manusia roh” dapat
memisahkan antara aktifitas duniawi dan sorgawi ?
• 3. Apakah ada aktifitas tertentu yang tidak bisa diubah (ditranformasikan) melalui cara
mengejar sepenuh hati kemanunggalan dengan Allah ?
• 4. Bagaimanakah dalam realita mengejar keserupaan Kristus dalam pekerjaan, olah raga
atau pola belanja ?
• 5. Paulus mengatakan tirukan dia (Paulus). Apakah saudara punya contoh/teladan ?
Penerapan
• Mintalah setiap anggota untuk memilih satu ayat dari bacaan diatas dan dibaca beberapa
kali dalam sehari. Cobalah sambil merenungkan makna dari isi dan pemikiran. Cobalah
menghayati apa yang ingin Allah sampaikan secara pribadi bagi hidup saudara.Gunakan
10 menit untuk melakukan refleksi dan doa ini. (doa-baca)

• Mempelajari tentang disiplin menjalani “manusia roh” dan mempraktekkannya bisa


menjadi aktifitas penuh petualangan. Ada kesempatan untuk mengendalikan kehidupan
rohani saudara yang akan membawa semakin dekat Allah. Tidak ada yang dapat
menggantikan kemanunggalan dengan Allah ini.

• Mungkin kita bisa merasa terbebani. Ada banyak langkah praktis yang bisa dikerjakan
sepanjang hari dalam satu minggu tidak akan habis. Sepertinya kita harus melakukan
tambahan kegiatan ditengah-tengah penuhnya kegiatan kita. Sebagian mungkin merasa
bahwa mereka tidak menjadi rohani apabila mereka tidak melakukan hal-hal rohani.
• Melalui Roh Kudus kita bisa manunggal dengan Allah. Sebuah kesempatan yang luar
biasa yang akan bisa dilakukan, kita akan menemukan banyak hal-hal yang kita pelajari
dan nikmati. Ini adalah sebuah prospek yang sangat menggairahkan, tetapi tidak akan
berlangsung instan. Akan membutuhkan waktu, komitmen bahkan mungkin kita akan
membutuhkan pembimbing untuk menemukan akarnya.
• 1. Bukti keberhasilan seperti apa yang kita inginkan saat menjalani disiplin “manusia
roh” ? Bagaimanakah kita mengharapkan itu terjadi ? Apakah yang dapat dipakai untuk
mengidentifikasi keserupaan kita dengan Kristus ?
• 2. Wujud “manusia roh” tidak hanya mengacu pada hasil yang dapat dinikmati secara
pribadi. Bagaimanakah kehidupan spiritual kita memberi manfaat bagi gereja dan
komunitas kita ?
• 3. Jika kita membaca Alkitab dan berdoa secara rutin, apa yang bisa membantu kita
untuk terus melakukannya ? Jika kita terganggu oleh waktu yang sukar untuk melakukan,
apa yang bisa membantu ? Diskusikan langkah-langkah praktisnya.
• 4. Kedisiplinan apa yang bisa langsung kita kerjakan : berdoa, membaca Alkitab,
mempelajari Alkitab, meditasi, hening dan solitude, persekutuan, pelayanan ? Apa yang
membuat kita merasa semakin dekat dengan Allah ?

Anda mungkin juga menyukai