(Yohanes 15:1-5)
_*Tujuan : Agar pemuda hidup dalam Yesus Pokok Anggur untuk menghasilkan buah yang
banyak*_
Kualitas hidup seseorang tampak ketika ia memberi buah. Itulah inti dari perumpamaan Yesus
tentang pokok anggur. Usia tidak menghambat seseorang untuk terus berbuah. Tuhan
membutuhkan buah, meskipun kecil, buah itu memperindah kehidupan dalam kerajaan Allah.
Apakah kita sudah berbuah di dalam Tuhan? Buah apakah yang kita hasilkan?
Anggur merupakan tanaman buah yang merambat. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
apabila ditanam pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Buah anggur dapat
dikonsumsi langsung atau bisa juga diolah menjadi jus atau untuk bahan campuran makanan
lainnya. Salah satu fakta yang berkaitan dengan tanaman anggur ialah tidak tahan terhadap air
yang menggenang, tapi butuh pengairan mulai dari proses penanaman sampai kepada
pemangkasan.
Pokok dan ranting adalah bagian yang tak terpisahkan dari tanaman, yang menggambarkan
hubungan yang erat. Ada dua jenis ranting yang digambarkan dalam perikop ini, yaitu ranting
yang berbuah dan yang tidak berbuah. Ranting yang berbuah pasti tidak luput dari proses
pembersihan atau pemangkasan; yaitu memangkas atau memotong bagian-bagian yang kering
dan tidak berguna, yang mungkin ada ulat atau penyakit di dalamnya. Ini dilakukan untuk
tujuan yang baik yaitu supaya berbuah lebat. Seperti pada pohon, _“pembersihan atau
pemangkasan”_ pada manusia pasti akan terasa menyakitkan, tapi mendatangkan kebaikan.
Segala penghalang untuk bertumbuh seperti karakter lama atau kebiasaan buruk yang
bertentangan dengan kehendak Tuhan harus dibersihkan.
Pemuda yang hidup dalam firman Tuhan adalah pemuda yang mengandalkan Tuhan dalam
berbagai aktifitasnya. Sebab, ia percaya bahwa tinggal di dalam Tuhan akan menghasilkan buah
yang banyak. Sebaliknya, di luar Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa (ay. 4-5). Dengan
demikian, untuk mengalami pertumbuhan rohani yang sehat, pemuda harus tetap melekat
kepada pokok anggur yang benar yaitu Tuhan Yesus, dan merelakan diri untuk diproses dan
dibersihkan oleh firman-Nya!
DISKUSI KELOMPOK:
1. Apa saja buah yang dihasilkan oleh orang percaya? (bnd. Gal. 5:22-25).
a. Berhasil mengubah keinginan daging menjadi keinginan roh (buah roh)
Buah roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri
3. Sebagai ranting dari pokok anggur yang benar, hal apa sajakah dari hidup kita yang
harus dipangkas agar kita berbuah? Diskusikanlah!
a. Keinginan daging yaitu:
Percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
Penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, Kepentingan
diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
Kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya
4. Sebutkan fungsi firman Tuhan agar kita bisa bertumbuh dan berbuah?
- 2 Timotius 3 : 16
“segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran”
Panggilan pelayanan bukan untuk menjadikan kita nomor satu di mata dunia, melainkan
untuk menjadikan Tuhan nomor satu di mata kita
Jika kita memperhatikan kisah hidup Yusuf sebelum ia menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir,
sebenarnya lebih mudah bagi Yusuf untuk menyia-nyiakan hidupnya. Ketika muda, saudara-
saudaranya menjualnya sebagai budak. Yusuf tinggal di tanah yang tidak bersahabat
dengannya dan harus menghabiskan masa remaja hingga dewasanya jauh dari keluarga. Yusuf
bahkan harus menghabiskan waktu di penjara atas tuduhan yang tidak pernah diperbuatnya.
Yusuf menghadapi banyak kelaliman dari orang-orang di sekitarnya. Dari ribuan penderitaan
yang harus Yusuf alami, ia mengatakan, "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada
kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
Beberapa hal dalam hidup ini perlu dihapus total dari ingatan kita, salah satunya adalah
kesalahan seseorang terhadap kita. Kita tidak bisa terus menerus menyimpan kesalahan orang
lain. Kita tidak boleh membiarkan kata-kata orang yang menyakitkan menghalangi kita untuk
bertumbuh dewasa di dalam Kristus. Kita tidak boleh menjadikan kebebalan orang lain sebagai
alasan untuk tidak melayani Tuhan. Jangan biarkan perlakuan buruk seseorang kepada kita
membuat kita menyia-nyiakan hidup. Memang, tidak seorangpun dari kita yang mau memilih
opsi untuk disakiti, tapi berusaha sekuat tenaga untuk menghindari gesekan dengan orang lain
pun berarti tidak mengambil kesempatan untuk memurnikan karakter kita di hadapan Tuhan.
Disakiti atau tersakiti adalah salah satu efek samping dari sebuah hubungan, tapi ketika
seseorang berhasil mengampuni dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, lihatlah
bagaimana Tuhan membela dan menempatkan Yusuf.
Jika saat ini kita sedang mendapatkan perlakuan tidak adil dari seseorang atau jika kita sedang
dalam posisi tersakiti, ingatlah untuk melupakan dan fokuslah pada pembaruan diri kita di
dalam Tuhan. Jangan terjebak pada rasa mengasihani diri sendiri dan terkungkung oleh
kebencian. Ingat, berlama-lama di masa lalu akan menutupi kebahagiaan saat ini. Lakukan
seperti Yusuf yang lebih memilih fokus pada berkat Tuhan, karena fokus pada berkat-Nyalah
yang membantu kita untuk melupakan rasa sakit yang pernah kita alami.
DISKUSI KELOMPOK
1. Pernahkah kita disakiti oleh seseorang dan menyimpan kesalahannya didalam hati?
Bersikaplah jujur tanpa menyebut nama orang itu.
- Tersakiti langsung maupun tidak langsung (tidak langsung artinya sampai sekarang
seseorang yang menyakiti hati kita tersebut tidak menyadari kesalahannya), baik
dalam keluarga, lingkungan pekerjaan atau gereja, selidiki hatimu mengapa kamu
masih menyimpan sakit hatimu sampai sekarang atau tidak bisa move on.
2. Berdasarkan pengalaman Yusuf ini, apa yang akan kita lakukan sehingga kita dapat
mengampuni seseorang yang menyakiti kita? Jelaskanlah!
- Langkah-langkah konkret
a. Ambillah komitmen (perjanjian) untuk tidak mempertahankan atau menyimpan
kepahitan (luka batin) dalam hati
Kejadian 45:15
Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil
memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara saudaranya bercakap cakap
dengan dia.
Yusuf mengampuni saudara saudaranya, dia tidak mau berlama lama hidup di
dalam kepahitan masa lalu. Inilah yang harus kita lakukan supaya kita dibebaskan
dari kepahitan, dari dendam yang sesungguhnya tidak ada gunanya sama sekali bagi
hidup kita, masa depan kita.
b. Ambillah komitmen untuk tidak membicarakan masalah kepahitan kita kepada
orang lain yang tidak kompeten, tetapi kepada Tuhan.
Mazmur 142:3-4
Aku mencurahkan keluhanku kehadapan-Nya, kesesakanku beritahukan ke
hadapan-Nya.
Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah Yang mengetahui
jalanku. Di jalan yang harus aku tempuh dengan sembunyi mereka memasang
jerat terhadap aku.
Saat Daud mempunyai banyak masalah dalam hidupnya, dia mencurahkan
keluhannya kepada Tuhan, dia mencurahkan segala kesesakannya kepada Tuhan, ia
memberitahukan setiap masalahnya letih lesunya kepada Tuhan dan Tuhan
menolong Daud.
c. Ambillah komitmen untuk tidak membalas dendam.
Kejadian 45:21b
Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga
diberikan kepada mereka bekal di jalan.
Yusuf tidak membalas dendam, tetapi dia membalas dengan kebaikan kepada kakak
kakaknya, yang pernah berbuat jahat kepada dia, ia memberikan kereta menurut
perintah Firaun dan juga memberikan kepada mereka bekal di jalan.
Roma 12:17
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik
bagi semua orang!
d. Ambillah komitmen untuk tetap menjaga hubungan baik, supaya kita bisa menjadi
teladan dan saksi Kristus bagi mereka.
Yusuf tidak membiarkan peristiwa masa lalu yang menyakitkan memutuskan
hubungan Persaudaraan diantara mereka. Yusuf bahkan bersedia memelihara dan
menjamin saudara saudaranya bersama dengan keluarganya yang pernah
menyakitinya dan ingin membunuhnya.
Saat kita bisa memberikan Pengampunan ini akan membuat kemuliaan Tuhan Yesus
nyata di dalam hidup kita.
Pakai prinsip bahwa ukuran pengampunan yang diberikan Tuhan kepada kita
berbanding lurus dengan ukuran pengampunan yang kita berikan kepada sesama
sama seperti dalam Doa Bapa Kami “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
3. Apakah yang kita lakukan sehingga tidak akan menyakiti sesama? Diskusikanlah!
- Menjaga hati agar tetap berakar kepada firman Tuhan Seperti Firman Tuhan katakan:
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan.” (Amsal 4:23). Jadi jelas ada hubungan antara hati dengan prilaku kita
sehari-hari.
- Menjaga perkataan, seperti Firman tuhan katakan: 1 Petrus 3:10 “Siapa yang mau
mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap
yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.”
- Menjaga prilaku sesuai dengan firman Tuhan dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat, pakai prinsip mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Ayat kunci:
Matius 5:12
“Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah
dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu”
Efesus 4 : 32
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu”