Komitmen
Transformasi Diri 3
KOMITMEN
TRANSFORMASI DIRI
SAYA adalah ANAK-ANAK ALLAH, yang kepada saya KASIH, KUASA, KEKAYAAN,
KEMULIAAN dan KEPENUHAN ALLAH dinyatakan dan disalurkan kepada dunia.
Pernyataan Pribadi
_________________________________
Tanda tangan
Nama :
_________________________________
PENGANTAR
Kejadian 1 : 27
Maka Allah menciptakan manusia itu MENURUT GAMBAR-Nya, MENURUT GAMBAR Allah
Kejadian 5 : 1b
Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia MENURUT RUPA ALLAH.
Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh
Buku Komitmen ini didasarkan pada Firman Tuhan yang sangat jelas menyatakan bahwa saudara
diciptakan sangat istimewa : segambar dan secitra dengan Allah dan Allah telah menyediakan
segala kasih, kuasa, kekayaan dan kemuliaan serta kepenuhan Allah bagi
saudara dan melalui saudara dunia akan menerimanya.
Meraih yang terbaik, tersempurna adalah sebuah keniscayaan kalau kita bisa memahami dengan
benar, mengimani dan menggalinya serta memanfaatkannya sesuai dengan kehendak Allah. Karena
Bapa selalu menyediakan dan memberikan yang TERBAIK bagi setiap anak-anak-Nya. Setiap
pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi dalam buku komitmen ini, berkaitan
dengan prinsip mendasar yang sangat penting, sehingga ikuti dan isi dengan penuh kesungguhan.
Karena ini menyangkut CARA PANDANG KEHIDUPAN yang mengendalikan seluruh aspek hidup
saudara.
Secara INTELEKTUAL mungkin tidak terlalu sulit memahaminya, tetapi kalau berhenti disitu saja
hanya akan mampu bertahan sebentar saja. Karena kunci dari program ini adalah sebuah
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran,
sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah
yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (Yohanes 16
: 13).
Hasil yang saudara akan peroleh dari mengisi dengan kesungguhan dan membawa dalam doa dan
permohonan kepada Tuhan adalah sesuatu yang luar biasa. Karena saudara akan hidup dalam kapasitas
maksimal sebagaimana Allah telah mendisain dan menciptakan saudara. Karena ini masalah yang
berkaitan dengan kehidupan, maka segala yang tertulis disini hanya akan bermakna ketika saudara
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari saudara. Terwujudnya kelengkapan ANUGERAH
yang telah tersedia untuk saudara tergantung penuh pada komitmen saudara
sendiri.
Karenanya sangat disarankan buku komitmen ini didiskusikan dan diisi secara kelompok, untuk juga
mempraktekkan didalam komunitas. Karena melalui dinamika kelompok yang bersama-sama mencari
kehendak Tuhan, maka saling meneguhkan, mengingatkan dan mendorong akan mempercepat
Program ini akan membawa saudara untuk menyingkapkan apa yang sudah Tuhan kerjakan dan
sudah Tuhan sediakan kepada saudara. Kemudian bagaimana saudara dapat menerimanya. Setelah
saudara terima, bagaimana saudara menghidupi apa yang telah saudara terima itu sehingga mewujud
Saudara harus memulai dengan memahami dengan jelas bagaimana mekanisme yang
terjadi dalam TUBUH, JIWA dan ROH manusia. Dengan demikian saudara bisa
mengeksplorasinya untuk memahami bagian-bagian yang melemahkan dan menguatkan perjalanan
spiritualitas kita. Sehingga kita akan memilih jalan yang paling tepat sesuai dengan apa yang Tuhan
kehendaki atas hidup manusia.
Tutup segera CARA PANDANG KEHIDUPAN lama saudara gantikan dengan CARA PANDANG
KEHIDUPAN BARU dari proses TRANSFORMASI JIWA saudara oleh karya ROH KUDUS dari
dalam roh manusia saudara. Sehingga saudara bisa menandai, menikmati dan mengikuti
seluruh kejadian dan pembelajaran dalam kehidupan saudara dengan tepat dan
akurat sebagaimana yang Tuhan kehendaki. SPIRITUALITAS saudara akan berkembang
dangan hebat dan dominan diatas apa yang dianalisa dari PANCA INDERA maupun PIKIRAN DAN
PERASAAN saudara.
Cara saudara menerima sinyal dari TUBUH saudara, cara saudara menganalisa melalui PIKIRAN dan
cara saudara mengolah PERASAAN dari keadaan di sekitar saudara akan berubah yaitu bergantung
pada apa yang dikatakan dan ditunjukkan kebenarannya oleh ROH KUDUS. Sehingga saudara akan
menghidupi kehidupan penuh kemenangan penuh kuasa dan memancarkan penuh kemuliaan Allah,
Peran JIWA
Pusat dari keputusan hidup manusia terdapat dalam JIWA. Jiwalah yang
bertanggungjawab memilih keputusannya berdasarkan dari PIMPINAN ROH atau berdasarkan
ANALISA PIKIRAN dan PERASAAN yang memperoleh stimulasi dari TUBUH manusia. Betapa
besar perbedaan yang akan ditimbulkan oleh keputusan dari JIWA ini. “Apa yang dilahirkan dari
daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh” (Yohanes 3 : 6).
Hidup menurut daging lebih gampang dan mudah dilakukan dari pada hidup
dipimpin Roh. Hal ini disebabkan karena keinginan daging lebih nikmat di
bumi dibandingkan dengan keinginan Roh.Manusia juga masih hidup didalam daging dan
masih banyak godaan dan cobaan yang menyangkut masalah daging. Tabiat-tabiat daging sudah ada
dan melekat dalam diri manusia, sehingga hal ini menyebabkan orang percaya sulit hidup dalam
pimpinan Roh Kudus.
Hidup menurut daging berarti memikirkan hal-hal yang dari daging (Roma 8 : 5)
misalnya materi, kekayaan, kekuasaan dan lain sebagainya. Dalam Galatia 5 : 19 – 21 berkata
keinginan daging adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan
diri sendiri, pencideraan. Semua keinginan daging ini mengarah pada maut yaitu kematian kekal
(Roma 8 : 6). Keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah, karena ia tidak takluk terhadap
hukum Allah (Roma 8 : 7).
Hidup menurut Roh Allah artinya Roh pemberi hidup telah memerdekakan saudara dalam Kristus
Yesus dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 8 : 2). Dosa pada dasarnya membawa manusia kepada
kematian kekal, namun Roh Allah menghidupkan dan melepaskan dari belenggu dosa dan kematian.
Roh Allah yang diam didalam diri orang percaya juga akan menghidupkan pula tubuh mereka yang
Manusia yang hidup dalam Roh Allah akan memiliki karakter baru seperti
Allah, mereka akan memikirkan hal-hal yang dari Roh (Roma 8 : 5) yaitu Galatia 5 :
22 – 26 berkata : mengenai buah Roh : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Keinginan yang muncul dari orang yang
dipimpin Roh Allah adalah hidup dan damai sejahtera (Roma 8 : 6). Roh Allah (Kristus) adalah tanda
dimana orang adalah milik Kristus, tanpa Roh Kristus maka orang bukan milik Kristus (Roma 8 : 9).
Jika orang ingin hidup menurut Roh maka ia harus mematikan keinginan daging (Roma 8 : 13).
Orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus akan disebut sebagai anak-anak Allah (Roma 8 : 14).
Roh Allah menjadikan mereka anak Allah (Roma 8 : 15). Setiap orang yang dipimpin Roh Allah,
mereka selalu berseru kepada Allah dengan mengatakan, Ya, Abba, Ya Bapa ! (Roma 8 : 15). Anak-
anak Allah yang dipimpin Roh Allah, mereka bersaksi bersama-sama dengan roh mereka bahwa
mereka adalah anak-anak Allah. Anak-anak Allah adalah ahli waris kerajaan Allah yang berhak
menerima janji-janji Allah (Roma 8 : 7).
Cobalah saudara pahami ternyata terdapat faktor tersembunyi yang sangat kuat mempengaruhi
kehidupan saudara. Betapa sentralnya keputusan yang diambil oleh Jiwa manusia. Dan hanya
terdapat dua alternatif sumber inspirasinya yaitu dari keinginan tubuh atau
keinginan Roh. Keduanya ternyata akan berujung pada keadaan yang berbeda sama sekali.
Kehidupan yang dipimpin Roh akan masuk kedalam kesempurnaan rancangan Allah. Kehidupan
menurut daging akan menuju kematian dan kehancuran berujung pada kebinasaan kekal.
Kunci dari pengambilan keputusan adalah Jiwa, tetapi inspirasi yang sempurna hanya berasal dari
Roh Kudus. Sehingga saat manusia menguasai kedua faktor ini, maka manusia akan mampu menjalani
kehidupan secara maksimal untuk meraih yang terbaik yang mungkin dia capai. Dua faktor yang
paling menentukan itu justru berada diluar dunia fisik manusia. Yang satu adalah pikiran, perasaan
dan kehendak yang menyatu dalam CARA PANDANG KEHIDUPAN yang berada dalam Jiwa
manusia. Ini adalah sebuah pola dasar keputusan dan cara pandang menyeluruh terhadap apapun yang
akan dialami dalam kehidupannya. Faktor yang kedua adalah Roh Kudus, sumber kehidupan rohani
Terdapat TIGA kapal yang sama sekali berbeda dalam diri manusia : saudara adalah makhluk
SPIRITUAL, manusia yang memiliki INTELEKTUALITAS atau CARA PANDANG KEHIDUPAN
1.Tubuh mengirim stimulant. 2. Jiwa memutuskan tanpa Roh. 3. Roh mengambil keputusan.
Ini adalah bagian dari manusia yang berpikir, mencari alasan dalam pengambilan keputusan, disinilah
terletak kehendak bebas manusia. Jiwa dapat menerima atau menolak setiap ide yang masuk. Tidak
ada satupun manusia lain ataupun keadaan yang bisa memaksa diri saudara untuk mengikuti
keinginan yang tidak dengan kesadaran saudara pilih. Pilihan terhadap ide yang masuk sangat
menentukan hasil yang akan saudara capai. Semua kesakitan, penderitaan, kebahagiaan, dan
keterbatasan semua berasal dari pilihan CARA PANDANG KEHIDUPAN DALAM JIWA sendiri,
atau saudara terima CARA PANDANG KEHIDUPAN dari orang lain yang ada for grandted.
Setelah saudara menerima ide menjadi CARA PANDANG KEHIDUPAN, ia akan mulai menetap
dalam kehidupan saudara. Saudara menjadi bagian dari CARA PANDANG KEHIDUPAN itu dan
CARA PANDANG KEHIDUPAN itu akan menjadi diri saudara. Karena CARA PANDANG
KEHIDUPAN saudara adalah diri saudara.
ROH
Kuasa yang terbesar yang ada dalam diri manusia adalah adanya Roh di dalam dirinya. Roh inilah yang
menghubungkan kita dengan Sang Pencipta, Perancang dan Perencana serta Penolong sempurna
kehidupan manusia. Lebih jauh Allah didalam Roh Kudus berkenan tinggal didalam roh manusia dan
berdiam disana untuk memberikan kasih, kuasa, kekayaan dan kemuliaan serta kesempurnaan-Nya
Roh menjadi satu-satunya organ yang dapat mengakses hubungan dengan Tuhan.
Melalui hubungan inilah manusia akan memperoleh segala pengetahuan supranatural, keinginan
dimilikinya.
Meski sebelumnya roh manusia mati ketika terputus hubungan dengan Allah, tetapi ketika manusia
menerima anugerah Allah didalam Yesus, roh manusia akan dihidupkan kembali melalui proses
regenerasi. Roh yang telah hidup ini akan memiliki kerinduan untuk berhubungan dengan Allah.
Kehidupan roh manusia ini ditandai dengan kehadiran Roh Kudus didalamnya. Roh Kudus inilah
yang akan menjadi penolong, pembimbing manusia dalam perjalanan pengenalan akan Allah.
JIWA
Tentu yang dimaksud bukan mengeluarkan Jiwa dari tubuh manusia, tetapi mematikan otoritasnya,
karena ketika Roh yang memimpin maka Jiwa akan menjabarkannya karena Jiwa adalah kepribadian
(personality) manusia yang akan selalu mewarnai setiap tindakannya. Roh memegang otoritas
sehingga dengan pikiran yang mana dan dengan perasaan yang bagaimana kita harus menyimpulkan
Yang sangat menarik adalah walaupun Jiwa sudah memberikan otoritasnya pada
Roh dalam sebuah keputusan, tetapi dalam keputusan-keputusan selanjutnya, Jiwa
masih memiliki ‘kehendak bebas’ untuk memilih otoritas selanjutnya, apakah Jiwa
masih akan mengikuti pimpinan Roh atau tidak. Disinilah pentingnya sebuah komitmen untuk
menyerahkan penuh pada Roh, yang kemudian akan menjadi sebuah ‘habit’ dalam setiap langkah
kehidupan. Yang lebih penting lagi adalah Jiwa akan masuk kedalam proses TRANSFORMASI yang
akan membawa setiap pikiran, perasaan dan kehendak pada tingkat yang lebih murni, lebih dalam dan
lebih mulia dan itulah yang terbaik yang Allah sediakan bagi manusia sejak semula.
Kesempurnaan manusia hanya akan terwujud ketika menyerahkan otoritas hidupnya pada Sang
Pencipta yang maha tidak terbatas itu. Keinginan memegang otoritas hidupnya sendiri justru akan
membawa manusia terperosok pada kelemahan dan keterbatasannya. Kunci pemaksimalan potensi
TUBUH
Meski Tubuh menjadi satu-satunya yang terlihat nyata dari manusia tetapi sebenarnya tubuh adalah
bagian yang paling kecil dan paling rendah. Tubuh merepresentasikan bagian fisik dari manusia,
hanyalah berfungsi sebagai alat atau sarana untuk menerima stimulasi dari luar diri kita, dan
mewujudkan respon keluar diri kita. Pilihan CARA PANDANG KEHIDUPAN yang dipilih Jiwa
hanya bisa diekpresikan melalui tubuh sebagai satu-satunya bagian manusia yang bisa melakukannya.
Urutannya adalah 1. Pemilihan CARA PANDANG KEHIDUPAN oleh Jiwa. 2. Pikiran, perasaan dan
kehendak yang dibentuk oleh CARA PANDANG KEHIDUPAN. 3. Tubuh melaksanakan. 4. Hasil
akhir diperoleh. Tubuh adalah alat Jiwa untuk mengekspresikan apa yang dipilih dalam CARA
PANDANG KEHIDUPAN.
PERASAAN.
5. ROH akan menginspirasi JIWA dalam PIKIRAN dan PERASAAN serta KEHENDAK.
Kejadian 3 : 12, memberikan gambaran bahwa Adam mencari alasan bahwa hal-hal yang diluar
dirinyalah yang menentukan keputusannya. Keadaan ini sampai sekarang juga masih terus terjadi.
Padahal yang terjadi adalah tidak ada seorangpun atau sesuatupun yang bisa
menyebabkan pikiran dan perasaan saudara bereaksi kecuali saudara dengan sadar
menerima dan memasukkan ke dalam diri saudara. Saudaralah satu-satunya yang
mengontrol pikiran dan perasaan saudara sendiri. Saudara pula yang mengembangkan pikiran dan
perasaan berdasarkan masukan-masukan yang saudara pilih sendiri. Pilihan-pilihan itu saudara
lakukan dengan penuh kesadaran, dan satu-satunya jalan adalah melatih dengan serius mengendalikan
setiap pilihan Jiwa, dan menjadikannya sebuah kebiasaan dengan terus menambah keyakinan melalui
proses TRANSFORMASI.
Program ini akan membawa saudara memahami akan apa yang akan terjadi saat saudara tidak bisa
mengendalikan pilihan Jiwa saudara karena terikat oleh keinginan tubuh saudara. Sehingga
kehidupan saudara akan hanya berorientasi hal-hal jangka pendek saja, yang berujung pada kegagalan
dalam jangka panjang, terlebih lagi kegagalan menyatakan karya Allah melalui hidup saudara.
Jiwa dalam proses TRANSFORMASI membutuhkan kekuatan dan dukungan dari lingkungan. Baik
dalam mendiskusikan berbagai ide-ide dan pemikiran maupun dalam pengambilan keputusan serta
perbuatan nyata. Sehingga sangat disarankan untuk berhati-hati memilih komunitas dimana kita
akan bertumbuh bersama.
Tujuan pembuatan buku komitmen ini yang kita lakukan secara bersama-sama ini adalah
menciptakan lingkungan yang baik buat kita semua untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Allah
Awalnya manusia diciptakan sempurna dan baik adanya (kejadian 1 : 31). Manusia diciptakan sangat
berbeda dengan ciptaan lainnya, karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah (Kejadian 1 : 26). Manusia memiliki kehidupan Illahi dalam dirinya karena Tuhan
memberikan roh kepadanya melalui nafas Allah (Kejadian 2 : 7) sehingga bisa bersekutu dan
berkomunikasi dengan Allah.
Kejadian 1 : 20, manusia memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara, dan
kepada segala binatang hutan. Ini menunjukkan bahwa Allah mengaruniakan manusia
Allah mendisain manusia begitu rupa dengan segala keperluan yang terbaik disediakan-Nya, Kejadian
2 : 9a, lalu Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya. Allah memiliki tujuan yang sangat jelas pada manusia.
Pertama, Allah menghendaki agar manusia berkuasa atas segala ciptaan-Nya. Kejadian 1 : 26,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas
seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Kedua, Allah berkenan
manjadikan manusia sebagai rekan sekerja-Nya dalam mengelola dan menguasai ciptaan-Nya. Ini
menunjukkan bahwa manusia memiliki kedudukan yang sangat penting di hati Allah. Karena bukan
ciptaan yang lain yang diberikan mandat ini, juga bukan malaikat tetapi manusia. Ketiga, agar manusia
beranak cucu dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan menaklukkannya Kejadian 1 : 28. Melalui
keturunan Adam, Tuhan menginginkan agar mandat yang diberikan kepada Adam akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Dan yang keempat, Allah menghendaki manusia mengusahakan dan
memelihara lingkungan tempat mereka ditempatkan, Kejadian 2 : 15. Taman Eden dibuat khusus
oleh Allah untuk ditempati. Kata “Eden” artinya kesenangan. Adam dan Hawa diperintahkan Tuhan
untuk mengusahakan dan memelihara taman itu untuk menjadi taman yang menyenangkan dan
menyukakan bagi Allah.
Selain memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah, manusia juga memiliki hubungan yang
harmonis dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Mereka hidup saling mengasihi, tidak ada
rasa membenci, hidup dalam satu keharmonisan yang tinggi. Semuanya itu terjadi karena Allah ada
ditengah-tengah kehidupan mereka. Hidup dengan tenteram tanpa ada kekhawatiran, ketakutan dan
kegelisahan. Di taman eden terjalin hubungan yang manis dan indah antara manusia dengan Allah,
Allah bisa berkomunikasi langsung kepada manusia demikian sebaliknya.
Kehidupan di taman eden adalah suatu kehidupan yang begitu indah dan harmonis antara pencipta
dan ciptaan, dan antara ciptaan dengan ciptaan lain, yang didasarkan pada cinta kasih yang tulus dan
murni. Manusia hidup berpusatkan kepada Allah dalam keintiman yang dalam dan hidup dalam
ketaatan yang sungguh pada setiap aturan yang ditetapkan Tuhan. Adam dan Hawa menjalani
kehidupan dengan penuh tanggungjawab pada setiap amanat yang diberikan Tuhan. Dengan
demikian membawa dampak yang luar biasa kepada makhluk lainnya. Semua berjalan teratur dalam
keharmonisan yang begitu indah dan sempurna.
Inilah kehidupan dimana Allah hadir didalam diri manusia memberikan tuntunan, menyertai
manusia dalam kehadiran-Nya hidup berdampingan, bersama dalam keharmonisan. Serta Allah
menaruh kuasa-Nya kepada manusia untuk menjalankan kuasa dan kedaulatan atas segala ciptaan.
Allah hadir di dalam (IN), bersama (WITH) dan menaungi (ON) kehidupan manusia.
Apakah harimau disebut sebagai binatang buas karena menerkam kambing ? Bukan ! Harimau adalah
binatang buas karena didalam harimau ada naluri yang tertanam untuk menjadi buas, maka harimau
menjadi binatang buas. Dan ketika harimau itu melahirkan anak, maka akan terbawa pada anaknya
Demikian manusia yang telah jatuh kedalam dosa. Seluruh manusia telah ditanami secara ‘tidak
syah’ benih dosa didalam diri mereka sehingga membuat semua manusia berdosa. Awal
semua ini terjadi dalam Kejadian 3. Manusia melanggar apa yang telah Tuhan perintahkan di Kejadian
2 : 16 – 17. Dengan mengijinkan benih dosa (Sin) itu masuk dalam dirinya dan dengan memakan
buah pengetahuan baik dan jahat, manusia terusir dari Taman Eden, manusia tidak lagi layak hidup
berdampingan dengan Allah karena telah jauh dari standar kesucian Allah. Manusia akan menjalani
sebuah kehidupan barunya, sebagai konsekuensi pilihannya lebih mendengar iblis dan menerima
benih dosa dalam dirinya. Karena Adam adalah penghulu semua ciptaan Allah, maka kejatuhan Adam
membawa bukan saja pada seluruh keturunannya tetapi juga seluruh ciptaan Allah yang lain.
Manusia akan masuk dalam kehidupan yang melekat kematian rohani dan kematian jasmani. Karena
upah dosa adalah maut (Roma 6 : 23). Pertama kematian rohani, sebuah kehidupan terpisah dari
persekutuan dengan Allah, Roh Allah tidak tinggal lagi dalam diri manusia yang berdosa. Manusia
telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3 : 23). Terputusnya hubungan manusia dengan Allah
mengakibatkan manusia menjadi seteru Allah (Roma 5 : 10). Manusia terpisah dari Allah (Yesaya 59 :
2). Kedua, kematian jasmani akan terjadi karena dari debu tanah asalnya maka manusia akan kembali
menjadi debu tanah juga (kejadian 3 : 19).
Kerusakan hubungan dengan sesamanya juga terjadi. Kita bisa membaca langsung, seketika manusia
berbuat dosa maka Adam dan Hawa saling menyalahkan (Kejadian 3 : 12 – 13). Dosa terus menjalar
Dalam kaitannya tugas manusia memelihara alam sekitar juga menjadi rusak, karena jikalau semula
manusia melakukannya sebagai bentuk sukacita dan penuh kemuliaan, setelah manusia berdosa
manusia melakukannya sebagai beban dan kewajiban yang berat (Kejadian 3 : 16 – 19). Manusia telah
meneruskan dosa itu menjalar pada seluruh jagad raya.
Peristiwa yang hanya dituliskan dalam Kejadian 3 : 1 – 24, telah merubah keadaan manusia, jagad raya
seisinya merosot dalam keadaan yang mengerikan, jauh dari kesempurnaan yang pernah ada. Adam
dan Hawa yang diciptakan sempurna pada mulanya, didalam diri mereka melekat juga ‘free’will’
kebebasan memilih apakah akan terus hidup dalam pimpinan Allah atau melawan dan menolaknya
untuk berbuat dosa. Tetapi manusia telah memilih untuk melanggar atau memberontak kepada
Tuhan.
Masuknya benih dosa dan persekutuan dengan iblis memiliki konsekuensi untuk hidup terpisah dari
Allah. Sehingga manusia hanya memiliki 2 inspirasi dalam hidupnya : pertama, dari dirinya sendiri
yaitu apa yang dipikirkan dan dirasakan baik dari hasil pengamatan melalu panca indera, manusia
memutuskan tindakannya. Kedua, mendapat inspirasi dari benih dosa yang merupakan representasi
dari iblis didalam dirinya. Inilah yang membuat kehidupan manusia semakin jauh dari kesempurnaan,
standar yang dituntut dari Allah yang adalah sempurna (Matius 5 : 48).
Manusia yang dikuasai oleh dosa menjadikan dirinya semakin merosot dalam segala hal. Tubuhnya
menjadi rapuh, jiwanya rusak dan terbatas kemampuannya serta rohnya mati terputus dengan
persekutuan dengan Tuhan. Tubuhnya dengan benih dosa yang terus mengarahkan untuk
melakukan hal-hal yang tidak baik (Roma 7 : 21 – 23). Jiwanya terikat oleh kuatnya dosa yang terus
menyeretnya untuk melawan Allah, hidup bagi dirinya sendiri. Perkawinan illegal antara dosa dan
jiwa manusia inilah yang mengikat manusia untuk berusaha hanya mengagungkan diri sendiri. Semua
yang diputuskan dan diinginkannya hanyalah untuk kepentingan dirinya, bukan orang lain apalagi
Tuhan. Roh manusia yang diciptakan untuk berhubungan dengan Tuhan telah mati, tidak memiliki
sensitifitas untuk bersekutu dengan Tuhan lagi. Roh manusia kosong dan mengembara kepada roh-
roh lain yang bukan Tuhan. Tetapi manusia tidak akan pernah bisa beristirahat dalam damai sebelum
berjumpa dengan Roh Allah, satu-satunya yang memenuhi rohnya dengan sempurna.
Jiwa begitu kuat menyelubungi roh manusia yang telah mati, kehilangan kepekaan berhubungan
dengan Tuhan. Hanya kuasa Firman Tuhan yang sanggup memisahkan antara Jiwa dengan Roh yang
telah menyatu itu (Ibrani 4 : 12). Orang yang hidupnya secara Jiwa-ni tidak memiliki roh (mati)
(Yudas 19).
Mekanisme yang terjadi dalam hidup manusia yang telah mati secara rohani.
Tubuh, didalamnya terdapat benih dosa yang telah masuk dalam kehidupan manusia sejak Adam jatuh
dalam dosa. Benih dosa ini akan terus tumbuh, menguasai keinginan-keinginan tubuh menjadi
keinginan-keinginan daging yaitu keinginan yang sudah bukan lagi didasarkan akan kebutuhan tetapi
sudah berdasarkan nafsu. Yang berujung pada tidak dapat lagi menguasai diri, artinya keinginan
daging itu telah menjadi bagian utama dalam setiap keputusan. Apa yang menyenangkan tubuhnya
saja yang menjadi pertimbangan utama. Tubuh berubah menjadi daging (flesh), tidak bisa lagi
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan rohani (kekal), tetapi sudah terikat dengan cinta diri dan cinta
dunia saja.
Jiwa, meski didalamnya terdapat pikiran, perasaan dan kehendak bebas, tetapi karena dosa maka
pikiran tidak lagi sempurna sangat dibatasi hanya oleh kemampuan mengamati dari dunia bukan
inspirasi dari Roh Allah yang maha tidak terbatas. Demikian pula perasaan, sangat dipengaruhi oleh
kerusakan hubungan dengan sesamanya, terlebih lagi berbalut dengan perasaan ingin mengagungkan
diri sendiri. Kehendak jiwa juga sudah tidak memiliki lagi otoritas yang kuat, karena setiap hal yang
baik yang diinginkan, telah dirubah sesuai dengan pertimbangan kepentingan diri dan kesenangan
diri yang sangat berorientasi pada jangka pendek saja. Jiwa yang menyatu dengan dosa, membangun
sebuah keagungan diri sendiri (Self Centre), kuat menguasai pikiran, perasaan dan kehendak
manusia, sehingga stimulasi apapun yang masuk ke dalam jiwa diperhitungkan berdasarkan ‘self
centre’ saja.
Roh, meski memiliki roh tetapi keadaannya sudah mati. Roh manusia yang sedianya berasal dari nafas
Allah telah kehilangan kepekaannya untuk berhubungan dengan Tuhan. Roh manusia menjadi
kering, tidak peka dan tidak dapat menerima suara Allah dan kehendak Allah lagi. Kematian roh
manusia ini diteruskan dengan menyatunya roh dengan jiwa manusia. Keadaan ini semakin mengikat
manusia tidak pernah bisa lagi keluar dari keadaan barunya yaitu hidup bagi diri sendiri dan kemauan
dosa yang mengendalikannya baik dari tubuh maupun jiwanya.
Manusia telah masuk kedalam keadaan yang terikat dan tidak bisa lepas (Roma 7 : 24). Mustahil bagi
manusia dengan kekuatannya sendiri bisa lepas dari ikatan dosa dan iblis ini.
Inilah kekuatan jahat yang telah menyatu dengan diri manusia sejak jatuh dalam dosa.
1. Setan, penghulu malaikat yang memberontak kepada Allah adalah awal dari kejahatan yang
melekat pada manusia. Dengan mendengar dan menerima perkataannya, manusia telah
mengikatkan dirinya pada Setan, sehingga setan memiliki akses didalam diri manusia berupa
benih/biang dosa. Sebuah CARA PANDANG KEHIDUPAN yang jahat, bahwa segala sesuatu
itu hanya untuk kepentingan diri manusia sendiri dan setan.
2. Manusia berdosa, setelah meninggalkan persekutuan dengan Tuhan, manusia hidup untuk
dirinya sendiri dan untuk setan. Tidak ada satu halpun yang baik (Pengkotbah 7 : 20 ; Roma 5 :
17). Manusia yang telah bergabung dengan pemberontakan setan ini yang menyatu dalam diri
manusia berdosa.
3. Malaikat yang jatuh, pemberontakan setan telah menyeret 1/3 pasukan malaikat sorga (Wahyu
12 : 4), membentuk pasukan setan yang berkuasa di kerajaan angkasa, roh yang bekerja diantara
orang durhaka (Efesus1,2 dan 6). Pasukan setan ini memiliki akses juga pada manusia.
4. Kerajaan setan, sebuah kerajaan setan yang tersusun sebagaimana yang Tuhan Yesus gambarkan
dalam Matius 12 : 25 – 27. Bahkan manusia telah menjadi bagiannya, karena dosa dan
7. Kerajaan dunia, Allah menciptakan jagad raya ini untuk diusahan dan dikelola manusia, tetapi
setelah manusia jatuh dalam dosa maka iblis memakai manusia melalui kerajaan setan,
membangun kerajaan dunia. Allah menciptakan seluruh ciptaan-Nya bagi kemuliaan Allah,
tetapi iblis telah merubahnya menjadi kerajaan dunia yang merupakan sistem kemanusiaan yang
manusia, merusak dan meracuninya. Tubuh menjadi inspirasi utama manusia dalam mengambil
keputusan, didalamnya racun dosa itu dimasukkan.
10. Manusia lama, manusia yang semula segambar dengan Allah telah menjadi rusak dan melakukan
segala hal hanya bagi dirinya dan bagi setan. Manusia telah lepas dari Allah dan masuk dalam
cengkeraman iblis, inilah manusia lama.
11. Kemuliaan diri, manusia yang telah putus hubungannya dengan Allah menjalankan
12. Seluruh ciptaan, kerusakan manusia yang adalah penghulu ciptaan Allah telah membawa
kerusakan itu pada seluruh makhluk, mereka mengeluh karena ikatan dosa ini (Roma 8 : 22).
Jadi seluruh ciptaan yang juga berdosa ini juga melekat pada manusia.
Dosa dan kematian masuk dalam diri manusia. Keterpisahan abadi telah terjadi, dosa yang telah masuk
dunia melalui Adam (Roma 5 : 12). Hukum Allah bersifat kekal, sehingga dosa akan berujung pada
maut, kebinasaan kekal (Roma 3 : 23). Ketentuan yang tidak dapat dirubah lagi.
Karena manusia sudah terikat dosa, menunggu penghakiman dan maut dan tidak bisa keluar dari jerat
itu dengan kekuatannya sendiri. Dan tidak ada korban binatang bahkan malaikat yang bisa
menggantikan hukuman atas dosa didalam diri manusia kecuali manusia sendiri. Hanya melalui
manusia bisa menebus manusia. Syukur kepada Allah, karena inkarnasi Kristus menjadi korban
pengganti sempurna bagi manusia.
Rancangan Allah bagi manusia adalah rancangan damai sejahtera (Yeremia 29 : 11 – 14). Allah
merindukan seluruh ciptaan-Nya kembali dalam keadaan yang semestinya yaitu menjadi umat-Nya
(Keluaran 6 : 7). Seperti juga yang Tuhan Yesus katakan dalam Yohanes 14 : 3, supaya dimana Yesus
berada, umat-Nya juga berada. Tidak boleh tidak manusia harus memperoleh kembali kehidupan
kekal. Bagaimana caranya ?
Yesus melalui seluruh proses penghukuman dosa, tetapi Yesus menang dan menjadi korban pengganti
sempurna bagi keselamatan dunia. Sehingga siapa percaya pada-Nya tidak akan mendapat
penghukuman lagi (Yohanes 5 : 24).
Karena dasar anugerah keselamatan bagi orang Kristen bukan berasal dari usaha manusia tetapi
pemberian Allah, maka satu-satunya pernyataan yang lugas, jelas tentang kepastiannya hanya terdapat
dalam Alkitab, salah satunya Kisah Rasul 16 : 31, siapa yang percaya pada Yesus akan selamat dengan
keluarganya.
Peristiwa salib adalah proses penghancuran dan pemusnahan segala kerusakan manusia dipulihkan
menjadi ciptaan baru kembali pada kemuliaan Allah. Seluruh ciptaan diperdamaikan dengan Allah
oleh Tuhan Yesus ( 2 Korintus : 5 : 18-19). Sehingga untuk melakukannya, harus ada korban yang
“sempurna” sehingga sanggup membawa 12 kejahatan manusia berdoa, serta menerima seluruh
penghakiman atas dosa manusia yang telah dilakukan dan sedang dilakukan dan akan dilakukan
manusia. Sehingga setelahnya tidak akan ada lagi tuntutan bagi manusia atas dosanya.
Satu-satunya jalan adalah Allah berinkarnasi menjadi manusia. Ini berarti bahwa manusia Yesus
membawa seluruh ciptaan lama kedalam tubuh-Nya. Bahkan Yesus telah dibuat Allah menjadi dosa (2
Korintus 5 : 21). Allah menimpakan segala kejahatan manusia pada Yesus (Yesaya 53 : 6). Ia
menanggung dosa-dosa kita diatas kayu salib (1 Petrus 2 : 24). Yesus menjadi serupa dengan daging
(Roma 8 : 3).
Yesus bangkit melewati kematian dan memisahkan diri-Nya dari lubang maut. Yesus membawa
dalam diri-Nya seluruh prosesi salib dan kebangkitan-Nya. Roh Kudus yang telah mengalami seluruh
prosesi salib dan kebangkitan itu yang dihembuskan pada semua umat-Nya (Yohanes 20 : 22).
Sehingga untuk memiliki kuasa salib dan kebangkitan, semua manusia
memperolehnya hanya dengan iman. Dan Roh Kudus itu akan masuk kedalam roh
manusia, menghidupkannya sehingga memiliki kepekaan untuk berhubungan dengan Allah. Setelah
menerima Yesus maka manusia akan hidup kembali secara rohani.
Aturan rumah tangga Kerajaan Allah dimulai dari Allah menciptakan manusia untuk memuliakan
Allah (Yesaya 43 : 7). Sebab segala sesuatu itu hanyalah dari Allah dan oleh Allah dan kepada Allah
(Roma 11 : 36). Allah berkenan menyalurkan karya-Nya didalam kehidupan melalui manusia.
Manusia hanyalah alat ditangan Allah, karena berasal dari debu tanah yang tidak memiliki apapun dari
diri mereka sendiri. Allah yang memberikan kemuliaan untuk menjadi serupa dengan Allah dengan
meniupkan nafas Allah (Kejadian 2 : 7). Hingga pemazmur mengatakan, apakah, manusia sehingga
Engkau mengingatnya ? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya ? Namun Engkau
telah membuatnya hampir sama seperti Allah (Mazmur 8 : 5-6).
Bagaimana Allah bisa masuk didalam diri manusia dan bekerja dari dalam diri manusia melaksanakan
1. Allah Bapa adalah sumber dari segala hal dalam Kerajaan Allah.
2. Allah Bapa didalam Kristus berinkarnasi sebagai manusia dalam Yesus, sehingga Allah Bapa yang
eksklusif itu dapat diakses secara langsung oleh manusia yang terbatas.
3. Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus untuk masuk kedalam manusia dan tinggal di dalam roh
manusia. Roh Kudus inilah yang membawa kemuliaan Allah Bapa dalam Allah Putra mewujud
dalam kehidupan manusia.
milik-Nya.
3. Roh manusia kita akan terbuka bagian hati nurani dengan mengaku segala dosa kita kemudian
memohon pengampunan dari Allah dalam Kasih-Nya.
4. Roh Kudus akan masuk kedalam roh manusia, sehingga roh hidup kembali dan memiliki
kepekaan berhubungan dengan Tuhan. Manusia akan mulai terus merasa haus dan lapar akan
kebenaran.
5. Roh Kudus akan memperbaharui Jiwa kita agar belajar membedakan keinginan Roh Kudus,
keinginan diri dan keinginan daging. Transformasi jiwa terjadi saat jiwa manusia dipenuhi
dengan inspirasi Roh Kudus sehingga kuasa, kemuliaan dan kepenuhan Allah mengalir
Kita adalah bait Allah (1 Korintus 3 : 16). Sehingga Allah akan diam ditempat paling dalam, paling
terpisah yaitu Ruang Maha Kudus. Dalam 3 komponen manusia maka Allah akan tinggal didalam roh
manusia. Untuk bisa bertemu dengan Roh Kudus didalam roh manusia, maka kita harus mengetahui
mekanisme bagaimana kehidupan manusia.
Apakah memilih hidup didalam pimpinan Roh Kudus yang sudah tinggal didalam diri kita atau
memilih kehidupan lama berdasarkan kesenangan diri, ego dan kebanggaan diri.
Baca Efesus 4 : 25-27, kemarahan memberikan pijakan pada iblis dalam hidup, baca Yakobus 1 : 5-8,
tentang pengaruh adanya keraguan dan ketidak percayaan, jelaskan :
1. …………………………..
2. …………………………..
3. …………………………..
4. …………………………...
5. ……………………………