Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


KE-ESAAN TRITUNGGAL ALLAH

Dosen : Parulian Simanjuntak

Disusun Oleh :

Nama : Theresia Eviphania


NPM : 201943500903
Kelas : R1L

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK, DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya,
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
pembuatan makalah tentang menganalisis Ke-Esaan
Tritunggal Allah.

Dalam pembuatan laporan makalah tentang Ke-Esaan


Tritunggal Allah ini saya banyak mendapat bimbingan
serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang
merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara
materi dan dengan segala hormat saya mengucapkan
terima kasih kepada guru pembimbing Agama Kristen
saya yaitu, Bapak Parulian Simanjuntak.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan


laporan ini masih terdapat banyak kekurangan atau
masih jauh dari kata sempurna untuk itu saya
mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak. Selain
itu saya juga berharap semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, 4 Oktober 2019

Theresia Eviphania

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
..........................................................................................
.........3
BAB I

..........................................................................................

....................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................

................................1

1.2 Rumusan

Masalah ...........................................................................

..........2

1.3 Tujuan
Masalah…….. ..................................................................

.............2

BAB

II…….................................................................................

.....................3

2.1 Kemaha – Esaan Allah dalam Tritunggal Maha

Kudus.............................3

A. Allah itu Esa..............................................

.................................................4

B. Allah Tritunggal.................................................

.......................................4

BAB

III……................................................................................

................... 3

Daftar

Pustaka............................................................................

..................20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memahami Allah harus dimulai dari kesadaran


bahwa Allah tak terbatas, melampaui akal manusia
yang sangat terbatas. Jadi, bagaimana mungkin
manusia bisa mempelajari dan “mengurung” Allah
yang tidak terbatas di dalam akalnya yang terbatas.
Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kita tidak
bisa menjelaskan siapa Allah. Kita dapat mengenal
Allah sebatas DIA menyatakan diri-Nya kepada
manusia di dalam Firman Allah (Alkitab).

Kemudian harus diingat bahwa ketika berbicara


tentang Allah, kita berbicara mengenai hakikat Allah
yang Roh adanya (Yoh 4:24), bukan materi; tidak
terbatas pada ruang dan waktu (Mazmur 93:2), dan
tentu tidak seperti kita, manusia yang bersifat
materi (Mazmur 90: 4-6). Untuk memahami dan
mengenali pribadi Allah sendiri tidaklah mudah bagi
kita semua umat-Nya. Allah itu Agung dan Maha
Besar, kita tak dapat memahami-Nya secara
langsung.
Kita mengenal bahwa Allah itu Esa dan
terdapat istilah Allah Tritunggal di ke-kristenan.
Konsep Tritunggal itu sendiri, memang tidak
disebutkan didalam Alkitab , namun konsep itu
sendiri telah menjadi fondasi utama dalam ajaran
ke-Kristenan yang muncul dan diakui di Konsili
Nicea I dan tetap bertahan ajarannya hingga
sekarang melalui perjalanan panjang. Maka pada
kesempatan kali ini saya akan memaparkan suatu
pembahasan yang berjudul “Ke-Esaan Tritunggal
Allah” yang di dalamnya mencakup tentang
pengertian Tritunggal Allah, Ke-Esaan Allah beserta
hal-hal lainnya.

1.2. Rumusan Masalah

Bedasar latar belakang diatas maka rumusan


masalah dalam pembahasan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1, Apa yang dimaksud Allah Tritunggal?
2. Apa yang dimaksud Ke-Esaan Allah?
3. Bagaimana ke-Esaan menjelaskan Tritunggal?
4. Bagaimana Tritunggal menjelaskan ke-Esaan?

1.3. Tujuan Masalah

Bedasar rumusan masalah diatas maka tujuan


penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui arti Tritunggal Allah
2. Untuk mengetahui arti Ke-Esaan Allah
3. Untuk mengetahui penjelasan Tritunggal
berhubungan ke-Esaan
4. Untuk mengetahui penjelasan ke-Esaan
berhubungan Tritunggal

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEMAHAESAAN ALLAH DALAM TRITUNGGAL MAHA


KUDUS

A. Allah itu Esa


Umat Kristen percaya pada satu Allah yang tidak
terbatas, berkuasa di surga dan di bumi. Allah pencipta
segala yang ada, kekal dan abadi. Kerajaan-Nya tidak
berkesudahan. Alkitab mengatakan: “Dengarlah, hai
orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu
esa.” (Ulangan 6:4). Dalam bahasa aslinyanya
berbunyi: Yahweh elohenu Yahwe èkhed, artinya Tuhan
adalah Allah kita, Tuhan saja. Kata èkhad diterjemahkan
dengan kata “Esa” atau “saja”.
Di dalam Alkitab, baik perjanjian lama ataupun
perjanjian baru selalu menyatakan bahwa Allah itu Esa.
Bukti-bukti alkitab yang menyatakan Allah yang esa
terdapat dalam : Ulangan 6:4; 1 Korintus 8:4; Galatia
3:20; 1 Timotius 2:5 sedangkan terdapat tiga pribadi
Kejadian 1:1; 1:26;; Yesaya 48:16; 61:1; Matius 3:16-17;
Matius 28:19; 2 Korintus 13:14.
Tuhan Yang Maha Esa itu : MAHA HIDUP, Hidup-
Nya tidak memakai nafas dan menghidupkan semua
umat dan makhluknya pada semua zaman dan peristiwa
secara turun-temurun/berkesinambungan, sehingga
dapat dikatakan bahwa Tuhan itu sumbernya
hidup/pemberi hidup. Maha hidup-Nya Tuhan tidak
hanya berhenti pada proses hidup antara kelahiran dan
kematian melainkan hidup itu bersifat langgeng atau
kekal, sebagaimana sifat dari Tuhan itu sendiri. Hidup
merupakan titah-Nya, yang tentunya kita hidup tidak
tanpa tujuan dibumi yang diberikan oleh Allah ini. Tujuan
hidup adalah berproses sampai kembalinya kepada
sumber hidup, yaitu Tuhan.
Tuhan Yang Maha Esa itu : MAHA SUCI, tanpa
cacat dan cela, karena itu umat manusia harus bisa
mewujudkan kebenaran dan keadilan, menjauhkan diri
dari keburukan dan ke-tidak adilan. Selain itu, makna
Tuhan Yang Maha Esa itu Maha Suci adalah kesadaran
manusia yang mengakui bahwa Tuhan itu suci dan
manusia diciptakan Tuhan juga dengan tujuan suci,
sehingga seharusnya manusia selalu bertindak dan
berprilaku baik. Makna tersebut diwujudkan dalam
ketulus-ikhlasan, kejujuran, dan kesabaran untuk
pencerahan batin kepada sumber hidup yaitu Tuhan
yang Maha Suci.
Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA KUASA,
Kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu yang ada.
Yang memegang api akan terbakar, memegang air akan
basah, memakan gula akan terasa manis dan
sebagainya, sehingga mendorong umat manusia dan
makhluk-Nya untuk mencari kenikmatan dan
keselamatan hidup. Seperti pada pepatah mengatakan
kesadaran bahwa segala sesuatu yang ada di atas bumi
dan di bawah langit ini adalah di bawah kekuasaan
Tuhan Yang Maha Esa. Tuhanlah yang menguasai
segala kehidupan dan kematian, atau semua kejadian
yang ada di alam semesta ini, termasuk hidup dan mati
manusia. Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan
perilaku menyadari keberadaan diri manusia yang tidak
ada apa-apanya, karena semua milik Tuhan. Sikap dan
perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga seperti di
sebagian masyarakat Batak bahwa Tuhan itu adalah
“Debata Mulajadi Nabolon” yang mempunyai pengertian
bahwa Tuhan mempunyai kuasa atas segala ciptaan-
Nya. Kekuasaan-Nya tidak mampu dijangkau oleh
pikiran siapapun.
Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA LUHUR, Tuhan
itu asal dari segala asal-usul, sumber kemuliaan,
kesejatian, dan cita-cita tertinggi sehingga tidak ada lagi
yang melebihi Tuhan Yang Maha Esa di atas bumi ini.
Makna tersebut diwujudkan dalam tuntunan luhur dari
Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap aspek kehidupan.
Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA WELAS ASIH,
Tuhan memberikan welas asih yang tidak pernah habis.
Artinya sikap kasih kepada umat tidak pernah berhenti.
Sifat welas asih ini sudah menyatu dalam ketunggalan
Tuhan dalam setiap diri manusia.
Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA
SEMPURNA, Tuhan itu sumber dari segala sumber
kehidupan. Tidak ada yang paling sempurna selain
Tuhan yang Maha Sempurna. Makna tersebut
ditunjukan dengan adanya sikap adil dan bijaksana
dalam mencipta mahluk-Nya yang beragam, sehingga
kedudukan umat manusia akan sama derajatnya
dihadapan Tuhan tanpa membedakan dari segi suku,
agama dan kepercayaan, ras, dan golongan.
B. Allah Tritunggal
Dari beberapa ayat yang ada dalam Alkitab
mengakui bahwa Allah itu adalah Esa. Namun, dalam
Alkitab ada tiga pribadi yang disebut secara bersama-
sama (Matius 28:19) “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Ketiga pribadi
tersebut dinyatakan sebagai Allah dan memiliki kualitas
ilahi dalam berbagai hal.
Istilah Allah Tritunggal memang tidak ada
dalam Alkitab tetapi itu metafora yang dinyatakan oleh
Allah melalui Alkitab, bahwa dalam Allah yang Esa itu
ada tiga pribadi. Contoh dalam Karya penyelamatan
Allah Bapa merancang penyelamatan manusia,
sedangkan Allah Anak melakukan ingkarnasi menjadi
manusia yang melakukan penyelamatan melalui
kematian
diatas kayu salib dan melakukan penebusan untuk
keselamatan, sedangkan Allah Roh kudus mengambil
peran melahirkan kembali, atau mencipta kembali
menjadi kelahiran baru yang memungkinkan manusia itu
percaya kepada Allah Anak dan memuliakan Allah
Bapa. Selain karya penyelamatan Tuhan Yesus
memperkenalkan dalam melakukan Baptisan yang
harus dilakukan dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh
Kudus.
Tritunggal berarti Tiga Pribadi di dalam Satu Allah,
atau di dalam satu esensi diri Allah, ada tiga pribadi.
"Tri" berarti tiga dan "Tunggal" berarti satu, Tri+Tunggal
= Tritunggal. Satu cara untuk mengetahui apa yang
diungkap oleh Alkitab kepada kita tentang Tuhan,
bahwa Tuhan adalah tiga "Pribadi" yang memiliki esensi
sifat ke-Tuhanan yang sama. Dan yang tidak muncul di
dalam Alkitab secara istilah, bukan berarti bukan konsep
Alkitab. Sebaliknya, istilah yang muncul di dalam Alkitab
jika ditafsir secara keliru menjadi bukan kebenaran
Firman Tuhan. Faktanya, konsep atau doktrin Tritunggal
terus menerus muncul di dalam Alkitab.
Allah yang melampaui segala sesuatu. Allah
Yang Esa. Allah yang tidak ada bandingnya dan Allah
menyatakan diri sebagai Allah Tritunggal. Doktrin Allah
Tritunggal adalah doktrin Monotheisme (percaya hanya
kepada Satu Allah), dan bukan Politheisme (percaya
kepada banyak Allah).
Doktrin Allah Tritunggal termasuk monotheisme,
yang percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Tiga
Pribadi bukan berarti tiga Allah, dan satu Allah tidak
berarti satu Pribadi. Tiga Pribadi itu mempunyai sifat
dasar atau esensi (Yunani: Ousia, Inggris: Substance)
yang sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah. Allah
Anak adalah Allah, dan Allah Roh Kudus adalah Allah.
Namun Ketiganya memiliki Satu Ousia, yaitu esensi
Allah. Maka Ketiga Pribadi itu adalah Satu Allah.
Penjelasanya adalah satu butir telor, tidak bisa
dikatakan tiga butir telor karena kenyataanya adalah
satu butir telor. Namun didalam satu butir telor itu ada 3
materi yang hadir bersama sama, yaitu Kulit telor, (
Cangkang telor) Putih telor, dan kuning telor. Masing-
masing materi ini saling ketergantungan satu dengan
yang lain dan tidak pernah secara alami hadir sendiri-
sendiri, misal tiba-tiba keluar hanya putih, atau kuning
atau bahkan cangkangnya, jika demikian orang tidak
akan pernah menyebut itu telor.
 Bukti Allah Tritunggal
Bukti-bukti bahwa Allah mempunyai tiga pribadi
atau Allah tritunggal sangat dijelaskan oleh Perjanjian
Baru. Perjanjian Baru juga menunjukkan kesetaraan
mereka. Untuk lebih jelas lagi kita dapat menyimak dan
belajar dari bukti-bukti Firman Tuhan yaitu:
 Allah Bapa diakui sebagai Allah (Yoh 6:27; 1 Pet 1:2)
 Yesus Kristus diakui sebagai Allah, yaitu dari sifat (Mat

9:4; 28:18-20)

dari berbagai perkara yang dilakukan (Mark 2:1-12; Yoh


12:9), dan dari pekerjaan-Nya (Kol 1:17; Yoh 3-5:27),
dan Yoh 1:1 menghubungkan
keAllahan yang benar dan sepenuhnya dengan Firman
atau Logos
(Kristus).

C. Keterkaitan Ke-Esaan Allah dengan Ke-


Tritunggalan Allah
Walaupun bukanlah suatu daftar yang lengkap, di
bawah ini adalah beberapa kutipan dari Kitab Suci yang
menunjukkan Tuhan adalah satu dalam Tritunggal.
 "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,

TUHAN itu esa!" (Ul 6:4)


 "Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku
tidak ada Allah." (Yes 45:5)
 "Tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." (1 Kor
8:4)
 “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan
pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh
Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:
"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan." (Mat 3:16-17)
 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus" (Mat 28:19)
 Yesus berkata : "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh
10:30)
 "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat
Bapa" (Yoh 14:9)
 "Dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang
telah mengutus Aku" (Yoh 12:45)
 Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan
milik Kristus. (Rom 8:9)
 "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang
di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." (Mat
1:20)
 Jawab malaikat itu kepadanya (Maria): "Roh Kudus
akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Luk
1:35)
 (Yesus berkata kepada para muridNya) "Aku akan
minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab
dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia.
Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu
dan akan diam di dalam kamu."...."Jika seorang
mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-
Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia."
(Yoh 14:16-17, 23)

2.2 TRITUNGGAL SEBAGAI ALLAH YANG ESA


Wujud Allah itu Esa, penyebutan Allah Tritunggal
itu mutlak dan tidak bisa diganggu keberadaannya,
tetap utuh, tidak akan berubah.
Sumber dalil dan dogma Allah Tritunggal Allah yang
Esa haruslah berdasarkan landasan nats Alkitab dan
tidak bisa terlebas dari Alkitab.

(Kejadian 1:1-3)
1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2. Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita,
menutupi samudra
raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.
3. Berfirmanlah Allah “Jadilah terang”
Dalam nats ini jelas nampak ke-Tritunggal-an Allah
itu, yakni:
tiga yang dimaksudkan dalam Allah yang Esa ini
adalah fungsional Alah atau ke-wibawaan kuasa
Allah.

Pertama: Allah itu sendiri sebagai pencipta.


Kuasa Allah sebagai pencipta, oleh Perjanjian Baru
digambarkan sebagai Oknum Bapa (Matius 11:25
“Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur
kepadaMu Bapa, Tuhan langit dan bumi”)

Kedua: Roh Kudus melayang-layang.


Bermakna bahwa Allah memberkati (memberi hidup)
segala ciptaan-Nya. Roh Allah, dalam Perjanjian Baru
disebut oleh Yesus sebagai Roh Kebenaran atau Roh
Kudus. (Yohanes 14:16, 26). Selanjutnya Kuasa Allah
ini digambarkan sebagai Oknum Rohulkudus.

Ketiga: Allah berfirman.


Semenjak manusia diciptakan, Allah berfirman
kepada umat manusia melalui wahyu kepada para
nabi. Wahyu yang para nabi terima adalah dalam
berbagai cara, antara lain mimpi, penglihatan,
pendengaran dan perasaan. Wahyu yang mereka
terima itu dinamakan Firman. Akhirnya Allah
berfirman lewat Yesus, Firman itu sendiri menjadi
daging dalam kehidupan Yesus, sehingga Yesus
dikatakan juga sebagai Firman hidup (1Yohanes 1:1).
Istilah kata Firman itu berubah penyebutan istilahnya,
yaitu menjadi istilah Anak Allah (Yohanes 1:14).
Penyebutan Anak Allah dalam pengertian analogi
Fiman. Firman Allah atau Anak Allah.

Kuasa Allah berfirman dalam bentuk Firman Hidup ini,


selanjutnya disebut Oknum Anak. Penyebutan Oknum
Bapa, dan Oknum Anak, dan Oknum Roh Kudus,
tidaklah sama menunjukan Tiga Oknum yang terpisah
satu sama lainnya. Karena yang disebut Bapa,
maupun Anak, maupun Roh Kudus itu adalah ALLAH
itu sendiri.

Rumusan Allah Tritunggal dikenal dengan


sebutan “1 sama dengan 3” dan “3 sama dengan 1”
Tidaklah diartikan atau dipahami secara matematika,
melainkan dalam pengertian Theologi. “1 sama
dengan 3” Bermakna bahwa satu wujud Allah; dalam
tiga kodrat Kuasa aktivitas, yaitu Mencipta, Berfirman,
Membimbing (memberi taufik dan hidayaht). “3 sama
dengan 1”, bermakna bahwa tiga Oknum Ilahi, yang
disebut Bapa, Anak dan Roh Kudus, ada dalam satu
wujud Allah Yang Maha-Kuasa dan Maha-Esa. Ketiga
Pribadi Nampak memiliki keterpisahan namun tetap
akan menjadi satu kesatuan sampai kapanpun. Bapa
mempunyai kepribadian tersendiri yaitu dia duduk di
atas tahta. Anak mempunyai kepribadianya tersendiri
yaitu dia duduk di sebelah kanan Bapa. Roh Kudus
mempunyai kepribadianya tersendiri yaitu dia nampak
bagaikan obor dihadapan tahta Allah. Itulah sebabnya
Yesus mengatakan jika kamu telah melihat Aku, maka
kamu telah melihat Bapa. Karena Aku dan Bapa adalah
satu, Aku di dalam Bapa, dan Bapa didalam Aku, begitu
juga Roh Kudus.

Pandangan para teolog Injili biasanya adalah


pandangan dengan konsep seperti di jelaskan di atas.
Seperti pandangan yang dikemukakan oleh:

1. Warfield bahwa ada satu Allah yang benar dan


satu-satunya, tetapi di dalam ke-Esaan dari ke-
Allah-an ini ada tiga pribadi yang sama kekal dan
sepadan, sama di dalam hakikat, tetapi berbeda di
dalam pribadi.

2. Pandangan A.W.Tozer mengatakan bahwa di


dalam Tritunggal ini tidak ada yang lebih dahulu
atau lebih kemudian, tidak ada yang lebih besar
atau lebih kecil, tetapi ketiga pribadi itu sama-sama
kekal, bersama-sama, dan setara.

3. Pandangan Stephen Tong mengatakan “Doktrin


Tritunggal termasuk doktrin monoteisme yang
percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Dan Allah
Yang Maha Esa itu mempunyai tiga pribadi, bukan
satu. Pribadi pertama adalah Allah Bapa, pribadi
kedua adalah Allah Anak (Yesus Kristus) dan
pribadi ketiga Roh Kudus. Tiga pribadi bukan berarti
tiga Allah, dan satu Allah bukan berarti satu pribadi.
Tiga pribadi itu mempunyai satu esensi atau sifat
dasar (Yunani: Ousia; Inggris : substance) yang
sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah
Anak adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah,
namun ketiga-Nya mempunyai satu ousia, yaitu
esensi Allah” Dengan demikian dalam konteks
teologia Kristen yang memahami Allah sebagai tiga
pribadi dalam satu kesatuan, maka penekanan
terhadap “keesaan” atau “ketigaan-Nya” saja,
membuat doktrin ini kehilangan artinya, sekaligus
menyebabkan kejatuhan ada dua ekstrim. Yaitu,
pandangan yang menganggap adanya tiga Allah,
dan pandangan yang menganggap adanya satu
Allah dan menyatakan diri dalam tiga keadaan yang
berbeda. Jadi, pengertian yang benar adalah
pengertian yang mampu mengakomodasi kedua
konsep ini (keesaan dan ketigaan), atau dengan
kata lain mampu menyeimbangkan antara keesaan
(ketunggalan) dan ketritunggalan Allah.

Allah itu “Tritunggal”. Dari pembahasan sebelumnya


telah jelas bahwa “tri-Nya” terletak pada adanya tiga
pribadi ilahi, atau seperti konsep Boettner bahwa ada
tiga pusat pengetahuan, kesadaran, kasih dan
kehendak yang terpisah satu dari yang lain,
sedangkan “tunggal-Nya” (keesaan-Nya) terletak pada
esensi-Nya.
Secara singkat, pengertian esensi secara umum
adalah hakikat barang sesuatu. Maksudnya adalah
bahwa esensi itu merupakan sesuatu yang menjadikan
sesuatu itu seperti dirinya sesuatu itu. (Louis O.
Kattsoff: Pengantar Filsafat; 1986: 51) Jika pengertian
ini dikaitkan dengan konteks teologis, dapatlah
dikatakan bahwa esensi itu hakikat dasar atau “unsur
pembentuk” ke-Allah-an, atau mungkin lebih dapat
dikatakan sebagai “inti dasar” ke-Allah-an. Selanjutnya
sesuai dengan konsepsi Tritunggal yang mengatakan
bahwa letak keesaan pribadi-pribadi Allah Tritunggal
adalah pada esensi-Nya, maka esensi di sini
mempunyai pengertian sebagai apa yang sama (“unsur
pembentuk” atau “inti dasar”) di antara Mereka bertiga
(pribadi-pribadi Allah Tritunggal) di dalam ke-Allah-an
(Boettner, Op,cit: 106). Maksudnya adalah bahwa
: ‘Setiap pribadi itu memiliki “in toto” esensi yang tak
terbagi atau terpisahkan dari ilahi di mana sifat dan
kuasa ada di dalamnya, maka setiap pribadi memiliki
pengetahuan ilahi, hikmat, kuasa, kesucian, keadilan,
kebaikan dan kebenaran yang sama. Mereka bekerja
sama dalam suatu harmonisasi yang sempurna dan
bersatu, sehingga kita boleh mengatakan bahwa Allah
Tritunggal bekerja dengan satu pikiran dan satu
kehendak’.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa,


Alkitab mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, Yesus
adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga
mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah.

Ke-Tritunggalan itu merupakan tiga pribadi yang


memiliki satu kesatuan dan sehakekat tanpa ada
perbedaan. Sangat ditekankan bahwa Allah memiliki
suatu kuasa dalam pribadi-Nya Allah Tritunggal
merupakan konsep yang paling hakiki dari Allah sendiri.
Dengan adanya Tritunggal Allah dapat menunjukkan
kasih dan relasi-Nya yang unik. Allah bukan dipisah-
pisah menjadi 3 bagian yang berbeda, namun Allah
tetap satu adanya atau Esa.

Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh kudus


merupakan Satu Allah dalam esensi masing-masing.
Allah Bapa di identikan dengan Allah pencipta Langit
dan Bumi, Allah Anak diidentikan dengan Allah
Penyelamat Umat Percaya, dan Allah Roh Kudus
diidentikan dengan Allah Penghibur Umat Percaya.
Meskipun dapat di pahami dalam beberapa hal
mengenai hubungan antar Pribadi dengan Tritunggal ini,
pada akhirnya kita tetap tidak dapat mengerti secara
utuh. Karena begitu besar kuasa Allah dan begitu tak
terbatas Ia untuk akal manusia yang sangat terbatas.

3.2 Saran

A. Kepada orang percaya secara keseluruhan.


Bahwa kita dapat mengetahui tentang Allah
Tritunggal, bahwa dalam ke-Esaan Allah dinyatakan
sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan
keragaman-Nya diekspresikan dalam tiga pribadi yaitu:
Allah Bapa, Allah Anak dan Roh kudus.

B. Kepada Hamba Tuhan.


Bahwa Hamba Tuhan harus dengan yakin dapat
menjelaskan tentang konsep Allah tritunggal yang
benar. Tidak tergantung kepada doktrinal yang berbeda
namun kembali lagi kepada prinsip Alkitabiah yang
benar. Bahwa hanya ada satu Allah yang Esa yang kita
percaya dan kita sembah.
Daftar Pustaka

Ryrie, Charles C. Teologi Dasar, cetakan ketiga.


Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1997.
Wongso, Peter. Soteriologi (Doktrin Keselamatan),
cetakan keempat. Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara Malang, 1998.
A.W.Tozer, 1995. Mengenal Yang Maha
Kudus. Yogyakarta; Katalis
http://gkt-filadelfia.org/?q=node/16 (diakses pada 30
september 2019 23:15)
http://www.nusahati.com/2013/08/pengertian-allah-
tritunggal/ (diakses pada 30 september 2019 23:15)
http://juankristen.blogspot.com/2011/11/pengertian-
allah-tritunggal.html (Diakses pada 03 oktober 2019
23:15}
https://rafdireform.wordpress.com/2012/10/23/hello-world/
(diakses pada 07 oktober 2019 18:10)
https://datadatakebenaran.blogspot.com/2016/05/keesa
an-allah-dalam-alkitab.html (diakses pada 07 oktober
2019 18:10)

Anda mungkin juga menyukai