Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DOSA ASAL, DOSA WARISAN, DOSA KETURUNAN, DOSA


KOMPROMI, DOSA MEMBAWA MAUT
Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas pribadi

Nama : Rio Sanggam P.S


NIM : 101.17.012
Prodi : S1 – Teologi
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Eko Wahyu Suryaningsih, M.Th.

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BAPTIS INDONESIA


SEMARANG
Jl. Simongan No.1, Bojongsalaman, Semarang Barat, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50141
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Dosa Asal................................................................................................
2.2 Dosa Warisan..........................................................................................
2.3 Dosa Keturunan......................................................................................
2.4 Dosa Kompromi.......................................................................................
2.5 Dosa Membawa Maut.............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus,


karena berkat dan hikmat yang dari pada-Nya lah saya bisa
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah tentang Dosa


Asal, Dosa Warisan, Dosa Keturunan, Dosa Kompromi dan Dosa
Membawa Maut, yang saya harap dapat memberikan manfaat yang besar
bagi Kita terkhusus Mahasiswa agar dapat mengerti dan memahami apa
yang dimaksud dengan dosa itu sendiri

Melalui kata pengantar ini saya memohon maaf apabila dalam


makalah terdapat kekurangan dan tulisan yang kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa


sukacita dan ucapan syukur, serta rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga Tuhan Yesus memberkati makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya.

Semarang, 04 September 2018

Rio Sanggam P.S


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siapakah yang mengerti dosa? Dosa yang sudah menguasai
seluruh dunia. Bagaimana manusia yang dikuasai dapat mengerti
kuasa yang membelenggu mereka? Manusia yang jatuh tidak
mengetahui betapa tidak berdayanya mereka di bawah kuasa dosa.
Melalui penerangan Alkitab, umat Kristen percaya bahwa semua
manusia telah berdosa. Akan tetapi seringkali kita mengungkapkan
pernyataan ini begitu saja tanpa merenungkan arti yang sebenarnya.
Kita meremehkan dosa dan kuasanya yang menakutkan. Banyak
orang Kristen sekarang yang bahkan tidak dapat membedakan dosa
dari buah dosa, walaupun perbedaan ini sangat penting.
Kurangnya pengertian ini telah mengakibatkan banyak kesalahan
aplikasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. Bahkan
seringkali sekalipun orang-orang Kristen memiliki pengertian dosa
yang benar secara “teori”, saat menerapkannya mereka menjadi tidak
konsisten dan kadang-kadang berlawanan arah, seakan-akan mereka
tiba-tiba mempunyai preposisi yang berbeda ketika berurusan dengan
“praktek”. Ternyata memang mudah memisahkan pengetahuan dari
aplikasi. Kontradiksi ini pun merupakan salah satu akibat dosa. Maka
sangatlah perlu direnungkan bagaimana pengertian akan doktrin dosa
yang benar dapat diterapkan secara konsisten di dalam hidup kita
sehari-hari dan pandangan kita terhadap kebudayaan, sistem, dan
semua aspek penting dalam kehidupan manusia.
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini diantarnya sebagai berikut :
1. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dosa Asal
2. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dosa
Warisan
3. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dosa
Keturunan
4. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dosa
Kompromi
5. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dosa
Membawa Maut

BAB II PEMBAHASAN
2.1 DOSA ASAL
1Istilah “dosa asal” berhubungan dengan ketidaktaatan Adam yang

memakan dari Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat sehingga membawa


efeknya terhadap umat manusia. Dosa asal bisa dijelaskan sebagai “dosa
dan kesalahan yang kita semua miliki di mata Allah sebagai akibat
langsung dari dosa Adam di Taman Eden.” Doktrin “dosa asal” khususnya
berpusat pada efek-efeknya terhadap natur kita dan keberadaan kita di
hadapan Allah, bahkan sebelum kita cukup dewasa untuk melakukan
dosa.

2.2 DOSA WARISAN


2Dosa warisan dapat didefinisikan sebagai keberadaan berdosa dari

semua orang yang dibawa sejak lahir. Para ahli teologia telah
menggunakan beberapa istilah untuk menjelaskan konsep ini.
1) Ada yang mengatakan bahwa semua orang mewarisi keberadaan
berdosa dari orang tua mereka; orang tua itu dari orang tua mereka
pula, demikian seterusnya hingga kembali kepada Adam dan
Hawa.
2) Ada yang memahami bahwa dosa telah merusak seluruh tabiat
kita. Istilah “ tabiat dosa “ memberikan perbedaan yang jelas antara
tabiat itu dan buah-buahnya ( biasanya merupakan perbuatan-
perbuatan dosa yang khusus ).
3) Yang lain lebih senang memakai istilah “dosa asal”, karena dosa
yang berasal dari Adam-lah yang mengakibatkan terjadinya
kemerosotan moral dalam sifat manusia yang ditularkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

1 https://www.gotquestions.org/Indonesia/dosa-asal.html
2 Dr. Charles C.Ryrie, Teologi Dasar 1 (Yogyakarta: ANDI, 2008),
322
2.3 DOSA KETURUNAN
3Istilah ”dosa turunan” tidak terdapat didalam Alkitab, dan mudah

menimbulkan salah-paham. Tetapi di lapangan dogmatika agaknya kita


terpaksa mempertahankan istilah ini sebagai istilah bantuan.
Ajaran tentang “dosa-turunan” dikemukakan dengan keras oleh
Augustinus ( wafat 430 ) dalam menentang pelagius ( wafat 418 ).
Pelagius beranggapan bahwa manusia pada saat kelahirannya lepas dari
noda dosa dan sama bersihnya dengan Adam sebelum kejatuhannya.
Malahan, menurut ajaran Pelagius, manusia tetap sanggup juga
melakukan apa yang baik, sebab ia masih tetap mempunyai “kehendak
bebas”, sehingga ia dapat memilih antara yang baik dan yang jahat.
Augustinus memperkukuh ajarannya dengan suatu penjelasan yang
bersifat historis, yakni bahwa semua manusia adalah sedarah dan
sedaging, oleh sebab kita sekalian adalah keturunan manusia pertama,
yakni Adam yang telah hidup pada permulaan sejarah dunia dan manusia.
Terhadap pandangan-pandangan semacam itu pertama-tama haruslah
dikemukakan, bahwa nisbah “dosa-turunan” dan “perbuatan” yang salah
bukanlah seperti nisbah antara “sebab” dan “akibatnya”.

2.4 DOSA KOMPROMI


4Dalam kisah ketika manusia jatuh ke dalam dosa saat memakan

buah dari pohon pengetahuan selama ini kita hanya melihat aktifitas Hawa
dan ular, percakapan merekalah yang tercatat di dalam Alkitab. Lalu
dimana Adam ketika Hawa mulai tergoda untuk jatuh ke dalam dosa?
Adam ada bersama Hawa, itu bisa kita lihat dari jawaban Hawa kepada
ular, Hawa berkata: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh KAMI
makan. Kata “kami” yang dipakai Hawa menunjukkan bahwa selama
proses percakapan Hawa dengan ular, Adam hadir bersamanya. Dan
sebelum Adam ikut memakan buah itu sebenarnya Adam telah lebih dulu
bersalah! Mengapa? Adam bersalah karena ketika dia tahu bahwa iman
Hawa mulai bergeser, ketika Hawa mulai goyah, ketika Hawa mulai
mengabaikan perintah Tuhan, Adam hanya diam, Adam berdosa karena
dia kompromi terhadap penyelewengan, Adam berdosa karena
membiarkan pasangan hidupnya jatuh ke dalam dosa.
Dosa kompromi ini sering kali tidak kita sadari, kita sering kali
berkompromi terhadap dosa dengan berbagai alasan. Ada orang2 Kristen
yang walaupun tahu dengan dosa dan penyelewengan yang terjadi di
dalam gerejanya, mereka tidak mau membongkar itu dengan alasan itu
aib dan hanya bisa menunduk malu dan prihatin.

3 Dr. G.C Van Niftrik & Dr. B.J Boland, Dogmatika Masa Kini
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984), 471-472.
4 https://growinchristblog.wordpress.com/2012/05/12/dosa-

kompromi/
2.5 DOSA MEMBAWA MAUT
5Hubungan antara dosa dan maut sangat ditonjolkan dalam surat-

surat kiriman Paulus. Tetapi dalam tulisan-tulisan Yohanes, hubungan ini


hanya dicatat secara tidak langsung, berupa pertentangan antara
kehidupan dan maut. Pandangan Yohanes tentang keselamatan dapat
disimpulkan dengan perkataan “ hidup yang kekal “. Hal ini menyatakan
secara tidak langsung bahwa orang-orang yang tidak percaya akan
tertimpa oleh kematian yang kekal pula ( Yoh 3:16,17 1 Yoh 2:25 ). Iman
memampukan seseorang untuk pindah dari dalam maut ke dalam hidup (
Yoh 5:24; bnd. 1 Yoh 3:14 ), yang menyiratkan bahwa manusia duniawi
sebelum memiliki iman, berada dalam maut. Di samping itu terdapat
perbedaan antara mereka yang akan bangkit untuk hidup dan mereka
yang akan bangkit untuk dihukum ( Yoh 5:29 ). Hal ini juga berarti bahwa
kejahatan dihubungkan dengan keadaan tidak hidup, yaitu mati. Tentu
saja dalam hal ini istilah-istilah tersebut harus diartikan secara rohani.
1 Yohanes 5:16-17 telah menimbulkan kesulitan karena di situ
disebutkan tentang “dosa yang mendatangkan maut” ( hamartia
thanatheforos ). Nampaknya Yohanes mengajukan dua jenis dosa, yaitu
dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut.
Karena ia tidak membicarakan lebih jauh mengenai jenis dosa yang
mendatangkan maut, maka artinya hanya dapat disimpulkan dari
konteksnya. Pernyataan ini ditempatkan sesudah pernyataan mengenai
maksud surat ini ( 1 Yoh 5:13 ), yang menghendaki supaya para pembaca
tahu bahwa mereka memiliki hidup yang kekal. Mereka yang
mengetahuinya mungkin akan berbuat dosa lagi, tetapi mereka dapat
didoakan. Tetapi lain halnya dengan dosa yang mendatangkan maut.
Mungkin dosa ini berarti menolak Kristus, tindakan melawan Terang itu
secara sengaja. Yohanes menyimpulkan bahwa semua kejahatan adalah
dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut ( 1 Yoh 5:17 ).

5 Donald Guthrie Teologi Perjanjian Baru 1 ( Jakarta: BPK Gunung


Mulia, 2015), 211-212
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari makalah ini tentang dosa saya mengambil kesimpulan bahwa
manusia tidak pernah luput dari namanya dosa. Kita bersyukur Allah tidak
pernah melihat betapa besar kesalahan dan dosa kita terhadap Allah,Ia
tidak pernah membuat hidup kita untuk terus dikuasai oleh dosa.
Dalam makalah ini sangat jelas bahwa manusia sudah berdosa saat
berada di dalam kandungan dan dengan hanya pengorbanan Tuhan
Yesus dikayu salib yang dapat menghapuskannya. Makalah ini juga
menjelaskan bahwa banyak jenis-jenis Dosa yang ada sehingga tidak
membuat manusia mendefinisikan arti dosa itu saja. makalah ini sangat
jelas betapa basarnya dosa kita dihadapan Tuhan,dan kalau kita melihat
kita benar-benar tidak layak dihadapan-Nya. Dan bagaimana kita lihat
betapa besarnya pengorbanan Allah untuk menyelamatkan kita dari setiap
dosa-dasa kita.

Anda mungkin juga menyukai