Anda di halaman 1dari 8

BUDAYA PERJANJIAN LAMA

STRUKTUR MASYARAKAT PERJANJIAN LAMA

Keluarga adalah bagian dalam masyarakat Perjanjian Lama (PL). Sebab sejarah
semula dari Allah melalui rencana menebus dosa manusia melalui satu keluarga dari
Abraham. Dari keluarga tersebut Tuhan memanggil umat guna membina hubungan
istimewa denganNya yaitu suatu perjanjian. Semua keturunan Abraham, dan
selanjutnya keturunan Iskak dan Yakub (Keturunan Jasmani (Jm 26 : 42, 45).

Keturunan fisik bangsa Israel sebagai keanggotaan dasar dalam silsilah Alkitab
dalam PB (perjanjian Baru) ( Mat 1 dan Luk 3).

Seperti kita memiliki hak sebagai anggota masyarakat Yahudi yang terikat dalam
hubungan Perjanjian dengan Allah.

A. Keluarga
Yang namanya keluarga oleh Allah dijadikan sebagai kesatuan ikatan yang
tetap / permanent antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Istilah Ibrani
yang dipakai keluarga bayit (rumah). Kitab PL keluarga lebih luas, Ayah, Ibu dan
Anak. Keluarga lain, saudara, dua tiga generasi budak pembantu keluarga dekat
lain. (1 Taw, 13 : 14).

Lembaga Perkawinan
Ikatan tetap / permanen antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam
perkawinan yang diresmikan oleh Allah sendiri sebelum manusia jatuh dalam
dosa (Kej 1 : 26 17).
Perkawinan PL diterima sebagai norma umum dan tak ada bujangan dalam
bahasa Ibrani. Tuhan berkata, ketika Allah memberikan Hawa kepada Adam.
Istilah dia Tulang dari Tulangku dan daging dari dagingku (Kej 2 : 23).

Dalam PL perkawinan rusak setelah manusia jatuh dosa, dan orang-orang dalam
Kitab PL ini cenderung merusak daripada menjaga kelestarian yang harmonis.
Misal dalam PL nenek moyang bangsa Israel melakukan praktek poligami dan
perceraian (Referensi 1 Poligami dan Perceraian PL).

1
1. Suami
Status suami dalam masyarakat PL kedudukan sebagai tuan yang
memerintah. Istri dan anaknya dalam keluarga itu serta pembantunya.

Untuk itu kepala keluarga / suami menanggung resiko cemooh / hukuman


bila ada, atas perbuatan anak / keluarga yang dilakukannya.

Suami harus paham larangan-larangan tata aturan pernikahan, hukum bangsa


Israel (Lm.18 : Ul 7, 20). Tentang silsilah keluarga diurutkan mengikuti
keturunan dari suami.

Status suami berfungsi sebagai Imam keluarga dalam mengikuti perayaan-


perayaan keagamaan. Tanggung jawab anak laki-laki juga ada pada suami.

2. Istri
Tugas istri banyak pula disamping tugas utama menghasilkan keturunan. Istri
memberikan Alkitab sebagai dasar memberikan tanggung jawab lainnya.
Dalam PL istri menjalankan tugas tidak layak dalam budaya Israel misal
memimpin perang (Debora).
Dalam PL isteri menundukkan kepalanya kepada suaminya (sebagai
Penolong (Kej 2 : 18). Setelah melahirkan akan disusul anak-anaknya
sampai dengan 213 tahun.
Pendidikan PAUD ada di tangan ibu. Sedang anak laki-laki kemudian
diserahkan pada ayahnya yang putri dididik ibunya.

3. Anak
Anak-anak berkat dari Tuhan dilimpahkan pada keluarga. Dalam keluarga
ada yang tidak dikarunia anak misal seperti Hana dan Sara tidak dikaruniai
anak.
Dalam PL anak diterima sebagai anggota masyarakat Israel secara penuh,
orang tua yang mengasihi Tuhan dan simpati dalam hati akan menjadi teladan
bagi anak-anaknya.
Anak laki-laki dalam keluarga Yahudi sebagai tumpuan untuk merawat masa
depannya.
Baik anak laki-laki maupun perempuan dalam keluarga Yahudi mempunyai
tugas yang sama.

2
Sedang anak laki-laki dalam keluarga Yahudi ke depan untuk memelihara
orang tuanya. Orang tua sudah meninggal, anak sulung mendapat warisan 2 x
lipat.
Jika orang tua tidak ada anak laki-laki maka anak perempuannya yang
mewarisi. Bila suami meninggal maka isteri dinikahkan dengan saudara laki-
laki.

Strata Dalam Masyarakat PL


Dalam masyarakat PL walau tidak ditonjolkan ada perbedaan kelas dalam
masyarakat setelah kerajaan terbentuk. Misal perbedaan si kaya dan si
miskin secara nyata.

Masyarakat PL secara umum dibagi :


a. Kelompok masyarakat berpengaruh.
Mereka terdiri orang tua. Orang tua KK (Kepala Keluarga) ortu agama
dan pembantu raja dan pahlawan.
b. Penduduk asli setempat
Mereka yang memiliki tanah dan tempat tinggal sebagai penduduk asli di
Palestina.
c. Penduduk asing mereka bukan budak tapi punya hak penuh warga negara
Palestina.
d. Pekerjaan upahan.
Mereka yang tidak memiliki tanah, hidup sebagai tenaga upahan.
e. Pedagang.
Orang asing yang datang untuk berdagang.
f. Budak-budak.
Mereka itu tidak hanya orang Israel saja (yang miskin), tapi juga
pendatang asing hidup sebagai tawanan perang.

Sistem Ibadah PL
Bangsa Israel dikelilingi oleh bangsa tetangga yang tidak mengenal Allah,
sehingga jatuh pada dosa karena menyembah lain Allah.
Allah menghukum bangsa Israel karena :
a. Mereka banyak Tuhan dan banyak agama.
b. Mereka menyembah patung-patung.
Penyembahan orang Israel membawa sejak Hawa dan Adam dengan ritual-
ritual dari contoh itu jelas.

3
Allah menerima penyembahan manusia (Kej 4 : 6)
Jelas dalam Alkitab persembahan diberikan dengan korban wujud ucapan
syukur kepada Tuhan dengan harapan berkat berikutnya.
Pada jaman Musa penyembahan Allah dilakukan di tempat terbuka di kemah
Bait Suci (Kel. 17 : 1 3). Perintah Allah diterima Musa dari Allah. Musa
sebagai Imam sekaligus sebagai perantara Allah dan umat Israel. Tapi
kadangkala umat Israel tidak selalu melakukan ibadah yang benar.

Akhirnya bangsa Israel dihukum karena telah meninggalkan Tuhan dan


diserahkan kepada bangsa lain, dan mereka baru berusaha menyadari mau
berubah beribadah, karena pentingnya kembali pada Tuhan. Orang Israel
belajar Taurat Tuhan terpelihara sampai dengan masa perjanjian baru.

Sistem Pendidikan PL
Keluarga menjadi pusat pendidikan diberikan masa PL mereka yang telah
berumur. Sumber bijaksana dan pengetahuan, dipercaya oleh bangsa Israel
didapatkan perambahan umur.
Maka orang muda belajar kepada orang tua yang ada di sekitar mereka.
Pendidikan iman diserahkan orang lain karena alasan sibuk.
Anak-anak Israel masa balita diasuh ibu. Anak laki-laki kalau sudah besar
dikenalkan pekerjaan sehari9-hari, dididik kerja. Nilai-nilai luhur
disampaikan orang tua pada masa PL tidak ada resmi / formal. Anak belajar
kepada orang tua serta orang tua lainnya. Orang tua lainnya siap untuk
membimbingnya.

POLIGALI DAN PERCERAIAN DALAM PERJANJIAN LAMA

A. Poligami
Dalam PL ada poligami namun terbatas karena poligami terbatas pada raja-raja
(pemimpin/pejabat tinggi, kecuali Salomo, yang sering terdapat bigami bukan
poligami, yang penting seorang selir adalah budak dan lebih rendah dengan
tuannya. Abraham dan Iskak hanya punya satu istri.
Sedangkan Yakub satu istri hanya ingin satu, tetapi karena kenal 4 perempuan
dalam kehidupannya maka menjadi berubah 2 istri dan dua (2) selir. Akibat
tipudaya dan iri hati. Tetapi sejak itu tidaklah demikian (Mat, 19 : 18). Kata-
kata yang diucapkan Yesus tentang perceraian berlaku juga untuk poligami, satu
laki-laki, satu perempuan (Kej 2 : 24). Di samping itu juga ada bagian-bagian
dalam tulisan-tulisan hikmat yang mendorong atau menganjurkan monogami

4
yang kokoh (Ams. 5 : 15 20; 18 : 22; 31 : 10 31, Kidung Agung) dan ada
penggunaan gambaran pernikahan.
Hukum-hukum yang membatasi dampaknya menghina wanita (Mk 32 : 10 14)
melindungi seorang tawanan perang. Istri harus diperlakukan secara layak dan
manusiawi tidak seperti budak.

B. Perceraian
Poligami diterima tanpa persetujuan yang jelas. Perceraian diijinkan tapi dikecam
langsung dalam POL. Perceraian hampir tidak disinggung. Oleh karena itu orang
tidak perlu ke pengadilan.
Perceraian terjadi, maka perlindungan perempuan jadi pokok utama hukum-
hukum tersebut.
Dalam MK 22 : 28 29 ada larangan untuk menceraikan perempuan yang harus
dinikahi laki-laki yang telah memperkosanya.
Peraturan dalam ulangan 24 : 1 4. Jadi pokok pertentangan Yesus dan orang
Farisi. Peraturan tidak memerintahkan Perceraian dengan demikian perceraian
ditoleransi batas-batas hukum.
Poligami mengadakan hubungan tunggal yang Allah kehendaki, sedang
perceraian menghancurkan hubungan itu, andaikan hubungan itu sudah hancur.

Perbudakan
Dalam POL Rasul Paulus sering dikecewakan karena membiarkan perbudakan.
Dalam dunia kuno perbudakan bagian yang integral dari kehidupan sosial,
ekonomi dan kelembagaan. Lalu bagaimana Israel membebaskan perbudakan ?
perlu menjadi dua catatan :
Catatan yang pertama :
1. Budak di Israel diberlakukan secara manusiawi, membantu pekerjaan dalam
rumah tangga dilindungi hukum.
2. Budak perbudakan di Israel lain dengan perbudakan di kekaisaran Timur
Tengah Kuno sezamannya, misal di kekaisaran Yunani Romawi di sana
budak diberlakukan seperti mesin, tidak manusiawi, tapi di Israel bekerja,
bertani / beternak biasa.
Orang Israel dalam hal budak diberlakukan, didasari / ditandai dengan belas
kasih / kasihan tidak seperti budak di Mesir. Hukum PL yang tertua, yaitu dalam
keluaran 21 23 Orang asing jangan kamu tekan karena kamu sendiri telah
mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu orang asing di tanah
Mesir. (Budak di Israel diikutsertakan dalam keagamaan (Kel, 2 : 44).
Kel 23 : 12 ini diperuntukkan bagi para budak binatang yang bekerja.

5
Budak-budak mendapat perlindungan dalam hukum perdata.
Dua hukum dari kitab PL :
Di Israel ada budak dipukul majikan sampai mati, maka budak itu harus
dibalaskan, singkatnya majikan membunuh budak sampai dengan mati, maka
majikan harus mati pula dibalas.
Dalam hukum taurat yang mengandaikan seorang budak sering lebih suka
tinggal dalam ruang tunggu tuannya daripada kebebasan (Ul, 15 : 16 17).
Ulangan 23 : 15 16 Budak yang melarikan diri tidak dihukum atau
dikembalikan.
Hukum Israel tentang Budak diberi kebebasan bahkan memerintahkan untuk
dilindungi.
Dalam masyarakat lain budak yang melarikan diri dihukum keras dan siapa saja
membantunya juga dihukum.
Masyarakat timur tengah kuno yang hukumnya melindungi budak melarikan diri
adalah masyarakat yang berasal dari kelompok budak yang melarikan diri dari
Mesir.
Israel mengalami Allah sebagai yang bersimpati kepada budak-budak yang
melarikan diri. Ini mencerminkan pengalaman keagamaan Israel sendiri dan
itulah ciri-ciri khusus etika Alkitab (Climes : hal 8).
Sangat tajam perbedaan ahli fikir hukum ini hanya berlaku pada budak-budak
asing yang mencari suaka di Israel. Kalau pandangan ini benar tetaplah unik.
Disimpulkan budak di Israel bukan penindasan. Hal yang ketiga perbudakan
dalam PL bahwa perbudakan tidak dilindungi, ini wajar.
Ayat dari etika penciptaan dalam PL sangat dekat dengan penegasan Paulus
bahwa budak dan orang merdeka adalah satu di dalam Kristus (Gol 3 : 28).
Dalam PL Israel membiarkan perbudakan tetapi dengan menggunakan dasar
kemanusiaan dan belas kasih (cinta kasih).

Kanon, Alkitab Perjanjian Lama :


1. Pengertian / Definisi Kanon
Kanon berasal dari Yunani, kanon artinya buluh artinya atang tongkat
pengukur atau tongkat pengukur (Yeh 40 : 3; 42 : 16).
2. Arti Figuratif
Kanon artinya peraturan (standart norma dalam estika sastra)
3. Arti Teologis
Kanon artinya pengakuan Iman. Tetapi dalam bentuk menunjuk pada
Alkitab yang memiliki dua arti, yaitu :

6
1. Daftar naskah yang berjumlah 66 kitab. Yang memenuhi standar
peraturan tertentu yang diterima gereja sebagai kitab kanonik.
2. Kesimpulan kitab-kitab yang berjumlah 66 kitab yang diterima sebagai
firman Tuhan menjadi landasan bagi iman dan kehidupan manusia.
3. Kanon PL tidak mengalami banyak kesulitan untuk diterima sebab waktu
kitab PL itu selesai ditulis, saat itu langsung kitab-kitab yang dimiliki
diinspirasikan kepada Allah. Para imam memelihara kitab-kitab dengan
membuat salinan-salinan bila diperlukan.
Bangsa Yahudi dibuang ke tanah pembuangan (Dan 9 : 2)
Penyusunan Kitab-kitab PL selesai tahun 430 SM.
Zaman Ezralah punya peranan penting dalam pengumpulan dan penyusunan
Kitab PL.
Kitab-kitab para nabi biasa membaca. Pada tahun 90 M para ahli Taurat dan
pemimpin bangsa Yahudi melakukan persidangan di Yamnia.

Pembentukan Kanon PL
Pada umumnya bahwa kitab-kitab PL langsung diterima sebagai kitab suci
yang berotoritas. Tetapi bukan berarti tidak ada proses pembentukan sampai
akhirnya kitab-kitab itu dikanonkan. Paling tidak ada 4 tahapan dikenal. Yang
dikenal proses pembentukan kanon kitab Perjanjian Lama.

a. Ucapan-ucapan yang berotoritas


Pada pokoknya pengkanoman kitab dimulai Bangsa Israel menerima 10
perintah Allah hukum Tuhan melalui Musa di Gunung Sinai atau sepuluh
perintah Allah. Dan semua umat Tuhan wajib tunduk menerima perintah itu
sampai generasi seterusnya.

b. Dokumen (tertulis) yang berotoritas


Supaya perintah / perkataan Tuhan menjadi warisan menuntuk generasi
berikutnya maka Musa menjelaskan secara teliti bentuk tulisan (Kel. 24 : 3),
lalu umat Lewi disuruh diperintah menyimpann tulisan sebagai dokumen di
samping Perjanjian Allah (Ul. 31 : 2426).
Kepada nabi-nabi yang diperintahkan untuk mencatat apa yang disampaikan
Tuhan / diucapkan untuk diingatkan pada umatnya (Ul. 31 : 19; Yes. 30 : 2;
Hos. 2 : 2).
Di sini Umat Israel diikat dalam perjanjian (Covenant) sebagai umat Allah
sebagai umat pilihan-Nya.

c. Kumpulan tulisan yang berotoritas

7
Selama ratusan tahun menurut tradisi dokumen berotoritas dikumpulkan
sebagai Kitab Ibrani yang terbagi menjadi 3 :

1. Kitab-Kitab Hukum (5 Kitab Pentateuk)


2. Kitab-Kitab Nabi (Nabi Besar dan Nabi Kecil).
3. Kitab-Kitab Mazmum / Ucapan Bijaksana (Mazmum, Amsal, dan lain-
lain).
Penyotiran tulisan-tulisan tidak jelas yang jelas bahwa Pemuka Agaman
Yahudi dibimbing oleh Roh Kudus / Roh Allah yang harus diterima oleh
seluruh umat.

d. Kanon yang diresmikan


Tulisan-tulisan yang otoritas dikumpulkan sesudah masa pembuangan kira-
kira tahun 550 SM (Sebelum Masehi). Pengesahan Kanon Ibrani dikenal
tahun 150 SM. Kanon ini juga dikenal masyarakat Yahudi pada jaman Yesus.
Sebab Yesus menyebutkan dalam Kitab Taurat / Musa dan Kitab Nabi-Nabi
dan Kitab Mazmum (Hak. 24 : 44).

Konsili di Yamania tahun 90 M dihadiri tokoh-tokoh agama Yahudi (Rabi).


Akhirnya menetapkan terhadap Kanon PL terdiri dari 39 Kitab sama yang
dimiliki Agama Kristen.

4. PENERIMAAN KANON PL
Kanon PL disukai dari nada penetapan Kanon PL sebab memang dasarnya gereja
/ menerima Kitab-kitab PL tersebut.

Dasar penerimaan Kanon PL adalah sebagai berikut :

a. Adanya bukti dari Al kita sendiri. Al kitab ditulis bukan dari perkataan
manusia ini sebagai kesaksian. Namun tapi dari kata Beginilah Firman
Tuhan atau Tuhan Berkata ..
b. Ditulis oleh orang-orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh Allah. Yang
menulis kitab umumnya ditunjuk oleh Allah misalnya menduduki Imam,
Nabi, Hakim, dan Raja.
c. pengaruh kuasa Allah dalam tulisan-tulisannya.Perkataan Ilahi yan dituliskan
punya kuasa untuk memberikan pengajaran kebenaran / yang benar yang
akan mengubah hidup manusia menurut Roh.

Anda mungkin juga menyukai