Anda di halaman 1dari 7

Nama : Odinson

Nim : 000000
Mata Kuliah : Ekoteologi
Tugas : Ringkasan Buku “Teologi dan Ekologi”

Ringkasan Buku
Teologi Dan Ekologi
(Celia Deane- Drummond)

I. Isu-isu Praktis tentang Kepedulian terhadap Lingkungan

a. Isu-isu Global tentang Kemerosotan lingkungan


Satu dari aspek yang mengejutkan tentang perubahan dalam sejarah kebudayaan
akhir-akhir ini adalah tumbuhnya kesadaran tentang keterkaitan antara isu-isu politis,
ekonomi, social dan lingkungan hidup. Negara-negara maju mencakup 25%
penduduk dunia, tetapi mengkonsumsi 80% sumber-sumber dunia. Bumi sebagai
suatu kesatuan mempunyai kapasitas daya dukung yang terbatas. Apabila dikenakan
kepada spesies manusia daya dukung bumi sebagai suatu kesatuan lebih sulit
dirumuskan. Sementara teknologi dan pertanian dapat menaikkan kapasitas daya
dukung dengan meningkatnya hasil panen, eksploitasi manusia atas tanah di banyak
tempat melampaui batas alam. Hal itu mengakibatkan tanah tandus, banjir yang
menghancurkan industry perikanan yang hancur, kemunduran budaya-budaya kuno.

b. Contoh-contoh tekanan lingkungan


Punahnya Spesies
Satu dari sebab utama kepunahan adalah hilangnya hunian liar karena pertanian,
industry bahan bakar, dan kegiatan manusia lainnya. Banyak spesies akan hilang
sama sekali sebelum manfaatnya dapat diselidiki. Sampai sekarang hanya kurang dari
1% spesies tanaman di dunia yang telah sempat diselidiki manfaatnya bagi manusia.
Dari perspektif teologi nilai semua spesies melampaui manfaatnya yang potensial
bagi manusia.
Kemerosotan Tanah
Lapisan tanah yang subur atau humus membutuhkan waktu antara 200 tahun hingga
120.000 tahun untuk berkembang, tetapi humus itu dapat hilang beberapa bulan saja.
Sekali suatu wilayah digunakan secara berlebihan humus menjadi debu dan
diterbangkan angin. Salah satu masalah adalah sementara tanah yang tertekan dapat
dipulihkan kesuburannya, motivasi politik sangat rendah untuk membawa perubahan.
Penipisan sumber-sumber energi
Energi masyarakat sederhana digerakkan oleh tenaga manusia dan binatang dan
bahan bakarnya adalah biomas seperti kayu, arang dan kotoran hewan yang
dihasilkan serta digunakan secara lokal dan tidak muncul dalam jalur pasar resmi.
Masalah dengan pendekatan khusus ini adalah bahwa timbul pengundulan hutan dan
perluasan padang pasir karena penggunaan kayu secara berlebihan.

II. Ekologi dan Pemahaman Alkitab

a. Kejadian 1 dan 2 dalam konteks sejarahnya


Tujuan cerita-cerita penciptaan adalah untuk membawa rasa bermakna bagi
kehidupan orang Israel dalam konteks iman mereka kepada Allah pencipta.
Hubungan antara manusia dan ciptaan berasal dari berkat Allah dan perintah dalam
Kejadian 1:28 untuk ‘menaklukkan’ bumi dan ‘berkuasa’ atas semua makhluk hidup.
Perintah untuk ‘menaklukkan’ seolah-olah mengisyaratkan kekuasaan yang sangat
kuat atas bumi untuk tujuan manusia. Akan tetapi analisis eksegetis menunjukkan
bahwa kata itu hanya menunjukkan pengusahaan bumi, bukan dorongan untuk
memperlakukan binatang-binatang dengan kasar.

b. Makna perjanjian kekal sesudah cerita Air Bah


Tata ciptaan yang dijelaskan Kejadian mengungkapkan hubungan yang baik antara
umat manusia dan Allah, yang di dalamnya kemakmuran tanah bergantung pada
ketaatan manusia pada janji Allah. Ketaatan manusia menunjuk pada keadilan sosial
dan keutuhan moral seperti sikap memelihara dan mengasihi tanah itu sendiri.

c. Konsep Perjanjian Lama tentang kebijaksanaan sebagai dasar perayaan ciptaan


Kitab-kitab kebijaksanaan dalam Perjanjian Lama mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan manusia yang besar tentang kehidupan. Cerita-cerita penciptaan pada
hakikatnya berada dalam kitab-kitab kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah seni
menjalani hidup baik. Kitab Amsal adalah sumber yang paling baik tentang kitab-
kitab kebijaksanaan dalam Perjanjian Lama.

d. Makna tanah sebagai bagian yang utuh dari pemikiran Perjanjian Lama
Nabi-nabi Perjanjian Lama menegaskan bahwa tanah adalah milik Allah dan
walaupun Allah telah memberikan tanah Perjanjian hak mereka untuk memilikinya
dapat dihapuskan. Hukuman Allah atas Israel karena mencemarkan Kesucian Nama
Allah adalah dengan mengambil tanah mereka. Pemulihan tanah itu hanya
dimungkinkan dalam suatu masyarakat yang berlaku adil terhadap semua warganya.
Selanjutnya, pemulihan tanah adalah untuk kemuliaan nama Allah.
e. Peralihan ke tema-tema penciptaan Perjanjian Baru
Orang Yahudi memberikan prioritas pada sejarah yang di dalamnya Allah telah
menyatakan diri dalam tindakan historis. Kultur Yunani menganggap sejarah kurang
penting dan meyakini bahwa keamanan mereka datang dari hukum-hukum alam.
Hukum alam ini bagian dari kosmos dan dilekatkan di dalamnya.

f. Rekaman injil mengenai hubungan Yesus dengan ciptaan


Hubungan natara Yesus dengan lingkungan alam bukan tema yang kuat dalam injil.
Ia menekankan bahwa Allah memelihara ciptaan seperti Bungan dan burung pipit. Ia
menunjukkan diriNya sendiri sebagai Tuhan atas ciptaan dalam menenangkan angin
rebut dan dengan berjalan di atas air. Hubungan yang sedikit mendua antara pribadi
Yesus dan lingkungan alam disoroti oleh petunjuk dalam Mrk. 1:3 yang menjelaskan
kehadiran binatang liar selama pencobaan Yesus.

g. Penderitaan dan pengharapan masa depan untuk ciptaan dalam Surat Roma dan
Kolose
Surat Roma 8:18-23
Ciptaan dipahami menunjuk pada seluruh kosmos (dunia). Akibat utama dari krisis
ekologis dapat dipahami muncul dari akibat keberdosaan manusia, sesuai alternatif
yang kedua. Menurut pandangan ini, karya pendamaian Kristus menebus baik akibat
dosa manusia atas manusia maupun atas lingkungan bukan manusia.
Kolose 1:15-23
Kristus dijelaskan sebagai seorang yang di dalam Dia segala sesuatu telah diciptakan.
Kristus adalah dasar segala sesuatu, disini kasus segala sesuatu berarti seluruh alam
ciptaan.

h. Masa depan ciptaan dalam kitab Wahyu


Wahyu 21:3 berbicara tentang perlindungan Allah dalam suatu langit baru dan suatu
bumi baru. Perlindungan Allah yang tidak tampak yang kita antisipasi sekarang di
bumi akan disempurnakan dalam langit dan bumi yang baru.

III. Ekologi dan Kekristenan Celtik

a. Kekristenan dalam budaya Celtik


Gereja Kristen Celt telah mengambil banyak tradisi druidic mislanya mengasihi
lingkungan alam dan puisi, sementara masih tetap teguh berakar dalam ortodoksi
Kristen. Kepekaan yang mendalam terhadap alam budaya Celt menjadi bagian dari
Kekristenan Celt.

b. Apakah askestisme dan cinta alam bisa dipadukan?


Mereka menandaskan bahwa dunia diciptakan baik, dan dunia rohani dengan dunia
materi tidak dipisahkan, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh.

c. Pemahaman celtik tentang alam seperti diungkapkan dalam kehidupan orang-orang


suci
Pengaruh tak langsung dari kekristenan celt hidup dalam kehidupan orang-orang suci
seperti Santo Cuthbert dari Lindisfarne, yang berasal dari gereja Roma tetapi masih
memiliki ciri-ciri Celt dalam cintanya kepada alam dan askestisme.

IV. Ekologi, Perempuan dan Komunitas Kristen

a. Tentang Teolg feminis terhadap teologi tradisional


Sumbangan kaum perempuan pada masyarakat luas adalah membaharui
keseimbangan dan mendorong baik pria maupun wanita untuk berupaya supaya
hubungan-hubungan sosial bertambah harmonis. Dengan kata lain, penghargaan
kesetiakawanan dalam lingkungan umat manusia adalah bagian dari penghargaan
yang lebih luas terhadap kesetiakawanan segala sesuatu. Dengan cara ini hubungan
timbal balik tidak dipahami secara sempit tetapi juga dipahami secara ekologis dan
kosmologis.

b. Berpikir tentang Allah dari sudut pandang sosial dan feminis


Allah imanen dalam ciptaan, namun juga transenden. Kedua aspek hakikat Allah ini
saling melengkapi. Pengaruh khusus dari teologi proses dalam membentuk suatu
pemahaman tantang Allah adalah untuk menekankan gagasan kembar tantang Allah
yang mudah terharu, yakni kemampuan untuk menderita dan Allah yang mampu
bermutasi, atau kemampuan untuk berubah. Dengan kata lain Allah ikut menderita
bersama dunia dan ikut memiliki daya cipta bersama dunia. Allah sebaiknya
digambarkan dengan bertolak dari pengalaman kita sebagai manusia tentang
hubungan-hubungan antar manusia.

c. Umat manusia dan ciptaan sebagai bagian dari persekutuan Kristen


Yesus sebagai Kristus adalah Tuhan alam semesta yang memberikan pengharapan
kebangkitan kepada seluruh ciptaan bukan hanya kepada manusia.
V. Ekologi dan Etika

a. Masalah-masalah khusus berkaitan dengan etika lingkungan


Menurut definisinya, etika adalah upaya menemukan asas-asas yang mendasari
tindakan manusia. Tugas khusus etika lingkungan ialah mengembangkan asas-asas
berkenaan dengan tindakan manusia terhadap dunia yang bukan manusia. Keluasan,
medesaknya, dan kerumitan isu-isu lingkungan tercermin dalam keluasan,
mendesaknya, dan kerumitan persoalan-persoalan etis yang berkaitan dengannya.

b. Apakah nlai “alam”?


Manusia adalah bagian dari alam dalam arti kita ikut serta dalam proses-proses
biologis dan fisiologis sama seperti binatang dan mahkluk hidup lainnya. Sebaliknya,
manusia juga terpisah dari alam karena kita memiliki kesadaran dan sanggup
mengambil keputusan secara sadar tentang cara mengubah alam sekitar. Kalau kita
memandang alam sebagai sumber untuk dikelola bagi kepentingan manusia, alam
mempunyai nilai instrumental.kalau kita yakin alam memiliki nilai di dalam dan dari
dirinya sendiri, alam mempunyai nilai bawaan.

c. Perspektif etis yang muncul dari konsultasi-konsultasi ekumenis merupakan salah


satu yang mendorong pandangan berpusat pada Allah atau teosentris, yang
menekankan secara seimbangkepentingan manusia dan perhatian lebih besar terhadap
alam.

VI. Ekologi dan Liturgi

Di sekitar kita ada rasa keterkaitan terhadap penciptaan tata ibadah yang memasukkan
kepedulian pada isu-isu lingkungan hidup. Jangkauan peran tata ibadah dalam kehidupan
suatu persekutuan lebih berpengaruh daripada sekedar isi ajaran. Tata ibadah
memungkinkan suatu keterbukaan menuju Allah dengan cara tercakup di dalamnya,
tetapi yang melebihi pengajaran tentang kebenaran alkitabiah, doktrin, dan perenungan
yang kita peroleh dalam khotbah dan pengajaran. Pada pusat ibadah dalam gereja, kita
menemukan perjamuan, yang juga mengungkapkan transformasi ciptaan melalui Allah
Roh Kudus. Perjamuan mengingatkan kita akan penderitaan dan kebangkitan Kristus.
Krisis ekologis menuntut kesadaran yang lebih besar akan kegagalan mengakui tanggung
jawab manusia untuk memelihara ciptaan, dan juga upaya menagungkan anugerahNya
yaitu kehidupan yang diberikan. Krisis ekologis itu menuntut suatu permulaan baru, suatu
sikap pertobatan, atau lebih tegas, metanoia. Perubahan sikap yang mendasar
dimungkinkan oleh peran sertayang lebih mendalam dalam kehidupan peribadahan
gereja.
VII. Ekologi dan Gaia
Hipotesis tentang Gaia adalah salah satu perkembangan terbaru dalam keterkaitan
hubungan antara ilmu pengetahuan, agama, spiritualitas. Hipotesis Gaia dalam arti
perkembangan organis ideal diterima oleh ahli-ahli lingkungan. Selanjutnya Gaia
mengisyaratkan bahwa bukan hanya organisme yang hidup bersama dalam jaringan
ekologis melainkan bahwa seluruh jaringan yang berinteraksi dan terkait dalam suatu
sistem raksasa yang tunduk pada aturan oleh bagian-bagian kehidupan. Dalam artian itu
Gaia telah berkembang sebagai suatu cara menolong kehidupan selaku suatu keseluruhan
untuk hidup.

VIII. Ekologi dan Politik

Jurgen Moltmann adalah seorang teolog protestan yang menjadi salah seorang pelopor
teologi politis melalui Teologi Penghrapan. Teologi ini menentang struktur-struktur
masyarakat dan memandang ke arah Kerajaan masa depan yang membebaskan yang
berasal dari suatu Allah masa depan. Dalam karya Moltmann yang paling baru, ia
menekankan bagaimana Teologi Pengharapan secara langsung berisikan pembebasan atas
planet yang sedang menderita dan sekarat, yang merupakan suatu contoh penindasan
manusia yang par exelence (yang tak ada bandingannya). Dalam artian ini teologi politis
menjadi teologi-politis ekologis

IX. Petunjuk Masa Depan Teologi Ekologis

a. Pembangunan yang berkelanjutan


Prinsip alkitabiah mengenai keadilan bagi orang miskin dan tersisih adalah dasar
untuk menyuarakan pembangunan lingkungan berkelanjutan. Perjanjian Lama juga
mengaitkan gagasan berkat Allah bagi rakyat dengan berkat atas tanah.
Tanggung jawab pemabangunan berkelanjutan mencakup perspektif global mengenai
akibat pengambilan-pengambilan keputusan politis yang khusus.
Salah satu tugas teologi dewasa ini adalah mengingatkan kita akan keterkaitan kita
dengan bumi dan kebergantungan satu sama lain antara keberadaan material dengan
kehidupan manusia.

b. Tempat manusia dalam ciptaan


Teologi tradisional menekankan gagasan Allah sebagai Tuhan penciptaan yang
memerintah dunia hamper menyerupai seorang raja yang dermawan. Menurut
pendangan ini, dunia diciptakan dari ketiadaan melalui kegiatan perantaraan ilahi.
Karena manusia diciptakan sebagai gambar Allah, tugasnya menjadi tiruan kekuasaan
ilahi. Kita tunduk kepada Raja alam raya dan memelihare bumi seperti layaknya
penatalayanan ciptaan.

c. Spiritualitas Ekologis
Doa berakar dalam kasih Allah dan ciptaan menjadi lebih nyata jika ia juga menjadi
bagian dari iman gereja. Kepekaan rohani secara ekologis juga termasuk wawasan-
wawasan dari mereka yang disingkirkan dari pengambilan keputusan khususnya
mereka yang dibiarkan tak berdaya karena alas an rasa tau gender.

Anda mungkin juga menyukai