Anda di halaman 1dari 22

Nama : Odinson

NIM :
Mata Kuliah : Ekoteologi
Ringkasan buku “Hanya Satu Bumi”
BAGIAN SATU: KESATUAN PLANIT
1. Dunia yang Kita Warisi
Manusia Sebagai Pencipta
Manusia mendiami dua dunia. Yang pertama adalah dunia alamiah tumbuhan dan
hewan, tanah dan udara dan air yang telah beribu-ribu tahun juta tahun mendahului adanya
manusia yang merupakan bagian dari padanya. Yang kedua adalah dunia pranata sosial dan
artefak, yang diciptakannya untuknya sendiri dengan mempergunakan alat dan mesin, ilmu
pengetahuan dan impiannya membentuk suatu lingkungan hidup yang tunduk setia pada
tujuan dan arah yang ditetapkannya.
Perkembangan otak manusia yang bermula kira-kira sejak 100.000 tahun yang lalu itu
mengurangi ketergantungannya pada naluri hewan, tetapi sekaligus juga merupakan asal
mula daya ciptanya dan kehancurannya. Manusia bebas melakukan eksperimen sebanyak
yang ia mau, tetapi ada batasnya, karena tidak ada kesatuan sosial yang dapat hidup dengan
perubahan, inovasi dan eksperimen yang terus-menerus. Kini, biosfir benda hidup dan
teknosfir ciptaanya saling memengaruhi.
Selama jangka waktu 200 tahun yang terakhir ini, dan dengan akselsrasi yang maha
hebat dalam waktu 25 tahun yang terakhir, kekuatan, luas dan mendalamnya intervensi
manusia terhadap tata alam nampaknya merupakan pratanda bagi suatu zaman baru yang
revolusioner dalam sejarah umamt manusia. Manusia kini nampaknya sedang menggantikan
yang apa yang tak dapat dikontrrol dengan yang terkontrol, apa yang tak dikerjakan dengan
yang garapan, yang acak dengan yang berencana.
Permulaan Inovasi
Penemuan yang pertama adalah bahasa. Bahasa memberikan kemampuan untuk
mengadakan komunikasi dengan manusia lai dengan mempergunakan lambang bahasa
dengan mempergunakan kata-kata yang berupa bunyi-bunyi dengan arti yang telah disetujui
bersama. Pada masa yang lebih kemudian, penggunaan tenaga bukan-manusia untuk
mempertinggi kegiatan manusia. Manusia menggunakan binatang dan api. Api juga
memainkan pernanan dalam inovasi teknis yang paling awal – penemuan cara pertanian
menetap. Sampai kini, dalam banyak perekonomian yang yang sederhana, teknik pertanian
yang paling pokok adalah “tebang dan bakar”. Api juga digunakan di luar batas pertanian dan
rumah tangga, dan dengan demikian memungkinkan timbulnya zaman logam.
Peradaban Awal
Peradaban-peradaban awal dibangun di lembah sungai, seperti sungai Nil, Efrat,
Sindu dan sungai Kuning. Pada waktu dinasti Han sampai di puncak kejayaannya di negeri
Cina, dan kemaharajaan Roma mulai menunjukkan kekuasaannya di Laut Tengah, kira-kira
2100 tahun yang lampau, masyarakat yang beradab telah menguasai kebanyakan sarana
organisasi dan teknologi yang sampai 1000 tahun kemudian masih terus digunakan oleh
manusia.
Sendi Sejarah
Laju pertumbuhan penduduk dalam abad kedua puluh itu disertai dengan didiaminya
hampir seluruh bagian dunia yang secara wajar dapat dihni, serta kenaikan lebih dari satu
miliarorang yang tinggal di kota-kota dengan penduduk lebih dari 20.000 orang, diiringi pula
dengan berlipat empatnya penggunaan dan tenaga dan entah berlipat berapa kalinya
penggunaan sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui.
Yang dapat dipastikan adalah akselerasi yang luas dan mendadak tersebut – dalam
jumlah, dalam penggunaan tenaga dan bahan baru, dalam proses urbanisasi dalam cita-cita
konsumsi dan sebagai akibatnya, pencemaran – telah mengarahkan manusia teknologi secara
berbahaya, dan barangkali akan mengubah sistem alat planet yang menjadi landasan bagi
kelangsungan hidup biologinya.
Singkatnya, kedua dunia manusia – biosfir yang diwarisinya, teknosfir yang
diciptakannya – kini dalam keadaan yang tidak seimbang, ya, bahkan mungkin sekali dalam
pertentangan yang mendalam. Dan manusia berada di tengah-tengah. Inilah sendi sejarah
dimana kita sekarang berada – pintu ke masa depan, ke suatu krisis yang lebih mendadak,
lebih menyeluruh, lebih sukar menghindarkannya serta lebih menghindarkannya serta lebih
dahsyat daripada segala macam krisis yang pernah dihadapi oleh umat manusia.
2. Tata Tak-Sengaja
Pengetahuan yang baru
Pada abad ketujuh belas, umat manusia sudah memiliki himpunan besar pengetahuan
yang eksak dan berguna. Di India dan Cina khususnya, keterampilan teknias yang diperlukan
untuk memproduksi tekstil, periuk belanga, porselin dan barang logam sudah demikian
majunya dibandingkan dengan di Eropa. Kemajuan itu terutama disebabkan oleh perubahan
cara pendekatan dan metode. Perkembangan itu punya tiga unsur yang asasi. Yang pertama
adalah pemberian tekanan yang sama sekali baru pada pengetahuan yang bermanfaat – yang
oleh Francis Bacon disebut pengetahuan “untuk kepentingan dan manfaat manusia, untuk
meringankan beban kehidupan manusia.” Unsur yanng kedua adalah ide tentang eksperimen
terkontrol yang dapat diulang-ulangi. Unsur yang ketiga ialah saran yang dapat diandalkan.
Tenaga dan Ukuran
Dalam abad kesembilan belas, pengukuran dan eksperimen yang berhasil semakin
meningkat. Orang bertolak dari pengetahuan yang lebih eksak. Jalan yang pertama dimulai
dengan petunjuk Descartes untuk mencari “objek diskrit”, atau unsur-unsur dasar. Antara
tahun 1770 dan 1870, seorang Prancis bernama Lavoisier, orang Inggris, John Dalton, dan
orang Rusia, Dmitri Mendeleev, berhasil menemukan berat konstan dan relatif seluruh daftar
unsur – dari hidrogen, unsur yang pertama dan yang paling ringan, ke uranium, unsur yang ke
sembilan puluh dua dan yang paling berat.
Jalan yang kedua terbentang lewat pengetahuan yang makin jelas mengenai tenaga
listrik yang sudah lama diketahui faktanya. Pada abad kesembilan belas James Clerk
Maxwell mengemukakan postulasi mengenai mengalirnya muatan tersebut, “getaran” atau
denyut, lewat seluruh ruang. Segala macam hasil ilmiah yang bersumber pada pengukuran
tenaga secara tepat dan penelitian “objek diskrit” secara seksama, merupakan salah satu
pengembaraan otak manusia yang paling istimewa.
Dari Perdagangan ke Industri
Dorongan pertama bangsa-bangsa maritim di Eropa Barat mengadakan perdagangan
dengan dunia Timur itu karena kekurangan logam mulia dan batu pemata, keterbelakangan
dalam pembuatan sutera dan porselin, dan, terutama sekali, karena tak adanya rempah-
rempah yang dapat mengawetkan daging.
Pada abad ke delapan belas, orang seperti James Watt yang mengadakan eksperimen-
eksperimen-eksperimen ilmiah mulai memperkenalkan penggunaan ukuran, peralatan dan
mesin baru ke tempat kerja tukang besi dan tukang tenun tradisionil, mereka itu mengambil
alih teknik “perjalanan yang lama” itu dari praktek perdagangan maritim – bukan lagi ke
seberang lautan nan jauh, melainkan ke seberang waktu yang menjadi lebih lama, yang
diperlukan untuk mendirikanpabrik yang lebih besar pula.
Harga Kemakmuran
Ekspansi pasaran yang maha hebat itu memiliki harga yang harus dibayar. Bujang,
yang hanya untuk menjaga gengsi kaum bangsawan dan saudagar besar semata-mata,
diberhentikan. Petani yang tambah baik nasibnya, telah menyingkirkan petani kecil dan buruh
tani dari daerah pedesaan dan mulai mempergunakan teknik produksi yang baru untuk
mempertinggi hasil per hektar sambil mengurangi biaya kerja. Mereka yang tidak memiliki
apa-apa lagi meninggalkan pedesaan, pindah ke masyarakat industriil yang baru. Di sini
mereka bersaing untuk mendapatkan upah sekedar untuk dapat hidup dan memberikan
seluruh surplus kepada kaum kaya raya, yang akan menanamkan kembali atau untuk
menikmati kemewahan hidup secara berlebihan.
Akibat yang paling menonjol ketak-seimbangan itu dapat kita lihat pada dua bisang –
penetapan apa yang kemudian diterima sebagai biaya industri yang normal, dan pola kota-
kota industri yang pertama. Pada mulanya, yang mengenai bidang biaya, ketika Revolusi
Industri mulai menghebat dua abad lalu, para pengurus dan pemilik perusahaan mengambil
suatu konsep, yang timbul, terutama bukan karenakebijakan yang sadar, melainkan sebagai
reaksi terhadap risiko yang mereka bayangkan dalam dalam usaha yang belum pernah mereka
coba itu.
Bahwa cara pendekatan pasar itu tidak memadai, juga ternyata pada pertumbuhan
kota-kota industri pada masa permulaannya. Teknologi dan pasaran tak henti-hentinya
mempercepat proses urbanisasi. Untuk pertama kali dalam sejarah umat manusia, sebagian
besar kerja manusia tidak dilakukan di pedesaan, tetapi di kawasan kekotaan. Pada
penyebaran instalasi industri serta pemukiman kekotaanlah kita melihat beberapa kekurangan
yang paling menyolok, ekspansi ekonomi yang semata-mata ditentukan oleh isyarat pasaran.
Di dalam aglomerasi baru itu kejelekan sampah dan kotoran menjadi berlipat ganda karena
konsentrasi tersebut. Kejelekan itu semakin bertambah hebat karena kaum buruh yang
melarat itu berjejal berdesak-desakan. Dalam lingkungan serupa itu, sakit dan maut adalah
kawan kehidupan sehari-hari yang selalu menampakkan diri. Angka kematian di kota tetap
lebih tinggi daripada di luar kota dan menjadi penghalang bagi laju pertumbuhan penduduk.
Revolusi Konsumen
Pada paruh kedua abad kedua puluh bentuk “kontrak sosial” yang baru mulai timbul.
Peranan yang harus dimainkan oleh pasaran mengalami perubahan; dalam sistem sosialisme,
pasaran itu disubordinasikan pada perencanaa negara, dalam sistem ekonomi pasaran-
campuran diimbangi dengan diterimanya tanggung jawab politik yang lebih luas oleh
masyarakat akan keseluruhan milik publik dan hak asasi setiap warga negara ataas
pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan kesejahteraan.
Kemakmuran di negara industri terus meningkat sejak tahun 1945. Barang konsumsi
yang sangat maju seringkali merupakan produk samping teknologi yang berkembang karena
perang – dalam bidang tenaga, elektronik, transpor, sintetis – memperbesar jumlah aneka
ragam mesin yang menggunakan tenaga, khususnya mobil, yang tersedia bagi warga negara.
Tetapi bahaya baru yang sesungguhnya – yang dahulu hanya diramalkan oleh
beberapa orang ahli ekonomi saja – adalah, tekanan permintaan yang meningkat serupa itu,
mungkin mulai menimbulkan kegentingan yang besar pada sumber daya planet yang
kelihatannya tak terbatas. Untuk pasaran, hanya ada satu jawab saja untuk masalah
kelangkaan itu: menaikan harga. Dalam jangka panjang, ini mugkin mendorong invensi
teknologi lainyang dapat meghemat bahan dan tenaga. Tetapi dalam jangka waktu pendek
kenaikan harga tak dapat dielakkan, dan kenyataan ini bukan saja akan menimbulkan masalah
ekonomi, tetapi juga masalah politik.
Bangsa dan Pasaran
Unsur ketiga dalam tritunggal kekuatan yang maha perkasa itu – ilmu pengetahuan,
pasaran, bangsa – berakar dalam konsep kedaulatan politik yang dalam satu dan lain
bentuknya adalah sama tuanya dengan klen-klen berburu. Pertama-tama negara bangsa itu
menciptakan pasaran intern yang luas, tetapi toh cukup erat hubungannya masing-masing
bagiannya untuk melancarkan Revolusi Industri.
Ekspansi kemaharajaan dan dominasi perdagangan yang meliputi seluruh dunia itu
sama sekali bukan bagian suatu rencana yang telah difikirkan masak-masak sebelumnya.
Ekspansi itu justru merupakan contoh yang paling tepat tata yang tak disengaja itu.
BAGIAN DUA: KESATUAN ILMU PENGETAHUAN
3. Tenaga dan Materi
Dari usaha penelitian yang dilakukan sendiri-sendiri di berbagai negara timbulah
dalam abada yang lalu suatu gambaran baru tentang sifat atom. Seorang ilmiawan muda dari
Denmark, Niels Bohr, menggambarkan gagasan atom itu mungkin menyerupai suatu tata
surya yang sangat kecil dengan intinya sebagai matahari dipusatnya. Pendapat mengenai
struktur atom serupa itu memberi dorongan baru untuk menafsirkan kembali daftar unsur
Mendeleev. Perjalanan herois untuk menemukan atom itu menunjukkan, tingkah laku bahan
pembentuk materi yang sangat halus itu merupakan dasar segala macam tenaga. Tenaga
panas menyebabkan elektron pada berbagai unsur berputar dan bergoyang semakin keras,
sehingga meloncat keluar dari dinding penahannya, siap memasuki kombinasi-kombinasi
baru yang lain.
Untuk memahami bagaimana pada masa kita ini materi diubah menjadi tenaga, kita
harus melihat kembali pada keseimbangan antara proton yang bermuatan positif di dalam inti
dan elektron negatif yang mengorbit di luarnya. Keseimbangan itulah yang menyebabkan
atom itu relatif stabil. Para ahli ilmu alam karena itu berkesimpulan bahwa ada suatu ikatan
mahakuat, atau kekuatan nuklir, yang mempertahankan keutuhan inti itu. Dan jika ada inti
tertentu yang terbelah, maka tenaga yang dikeluarkannya memang sesungguhnya merupakan
satu pengeluaran tenaga alam yang paling kuat.
Di dalam lingkungan bumi kita, kita biasanya memandang realitas fisik kita dalam
tiga keadaan – cari, padat atau gas. Tetapi para ahli ilmu alam mengenal keadaan keempat,
yang mereka sebut “plasma” (dengan arti yang sama sekali berbeda dengan arti di dalam
biologi). Isitilah itu dipergunakan untuk menyebut keadaan benda yang dipanaskan sampai
mencapai suhu lebih dari 5000 oF , dan barangkali plasma hidrogen adalah bahan asli seluruh
alam semesta. Manusia telah hidup di planiit Bumi ini barangkali selama lebih dari 100.000
tahun lamanya tanpa mengetahui bagaimana terbentuknya tempat, sistim, dan lingkungan
serupa itu. Gambaran itu masih terus digarap dan direvisi.
4. Abjad Waktu
Pertahanan dan pengantara yang memungkinkan munculnya lapisan tipis benda hidup
di planit yang belum punya kehidupan itu – lapisan yang oleh seorang ahli ilmu alam Soviet,
Vladimir Ivanovitch Vernadsky, dinamai biosfir. Perlindungan yang pertama berasal dari air.
Dalam panas terik bulatan bumi yang masih meleleh itu, air – yang berubah menjadi uap pada
suhu 100 oC – melayang-layang di sekitar bumi berupa awan yang berlapis-lapis yang tak
dapat ditembus. Tahap perkembangan berikutnya mengiringi berhentinya hujan, kira-kira 3
milyar tahun yang lalu. Bila air terus menghantam permukaan bumi yang belum stabil dan
masih penuh dengan gunung berapi, batuan yang runtuh dan hanyut itu kena sengatan listrik
dan radiasi matahari yang mengganas, bahan-bahan itu mulai membentuk molekul-molekul
yang kompleks. Karbon, dengan empat titik pengikatnya ternyata sangat mudah bersenyawa
degan unsur-unsur lain, dan kini ada lebih dari 2000 persenyawaan organis yang mengandung
karbon.
Sementara itu, sel hidup terus berkembang dengan memberi tanggapan pada
kesempatan-kesempatan baru. Tetapi kita juga tidak mengerti bagaimana permulaan dan
perkembangan kompleksitas yang lebih besar itu. Memang, baru 20 tahun yang terakhir
inilah kita mengetahui bagaimana gen, lewat spiral rangkap DNA (deoxyribonucleic acid),
memberikan perintah-perintah yang tepat bagi kehidupan organiknya pada sel-sel itu. Hal ini
terjadi baik untuk manusia maupun bakteri yang paling sederhana. Semua benda hidup harus
menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya supaya dapat langsung hidup dan berkembang
biak. Seleksi alam adalah mekanisme asasi penyesuaian diri itu
5. Keseimbangan yang Peka
Ada satu sisitem tunggal yang meliputi seluruh kosmos, dari satu ujung ke ujung yang
lain. Dan kalau kita analisa sampai pada akhirnya sekali, maka segala sesuatu adalah tenaga.
Lingkaran spiral yang terbesar adalah galaksi, yang terkecil matahari-matahari dan bintang-
bintang, geraknya yang paling lembut adalah atom dan gen. kesalingtergantungan yang erat
yang tak dapat dihindari antara benda-benda hidup itu berarti suatu kestabilan tertentu, suatu
pertukaran dinamis yang tertentu. Apabila kesalingtergantungan itu menjadi lemah atau
lenyap, lepaslah kendali yang menahan kemampuan makhluk untuk membinasakan satu sama
lainnya – termasuk dirinya sendiri.
Jika memang inilah pelajaran yang dapat kita ambil dari usaha kita menjalin sejarah
alam semesta dan planit bumi kita, maka satu hal yang terutama harus kita camkan:
kebutuhan akan kewaspadaan yang tinggi, pengertian akan luas dan kompleksnya kekuatan-
kekuatan yang dapat terlepas dan akan luar biasanya kepekaan aransemen yang dapat jadi
kacau. Baik perkembangan ilmu atom maupun penjalinan evolusi planit dan evolusi manusia
– yang merupakan hasil intelektuil yang terpenting zaman modern ini – telah memberikan
dasar yang kokoh untuk sepenuhnya memahami kesatuan, kesalingtergantungan dan
keringkihan kondisi manusia. Di satu pihak, tenaga nuklir memberi alat manusia untuk
memunahkan diri sendiri. Di pihak lain, kepekaan dan keseimbangan proses evolusi
memberinya perspektif yang diperlakukannya untuk menghindari bunuh diri dari seluruh
planit tersebut.
BAGIAN TIGA : MASALAH TEKNOLOGI TINGGI
6. Diskontinuitas Perkembangan
Dari satu sisi, perekonomian baru itu adalah suatu kontinum. Tak ada bangsa di dunia
ini yang berada di luar jaring-jaring perdagangan dan investasi yang telah dijalani di
sekeliling bulatan bumi dalam tiga abad yang terakhir ini. Tak aaaaada yang berada di luar
jangkauan komunikasi yang serba-seketika. Namun demikian, ada juga sebab-sebab yang
meyakinkan untuk meninjau maslaha negara-negara yang relatif berpendapatan tinggi dan
berpendapatan rendah secara terpisah. Pemisahan ini tidaj ada sangkut pautnya dengan
penilaian mana yang lebih berharga atau yang lebih kreatif dalam kehidupan nasional.
Penduduk negara berkembang tumbuh hampir dua kali lipat secepat penduduk negara
yang kaya dan dua kali scepat pertumbuhan dalam abad kesembilan belas pada masa
permulaan proses industrialisasi. Urbanisasi di negara berkembang itu telah mendahului
industrialisasi, dan kenyataan ini, di samping menyebabkan timbulnya disekonomi
perekonomian tradisionil, juga menciptakanbahaya disekoonomi sosial yang jauh lebih besar
daripada yang terjadi selama proses industrialisasi abad kesembilan belas. Semua tekanan itu
menciptakan masalah-masalah lingkungan, baik secara ekonomi maupun sosial, yang cukup
besar perbedaannya dengan soal-soal paling mendesak yang menyangkut negara
berpendaoatan tinggi, dan karenaa itu pada tempatnyalah untuk mendapatkan perhatian
khusus secukupnya.
7. Harga Pencemaran
Biaya Pasaran dan Biaya Sosial
Dalam perekonomian yang sudah maju dewasa ini terdapat, terutama tiga bidang
produksi dan konsumsi, di mana usaha untuk memenuhi keinginan manusia modern yang tak
terbilang banyaknya. Ketiga bidang ini yang pertama adalah masalah biaya produksi yangtak
mengacuhkan “disekonomi ekstern”; kedua, tekanan urbanisasi modern; ketiga, bahaya
kelangkaan – dalam bahan dan tenaga – yang makin besar sebagai akibat pertumbuhan
ekonomi yang kontinu.
Pengertian kita mengenai “disekonomi ekstern” itu kita warisi dari tradisi industriil
yang mula-mula, dan kini boleh dikatakan hampir di semua perekonomian yang sudah maju,
baik ekonomi sentral maupun ekonomi pasaran, pengertian itu masih tetap merupakan dasar
analisa harga yang normal. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya terutama tenaga – tidak
mungkin dapat memberikan jawaban yang lebih sederhana. Dalam hal ini, kekurangan bahan,
biaya, isarat harga, penyediaan dan penggunaan bahan lain juga membentuk semacam
“ekosistem” kesalingtergantungan yang naik turun sendiri.
Pencemaran Udara
Pencemaran udara dewasa ini barangkali sedang menurun. Tetapi, keadaan yang
relatif baik sekarang ini barangkali tidak akan berkangsung terus – dan ini disebabkan oleh
dua hal, keduanya bersangkutan dengan kenyataan pokok dalam pola konsumsi manusia
modern: kenyataan pembakaran. Tentu saja ada bentuk pencemar lain dari sektor industri.
Industri kimia sangat menambah aneka ragam dan sifat eksotis kotoran yang terdapat di
udara. Zat beracun seperti air raksa atau asbes atau timbel, sekarang tersebat luas ke atmosfir,
oleh karena semakin beraneka ragamnya penggunaan dan teknologi.
Adakah teknologi lain sebagai alternatif yang dapat mengurangi bahaya itu? Instalasi
tenaga listrik yang mempergunakan gas bumi atau minyak bumi yang rendah kadar
belerangnya tidak banyak menimbulkan pencemaran udara. Tetapi meskipun penemuan gas
bumi yang baru dan metode baru untuk mengangkutnya, gas bumi belum merupakan sumber
yang besar. Minyak bumi dengan kadar belerang yang rendah juga masih langka. Pencemar
udara kedua yang paling serius adalah mobil, yang merupakan kebanggaan, kebahagiaan dan
kuda-kuda kerja manusia modern. Mobil bertanggung jawab atas sebagian besar timbulnya
oksida karbon – karbon monoksida yang beracun, karbon dioksida yang tersebar di segenap
penjuru. Udara yang tercemar itu merasuk ke dalam paru-paru dan merosotkan daya tahan
manusia terhadap penyakit pernafasan.
Ada dua hal yang harus kita kemukakan di sini. Pertama adalah soal keadilan belaka.
Denda dan ongkos kotoran itu mau tak mau pasti akan dimasukkan ke dalam harga barang
konsumen, dan warga masyarakat yang miskin secara relatif akan membeayar leboh besar
daripada yang lebih kaya, apabila harga listrik dinaikkan sesudah saluran udara menjadi
leboh bersih. Yang kedua adalah soal yang lebih luas. Tak mungkin ada masyarakat beradab
– pasaran, campuran, berencana – kecuali jika warga masyarakat yang lebih beruntung dan
berpendapatan tinggi memberikan sumbangan yang berimbang pada kekayaan masyarakat
luas yang berupa jasa dan tempat kesenangan umum yang tak dapat disediakan sendiri-sendiri
oleh masing-masing warga masyarakat.
Masyarakat harus belajar untuk memandang penyediaan lingkungan hidup yang sehat
itu sebagai kebutuhan utama – yang pada masa lalu barangkali sudah disediakan oleh alam
secara cuma-cuma – yang sekarang harus dimasukkan ke dalam anggaran yang esensiil
peradaban manusia.
Pengunaan Pestisida
Rachel Carson menunjukkan sebagian besar peringatan pada penggunaan pestisida,
tetapi pada gelombang penggunaan yang berlebih-lebihan yang terjadi segera sesudah
penemuan pertama yang menggembirakan mengenai apa yang agaknya dapat dilakukan
dengan beberapa persenyawaan hidrokarbon dengan klor – yang paling terkenal diantaranya
adalah DDT. Pada mulanya obat itu kelihatannya dapat menyapu bersih segala macam hama
yang mengepung umat manusia. Bahan-bahan yang beracun tak dapat masuk ke udara, air
atau tanah, tanpa memasuki kedua unsur yang lain.
Apabila dalam pendekatan kita pada penggunaan insektisida, herbisida, dan bahkan
pupuk juga, kita selalu ingat pada ketiga asas tersebut – ambang pintu, kesalingtergantungan,
dan kompleksitas – maka terang bahwa impak cara-cara ilmiah yang baru untuk memberantas
segala macam gangguan dan meningkatkan produktivitas itu berbeda-beda menurut keawetan
dan efek peracunannya masing-masing. Tetapi dengan pelarangan segala macam pestisida
yang tahan lama yang ada pada waktu ini, hal itu belum berarti bahwa masalahnya sudah
terpecahkan. Hama memang ada dan memang makan tanaman.
Ada juga alternatif bagi bahan-bahan kimia itu, yaitu dengan mempergunakan
pemberantasan biologi. Tetapi memang betul, cara ini harus dipergunakan secara lebih
berhati-hati lagi daripada bahan-bahan kimia. Sampai saat ini, tipe pemberantasan biologi
yang paling efektif – yang berdasarkan kerja sama yang erat dan penuh pengertian dengan
tenaga alam sendiri – adalah pengembangan daya jenis tanaman tertentu terhadap serangan
hama dan penyakit setempat.
Pencemaran Air
Dalam kondisi alami, sungai memiliki daya bersih diri yang cukup besar. Bakteri
menggunakan oksigen yang larut di dalam air untuk membusukkan sampah organis, dan
kemudian bakteri itu dimakan ikan dan tumbuhan air mengembalikan oksigen dan karbon ke
biosfer. Tetapi setelah manusia meninggalkan kesederhanaan pertanian ala Arkadia dan
melenyapkan penyakit mulas perut, serta mulai memasuki tata kekotaan-industri baru, maka
masalah sampah dalam air menjadi lebih ruwet. Air yang mengalir pelan dan rendah
kemampuannya untuk memperoleh oksigen kembali sangat mudah terkena proses yang
disebut eutrofikasi atau penyuburan itu. Tambahan lagi, ke dalam saluran-saluran air itu pula
masuk pencemar yang sama sekali baru, pencemar bikinan manusia yang tak pernah terdapat
di alam, yaitu pestisida.
Ada juga pembicaraan yang luas mengenai pelarangan umum penggunaan pencemar
yang terkenal jahatnya seperti deterjen, obat pencuci modern. Walaupun dalam dasawarsa
terakhir ini, deterjen itu sekurang-kurangnya sudah dapat diurai secara biologi, dan meskipun
di beberapa perairan pantai yang kekurangan fosfat air riol mengandung fosfat akan
bermanfaat, namun pada umumnya fosfat di dalam deterjen itu masih merupakan sebab
utama berkembangbiaknya ganggang, lebih-lebih di dekat danau tawar.
8. Penggunaan dan Penyalahgunaan Tanah
Masalah Sampah
Sampah adalah produk samping cara manusia ingin hidup dan hal-hal yang ingin
dikerjakannya. Di kota-kota, daerah industri dan bahkan di tempat-tempat hiburan, yang
menjadi masalah adalah makin bertimbun-timbunnya sampah padat yang harus dibuang. Jadi
semua perubahan wujud manusia modern itu – sebagai orang kota, sebagai pencari hiburan,
sebagai petani – meninggalkan jejak berupa sampah yang makin menebal.
Berbagai sumber sampah yang mencolok itu haruslah diperiksa sendir-sendiri, karena
sifat sampah-sampah itu menentukan cara yang sebaik-baiknya untuk pembuangannya.
Secara keseluruhan, kota-kota di negar maju berhasil membuang kotoran manusia lewat tata
saluran air riol tanpa menimbulkan kembali kondisi kesehatan yang mengerikan abad
kesembilan belas. Jadi masalahnya sekarang bukan lagi bahaya epidemi, melainkan jumlah
sampah yang sangat besar yang harus ditangani masyarakat.
Sekurang-kurangnya di kota besar, bungkusan segala macam barang yang tak
terhingga banyaknya itu, menjadi beban masyarakat, pada umumnya dapat dibersihkan.
Namun pengumpulan barang buangan dan bungkusan itu memakan biaya yang terbesar
proses pembuangan sampah itu. Jika kita bicarakan masalah pengumpulan sampah terlebih
dahulu, dapatlah kita mulai dari tingkat yang paling langsung dan paling pribadi. Seluruh titik
berat pendidikan sosial harus diarahkan untuk menolak mentalitas “sekali pakai buang”. Ini
menunjukkan, rasa tanggung jawab itu bikan hanya soal temperamen saja, tetapi juga soal
latihan.
Selanjutnya, dapatlah diadakan dorongan untuk memperkuat gerakan dewasa ini
untuk menggunakan wadah yang dapat dikembalikan kepada penjual. Tetapi sebagian besar
bahan yang dapat dipergunakan kembali – sampah basah, misalnya, atau kertas yang bukan
main banyaknya – tidak mudah untuk diolah kembali, karena sukar untuk dipisah-pisahkan.
Di kota-kota baru atau tempat perluasan kota-kota lama adalah mungkin untuk mengulangi
hasil baik yang telah dicapai dalam bidang pemeliharaan kesehatan.
Pembakaran adalah metode kedua yang paling banyak dipakai untuk memusnahkan
sampah. Meskipun tempat pembakaran itu biasanya memberikan gambaran asap hitam
berbau busuk dan gumpalan kertas koran yang hangus melayang-layang yang mengotori
kemeja putih bersih, namun dapur bakar sampah itu sesungguhnya dapt dibangun dengan
standar kebersihan yang tinggi. Ada juga berbagai jalan baru untuk mengerjakan sampah
organis sedemikian rupa, sehingga dapat menyelamatkan mineral dalam sampah yang
bernilai sebagai pupuk.
Faktor-Faktor Pertumbuhan Kota
Sampai tahun 1970, 95 persen orang Amerika tinggal di desa-desa yang berpenduduk
2500 atau kurang. Hanya dua buah kota saja, Filadelfia dan New York, berpenduduk 35.000
orang. Hampir dalam setiap pemukiman lama – desa atau kota kecil – orang tinggal dalam
rumah keluarga dan bekerja sebagai pertani dalam masyarakat kecil, dua skala terkecil dalam
pemukiman fisik. Tetapi sebelum industri menyebabkan berpindahnya pekerjaan dari sawah-
ladang ke pabrik-pabrik di kota dan memberikan surplus yang memungkinkan meningkatnya
jumlah penduduk abad kesembilan belas, tak ada orang yang tak dapat membayangkan
betapa cepatnya seluruh skala pemukima kekotaan itu meluas.
Lagi pula, saling-hubungan antar negara dan daerah, antar berbagai komunitas
keilmuan dan minat, antara profesi dan kelompok kepentingan – semuanya itu dihubungkan
oleh komunikasi global dan perjalanan udara yang cepat – kini menciptakan, di bagian dunia
yang luas, semacam masyarakat planit atu “ekumenopolis” dimana, tanpa adanya sentuhan
ruang, kontak itu begitu langsung, kegiatan begitu berjalin, kesalingtergantungan demikian
mutlaknya, sehingga kini manusia mulai bicara tentang “desa dunia”.
Ada dua unsur dalam penyelidikan penggunaan tanah secara rasioniil. Yang pertama
terdiri dari kebutuhan pokok manusia. Yang kedua mendaftar semua kesempatan dan
kesulitan yang bersangkutan dengan usaha untuk mewujudkankebutuhan pokok itu di medan
fisik yang tersedia. Kita dapat memandang ruang kehidupan yang tersedia di negeri modern
itu dalam empat kelompok besar,yaitu: pemandangan pusat kota besar yang, dengan satu atau
lain cerita dapat disebut sebagai bonggol pusat kawasan kekotaan yang lebih luas,
pemandangan suburb di sekitar pusat kota itu – selain bangunan, sebagian hijauan, tetapi
sepenuhnya tergantung pada hubungan kekotaannya. Kemudian pemandangan bikinan
manusia: daerah pertanian dan hutan; dan akhirnya, daerah “liar” yang tak berpenghuni –
bukan tanah terlantar atau bekas tambang yang telah ditinggalkan, melainkan dunia pantai,
telaga, dan pegunungan yang terletak jauh dari kegiatan dan kesibukan manusia.
Bahwa manusia kota itu suka pergi ke kawasan yang jauh dari lingkungan kekotaan
ternyata dari pertumbuhan yang fenomenal dalam turisme internasional. Orang tidak mau
melintasi samudera raya dan benua hanya untuk melihat-lihat pabrik atau suburb yang
seragam rupanya. Kerinduan akan keindahan, baik yang ciptaan manusia mapun yang alami,
ternyata tak kunjung padam. Sementara itu, terbukanya kota besar ke alam sekitarnya akan
memberi penduduknya kesempatan untuk dapat melepaskan diri secara teratur ke dunia
bukan kota. Inilah macam-macam pilihan yang menyebabkan orang meninggalkan kampung
halaman pindah ke kota besar; inilah maknit yang, disamping lapangan kerja dan pasaran,
merupakan “daya sedot” metrropolis besar.
Kota Pusat
Pencemaran bunyi bising adalah sangat erat sangkut-pautnya dengan besar kecilnya
penggunaan mesin dan lalu lintas bermotor, baik pribadi maupun komersiil, yang ada di kota.
Dari segala betuk pencemaran, bunyi bising itu barangkali adalah yang paling tak dapat
dihindari oleh penghuni kota besar. Hampir semua orang sepakat, bunyi pesawat terbang jet
yang bertolak dari landasan, palu udara penggali jalanan, mobil balap atau sepeda motor
tanpa knalpot, deru truk diesel ukuran 20 ton, itu semuanya adalah beban yang terlalu berat
untuk telinga dan seluruh sistem saraf urat kita.
Seluruh bidang reproduksi suara dengan alat elektronik memang dengan tegas
menggambarkan betapa daya cipta teknologi manusia itu bagaikan pisau bermata dua.
Namun, ada harga yang harus dibayar – harga kebisingan yang terus meningkat, yang
dihasilkan secara perseorangan tanpa pandang bulu. Kesempatan baru ini mengharuskan
timbang rasa yang baru serta kemampuan menahan diri. Di sini harus kita bedakan antara
kota yang keindahannya harus dipelihara dengan kota modern yang keindahannya masih
harus diciptakan. Di kota yang indah, masalah utama adalah merawat warisan kota
secukupnyadan efisien.
Tetapi baik di kota baru maupun di kota lama, gedung pencakar langit yang dibangun
secara serampangan sebagai akibat pengawasan zona atau pembelian tanah, hampir
dipastikan merupakan penyelongan yang tak sesuai dengan skala kemanusiaan di kota. Tetapi
kekurangan pencakar langit itu lebih daripada soal pemandangan semata-mata. Menara
menara yang menjulang tinggi itu ternyata merupakan suatu eksperimen yang menimbulkan
bencana dalam kehidupan kota. Banyak pembangunan baru - gedung bertingkat tinggi, blok
apartemen, dan bahkan jalan raya dan gedung baru yang molek – merupakan kemerosotan
yang lebih parah kondisi kehidupan warga masyarakat yang paling melarat.
Baron Haussmann yang kejam itu membuat boulevard boulevard nya yang
termasyhur di Paris, sehingga orang melarat terusir berserakan di loteng-loteng rumah slum
di sekitarnya yang menjadi makin penuh sesak dan menyebabkan merajalelanya penyait
TBC. Nilai tanah yang tinggi di kota itu bukan hanya menyebabkan timbulnya aspek
antisosial bangunan bertingkat tinggi saja, tetapi juga bertanggungjawab atas kenyataan
bahwa terlalu banyak kota modern itu berupa “hutan belukar” batu. Di negara kaya, kota-kota
yang menyerupai gurun itu semakin bertambah mati oleh karena jurang pemisah yang
disebabkan oleh kemelaratan yang menyolok di beberapa bagian kota dan kelimpahan
mewahan di bagian kota lain. Dalam waktu yang relatif pendek dan pedesaan telah
membanjir ke kota-kota pendatang baru dengan keterampilan sangat rendah, kantung hamil
kosong dan sama sekali tanpa pengalaman hidup kekotaan. Mereka mendiami bangunan tua
tua yang telah ditinggalkan penghuni lamanya yang karena pendapatannya bertambah, telah
pindah ke suburb.
Suburbia
Tak ada yang dengan sengaja menciptakan suburbia. Dia muncul dan sedikit banyak
masih terus berkembang sebagai tempat pelarian dari kotoran dan tekanan kota Industri
Modern atau bahkan dari kota itu sendiri. Dengan makin meluasnya suburb itu – yang
perluasannya hanya tertahan sesudah berjumpa dengan perambatan suburb kota lain – maka
kerja itu biasanya menyangkut perjalanan yang makin lama makin jauh. Jika seorang
karyawan bermobil sendiri ke tempat kerjanya, segala waktu yang hilang di jalan, kelelahan
dan ketegangan itu semua tidaklah sesuai dengan kesenjangan dan variasi yang seharusnya
dijelmakan oleh mobil itu.
Bagi berjuta-juta penghuni suburb, alam dan keindahan itu mereka terima dalam
bentuk kebun belakang yang sempit. Di sini kesulitannya terletak pada konsep komunitas.
Kita dapat menjawabnya dari dua segi. Yang pertama adalah ketetanggaan setempat yang
kecil, berdasarkan persahabatan dan kepentingan bersama. Yang kedua adalah komunitas
yang lebih besar, meliputi seluruh wilayah kekotaan yang saling bergantungan sebaliknya.
Kedua Komunikasi itu mungkin tidak mendapatkan pelayanan yang layak di dalam konurbasi
modern. Bagaimanapun juga bila jalur suburb itu terus tumbuh, pusat-pusat kota juga
cenderung untuk meluas, menyerap suburb yang langsung berdekatan menjadi daerah padat
bangunan. Di daerah pinggiran, lapangan terbuka dan tanah pertanian semakin berkurang.
Pada akhirnya daerah yang masih “liar” pun terancam juga.
Suatu pola baru yang radikal mulai nampak. Dasar pemikirannya yang pokok ialah
Megapolis itu bersifat sebagai sebuah magnet raksasa, yang menarik sejumlah besar
penduduk dan areal tanah, dan karena itu haruslah diimbangi dengan daya lawan yang efektif
dan yang dapat menyalurkan tekanan penduduk yang lebih banyak dari pusat yang semula.
Inilah pemikiran yang mendasari pembangunan pusat Kota Baru di Milton Keynes di Inggris
dan pengembangan suatu badan regional untuk seluruh lembah Sungai Seine di Perancis.
Sejak zaman dahulu manusia itu adalah membangun kota, pencipta kota dan sampai
zaman ini pun masih tetap demikian juga. Bedanya ialah bahwa di masa lampau dia bisa
mencapai hasil yang teratur, sedangkan sekarang di banyak negeri pembangunan kota itu
dilakukan secara tidak teratur.
Pedesaan
Sekarang kita harus meninjau sawah ladang dan pemukiman di daerah pertanian itu
dari dua sudut pandangan. Yang pertama sebagai tempat hidup dan tempat kerja kaum petani,
dan kemudian sebagai tempat rekreasi dan penyegaran jasmani dan rohani bagi sejumlah
penduduk kota yang makin lama makin besar jumlahnya. Seperti halnya di kota-kota besar,
dapatlah kita katakan prioritas yang paling mendesak ialah mengakhiri kemiskinan dan rasa
kehilangan sesuatu yang berharga. Kondisi yang buruk ini menjadi lebih parah lagi karena
petani petani muda di pedesaan itu meninggalkan kampung halaman mereka secara besar-
besaran dan terus-menerus.
Salah satu sarana dalam kebijaksanaan yang lebih luas sedang dipertimbangkan di
Perancis ialah pembangunan pusat pusat perekonomian regional – pole de croissance – yang
selanjutnya dihubungkan dengan komunitas-komunitas yang lebih kecil yang mendapatkan
lapangan kerjanya di pusat-pusat perekonomian itu, dan dengan demikian mengurangi
kemiskinan pedesaan serta mencegah migrasi ke kota-kota besar. Akan tetapi dengan makin
merosotnya jumlah petani dan menciumnya areal pertanian, kita berhadapan dengan masalah
lingkungan hidup yang baru – peranan tanah yang kini tidak digarap lagi
Pada waktunya asalkan hujan debu dan asam tidak menimbuni tanah serupa itu, alam
akan melakukan tugas rehabilitasinya. Dan jika manusia menetapkan keterampilan dan
pengertian ekologinya pada proses alami itu, proses itu dapat cepat dan di selang-seling.
Daerah Liar
Salah satu kesulitan utama yang dihadapi khalayak ramai pada waktu mereka mencari
kesegaran ke alam yang masih belum dijamah orang adalah banyaknya kelayak lain yang
melakukan hal yang sama. Akan tetapi ada sejumlah argumen yang sehat, dan sama sekali tak
bersifat untuk melindungi daerah biar beserta binatang yang menghuninya. Pertama-tama,
makin lama makin besar jumlah orang yang ingin menghabiskan sebagian waktunya jauh dari
segala tekanan tata bikinan manusia. Keadaan yang berat sebelah itu berarti bahwa kecuali
nilainya untuk berekreasi, tempat itu sesungguhnya belum memenuhi potensi dalam
memberikan sumbangan pada kepentingan ilmu pengetahuan alam dan estetika.
Dan inilah barangkali arti terpenting daerah liar dan perlindungannya – mengingatkan
manusia yang makin lama makin banyak yang bermukim di kota, akan bertanya peka dan
ringkihnya segala jenis kehidupan - pohonan dan tumbuhan, hewan dan serangga – yang
akan terus hidup bersama dengan manusia di planet yang makin menciut.
9. Keseimbangan sumber sumber daya
Masalah Kalkulasi
Kita harus membuat taksiran sekedarnya mengenai tiga faktor: kemungkinan besarnya
kenaikan jumlah penduduk, kemungkinan pengaruh konsumsi mereka semuanya, dan
kemungkinan ada atau tidaknya sumber bahan dan tenaga. Kesulitan kalkulasi ini terletak
pada kenyataan bahwa di dalam gaya ekologi yang baik, ketiga persoalan itu sama sekali
saling tergantung. Penggunaan bahan bakar tergantung pada jumlah dan harapan orang yang
mempergunakannya, kelangkaan sumber daya membantu menetapkan harga tetapi juga
mendorong pencarian alternatif dan penghematan Dalam penggunaannya – karena bahan itu
menjadi komponen yang kurang menarik di dalam proses industri. Jawaban-jawaban Kita
penuh dengan variabel yang saling mempengaruhi dan saling mengubah.
Penduduk di Negara-Negara Maju
Di negara maju dewasa ini - Amerika Utara, Eropa, Uni Soviet, Jepang dan Australia
- hidup kira-kira 1 milyar orang. Jumlah mereka itu tidak terlampau luar biasa kecepatan
tumbuhnya. Beberapa negara maju terutama Amerika Serikat dan Belanda, telah mengalami
ekspansi penduduk yang relatif cepat baru-baru ini saja Amerika Serikat – dengan imigrasi
rata-rata 1000000 orang setiap tahun dalam tahun 1900-an – memerlukan waktu hampir 150
tahun untuk mencapai jumlah 100 juta orang penduduk. Tetapi 100 juta orang yang
berikutnya dicapainya dalam jangka waktu kira-kira 50 tahun saja dan ini memperbesar
jumlah pasangan suami istri yang punya potensi besar untuk melahirkan anak dalam jumlah
yang lebih besar lagi untuk tahun-tahun yang akan datang.
Dan gagasan untuk menambah seorang bayi memberi gambaran yang sama sekali
tidak memadai mengenai impian masyarakat, ekonomi dan lingkungan hidup yang tersedia
bagi anak-anak bagian dunia yang sudah maju.
Tekanan Pada Sumber-Sumber Daya
Di negara-negara maju pangan agaknya tidak akan merupakan masalah dalam abad
ini. Kebutuhan pangan itu dapat dipenuhi oleh petani-petani yang menghentikan penggarapan
sebagian tanahnya, mengkonsolidasikan sawah ladangnya dan meningkatkan hasil per hektar.
Jika kita meninjau bahan-bahan yang dipergunakan dalam industri, kita mulai menghadapi
kesulitan yang sangat besar dalam menentukan Berapa banyak cadangan mineral ini atau itu
yang akan masih tersedia sesudah dipergunakan selama jangka waktu tertentu.
Jika cadangan merosot, maka ada 4 hal yang mungkin terjadi. Yang pertama harga
akan naik, dan karena itu akan cukup menguntungkan kalau mempergunakan bijih besi
dengan kadar besi yang rendah. Kemudian eksplorasi baru akan dilakukan, yang barangkali
akan berhasil menemukan bijih yang mengandung kadar besi yang tinggi atau menambah
jumlah cadangan biji yang rendah kadar besinya. Akhirnya yang ketiga ialah usaha untuk
mempergunakan besi bekas secara lebih seksama. Akibat yang keempat wirausaha untuk
mempergunakan bahan lain dan melakukan penelitian yang lebih intensif untuk mereproduksi
kualitas yang diperlukan untuk proses industri bahan-bahan itu.
Kita dapat meninjau persamaan tembaga. Penggunaan tembaga di dunia telah
meningkat dari 1,6 juta ton dalam tahun 1950 menjadi hampir 7 juta ton dalam tahun 1970,
dan jumlah kumulatif sebanyak 400 juta ton mungkin akan diperlukan untuk tahun 2000.
Salahsatu substitusi ini telah ada – baik untuk baja maupun untuk tembaga. Aluminium
adalah logam yang paling berlimpah limpah dunia dan nomor 3 dalam urutan unsur yang
paling berlimpah. Unsur lain yang terdapat di mana-mana, silicone, makan seperempat
bagian kerak bumi dan kita kenal sebagai pasir.
Suatu cara lain yang belum sepenuhnya diperkembangkan sampai tahun 1930 an,
didasarkan pada pengertian rantai karbon yang pelik yang merupakan dinding selulosa yang
fundamental sel-sel tumbuhan di seluruh dunia nabati. Dengan bantuan teknologi tinggi Para
ilmiawan mulai menciptakan molekul buatan sebagai substitusi untuk sutera, wol, kapas
untuk pola-pola serat yang terlentang panjang dan tipis, untuk rantai molekul karet yang besar
dan berlingkar-lingkar. Kemampuan dasar yang baru untuk menyusun kembali benda
menjadi segala bentuk dan penggunaan itulah yang menyebabkan sangat sukar untuk
membuat kalkulasi mengenai kemungkinan kekurangan persediaan bahan tertentu di dunia.
Persamaan Tenaga
Ada bermacam-macam tenaga. Pada umumnya macam-macam tenaga itu dapat
dipertukarkan tukarkan. Jika salah satu diantaranya menjadi langka dan harganya mulai naik,
maka ada dorongan yang sangat besar pada teknologi untuk mempergunakannya secara lebih
menghemat atau pindah menggunakan sumber lain. Marilah kita periksa terlebih dahulu
sumber tenaga yang pada dasarnya dapat habis karena sumber itu berasal dari bahan bakar
fosil – batubara, minyak bumi dan gas alam – yang tersimpan di dalam bumi pada waktu
terjadi perubahan-perubahan besar geologi beribu-ribu juta tahun yang lalu. Dari ketiga bahan
itu cadangan gas bumi adalah yang paling sedikit. Minyak bumi juga termasuk dalam daftar
persediaan kurang. Lalu bahan apakah yang akan menggantikannya - untuk keperluan
transpor dan pembangkitan tenaga listrik? Jelas bahwa batubara nampaknya masih akan tetap
hidup kita pergunakan untuk jangka waktu yang cukup panjang. Cadangan batubara di dunia
ini lebih dari 5000 miliar ton.
Jenis tenaga apakah yang dapat kita terapkan yang tak begitu menimbulkan
pencemaran? Tenaga yang paling bersih dan paling aman sesungguhnya juga adalah salah
satu di antara tenaga yang paling tak dapat habis. Kincir angin dan kincir air adalah sumber
tenaga bukan manusia yang tertua yang telah dipergunakan oleh manusia, mengingat
demikian banyaknya angin dan air di dunia, kelihatannya aneh, teknologi baru belum
mengubah potensi penghasilan yang sangat besar ini menjadi persediaan yang dapat
dipergunakan. Di samping itu matahari sendiri yang berada di balik lapisan oksigen dan ozon
sehingga kita terlindung dari padanya, mencurahkan tenaganya yang tak terbayangkan
besarnya ke planet kita ini setiap hari, sepanjang tahun tak henti-hentinya. Kesulitan
mengenai konsep itu adalah bahwa manusia belum mendapatkan cara untuk secara langsung
mengambil siklus tenaga alam semesta dalam tingkat yang memadai.
Api Prometheus
Bagaimanakah prospek penggunaan tenaga nuklir secara damai? 1 jenis sekarang
sudah ada, dua yang lain masih dalam tahap perencanaan. Generasi instalasi atom dewasa ini
menggunakan proses yang sama seperti bom atom yang pertama – tenaga yang dibebaskan
waktu pembelahan atom. Jika hal ini terjadi, ekonomi tenaga nuklir itu akan berubah
sedemikian rupa, sehingga untuk mengertinya saja masih terlampau sulit. masalah utama
yang bersangkutan dengan bahan bakar nuklir itu adalah soal mudah atau sukarnya diperoleh,
bukan soal biaya.
Kemungkinan yang fantastis akan Tersedianya bahan bakar untuk reaktor pembiak
itulah – kalau berhasil diperkembangkan – yang agak mengurangi minat ekonomi
kemungkinan ketiga, yaitu produksi tenaga dengan peleburan nuklir. Namun kesulitan teknis
yang masih harus diatasi bukan Alang kepalang besarnya. Sebelum inti itu terlepas, plasma
itu harus dipanasi sampai pada suhu yang kritis terlebih dahulu – suhu terendah yang sampai
sekarang berhasil baik adalah 45.000.000 oC. Plasma itu juga harus cukup padat untuk dapat
menghasilkan reaksi berantai. Itulah sistem-sistem nya. Apakah keuntungannya? dalam
beberapa hal, reaktor pembelahan yang sekarang ini sebagian besar adalah sistem ringan
dengan pendinginan air, kurang menimbulkan pencemaran daripada Pusat Tenaga yang
menggunakan bahan bakar fosil yang sangat mencemarkan lingkungan. Apakah bahayanya?
Baik reaktor pembelahan maupun reaktor pembiak menghasilkan pencemaran panas yang
tinggi. Dalam hal ini reaktor itu tidak lebih menguntungkan daripada instalasi konvensional.
Reaktor reaktor pembelahan dan pembiakan itu menimbulkan permasalahan radioaktivitas -
baik dalam air keuangan maupun dalam risiko.
Beberapa jenis unsur radioaktif yang terlepas memang pendek saja umurnya barang
sehari atau dua hari. Tetapi ada juga yang dapat bertahan sampai 100 tahun, bahkan ada juga
yang lebih dari 1000 tahun. Jumlah radiasi yang boleh diterima oleh para pekerja di dalam
industri nuklir diperiksa dengan teliti, dan sejak tahun 1928 Komisi Perlindungan radiologi
internasional (International commission for radiological protection) telah menetapkan standar
keamanan yang makin lama makin keras.
Kalau penduduk dunia yang masih akan datang kelak akan diberi pangan dan
perumahan yang lebih layak, kalau 10-15 miliar yang masih akan lahir sebelum penduduk
dunia menjadi stabil jumlahnya akan diberi sekedar konsumsi minimal yang tak dapat
dikurangi lagi, maka sumber tenaga baru harus diketemukan, dan pada waktu ini, satu-
satunya teknologi yang kelihatannya akan dapat mencukupi kebutuhan itu adalah tenaga
atom.
Siapa Menanggung Biaya?
Dapat dipastikan bahwa jenis pengeluaran negara yang diperlukan untuk mengakhiri
pencemaran yang paling jelek dari kemelaratan kekotaan, untuk membangun instalasi
pemurnian yang diperlukan untuk melenyapkan sampah dan kotoran – terutama sampah
radioaktif - untuk meningkatkan mutu pemandangan alam yang terganggu dan rusak, untuk
mendapatkan tanaman dan tempat rekreasi, semuanya itu akan menaikkan pengeluaran
negara yang sangat tinggi yang terutama akan diambil dari perpajakan.
Situasi ini mendorong setiap orang memberikan tanggapan yang berbeda-beda. ada
yang berpendapat, satu-satunya jalan untuk menghadapi masalah peremajaan lingkungan
hidup adalah dengan jalan melambatkan laju pertumbuhan ekonomi yang mengandung unsur-
unsur yang sangat tak rasional. Kalau kita dapat menghilangkan kekanan atas lingkungan itu
dengan jalan mengurangi nafsu untuk mengejar-ngejar barang konsumsi, dengan mengurangi
Obsesi untuk menciptakan inovasi dan peralatan, dengan mengurangi penggunaan tenaga,
maka masalah lingkungan hidup kita dengan sendirinya juga akan berkurang – semata-mata
karena berkurangnya kemampuan untuk terus-menerus menghambur-hamburkan uang itu,
juga akan mengurangi pengangguran segala macam pencemar.
Sebaliknya ada juga yang berpendapat bahwa hakikat sistem itu adalah inovasi,
dorongan untuk memperoleh kelebihan, harapan untuk memperoleh keuntungan segera
sesudah berhasil, pencarian alat yang lebih baik. Selanjutnya kita harus ingat juga bahwa
jenis-jenis inovasi yang diperlukan untuk menangani pencemaran dan pembuangan sampah
secara lebih baik itu juga memiliki potensi untuk menumbuhkan industri dan menciptakan
lapangan kerja.
Standar Mutu
Soal mutu kehidupan itu adalah soal yang pasti dapat dikombinasikan dengan konsep
pertumbuhan, asal kita berpandangan luas mengenai barang-barang yang kita bersedia
membayarnya. Pertumbuhan ekonomi dan tata lingkungan tidak usah harus bertentangan.
Jika jumlah penduduk menjadi stabil, ketidakadilan sosial diperbaiki, kotoran dikenakan
pungutan biaya, teknologi baru yang tak menimbulkan pencemaran mulai berkembang,
tekanan persenjataan, dan warga masyarakat dapat dibujuk – dengan pendidikan dan contoh –
untuk memperluas ragam kesenangan non konsumtif, maka masyarakat masih dapat terus
“tumbuh”, dan disamping itu juga masih tetap memelihara dan menyempurnakan lingkungan
hidup.
Di dalam bagian dunia yang sudah maju memang ada alasan untuk menaruh harapan.
Pertama-tama, argumen untuk lebih mempertinggi kekanan dan perawatan jauh lebih kuat
daripada yang sudah-sudah. Kedua, kelihatannya berbagai golongan di dalam masyarakat
yang punya minat terhadap lingkungan hidup yang lebih baik agak kurang terpecah-belah
lagi. Pada dasarnya, barangkali hal itu disebabkan oleh munculnya ilmu pengetahuan baru
mengenai lingkungan hidup. Minat dan dorongan keilmuan manusia, terutama di kalangan
orang muda, mulai kelihatan bergerak dari kejayaan ilmu ilmu fisika dan teknik ke usaha
yang memerlukan kesabaran yang luar biasa untuk memecahkan soal keseimbangan yang
sangat halus, struktur benda hidup yang sangat mesra dalam ekosistem yang sangat
kompleks, ringkih, dan saling tergantung.
BAGIAN EMPAT: NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
10. Profil Perkembangan
Warisan Yang Tak Menyenangkan
80% bangsa-bangsa yang ada pada, atau di bawah, tingkat ini punya pendapatan
tahunan kurang dari 250 dolar per kapita. Angka tersebut merupakan petunjuk yang lebih
tegas untuk memahami kenyataan yang muram kemelaratan perseorangan bagi penduduk dan
kekurangan sumber daya bagi pemerintah di negara-negara berkembang. Pajak yang juga
merupakan sumber dana yang penting untuk investasi, Kesejahteraan Rakyat, dan kesenangan
hidup hanya setengah pemasukan di negara-negara maju.
Semuanya itu adalah abstraksi statistik kekurangan sumber daya yang ekstrem, baik
swasta maupun pemerintah, untuk konsumsi dan investasi. Profil itu memberi kita bukti jenis
tekanan yang lain. Misalnya hampir 60% dari penduduk masih bekerja di bidang pertanian,
dimana produktivitas sampai beberapa tahun yang lalu pada umumnya tidak begitu tinggi.
Akhirnya, pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang itu yang rata-rata 2, 5%
setahun adalah satu setengah Sampai 2 kali lebih besar daripada di negara-negara maju atau
selama masa perkembangan negara-negara itu dalam abad ke-19.
Karena itu tidaklah sukar untuk memahami dikasih pemerintah di negara berkembang
untuk melepaskan rakyat dari jerat kemelaratan yang jauh lebih hebat daripada yang pernah
dihayati oleh negara lain pada masa dahulu. Setiap halangan biasanya memperhebat rintangan
yang berikutnya. Seperti halnya di negara-negara maju, di negara berkembang pencarian serta
akibat-akibat satu-satunya jalan keluar dari kemelaratan produktivitas yang besar, “ Lebih
banyak lebih murah”, juga ada impactnya terhadap lingkungan hidup.
Pertama-tama, urgensi yang mendorong pertumbuhan ekonomi itu pada umumnya
lebih besar Karena tekanan penduduk atau hebatnya kemelaratan. Kedua, bahaya ekologi
berlainan dan dalam ekspansi hasil pertanian yang pesat itu mungkin lebih merusak, karena
tanah dan iklim di kawasan tropis itu tidak begitu Pemurah dan karena pengetahuan kita
tentang struktur dan kemungkinan reaksi dari tanah dan iklim itu baru sedikit sekali. Ketiga,
ekonomi ekstern sedikit berlainan. di banyak negeri, terutama yang industrialisasinya belum
lagi mulai, pencemaran fisik yang sungguh-sungguh - udara dan air yang terlalu sarat dengan
sampah dan kotoran – belum terlalu serius. Di satu pihak, pembangunan ekonomi untuk
memuaskan aspirasi rakyat - khususnya segera sesudah zaman kolonial – adalah soal
terpenting bagi kepemimpinan politik yang efektif dan identitas nasional
Tekanan Penduduk
Dalam abad ini meningkatnya hasil pemberantasan epidemi yang besar-besar -
penyakit kuning, cacar, pes,dan lebih-lebih sejak perang dunia ke-2, malaria – telah
menyebabkan turunnya angka kematian di seluruh planet termasuk di negara-negara yang
aspek-aspeknya yang lain belum mengalami transformasi dengan kecepatan yang seimbang.
Baju kenaikan penduduk pada umumnya lebih dari dua setengah persen setahun bukan saja
tanpa presiden di dalam sejarah umat manusia, tetapi juga mengisyaratkan kenaikan yang
lebih lanjut lagi yang tak terbayangkan. Setiap generasi yang bertambah besar meninggalkan
landasan yang lebih luas bagi perluasan yang berikutnya.
Dengan demikian tingkat di mana laju pertumbuhan produk itu akan menurun dan
mulai menjadi stabil adalah masalah yang penting bagi seluruh warga dunia dalam abad yang
akan datang. dalam teori, tak ada alasan yang pasti Mengapa suatu penduduk dunia yang
stabil jumlahnya tak dapat dicapai dengan cara-cara yang tak begitu kejam. Faktor utama
yang menyebabkan kemerosotan angka kematian sampai 50% dalam abad yang lalu adalah
semata-mata karena lebih banyak bayi yang lahir dapat terus hidup.
Karena itu, soal yang kritis dalam menurunkan laju pertumbuhan penduduk di dunia
dewasa ini – yang tak dapat terus dipertahankan lebih lama lagi - menyangkut dua faktor
yang sama pentingnya. Yang pertama adalah faktor baru – kebijaksanaan pemerintah yang
dengan kuat menganjurkan keluarga yang lebih kecil. Yang kedua adalah cara penyelesaian
yang lebih tua tetapi sudah cukup berhasil - perubahan seluruh konteks kehidupan penduduk
ke kebiasaan yang lebih modern dalam bidang pendidikan tinggi, emansipasi kaum wanita,
industrialisasi yang cepat, produksi pertanian modern dan kehidupan kota.
11. Kebijaksanaan Pertumbuhan
Revolusi Hijau
Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian ( Food and Agricultural Organization) telah
menaksir bahwa 300 juta orang anak di negara berkembang mengalami “pertumbuhan fisik
yang sangat terbelakang”. Sesuai sensus penduduk yang meliputi seluruh dunia muncullah
kenyataan yang menakutkan antara tahun 1960 dengan 1965, yaitu bahwa sementara
penduduk bertambah dengan 11,5%, penyediaan pangan di negara-negara berkembang hanya
naik 6,9%. Pada tahun 1967 telah terjadi kemajuan besar dalam produktivitas pertanian, yaitu
Apa yang disebut revolusi hijau. Penelitian yang 20 tahun lamanya telah berhasil
menghasilkan jenis padi dan gandum yang baru, yang diperoleh dengan seleksi yang sama
bibit hasil persilangan, dan yang dengan aman dapat menyerap nitrogen sampai hampir 1,5
kuintal setiap hektar.
Tetapi dengan Revolusi Hijau itu negara berkembang akan berhadapan dengan
masalah lingkungan hidup yang khusus. Sampai beberapa dasawarsa yang lalu bolehlah
dikatakan, penelitian itu terpusat pada masalah yang ditimbulkan oleh bahan makanan yang
di tanam di negara-negara maju atau pada bahan mentah pertanian yang mereka impor – kopi,
teh, coklat, rami dan guni. Karena itu sebagian besar penelitian yang sangat diperlukan
sekarang ini adalah mengenai penyediaan pangan yang ditanam dengan cara-cara yang bukan
tradisional di tanah dan iklim kawasan tropis dan subtropis, yang berlainan sekali dari
kawasan beriklim sedang
Prioritas pertama adalah masalah penyediaan air secara teratur. Adalah suatu hal yang
sia-sia belaka menanamkan modal dalam seluruh sarana Revolusi Hijau, apabila seluruh input
yang mahal itu hilang percuma karena hujan tak kunjung datang pada waktunya. Kekurangan
pengetahuan kita mengenai lingkungan itu dapat digambarkan dari aspek lain revolusi hijau.
Kita anggap saja sudah ada air yang cukup banyak untuk kemajuan yang besar dalam
penggunaan jenis hibrid baru. Tetapi jenis gandum dan padi yang baru itu telah dihasilkan
dengan berhati-hati, terutama untuk memperoleh panen yang maksimum dengan Penggunaan
pupuk yang banyak, bersama dengan daya tahan yang besar terhadap Kebanyakan penyakit
yang tersebar luas.
Sawah-Ladang dan Lapangan Kerja
Salah satu unsur dalam tanggapan seimbang Yang benar terhadap masalah revolusi
hijau menyangkut penggunaan apa yang di sebagian besar Asia dan negara-negara sedang
berkembang lainnya merupakan sumber daya yang paling banyak yaitu tenaga manusia. Itu
bukanlah semata-mata soal mengurangi pengangguran dan setengah pengangguran akan
tetapi adalah masalah penggunaan tenaga manusia itu sedemikian rupa, sehingga dapat
dimanfaatkan secara ekologi dan tidak begitu merupakan beban terhadap lingkungan hidup.
Tenaga manusia diperlukan untuk melakukan penanaman kembali pohon pohonan khususnya
jika kerusakan telah terjadi di daerah aliran sungai yang peka, di mana telah dibangun
bendungan-bendungan.
Mereka juga dapat dipekerjakan untuk mencangkul di lereng lereng yang curam
menjadi petak-petak berteras, sehingga dapat ditanami. Pengerahan tenaga pedesaan juga
dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan aspek-aspek lain keseimbangan ekologi dalam
pertanian. akan tetapi, Meskipun banyak memberi harapan, revolusi hijau itu tidak selamanya
menyebabkan penggunaan sumber daya manusia we dan alami secara seimbang dan dari segi
ekologi memuaskan.
Dalam hal ini, ketidakseimbangan yang terjadi di daerah pertanian itu mulai
menimbulkan ketidakstabilan yang lebih luas. Kalau orang-orang yang telah kehilangan tanah
itu tidak dapat bekerja lagi di sawah ladang, kalau tenaganya tidak pagi dipergunakan secara
produktif untuk menaikkan produksi pangan, untuk membersihkan parit parit pengairan,
meratakan tanah, menanami kembali lereng liring di areal aliran, maka di manakah mereka
itu dapat ditampung? Semua jawaban yang menyangkut unsur keseimbangan ekologi yang
harus sungguh-sungguh. Pertama, revolusi hijau itu harus bergerak maju dalam suatu
kerangka sosial yaitu dalam rangka land reform dan partisipasi rakyat yang menyediakan
lapangan kerja yang maksimum dan distribusi keuntungan yang optimum produktivitas baru
itu. Kemudian kerangka keahlian itu perlu berakar dalam dalam pada keadaan real
lingkungan yang terdiri atas tanah, iklim dan berbagai macam tanaman setempat serta
memperhatikan semua pengeta;huan tradisional yang telah di kembangkan oleh pertanian
praktis selama beribu-ribu tahun.
Industri: Lapangan Kerja dan Pencemaran
Jika kita menengok ke sektor industri, pertumbuhan dan modernisasi negara-negara
berkembang dalam 30 tahun belakangan ini adalah lebih cepat daripada tahap perkembangan
serupa yang terjadi di dunia Atlantik pada awal abad ke-19. Laju pertumbuhan rata-rata 5%
telah dicapai selama akhir tahun tahun 50-an dan 60-an, padahal di Eropa rata-rata hanya 3%.
Kesulitan-kesulitan ini - penyediaan modal yang tak memadai, baik yang ekstern
maupun yang intern, perdagangan yang terus menanjak, dan tekanan pada kota-kota besar -
pada akhirnya dan dalam waktu yang pendek akan menyangkut disekonomi ekstern tekanan
sosial yang meningkat. Pertanyaan yang selalu dihadapi oleh negara berkembang pada waktu
menelaah soal soal penggunaan sumber-sumber daya, pencemaran, dan pemukiman manusia
adalah sampai seberapa jauh semuanya itu dapat ditumpangkan di atas situasi sosial dan
ekonomi yang sudah sangat goyah, di mana usaha yang lebih keras untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nampaknya bahkan makin menjelekkan seluruh situasi.
Salah satu kekurangan yang menyolok di banyak negara berkembang adalah air.
Kebutuhan yang terakhir ini lebih-lebih lagi mendesaknya karena pencemaran yang
mengerikan seperti pada zaman industrialisasi awal itu, mulai kelihatan di kota besar yang
tradisional di negara-negara berkembang. Kota Kanpur di India, dengan industri tekstil nya
yang sudah ada sejak lama, sangat menyerupai Manchester pada tahun 1860, tetapi
penduduknya sudah 6 kali lebih besar dan kotoran industrinya ditaksir sama dengan kotoran
suatu kota yang berpenduduk 1,5 juta orang.
Pengerahan Sumber-Sumber Daya
Kita mulai dengan pemerintahan nasional dan berbagai kemungkinan tindakan yang
dapat mereka ambil. dalam penggunaan sumber daya, mereka itu menghadapi tiga macam
kesulitan. Yang pertama ialah karena mereka sama sekali tidak mengetahui apa yang mereka
miliki. Program pembangunan PBB (United Nation Development Program) sejarah khusus
dalam menekankan betapa perlunya menyusun inventaris Sumber daya itu.
Yang kedua adalah sampai seberapa jauh cagar alam dan suaka margasatwa yang
dipelihara dan dirawat dengan baik dapat memberikan penghasilan devisa yang besar dengan
meningkatkan kepariwisataan. Setiap negara berkembang punya tempat-tempat yang cantik
dan indah Agung, serta jenis-jenis kehidupan yang unik untuk dipelihara baik untuk
berekreasi warga masyarakat sendiri maupun untuk dinikmati seluruh penduduk dunia yang
makin lama makin muda bepergian.
Bahkan di mana inventarisasi itu telah diadakan, pemerintah di negara berkembang
masih harus menghadapi masalah kedua, yaitu nilai relatif masing-masing sumber daya. Bijih
logam yang pada tingkat harga atau penggunaan tertentu Tidak berharga sama sekali,
mungkin menjadi tak ternilai harganya pada tingkat lain. Kesulitan lain adalah kenyataan
bahwa untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan bahan mentah itu mereka masih terus
bergantung pada besaran yang telah maju. Untuk mengimbangi hal itu beberapa produsen
telah mulai mengadakan perjanjian dengan konsumen konsumen terbesar dengan maksud
untuk menetapkan harga dan penyediaan.
Barangkali jalan yang paling pasti untuk mengurangi ketergantungan lama itu adalah
dengan sadar merenggutkan diri dari pola perdagangan tradisional dan mencari jalan
perkembangan sendiri. Tetapi bagi negeri yang tidak seluas dan tidak sekaya Amerika
Serikat, Uni Soviet atau Cina, barangkali hal itu tidak mungkin.
12. Masalah Pemukiman
Keharusan yang pertama ialah menyebabkan ketegangan kota-kota besar. Di sinilah di
pusat-pusat kota dengan penduduk lebih dari 2 juta orang, yang di negara berkembang makin
lama makin banyak, kita jumpai lingkungan hidup yang paling buruk di dunia. Dalam
menghadapi pencemaran dan penderitaan sedemikian hebatnya itu, pemerintah barangkali
mau Menyerah saja dan menghentikan segala usaha. Tetapi sesungguhnya ada berbagai
kebijaksanaan yang saling membantu dan saling memperkuat yang dapat dilaksanakan,
asalkan diambil satu langkah pendahuluan.
Karena itu Prinsip utama adalah kebijaksanaan untuk mengatur penggunaan tanah,
untuk membeli atau mengontrol tanah di kota, dan untuk mencegah atau memungut untuk
keperluan umum Keuntungan yang diperoleh dari spekulasi harga tanah yang meningkat.
Tanpa kebijaksanaan Serupa itu, sama sekali tak nampak adanya jalan yang menunjukkan
memungkinkan megalopolis yang sedang berkembang itu akan makin bertambah baik bagi
sebagian besar penduduknya.
Hubungan antara modernisasi pertanian dengan pembangunan regional, industri, dan
kota adalah sangat jelas. Dan kedua aspek itu memang saling bergantung. Selama 2
dasawarsa yang akan datang revolusi hijau mungkin akan memodernisasi Input ke dalam
bidang pertanian. Apa yang diperlukan adalah sebuah kota regional sebagai pusat jual beli
borongan dan pelayanan. Disamping itu, operasi kredit memerlukan bank-bank regional.
13. Biosfer Milik Bersama
Udara dan Iklim
Radiasi surya yang masuk, bersama dengan penyerapan kembali oleh bumi panas
yang dipancarkan oleh bumi itu sendiri, kira-kira sama dengan jumlah radiasi yang tertahan
dalam perjalanan dari matahari atau dipantulkan dari awan dan permukaan bumi kembali ke
angkasa. Di daerah tropis lebih banyak panas terserap daripada di kawasan kutub yang sangat
reflektif. Panas yang membangkitkan dibangkitkan di khatulistiwa cenderung mengalir ke
kutub, sedangkan udara yang lebih dingin dari kutub mengalir kembali ke khatulistiwa.
Sekarang ini kita agaknya berada pada ujung zaman es yang terakhir – zaman es
pleistosen, yang berlangsung selama sejuta tahun dan menimbulkan lapisan es yang kekal di
Laut Tengah. Kini situ sudah mulai mundur kembali, tetapi masih belum kembali ke keadaan
normal yang sungguh-sungguh. Akan tetapi, begitu besarnya efek lapisan lapisan es pada
iklim dunia sehingga keadaan “normal” itu sebagian massa tanah akan terbenam di bawah air,
dan sebagian yang lain akan tak terhingga panasnya
Kita berhadapan dengan fase lain kehidupan planet kita: ringkihnya keseimbangan
yang memungkinkan kelangsungan hidup dunia alami seperti yang kita kenal selama ini.
Yang menyangkut iklim, radiasi Surya, pemancaran panas bumi, pengaruh lautan yang
universal, dan impak situ semuanya adalah terlalu besar dan luas di luar pengaruh langsung
manusia. Diantara berbagai kegiatan manusia teknologi, ada tiga titik tumpu Serupa itu yang
kelihatannya cukup serius untuk membangkitkan kecemasan yang sungguh-sungguh. Yang
pertama tergantung pada peranan karbondioksida dalam mencegah panas radiasi bumi dan
memancarkannya kembali ke bumi – Apa yang disebut efek rumah kaca (greenhouse effect).
Penggundulan hutan secara berlebih-lebihan dapat mengurangi kecepatan
pengurangan kadar karbondioksida dalam atmosfer secara alami yang terjadi lewat proses
fotosintesa daun-daunan. Tetapi sebaliknya, apabila industrialisasi terus maju, jumlah karbon
dioksida yang jauh lebih besar akan terus-menerus memasuki atmosfer. Serangkaian bahaya
yang lain terjadi karena makin meningkatnya jumlah Debu, dan berbagai gas yang
kesemuanya bergabung dengan titik-titik uap air sehingga mengentalkan atmosfer dan
menambah lapisan awan yang menutup bumi.
Lautan
Menurut pendapat banyak ahli biologi lautan, lautan adalah bagian biosfer yang
paling terancam bencana. Air lautan adalah alat penyaring maha besar, dimana segala sampah
dan kotoran yang baik mineral maupun biologi dilarutkan, dibusukkan, dan dirubah menjadi
bahan-bahan pemberi kehidupan. Samudra adalah sumber Oksigen yang terpenting, yang
diproduksi oleh phytoplankton, bagi kepentingan semua jenis kehidupan di daratan, udara
dan laut.
Dari segi yang lebih bersifat keduniawian, lautan juga mutlak perlu bagi manusia.
Dengan segala macam akibatnya lautan memungkinkan arus perdagangan laut yang meliputi
seluruh dunia, yang sejak abad ke-15 dan dengan terus-menerus menjalin Planet kita ke
dalam satu sistem ekonomi. Dan lautan juga masih menghasilkan protein yang mutlak perlu
bagi penduduk dunia yang terus meningkat jumlahnya.
Kita semua cenderung menyangka bahwa begitu sungai yang tercemar itu sudah
menumpahkan air nya ke lautan terbuka, begitu kita buat saluran riol yang melemparkan air
liurnya cukup jauh dari daratan, maka segala sampah kuota dan Kuturan industri akan hilang
lenyap begitu saja di balik cakrawala yang membiru, seakan-akan kita Salurkan keluar dari
planet kita. Dalam konsepsi kelautan Serupa itu, agaknya kita lupa dunia ini bulat dan tanpa
ujung pangkal.
Perairan yang paling bermanfaat bagi manusia adalah yang paling cepat kena
pencemaran, yaitu lapisan yang terdekat dengan permukaan air dan kawasan pantai dan
Muara. Kebanyakan Plankton dan kehidupan lainnya yang tergantung pada fotosintesa,
terpusat di lapisan atas air laut yang tidak lebih dalam dari pada danau-danau yang besar.
Muara dan pantai hampir tanpa perkecualian, adalah tempat ikan bertelur – banyak diantara
ikan itu menempuh jarak jauh untuk kembali ke sungai asalnya pada waktu musim bertelur
datang. Perairan pantai bukan saja berguna untuk memperoleh makanan bagi manusia tetapi
juga merupakan tempat berbagai rekreasi.
14. Hidup Berdampingan di Teknosfir
Pada tahun 2000 jumlah manusia itu akan mencapai 3 miliar orang – yang berarti
telah dua kali lipat dalam jangka waktu 30 tahun. Untuk mengimbangi pertumbuhan itu dan
untuk sekedar menjamin kenaikan pendapatan diatas 100 dolar setahun bagi sebagian besar
penduduk, negara berkembang telah menetapkan 6% setahun sebagai sasaran pertumbuhan
ekonomi mereka. Laju pertumbuhan yang sangat bagus selama dasawarsa terakhir ini sampai
tingkat tertentu di peroleh karena adanya pinjaman dari luar negeri yang sangat besar
jumlahnya.
Tetapi berdasarkan bukti yang ada dewasa ini, kenyataannya adalah Baik dana
tambahan, kesempatan tambahan untuk mendapatkan latihan, maupun pasaran yang lebih
luas untuk perdagangan agaknya tidak ada. Oleh karena itu, merosotnya mutu kondisi
manusia di negara berkembang yang pasti akan terjadi sebagai akibat terlalu rendahnya laju
pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial mungkin akan menghambat dalam tahun 70-an
dan mencapai tingkat yang membahayakan pada tahun 1980-an.
Namun di dalam bidang lingkungan hidup ini sesungguhnya banyak sekali tindakan
yang mungkin dilaksanakan, kebijaksanaan yang sudah ada, pemugaran yang dapat
dilakukan, Sungai bersih mengalir jernih, matahari bersinar cemerlang di atas kota besar,
Samudra menyapu bersih pasir di pantai, dan tanaman menghijau subur di sawah ladang yang
tak tercemar.
15. Strategi untuk kelangsungan hidup
Kebutuhan akan pengetahuan
Ada tiga bidang yang jelas, di mana sudah dapat kita bayangkan arah yang harus
dituju oleh kebijaksanaan keplanetan kita. Ketiga bidang itu mengimbangi tiga macam
besarkan pemecah-belah yang maha kuat – ilmu pengetahuan, pasaran, bangsa – kekuatan
yang maha dahsyat kesulitan kita dewasa ini. Dan ketiganya itu menunjuk ke arah yang
berlawanan - ke pengetahuan yang lebih mendalam tetapi terpecah, mengenai kesatuan
lingkungan hidup kita, kerasa persahabatan yang baru dan bersama-sama memanfaatkan dan
menikmati Tata ekonomi dan tata politik kita yang berdaulat, kesetiaan yang lebih luas yang
melampaui kesediaan tradisional yang terbatas pada suku dan bangsa.
Langkah pertama yang harus diambil untuk merencanakan suatu strategi bagi planet
bumi adalah bahwa semua bangsa harus menerima tanggung jawab kolektif untuk lebih
banyak menemukan segala sesuatu tentang sistem alam dan bagaimana sistem itu dipengaruhi
oleh kegiatan manusia dan vice versa. Ini berarti jaring-jaring yang meliputi seluruh dunia,
yang memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman secara sistematis.
Penggunaan pengetahuan baru mengenai kesalingtergantungan sistem keplanetan
secara bersama-sama dan terbuka juga akan membantu kita perlahan-lahan mendekati soal-
soal yang bukan main pekanya – soal kedaulatan politik dan ekonomi yang memisah
misahkan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Kedaulatan dan Pengambilan Keputusan
Selama sekurang-kurangnya sahabat ini beberapa kebiasaan kerjasama telah diterima
oleh berbagai negara. Pertumbuhan persekutuan antar pemerintahan itu mendapatkan
pengungkapannya yang paling konkrit dalam wujud persatuan bangsa-bangsa beserta
berbagai badan yang berfungsi khusus dan Komisi regional yang bernaung di bawahnya. Di
luar PBB, terdapat juga pertumbuhan yang sejajar organisasi-organisasi internasional, baik
yang bersifat pemerintahan maupun bukan, terutama pada tingkat regional.
Ke dalam panggung pemerintahan nasional tertinggi dan lembaga-lembaga menengah
yang terus tumbuh itulah keharusan-keharusan lingkungan hidup yang baru telah masuk
dalam beberapa tahun yang terakhir ini. Sekarang Diwan dan Komisi lingkungan
bermunculan bagaikan jamur di musim hujan di seluruh dunia untuk mengkoordinasi
kegiatan berbagai Kementerian yang sampai kini masih terpisah-pisah. Beberapa negara telah
mengambil langkah yang lebih tegas untuk menyatukan kementerian-kementerian yang
tugasnya menyangkut masalah lingkungan hidup menjadi 1 Kementerian Lingkungan Hidup.
Kelangsungan Hidup Manusia
Juga mengenai hal ini tak ada satu bangsapun, bahkan tidak pula kelimpok bangsa,
dapat – apabila bertindak sendiri – menghindarkan diri dari tragedi semakin mendalamnya
perbedaan antara belahan utara yang kaya dengan belahan selatan yang melarat. Pada tingkat
kepentingan sendiri yang paling konkrit, kesadaran bahwa udara, tanah dan air di seluruh
planet ini ada di dalam satu sistem yang sepenuhnya bersambungan dan saling-tergantung
itulah yang mempermudah usaha untuk mencegah puncak kegilaan persenjataan nuklir.
Hubungan darah dan sejarah kita, kebudayaan dan hasil yang kita capai dan kita
miliki bersama, tradisi kita, kepercayaan kita, semuanya adalah berharga dan telah
memperkaya dunia ini keanekaragaman tingkat dan fungsi yang perlu bagi ekosistem yang
vital.

Anda mungkin juga menyukai