Anda di halaman 1dari 4

Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan perkembangan manusia.

Dalam kalangan
akademis, Peradaban sering diidentikan dengan “Kebudayaan”. Seringkali istilah ini digunakan untuk
merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks" yang mana dicirikan dalam praktik pertanian, hasil
karya dan pemukiman. Selain itu, Penelitian menunjukkan jika anggota-anggota sebuah peradaban
juga tersusun atas beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hierarki sosial.
Dalam kaitannya dengan Materi kali ini dan Bangsa Indonesia, Peradaban lahir dari prinsip agung
sebuah bangsa yang disepakati bersama berdasarkan identitas kebangsaannya. Dalam hal konteks
Indonesia, negara majemuk ini telah diperkuat oleh konsensus bernama Pancasila sebagai titik pijak
dalam kehidupan beragama, berbangsa, bernegara, dan sosial-masyarakat.
Kualitas sebuah peradaban sangat ditentukan oleh kemajuan dan kemunduran ilmu pengetahuan.
Jika sebuah bangsa peduli pada ilmu pengetahuan maka peradaban bangsa tersebut akan semakin
maju. Tapi bila suatu bangsa kurang memperhatikan ilmu pengetahuan. Maka peradaban bangsa
tersebut akan mengalami kemunduran. Dari beberapa literatur yang dapat saya pahami, Dewasa ini
Peradaban dapat berkembang maju yakni karena pendidikan dan kemajuan iptek. Iptek kepanjangan
dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingginya kualitas pendidikan dari suatu negara berpengaruh
terhadap majunya negara tersebut. Hancurnya suatu peradaban dapat terjadi karena adanya perang
yang berkepanjangan dan adanya rasa sombong yang berlebihan serta munculnya peradaban baru.
1. Maju-Mundurnya Sebuah Peradaban
 Kemajuan Peradaban :
Majunya peradaban manusia menurut saya sangat dipengaruhi oleh Perkembangan Pengetahuan
dan Teknologi. Pendapat saya ini diperkuat dimana oleh Alfin Toffler di dalam bukunya The Third
Wave [William Morrow & Company New York, 1980] yang mana menyatakan bahwa kemajuan
sebuah peradaban dibagi menjadi tiga gelombang peradaban manusia yakni :
a. Gelombang pertama, yang juga disebut gelombang pembaharuan, manusia menemukan dan
menerapkan teknologi pertanian. Dengan itu, manusia yang semula hidup berpindah-pindah
untuk mengumpulkan hasil hutan hasil hutan menjadi suka tinggal menetap di suat tempat
yang lalu disebut desa. Ciri gelombang ini adalah manusia menggunakan energi yang sudah
disediakan alam, seperti yang terdapat pada otot binatang, matahari, angin dan air, yang
semuanya dapat diperbaha-rui.
b. Gelombang kedua, yakni zaman revolusi industri yang ditandai beralihnya manausia ke
energi tak terbarukan, seperti minyak, batu bara dan gas. Selain itu, dalam masa ini telah
ditemukan mesin, diawali dengan mesin uap, yang tidak saja dapat menggantikan otot
manusia, tetapi juga dapat dipadukan menjadi pabrik yang lalu menghasilkan barang
produksi dan konsumen
c. Gelombang ketiga, yakni zaman informasi yang ditandai dengan suat peradaban yang di
dukung oleh kemajuan teknologi komunikasi dan juga pengolahan data, penerbangan dan
aplikasi angkasa luar, energi alternatif dan energi terbarukan serta rekayasa genetik dan
bioteknologi, dengan komputer dan mikroelektronika sebagai dasar teknologi intinya.
Jadi, Berdasarkan ketiga kategori tersebut dapat kita pahami dan simpulkan bahwa maju atau
modernnya suatu peradaban manusia sangat berhubungan dan berkorelasi dengan Pengetahuan
dan Teknologi. Teknologi yang tidak dapat mundur ke belakang, tetapi maju ke depan bersamaan
dengan peradaban manusia. Kemajuan peradaban dalam gelombang ketiga ini terlihat dengan
hadirnya internet [interconnected-networking] sebagai bagian revolusi teknologi manusia di akhir
abad ke XXI ini, yang mana terbentuknya konvergensi teknologi komputer dengan telekomunikasi
nyatanya telah berhasil melahirkan teknologi baru yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia.
 Kemunduran Peradaban
Berdasarkan beberapa literatur dan hasil telaah yang dapat saya pahami, semuanya sepakat jika
tidak ada teori tunggal mengenai mengapa kehancuran peradaban dapat terjadi. Namun
sejarawan, antropolog dan lain-lain telah mengusulkan berbagai penjelasan, mengapa sebuah
peadaban dapat mengalami kemunduran bahkan kehancuran antara lain:
a. Perubahan Iklim :
Ketika stabilitas iklim berubah, hasilnya bisa menjadi bencana, yang menimbulkan kegagalan
panen, kelaparan dan desertifikasi. Runtuhnya Anasazi, peradaban Tiwanaku, Akkadians,
Maya, Kekaisaran Romawi, dan banyak lainnya, semuanya bertepatan dengan perubahan
iklim yang tiba-tiba, biasanya kekeringan.
b. Degradasi Lingkungan :
Keruntuhan dapat terjadi ketika masyarakat melampaui daya dukung lingkungan mereka.
Teori keruntuhan ekologis ini, yang telah menjadi subjek buku-buku terlaris, menunjukkan
deforestasi berlebihan, polusi air, degradasi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati
sebagai penyebab yang memicunya.
c. Ketidaksetaraan Dan Oligarki :
Kekayaan dan ketidaksetaraan politik dapat menjadi pendorong utama disintegrasi sosial,
seperti halnya oligarki dan sentralisasi kekuasaan di antara para pemimpin. Ini tidak hanya
menyebabkan tekanan sosial, tetapi juga menghambat kemampuan masyarakat untuk
merespons masalah ekologi, sosial dan ekonomi.
d. Kompleksitas :
Ahli kehancuran dan sejarawan Joseph Tainter berpendapat bahwa masyarakat pada
akhirnya akan runtuh di bawah beban akumulasi kompleksitas dan birokrasinya sendiri.
e. Faktor Eksternal :
Dengan kata lain, "empat penunggang kuda", yaitu perang, bencana alam, kelaparan dan
wabah. Kekaisaran Aztec, misalnya, diakhiri oleh penjajah Spanyol. Kebanyakan negara
agraris awal lebih cepat berakhir karena wabah mematikan.
f. Ketidakberuntungan:
Analisis statistik tentang kekaisaran menunjukkan bahwa keruntuhan terjadi secara acak
tanpa tergantung usia. Ahli biologi evolusi dan ilmuwan data Indre Zliobaite dan rekan-
rekannya telah mengamati pola serupa dalam catatan evolusi spesies. Penjelasan umum dari
keacakan ini adalah "Efek Ratu Merah": jika spesies terus-menerus berjuang untuk bertahan
hidup dalam lingkungan yang berubah dengan banyak pesaing, kepunahan adalah
kemungkinan yang terus ada.
Jadi, berdasarkan ada literatur serta telaah yang dapat kita pahami diatas, dapat kita pahami
dan simpulkan bahwa banyak factor yang dapat membuat sebuah peradaban mengalami
kemunduran atau bahkan mengalami kehancuran. Mulai dari Faktor Alam dan Lingkungan
sekitar, Faktor Geo Politik, Sosial-Budaya Hingga Manusia itu sendiri. Sehingga dapat kita
pahami bahwa membangun sebuah peradaban memang tidak mudah atau gampang, namun
yang lebih sulit adalah bagaimana kita dapat mempertahankan sebuah Peradaban itu
sendiri.
2. Beberapa literatur yang saya temukan sepakat bahwa, Perkembangan peradaban terjadi dalam
kecepatan yang berbeda dalam setiap kontinen dikarenakan adanya perubahan yang merupakan
suatu proses yang dapat berjalan secara cepat ataupun lambat. Proses itu dapat terjadi pada hal
apapun di muka bumi ini, termasuk pada setiap masyarakat dan kebudayaan di dunia. Selain itu,
melalui proses yang berbeda - beda, dikarenakan adanya evolusi, revolusi akan mengakibatkan
hasil yang berbeda - beda pula pada setiap masyarakat di dunia ini. Manusia memiliki Peran
Penting dan bisa dikatakan memiliki Posisi Puncak dalam
membuat sebuah peradaban.
Peradaban memiliki keterkaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari manusia. Dimana
manusia itu melakukan kegiatan yang dapat menimbukan peradaban. Biasanya peradaban
diartikan sebagai sebuah budaya. Peran manusia dalam membangun peradaban yang dapat saya
rangkul dari berbagai referensi dan acuan antara lain :
a. Peran manusia dengan peradaban sangan kuat dimana keduanya saling berkaitan
dalam menciptakan suatu kehidupan.
b. Peran dimana manusia membentuk sebuah peradaban yang lebih baik, misal
menjadi seoranng pemimpin untuk merubahnya.
c. Peradaban ada karena adanya manusia yang menciptakan sebuah faktor yang
melaksanakan peradaban tersebut.
Jadi, Bisa kita pahami Bersama bahwa Kecepatan Perkembangan sebuah Peradaban sangat
dipegaruhi oleh Peran Manusia itu sendiri. Manusia menduduki Posisi Puncak untuk dapat
mengarahkan arah Peradaban, apakah akan berjalan maju ataukah sebaliknya. Namun perlu
diingat bahwa Peradaban di dunia akan terus berjalan maju kedepan. Sehingga setiap
Peradaban yang tidak dapat bertahan justru akan tergilas dan lenyap oleh Peradaban yang
lebih maju atau bahkan Peradaban baru yang dianggap lebih cocok.

Sumber Dan Referensi Acuan :


- Roger F. Filder, Mediamorphosis: Understanding New Media, Pine Forge Press, United Kingdom,
1977.
- Hikmahanto Juwana, Aspek Penting Pembentukan Hukum Teknologi Informasi di Indonesia, Bunga
Rampai Hukum Ekonomi dan Hukum Ekonomi Internasional, Lentera Hati, Jakarta, 2002.
- Franz Magnis-Suseno, Pijar-pijar Filsafat: dari Gatholoco ke Filsafat Perempuan, dari Adam Muller
ke Postmoderinisme, Kanisius, Yogyakarta, 2005

Anda mungkin juga menyukai