KE 14
PANCASILA DAN IPTEK
Instruksi:
Baca materi ini dan pahami isinya.
Kompetensi:
Mahasiswa memahami hakikat ilmu pengetahuan dan Pancasila sebagai landasan
kebijakan, landasan etika dan filter bagi pengembangan ilmu pengetahuan agar tidak
disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan yang merusak dan merugikan.
PETA
KONSEP
PERKEMBANGAN IIPTEK
PERKEMBANGAN IPTEK
Pendahuluan
Manusia sejak pertama kali penciptaannya telah diberikan anugrah oleh Tuhan yang
berupa akal. Dengan akal inilah manusia dapat mengembangkan akal pikirannya sehingga
melahirkan apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan tersebut
bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia dan juga untuk menciptakan kehidupan yang
beradab guna mencapai kesejahteraan umat manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan telah
memberikan banyak manfaat bagi kehidupan umat manusia. Misalnya dalam bidang kedokteran
maupun dibidang teknologi yang telah mengubah kehidupan manusia.
Dengan berjalannya waktu dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan juga telah
menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ketakutan yang dirasakan
oleh manusia akibat perkembangan ilmu pengetahuan ini disebabkan adanya kekhawatiran akan
adanya penyalahgunaannya oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.
Kekhawatiran dan ketakutan tersebut pada akhirnya terjadi juga dalam kenyataan kehidupan
umat manusia.
Teknologi sebagai anak Ilmu Pengetahuan
Sebagaimana diketahui bersama bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu
pesat khususnya ilmu tehnik melahirkan teknologi yang bisa membahayakan kehidupan umat
manusia. Misalnya teknologi nuklir yang jika disalahgunakan untuk digunakan menjadi senjata
(bom) nuklir akan dapat mengancam kehidupan umat manusia sebagai senjata pemusnah massal.
Terkait dengan penyimpangan terhadap ilmu pengetahuan tersebut, Daud Joesoef mengatakan
bahwa: dengan semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan ternyata, disamping meningkatkan
manfaat dan kebaikan, semakin banyak pula kerugian dan keburukannya. Daftar dari cacat-cacat
ilmu pengetahuan modern ini dapat dimulai dengan alat pembunuh yang telah dikutuk oleh
semua orang, yaitu bom nuklir, senjata kimia, dan lain-lain sampai artikel yang diperdebatkan
aspek moralitasnya, seperti bayi tabung, rekayasa genetik-sintetik, obat bius, dan lain-lain.
(Slamet Sutrisno,2006:114)
Selain hal diatas, perkembangan ilmu pengetahuan semakin mempercepat proses
globalisasi. Sebagai salah satu dampak langsung proses globalisasi tersebut adalah terciptanya
suatu suasana keterbukaan. Suasana keterbukaan yang membangkitkan persaingan yang kuat
antar negara. Kecepatan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah
membuat persaingan demikan tingginya sehingga hanya negara maju dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi sajalah yang dapat mengikuti perkembangan tersebut yang dapat
bertahan. Satu bangsa yang berkeinginan untuk bertahan dalam proses globalisasi ini serta
mempunyai kemampuan untuk berkembang, harus mampu untuk bersaing secara terbuka.
Perkembangan dan percepatan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini telah
memacu dinamika masyarakat dalam semua aspek kehidupan. Bagi masyarakat yang tidak siap
menghadapi perkembangan dan percepatan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
dikhawatirkan berdampak pada kehidupannya yaitu ketergantungan budaya, sosial politik,
ekonomi, keamanan, bahkan mungkin berpengaruh pada ideologi bangsa dan negara tersebut.
Perkembangan dan persaingan keterbukaan di bidang ilmu pengetahuan yang merupakan
tantangan bagi bangsa dan negara inilah yang seyogyanya harus dijawab dan diantisipasi oleh
seluruh komponen bangsa dan negara Indonesia. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin
pesat dan persaingan antar bangsa yang semakin ketat serta adanya dampak arus globalisasi yang
semakin meluas menuntut bangsa dan negara Indonesia untuk memanfaatkan, mengembangkan
dan menguasai ilmu pengetahuan (dan teknologi) secara lebih tepat, cepat dan cermat serta
bertanggung jawab agar mampu memacu pembangunan menuju tewujudnya masyarakat yang
mandiri, maju dan sejahtera.
Dalam rangka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan menghadapi
tantangan globalisasi, maka seluruh komponen bangsa dan negara Indonesia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya harus mengedepankan dan dilandasi oleh
nilai-nilai dan budaya yang terdapat didalam kehidupan bangsa Indonesia. Dengan demikian,
bangsa Indonesia harus memfungsikan Pancasila sebagai landasan moral bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan memfungsikan Pancasila sebagai landasan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan akan mampu menggunakannya
secara bertanggungjawab.
Penutup
Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil pemikiran dari founding father yang
digali dari nilai-nilai dan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sebagai suatu hasil pemikiran yang digali dari nilai-nilai dan kebudayaan Indonesia maka
Pancasila harus ditempatkan sebagai landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara disegala
bidang. Baik di bidang sosial, ekonomi, budaya, poltik, hukum maupun di bidang ilmu
pengetahuan dan tehnologi.
Dengan uraian yang sudah disebutkan, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan
harus dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila. Pengembangan ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh
nilai-nilai pancasila bertujuan untuk mewujudkan terlindunginya segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi serta
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu bahwa dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, Pancasila berfungsi sebagai filter bagi kemajuan ilmu
pengetahuan agar tidak menimbulkan kerusakan, kerugian maupun keburukan. Dalam arti bahwa
pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia agar tidak disalahgunakan oleh
pihak-pihak tertentu untuk tujuan yang merusak dan merugikan pihak-pihak lain.
Daftar Pustaka
Slamet Sutrisno, Filsafat dan Ideologi Pancasila, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila,
Jakarta, 2013.
Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern Dan
Post-Modern: Mencari “Visi Baru” atas “Realitas Baru” Pendidikan Kita, dalam
http://geldameristn07.blogspot.com/2009/05/paradigma-pendidikan-universal-di-era.html
diunduh pada tanggal 20 November 2013.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. Ketiga, Penerbit Universitas Indonesia
(UI Press), 1986.
Teguh Prasetyo, Hukum Dan Sistem Hukum Berdasarkan Pancasila, Media Perkasa,
Yogyakarta, 2013.
Soesanto Darmosoegondo, Falsafah Pancasila, Alumni, Bandung, 1975.
Noor Ms Bakry, Pendidikan Pancasila, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010.
Soejadi, Pancasila Sebagai Sumber Tertib Hukum Indonesia, Lukman Offset, Yogyakarta, 1999.
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Edisi Kesembilan, Paradigma, Yogyakarta, 2010.
Koento Wibisono Siswomihardjo, Pancasila Suatu Telaah Ideologik Dalam Perspektif 25 Tahun
Mendatang, Pusat Studi Pancasila Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1996.
Winarno, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi: Panduan Praktis Pembelajaran, Yuma
Pustaka, Surakarta, 2012.
M. Sastrapratedja, Pancasila Sebagai Orientasi Pembangunan Bangsa dan Pengembangan
Etika Ilmu Pengetahuan, Dalam Proceeding Simposium dan Sarasehan Pancasila Sebagai
Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, Kerjasama antara Universitas
Gadjah Mada, LIPI, Lemhanas, Yogyakarta, 2006.
Tim Dosen (2013),Pancasila: Materi Pengayaan Matakuliah Pancasila, Salatiga, Tisara
Grafika.